KOMPENSASI
Disusun oleh :
Kelompok 05
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................3
3.1 Kesimpulan............................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................31
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
Materi perkuliahan
5
untuk memnuhi satu atau lebih kebutuhan individual. Reward terdiri
dari dua jenis.
a. Kompensasi ekstrinsik, yaitu kompensasi yang memuaskan
dasar untuk suvival dan security, dan kebutuhan sosial
sebagai pengakuan. Pemuasan ini diperoleh dari faktor-
faktor yang ada di sekeliling para pegawai di sekitar
pekerjaannya. Misalnya, upah, pengawasan, co-worker, dan
keadaan kerja.
b. Kompensasi intrinsik, yaitu pemenuhan kebutuhan yang
lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, untuk kebanggaan,
penghargaan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang
dapat diperoleh dari berbagai faktor yang melekat dalam
pekerjaan itu, seperti tantangan pegawai atau kepentingan
suatu pekerjaan yang diberikan, tingkat variasi pekerjaan,
umpan balik, otoritas pengambilan keputusan dalam
pekerjaan, serta signifikan makna pekerjaan bagi berbagai
nilai sosial.
2. Asas kompensasi
a. Asas keadilan
6
kompensasi. Keadilan (equity) dalam konteks kompensasi finansial
adalah cara treatment fair pay untuk karyawan. Sebagaimana kita
lihat, organisasi dan individu melihat fairness dari beberapa
perspektif. Sementara itu, keadilan pekerja (employee equity) adalah
kondisi yang ada ketika individu yang melakukan pekerjaan serupa
untuk organisasi yang sama menerima bayaran menurut faktor unik
bagi karyawan, seperti level kinerja atau senioritas.
7
2.2 Jenis kompensasi
Secara umum dalam berbagai kepustakaan dijelaskan terdapat tiga
jenis kompensasi, yaitu kompensasi langsung, kompensasi tidak
langsung dan insentif. Kompensasi langsung adalah penghargaan atau
ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap
berdasarkan tenggang waktu yang ditetapkan organisasi. Umumnya,
adalah setiap bulan, meskipun ada juga orga nisasi khsusnya di sektor
swasta memberikannya dua kali dalam sebulan. Se mentara itu,
kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan/
manfaat bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang
atau barang, sedangkan insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang
diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya
tinggi, dan sifatnya tidak tetap atau sewaktuwaktu.
8
Berikut ini, diuraikan kompensasi menurut berbagai pakar. Menurut
Mulyadi (2004), kompensasi dapat digolongkan menurut dua kelompok,
yaitu Kompensasi Instrinsik, kompensasi berupa rasa puas diri yang di
peroleh pegawai yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Misalnya, dengan
penambahan tanggung jawab, pengayaan pekerjaan (job enrichment)
dan usaha lain yang meningkatkan harga diri pegawai, serta mendorong
pegawai untuk menjadi yang terbaik. Kompensasi Eksentrik, yakni
kompensasi yang diberikan kepada pegawai baik berupa kompensasi
finansial seperti gaji, honorarium dan bonus, kompensasi tidak langsung
seperti asuransi kecelakaan, honorarium liburan dan tunjangan masa
sakit serta penghargaan nonkeuangan berupa ruang kerja yang memiliki
lokasi istimewa, peralatan kantor yang istimewa, tempat parkir khusus,
gelar istimewa, dan sekretaris pribadi.
10
2.3 Fungsi dan tujuan kompensasi
Fungsi pemberian kompensasi menurut samsuddin (2006) sebagai
berikut:
1. Pengalokasian SDM secara efisien. Fungsi ini menunjukkan bahwa
pemberian kompensasi bagi pegawai yang berprestasi akan
mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih baik.
2. Penggunaan SDM secara lebih efektif dan efisien. Dengan
pemberian kompensasi kepada pegawai mengandung implikasi
bahwa pegawai akan menggunakan tenaga tersebut dengan seefisien
dan seefektif mungkin.
3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Artinya, sistem
pemberian kompensasi dapat membantu stabilitas pegawai dan
mendorong pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan.
Sementara itu, werther dan davis (1996) menjelaskan bahwa tujuan
pemberian kompensasi yang efektif dipengaruhi oleh delapan
faktor.
1. Memperoleh pegawai yang berkualifikasi. Kompensasi yang
cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik
kepada para pelamar
2. Mempertahankan pegawai yang ada. Pegawa yang dapat keluar
jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan
menimbulkan perputaran pegawai yang semakin tinggi.
3. Menjamin keadilan, manajemen kompensasi berupaya keras agar
keadilan internal dan eksternal terwujud.
4. Penghargaan terhadap perilaku yang dilakukan. Pembayaran
hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak
sebagai insentif untuk perilaku di masa depan.
5. Mengendalikan biaya, sistem kompensasi yang rasional
membangun organisasi memperoleh dan mempertahankan para
pegawai dengan biaya yang beralasan.
6. Mengikuti aturan hukum. Sistem kompensasi yang sehat
mempertimbangkan faktor faktor legal yang dikeluarkan
pemerintah dan menjami pemenuhan kebutuhan pegawai.
11
7. Memfasilitasi pengertian. Sistem kompensasi hendaknya dengan
mudah dipahami oleh spesialis SDM, manajemen operasi, dan
para pegawai.
8. Meningkatkan efisiensi administrasi. Program kompensasi
hendaknya dirancang untuk dikelola dengan efisien membuat
sistem informasi SDM optimal walaupun tujuan ini hendaknya
sebagai pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan
tujuan yang lain. Kompensasi haruslah memberikan dampak
positif baik bagi pegawai maupun bagi organisasi.
1. Analisis pekerjaan
Perlu disusun berdasarkan jabatan, uraian pekerjaan,standar
pekerjaan, yang terdapat dalam suatu organisasi.
2. Penilaian pekerjaan
Penilaian pekerjaan dikaitkan dengan keaadilan internal. Dalam
melakukan penilaian pekerjaan diusahakan tersusun secara berurutan
dengan peringkat pekerjaan, penetuan nilai untuk setiap pekerjaan,
susunan perbandingan dengan pekerjaan lain dengan organisasi dan
pemberian poin untuk setiap pekerjaan.
3. Survey dan berbagai sistem kompensasi
Dengan melakukan survey, berbagai sistem kompensasi yang
berlaku guna memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan
eksternal. Organisasi yang disurvey dapat berupa instansi
pemerintah yang secara fungsional berwenang mengurus
ketenagakerjaan, kamar dagang dan insudtri, organiisasi profesi,
serikat pekerja, organisasi pemakai pegawai lain dan organisasi
12
konsultan, terutama yang mengkhususkan diri dalam manajemen
SDM.
a. Sistem kompensasi.
14
Penjelasan mengenai sistem kompensasi ini telah dijelaskan pada
bagian sebe lumnya (lihat Bagian E). Inti dari sistem kompensasi
adalah menciptakan sua sana yang mampu menjaga rasa keadilan
dalam organisasi karena besaran nilai kompensasinya dapat bersaing
dengan organisasi sejenis. Untuk itu, para pe ngelola kompensasi
harus berusaha melakukan survei yang reguler di organisasi lain, dan
selalu melakukan penyesuaian secara reguler.
15
mengendalikan biaya sehingga selalu berhitung konsep
“untung rugi”.
Kekompetitifan dari benefit yang ditawarkan. Diskusi
tentang kekompe titifan benefit lebih besar gaungnya
daripada diskusi kekompetitifan gaji.
Strategi kompensasi total. Sesuai dengan tujuan utama
penyusunan kom pensasi, yaitu mengintegrasikan gaji,
insentif, dan benefit dalam satu paket, yang mendorong
pencapaian tujuan organisasional. Misalnya, benefit program
pensiun saja tidak berpengaruh banyak bagi kinerja
keseharian karena jauhnya jarak antara kinerja dan waktu
benefit yang diterima.
3. Komponen kompensasi
Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang
paling penting bagi organisasi maupun pegawai. Program ini akan
memberikan gambaran sejauh mana organisasi berkepentingan terhadap
pegawai dan seberapa besar kontribusi pegawai terhadap organisasi.
Setidaknya, terdapat dua komponen penting dalam program pemberian
kompensasi yang perlu diperhatikan, antara lain (a) Organisasi
Administrasi Pemberian Kompensasi (b) Metode Pemberian
Kompensasi. Dalam pemberian kompensasi dapat digunakan beberapa
metode seperti ter lihat dibawah ini.
Metode tunggal
Metode tunggal ialah metode penetapan gaji pokok yang hanya
didasarkan atas ijazah terakhir atau pendidikan formal terakhir yang
ditempuh pegawai. Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok sseorang
hanya ditetapkan atas ijazah terakhir yang dijadikan standarnya.
Metode jamak
Metode jamak adalah metode dalam pemberian gaji pokok
berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijazah, sifat
pekerjaan, pendidikan informal, serta pengalaman yang dimiliki. .
Berikut ini tiga cara pemberian kompensasi menurut metode jamak.
1. Pemberian kompensasi berdasarkan jangka waktu
16
Dalam sistem waktu, besaran kompensasi ditetapkan
berdasarkan standar waktu, seperti jam, hari, minggu, atau
bulan. Dalam sistem waktu ini, administrasi pengupahan
relatif mudah karena dapat diterapkan pada semua pegawai.
baik pegawai tetap maupun pegawai harian. Biasanya, sistem
ini diterapkan jika kinerja sulit diukur per unitnya, dan bagi
pegawai tetap, kompensasinya dibayar atas sistem waktu
secara periodik setiap bulannya. Besarnya kompensasi hanya
didasarkan pada lamanya waktu bekerja, bukan berdasarkan
kinerjanya.
2. Pembayaran kompensasi berdasarkan satuan produksi
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi ditetapkan atas
kesatuan unit yang dihasilkan pegawai, seperti per potong,
meter, liter, dan kilogram. Dalam sistem ini, besarnya
kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan pada banyaknya
hasil yang diberikan, bukan pada lamanya waktu pengerjaan.
Sistem ini tidak dapat diterapkan kepada pegawai tetap dan
jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik, seperti
bagi pegawai administrasi. Sistem ini memberikan
kesempatan pada pegawai yang bekerja bersungguh-
sungguh, serta berkinerja baik untuk memperoleh balas jasa
yang lebih besar.
3. Pemberian kompensasi berdasarkan Borongan
Sistem borongan adalah cara pengupahan yang penetapan
besarnya kompensasi didasarkan atas volume pekerjaan dan
lamanya pekerjaan dilakukan. Penetapan besarnya
kompensasi berdasarkan sistem borongan ini cukup rumit,
seperti lama mengerjakannya, serta berapa banyak alat yang
diperlukan untuk menyelesaikannya. Dalam sistem ini,
pegawai bisa mendapatkan kompesasi besar atau kecil
tergantung pada kecermatan kalkulasi mereka atas pekerjaan.
17
4. Waktu pembayaran kompensasi
Waktu pembayaran kompensasi maksudnya adalah kompensasi
harus dibayar tepat pada waktunya, jangan sampai terjadi penundaan
supaya kepercayaan pegawai terhadap organisasi semakin tinggi,
ketenangan, dan konsentrasi kerja pegawai juga menjadi lebih baik.
Apabila pembayaran kompensasi tidak tepat waktu, maka disiplin,
moral, dan semangat kerja pegawai akan menurun, bahkan turn over
pegawai akan semakin tinggi.
18
mampu memberikan kompensasi yang tinggi, tetapi tidak semua
organisasi bersedia memberikan kompensasi yang tinggi.
d. Suplai dan permintaan tenaga kerja
Banyak/sedikitnya tenaga kerja di pasar kerja akan mempengaruhi
sistem pemberian kompensasi. Bagi pegawai yang tidak memiliki
kemampuan dan keterampilan di atas rata- rata tenaga kerja pada
umumnya, akan diberikan kompensasi yang lebih murah.
e. Serikat Pekerja
Serikat pekerja, serikat pegawai, atau serikat buruh, akan
mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi. Serikat pekerja
biasanya memperjuangkan anggotanya untuk memper- oleh
kompensasi yang adil, layak, serta wajar.
f. Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku
Undang-undang dan Peraturan mengenai ketenagakerjaan saat ini
mendapat sorotan tajam karena kebijakan tersebut bersentuhan
langsung dengan pegawai sebagai salah satu bagian terpenting
dalam organisasi, yang membutuhkan perlindungan.
19
serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka
tingkat kompensasi relatif kecil.
d. Produktivitas kerja pegawai.
Apabila produktivitas pegawai baik dan hasilnya banyak
maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya, kalau
produk tivitas kerjanya buruk, serta hasilnya sedikit maka
kompensasinya kecil.
e. Pemerintah dengan Undangundang dan Keppres.
Pemerintah dengan UndangUndang dan Keppres
menetapkan besarnya Upah Minimum Regional (UMR).
Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha
tidak sewenangwenang menetapkan besarnya kompensasi
bagi pegawai.
f. Biaya hidup.
Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kom
pensasi semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup
di daerah itu rendah maka tingkat kompensasi relatif kecil.
g. Posisi dan jabatan pegawai.
Pegawai yang menduduki jabatan lebih tinggi akan
menerima kompensasi lebih besar. Sebaliknya, pegawai yang
men duduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh
kompensasi yang kecil.
h. Pendidikan dan pengalaman kerja.
Pendidikan lebih tinggi dan penga laman kerja lebih lama
maka kompensasi akan semakin besar karena ke cakapan,
serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, pegawai yang
berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang
maka tingkat kompensasinya kecil.
i. Kondisi perekonomian nasional.
Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom)
maka tingkat kompensasi akan semakin besar karena akan
mendekati kondisi full employment. Sebaliknya, apabila
kondisi per ekonomian kurang maju (depresi) maka tingkat
upah rendah karena ter dapat banyak pengangguran
(unemployed).
20
j. Jenis dan sifat pekerjaan.
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai
risiko (finansial, keselamatan) yang besar maka tingkat kom
pensasi semakin besar karena membutuhkan kecakapan,
serta ketelitian untuk mengerjakannya.
21
c. Diana dan Setiawati (2011) menyatakan bahwa upah diberikan
atas dasar kinerja harian, biasanya praktik ini ditemukan pada pabrik.
Upah adakalanya juga didasarkan pada unit kerja yang
dihasilkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa upah merupakan
kompen sasi yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau
jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh pegawai. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi sudah pasti
terkait dengan gaji, atau upah. Sementara itu, gaji dan upah belum
tentu kompensasi, artinya kompensasi pasti lebih luas dari gaji dan
upah, sedangkan gaji dan upah adalah bagian dari kompensasi. Selain
kedua dimensi tersebut, hal lain yang erat dengan kompensasi adalah
insentif.
2.Insentif
Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tergan tung pada orangorang yang berada dalam lingkungan
organisasi tersebut. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
organisasi dalam mencapai tujuannya dengan meningkatkan kualitas
kerja pegawainya. Insentif merupakan elemen atau balas jasa yang
diberikan secara tidak tetap atau bersifat variabel tergantung pada
kinerja pegawai. Intensif merupakan salah satu pendorong penting
yang dapat memberikan rangsangan kepada pe gawai untuk bekerja
lebih optimal.
a. Insentif Material
Insentif material yang diberikan oleh organisasi perlu
mempertimbangkan:
(1)Waktu Bekerja. Waktu bekerja berwujud gaji dengan jumlah
tertentu yang dibayarkan setiap bulan kepada pegawai yang disesuaikan
dengan waktu bekerja pegawai tersebut ketika bekerja di organisasi.
(2) Kinerja. Diwujudkan dalam bentuk pembayaran yang didasarkan
atas kinerja yang dihasilkan ketika be kerja di dalam organisasi. (3)
Gabungan antara Waktu Bekerja dan Kinerja adalah merupakan
kombinasi antara lamanya waktu bekerja dan kinerja yang dihasilkan
oleh pegawai dalam kurun waktu tertentu.
22
Pada umumnya, jenis insentif material yang diberikan oleh
organisasi bagi pegawainya sebagai berikut.
1).Uang
Insentif material yang berbentuk uang dapat diberikan dalam
beberapa macam.
a) Bonus. Bonus adalah uang yang dibayarkan sebagai balas jasa atau
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, diberikan secara selektif
dan khusus. Diberikan tanpa ikatan di masa yang akan datang.
b) Komisi. Komisi adalah sejenis bonus yang dibayarkan kepada
pihak yang menghasilkan pekerjaan yang baik. Umumnya, komisi
dibayarkan sebagai bagian dari penjualan dan diterima pada
pekerjaan bagian penjualan.
c) Pembagian keuntungan. Model pembagi keuntungan biasanya
bermacam macam, tetapi mencakup pembayaran berupa sebagian
dari laba bersih yang disetorkan ke dalam sebuah dana dan
kemudian dimasukan ke dalam daftar pendapatan setiap pegawai.
23
dan melahirkan dengan tetap mendapatkan pembayaran gaji; (e)
Pemberian tugas belajar (pendidikan dan pelatihan); (f) Pemberian
piagam pembayaran; (g) Kemungkinan untuk membayar secara
angsuran oleh pegawai atas pembelian barangbarang dari koperasi
organisasi.
b. Insentif Nonmaterial
Insentif nonmaterial dapat diberikan dalam berbagai macam
bentuk, antara lain: (a) pemberian gelar (title) secara resmi; (b)
pemberian balas jasa; (c) pem berian piagam penghargaan; (d)
pemberian promosi; (e) pemberian hak untuk mempergunakan; (f)
sesuatu atribut dan fasilitas organisasi; (g) pemberian pujian atau
ucapan terima kasih secara formal maupun informal.
Sistem insentif dapat diterapkan untuk hampir semua jenis
pekerjaan, mulai dari pegawai kasar sampai dengan pegawai
profesional, manajerial, mau pun eksekutif. Menurut Marwan Syah
dan Mukaram (2000) terdapat beberapa bentuk insentif yang lazim
dijumpai.
Metode dan sistem insentif dapat berhasil dengan baik jika
organisasi mem perhatikan halhal sebagai berikut: (1) pembayaran
hendaknya menggunakan sistem sederhana yang mudah dipahami
oleh pegawai; (2) insentif yang diterima pegawai dapat
meningkatkan kinerja pegawai tersebut secara langsung; (3) orga
nisasi membayar dalam kurun waktu secepat mungkin; (4) standar
kinerja yang ditetapkan untuk memperoleh insentif hendaknya
dipahami dengan baik oleh pegawai dan mampu dilaksanakan
dengan baik oleh organisasi.
Sementara itu, berbagai faktor yang mempengaruhi besarnya insentif
yang diberikan oleh organisasi bagi pegawai mencakup halhal
berikut.
24
akan memberikan insentif lebih tinggi dibandingkan untuk
pegawai biasa atau sebaliknya.
2) Kinerja. Pegawai yang menghasilkan kinerja yang tinggi
akan diberikan insentif yang lebih besar daripada pegawai
yang memilki kinerja rendah. Oleh sebab itu, maka pegawai
harus menunjukkan kinerja yang lebih tinggi agar organisasi
dapat memberikan insentif yang lebih besar.
3) Laba Organisasi. Pemberian insentif yang diberikan oleh
organisasi kepada pegawainya bukan hanya menguntungkan
pegawainya saja, melainkan juga akan memberikan
keuntungan bagi organisasi. Oleh karena itu, organisasi tidak
perlu segan dalam memberikan insentif bagi pegawainya.
25
d. Asuransi Tenaga Kerja
Asuransi merupakan pengganti atas kerugian atau potensi
kerugian yang mung kin akan diderita oleh pegawai di masa yang
akan datang. Dalam asuransi tenaga kerja, organisasi bekerja sama
dengan organisasi penyedia jasa asuransi yang memiliki kemampuan
untuk menanggung kompensasi atas semua risiko pe kerjaan yang
akan diderita oleh pegawai. Pembayaran asuransi tenaga kerja dapat
dipikul oleh organisasi, organisasi dan pegawai, atau oleh pegawai
itu sendiri melalui perjanjian tertentu sesuai kesepakatan.
26
2.8 Motivasi dan kompensasi
Kompensasi berhubungan erat dengan motivasi kerja. Hal ini
menunjukkan jika ingin meningkatkan motivasi kerja maka
tingkatkanlah kompensasi. Orga nisasi menggunakan kompensasi untuk
memotivasi para pegawainya. Misalnya, organisasi memberikan gaji
reguler kepada pegawai yang datang disiplin setiap hari, dan
merampungkan berbagai aktivitas yang disyaratkan. Eksekutif mungkin
mendorong setiap individu agar mau bekerja lembur dengan
memberikan me reka kompensasi untuk upaya tambahantambahan
tersebut. Kompensasi yang memotivasi harus memenuhi tiga jenis
keadilan, yaitu (1) keadilan internal; (2) keadilan eksternal; (3) keadilan
individu (Simamora, 2001). Berikut diuraikan ketiga jenis keadilan
dimaksud. Kompensasi berhubungan erat dengan motivasi kerja. Hal ini
menunjukkan jika ingin meningkatkan motivasi kerja maka
tingkatkanlah kompensasi. Orga nisasi menggunakan kompensasi untuk
memotivasi para pegawainya. Misalnya, organisasi memberikan gaji
reguler kepada pegawai yang datang disiplin setiap hari, dan
merampungkan berbagai aktivitas yang disyaratkan. Eksekutif mungkin
mendorong setiap individu agar mau bekerja lembur dengan
memberikan me reka kompensasi untuk upaya tambahantambahan
tersebut. Kompensasi yang memotivasi harus memenuhi tiga jenis
keadilan, yaitu (1) keadilan internal; (2) keadilan eksternal; (3) keadilan
individu (Simamora, 2001). Berikut diuraikan ketiga jenis keadilan
dimaksud.
1.Keadilan Internal
Pada umumnya, pegawai akan termotivasi bekerja jika mereka
merasakan bahwa imbalan yang mereka terima terdistribusi dengan
adil. Rancangan dan implementasi sistem kompensasi haruslah
dipastikan bahwa terdapat keadilan internal, eksternal, dan individu.
Oleh karenanya, rancangan dan pelaksanaan struktur gaji yang efektif
dan tingkat gaji yang tepat. Sangatlah umum jika pe gawai
27
diperlakukan secara wajar. Dalam hal ini, keadilan adalah
keseimbangan antara masukan yang dibawa oleh pegawai ke dalam
suatu pekerjaan dengan hasilhasil yang diperoleh dari pekerjaan
tersebut. Masukanmasukan pegawai meliputi pengalaman, pendidikan,
keahlian khusus, upaya dan waktu kerja. Outputnya antara lain gaji,
tunjangan, pencapaian, pengakuan, dan imbalan lainnya.
2.Keadilan Eksternal
3.Keadilan Individu
Sebagai salah satu indikator status dan tanggung jawab yang paling
keli hatan adalah kompensasi yang mestilah diberikan secara wajar
di dalam organisasi. Struktur gaji dan tingkattingkat gaji mestilah
mendorong keadilan individu dalam kompensasi. Teori keadilan
menyatakan bahwa berbagai in dividu biasanya melakukan upaya
guna mengurangi ketegangan yang ditim bulkan oleh perasaan
ketidakadilan tersebut. Pegawai mungkin merasa bahwa rasio
berbagai imbalan dan kontribusinya adalah kurang menguntungkan
di bandingkan ratio yang berlaku untuk pegawai pegawai lainnya.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan berbagai uraian mengenai bab kompensasi bagi pegawai selanjut nya dapat
dirangkum sebagai berikut. Kompensasi merupakan salah satu alasan dan motivasi utama
mengapa pegawai bekerja. Kompensasi perlu dibedakan dengan gaji dan upah karena konsep
kom pensasi tidak sama dengan gaji atau upah, Keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ber gantung pada orangorang yang berada dalam lingkungan
organisasi tersebut. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh organisasi dalam mencapai
tujuannya dengan meningkatkan kualitas kerja pegawainya.
DAFTAR PUSTAKA
30
Litjan Poltak 2016.Manajemen Sumber Daya Manusia.Kerja sama tim dan pengelolaan.
31