Disusun oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Perhitungan Harga Pokok Penjualan Per-Unit Produk UMKM
Telur Gulung, Bihun Telur dan Aci Telur” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen Biaya.
Kami mengucapkan terima kasih Bapak Frido S. S., SE, MM selaku Dosen
Manajemen Biaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan w sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3............................................................................................................. Tujuan
.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan...........................................................................................
3.2. Saran......................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Biaya Bahan Baku.
2. Untuk mengetahui Biaya Tenaga Kerja.
3. Untuk mengetahui Biaya Overhead
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Job Order Cost System adalah penentuan harga pokok yang digunakan pada
situasi dimana produksi menghasilkan berbagai produk berbeda, pesanan berbeda,
atau kumpulan produksi yang berbeda setiap periode. Beberapa contoh industri
yang menggunakan metode job order costing meliputi pencetakan pesanan
khusus, manufaktur mebel, dan manufaktur alat mesin.
Tipe industri ini memerlukan suatu sistem penentuan harga pokok yang dapat
membebankan biaya secara terpisah ke masing-masing pesanan independen
(seperti suatu pesanan pencetakan khusus) atau kumpulan barang (seperti suatu
produksi sepuluh mesin khusus), dan yang dapat menentukan harga pokok satuan
yang berbeda untuk masing-masing satuan produksi yang diproduksi secara
terpisah.
Sistem biaya pesanan kerja (Job Order Cost System) adalah metode
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung biaya produksi
berdasarkan pesanan spesifik atau proyek tertentu. Karakteristik utama dari usaha
yang menggunakan Job Order Cost System adalah sebagai berikut:
v
1. Kustomisasi: Usaha yang menggunakan Job Order Cost System cenderung
melayani pelanggan dengan produk yang disesuaikan atau proyek yang unik.
Setiap pesanan atau proyek memiliki spesifikasi khusus yang memerlukan
penggunaan sumber daya dan tenaga kerja yang berbeda.
2. Variabilitas biaya: Biaya produksi dalam Job Order Cost System sangat
bervariasi antara pesanan satu dengan yang lain. Setiap pesanan memiliki
permintaan khusus, ukuran, kompleksitas, dan persyaratan produksi yang berbeda.
Oleh karena itu, biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead produksi akan
berbeda untuk setiap pesanan.
3. Pencatatan Pesanan: Dalam Job Order Cost System, biaya yang terkait dengan
setiap pesanan atau proyek dicatat secara terpisah. Setiap pesanan diberi nomor
identifikasi khusus, dan semua biaya yang terkait dengan pesanan tersebut, seperti
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi, dicatat dalam catatan
pesanan yang terpisah.
4. Penentuan Harga: Harga jual untuk setiap pesanan atau proyek biasanya
ditentukan berdasarkan biaya produksi pesanan tersebut ditambah dengan markup
yang sesuai. Markup ini bergantung pada faktor-faktor seperti keuntungan yang
diinginkan, kompleksitas pesanan, persaingan pasar, dan lain sebagainya.
vi
Karakteristik-karakteristik ini membedakan Job Order Cost System dari
metode akuntansi biaya lainnya, seperti Process Costing System, yang digunakan
oleh perusahaan dengan produksi massal atau berkelanjutan. Dengan Job Order
Cost System, perusahaan dapat mengelola biaya produksi secara spesifik untuk
setiap pesanan atau proyek, yang relevan dalam lingkungan bisnis yang
menghasilkan produk atau layanan yang disesuaikan.
1. Proses pengolahan produk jadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu
selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan
berikutnya.
Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
vii
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok yaitu biaya produksi langsung dan produksi tidak
langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja tidak langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung yaitu biaya
overhead pabrik.
Pemisahan biaya secara jelas tentu saja memberikan banyak manfaat dalam
perusahaan. Bagaimana perhitungannya akan dipisah dan menyebabkan tidak
akan tercampurnya biaya antara satu dengan lainnya. Sehingga penelusuran biaya
juga akan mudah untuk dilakukan, selain itu manfaat lain dari job costing ini
diantaranya adalah :
Pertama adalah perusahaan bisa menentukan harga jual berapa yang sesuai.
Karena dari awal biaya produksinya sudah ketahuan dengan jelas. Jadi, biaya
produksi bisa digunakan sebagai acuan penentuan harga jual. Sehingga
keuntungan yang didapatkan bisa disesuaikan dengan biaya produksi tersebut.
Selain itu juga bisa menghindari persaingan dengan mematok harga sesuai harga
pasaran.
Biaya ini akan mengetahui berapa besar biaya produksi yang dihasilkan dari
besarnya biaya pesanan. Dengan begitu, perusahaan akan mengetahui berapa
biaya produksi yang dibutuhkan apakah modal yang tersedia sudah
viii
mencukupi.Apabila modal dirasa terlalu jauh, dan tidak bisa mengcover pesanan
yang dibutuhkan maka pengusaha bisa menentukan apakah ingin menerima dan
menolak pesanan tersebut namun berdasarkan pertimbangan yang matang.
Pengusaha juga bisa memantau biaya produksi melalui tracking yang jelas
berdasarkan pesanan yang ingin dibuat. Nantinya jika dirasa ada biaya produksi
yang tidak sesuai dengan perhitungan, maka bisa langsung dicari apa
kesalahannya. Penerapan biaya produksi yang baik juga akan membantu
pengusaha dalam perhitungan hal lain seperti keefektifan waktu kerja.
Dengan begitu pemisahan keuntungan menjadi lebih jelas, dan bisa menjadi tolak
ukur apakah pesanan yang didapat sudah memberikan keuntungan atau belum.
Usaha mikro yang kelompo kami analisis yaitu usaha cemilan yang
bernama “…..” usaha ini merupakan jenis usaha yang menjual bihun telur, telur
gulung dan aci telur.
ix
Sistem usaha ini bertempat di Cibeber daerah belakang Unjani, usaha mikro ini
berfokus pada makanan ringan berupa bihun telur, telur gulung, aci telur. Promosi
yang di lakukan UMKM tersebut yaitu dengan cara memasang berupa banner
didepan gerobaknya.
x
Bahan Baku Jumlah Harga Total Harga
BIAYA OVERHEAD
xi
Kompor = Rp.12.500
Produk Penjualan
LABA BERSIH
Penjualan RP.800.000
xii
Harga Pokok Penjualan RP.511.000 -
RP. 288.900
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah laporan perhitungan biaya dan harga jual produk per unit
menggunakan metode pesanan dan metode proses, dapat disimpulkan beberapa
hal penting. Metode Pemesanan digunakan ketika produk diproduksi berdasarkan
target atau capaian penjualan dalam periode tertentu. Perhitungan biaya dihitung
secara terperinci untuk setiap pesanan, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Harga jual per unit dihitung berdasarkan
biaya pesanan yang terjadi serta margin keuntungan yang diinginkan. Metode ini
cocok untuk produk-produk yang dihasilkan secara khusus sesuai permintaan
pelanggan
3.2 Saran
xiii
xiv