Anda di halaman 1dari 14

PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN PER-UNIT PRODUK

UMKM TELUR GULUNG, BIHUN TELUR DAN ACI TELUR


Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas dari mata kuliah Manajemen
Biaya dengan dosen pengampu Bapak Frido S Simatupang,
S.E.,M.M.,C.RA.,C.R.P.

Disusun oleh :

Kelompok 5

Nazwa Intan Asy-Syifa 5111221111


Muhammad Rizal R 5111221113
Muhammad Ikhsan F 5111221114
Chindy Ayu Anipa 5111221116
Hamid Ginanjar Saputra 5111221118

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Perhitungan Harga Pokok Penjualan Per-Unit Produk UMKM
Telur Gulung, Bihun Telur dan Aci Telur” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Manajemen Biaya.

Kami mengucapkan terima kasih Bapak Frido S. S., SE, MM selaku Dosen
Manajemen Biaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan w sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, 24 Juni 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1...................................................................................................... Latar Belakang


.................................................................................................................

1.2................................................................................................... Rumusan Masalah


.................................................................................................................

1.3............................................................................................................. Tujuan
.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Job Order Cost System ........................................................

2.1.1. Karakteristik usaha berdasarkan Job Order Cost System..................

2.1.2. Karakteristik metode harga pokok pesanan......................................

2.1.3. Manfaat JOCS...................................................................................

2.1.4. Usaha mikro yang dianalisis.............................................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...........................................................................................

3.2. Saran......................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Menurut Tambunan (2012), UMKM
telah terbukti memainkan peran yang penting dalam mengatasi akibat dan dampak
dari krisis ekonomi 1997, yang menyebabkan banyak perusahaan besar bangkrut,
sedangkan usaha kecil dan menengah (UMKM) mampu bertahan. Selain itu,
karena sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja, ia memiliki kemampuan
untuk meningkatkan pendapatan per kapita atau Produk Domestik Bruto (PDB)
negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang UMKM, usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur
dalam undang-undang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapa Biaya Bahan Baku?
2. Berapa Biaya Tenaga Kerja?
3. Berapa Biaya Overhea Pabrik?
4. Berapa harga pokok per unit?
5. Berapa laba penjualan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Biaya Bahan Baku.
2. Untuk mengetahui Biaya Tenaga Kerja.
3. Untuk mengetahui Biaya Overhead

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Job Order Cost System

Job Order Cost System adalah penentuan harga pokok yang digunakan pada
situasi dimana produksi menghasilkan berbagai produk berbeda, pesanan berbeda,
atau kumpulan produksi yang berbeda setiap periode. Beberapa contoh industri
yang menggunakan metode job order costing meliputi pencetakan pesanan
khusus, manufaktur mebel, dan manufaktur alat mesin.

Tipe industri ini memerlukan suatu sistem penentuan harga pokok yang dapat
membebankan biaya secara terpisah ke masing-masing pesanan independen
(seperti suatu pesanan pencetakan khusus) atau kumpulan barang (seperti suatu
produksi sepuluh mesin khusus), dan yang dapat menentukan harga pokok satuan
yang berbeda untuk masing-masing satuan produksi yang diproduksi secara
terpisah.

Sistem penentuan harga pokok pesanan akan menimbulkan masalah


pencatatan dan alokasi harga pokok yang tidak ada dalam metode process costing.
Metode job order costing adalah metode perhitungan dimana total harga pokok
produksi tak dibagi oleh beribu-ribu satuan produk yang sejenis tetapi membagi
total harga pokok produksi oleh satuan produk dalam jumlah sedikit dan pada
dasarnya merupakan satuan produk yang tidak sejenis.

2.1.1. Karakteristik usaha berdasarkan Job Order Cost System

Sistem biaya pesanan kerja (Job Order Cost System) adalah metode
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung biaya produksi
berdasarkan pesanan spesifik atau proyek tertentu. Karakteristik utama dari usaha
yang menggunakan Job Order Cost System adalah sebagai berikut:

v
1. Kustomisasi: Usaha yang menggunakan Job Order Cost System cenderung
melayani pelanggan dengan produk yang disesuaikan atau proyek yang unik.
Setiap pesanan atau proyek memiliki spesifikasi khusus yang memerlukan
penggunaan sumber daya dan tenaga kerja yang berbeda.

2. Variabilitas biaya: Biaya produksi dalam Job Order Cost System sangat
bervariasi antara pesanan satu dengan yang lain. Setiap pesanan memiliki
permintaan khusus, ukuran, kompleksitas, dan persyaratan produksi yang berbeda.
Oleh karena itu, biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead produksi akan
berbeda untuk setiap pesanan.

3. Pencatatan Pesanan: Dalam Job Order Cost System, biaya yang terkait dengan
setiap pesanan atau proyek dicatat secara terpisah. Setiap pesanan diberi nomor
identifikasi khusus, dan semua biaya yang terkait dengan pesanan tersebut, seperti
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi, dicatat dalam catatan
pesanan yang terpisah.

4. Penentuan Harga: Harga jual untuk setiap pesanan atau proyek biasanya
ditentukan berdasarkan biaya produksi pesanan tersebut ditambah dengan markup
yang sesuai. Markup ini bergantung pada faktor-faktor seperti keuntungan yang
diinginkan, kompleksitas pesanan, persaingan pasar, dan lain sebagainya.

5. Analisis Biaya: Job Order Cost System memungkinkan perusahaan untuk


menganalisis biaya produksi pada tingkat pesanan atau proyek. Dengan mencatat
biaya secara terpisah untuk setiap pesanan, perusahaan dapat melacak biaya yang
dikeluarkan untuk setiap pesanan atau proyek tertentu. Hal ini membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi pesanan yang menguntungkan dan memahami
komponen biaya yang signifikan dalam proses produksi.

6. Monitoring Efisiensi: Dalam Job Order Cost System, perusahaan dapat


memonitor efisiensi produksi dan kinerja tenaga kerja melalui analisis biaya yang
dilakukan pada setiap pesanan. Perusahaan dapat melihat perbedaan antara biaya
yang diestimasikan dan biaya yang sebenarnya dikeluarkan untuk setiap pesanan.
Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area-area di mana efisiensi dapat
ditingkatkan dan memaksimalkan laba perusahaan.

vi
Karakteristik-karakteristik ini membedakan Job Order Cost System dari
metode akuntansi biaya lainnya, seperti Process Costing System, yang digunakan
oleh perusahaan dengan produksi massal atau berkelanjutan. Dengan Job Order
Cost System, perusahaan dapat mengelola biaya produksi secara spesifik untuk
setiap pesanan atau proyek, yang relevan dalam lingkungan bisnis yang
menghasilkan produk atau layanan yang disesuaikan.

2.1.2. Karakteristik metode harga pokok pesanan

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku menjadi


produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan.
Karakteristik perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Proses pengolahan produk jadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu
selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan
berikutnya.

2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.

Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.

3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi


persediaan di gudang.

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan tersebut


diatas berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode
pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang
digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki
karakteristik sebagai berikut:

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk yang sesuai dengan


spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individual.

vii
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok yaitu biaya produksi langsung dan produksi tidak
langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja tidak langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung yaitu biaya
overhead pabrik.

2.1.3. Manfaat JOCS (Job Order Cost System)

Manfaat Job Costing

Pemisahan biaya secara jelas tentu saja memberikan banyak manfaat dalam
perusahaan. Bagaimana perhitungannya akan dipisah dan menyebabkan tidak
akan tercampurnya biaya antara satu dengan lainnya. Sehingga penelusuran biaya
juga akan mudah untuk dilakukan, selain itu manfaat lain dari job costing ini
diantaranya adalah :

1. Menentukan Harga Jual

Pertama adalah perusahaan bisa menentukan harga jual berapa yang sesuai.
Karena dari awal biaya produksinya sudah ketahuan dengan jelas. Jadi, biaya
produksi bisa digunakan sebagai acuan penentuan harga jual. Sehingga
keuntungan yang didapatkan bisa disesuaikan dengan biaya produksi tersebut.
Selain itu juga bisa menghindari persaingan dengan mematok harga sesuai harga
pasaran.

2. Bahan Pertimbangan Menerima dan Menolak Pesanan

Biaya ini akan mengetahui berapa besar biaya produksi yang dihasilkan dari
besarnya biaya pesanan. Dengan begitu, perusahaan akan mengetahui berapa
biaya produksi yang dibutuhkan apakah modal yang tersedia sudah

viii
mencukupi.Apabila modal dirasa terlalu jauh, dan tidak bisa mengcover pesanan
yang dibutuhkan maka pengusaha bisa menentukan apakah ingin menerima dan
menolak pesanan tersebut namun berdasarkan pertimbangan yang matang.

3. Memantau Penerapan Biaya Produksi

Pengusaha juga bisa memantau biaya produksi melalui tracking yang jelas
berdasarkan pesanan yang ingin dibuat. Nantinya jika dirasa ada biaya produksi
yang tidak sesuai dengan perhitungan, maka bisa langsung dicari apa
kesalahannya. Penerapan biaya produksi yang baik juga akan membantu
pengusaha dalam perhitungan hal lain seperti keefektifan waktu kerja.

4. Pemisahan Keuntungan yang Jelas

Ketika hasil penjual sudah didapatkan, pengusaha bisa langsung


mengelompokkannya menjadi laba. Namun sebelum itu ada baiknya untuk
memisahkan dulu, dengan cara mengurangi keuntungan yang didapat dengan
biaya produksi yang sebelumnya sudah dibuat.

Dengan begitu pemisahan keuntungan menjadi lebih jelas, dan bisa menjadi tolak
ukur apakah pesanan yang didapat sudah memberikan keuntungan atau belum.

5. Dapat Membandingkan Laba Setiap Penyelesaian Pekerjaan

Seperti pembahasan sebelumnya, terkait dengan pemisahan keuntungan yang


jelas bisa menjadi tolak ukur. Dengan begitu, pengusaha bisa membandingkan
setiap penyelesaian pekerjaannya berapa keuntungan yang didapat.Sehingga
dengan begitu menjadi tolak ukur juga apakah perusahaan mengalami peningkatan
atau justru mengalami penurunan. Jadi, sekalian sebagai laporan keuangan secara
tidak langsung.

2.1.4. Usaha Mikro Yang Dianalisis

Usaha mikro yang kelompo kami analisis yaitu usaha cemilan yang
bernama “…..” usaha ini merupakan jenis usaha yang menjual bihun telur, telur
gulung dan aci telur.

ix
Sistem usaha ini bertempat di Cibeber daerah belakang Unjani, usaha mikro ini
berfokus pada makanan ringan berupa bihun telur, telur gulung, aci telur. Promosi
yang di lakukan UMKM tersebut yaitu dengan cara memasang berupa banner
didepan gerobaknya.

Berikut adalah perhitungan usaha makanan ringan yang memproduksi produknya


berdasarkan pesanan. Pada setiap harinya menerima pesanan denga kode T1, T2,
T3.

Biaya Bahan Baku Telur Gulung (T1)

Bahan Baku Jumlah Harga Total Harga


Telur 10 butir Rp. 2.000 Rp. 20.000
Minyak 600 ml Rp. 12.700 Rp. 12.700
Penyedap rasa 1 pcs (220 gram) Rp. 3.000 Rp. 3.000
Saus 1 bantal Rp. 6.000 Rp. 6.000
Bumbu 1 bungkus Rp.12.200 Rp. 12.200
TOTAL Rp. 53.900

Biaya Bahan Baku Bihun Telur (T2)

Bahan Baku Jumlah Harga Total Harga

Telur 10 butir Rp. 2.000 Rp. 20.000

Minyak 600 ml Rp. 12.700 Rp. 12.700

Bihun 12 pcs Rp. 5.200 Rp. 62.400

Penyedap rasa 1 pcs (220 gram) Rp. 3.000 Rp. 3.000

Saus 1 bantal Rp. 6.000 Rp. 6.000

Bumbu 1 bungkus Rp.12.200 Rp. 12.200

TOTAL Rp. 116.300

Biaya Bahan Baku Aci Telur (T3)

x
Bahan Baku Jumlah Harga Total Harga

Telur 10 butir Rp. 2.000 Rp. 20.000

Minyak 600 ml Rp. 12.700 Rp. 12.700

Tepung Tapioka ½ kg Rp. 12.500 Rp. 12.500

Penyedap rasa 1 pcs (220 gram) Rp. 3.000 Rp. 3.000

Saus 1 bantal Rp. 6.000 Rp. 6.000

Bumbu 1 bungkus Rp.12.200 Rp. 12.200

TOTAL Rp. 66.400

BIAYA TENAGA KERJA

Produk Upah Banyak nya jam Total

Telur gulung Rp. 5.500 9 jam Rp. 49.500

Bihun Telur Rp. 5.500 9 jam Rp. 49.500

Aci Telur Rp. 5.500 9 jam Rp. 49.500

BIAYA OVERHEAD

Produk Biaya Pembantu Keterangan

Tusuk Sate = Rp. 3.200

Wajan = Rp. 17.900


Telur gulung Rp. 42.000
Kompor = Rp.12.500

Gas = Rp. 8.400

Bihun Telur Rp. 42.000 Tusuk Sate = Rp. 3.200

Wajan = Rp. 17.900

xi
Kompor = Rp.12.500

Gas = Rp. 8.400

Tusuk Sate = Rp. 3.200

Wajan = Rp. 17.900


Aci Telur Rp. 42.000
Kompor = Rp.12.500

Gas = Rp. 8.400

PENJUALAN SELAMA SEHARI

Produk Penjualan

Telur gulung Rp. 375.000

Bihun telur Rp. 275.000

Aci Telur Rp. 150.000

TOTAL Rp. 800.000

Pekerjaan Dalam Proses Awal

Produk Bahan Tenaga Biaya Jumlah


Langsung Kerja Overhead
Telur Gulung RP. 53.900 RP. 49.500 RP. 42.000 RP.145.400
Bihun Telur RP.116.300 RP. 49.500 RP. 42.000 RP. 207.800
Aci Telur RP. 66.400 RP. 49.500 RP. 42.000 RP. 157.900

TOTAL RP. 511.100

LAPORAN LABA BERSIH

LABA BERSIH

Penjualan RP.800.000

xii
Harga Pokok Penjualan RP.511.000 -

RP. 288.900

Laba kotor RP.288.900

Biaya pemasaran (Banner) RP. 30.000 -

Laba Bersih RP.258.900

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam makalah laporan perhitungan biaya dan harga jual produk per unit
menggunakan metode pesanan dan metode proses, dapat disimpulkan beberapa
hal penting. Metode Pemesanan digunakan ketika produk diproduksi berdasarkan
target atau capaian penjualan dalam periode tertentu. Perhitungan biaya dihitung
secara terperinci untuk setiap pesanan, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Harga jual per unit dihitung berdasarkan
biaya pesanan yang terjadi serta margin keuntungan yang diinginkan. Metode ini
cocok untuk produk-produk yang dihasilkan secara khusus sesuai permintaan
pelanggan

3.2 Saran

Mungkin inilah yang dapat diwacanakan pada penulisan kelompok ini


meskipun penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Masih banyak kesalahan
dari penulisan kelompok kami dan kami pun membutuhkan saran atau kritikan
agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas dosen pengampu
mata kuliah Manajemen Biaya Bapak Frido Saritua Simatupang,
S.E.,M.M.,C.RA.,C.R.P. yang telah senantiasa memberikan kami kepercayaan
untuk dapat memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah ini demi kebaikan diri
kami sendiri, bangsa dan negara.

xiii
xiv

Anda mungkin juga menyukai