Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD DAN BEBAN USAHA

Disusununtukmemenuhi TugasMatakuliah anggaran perusahaan

Dosen pengampu

YENNI ARFAH

oleh:

RAMOT HOSEA JEREMIA SIREGAR

Npm:20120008

MUHAMMAD DARUL REDZUAN

Npm:20110170

ALDEN DAVID MEKAR SIDAURUK

Npm:20120012

MEYLANDRI ANDREANSYAH

Npm:200120015

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BINAKARYA

TEBING TINGGI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan

kehendak-Nya. Makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata

kuliah ANGGARAN PERUSAHAAN.Adapun yang penulis bahas dalam makalah ini mengenai

Anggaran Biaya Overhead dan Beban Usaha.. Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai

hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis mengenai hal yang

berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis

berterima kasih kepada dosen pengampu yakni Dosen Pengampu :YENNI ARFAH
yang telah memberikan limpahan ilmu yang berguna kepada penulis.

Penulis menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini

kami sudah berusaha untuk dapat menyusunnya dengan baik. Tapi penulis yakin makalah

ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan juga

kritik untuk menyempurnakan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi penulis dan

siapapun

PENULIS

DAFTAR ISI

Judul................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian biaya Overhead pabrik .............................................

22. penggolongan biaya overhead pabrik.......................................

2.3. Penentuan tarif overhead pabrik...............................................

2.4. Contoh dan manfaat biaya overhead, pabrik...............................

2.5. faktor yang mempengaruhi penyusunan biaya overhead pabrik contoh dan cara
menghitung biaya overhead pabrik........................................

II Pengertian beban usaha jenis jenis beban usaha.........................

2.6. Pengertian anggaran beban usaha.........................................,...

2.7. Pembagian beban usaha.............................................................

2.8. Kegunaan dan faktor² yang memengaruhi anggaran beban usaha.....

2.9. Contoh bentuk anggaran beban usaha aplikasi teknik penyusunan anggaran beban
usaha........................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................

3.2 Saran................................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Proses produksi di perusahaan industri memerlukan penanganan yang spesifik karena tergantung dari
berbagai pesanan yang diterima, yang bervariasi antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lain.
Pesanan yang satu harus dipisahkan identitasnya dari pesanan yang lain, sehingga manajemen
membutuhkan informasi harga pokok tiap-tiap pesanan secara individual.Karena adanya karakteristik
yang cukup unik ini , maka timbullah suatu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan
pembuatan kemasan plastik, yaitu masalah dalam penetapan harga jual produk. Dalam perusahaan yang
melakukan produksi berdasarkan pesanan, harga jual ditetapkan sebelum proses produksi dimulai atau
harga jual ditentukan dimuka. Harga jual ditetapkan dimuka ini memegang peranan penting dalam
terjadinya transaksi penjualan di perusahaan, karena suatu pesanan dinyatakan diterima atau ditolak
setelah adanya kesepakatan, barulah kemudian pesanan tersebut dikerjakan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa diperlukan suatu penanganan yang serius dalam proses penetapan harga jual
dimuka pada perusahaan ini.

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, seringkali menghadapi masalah dalam


menjalankan usahanya, diantaranya masalah penetapan harga jual. Harga jual tersebut harus ditentukan
dimuka sebelum proses produksi itu sendiri dimulai. Untuk memecahkan masalah tersebut,perusahaan
memerlukan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem biaya yang ditentukan dimuka.Dalam
rangka memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar untuk setiap produk
pesanan,maka perusahaan membutuhkan suatu metode akuntansi biaya produksi berdasarkan (job
order costing method) .Dengan harapan melalaui metode ini manajemen akan dapat memperoleh
informasi harga pokok pesanan yang akurat, yang bermanfaat dalam menentukan harga jual yang
efektif yang akan dibebankan kepada pemesan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pengertian BOP?

2. Apa saja pengolongan BOP?


3. Cara penentuan tarif BOP?

4. Contoh dan mamfaat BOP

5. Apa faktor yang mempengaruhi

6. Bagaimana penyusunan BOP

7. Apa contoh dan cara menghitung BOP

8. Apa itu pengertian beban Usaha

9. Apa jenis beban usaha

10. Apa pengertian anggaran beban usaha

11. Pembagian beban usaha

12. Apa kegunaan anggaran beban usaha dan faktornya

13. Apa Contoh bentuk anggaran beban usaha

14. Bagaimana cara penyusunan beban usaha.

TUJUAN

1. Dapat mengetahui tentang pengertian BOP

2. Dapat mengetahui apa saja pengolongan BOP

3. Dapat Menyusun Anggaran Biaya Overhead pabrik

3. Dapat memahami pengertian beban usaha

4. Dapat memahami penyusunan anggaran Biaya beban usaha

BAB II

2.1 Pengertian Biaya Overhead Pabrik


Menurut ekonomi, pengertian biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan tapi tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi di bisnis tersebut. Meski terlepas dari produksi, biaya
overhead pabrik atau disebut juga overhead cost adalah penjamin lancarnya operasional secara
keseluruhan. Sederhananya, kita dapat menyimpulkan pengertian biaya overhead sebagai pengeluaran
lain-lain di luar upah dan biaya produksi.Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi kecuali
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja (ini untuk perusahaan yang proses produksinya berrdasarkan
metode harga pokok proses)
Apabila perusahaan mempunyai departemen selain produksi, maka biaya yang terjadi di dalam
departemen pembantu akan dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik atau BOP. Umumnya, BOP
muncul dari biaya-biaya untuk tenaga kerja tidak langsung, penggunaan bahan tambahan, pajak,
pengawasan mesin produksi, asuransi, dan juga beragam fasilitas tambahan dalam proses produksi.
Biaya overhead juga bisa diartikan sebagai biaya yang ada pada Laporan Laba Rugi perusahaan yang ada
di luar aktivitas produksi perusahaan.
Gambaran sederhananya, pembelian persediaan tidak masuk pada biaya overhead. Sebab, biaya ini
berkaitan pada kegiatan produksi perusahaan secara langsung

Serta anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya –biaya
tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan
dating ,meliputi jenis biaya, waktu,serta tempat (departemen) dimana biaya itu terjadi.

2.2 Penggolongan biaya Overhead pabrik

*Menurut Jenisnya:

1.Biaya bahan penolong

2.Biaya tenaga kerja tidak langsung

3.Biaya reparasi dan pemeliharaan

4.Biaya mengaktifkan

5.Biaya asuransi

6.Biaya Listrik

*Menurut Sifatnya Terbagi menjadi tiga yang meliputi:

1.Biaya bahan penolong yakni bahan yang bukan menjadi bagian hasil produksi maupun bahan yang
memiliki nilai lebih kecil ketimbang harga produk secara keseluruhan.

2.Biaya tenaga kerja tidak langsung yakni tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak bisa
diperhitungkan langsung pada produk.

3.Biaya pemeliharaan yang meliputi biaya bahan habis pakai, biaya suku cadang, serta harga jasa yang
perlu dikeluarkan perusahaan untuk perbaikan kendaraan, mesin produksi, serta peralatan lain

* Menurut Perilakunya Dalam Hubungan Perubahan Volume Kegiatan


Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan. Dilihat dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik
biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:

1.biaya overhead pabrik tetap,


biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel.
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.
produksi perusahaan juga mempunyai departemen- departemen pembantu seperti misalnya
departemen pembangkit tenaga listrik, departemen dan perawatan bengkel, maka biaya overhead
pabrik meliputi juga semua jenis biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu ini, yang
meliputi biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, asuransi yang terjadi di
departemen pembantu tersebut.

2.3Penentuan tarif biaya Overhead pabrik

Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Alasannya
karena pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
adalah sebagai berikut:

!. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali
mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu
ke bulan yang lain.
2.Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok
produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi
harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya
overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan, atau akhir

Pembebanan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Pembebanan BOP secara langsung tidak bisa dilangsungkan dikarenakan:

BOP mencakup seluruh jenis biaya produksi tidak langsung yang memiliki sifat yang sangat bervariasi
dan jumlahnya tidak pasti. Misalnya: biaya reparasi dan pemeliharaan.Volume kegiatan produksi dari
waktu ke waktu tidak stabil. Sehingga pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka (tarif
yang telah ditentukan) agar dapat membebankan BOP pada setiap pesanan

2.4 Contoh dan Manfaat dari Biaya Overhead

Biaya overhead pabrik berbeda-beda tergantung dari jenis perusahaannya.


Biaya overhead pada perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan manufaktur. Contoh biaya
overhead meliputi biaya sewa, asuransi, utilitas, peralatan kantor, dan sebagainya.Itulah beberapa
contoh dari biaya overhead pada pabrik.

Beberapa manfaat yang diperoleh dari adanya BOP ini meliputi:


1.Menentukan Harga Secara Tepat Biaya overhead memiliki pengaruh pada penentuan harga produk
secara lebih tepat. Biaya ini dihitung dan dimasukkan dalam penentuan harga supaya tidak terjadi
kerugian. Terlebih apabila biaya ini tetap harus dikeluarkan tanpa terpengaruhi oleh kondisi produksi
dalam masa subur atau tidak.

2.Mengetahui Rincian Alokasi Biaya


Dengan adanya BOP, maka Anda bisa mengetahui rincian masing-masing alokasi biaya yang dikeluarkan.
Sehingga, pembuatan anggaran akan lebih terbantu dan terencana. Pengeluaran berlebih pun dapat
terhindar.

3.Mengawasi Pengeluaran Biaya


Perusahaan bisa mengawasi pengeluaran biaya perusahaan dengan lebih baik dengan adanya BOP.
Penghitungan biaya overhead dapat membantu perusahaan untuk mengawasi biaya yang dikeluarkan
dalam bisnis secara keseluruhan.Sehingga, akan terlihat biaya overhead yang jumlahnya terlalu besar
ketimbang expense lain. Anda pun dapat melakukan penyesuaian serta pengeluaran biaya bisa lebih
terkontrol.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Biaya Overhead Pabrik

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses penyusunan biaya overhead pabrik, yakni:

*Budget unit yang akan diproduksikan


*Standar pembebanan biaya yang ditetapkan oleh perusahaan
*Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan
*Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan
*Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan

Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead mesti dibayarkan terlepas dari pendapatan perusahaan memiliki volume yang besar atau
kecil. Dengan biaya ini, perusahaan akan merasa lebih terbantu.
Agar penghitungan di dalam biaya overhead lebih mudah, maka Anda bisa membagi dalam dua sub-
kategori berbeda yang meliputi manufaktur serta administrasi.
Apabila perusahaan mempunyai fasilitas manufaktur terpisah dengan permesinan, maka pembagian
pengeluaran bisa membantu perhitungan hasil bisnis. Keuntungannya adalah memungkinkan
perusahaan dapat mengalokasikan biaya produksi untuk barang di dalam produk proses atau pun
produk jadi.
Memisahkan BOP manufaktur dengan jenis biaya overhead yang lain akan memungkinkan bisnis
melakukan pemeriksaan lebih teliti pada profitabilitasnya. Biaya ini tidak bisa disesuaikan tanpa adanya
perubahan signifikan dalam infrastruktur bisnis. Akan tetapi, overhead manufaktur bisa disesuaikan
apabila pemahaman mengenai biaya menyeluruh diukur pada tenaga kerja langsung serta biaya
material.
Mendefinisikan serta mengelompokkan BOP yang benar merupakan kunci untuk melacak biaya dengan
lebih akurat. Sehingga perlu memahami dua hal berikut:

1. Biaya overhead tidak berhubungan dengan pendapatan perusahaan

Apabila perusahaan mempunyai pengeluaran musiman sehingga akan mudah memengaruhi biaya BOP.
Pengeluaran ini harus ditulis dengan serinci mungkin agar perhitungan lebih jelas. Contoh pengeluaran
musiman adalah penambahan AC saat musim kemarau.

2. Biaya overhead terjai dengan biaya barang dan jasa

Untuk mengkategorikan biaya overhead pabrik adalah dengan menanyakan apakah biaya tersebut
terkait langsung dengan biaya produksi barang atau jasa. Biaya apa pun tidak bisa dikategorikan sebagai
BOP. Biaya lain selain produksi diklasifikasikan sebagai BOP.Apabila telah diklasifikasikan secara benar,
mak Anda pun dapat mengetahui persentase overhead bisnis.
Caranya dengan menjumlahkan semua BOP yang mana dibagi berdasarkan bulan lalu membagi totalnya
dengan semua penjualan bulanan.

Contoh
Semisal, suatu perusahaan mempunyai biaya overhead pabrik sebesar Rp 120.000.000,- serta
menghasilkan sebanyak Rp 800.000.000,- untuk penjualan bulanannya. Sehingga dapat dihasilkan
persentase overhead-nya adalah Rp 120.000.000,- dibagi Rp 800.000.000,- sehingga angkanya menjadi
0,15.

Setelah itu, lipatkan dengan 100 sehingga persentasenya adalah 15% dari seluruh penjualan.
Perhitungan ini bisa menggambarkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk BOP. Misal dalam kasus ini
untuk setiap uang yang dihasilkan oleh perusahaan, maka 15 persen-nya harus dikhususkan untuk
BOP.Manfaat lainnya adalah untuk biaya tenaga kerja. BOP bulanan dibagi biaya tenaga kerja bulanan
lalu dikalikan dengan 100. Untuk semua kasus BOP, semakin rendah persentasinya, maka semakin
efektif juga bisnis dalam memanfaatkan sumber daya. Nilai bisnis dapat diukur dengan ragam faktor
termasuk perhitungan laiknya profitabilitas serta persentase BOP.

Bagi perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
pesanan, manajemen membutuhkan informasi harga pokok produksi per satuan pesanan yang telah
selesai dikerjakan.

Tahapan untuk Menentukan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Untuk dapat menentukan tarif BOP dapat dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni:

1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Dalam proses penyusunan anggaran BOP, perlu diperhatikan kapasitas yang nantinya digunakan sebagai
dasar untuk memperkirakan biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang biasanya dipakai
sebagai dasar pembuatan anggaran BOP, yaitu:

1.Kapasitas Teoritis, adalah kapasitas pabrik suatu departemen untuk dapat menghasilkan produk pada
kecepatan penuh tanpa henti selama jangka waktu tertentu.

2.Kapasitas Normal, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya
dalam jangka waktu yang panjang.

3.Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, merupakan kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan
tercapai dalam waktu yang akan datang.

2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk

Terdapat beberapa dasar yang dapat digunakan untuk menentukan pembebanan biaya overhead pabrik
kepada produk, antara lain:

a. Satuan produk

Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produknya dapat dihitung dengan rumus seperti berikut:

TARIF BOP PER SATUAN = ANGGARAN BOP / TAKSIRAN JUMLAH SATUAN PRODUK YANG
DIHASILKAN

Contoh:

Perkiraan BOP selama 1 tahun anggaran sebesar Rp2.000.000. Perkiraan jumlah produk yang dihasilkan
selama satu tahun anggaran tersebut sebanyak 4.000 unit.

Maka:

BOP per satuan = Rp2.000.000 / 4.000 = 500

BOP per satuan = 500 rupiah per unit produk

Jadi, biaya overhead pabrik untuk per unit produknya adalah Rp500 per unit produknya.

b. Biaya bahan baku

Rumus yang digunakan jika pembebanan BOP diambil dari biaya bahan baku adalah:

BOP DARI BAHAN BAKU = ANGGARAN BOP DALAM SUATU PERIODE / ANGGARAN
HARGA POKOK BAHAN BAKU DALAM PERIODE YANG AKAN DATANG x 100%
Contoh:

Jika anggaran BOP sebesar Rp500.000 dan anggaran harga pokok bahan baku yang dibutuhkan untuk
proses produksi sebesar Rp200.000 dalam suatu periode tertentu.

Maka:

BOP dari BB = Rp500.000 / Rp200.000 x 100%

BOP dari BB = 2,5 x 100%

BOP dari BB = 250%


Jadi, biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku adalah sebesar 250%.

c. Biaya tenaga kerja langsung

Jika biaya tenaga kerja langsung dijadikan dasar untuk pembebanan BOP, maka rumus yang digunakan
adalah:

% BOP DARI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG = ANGGARAN BOP DALAM SUATU
PERIODE / ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG x 100%

Contoh:

Untuk tahun yang akan datang, anggaran BOP yang diberikan sebesar Rp500.000 dan biaya tenaga kerja
langsungnya sebesar Rp500.000/
Maka:

% BOP dari biaya tenaga kerja langsung = Rp500.000 / Rp500.000 x 100%

% BOP dari biaya tenaga kerja langsung = 1 x 100%

% BOP dari biaya tenaga kerja langsung = 100%

Jadi, setiap produk atau pesanan yang menyerap biaya tenaga kerja sebesar Rp1,00 akan dibebani BOP
Rp1,00 pula.

d. Jam tenaga kerja langsung

Adanya hubungan antara jumlah upah dengan jumlah jam kerjanya, maka selain BOP yang dibebankan
atas dasar upah tenaga kerja langsung, dapat juga dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.
Rumusnya adalah:
TARIF BOP PER JAM KERJA LANGSUNG = ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM
SUATU PERIODE / TAKSIRAN JAM TENAGA KERJA LANGSUNG

Contoh:

Bila anggaran BOP untuk tahun yang akan datang sebesar Rp700.000 dan jumlah jam kerja langsungnya
diperkirakan sebanyak 250.000 jam, maka tarif BOP atas dasar jam kerja langsung adalah Rp1,5 per jam
kerja langsung.

Maka: Tarif BOP per jam kerja langsung = Rp700.000 / 250.000 = Rp2,8 /jam
Jadi, setiap pekerjaan yang diselesaikan dengan 250 jam kerja langsung akan dibebankan biaya overhead
pabrik sebesar

250 x Rp2.8 = Rp700

II.BEBAN USAHA
2.6 Pengertian beban usaha

a.Beban
dalam akuntansi atau expense merupakan jenis pengeluaran yang digunakan untuk membantu proses
perolehan barang atau jasa yang kemudian mempengaruhi pendapatan suatu perusahaan. Beban juga
bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk memberi hasil di masa sekarang.
Bagi siapa saja yang mempelajari bidang Akuntansi atau berkecimpung di bidang ini saat berkarir, maka
wajib tahu apa saja perbedaan biaya dan beban. Secara harfiah, istilah beban maupun biaya sudah
tampak berbeda. Namun ketika dicari definisinya dalam bidang akuntansi maka akan dijumpai kesamaan
Beban dalam akuntansi atau expense merupakan jenis pengeluaran yang digunakan untuk membantu
proses perolehan barang atau jasa yang kemudian mempengaruhi pendapatan suatu perusahaan. Beban
juga bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk memberi hasil di masa sekarang.

Beban bisa juga diartikan sebagai jenis biaya yang sudah memberikan manfaat kepada perusahaan.
Sehingga ketika biaya tersebut dikeluarkan maka perusahaan sudah bisa merasakan manfaatnya.
Misalnya, ada beban untuk gaji bulanan karyawan, saat gaji dikeluarkan perusahaan maka perusahaan
sudah mendapat kinerja para karyawan.
Namun, mengenai biaya untuk belanja aset maupun keperluan perusahaan lain bisa juga disebut harta.
Yakni ketika sesuatu barang yang dibeli perusahaan belum bisa dirasakan manfaatnya. Manfaat
pembeliannya akan terasa setelah beberapa bulan maupun beberapa tahun mendatang, sehingga
dimasukan ke dalam kategori harta.
Karakter khas dari beban lainnya adalah berkelanjutan atau kontinyu. Sehingga beban biaya perusahaan
biasanya merupakan pengeluaran rutin atau kontinyu. Perusahaan pun perlu menyediakan dana untuk
biaya-biaya yang termasuk ke dalam beban tersebut. Contohnya adalah beban gaji karyawan, beban
biaya listrik, beban biaya sewa tempat, dan lain-lain.

Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat awam mendefinisikan biaya sama seperti
mendefinisikan beban. Sehingga keduanya dianggap sama, namun pada dasarnya keduanya merupakan
dua hal yang berbeda satu sama lain. Sekalipun dalam akuntansi, biaya dan beban selalu disandingkan
namun tidak bisa disamakan Kira-
kira apa saja perbedaan biaya dan beban dalam ruang lingkup jurusan akuntansi? Supaya tidak keliru
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan, maka kamu wajib mengetahuinya. Simak informasinya
di bawah ini.

Jenis jenis beban usaha

1.Beban Akrual
Jenis beban yang pertama adalah beban akrual yang merupakan jenis beban yang wajib dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu. Jadi, beban ini akan muncul pada periode tertentu dan di periode
tertentu pula tidak akan muncul. Biasanya sesuai dengan kesepakatan ketika beban tersebut terbentuk
akan dikeluarkan kapan.

2.Beban Kredit Macet


Beban berikutnya adalah beban kredit macet, sesuai namanya beban ini muncul karena adanya piutang
yang ragu-ragu untuk ditagih atau susah untuk ditagih. Jadi, ketika perusahaan memiliki piutang dan
pihak yang berhutang enggan melunasi hutang tersebut. Maka muncul beban jenis ini.

3. Beban Penjualan
Berikutnya ada beban penjualan yang merupakan jenis beban yang masih berhubungan dengan kegiatan
penjualan perusahaan. Jadi, ketika perusahaan melakukan penjualan suatu barang maka bisa
memunculkan beban penjualan ini. Segala aktivitas yang berhubungan dengan penjualan akan
memunculkan beban ini.

4. Beban Penyusutan
Beban penyusutan merupakan jenis beban yang didapatkan dari aktiva atau aset tertentu yang
mengalami penyusutan. Adapun jenis aset yang mengalami penyusutan cukup beragam. Paling umum
dijumpai di perusahaan adalah aset berbentuk kendaraan, yang setiap tahunnya mengalami penyusutan
nilai.

4. Beban Umum dan Administrasi


Beban berikutnya adalah beban umum dan administrasi yang merupakan jenis beban yang terbentuk
pada saat mendukung aktiva dan kebutuhan kantor. Jadi, ketika suatu perusahaan mengeluarkan biaya
untuk penyediaan kebutuhan kantor. Maka akan memunculkan beban umum dan administrasi.

5.Beban yang Ditangguhkan


Berikutnya ada beban yang ditangguhkan, yakni jenis beban yang membuat perusahaan mengeluarkan
biaya atas pembelian barang maupun jasa namun statusnya ditangguhkan. Artinya barang atau jasa
tersebut meskipun sudah dibayar belum bisa digunakan oleh perusahaan.

6.Beban Lain-Lain
Terakhir, adalah beban lain-lain yakni jenis beban yang muncul namun tidak berhubungan langsung
dengan kegiatan produksi. Sehingga segala jenis beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan
produksi akan masuk ke kategori ini.

Biaya dalam akuntansi kemudian berbentuk uang atau nominal, yang tentunya setiap biaya yang keluar
tergantikan dengan barang dan jasa yang baru. Barang dan jasa ini diharapkan mampu mendukung
kegiatan perusahaan, terutama kegiatan produksi. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung ikut
meningkatkan pendapatan perusahaan.

2.6 Pengertian Anggaran Beban Usaha


Ada tiga kelompok besar biaya, yang harus mendapat perhatian tersendiri dari manajemen perusahaan,
agar minimal masih bisa bertahan hidup dan tidak harus pergi atau menutup kegiatan usaha.
Yang pertama ialah biaya-biaya yang bersangkut paut dengan harga pokok.
Kedua ialah biaya-biaya operasi atau beban usaha (operating expenses ) dan ketiga biaya lain-lain,
khususnya biaya bunga.

2.7Pembagian eban usaha


terdiri dari

beban penjualan (selling expenses )

Beban penjualan variabel adalah dipengaruhi oleh besar-kecilnya kegiatan penjualan. Contoh dari
beban penjualan variabel adalah komisi penjualan, beban penghapusan piutang, dan beban pernik
penjualan. Secara lebih terinci yang termasuk dalam kelompok beban penjualan (selling expenses)
antara lain
1) Gaji Karyawan Penjualan (Store Salaries) , ialah gaji yang dibayarkan kepada para karyawan di Bagian
Penjualan.
2) Beban Pemeliharaan Bagian Penjualan (Store Maintanance ), ialah biaya untuk pemeliharaan ruangan
dan peralatan bagian penjualan.n
3) Beban Perbaikan Bagian Penjualan (Store Repair ), ialah biaya untuk perbaikan ruangan dan peralatan
bagian penjualan.
4) Depresiasi Peralatan Bagian Penjualan (Depreciation of Store Furnitures ), ialah beban depresiasi
terhadap peralatan-peralatan bagian penjualan.
5) Depresiasi Gedung Bagian Penjualan (Depreciation of Store Building ), ialah beban depresiasi
terhadap bangunan (gedung) bagian penjualan.
6) Beban Listrik Bagian Penjualan (Store Heat and Light ), ialah biaya listrik untuk keperluan bagian
penjualan.
7) Beban Telpon Bagian Penjualan (Store Telephone), ialah biaya telepon untuk keperluan bagian
penjualan.
8) Beban Asuransi Bagian Penjualan (Store Insurance), ialah biaya asuransi
terhadap bangunan serta peralatan bagian penjualan.
9) Beban Supplies Bagian Penjualan (Store Suplieses), ialah biaya untuk keperluan-keperluan kecil
lainnya di bagian penjualan, seperti kertas, karbon, tinta, tali, dan sebagainya.
10) Beban Advertensi (Advertising), ialah biaya pemasangan iklan diberbagai media massa untuk
keperluan meningkatkan penjualan.

beban administrasi dan umum (general and administration expenses ).

ialah semua biaya yang terjadi serta terdapat di dalam lingkungan kantor administrasi perusahaan, serta
biaya-biaya lain yang sifatnya umum untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan. Dengan kata lain
beban administrasi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia, bagian
keuangan, dan bagian umum, seperti: beban gaji pimpinan dan staf, beban depresiasi peralatan kantor,
beban pernik kantor, beban pemeliharaan kantor, dan beban umum lainnya. Beban administrasi dan
umum biasanya bersifat tetap. Secara lebih terinci yang termasuk dalam kelompok
beban administrasi dan umum (general and administration expenses),

antara lain:
1) Gaji Karyawan Kantor (Offi ce Salaries ), ialah gaji yang dibayarkan kepada para karyawandi kantor
administrasi dan umum.
2) Gaji Pemeliharaan Kantor (Offi ce Manintenance ), ialah biaya untuk pemeliharaan ruangan dan
peralatan kantor administrasi dan umum.
3) Beban Perbaikan Kantor (Offi ce Repair),
4) Depresiasi Peralatan Kantor (Depreciation of Offi ce Furniture), ialah beban depresiasi terhadap
peralatan-peralatan di kantor administrasi dan umum.
5) Depresiasi Gedung Kantor (Depreciation of Offi ce Building), ialah beban depresiasi terhadap
bangunan (gedung) kantor administrasi dan umum.
6) Beaya Listrik Kantor (Offi ce Heat and Light ), ialah biaya listrik untuk keperluan kantor administrasi
dan umum.
7) Beban Telepon Kantor (Offi ce Telephone), ialah biaya telepon untuk keperluan kantor administrasi
dan umum.
8) Beban Asuransi Kantor (Offi ce Insurance ), ialah biaya asuransi terhadap bagunan serta peralatan
kantor administrasi dan umum.
9) Beban Supplies Kantor (Offi ce Supplies ), ialah biaya untuk keperluan-keperluan tulis-menulis serta
keperluan-keperluan kecil lainnya di kantor administrasi, seperti kertas, karbon, lem, tinta, materai,
perangko, dan sebagainya.
sebagainya.

beban usaha (operating expenses)

adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya yang terjadi serta biaya lain
yang sifatnya untuk keperluan secara keseluruhan, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis
biaya, jumlah biaya, dan waktu (kapan) biaya tersebut terjadi dan dibebankan, yang masing-masing
dikaitkan dengan tempat (departemen) dimana biaya tersebut terjadi. Hal ini menggambarkan bahwa
jika perusahaan membagi kantor menjadi beberapa bagian, maka rencana tentang beban penjualan
(selling expenses ), beban administrasi dan umum (general and administration expenses ), untuk masing-
masing bagian tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara jelas.

2.8 Kegunaan Anggaran Beban Usaha

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa anggaran beban usaha


(operating expenses ) berisi semua rencana biaya nonproduksi. Dimana anggaran beban usaha meliputi
semua pengeluaran yang direncanakan untuk beban penjualan dan administrasi umum. Kegunaan
anggaran beban usaha secara umum merupakan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja
serta sebagai alat pengawasan kerja bagi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan penjualan dan
administrasi selama periode anggaran.

Adapun kegunaan anggaran beban usaha (anggaran biaya penjualan dan anggaraiaya administrasi &
umum) secara khusus yaitu berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas. Hal ini disebabkan
karena sebagian dari biaya penjualan dan biaya administrasi & umum tersebut memerlukan
pengeluaran kas.
Anggaran beban penjualan antara lain meliputi:
beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang usaha, beban
turun harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual. Beban
penghapusan piutang usaha dan beban turun harga termasuk beban penjualan, karena beban tersebut
terjadinya ditaksir dan sudah diduga.
Penghapusan piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga tidak termasuk beban
penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa (insidental). Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang
dikelompokkan menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung jawab
fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi tanggung jawab fungsi manajer pemasaran.
beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya kegiatan penjualan, maka untuk
itu beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual, sehingga bila barang yang
dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab
mengenai permasalahan tersebut.
Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah satu unsur beban usaha. Beban usaha terdiri
atas beban penjualan dan beban administrasi
dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban usaha dikurangi beban
penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban selain beban penjualan, selain harga pokok
barang terjual, selain beban
non usaha. Kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang
kegiatan produksi dan kegiatan penjualan. Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban
depresiasi bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk menentukan beban
depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: metode beban tetap, metode
beban berkurang, metode beban bertambah, dan metode beban variabel. Anggaran beban administrasi
dan umum adalah salah satu unsur anggaran operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi
dan umum diperlukan dalam menyusun anggaran rugi-laba.

Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran
keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk
menyusun anggaran rugi-laba (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan

faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran beban usaha


biaya administrasi & umum antara lain sebagai berikut:

1) Anggaran penjualan; khususnya rencana tentang kualitas dan kuantitas barang yang akan dijual dari
waktu kewaktu selama periode yang akan datang. Walaupun secara tidak langsung, anggaran penjualan

mempengaruhi besar kecilnya biaya administrasi & umum. Jumlah penjualan yang besar akan
meningkatkan aktivitas-aktivitas di bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan
pula peningkatan aktivitas bagian administrasi & umum dan pada akhirnya akan meningkatkan biaya
bagian administrasi & umum. Dan sebaliknya jumlah penjualan yang kecil akan mengurangi aktivitas-
aktivitas di
bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan pula menurunnya aktivitas bagian
administrasi & umum dan pada akhirnya akan menurunkan biaya bagian administrasi & umum.

2) Anggaran unit yang diproduksi; khususnya rencana tentang kualitas dan kuantitas barang yang akan
diproduksi dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang. Walaupun secara tidak langsung,
anggaran unit yang diproduksi mempengaruhi besar kecilnya biaya administrasi & umum. Jumlah unit
produksi yang besar akan meningkatkan aktivitas-aktivitas di bagian administrasi & umum, yang secara
tidak langsung akan mengakibatkan pula peningkatan aktivitas bagian administrasi &umum dan pada
akhirnya akan meningkatkan biaya bagian administrasi & umum. Dan sebaliknya jumlah unit produksi
yang kecil akan mengurangi aktivitas-aktivitas di bagian administrasi & umum, yang secara tidak
langsung akan mengakibatkan pula penurunan aktivitas bagian administrasi & umum dan pada akhirnya
akan menurunkan biaya bagian administrasi & umum.
3) Berbagai standar yang telah ditetapkan perusahaan yang berkaitan dengan biaya bagian administrasi
& umum.
4) Sistem pembayaran upah (gaji) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya
yang dibayarkan kepada para karyawan bagian administrasi & um

5) Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya depresiasi


terhadap aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian administrasi &umum.

6) Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan untuk membagi biaya-biaya yang semula
merupakan satu kesatuan (biaya bersama), menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tempat dimana
biaya tersebut terjadi.

2.9 Contoh dan bentuk Anggaran Beban Usaha dan Pembebanan Biaya

Sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran yang lain, anggaran beban usaha (operating expenses )
juga tidak ada bentuk standar yang harus dipergunakan. Ini artinya bahwa masing-masing perusahaan
mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya, sesuai dengan keadaan perusahaan
masing-masing.

Contoh Bentuk Anggaran Beban Usaha:


PT “GATRA & OSA”

Anggaran Beban Usaha (Operating Expenses)


Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2011
Biaya Penjualan:
Biaya gaji tenaga penjualan................................................Rp 715.000
Biaya iklan..........................................................................Rp 360.000
Biaya perjalanan.................................................................Rp 115.000
Total biaya penjualan...............................................................Rp 1.190.000

Biaya Administrasi & Umum:


Biaya gaji pejabat kantor....................................................Rp 360.000
Biaya gaji pegawai kantor..................................................Rp 258.000
Biaya sewa kantor..............................................................Rp 34.000
Biaya perlengkapan kantor.................................................Rp 18.000
Biaya administrasi rupa-rupa.............................................Rp 25.000
Total biaya administrasi & umum...........................................Rp 695.000
Total biaya penjualan dan administrasi & umum....................Rp 1.885.000
Sedangkan terkait dengan pembebanan biaya, beban usaha (biaya penjualan dan biaya administrasi &
umum) harus pula dibebankan kepada produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sebagaimana halnya
pada biaya-biaya produksi. Hal ini disebabkan karena produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan
itulah yang pada akhirnya harus memikul semua biaya perusahaan,
baik biaya produksi (biaya pabrik) maupun beban usaha (operating expenses ).Bilamana perusahaan
menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka beban usaha harus pula dibebankan kepada masing-
masing jenis produk yang bersangkutan.

Aplikasi Teknik Penyusunan Anggaran Beban Usaha

Disini akan diberikan illustrasi aplikasi teknik penyusunan anggaran beban


usaha (operating expenses ) dalam bentuk contoh kasus dan pemecahannya
(penyelesaian) seperti dibawah ini

Kasus 1:
Sesuai dengan struktur organisasinya PT “GATRA & OSA” membagi bagian penjualan menjadi tiga bagian
yaitu: Bagian Promosi, Bagian Transaksi dan Bagian Ekspedisi. Untuk keperluan penyusunan Anggaran
Beban Penjualan pada tahun 2011, perusahaan telah menetapkan berbagai standar biaya beserta
alokasinya dalam bentuk Anggaran Variabel, berdasarkan pengalaman di waktu yang lalu dan berdasar
pada penelitian.
Adapun standar biaya dan alokasi biayanya adalah sebagai berikut:
Besarnya Gaji Karyawan bagian penjualan ditetapkan sebesar Rp 100.000/bulan/ orang (Jumlah
karyawan Bagian Promosi 8 orang,
Bagian Transaksi 10 orang dan Bagian Ekspedisi 9 orang) dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
jumlah penjualan pada bulan yang bersangkutan.
Selama tahun 2011 direncanakan akan ada dua kali kenaikan gaji, yaitu pada bulan Mei 2011 dan pada
bulan September 2011, dengan kenaikan Gaji sebagai berikut:

kenaikan sebesar Rp 18.750 untuk karyawan Bagian


Promosi; kenaikan sebesar Rp10.000 untuk karyawan Bagian Transaksi, dan kenaikan sebesar
Rp10.000 untuk karyawan Bagian Ekspedisi.
Besarnya Biaya Bahan-Bahan untuk keperluan masing-masing bagian di dalam Bagian Penjualan, telah
ditetapkan sebagai berikut:
Untuk bulan Januari 2011 sampai dengan April 2011:
- Bagian Promosi sebesar Rp 60.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,5 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambahdengan Rp 0,4 per unit Produk Y yang terjual.Bagian Transaksi sebesar Rp 60.000
setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,4 per unit Produk X yang terjual, dan ditambah dengan Rp 0,3 per
unit Produk Y yang terjual.
- Bagian Ekspedisi sebesar Rp 80.000 setiap bulan, ditambah
dengan Rp 0,7 per unit Produk X yang terjual, dan ditambah dengan Rp 0,6 per unit Produk Y yang
terjual.
Untuk bulan Mei 2011 sampai dengan Agustus 2011:
- Bagian Promosi sebesar Rp 60.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,6 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambah dengan Rp 0,5 per unit Produk Y yang terjual.
- Bagian Transaksi sebesar Rp 60.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,5 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambah dengan Rp 0,4 per unit Produk Y yang terjual.
- Bagian Ekspedisi sebesar Rp 80.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,8 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambah dengan Rp 0,7 per unit Produk Y yang terjual.

Untuk bulan September 2011 sampai dengan Desember 2011:


- Bagian Promosi sebesar Rp 60.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,7 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambah dengan Rp 0,6 per unit Produk Y yang terjual.
- Bagian Transaksi sebesar Rp 60.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,6 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambah dengan Rp 0,5 per unit Produk Y yang terjual.
- Bagian Ekspedisi sebesar Rp 80.000 setiap bulan, ditambah dengan Rp 0,9 per unit Produk X yang
terjual, dan ditambah dengan Rp 0,8 per unit Produk Y yang terjual.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Itulah ulasan terkait dengan biaya overhead pabrik dan beban usahaserta bagaimana cara
penghitungannya. Dengan memperinci biaya ini, maka manfaat-manfaat seperti penentuan harga serta
pengawasan terhadap pengeluaran perusahaan akan lebih mudah untuk dilakukan.

Pendapatan adalah arus kas masuk /penambahan lainnya pada aktiva suatusatuan usaha atau
penyelesaian kewajiban (kombinasi dari keduanya ) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian
jasa, atau kegiatan lain yang bukanmerupakan kegiatan utama. Definisi lebih sempit menurut FASB,
Pendapatandihasilkan dari kegiatan utama. Pada umumnya beban (expense) sering dijadikansinonim
kata dengan biaya (cost),
tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapatdidefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang
atau jasa, yang kemudianditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau sebagai
penurunandalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalammenciptakan
pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah.

Konsep bebandalam akuntansi selalu mengarah pada pendapatan, karena hasil pendapatan bersihyang
diterima oleh perusahaan tergantung berapa banya beban yang dikeluarkan.Beberapa ahli telah
menyatakan beban itu penurunan manfaat ekonomis suatu perusahaan karena ada sesuatu yang
dikorbankan dalam mendapatkan aktiva tersebutyang disebut dengan beban. Setiap perusahaan
memiliki beban yang berbedatergantung apa yang dibutuhkanya, tetapi dari segi kolektif, beban-beban
dalam setiap perusahaan itu sama.Oleh karena itu, konsep beban dalam akuntansi itu pentingkarena
menyangkut laba ruginya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan atauusahanya. Semakin tinggi
beban semakin rendah laba yang diterima, sebaliknyasemakin rendah beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan semakin tinggi laba yangditerima. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atas
dasar tarif yang ditentukan dimuka ialah pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi sering kali mengakibatkan perubahan harga pokok per satuan produk yang
dihasilkan dari bulan satu ke bulan yang lain. (Mulyadi,2014)Perusahaan dalam menghitung harga pokok
produksi menggunakan metode harga pokok pesanan,sehingga manajemen memerlukan informasi
harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesaidikerjakan. Sementara biaya overhead pabrik
baru diketahui jumlahnya setiap akhir bulan atau akhirtahun. Hal tersebut juga merupakan alasan
mengapa pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atasdasar tarif yang ditentukan dimuka.
(Mulyadi, 2014)

3.2kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput
darikesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa
penyusunnanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik
ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis
Daftar pustaka

Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, Maret 1993Brealey, R., and Myers, S., 1991 Principles of
Corporate Finance, McGraw Hill. Brigham, E.,F., and Daves, P.R., 2004, intermediate Financial
Management, 8th ed., ThomsonSouth Western Bursa Efek Jakarta, 1993, Jakarta Stock Exchange
Monthly.Damodaran, A., 1997, Corporate Finance: Theory and Practice, John Wiley & SonsFoster, G.,
1986, Financial Statement Analysis, Prentice Hall International.Haley and Schall, 1979, The Theory of
Financial Decisions, McGraw HillHusnan, S., 1991, "Apakah Pasar Modal Indonesia Makin Efisien?",
Manajemen & Usahawan Indonesia, Juni., 1997, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan,
BPFE.----------, 1994, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP-AMP YKPNMartin, J. D., et
al, 1991, Basic Financial Management, Prentice HallRiyanto, B., 1992, Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gdjah Mada. Ross, 5., and Westerfield, RW., 1988, Corporate
Finance, Times Mirror/Mosby College Publishing.

Anda mungkin juga menyukai