Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANGGARAN TENAGA KERJA

(Dosen Pengampu: Bapak Ibram Pinondang Dalimunthe, S.E.Sy.,M.M.)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Penganggaran Perusahaan (Budgeting)

Oleh

Ahmad Muzzayyin Nim. 2016120930

Galih Angga N Nim. 2016121859

Nur Saiyah Nim. 2016121835

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas kasih dan karunianya penulisan makalah ini sehingga dapat menyelesaikan

Makalah berjudul “Anggaran Tenaga Kerja” yang digunakan sebagai salah satu

tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan (Budgeting).

Makalah ini bertujuan sebagai kewajiban mengerjakan tugas yang diberikan

oleh dosen, yaitu Bapak Ibram Pinondang Dalimunthe S.E.,Sy.,M.M. Penulis

ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penulisan tugas ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang

membutuhkan sedikit pengetahuan tentang “Anggaran Tenaga Kerja”.

Namun demikian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk di masa yang

akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Tangerang, 11 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Anggaran Tenaga Kerja ..................................................................... 4

2.2 Hubungan Manajemen Dengan Anggaran Tenaga Kerja ................... 6

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja ............ 6

2.4 Manfaat Anggaran Tenaga Kerja ....................................................... 8

2.5 Langkah-langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja ........... 9

2.6 Teknik Perhitungan Anggaran Tenaga Kerja ..................................... 9

2.7 Anggaran Tenaga Kerja Versus Aktual............................................ 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 16

3.2 Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap perusahaan tentu ada tenaga kerjanya untuk melakukan

semua aktifitas produksinya. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu

faktor produksi yang utama dan selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada

perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja

dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun

mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis, dan untuk

itu perusahaan mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keperluan buruh atau

sebagai balas jasa yang diterima tenaga kerja. Untuk membiayai tenaga kerja

dan untuk mengefisienkan waktu dan biaya perusahaan maka sudah

seharusnya perusahaan menghitung biaya tenaga kerja agar tidak dalam

proses produksinya optimal.

Biaya ini harus sudah dihitung sebelum perusahaan melakukan aktifitas

produksinya dan biaya seperti ini sering disebut dengan Anggaran Tenaga

Kerja Perusahaan. Perhitungan anggaran biaya perusahaan ini sangat

bermanfaat sekali bagi perusahaan karena untuk mengoptimalisasikan dari

segi biaya yang dikeluarkan perusahaan juga akan berdampak pada segi harga

jual ke pasaran.

Meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi,

tenaga kerja akan menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja

akan menerima insentif dari perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan

taraf hidup tenaga kerja

1
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Anggaran Tenaga Kerja?

2. BagaimanaHubungan Manajemen dengan Anggaran Tenaga Kerja?

3. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja?

4. Apa Manfaat Anggaran Tenaga Kerja?

5. Bagaimana Langkah-langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja?

6. Bagaimana Teknik Perhitungan Anggaran Tenaga Kerja?

7. Bagaimana Anggaran Tenaga Kerja Versus Aktual?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka makalah ini disusun bertujuan

untuk:

1. Mengetahui Anggaran Tenaga Kerja?

2. Mengetahui Hubungan Manajemen dengan Anggaran Tenaga Kerja?

3. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja?

4. Mengetahui Manfaat Anggaran Tenaga Kerja?

5. Mengetahui Langkah-langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga

Kerja?

6. Mengetahui Teknik Perhitungan Anggaran Tenaga Kerja?

7. Mengetahui Anggaran Tenaga Kerja Versus Aktual?

2
1.4 Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi

mengenai anggaran tenaga kerja sehingga diharapkan dapat bermanfaat

bagi penulis di masa yang akan datang dan untuk memenuhi salah satu

tugas Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan (Budgeting) Program studi

ekonomi jurusan audit pada Universitas Pamulang.

2. Pembaca lainnya

Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi

mengenai anggaran tenaga kerja sehingga diharapkan dapat bermanfaat

bagi pembaca umum.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Tenaga Kerja

Pada setiap perusahaan tentu saja ada biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi

yang utama dan yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada

perusahaan tersebut sudah menggunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja

dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun

mesin-mesin jaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.

Tenaga kerja (karyawan) adalah aset perusahaan yang harus dilindungi

dan disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya

kepada perusahaan. Tenaga kerja yang bekerja dipabrik dibagi menjadi dua,

tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung

mengolah produk. Sebagai contoh untuk perusahaan yang memproduksi baju

(konveksi) yang disebut tenaga kerja langsung seperti: tukang potong kain,

tukang ukur kain, tukang jahit, tukang obras.

Adapun tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja manusia yang

ikut membantu menyelesaikan produk, seperti: mandor, manajer produksi,

penyelia dan lain-lain.

4
Karakteristik tenaga kerja langsung:

a. Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan tingkat

kegiatan produksi.

b. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya variabel.

c. Kegiatan tenaga kerja ini dapat langsung dihubungkan dengan produk

akhir untuk penentuan harga pokok.

Karakteristik tenaga kerja tidak langsung:

a. Besar kecilnya biaya tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat

kegiatan produksi.

b. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya semi fixed atau semi variabel.

c. Tempat kerjanya tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi dapat juga di

luar pabrik.

Anggaran tenaga kerja langsung adalah anggaran yang merencanakan

secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja

langsung untuk periode yang akan datang. Anggaran tenaga kerja meliputi

rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu

satuan produk, tarif upah, dan waktu (kapan) dikerjakannya.

Pada dasarnya anggaran tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan

rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan biaya yang

paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja

harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung

dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut periode.

Hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak

perusahaan mengembangkan label-label tenaga kerja sebagai cara untuk

membantu dalam merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga

kerja.

5
2.2 Hubungan Manajemen Dengan Anggaran Tenaga Kerja

Dengan membuat anggaran seorang manajer dapat membuat perencanaan

dan dapat melakukan pengendalian kegiatan dengan demikian anggaran

berhubungan erat dengan manajemen, karena di dalam proses manajemen

berkaitan dengan unsur-unsur lain seperti perencanaan, pengorganisasian,

penataan, menciptakan kerjasama dan koordinasi antar bagian, pengendalian.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja

a. Kebutuhan tenaga kerja

Kebutuhan tenaga kerja merupakan rencana kebutuhan jumlah tenaga

kerja yang diperlukan, rekrutmen tenaga kerja, penyeleksian tenaga kerja

dan penempatan tenaga kerja. Adapun tujuan dari merencanakan tenaga

kerja adalah meneliti dan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan baik

dari segi kuantitatif dan kualitatif.

b. Penarikan tenaga kerja

Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik perusahaan menyediakan gaji

yang besar dan fasilitas yang lengkap. Karena itu biaya tenaga kerja

sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja itu digunakan, akan

tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.

Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara seperti ujian

tertulis atau lisan, psychotest. Semuanya ini bertujuan untuk mencari

orang-orang yang berpengalaman, mencari orang-orang yang cocok dan

mempunyai potensi untuk berkembang.

c. Latihan tenaga kerja

Tenaga kerja yang sudah ditempatkan pada setiap departemen akan

diberikan pelatihan sebelum melaksanakan pekerjaannya. Pelatihan

6
diberikan sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. Pelatihan

memiliki manfaat, yaitu: pekerja mengetahui tugas yang harus dikerjakan,

memberi tahapan proses kerja, dan mengurangi ketidaktahuan pekerja

baru.

d. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja

Evaluasi pencapaian kerja yang telah dilakukan tenaga kerja perlu

dilakukan sebagai bahan pertimbangan dan keputusan mengenai target

dan hasil yang didapat untuk pengukuran di masa yang akan datang.

Tenaga kerja diberi spesifikasi pekerjaan agar lebih fokus dalam

mengerjakan pekerjaannya yang telah menjadi job description masing-

masing pekerja.

e. Gaji dan upah

Beberapa bentuk sistem pemberian gaji dan upah bagi para pekerja:

1) Upah harian

2) Upah mingguan

3) Upah bulanan

4) Upah bonus

5) Upah lemburan

f. Pengawasan tenaga kerja

Pencapaian kerja yang dihasilkan tenaga kerja tetap harus mendapatkan

pengawasan guna menghindari kesalahan kerja yang mengakibatkan

ketidaksesuaian dengan anggaran yang telah ditetapkan.

7
2.4 Manfaat Anggaran Tenaga Kerja

a. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien

Secara struktural anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur

rencana tahunan. Oleh karena itu, anggaran ini harus menunjukkan biaya

dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan

menurut produk.

b. Biaya tenaga kerja lebih efisien

Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga

kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk

yang direncanakan dalam anggaran produk.

c. Harga pokok produk dapat dihitung dengan tepat

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari

harga pokok produk. Harga pokok produk adalah semua biaya yang

berkaitan dengan produk. Oleh karena itu, anggaran biaya tenaga kerja

langsung diperlukan dalam penghargapokokan produk per unit.

Penghargapokokan produk per unit sangat penting dalam penentuan harga

jual.

d. Alat pengawasan tenaga kerja

Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung.

Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis

untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya

dan dilaporkan setiap hari.

Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:

a. Jam yang dikerjakan sebenarnya

b. Jam standar untuk produksi sebenarnya

c. Selisih waktu

8
Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat

bulanan. Didalam laporan ini harus menyajikan informasi yang sebenarnya,

menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan

dengan standar-standar yang telah ditetapkan.

2.5 Langkah-langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja

Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level

manajer yang terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara

lain:

1. Menyusun pedoman penyusunan anggaran

2. Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap

seksi, bagian atau divisi.

3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan

4. Menyetujui anggaran.

2.6 Teknik Perhitungan Anggaran Tenaga Kerja

a. Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai

Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai

(JKSt) diperlukan data anggaran produk dan jam standar tenaga kerja

langsung (JSTKL). Anggaran produk jadi dari Perusahaan Kecap Asli

selama tahun 2016 sebagai berikut .

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total

I 22 Botol 13 Botol 9 Botol 44 Botol

II 23 Botol 13 Botol 10 Botol 46 Botol

III 24 Botol 14 Botol 9 Botol 47 Botol

IV 26 Botol 14 Botol 10 Botol 50 Botol

Setahun 95 Botol 54 Botol 38 Botol 187 Botol

9
Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) untuk membuat satu botol

kecap diperlukan waktu 0,1 jam.

Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun jam kerja standar tenaga

kerja langsung terpakai (JKSt) adalah sebagai berikut .

JKSt = P x JSTKL

Keterangan:

JKSt = Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai

P = Unit ekuivalen produk

JSTKL = Jam standar tenaga kerja langsung

Bila tidak terdapat produk dalam proses, maka unit ekuivalen produk

sama dengan produk jadi dihasilkan periode tersebut. Anggaran produk

pada Perusahaan Kecap Asli dalam contoh tersebut tidak terdapat

sediaan produk dalam proses, sehingga unit ekuivalen produk sama

dengan produk jadi.

Dari data tersebut diatas dapat disusun jam kerja standar kerja langsung

terpakai (JKSt) seperti Tabel 1

Perusahaan Kecap Asli

Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai

Tiap Triwulan Pada Tahun 2016

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total

I 2,2 Jam 1,3 Jam 0,9 Jam 4,4 Jam

II 2,3 Jam 1,3 Jam 1,0 Jam 4,6 Jam

III 2,4 Jam 1,4 Jam 0,9 Jam 4,7 Jam

IV 2,6 Jam 1,4 Jam 1,0 Jam 5,0 Jam

Setahun 9,5 Jam 5,4 Jam 3,8 Jam 18,7 Jam

10
Pada Tabel 1 tampak triwulan 1 produk jadi kecap sedang sebanyak 22

botol (P) x JSTKL (Jam standar tenaga kerja langsung) 0,1 sehingga

jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) sebanyak 2,2

jam.

Setelah disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai,

kemudian disusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.

b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran biaya tenaga

kerja langsung (BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung (BTKLSt)

sebagai berikut.

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP

Misalkan dari data Tabel 1 dan data tarif upah standar tenaga kerja

langsung (TUSt) per jam Rp. 500, maka dapatlah disusun anggaran

biaya tenaga kerja langsung seperti Tabel 2

Pada Tabel 2 anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang

sebesar Rp. 1.100 dihitung dengan cara JKSt x TUSt, yaitu 2,2 jam x

Rp. 500 = Rp. 1.100 atau P x BTKLS yaitu 22 botol x Rp. 50 = Rp.

1.100.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung setahun untuk :

Kecap Sedang = 9,5 Jam x Rp. 500 = Rp. 4.750

Kecap Manis = 5,4 Jam x Rp. 500 = Rp. 2.700

Kecap Asin = 3,8 Jam x Rp. 500 = Rp. 1.900

Total = Rp 9.350

11
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tiap Triwulan Pada Tahun 2016
Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total

I Rp. 1.100 Rp. 650 Rp. 450 Rp. 2.200

II Rp. 1.150 Rp. 650 Rp. 500 Rp. 2.300

III Rp, 1.200 Rp. 700 Rp, 450 Rp. 2.350

IV Rp. 1.300 Rp. 700 Rp. 500 Rp. 2.500

Setahun Rp. 4.750 Rp.2.700 Rp.1.900 Rp. 9.350

Pada table 1 tampak jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt)

untuk kecap sedang = 22 botol x 0,1 jam = 2,2 jam dan pada Tabel 9.2

tampak anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) untuk kecap sedang

= 2,2 Jam x Rp. 500 = Rp. 1.100.

JKST pada Tabel 1 dan BTKL pada Tabel 2 bila tidak terdapat sediaan

produk dalam proses. Apabila terdapat sediaan produk dalam proses awal

triwulan 1 untuk kecap sedang sebanyak 10 botol dengan tingkat

penyelesaian BTKL 30%, dan sediaan produk dalam proses akhir triwulan

1 untuk kecap sedang sebanyak 8 botol dengan tingkat penyelesaian BTKL

50%. Metode perhitungan unit ekuivalen menggunakan metode masuk

pertama keluar pertama (MPKP) dan hal – hal lain tidak berubah.

Berapakah anggaran biaya tenaga kerja langsung triwulan 1 untuk kecap

sedang?

Jawaban

Produk jadi (kecap sedang) = 22 botol

Sediaan produk dalam proses akhir 8 botol x 50% = 4 botol +

= 26 botol

Sediaan produk dalam proses awal 10 botol x 30% = 3 botol –

Unit ekuivalen produk kecap sedang = 23 botol

12
2.7 Anggaran Tenaga Kerja Versus Aktual

Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah untuk

satu hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standar

dan oleh karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Sistem

upah terpotong berdasarkan jumlah upah dari jumlah barang produksi yang

diproduksi kerena menurut teori karyawan yang harus dibayar menurut hasil

kerja nyata. Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian

didalam memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah dibatas

minimum karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang

biasanya menurut jumlah potongannya. Dari penjelasan dari sistem upah ini,

jelaslah sistem upah terpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget

tenaga kerja.

Disamping mengenai sistem upah, laporan produksi yang dibuat didalam

pabrik harus menunjukkan dan menggambarkan banyaknya jumlah barang

yang diproduksi atau unit yang diproduksi dalam satu hari atau jam. Dalam

laporan tenaga kerja harus menunjukkan ongkos tenaga kerja produk itu,

sehingga ongkos tenaga kerja dapat dengan segera ditentukan. Namun perlu

diketahui bahwa dalam penyusunan budget tenaga kerja perlu kita membuat

suatu perencanaan waktu kerja standar. Didalam waktu kerja standar ada

empat macam rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:

a. Studi waktu dan gerak

Didalam studi ini di analisa kerja yang dibutuhkan suatu produk dengan

memperinci sederetan operasi atau aktivitas. Pada umumnya analisa ini

dilakukan oleh para manajer. Hasil dari analisa ini dapat digunakan

sebagai dasar input dasar guna mengembangkan kebutuhan-kebutuhan

13
jam kerja langsung untuk memenuhi kebutuhan produksi yang telah

direncanakan. Studi ini umumnya merupakan pendekatan kearah

penetapan waktu kerja standar.

b. Biaya standar

Penelaahan jam kerja langsung pada dasarnya harus dilakukan mengingat

didalam akuntansi biaya yang digunakan biaya-biaya standar. Didalam

biaya standar, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi. Penyimpangan

tersebut harus dianggarkan dari jam-jam kerja standar yang dimasukkan

dalam rencana laba tahunan.

c. Penaksiran langsung oleh pengawas

Untuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:

1) Pertimbangan

2) Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari periode berjalan

3) Bantuan dari pengawas

d. Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok staff, pendekatan ini sering

digunakan untuk departemen produksi yang menghasilkan produk lebih

dari satu rasio historis jam kerja langsung terhadap suatu ukuran produksi

fisik dihitung dan kemudian disesuaikan dengan perubahan-perubahan

yang direncanakan dalam pusat tanggung jawab itu. Kebenaran

perhitungan ini tergantung pada kebenaran catatan-catatan biaya.

Kelemahan metode ini adalah pemborosan-pemborosan diwaktu lalu

diproyeksi ke waktu yang akan datang.

Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja

langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi,

maka perhitungan biaya kerja langsung hanya menyangkut perkalian satuan

14
dengan lainnya. Dalam suatu perusahaan tertentu mungkin terdapat satu

departemen produksi atau lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis

penggunaannya.

Penentuan tarif upah langsung rata-rata dalam suatu departemen produksi

atau pusat biaya tertentu biasanya tidak menimbulkan suatu problem yang

gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir tarif-tarif dengan jalan

menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan tarif upah mereka

yang diharapkan, kemudian menghitung rata-ratanya.

Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio

historis antara upah yang dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan

di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan

kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu

dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada data historis hanya

berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat

konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan

ditetapkan dengan tarif yang berbeda.

Dalam beberapa hal, besar departemen, diversivitas pekerjaannya, dan

variasi-variasi dalam upah per jam dapat berbeda, sehingga departemen ini

harus dibagi lebih lanjut menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk masing-

masing pusat biaya harus direncanakan taksiran kerja langsung dan tarif upah

rata-rata tersendiri.

Jika departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok

standar, maka tarif upah standar yang digunakan untuk hal ini (penyusunan

budget tenaga kerja) akan tetapi kita perlu membuat budget selisih-selisih

tarif upah tertentu antara kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal

dalam ukuran kuantatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan

perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka

waktu tertentu biasanya satu tahun.

Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di

pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya

dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Anggaran

upah tenaga kerja langsung ialah anggaran yang merencanakan secara lebih

terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja

langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi

rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja

langsung untuk menyelesaikan unit yang akan diproduksikan, tarif upah

yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dan kapan

waktunya para tenaga kerja langsung menjalankan kegiatan proses produksi,

yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan

dihasilkan, serta tempat atau departemen dimana para tenaga kerja langsung

tersebut akan bekerja.

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat

banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki

makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang

membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Welsch, G. A., Hilton, R. W., & Gordon, P. N. (1988). Budgeting : Perencanaan

dan pengendalian laba. Jakarta: Bumi Aksara.

https://www.academia.edu/26572533/Materi_Budgeting_-

_Anggaran_Tenaga_Kerja

M. Nafarin. (2007). Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

17

Anda mungkin juga menyukai