Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIAYA TENAGA KERJA

PENYUSUN
Lena Lestari Simanjuntak (180404020010)
Risa Nikma Khairani (180404020060)

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2018
PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun batin, sehingga saya mampu
menyelesaikan makalah sebagai Tugas Akuntansi biaya denga judul
BIAYA TENAGA KERJA

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikianlah yang dapat penulis haturkan, saya berharap supaya makalah
yang telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Sekian
terimakasih Wassalamualaikum Wr.Wb

Pasuruan, 23 Desember 2019

i
PRAKATA....................................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN….............................................................................................................3

2.1 Pengertian Biaya Tenaga Kerja ...............................................................................3

2.2 Penggolongan biaya tenaga kerja ..........................................................................3

2.3 Akuntansi Biaya Tenaga kerja ................................................................................4

BAB III PENUTUP………………..……………………………………………….………………………………………….….10

3.1 Saran.....................................................................................................................10

3.2 Kesimpulan............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………10

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok
(costs) dari “sesuatu produk” yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi
pesanan ari pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.
Akuntansi secara umum merupakan proses pencatatan, penggolongan,, peringkasan dan
penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau
organisasi lain dan penafsiran terhadap hasilnya.

Tujuan akhir dari akuntansi biaya adalah menyediakan informasi tentang biaya untuk
manajemen guna membantu mereka di dalam menglola perusahaan atau departemennya. Biaya-
biaya yang dikumpulkan sesuai dengan golongan atau klasifikasi yang diinginkan, kemudian
disajikan dan dianalisa dakan sangat bermanfaan bagi manajemen. Data biaya tersebut akan
dpat dimanfaatkan oleh manajemen untuk berbagai tujuan.

Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para pekerja


yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan
untuk biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja langsung, atau untuk pembayaran yang
dinamakan “upah”. Hal ini penting untuk membedakan kerja/karyawan yang didasarkan pada
rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan melalui
rekening biaya overhead pabrik.

Akuntansi biaya tenaga kerja dimulai dengan pembayaran upah, diteruskan pada
distribusi upah tersebut pada “Job”, produk atau pusat biaya (departemen produksi). Di dalam
upah tersebut sudah termasu pengurangan atau potongan terhadapnya seperti penghasilan, iuran
ASTEK dan lain-lain. Demikian pula tambahan-tambahan terhadap upah seperti lembur,
tunjangan, dan lain sebagainya.

Penjelasan di atas sangat jelas bahwa setiap transaksi yang terjadi di sebuah perusahaan sangat
berpengaruh pada pelaporan keuangan yang disajikan di setiap akhir periode. Hal ini berarti
seluruh biaya termasuk biaya tenaga kerja juga akan mempengaruhi besar kecilnya laba
perusahaan tersebut.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Pengertian Biaya Tenaga Kerja

1.2.2 Penggolongan Biaya Tenaga Kerja

1.2.3 Perlakuan Akuntansi biaya tenaga kerja

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


1.3.1 Mengetahui Pengertian Biaya Tenaga Kerje

1.3.2 Mengetahui Penggolongan Biaya Tenaga Kerja

1.3.3 Mengetahui Perlakuan akuntansi biaya Tenaga kerja

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BIAYA TENAGA KERJA


Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk
mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga
kerja manusia tersebut. Dapat juga di artikan semua balas jasa yang di berikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan, elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biayas produksi adalah
biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik

2.2 PENGGOLONGAN BAIAYA TENAGA KERJA


Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan
sebagai berikut:

A. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan Organisasi dalam


perusahaan manufaktur dibagi menjadi 3 fungsi pokok yaitu produksi, pemasaran dan
administrasi. Sehingga perlu adanya penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja
pabrik dan tenaga ke

B. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan


Misal departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen. Bagian
pulp, bagian kertas, dan bagian penyempurnaan. Bagian tenaga kerja tersebut
digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang benar dalam perusahaan tersebut.
Tenaga kerja yang bekerja di departemen-departemen nonproduksi digolongkan pula
menurut departemen yang menjadi tempat kerja mereka. Dengan demikian biaya tenaga
kerja di departemen-departemen nonproduksi dapat dogolongkan menjadi biaya tenaga
kerja bagian akuntansi, bagian personalia, dan lain sebagainya. Penggolongan semacam
ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang
terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen
bertanggungjawab atas hal-hal tersebut.

3
C. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
Dalam suatu perusahaan penggolongan tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat
pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan
sebagai berikut: operator, mandor dan penyelia. Dengan demikian biaya tenaga kerja juga
digolongkan menjadi upah operator, upah mandor, dan upah penyelia. Penggolongan biaya
tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan diferensial upah standar
tenagakerja.

D. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk

Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung
ikut serta dalam memproduksi produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja
yang jasanya tidak secara langsung.
nonpabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi, melainkan merupakan unsur
biaya usaha. Dengan demikian biaya tenaga kerja manufaktur digolongkan menjadi biaya
tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja pemasaran dan biaya tenaga kerja administrasi dan
umum.
2.3 PERLAKUAN AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
Biaya tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :

1. Gaji dan upah regular

Yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan- potongan seperti pajak
penghasilan karyawan dan asuransi hari tua

Ada berbagai cara dalam penghitungan upah karyawan. Salah satu cara yaitu dengan
mengalihkan tarif upah dengan jam karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah
karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerja karyawan dalam periode tertentu.
Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk
mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job
time ticket). Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam hadir
karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan.

4
Dalam penggunaan waktu jam kerja, untuk pemakaian waktu jam kerja biasanya untuk
kehadiran langsung karyawan di pabrik.
Akuntansi biaya gaji dan upah dalam empat tahap, sebagai berikut :

A. Berdasarkan kartu hadir karyawan, bagian daftar gaji membuat daftar gaji dan upah
karyawan kemudian membuat daftar tersebut. Dari daftar gaji dan upah tersebut
kemudian dibuat rekapitulasi, untuk mengelompokan daji tersebut menjadi upah
karyawan pabrik, upah administrasi dan umum, serta karyawan langsung dan tak
langsung dalam hubungan dengan produk. Jurnal seperti berikut :

Barang dalam proses biaya xxx


tenaga kerja

BOP xxx

Biaya administrasi umum xxx

Biaya pemasaran xxx

Gaji dan upah xxx

B. Atas dasar daftar gaji dan upah, bagian keuangan membuat bukti kas keluar dan cek
untuk pengambilan uang dari bank. Jurnal seperti berikut:
Gaji dan upah xxx

Utang PPH karyawan xxx

Utang gaji dan upah xxx

C. Setelah cek diuangkan. Gaji dibayarkan kepada karyawan melalui juru


bayar. Tiapkaryawan menandatangani daftar gaji sebagai bukti
penerimaan.

Utang gaji dan upah xxx

Kas xxx

5
D. Penyetoran pajak penghasilan
Utang PPH Karyawan xxx
Kas xxx

2. Premi lembur

Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam per minggu, mereka berhak
menerima uang dan premi lembur. Misalnya dalam satu minggu seorang karyawan bekerja
selama 44 jam dengan tarif upah Rp 600,- per jam. Premi lembur dihitung sebesar 50% dari
tarif upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut:
Jam biasa 40 x Rp 600 = Rp24.000,-
Lembur 4 xRp600 = Rp 2.400,-

Premilembur 4 xRp300 = Rp 1.200,-+

Jumlah upah satu minggu =Rp27.600,-


Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur. Premi
lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan
atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakukan ini dapat dibenarkan jika
pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelanggan/pemesan mau menerima beban
tambahan karena lembur tersebut. Premi lembut dapat diperlakukan sebagai unsur biaya over
head pabrik atau dikeluarkan sama dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya
periode (period expenses). Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat dibenarkan jika lembur
tersebut terjadi karena ketidakefisien atau pemborosanwaktu.

6
3. Bonus

Bonus adalah tambahan pembayaran upah/gaji yang diberikan kepada pekerja. Alasan
pemberian bonus ini pada umumnya adalah karena karyawan telah bekerja pada tingkat
produktivitas yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Besarnya bonus biasanya ditentukan
dalam persentase tertentu dari keuntungan (laba). Selain itu sering pula dalam persentase
tertentu dari gaji/upah yang diterima. Bonus secara teoritis dimasukkan dalam harga pokok
produksi melalui rekening barang dalam proses. Namun demikian, karena alasan praktis bonus
dimasukkan dalam harga pokok produksi melalui rekening biaya overhead pabrik.

4. Cuti dan Hari Libur

Pembayaran upah seorang buruh akan tetap dilakukan sementara buruh tersebut tidak bekerja
karena cuti atau pada hari libur. Upah tersebut diakumulasikan tiap bulan dan didistribusikan
pada seluruh produksi selama setahun melalui biaya overhead pabrik.
Cara penghitungan yang umum digunakan adalah :

1. Upah selama cuti dan hari libur ditaksir selama setahun, kemudian dibebankan tiap bulan
1/12-nya.
2. Ditentukan suatu persentase tertentu untuk dibebankan tiap bulan pada biaya overhead
pabrik.

Misalnya sebuah pabrik memberikan cuti satu minggu dan ada lima hari libur dalam
setahun, seminggu ada 40 jam kerja, 5 hari kerja, dari data tersebut jam kerja seorang buruh
akan dapat dianalisa sebagai berikut : Waktu produksi : 50 minggu x 40jam= 2.000 jam
Waktu tidak produktif:
Cuti : 1 minggu = 1 x 40 jam = 40 jam

Libur : 5 hari = 5 x 8 jam = 40 jam

80 jam

Total jam kerja di bayar =2.080 jam

Persentase jam kerja yang akan dibebankan pada biaya overhead pabrik per bulan adalah
80
: ×100 =4%
2000

7
Jika seorang buruh pada periode (bulan) tertentu mendapat upah Rp 61.000,00 maka yang
menjadi biaya overhead pabrik adalah = 4% x Rp 61.000,00 = Rp 2.440,00

dan jurnal yang dibuat adalah :

Biaya overhead pabrik Rp 2.440,00

Biaya cuti dan libur karyawan Rp 2.440,00

Saat di setujui pembayarannya :

Biaya cuti dan libur karyawan xxx

Utang upah gaji xxx

5. Pekerjaan yang Rusak

Sudaah menjadi hal biasa terjadi dalam pelaksanaan produksi adanya produk yang tidak
sesuai, rusak atau cacat. Dari produk yang tidak sesuai, rusak atau cacat tersebut ada yang
dapat diperbaiki seperti yang diinginkan. Masalah yang timbul adalah diperlukan pula tenaga
kerja untuk mengerjakan dan tentu saja timbul biaya tambahan terhadap produk tersebut.
Tambahan biaya tersebut biasanya dibebankan pula pada biaya overhead pabrik, yang
penting adalah biaya tersebut perlu diawasi dan dikendalikan. Cara yang sederhana adalah
dengan membebankan terbatas pada batas-batas yang telah ditetapkan terlebihdahulu.
Tenaga kerja langsung yang upahnya dibebankan atau diperlakukan sebagai biaya overhead
pabrik di contohkan sebagai berikut :
Seorang operator mesin mempunyai tarif upah Rp 400,00 per jam. Pada suatu hari ia bekerja
9 jam kerja dimana 8 jam merupakan jam kerja regular dan 1 jam merupakan jam kerja
lembur. Tarif atas kerja lembur adalah 50% dari tarif normal. Dari kartu kerja 9 jam kerja
tersebut terbagi atas :
Melaksanakanproduksinormal 7,5 jam
Waktu menganggur/menungguorderbaru 0,5 jam
Mengerjakan kembaliprodukrusak 1,0 jam
9,0 jam

8
Dengan data tersebut maka perincian upahnya adalah sebagai berikut :

Barang dalamproses : 7,5 jam @ Rp400,00 = Rp 3.000,00

Waktu menganggur : 0,5 jam @ Rp400,00 = Rp 200,00


Kerja produk rusak : 1,0 jam @ Rp400,00= Rp 400,00
Lembur : 1,0 jam @ Rp200,00= Rp 200,00
Total : Rp 3.800,00

Biaya overhead pabrik


800

Biaya tenaga kerja langsung Biaya upah dan 3.000


gaji 3.800

Biaya upah dan gaji Utang upah dan gaji


3.800
3.800

9
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para
pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi. Istilah yang
digunakan untuk biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja langsung, atau untuk
pembayaran yang dinamakan “upah”. Hal ini penting untuk membedakan dengan istilah
“gaji”. Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yang didasarkan pada
rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan
melalui rekening biaya tenga kerja langsung, sedangkan gaji dibebankan melalui rekening
overhead pabrik.

3.2 SARAN
Sasaran utama dalam pembayaran upah karyawan adalah menentukan pembayaran upah
yang dilakukan adalah untuk karyawan yang berhak menerima dari sebesar haknya pula.
Oleh sebab itu, catatan tentang data kepegawaian merupakan proses pengupahan yang
sangat penting. Formulir catatan kepegaiawaian dirancang tidak hanya digunakan ketika
seorang karyawan diupah tetapi juga untuk promosi dan pemberhentian karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahsan.idscrib.2015.Akuntansi Biaya: Sricbdid

10

Anda mungkin juga menyukai