Disusun oleh :
NURBAITI (150420036)
SAFIRA (150420043)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
Sisitem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari sistem
akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini. Pemahaman terhadap konsep biaya
memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karekteristik dari yang berkaitan dengan biaya. Ada
elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan
sebagai komponen biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaian dengan biaya.
1. Menurut Schaum
Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari
biaya pembuatan barang atau jasa.
Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin
maupun strategis.
Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut :Beban (expenses) adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari pengertian di atas dapat dilihat
bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-kadang harus
melalui hutang lebih dahulu.
Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan
hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholders equity) sebagai akibat pemakian
barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan.
Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi yang
diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter
(penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang dikemukakan
FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan sudut
pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristiwa moneter
dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya saling berkaitan erat
dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah memiliki sifat moneter, karena
dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya
menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik)
dalam kegiatan operasional perusahaan. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost
yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya.
Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan
bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan
pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching) dilakukan dengan tepat, maka
pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai aktiva, selama pemanfaatan jasa masa
sekarang dapat membantu menghasilkan pendapatan pada priode yang akan datang. FASB tidak
menunjukkan kondisi tersebut.
Lepas dari perbedaan tersebut, yang jelas setiap cost yang dinyatakan keluar dalam
rangka menghasilkan pendapatan disebut dengan biaya. Baik itu biaya yang berasal dari cost
yaang langsung dibebankan sebagai biaya tanpa dicatat lebih dahulu sebagai aktiva.
Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur.
Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan
yang dilakukan untuk menjamin peroleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau
pengorbanan pada tanggal akuisis dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau atas aset lain yang
terjadi pada saat ini atau dimasa yang akan datang.
Istilah biaya menjadi lebih spesifik ketika istilah tersebut dimodifikasi dengan deskripsi
seperti langsung, utama ( primer ), konversi, tidak langsung, tetap, variable, terkendali, produk,
periode, bersama ( join ), estimasi, standar. Setiap modifikasi mengimplikasikan suatu atribut
tertentu yang penting dalam pengukuran biaya.
1. Objek biaya
Suatu objek biaya ( cost object ), atau tujuan biaya, didefenisikan sebagai suatu item atau
aktifitas yang biaya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah item-item dan aktivitas-aktivitas
yang dapat menjadi objek biaya :
Produk proses
Batch dan unit-unit sejenis departemen
Pesanan pelanggan divisi
Kontrak proyek
Lini produk tujuan strategis
Konsep dari objek biaya adalah suatu trobosan ide dalam bidang akuntansi.
Harga pokok produksi merupakan salah satu informasi yang penting bagi perusahaan
yang akan digunakan oleh manajer untuk tujuan yang beraneka ragam. Sebagai contoh, harga
pokok produk dari sebuah produk jadi berguna untuk menetapkan harga jual produk. Di samping
itu, harga pokok produksi yang akurat juga memungkinkan bagi manajer untuk mengelola
operasi secara efektif dan efisien, serta merupakan faktor penting dalam pembuatan laporan
keuangan.
Ada dua jenis sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk menentukan harga pokok, yaitu: job
order cost systems dan process cost systems seperti Activity Based Costing. Jenis mana yang
digunakan untuk menentukan harga pokok sangat tergantung pada jenis proses produksi
perusahaan yang bersangkutan.
job order cost system adalah Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga
pokok produksi dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu, atau
suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukan harga pokoknya secara
individual. Metode ini tepat digunakan bila produksi terdiri dari atau merupakan pesanan khusus
serta waktu yang dikehendaki untuk memproduksi suatu unit produksi relatif panjang dimana
harga jual banyak tergantung dari biaya produk.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya
kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga
pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.
1. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan
laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi,
administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak
digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji
dalam laporan tersebut.
1. Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya
produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik
bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.
Menurut Masud Machfoed variabel costing adalah Suatu metode penentuan harga pokok
dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.15)
Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format
laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya
dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-
fungsi produksi, administrasi dan penjualan.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan
sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini
banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
BAB III
KESIMPULAN & PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Akuntansi biaya adalah suatu bidang
akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-
biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan
pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai berikut : Biaya
adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi
keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan
jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas .
Konsep biaya terdiri dari objek biaya, kemampuan untuk menelusuri biaya ke objek biaya
dan kemampuan untuk menelusuri biaya di industri jasa.
3.2 kasus
Catatan:
Pesanan tersebut diberi kode masing-masing K-1 dan M-3.
Pesanan K-1 dan M-3 dapat diselesaikan, namun baru K-1 yang diserahkan.
Transaksi yang terjadi untuk memenuhi pesanan K-1 dan M-3 adalah sebagai berikut:
1 Pemakaian bahan:
Dari data tersebut diminta untuk membuat jurnal-jurnal yang diperlukan dan job order cost sheet
masing-masing pesanan.
Jawaban :
7 Kartu pesanan
Catatan:
Hal yang sama dapat dibuat untuk job order cost sheet atas pesanan dari UGM
https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/21/metode-penentuan-harga-pokok-
produksi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi_biaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Biaya