Anda di halaman 1dari 21

MENGHITUNG TINGKAT

LIKUIDITAS SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS

Mata Pelajaran : Kewirausahaan


Guru Mata Pelajaran : Sulhak S.pd

Nama Kelompok :
1. Diki Ernando (11)
2. Karisma Rosilawati (21)
3. Mita Yuliana Defi (23)
4. Novitasari (32)
5. Ramadhani Firmansyah (36)

SMK PGRI 1 GIRI BANYUWANGI


TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, taufiq
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul “MENHITUNG TINGKAT LIKUIDITAS SOLVABILITAS DAN
RENTABILITAS” ini disusun untuk memenuhi tugas kewirausahaan. Selain itu,
makalah ini juga dapat dibuat untuk referensi pembuatan makalah dan sebagainya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Banyuwangi , 15 Januari 2018

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
pengetahuan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi.
Suatu perusahaan mempunyai “Kekuatan membayar” belum tentu dapat
memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau dengan
kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan membayar.
Suatu perusahaan dikatakan “likuid” jika mempunyai kekuatan membayar
dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid
apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansial
untuk menyelenggarakan proses produksi dinamakan likuiditas perusahaan.
Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan active atau modal yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
B. Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu :
1. Cara menghitung tingkat likuiditas , solvabilitas , rentabilitas

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam pembahasan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui cara menghitung tingkat likuiditas , solvabilitas ,
rentabilitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Rasio Likuiditas
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera
harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat
likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat
ditagih.
Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan :
1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal
3 Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan
4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan

Rasio Likuiditas terdiri dari :


a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar yang dimiliki. Menunjukan tingkat keamanan ( Margin og safety)
kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek
Rumus :
Aktiva lancar
Hutang X 100%
Lancar

2
Ratio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, tetapi
ratio 200% hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sbg titik
tolak untuk mengadakan analia lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum teentu
menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan
yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat
perputaran persediaan rendah dan menunjukan adanya over investment dalam
persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.
Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan Sekarang.
Analisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancar
harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai beerikut:
 Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;
 Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau
lebih dari waktu yang lalu.
 Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian
maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
 Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan
perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah
lama teerjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil
dibandingkan dengan yang dulaporkan.
 Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar (terutama diitunjukan dalam
persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan.
 Perubahan persediaan dalan hubungannya dengan volime penjualan sekarang atau di
masa yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan;
 Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar, kebutuhan modal
kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkan.
 Type atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang yang dijual perdagangan
atau perushaan jasa )

3
B. Rasio Kas ( Cash Ratio )
Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia
Rumus :
Kas + Surat Berharga
X 100 %
Hutang lancar

C. Rasio cepat ( quick ratio )


Membayar kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid
Rumus :

Aktiva Lancar - Persediaan


X 100 %
Kewajiban Lancar

Contoh Soal :
Tavi Sport
Neraca Saldo
31-Des-2008

KETERANGAN NO BUKTI D K
Kas 24.010.170
Piutang dagang 162.500.000
Piutang lain-lain 5.500.000
Persediaan barang dagang 27.500.000
Perlengkapan Usaha 1.500.000
Tanah 150.000.000
Peralatan 5.250.000
Kendaraan 140.000.000
Ak. Penyusutan Kendaraan 4.200.000

4
Bangunan 275.000.000
Ak. Penyusutan bangunan 8.300.000
Hutang dagang 78.000.000
Hutang sewa 500.000
Hutang bank 30.000.000
Hutang lain-lain 53.166.000
Modal 563.500.000
Penjualan 242.000.000
Retur penjualan 2.000.000
Potongan penjualan 315.000
Pembelian 53.300.000
By Angkut Pembelian 250.000
Retur Pembelian
Potongan Pembelian 750.000
Biaya Promosi 14.000.000 150.000
Biaya Gaji 104.500.000
Biaya Listrik & telp 11.600.000
Biaya Bunga 3.340.830

TOTAL 980.566.000 980.566.000

5
TAVI SPORT
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2008

LAPORAN LABA RUGI


Penjualan 242.000.000
Retur Penjualan 2.000.000
Pot.Penjualan 315.000 +
2.315.000 _
Penjualan Bersih 239.685.000
HPP
PBD awal 27.500.000
Pembelian 53.300.000
BAP 250.000 +
53.550.000

Retur pembelian 750.000


Pot. {embelian 150.000 +
900.000 _

Pembelian Bersih 52.650.000 +


80.150.000
PBD Akhir 22.800.000 _
HPP 57.350.000 _

Laba Kotor 182.335.000


Biaya Operasional
By Promosi 14.000.000

6
By Gaji 104.500.000
By Listrik & Telp 11.600.000
By Peny Peralatan 65.625
By perlengkapan 400.000
By Peny kendaraan 14.000.000
By Peny Bangunan 27.500.000 +

Total By Operasional 172.065.625 _

Laba Bersih Di luar Usaha 10.269.375


By Bunga 4.090.830 _

Laba Bersih setelah Biaya Diluar Usaha 6.178.545

a. Current Ratio
Aktiva lancar
Hutang X 100%
Lancar

Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha


= 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000
= 221.010.170
Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000
221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 %
= 1,37 X
( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37 Aktiva
lancar )

7
b. Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan
X 100 %
Kewajiban Lancar

221.010.170 - 27.500.000 X 100 %


161.666.000

= 119,69 % = 120 %
= 1,20 X
(Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan
aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)

2. Rasio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin
adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang
menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-
pos jangka panjang, Misalnya :
a. Adanya Understated ( dicatat terlau kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam
tahun pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi
dalam jangka panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya,
kondisi ini merupakan penurunan kapasitas yang sangat membahyakan kelangsungan
usaha, karena aktiva belum habis disusut tetpai sudah tidak dapat digunakan .
b. Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada
saat jatuh tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
c. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal
sendiri.
d. Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok
historis ( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat

8
rendah, padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin
kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiv alancar ( terutama persediaan ) semakin
turun karena dengan jumlah uang yang sama tidak dapat memperoleh jumlah
kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah sebelumnya

Rasio Solavabilitas terdiri dari :


a.Rasio Modal dengan Total Aktiva
Menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua
aktiva akan dapat direalisir sesua dengan yang dilaporkan di Neraca.
Rumus :
Modal
X 100 %
Total Aktiva

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk me
Perbedaan kebijkasanaa di dalam metode penyusutan.Misalnya dua perusahaan yang
emmpunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut
menggunakan metode penyusutan yang berbeda.
Perbedaan dalam penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan
mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sednag lainnya segera
mengganti aktiva, maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-
laba karena prnggantian.
Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai
buku. Kalau yang satu menyesuakin dengan kenaikan harga atau mengadakan
revaluasi dan yang lain tetap mencatat at coast
Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur
nodal yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk
membayar deviden yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi
kecil atau bahkan dengan stobk devidend, maka ini akan berakibat pada proprietory
ratio yang berbeda.

9
Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.

Kalau rasio ini >100 % berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal
sendiri. Kalau rasio ini <100 % maka sebagian aktiva tetap dibiayai dengan modal
pinjaman sedang aktiva lancar dibiayai dengan seluruh modal pinjaman

b. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap


Menunjukan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri
Rumus :
Modal Sendiri X 100
Nilai Buku Aktiva Tetap %

C. Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang


Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang

D. Rasio Nilai Buku Persaham


Menunjukan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham
apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada
direalisasi dengan harga yang sama dengan nilai bukunya
Rumus :

Jumlah Modal
X 100 %
Saham Beredar ( Lbr )

10
E. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Tetap
Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Nilai Buku Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Tetap

F. Rasio Total Hutang Dengan Total Aktiva


Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang
Rumus :
Total Hutang
X 100 %
Total Aktiva

Contoh Soal :

A. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap


Modal Sendiri
X 100 %
Nilai Buku Total Aktiva

563.500.000 / 778.760.170 X 100 %


= 72,4 %
= 0,724 X
( Artinya setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal,
sedangkan Rp 0,276 dari pinjaman / hutang )

11
B. Rasio Modal Dengan Aktiva Tetap

Modal
X 100 %
Total Aktiva

563.500.000 / 557.750.000 x 100 %


= 101,03 %
= 1.01 X
( Artinya keseluruhan aktiva tetap dibiayai dengan modal )

C. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang


Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang

Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka panjang makak kemampuan perusahaan
untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan keseluruhan aktiva tetap

3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas terdir dari :
a. Perputaran piutang
kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu
Rumus :
Penjualan Kredit
=........X
Piutang rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam


piutang semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment
dalam piutang. Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut :

12
o Turunnya penjualan dan naiknya piutang
o Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.
o Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah yang lebih besar.
o Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
o Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah

B. Days of Receivable
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang
Rumus :
Piutang rata-rata x 360 hari
=........X
Penjualan kredit

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan


tidak tertagihnya piutang

C. Perputaran Persediaan
kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode tertentu
Rumus :
Harga Pokok Penjualan
=........X
Persediaan rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam


persediaan semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock
dalam persediaan.

13
D. Days Of Inventory
Periode rata-rata persediaan berada digudang
Rumus :
Persediaan rata-rata x 360 hari
=........X
Harga Pokok Penjualan

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan
berada digudang

f. Perputaran Modal Kerja


Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus
kas dari perusahaan )
Rumus :
Penjualan
=........X
Aktiva Lancar - Hutang lancar

4. Rasio Rentabilitas
Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.
Rasio rentabilitas terdiri dari :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut
Rumus :
Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

14
Aktiva Usaha : Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang
tidak digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan.
Manfaat Rasio ini : dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan
yang memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan
perusahaan yang sama untuk dua periode yang berbeda. Ratio yang rendah
menunjukan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
 Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya
dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
 Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos
yang diperlukan.
 Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran
 Adanya kegiatan ekonomi yang menurun

B. Perputaran Total Aktiva


Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktivva telah digunakan dalam
kegiatan usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode
Rumus :
Penjualan
=........X
Total Aktiva

C. Gross Profit Margin


mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan
menghasilkan laba kotor sekian rupiah
Rumus :
Laba Kotor
=........X
Penjualan

15
D. Rentabilitas Modal
Rumus :
Laba Bersih
=........X
Modal

E. Net Margin Ratio


Rumus :
Laba Bersih
=........X
Penjualan

F. Operating Ratio
Biaya operasi per rupiah penjualan
Rumus :
Laba Usaha
=........X
Penjualan

Contoh Soal :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktiva
Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

6.178.545.000 / 778.760.170
= 0.00079 X

B. Perputaran Total Aktiva


Penjualan
=........X
Total Aktiva

16
239.685.000 / 778.760.170
= 0.3 X
( Artinya total aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya
sebesar 0.3 X )

C. Gross Profit Margin


Laba Kotor
=........X
Penjualan

182.335.000 / 239.685.000
= 0.760 X
= 76 % ( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76 % dari penjualan )

D. Net Margin Ratio


Laba Bersih
=........X
Penjualan

6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 % ( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih 0.03 )

E. Operating Margin Ratio


Laba Usaha
=........X
Penjualan

6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 % ( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp 0.03 )

17
F. Rentabilitas Modal
Laba Bersih
=........X
Modal

6.178.545 / 563.500.000
= 0.0109 X
= 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp 0.0109 )

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Likuiditas perusahaan adalah apabila kemampuan membayar dihubungkan
dengan kewajiban finansial.
 Untuk menyelenggarakan proses produksi solvabilitas suatu perusahaan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan.
 Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk
membaca semua utang-utangnya.
 Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan materi tentang Likuiditas Solvabilitas dan
Rentabilitas tersebut, hendaknya kita sebagai pembaca dan juga penulis dapat
mengerti dan dapat mempelajari lebih lanjut tentang Likuiditas Solvabilitas dan
Rentabilitas terutama yang ada di dalam realitas kehidupan kita.

19

Anda mungkin juga menyukai