Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Putu Suryadika Pramudya

NIM : 1907521284
ABSEN : 27

3. Jelaskan secara ringkas aktivitas proses pengambilan keputusan! Apakah setiap


keputusan harus melalui proses tersebut ?
Jawab :
Proses pengambilan keputusan merupakan upaya rasional yang dilakukan oleh manajer untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada tahap awal fungsi perencanaan. Proses ini
dimulai dan diakhiri dengan pertimbangan. Ini membutuhkan kreativitas, keterampilan
kuantitatif, dan pengalaman. Urutan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Penentuan masalah,
b. Analisa situasi yang ada,
c. Pengembangan alternatif-alternatif
d. Analisa alternatif-alternatif,
e. Pilihan alternatif yang paling baik.
Sudut pandang di atas menegaskan bahwa proses pengambilan keputusan yang sebenarnya
adalah proses pemilihan alternatif solusi masalah untuk mendapatkan solusi terbaik. Jika
dilakukan secara logis, proses ini memang akan lebih lama dan memakan waktu, tetapi dapat
meminimalkan kemungkinan kesalahan. Jika keputusan yang diambil memenuhi persyaratan
Anoraga (2001), maka dapat dianggap baik, sebagai berikut:
a. Keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi
b. Sedapat mungkin cepat dan tepat.
c. Bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi para pelaksana yang
nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
d. Bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang
ada.
e. Berdampak negatif seminim mungkin.
f. Menguntungkan banyak pihak demi kelan- caran kerja dan arah tujuan yang hendak
dicapai.
g. Keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang.
6. Terdapat pernyataan bahwa “efektivitas komunikasi organisasi bisa dicapai jika
informasi mengalir secara bebas tanpa restriksi”? Jelaskan pendapat saudara.
Jawab :
Menurut saya, jika informasi mengalir dengan bebas maka efektifitas komunikasi organisasi
dapat tercapai, sebenarnya hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi, karena akses terhadap
informasi adalah hak setiap orang. Jika komunikasi terjadi di dalam organisasi, masalahnya
menjadi berbeda. Dalam kehidupan organisasi, jika komunikasi dibatasi, komunikasi justru
akan lebih efektif. Logika di balik pandangan ini adalah bahwa kebebasan informasi
menyebabkan kelebihan informasi, yang tidak diperlukan untuk individu atau unit organisasi
tertentu. Selain itu, informasi yang berlebihan justru dapat menimbulkan kebingungan karena
tidak mudahnya penerima informasi untuk menentukan informasi mana yang dibutuhkan dan
mana yang tidak.

9. Ada yang berpendapat bahwa pada setiap organisasi, para eksekutif yang
menjalankan kegiatan organisasi, baik eksekutif level atas maupun level bawah,
sebagian harus ada yang bertindak sebagai manajer dan sebagainya lagi sebagai
pemimpin. Apakah anda setuju dengan pendapat ini? Jelaskan!
Jawab :
Setuju, karena organisasi memang membutuhkan struktur kerja seperti seorang pemimpin,
kemudian ada manajer dan anggota lainnya untuk mengatur proses organisasi agar dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya. Pandangan hipotetis adalah bahwa manajer
dan pemimpin adalah orang yang sama. Yang perlu ditekankan adalah kapan eksekutif akan
bertindak sebagai manajer dan kapan mereka akan bertindak sebagai pemimpin. Penegasan
semacam ini penting karena menjadi pemimpin hanyalah salah satu peran yang harus
dimainkan manajer di samping peran lainnya.

12. Ketika kita membicarakan seseorang yang memiliki kekuasaan, biasanya kita
menuduhnya bahwa orang tersebut tidak bermoral atau tidak mempunyai etika.
Mengapa tuduhan seperti ini muncul dan apakah memang kenyataannya demikian?
Jelaskan!
Jawab :
Ketika kita melihat orang yang memiliki kekuasaan cenderung kita menuduhnya orang yang
tidak bermoral dan juga tidak mempunyai etika, dikarenakan kita selalu melihat keadaan
dimana dominan orang yang memiliki kekuasaan semena mena menggunakan kekuasaan
tersebut untuk menindas orang lalu juga untuk berbuat curang serta menggunakan kekuasaan
nya untuk membuat aturan aturan yang menyimpang kepada masyarakat.
Banyak orang memang sering salah paham tentang kekuasaan. Kesalahpahaman ini
sesungguhnya lebih disebabkan karena dalam realita orang yang berkuasa cenderung
memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentingan orang
lain. Pandangan inilah yang sesungguhnya bersifat netral. Bahkan dalam batas-batas tertentu
kekuasaan sangat dibutuhkan oleh seorang manajer atau pemimpin. Tanpa kekuasaan seorang
manajer tidak mungkin bisa mempengaruhi orang lain untuk secara bersama-sama mencapai
tujuan yang diharapkan. Jadi, sederhananya kekuasaan tidak selalu berkonotasi negative.
Namun, apabila seseorang memiliki kekuasaan di luar batas kewajaran, barulah kekuasaan
tersebut bisa merugikan orang lain.

15. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang taksonomi struktur organisasi? Kapan
sebaiknya sebuah organisasi mengharapkan struktur organisasi matriks dibandingkan
dengan struktur organisasi lainnya ? Jelaskan!
Jawab :
Struktur organisasi biasanya direflesikan ke dalam peta organisasi (organization chart)
yang secara visual digambarkan dalam bentuk kotak dan garis. misalnya mengatakan bahwa
organization chart merupakan representasi yang kasat mata yang menggambarkan semua
kegiatan dan proses aktivitas yang terjadi didalam sebuah organisasi. Secara taksonomis peta
organisasi tersebut menggambarkan 3 hal pokok: (1) tingkat spesialisasi atau kompleksitas
organisasi, (2) tingkat formalisasi organisasi dan (3) tingkat sentralisasi/desentralisasi
organisasi.  Spesialisasi atau kompleksitas organisasi dibedakan lebih lanjut menjadi tiga
bagian yakni: horizontal differentiation, vertical differentiation dan spatial differentiation.
Horizontal differentiation, vertical differentiation dan spatial differentiation
Struktur organisasi matriks adalah pengelompokan karyawan dan sumber daya secara
simultan. Dengan demikian, bentuk struktur organisasi matriks merupakan gabungan struktur
organisasi fungsional dengan divisional. Penggabungan ini bertujuan untuk mendapatkan cara
terbaik dan tercepat untuk mengembangkan produk dan merespons kebutuhan konsumen.
Meski demikian, tidak setiap organisasi bisa mengadopsi struktur organisasi matriks. Hanya
organisasi yang memenuhi kondisi tertentu yang sebaiknya mengadopsi struktur organisasi
matriks. Kondisi tersebut adalah tekanan yang sangat kuat untuk berbagi sumber daya langka
untuk dimanfaatkan pada lintas produk; tekanan dari lingkungan yang menuntut
diperhatikannya dua atau lebih output yang dihasilkan organisasi; serta adanya tuntutan yang
tinggi untuk melakukan koordinasi dan pemrosesan informasi baik secara vertical maupun
horizontal.

18. Dalam banyak kasus sering terjadi perusahaan yang telah berhasil menerapkan
pola manajemen dan praktik perilaku organisasi di negara asal, tetapi gagal
menerapkannya di perusahaan anak yang berlokasi di negara lain. Apakah kegagalan
ini disebabkan karena konsep manajemen dan perilaku organisasinya yang keliru?
Jelaskan!
Jawab :
Menurut saya tidak, mengapa? Karena seperti yang kita ketahui di Indonesia banyak dijumpai
perusahaan asing, seperti Exxon Mobile, Petrol China untuk perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang perminyakan dan P&G dan Unilever untuk barang-barang konsumen dan
masih banyak lagi perusahaan-perusahaan lain yang dikategorikan Perusahaan Multinasional.
Sebelum beroperasi di Indonesia tentunya sudah beroperasi di Negara asal dan berhasil.
Meski demikian, ketika menjalankan bisnisnya di Indonesia perusahaan-perusahaan tersebut
tidak serta merta menggunakan pola manajemen dan perilaku organisasi yang sama seperti di
Negara asal. Alasannya, bukan karena pola manajemennya keliru, tetapi karena pola
manajemen praktik perilaku organisasi tersebut tidfak cocok untuk diterapkan di Indonesia
yang memiliki budaya berbeda. Boleh jadi prinsip-prinsipnya sama, tetapi penerapannya
harus disesuaikan dengan budaya setempat.

21. Jika anda seorang manajer dan menghadapi keragaman budaya bagaimana
seharusnya anda menyingkapinya dan apa implikasinya? Dan Jelaskan berbagai
bentuk strategi untuk mengelola keragaman budaya!
Jawab :
Seorang manajer dalam menghadapi keragaman budaya yang ada, terdapat dua pendekatan
yang bisa dilakukan, yaitu menutup mata dan ytidak memandang terhadap perbedaan budaya
(culture blind) dan kedua mengakui adanya perbedaan budaya. Pandangan pertama,
menganggap bahwa seorang karyawan harus professional, sejalan dengan kepentingan
organisasi. Semua orang dianggap sama, memiliki kebutuhan dan aspirasi yang sama.
Sayangnya menutup mata terhadap perbedaan budaya justru akan merugikan karena
kemampuan dirinya untuk mengambil keuntungan dari keragaman tersebut. Pandangan
kedua, menganggap bahwa dalam lingkungan masyarakat yang serba beda,
pengakuan terhadap perbedaan budaya merupakan langkah penting. Dengan mengakui
perbedaan budaya, seorang manajer bisa meminimalisir persoalan yang ditimbulkan
perbedaan budaya dan memaksimalkan keuntungan yang ditawarkan oleh perbedaan tersebut.
Banyak sekali berbagai bentuk strategi untuk mengelola keragaman budaya, yang dimana
diantaranya yaitu strategi parochial yang tidak mengakui keragaman budaya atau dampaknya
terhadap organisasi. Selanjutnya yaitu strategi etnosentrik manajer mengakui adanya
keragaman budaya, tetapi keragaman tersebut hanya dianggap sebagai sumber masalah.
Strategi terakhir yaitu manajer secara eksplisit mengakui bahwa keragaman budaya sekaligus
bisa berdampak positif dan negative terhadap organisasi.

Anda mungkin juga menyukai