Anda di halaman 1dari 4

BAB XI

PROYEKSI NERACA

Akhir dari seluruh proses penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan adalah
penyusunan proyeksi neraca. Proyeksi neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap yang
harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Proyeksi neraca sendiri baru
akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah selesai disusun.
Proyeksi neraca adalah prediksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki
perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang
saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Mengingat sangat dipengaruhinya proses penyusunan anggaran neraca oleh faktor-
faktor lain yang harus terjadi lebih dahulu sebelum menyusun anggaran neraca, maka lebih
tepat kalau neraca yang direncanakan perusahaan dalam suatu periode pada waktu mendatang
disebut dengan proyeksi neraca dari pada anggaran neraca.
Perbedaan lain antara proyeksi neraca dengan anggaran parsial yang lain adalah,
anggaran parsial lain, mulai dri anggaran penjualan sampai dengan anggaran biaya, semuanya
merupakan anggaran yang disusun dan akan dikerjakan pada sepanjang periode anggaran
tersebut, selama satu tahun. Sedangkan anggaran neraca adalah anggaran pada akhir suatu
periode tertentu. Anggaran yang disusun setelah semua anggaran lain diselesaikan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah elemen neraca, namun juga yang perlu diperhatikan
adalah urutan penyusunan rekening. Rekening-rekening aktiva disusun berdasarkan urutan
likuditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai.

Elemen Neraca
Kas
Surat Berharga
Aktiva Lancar (Semua harta
Piutang Usaha
perusahaan yang diharapkan dapat
Piutang Karyawan
berubah menjadi uang dalam tempo
Persediaan
satu tahun
Biaya dibayar dimua
Dll
Investasi dalam surat berharga
Investasi Jangka Panjang Investasi dalam anak perusahaan
Investasi dalam aktiva tetap berwujud
Peralatan Kantor
Aktiva
Kenderaan
Aktiva tetap berwujud
Mesin
Tanah
Goodwil
Hak Paten
Aktiva Tetap Tidak Berwujud Merek Dagang
Hak Cipta
Dll
Titipan kepada penjual
Aktiva Tetap lain-lain Bangunan dalam pengerjaan
Dll
Hutang Usaha
Hutang Lancar
Hutang Pajak
Kewajiban Pendapatan diterima dimuka Pendapatan diterima dimuka
Hutang Jangka Panjang (Jatuh Hutang Bank
tempo lebih dari satu tahun) Obligasi
Ekuitas Pemilik (Semua kewajiban Modal saham
Ekuitas
perusahaan kepada pemilik) Laba ditahan
Faktor Yang Berpengaruh
Faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di dalam neraca adalah :
Akun Neraca Faktor Yang Berpengaruh
Aktiva
Kas Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan penerimaan kas
dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode (sumber
anggaran kas)
Piutang Usaha Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit pada suatu
periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha (sumber anggaran
kas)
Persediaan Persediaan pengaman / safety stock
Perlengkapan Usaha Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu periode
tertentu.
Aktiva Tetap
Kewajiban
Utang Usaha Saldo utang pada awal periode ditambah dengan pembelian kredit yang
direncanakan dikurangi dengan jumlah uatang usaha yang akan
dibayarkan pada sutau periode tertentu.
Utang Bank Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah kredit
baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang bank yang
jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
Obligasi Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah
obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi dengan
obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
Modal Saham Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah
dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan dikalikan
dengan nilai nominalnya.
Laba Ditahan Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba usaha yang
dianggarkan dikurangi dengan jumlah dividen yang direncanakan akan
dibagikan pada periode tersebut.

Metode
Untuk menyusun proyeksi neraca, metode yang paling mudah adalah menggunakan
persamaan akuntansi dasar.

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS


EEKUITASEKUITAS
Setiap kali terjadi penambahan di dalam salah satu komponen akan suatu badan usaha, selalu
akan disertai dengan penambahan di dalam komponen kewajiban atau ekuitas atau
pengurangan pada salah satu komponen lainnya. Demikian pula, jika terjadi pengurangan
pada satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan di dalam komponen
kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen lainnya.

Misalnya :
1. Transaksi penerimaan pinjaman uang dari bank (kredit Bank). Transaksi ini jelas akan
menambah kas perusahaan (di sisi aktiva) dan menambah utang bank (di sisi
kewajiban).
2. Sebaliknya, transaksi pembayaran utang usaha akan mengurangi kas perusahaan (di
sisi aktiva) dan mengurangi utang usaha (di sisi kewajiban).
3. Sedangkan transaksi pembelian kenderaan (aktiva tetap) secara tunai akan mengurangi
kas perusahaan dan menambah rekening aktiva tetap (keduanya di sisi aktiva).

Tetapi transaksi yang melibatkan rekening penjualan dan biaya, sering kali membingungkan
bagi pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, misalnya :
1. Transaksi penjualan tunai akan menambah kas (di sisi aktiva) dan menambah rekening
laba ditahan (di sisi kewajiban).
2. Transaksi penjualan kredit akan menambah piutang usaha (di sisi aktiva) dan
menambah rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
3. Transaksi pembayaran biaya secara tunai akan mengurangi kas (di sisi aktiva) dan
mengurangi rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
4. Transaksi pengakuan biaya secara kredit akan menambah utang usaha dan mengurangi
rekening laba ditahan (keduanya di sisi kewajiban).

Contoh :
PT. Tintamas adalah sebuah produsen Pulpen. Berkaitan dengan penyusunan proyeksi neraca
perusahaan tersebut untuk akhir tahun 2015, tim penyusun anggaran perusahaan tersebut
mengumpulkan berbagai data berikut :
Neraca
Per 31 Desember 2014
AKTIVA PASIVA
Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah
Kas 1.625.000.000 Utang Usaha 600.000.000
Piutang Usaha 550.000.000 Utang Bank 700.000.000
Perelengkapan Kantor 4.000.000
Persediaan Bahan Baku 200.000.000 Modal Saham 2.000.000.000
Persediaan Barang Jadi 150.000.000 Laba Ditahan 429.000.000
Aktiva Tetap 1.200.000.000
Total Aktiva 3.729.000.000 Total Kewajiban + Ekuitas 3.729.000.000

Sedangkan data dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang
sebagai berikut :
a. Diperkirakan perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp
1.000.000.000,- sepanjang tahun 2015.
b. Sedangkan jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2015 diperkirakan
sebesar Rp 700.000.000,-
c. Perusahaan merencanakan melakukan pembelian perlengkapan kantor sebesar Rp
40.000.000,-
d. Diperkirakan perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2015 sebesar
Rp 36.000.000,-
e. Berkaitan dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kenderaan perusahaan
akan dijual dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000,- per unit.
f. Pada tahun 2015, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kenderaan baru seharga
Rp 150.000.000,- per unit. Perusahaan merencanakan membeli 10 unit komputer baru
seharga Rp 6.000.000,- per unit dan 10 unit printer baru seharga Rp 1.500.000,- per
unit. Perusahaan juga merencanakan membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan
taksiran harga sebesar Rp 2.000.000,- per set. Disamping itu, dari seluruh pembelian
aktiva tetap yang direncanakan, sebanyak Rp 445.000.000,- direncanakan akan dibayar
tunai.
g. Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di
sepanjang tahun 2015 sebesar Rp 800.000.000,-
h. Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2015 sebesar Rp
550.000.000,-
i. Perusahaan merencanakan melakukan pembayaran utang bank sebesar Rp
200.000.000,- pada tahun 2015. Pada tahun yang sama perusahaan tidak
merencanakan penambahan utang bank.
j. Perusahaan merencanakan akan melakukan pembagian dividen sebesar Rp
350.000.000,- pada tahun 2012.
k. Biaya produksi yang dikeluarkan sepanjang tahun 2015 adalah sebagai berikut :
- Biaya pemakaian bahan baku Rp 300.000.000,-
- Biaya tenaga kerja langsung Rp 80.000.000,-
- Biaya overhead pabrik Rp 170.000.000,-
Dari seluruh biaya overhead pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 25.000.000,-
merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
l. Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2015 adalah sebagai berikut :
- Biaya pemasaran sebesar Rp 300.000.000,-
- Biaya administrasi dan umum Rp 80.000.000,-
Dari seluruh biaya operasional tersebut diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,-
merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
m. Dari jumlah penjualan sepanjang tahun 2015 tersebut, diperkirakan harga pokok
penjualannya sebesar Rp 600.000.000,-.

Berdasarkan data diatas, susunlah proyeksi neraca PT. Tintamas untuk tahun 2015.

Latihan
PT. Jaket Merah adalah sebuah produsen Jaket yang berlokasi di Medan. Berkaitan dengan
penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut untuk akhir tahun 2015, tim penyusun
anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan berbagai data berikut :
Neraca
Per 31 Desember 2014
AKTIVA PASIVA
Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah
Kas 1.800.000.000 Utang Usaha 700.000.000
Piutang Usaha 676.000.000 Utang Bank 926.000.000
Perelengkapan Kantor 30.000.000
Persediaan Bahan Baku 320.000.000 Modal Saham 2.000.000.000
Persediaan Barang Jadi 274.000.000 Laba Ditahan 674.000.000
Aktiva Tetap 1.200.000.000
Total Aktiva 4.300.000.000 Total Kewajiban + Ekuitas 4.300.000.000

Sedangkan data dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang
sebagai berikut :
a. Jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2015, diperkirakan sebesar Rp
500.000.000,-.
b. Pada tahun 2015, perusahaan merencanakan membeli 3 unit kenderaan baru seharga
Rp 200.000.000,- per unit.
c. Perusahaan merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 400.000.000,- pada tahun
2015. Pada tahun 2015 perusahaan tidak merencanakan untuk menambah utang bank.
d. Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2015 adalah
sebesar Rp 250.000.000,-.
e. Perusahaan akan melakukan penjualan sebesar Rp 1.400.000.000,- sepanjang tahun
2015 dan seluruhnya direncanakan tunai.
f. Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di
sepanjang tahun 2015 sebesar Rp 300.000.000,-
g. Biaya produksi dikeluarkan sepanjang tahun 2015 adalah sebagai berikut : biaya
pemakaian bahan baku sebesar Rp 290.000.000,- biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp 160.000.000,- biaya overhead pabrik sebesar Rp 220.000.000,-. Dari seluruh biaya
overhead pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 50.000.000,- merupakan biaya
penyusutan aktiva tetap.
h. Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2015 diperkirakan Rp
375.000.000,-. Dari seluruh biaya operasional teresebut, diperkirakan sebesar Rp
45.000.000,- merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
i. Dari jumlah penjualan sepanjang tahun 2015 tersebut, diperkirakan harga pokok
penjualannya sebesr Rp 600.000.000,-

Berdasarkan data diatas, susunlah proyeksi neraca PT. Jaket Merah untuk tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai