PEMERIKSAAN AKUNTASNI 1
KERTAS KERJA AUDIT (WORKING PAPERS)
NAMA KELOMPOK:
DARYANTI
SARTIKA
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul: “Kertas Kerja Audit (Working Papers)”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih bahasakan
oleh Herman Wibowo (2008:4) merupakan suatu pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan criteria
yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan
ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan strandar yang dapat dipakai oleh auditor
sebagai pegangan untuk mengevaluasi keterangan tersebut. tujuannya adalah untuk
melakukan verifikasi bahwa subyek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan
standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien
dengan laporan audit, oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi
akuntan public. dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai
tipe bukti. Untuk mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan audit. Kertas
kerja audit merupakan media yang digunakan auditor untuk mendokumentasikan seluruh
catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulakan dan simpulan yang dibuat auditor dalam
setiap tahapan audit.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan supervise dengan baik.
2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman memadai
atas pengendalian intrn telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3. Telah dilaksanakan standarpekerjaan lapangan ketiga, yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur pemeriksaan telah ditetapkan, dan pengujiantelah dilaksanakan,
yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
mensyaratkan pendapat atas laporan keuangan audit.
Kertas kerja merupakan milik kantor akuntan public, bukan milik klien atau milik pribadi
auditor. Namun, hak pemilikan kertas kerja oleh akuntan public masih tunduk pada
1
pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik akuntan Indonesia yang berlaku, untuk
menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor ddalam hubungannya
dengan transaksi perusahaan untuk tujuan yang tidak semestinya. pengungkapan informasi
yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak ketiga dibatasi oleh kode etik akuntan
Indonesia pasal 4 tentang penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh akuntan public
selama perikatan professional. Oleh karena itu, kertas kerja disusun sebagai mana semestinya
dan berdasarkan prosedur-prosedur oleh kantor akuntan public, dalam memudahkan auditor
untuk melakukan audit dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah.
Kertas kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor
bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung laporan audit atau pendapat
yang akan diberikan oleh auditor Tujuan menyeluruh dari pendokumentasian audit dalam
bentuk kertas kerja adalah untuk membantu auditor memberikan keyakinan memadai bahwa
audit yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar auditing.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi pertanyaan
pokok dalam penulisan makalah ini adalah sebgai berikut:
1. Apa manfaat kertas kerja audit?
2. Apa definisi Filling system?
3. Bagaimana penyusunan kertas kerja audit beserta contohnya?
4. Bagaimana analisis auditor dalam kertas kerja audit?
C. Tujuan Penulisan
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulisan makalah
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui manfaat kertas kerja audit.
2. Untuk mengetahui definisi Filling system.
3. Untuk mengetahui penyusunan kertas kerja audit beserta contohnya.
4. Untuk mengetahui analisis auditor dalam kertas kerja audit.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan
dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat. Pihak
yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor. Pengertian auditing semakin
berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing.
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2010:4) definisi auditing
adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by a competent person”.
Pengertian audit menurut James A. Hall dan Tommie singleton yang dialih bahasakan
oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos kwary (2007:3) adalah sebagai berikut :
“Audit adalah proses sistematis mengenai, mendapatkan, megevaluasi secara obyektif
bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai berbagai kegiatan dan peristiwa ekonomi
untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penilaian- penilaian tersebut dan membentuk
criteria serta menyampaikan hasilnya kepada para pengguna yang berkepentingan”.
Sedangkan menurut Sukrisno Agus ( 2006:3 ) dalam bukunya yang berjudul Auditing
adalah sebagai berikut :
“auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
4
2. Working Trial Balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar
pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk
adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo
setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited
financial statements). Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang
harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum
dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini
digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan
oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah
adjustment atau koreksi oleh auditor. Working trial balance ini mempunyai fungsi
yang sama dengan lembar kerja (work sheet) yang digunakan oleh klien dalam proses
penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan, klien
menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja
e. Penyajian laporan keuangan
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan
auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung ( supporting schedules).
b. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul
utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
c. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustment ke dalamworking trial balance.
d. Penyusunan laporan keuangan auditan.
3. Ringkasan Jurnal Adjusment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan
keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut,
auditor membuat draft jurnaladjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien.
Disamping itu, auditor juga membuat jurnal penggolongan kembali ( reclassification
5
entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah dicatat oleh klien, namun untuk
kepentingan penyusunan laporan keuangan yang wajar, harus digolongkan.
Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk
jurnal penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment maupun
jurnal penggolongan kembali harus disertai penjelasan yang lengkap.
Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali. Jurnal penggolongan
kembali digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh pengelompokkan yang
benar dalam laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan
kembali suatu jumlah dalam kertas kerja auditor; tidak untuk disarankan agar
dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien. Di lain pihak,
jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk mengoreksi catatan akuntansi klien
yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor kepada klien untuk dibukukan
dalam catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan
kembali ini mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan
jurnal adjustment. Emudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul
pendukung ke dalam skedul utama yang berkaitan ank e dalam working trial balance.
4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama
ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah
saldonya akan dicantumkan dalam laporan keuangan dalam satu jumlah. Skedul
utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang terdapat dalam working
trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama dipindahkan ke dalam
kolom yang berkaitan dengan working trial balance.
5. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum
dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung
yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam
setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam
daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam
audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga
berbagai simpulan yang dibuat oleh auditor.
6
C. Pemberian Indeks pada Kertas Kerja Audit
Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan memudahkan pencarian informasi dalam
bebagai daftar yang terdapat diberbagai tipe kertas kerja. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pemberian indeks kertas kerja adalah sebagai berikut :
1) Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas atu di sudut bawah.
2) Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Indeks silang dari skedul utama.
b. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.
c. Indeks silang antarskedul pendukung.
d. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjusment.
e. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.
f. Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit dengan
kertas kerja.
3) Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya tidak
diberi indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.
7
BAB III
PEMBAHASAN
9
C. Definisi Filing Sistem
Kearsipan adalah kegiatan pengurusan arsip dari kegiatan penciptaan arsip, penyimpanan
dan penemuan kembali, penyelamatan arsip dan penyusutan arsip.
Filing system adalah rangkaian kerja yang teratur yang dapat dijadikan pedoman untuk
penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan
tepat.
1. Tujuan Filing Sistem
a. Menghemat waktu
Dengan menggunakan filing system yang tepat, penyimpanan dan penemuan
kembali arsip dapat dilakukan dengan mudah tanpa membuang waktu.
b. Menghemat biaya
Dalam kegiatan penyimpanan dan penemuan kembali arsip tidak terlalu banyak
menimbulkan tenagasehingga dapat menghemat biaya.
c. Menghemat tempat
Dengan mengunakan filling system yang tempat penyimpanan arsip tidak
membutuhkan ruangan yang luas dan peralatan yang banyak, karena arsip yang
disimpan hanyalah arsip-arsip yang bernilai guna saja.
11
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami perubahan
harus juga dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung,
akimulasi, depresiasi, investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang
termasuk dalam kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke
tahun. Pemeriksaan pertama terhadap akun tersebut akan menghasilkan informasi yang akan
berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit berikutnya auditor hanya akan memeriksa
transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam hal
ini arsip permanen benar-benar menghemat waktu auditor karena perubahan-perubahan
dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip permanen, tanpa harus
memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya dalam kertas kerja
tersendiri.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan pelaksanaan penugasan audit
yang dilakukannya.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai; jembatan/mata rantai yangmenghubungkan antara
catatan auditi dengan laporan hasil audit, dan dapatpula dipergunakan auditor untuk
mempertanggung jawabkan prosedur/langkahaudit yang dilakukannya, mengkoordinir dan
mengorganisir semua tahap auditmulai dari perencanaan sampai pelaporan, dan sebagai
dokumen yang dapatdigunakan oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan dan dijaga
kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan dalam
berkas permanen (permanent file), berkas berjalan (current file), berkas lampiran dan berkas
khusus.
13
DAFTAR PUSTAKA