Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTASNI 1
KERTAS KERJA AUDIT (WORKING PAPERS)

Dosen Pengampu: Junaldi S.E.,M.M

NAMA KELOMPOK:
 DARYANTI
 SARTIKA

AKADEMI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN DAN PEMBANGUNAN


RIMBO BUJANG
AAMP-RB
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul: “Kertas Kerja Audit (Working Papers)”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya tulis ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identitas Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II Kajian Pustaka
A. Pengertian Audit ................................................................................ 3
B. Tipe Kertas Kerja Audit ..................................................................... 4
C. Pemberian Indeks pada Kertas Kerja Audit ....................................... 7
D. Metode Pemberian Indeks Kertas Kerja Audit .................................. 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Kertas Kerja Audit ............................................................... 8
B. Manfaat Kertas Kerja Audit ............................................................... 9
C. Definisi Filing Sistem ........................................................................ 10
D. Penyusunan Kertas Kerja Audit ......................................................... 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Audit menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih bahasakan
oleh Herman Wibowo (2008:4) merupakan suatu pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan criteria
yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan
ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
keterangan dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan strandar yang dapat dipakai oleh auditor
sebagai pegangan untuk mengevaluasi keterangan tersebut. tujuannya adalah untuk
melakukan verifikasi bahwa subyek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan
standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien
dengan laporan audit, oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi
akuntan public. dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai
tipe bukti. Untuk mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan audit. Kertas
kerja audit merupakan media yang digunakan auditor untuk mendokumentasikan seluruh
catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulakan dan simpulan yang dibuat auditor dalam
setiap tahapan audit.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan supervise dengan baik.
2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman memadai
atas pengendalian intrn telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3. Telah dilaksanakan standarpekerjaan lapangan ketiga, yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur pemeriksaan telah ditetapkan, dan pengujiantelah dilaksanakan,
yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
mensyaratkan pendapat atas laporan keuangan audit.
Kertas kerja merupakan milik kantor akuntan public, bukan milik klien atau milik pribadi
auditor. Namun, hak pemilikan kertas kerja oleh akuntan public masih tunduk pada
1
pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik akuntan Indonesia yang berlaku, untuk
menghindarkan penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor ddalam hubungannya
dengan transaksi perusahaan untuk tujuan yang tidak semestinya. pengungkapan informasi
yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak ketiga dibatasi oleh kode etik akuntan
Indonesia pasal 4 tentang penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh akuntan public
selama perikatan professional. Oleh karena itu, kertas kerja disusun sebagai mana semestinya
dan berdasarkan prosedur-prosedur oleh kantor akuntan public, dalam memudahkan auditor
untuk melakukan audit dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah.
Kertas kerja audit harus meliputi semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor
bagi pelaksanaan audit yang memadai dan untuk mendukung laporan audit atau pendapat
yang akan diberikan oleh auditor Tujuan menyeluruh dari pendokumentasian audit dalam
bentuk kertas kerja adalah untuk membantu auditor memberikan keyakinan memadai bahwa
audit yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar auditing.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi pertanyaan
pokok dalam penulisan makalah ini adalah sebgai berikut:
1. Apa manfaat kertas kerja audit?
2. Apa definisi Filling system?
3. Bagaimana penyusunan kertas kerja audit beserta contohnya?
4. Bagaimana analisis auditor dalam kertas kerja audit?

C. Tujuan Penulisan
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulisan makalah
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui manfaat kertas kerja audit.
2. Untuk mengetahui definisi Filling system.
3. Untuk mengetahui penyusunan kertas kerja audit beserta contohnya.
4. Untuk mengetahui analisis auditor dalam kertas kerja audit.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Audit
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan
dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat. Pihak
yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor. Pengertian auditing semakin
berkembang sesuai dengan kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing.
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2010:4) definisi auditing
adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by a competent person”.
Pengertian audit menurut James A. Hall dan Tommie singleton yang dialih bahasakan
oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos kwary (2007:3) adalah sebagai berikut :
“Audit adalah proses sistematis mengenai, mendapatkan, megevaluasi secara obyektif
bukti yang berkaitan dengan penilaian mengenai berbagai kegiatan dan peristiwa ekonomi
untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penilaian- penilaian tersebut dan membentuk
criteria serta menyampaikan hasilnya kepada para pengguna yang berkepentingan”.
Sedangkan menurut Sukrisno Agus ( 2006:3 ) dalam bukunya yang berjudul Auditing
adalah sebagai berikut :
“auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Menurut Mulyadi pengertian audit adalah :


“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan”.
Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis
yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan
3
mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan.
Menurut SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai
berikut: “kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.”
Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang
dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan
tugas audit

B. Tipe Kertas Kerja Audit


Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh auditor dalam
auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat
dikelompokkan ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :
1. Program audit (audit program)
2. Working trial balance
3. Ringkasan jurnal adjustment
4. Skedul utama (lead schedule atau top schedule)
5. Skedul pendukung (supporting schedule)
1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu,
sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit
tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit,
auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi
setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana
prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan
demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk
menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat
digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan
audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi,
taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan
sebagai supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang berlangsung.

4
2. Working Trial Balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar
pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk
adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo
setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited
financial statements). Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang
harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum
dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini
digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan
oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah
adjustment atau koreksi oleh auditor. Working trial balance ini mempunyai fungsi
yang sama dengan lembar kerja (work sheet) yang digunakan oleh klien dalam proses
penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan, klien
menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja
e. Penyajian laporan keuangan
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan
auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung ( supporting schedules).
b. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul
utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
c. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan
jurnal adjustment ke dalamworking trial balance.
d. Penyusunan laporan keuangan auditan.
3. Ringkasan Jurnal Adjusment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan
keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut,
auditor membuat draft jurnaladjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien.
Disamping itu, auditor juga membuat jurnal penggolongan kembali ( reclassification
5
entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah dicatat oleh klien, namun untuk
kepentingan penyusunan laporan keuangan yang wajar, harus digolongkan.
Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk
jurnal penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment maupun
jurnal penggolongan kembali harus disertai penjelasan yang lengkap.
Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali. Jurnal penggolongan
kembali digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh pengelompokkan yang
benar dalam laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan
kembali suatu jumlah dalam kertas kerja auditor; tidak untuk disarankan agar
dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien. Di lain pihak,
jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk mengoreksi catatan akuntansi klien
yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor kepada klien untuk dibukukan
dalam catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan
kembali ini mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan
jurnal adjustment. Emudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul
pendukung ke dalam skedul utama yang berkaitan ank e dalam working trial balance.
4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama
ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah
saldonya akan dicantumkan dalam laporan keuangan dalam satu jumlah. Skedul
utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang terdapat dalam working
trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama dipindahkan ke dalam
kolom yang berkaitan dengan working trial balance.
5. Skedul Pendukung
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum
dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung
yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam
setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam
daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam
audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga
berbagai simpulan yang dibuat oleh auditor.

6
C. Pemberian Indeks pada Kertas Kerja Audit
Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan memudahkan pencarian informasi dalam
bebagai daftar yang terdapat diberbagai tipe kertas kerja. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pemberian indeks kertas kerja adalah sebagai berikut :
1) Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas atu di sudut bawah.
2) Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Indeks silang dari skedul utama.
b. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.
c. Indeks silang antarskedul pendukung.
d. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjusment.
e. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance.
f. Indeks silang dapat digunakan pula untuk menghubungkan program audit dengan
kertas kerja.
3) Jawaban konfirmasi, pita mesin hitung, print-out komputer, dan sebagainya tidak
diberi indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.

D. Metode Pemberian Indeks Kertas Kerja Audit


Ada tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja:
1. Indeks angka. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks dengan angka,
sedangkan skedul pendukung diberi subindeks dengan mencantumkan nomor kode
skedul utama yang berkaitan.
2. Indeks kombinasi angka dan huruf. Kertas kerja utama dan skedul utama diberi kode
huruf, sedangkan skedul pendukungnya diberi kode kombinasi huruf dan angka.
3. Indeks angka berurutan. Kertas kerja diberi angka yang berurutan.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi Kertas Kerja Audit


SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut:
“kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Contoh kertas kerja adalah program
audit hasil pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi,
representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar
yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita magetik,
film, atau media yang lain. Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi
dukumentasi yang memperlihatkan :
1. Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik, yang menunjukan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh untuk
merancangkan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakuan.
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah di terapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti yang kompeten yang
cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan, yang menunjukan dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan
yang ketiga.
Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang
dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan
tugas audit. Untuk memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA harus
mencerminkan langkah-langkah audit yang ditempuh :
1. Rencana audit
2. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
3. Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan
yang dicapai
4. Penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
5. Laporan audit
6. Tindak lanjut dari tindakan perbaika.
8
B. Manfaat Kertas Kerja Audit
Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksaanakan tugas audit, manfaat utama
KKA antara lain :
1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.
2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana
audit.
3. Merupakan alat pembuktian ari laporan hasil audit.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tuga audit berikutnya.
Tujuan pembuatan kertas kerja audit,yaitu:
1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan audit
2. Kertas kerja audit dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
3. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
4. Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika
di kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan
atau pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.
5. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit.
6. Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang
dilaksanakan dalam brbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut
menghasilkan berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengorganisasian
dan pengkordinasian bebagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas kerja.
7. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
Dari kertas kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam
periode akuntansi yang berlainan. Auditor memerlukan informasi mengenai sifat
usaha klien, catatan akuntansi klien dan pengendalian intern klien serta rekomendasi
perbaikan yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu. Jurnal-
jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan secara wajar laporan keuangan
yang lalu.

9
C. Definisi Filing Sistem
Kearsipan adalah kegiatan pengurusan arsip dari kegiatan penciptaan arsip, penyimpanan
dan penemuan kembali, penyelamatan arsip dan penyusutan arsip.
Filing system adalah rangkaian kerja yang teratur yang dapat dijadikan pedoman untuk
penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan
tepat.
1. Tujuan Filing Sistem
a. Menghemat waktu
Dengan menggunakan filing system yang tepat, penyimpanan dan penemuan
kembali arsip dapat dilakukan dengan mudah tanpa membuang waktu.
b. Menghemat biaya
Dalam kegiatan penyimpanan dan penemuan kembali arsip tidak terlalu banyak
menimbulkan tenagasehingga dapat menghemat biaya.
c. Menghemat tempat
Dengan mengunakan filling system yang tempat penyimpanan arsip tidak
membutuhkan ruangan yang luas dan peralatan yang banyak, karena arsip yang
disimpan hanyalah arsip-arsip yang bernilai guna saja.

2. Ciri-ciri filing system


a. Tidak memakan tempat ; letaknya dibuat selektif dan seefisien mungkin
b. sederhana dan praktis ; mudah dilaksanakan dan tidak berbelit-belit
c. mudah dicapai : penyimpanan dapat mudah diambil dan dicapai
d. Ekonomis : tidak berlebihan dalam pengeluaran biaya,perlengkapan, tenaga, dan
cara pengeluarannya.
e. Cocok dan tepat guna : disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan
f. Fleksibel : mudah dikembangkan bila ada perluasan kerja dan mudah dilaksanakan
g. Klasifikasi khusus
h. Aman : bebas dari kerusakan karena penyimpanan
3. Macam-macam Filing Sistem
a. Sistem abjad
Sistem abjad adalah system penyimpanan atau penataan berkas/arsip
berdasarkan abjad, disusun mulai huruf a sampai dengan z.Dalam penyusunanya,
surat-surat disusun berdasarkan urutan pertama dari nama orang, atau organisasi,
instansi, lembaga, kantor yang sudah diindeks.
10
b. Sistem masalah
Sistem masalah adalah system penyimpanan atau penataan beerkas atau arsip
berdasarkan pokok permasalahan dalam surat atau dokumen yg berkaitan.
c. Sistem Wilayah
Sistem wilayah adalah system penyimpanan atau penataan berkas atau arsip
brdasarkan letak wilayah dengan berpedoman kepada daerah/ kota/Negara atau
alamat surat.
d. Sistem tanggal
System tanggal adalah system penyimpanan atau penataan atau arsip
berdasarkan urutan waktu/kronologis dari tanggal,bulan,dan tahun
penerimaan/pencatatan surat/dokumen.

D. Penyusunan Kertas Kerja Audit


Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya :
 Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip
kini (current file)
 Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak mengalami
perubahan.
Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun
yang diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
1) Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
2) Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer
3) Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan
pengendalian
4) Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
5) Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan
6) Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk klien.
Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan yaitu :
a) Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan
dalam audit tahun-tahun mendatang.
b) Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf
yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.
c) Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.

11
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami perubahan
harus juga dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung,
akimulasi, depresiasi, investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang
termasuk dalam kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke
tahun. Pemeriksaan pertama terhadap akun tersebut akan menghasilkan informasi yang akan
berlaku beberapa tahun, sehingga dalam audit berikutnya auditor hanya akan memeriksa
transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam hal
ini arsip permanen benar-benar menghemat waktu auditor karena perubahan-perubahan
dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip permanen, tanpa harus
memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya dalam kertas kerja
tersendiri.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan pelaksanaan penugasan audit
yang dilakukannya.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai; jembatan/mata rantai yangmenghubungkan antara
catatan auditi dengan laporan hasil audit, dan dapatpula dipergunakan auditor untuk
mempertanggung jawabkan prosedur/langkahaudit yang dilakukannya, mengkoordinir dan
mengorganisir semua tahap auditmulai dari perencanaan sampai pelaporan, dan sebagai
dokumen yang dapatdigunakan oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan dan dijaga
kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan dalam
berkas permanen (permanent file), berkas berjalan (current file), berkas lampiran dan berkas
khusus.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi.2002.Auditing Edisi 6.Jakarta:Salemba Empat


Seksi 339 Nomor 15.1994.SPAP.Jakarta:IAI
Agoes, Sukrisno (2006).Auditing.Jakarta:lembaga Penerbit FE UI, Salemba Empat..
Arens, A Alvin, Randal J. Elder, Mark Beasley(2008).Auditing dan Jasa Assurance,
Jakarta:indeks.
Arens, A Alvin,Mark S. Beasley, Randal J. Elder(2010). Auditing dan Jasa Assurance,
Jakarta:Salemba Empat.
Hall, A James,Tommie Singleton(2007). Audit Teknologi Informasi dan Asurance,
Jakarta:Salemba Empat.
(http://tsoenx.blogspot.com/2011/04/blog-post.html)
http://arsandyristha.blogspot.com/
http://ahmadeksan.blogspot.co.id/2013/12/koleksi-gambar.html
http://arif-zulbahri.blogspot.co.id/2016/12/kertas-kerja-audit.html

Anda mungkin juga menyukai