Anda di halaman 1dari 4

Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan

oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan
manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

A. Komponen Risiko Audit


Komponen risiko audit pada umumnya terdiri dari 3 bagian:
1. Risiko Audit Bawaan (Inherent Risk)
Risiko bawaan ini selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. Risiko ini
bervariasi untuk setiap asersi, contoh, asersi keberadaan dan keterjadian kas
mempunyai risiko bawaan yang lebih tinggi daripada aktiva tetap. Uang tunai
merupakan suatu aset yang rawan terhadap manipulasi, dan semua orang pasti
berminat dengan yang namanya uang. Sedangkan aktiva tetap lebih terlihat jelas
keberadaannya.
 Faktor yang menentukan risiko bawaan pada Banyak Akun:
a) Profitabilitas
Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka risiko bawaan akan
semakin kecil
b) Jenis Usaha dan sensitivitas operasi
Perusahaan yang bergerak pada bidang keuangan akan lebih besar risiko
bawannya daripada perusahaan ekspedisi. Karena perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan sangat sensitif terhadap perubahan kurs mata uang, dan
perubahan tingkat suku bunga. Maka dapat disimpulkan semakin sensitifitas
operasi suatu perusahaan tinggi maka semakin tinggi juga risiko bawaannya.
c) Masalah kelangsungan usaha
Kelangsunganusaha yang rendah dapat mengakibatkan suatu perusahaan
mengalami kata lain kebangkrutan menunjukkan risiko bawaannya tinggi
d) Sifat, penyebab dan jumlah salah saji tahun sebelumnya
Salah saji yang terdeteksi melalui audit tahun sebelumnya akan membuat
risiko bawaan suatu perusahaan tinggi
e) Integritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen
Semakin baik Integritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen
maka semakin rendah risiko bawaannya.
 Faktor yang menentukan risiko bawaan pada Suatu Akun:
a) Auditabilitas akun atau transaksi
Auditability (layak audit) adalah kemungkinan untuk menilai apakah suatu
sistem berfungsi dengan baik dan telah bekerja dengan benar. Salah satu aspek
auditability adalah tersedianya cukup pengetahuan tentang sistem dan
struktur, fungsi, kontrol, dll melalui dokumentasi yang sesuai. Aspek penting
lainnya adalah integritas sistem dan data di mana semua modifikasi dapat
dilihat dan ditelusuri. 2 faktor yang dapat menentukan Auditabilitas adalah
Integritas manajemen dan catatan akuntansi yang memadai.
b) Kerumitan masalah akuntansi yang terkait
Masalah mengenai kerumitan dalam penilaian akun dan masalah dalam
pengakuan.
c) Sifat, penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi pada audit ta hun
sebelumnya.
Risiko bawaan pada suatu akun akan dinilai tinggi apabila banyak salah saji
yang terdeteksi melalui audit tahun sebelumnya

2. Risiko Pengendalian (Control Risk)


Risiko pengendalian adalah risiko yang menyatakan bahwa salah saji material yang
dapat terjadi dalam suat asersi tidak dapat dideteksi maupun dicegah secara tepat pada
waktunya oleh kebijakan maupun pengendalian intern perusahaan. risiko ini tidak
pernah mencapai angka nol karena pengendalian intern tidak akan dapat
menghasilkan keyakinan penuh bahwa semua salah saji tidak dapat dideteksi maupun
dicegah. Risiko pengendalian memiliki dua macam lagi risiko, yaitu:

a) Actual Level Of Control Risk

b) Assessed Level Of Control Risk


Pada saat perencanaan audit, auditor menentukan besarnya / tingkatan resiko
pengendalian yang direncanakan (planned assessed level of control risk) untuk
setiap asersi yang signifikan. Planned assessed level of control risk ini ditentukan
berdasar asumsi tentang efektivitas rancangan dan operasi struktur pengendalian
intern yang relevan. Planned assessed level of control risk juga dapat ditentukan
berdasarkan informasi audit tahun sebelumnya. Pada saat pengevaluasian hasil
akhir atas temuan audit, risiko bawaan aktual akan dapat diketahui. Actual
assessed level of control risk ditentukan berdasar bukti mengenai pemahaman
struktur pengendalian intern klien yang diperoleh selama tahap pengujian audit.
3. Risiko Deteksi (Detection Risk)
Risiko deteksi tergantung pada tingkat penetapan audit atas penetapan auditor
terhadap risiko audit, risiko bawaan, dan risiko pengendalian. Risiko deteksi dapat
dikendalikan oleh auditor. Pada tahap perencanaan atau Planned assessed level of
detection risk ditentukan dengan cara menerapkan model risiko audit. Actual Level Of
Detection Risk dapat diubah auditor dengan cara memodifikasi sifat, penentuan
waktu, dan luas test substantif.
a) Risiko Review Analitis
Risiko ini timbul karena terjadi prosedur-prosedur review analitis yang tidak
dapat mendeteksi kesalahan yang material.
b) Risiko Tes Substantif
Risiko ini terjadi karena kesalahan material yang tidak dapat di deteksi melalui
penggunaan prosedur test substantif. Oleh karena itu di dalam audit terdapat pula
risiko lain, yaitu:
Jenis risiko terjadi karena auditor bekerja atas dasar suatu sampel bukti, bukan
pengujian seluruh bukti.
- Risiko sampling
Risiko yang kesimpulannya diambil dari hasil pengujian terhadap karakteristik
tertentu dari suatu sampel atas item yang berbeda dengan kesimpulan yang
dibuat dari seluruh populasi yang diuji atau kesimpulan yang diambil tidak
mencerminkan populasi.
- Risiko non sampling
Bagian dari risiko audit , todak hanya berkaitan dengan data tetapi lebih
banyak menghasilkan dari faktor lain, seperti kesalahan faktor manusia,
kesalahan penerapan prosedur audit untuk tujuan tertentu, dan salamh
menginterpretasikan hasil suatu sampel.

Perbedaan mendasar risiko bawaan dan pengendalian dengan risiko deteksi?

 Perbedaan antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan risiko deteksi adalah
risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu
salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
pengendalian intern. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material
dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas. Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
B. Hubungan Antar Komponen Risiko Audit
Hubungan dari ketiga risiko ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
AR : Audit Risk
IR : Inherent Risk
CR : Control Risk
DR : Detection Risk
AR = IR x CR x DR
 Dialihkan ke risiko deteksi menjadi
DR = AR : (IR x CR)

C. Hubungan Tingkat Keinginan Kepastian Keyakinan Dengan Komponen Risiko

Anda mungkin juga menyukai