Anda di halaman 1dari 16

ANGGARAN TENAGA KERJA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Penganggaran
yang dibina oleh Ibu Sulastri, S.Pd., M.SA.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Hendry Cahyono 180422623014


Rafli Ernawa Azhar Kencana 180422623178
Zahratul Qolbi AG Umbu Nay 180422623052

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
OKTOBER 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Tujuan Pembahasan........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Tenaga Kerja................................................ 4

2.2 Perencanaan Tenaga Kerja.............................................................. 4

2.3 Jenis-Jenis Tenaga Kerja................................................................. 6


...............................................................................................................
...............................................................................................................

2.4 Persiapan-Persiapan dalam penysunanan Anggraan Tenaga Kerja 7

2.5 Fungsi Perencanaan dan Pengawasan dari Tenaga Kerja............... 8

2.6 Perhitungan Standar Tenaga Kerja…………………………………..8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 11

3.2 Saran............................................................................................... 12

DAFTAR RUJUKAN

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada setiap perusahaan tentu ada tenaga kerjanya untuk melakukan


semuaaktifitas produksinya. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu faktor
produksi yang utama dan selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan
tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan
tertentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia meskipun mesin-mesin zaman
sekarang sudah banayak yang bersifat otomatis, dan untuk itu perusahaan
mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keperluan buruh atau sebagai balas jasa
yang di terima tenaga kerja. Untuk membiayai tenaga kerja dan untuk
mengefisienkan waktu dan biaya perusahaan maka sudah seharusnya perusahaan
menghitung biaya tenaga kerja agar dalam proses produksinya optimal.

Perkembangan perekonomian pada saat ini sangatlah tidak menentu, hal


tersebut disebabkan oleh gejolak politik yang berpengaruh besar dalam
perekonomian bangsa kita. Hal ini dapat dilihat pada situasi yang baru-baru ini
melanda bangsa kita, dimulai dari krisis moneter yang berkepanjangan dimana hal
ini telah mengakibatkan dunia usaha kita banyak yang mengalami keterpurukan.
Situasi ini terjadi baik pada perusahaan kecil maupun perusahaan yang besar,
bahkan beberapa perusahaan telah mengalami kebangkrutan. Salah satu masalah
yang kerap terjadi yaitu tingginya biaya operasi perusahaan yang mengakibatkan
perusahaan harus melakukan efisiensi di semua aspek yang berhubungan dengan
kegiatan tersebut agar efisiensi dan efektivitas dapat tercapai.
Pada saat ini para pemimpin perusahaan dihadapkan pada suatu keadaan
yang mengharuskan mereka mempunyai kemampuan bersaing dengan perusahaan
yang sejenis, terutama dalam menghadapi pesaing baru yang mengelola
perusahaannya dengan cara yang lebih baik, dalam arti bahwa mereka harus
mampu mengikuti dan menerapkan perkembangan ilmu dan teknologi serta

1
menerapkan metode pengawasan sedemikian rupa sehingga efisiensi dan
efektivitas usaha dapat dicapai guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Manajemen yang berperan dalam kegiatan perusahaan harus mampu
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan bertanggungjawaban dalam setiap
keputusan yang diambilnya yaitu planning, organizing, leading, dan controlling,
dan fungsi manajemen yang terpenting untuk mengupayakan terciptanya sistem
pengendalian yang baik yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian (Daft,
2003).
Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk melakukan perencanaan
anggaran tenaga kerja dan pengendalian produksi yang efektif dan efisien sesuai
dengan fungsi-fungsi manajerialnya. Sehingga akan menghasilkan tenaga kerja
yang optimal serta keputusan yang tepat untuk kepentingan dan kemajuan
perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Dengan adanya perencanaan anggaran biaya tenaga kerja diharapkan
perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan
apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi
penyelewengan-penyelewengan terhadap anggaran tenaga kerja. Pengendalian
tenaga kerja yang didukung oleh seorang controller yang membantu manajer
perusahaan untuk menganalisis, melakukan penilaian, merekomendasi serta
memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan tenaga kerja
diharapkan kemungkinan penyimpangan yang terjadi dapat ditekan semaksimal
mungkin, sehingga sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu dalam mencapai
efektivitas terhadap tenaga kerja.
Pada umumnya untuk dapat melaksanakan pengendalian tenaga kerja
dengan baik, manajemen perusahaan akan mempergunakan anggaran sebagai alat
untuk pengendalian tenaga kerja tersebut. Pada dasarnya anggaran yang
dipergunakan di dalam perusahaan-perusahaan biasanya akan dipergunakan untuk
melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan
yang bersangkutan.

2
1.2 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan


beberapa tujuan pembahasan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari anggaran tenaga kerja.
2. Untuk mengetahui apa saja perencanaan dari penyusunan anggaran tenaga
kerja.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab dan pengawasan perusahaan terhadap
tenaga kerja
4. Untuk mengetahui jenis-jenis tenaga kerja.
5. Untuk mengetahui perhitungan standar anggaran tenaga kerja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Tenaga Kerja

Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu


satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang
lain. Penyusunan anggaranan ini sering disebut sebagai perencanaan(planning).
Tenaga kerja menurut manajmen sumber daya manusia adalah asset perusahaan
yang manusia adalah asset perusahaan yang harus dilindungi dan disejahterakan
hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan.
Anggaran Tenaga Kerja adalah suatau rencana anggaran yang
merencanakan secara terperinci tentang jumlah jam kerja karyawan dan tenaga
kerja untuk satu periode maupun periode yang akan datang.

2.2 Perencanaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bekerja di pabrik di kelompokkan menjadi dua yakni:

1. Tenaga Kerja Langsung


2. Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik
yang secara lansung terlibat. Pada proses produksi dan biaya nya dikaitkan pada
biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak
langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat
secara lansung pada proses produksi dan baiayanya dikaitkan pada biaya overhead
pabrik.

4
Anggaran Tenaga Kerja , seperti biaya Anggaran Bahan Mentah hanya
merencanakan unsur tenaga kerja lansung. Dan seperti halnya Anggaran Bahan
Mentah, anggaran tenaga kerja ini selalu dikaitkan dengan anggaran produksi
yang telah tersusun sebelumnya. Perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yang
luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara matang oleh pemimpin
perusahaan .

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran tenaga kerja


antara lain adalah:

1. kebutuhan tenaga kerja


2. pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. latihan baru tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus di terima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja

Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga
kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga
kerja yang tidak mempunyai keterampilan khusus umumnya mudah di cari di
Indonesia saat ini. Tetapi untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah
satu bidang khusus, seperti tenaga kerja teknis dan manajerial, harus diperoleh
secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan menyediakan
perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa
perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya
dengan penawaran bea siswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja
sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga itu digunakan, akan tetapi sudah
ada sebelum tenaga kerja itu siap.

Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara. Selain diadakan
ujian tertulis dan lisan, juga diadakan Psychotest untuk mengetahui secara lebih
pasti siapa yang paling untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan selleksi
tenaga kerja buakn untuk mencari orang-orang yang berpengalaman, melainkan
mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang.

5
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal “harga”nya juga ada
kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari pekerjaan
merupakan suatau aktiva bagi perusahaan.

Selain dengan metode diatas, juga bisa dilakukan latihan bagi tenaga kerja
yang masih membutuhkan kemampuan dalam bidang yang akan ditekuninya.
Latihan sendiri bisa dilakukan melalui materi maupun langsung terjun
kelapanagan dan langsung mempraktekannya.

2.3 Jenis Tenaga Kerja

Untuk kepentingan penysunan anggaran dan penghitungan harga pokok


produk maka biasa nya tenaga kerja di bagi menjadi;

A. Tenaga Kerja Lansung


B. Tenaga Kerja Tidak Langsung

Di muka telah diuraikan tentang bahan mentah langsung dan tidak


langsung yang pada dasarnya sama sifatnya dengan tenaga kerja langsung dan
tidak langsung ini.

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiaatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
variable.
3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga
kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk
akhir (terutama dalam penentuan harga pokok)

Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh
pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi dari bahan mentah sampai
berbentuk barang jadi.

Sedangkan tenaga kerja tidak langsung mempunyai sifat-sifat:

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang
semi fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya yang mengalami
perubahan tetapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan produksi.

6
Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam Anggarann
Biaya Overhead Pabrik.

2.4 Persiapan-persiapan dalam Penyusunan Anggaran Tenaga kerja.

Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu


dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerapkali ditemui
dalam praktek yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung(Direct Labor
Hour) dan satuan hitung atas dasar (Direct labor Cost). Dalam persiapan
penyusunan anggaran ini lebih dahulu di buat Manning Table.

1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.


2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada bebagai tingkat
kegiatan
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.

Manbing table disusun sebagai hasil kerjanya langsung masing-masing kepala


bagian Perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan judgment saja,tetapi
dapat pula denagn berdasrkan pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu yang
lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan perusahaan . Setelah itu lalu di
hitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan
atau masing-masing bagian tempat mereka bekerja.jam buruh langsung ini dapat
di hiting dengan berbagai cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu.

Analisa gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan


dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu
yaitu penghitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang
dilakukan dalam rangka proses produksi . Sebagai hasil dilakukannya analisa
gerak dan waktu ini akan di peroleh waktu standar yang diprlukan untuk
menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan dengan DLH.

Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing barang,


kemudian dibuat perkirakan tentang tingkat upah rata-rata (Average Wage Rate)
untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari
tingkat upah rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi
jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan
jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.

7
2.5 Fungsi Perencanaan dan Pengawasan dari Anggaran Tenaga Kerja

Penyusunan secara baik dari Anggaran Tenaga Kerja dapat mendatangkan


beberapa manfaat bagi perusahaan, seperti:
1.      Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.
2.      Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih
efisien.
3.      Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4.      Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.

2.6 Perhitungan Standar Tenaga Kerja

A.Penghitungan standar kerja tukang linting dengan tangan. Karena unit


pengepakan untung tukang linting dengan tangan adalah batangan, maka perlu
jumlah produksi yang ukurannya bal dijadikan batangan:
Jumlah produksi untuk 1 tahun
Jenis rokok
Bal Batang Jumlah
Rokok @ 12 batang 21.778 21.778 x 10 x 20 x 12 52.267.200
333.93 333.931 x 10 x 20 x 667.862.00
Rokok @ 10 batang 1 10 0
Rokok @ 3 batang 7.261 7.260 x 10 x 20 x 3 4.356.000
724.485.20
Jumlah 0
Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu maka dalam satu
tahun terdapat 2.080 jam kerja ( 52 x 40 jam).
Jumlah tukang linting dengan tangan adalah 854 orang.
Hasil lintingan per jam            =  
724.485.200
×1 batang=¿ 348.300 batang (dibulatkan)
2.080 jam
Hasil lintingan rokok per jam dan per orang   = 
348.300batang
  × 1batang=¿ 408 batang (dibulatkan)
854 orang
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan standar waktunya menurut masing-
masing jenis rokok, sebagai berikut (untuk 1 bal):

2.400 bt
»        Isi  12 batang  =   × 1 jam=¿ 5,88 jam per bal
408 bt
2.000 bt
»        Isi 10 batang   = × 1 jam=¿ 4,90 jam per bal
408 bt
600 bt
»        Isi 3 batang     =  ×1 jam=¿ 1,47 jam per bal
408 bt
Setiap 1.000 batang rokok upahnya adalah Rp 115,00 sehingga dapat tentukan
tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu Rp 46,92 per DLH
408
× Rp 115,0=Rp 46,92 per DLH
1.000

8
B. Perhitungan standar tenaga kerja tukang gunting dengan tangan. Jumlah tukang
gunting adalah 671 orang. Hasil rokok yang digunting per jam dan per orang
adalah: 519 batang (dibulatkan).
Standar waktu dapat ditentukan sebagai berikut:
2.400 bt
Rokok @ 12 batang = × 1 jam=¿ 4,62 jam per bal.
519 bt
2.000 bt
Rokok @ 10 batang =  × 1 jam=¿ 3,85 jam per bal.
519 bt
600 bt
Rokok @   3 batang = × 1 jam=¿ 1,15 jam per bal.
519 bt
Besarnya upah tukang gunting = Rp 115,00 per 1.000 batang rokok, maka dapat
ditentukan tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu:Rp 59,80 per DLH
1
520 × Rp 115,0=Rp59,80 per DLH
1.000
C.Perhitungan standar tenaga kerja tukang linting dan gunting dengan
mengunakan mesin ( rokok @ 10 batang).
Jumlah produsi 1 tahun = 10% x 333.931 bal = 33.393 bal.
Jumlah tenaga kerja = 10 orang.
Hasil rokok yang dilinting dan digunting dengan menggunakan mesin (@ 10
33.393bal
batang/filter) per jamnya yaitu:  ×1 bal=¿ 16 bal.
2.080 jam
16 bal
Hasil per jam dan per orang = × 1bal =¿ 1,60 bal
10 orang
Standar waktu untuk menghasilkan 1 bal rokok filter (@ 10 batang) adalah 
1
×1 jam=¿ 0,625 jam per bal
1,60
Upah per hari = Rp 500,00 jam kerja 1 hari = 7 jam, maka besarnya upah per jam
(1 DLH) tukang linting dan gunting dengan menggunakan mesin adalah sebesar: 
7
500 × Rp 1,00=¿ Rp 71,43 per DLH

D Perhitungan standar tenaga kerja tukang longsong


Karena ukuran untuk pengupahan adalah banyak longsong, maka jumlah produksi
dalam bal perlu dijadikan bentuk longsong, yaitu sebagai berikut:
Jumlah produksi untuk 1 tahun
Jenis rokok
Bal longsong Jumlah
Rokok @ 12 batang 21.778 21.778 x 10 x 10 4.355.600
Rokok @ 10 batang 333.931 333.931 x 10 x 20 66.786.200
Rokok @ 3 batang 7.261 7.260 x 10 x 20 1.452.200
Jumlah 72.594.000

Jumlah tukang longsong = 151 orang.


Hasil longsong bungkus rokok per jam =
72.594 .000
×1 longsong=¿ 34.900 longsong
2.080 jam

Hasil longsong per jam per orang  =

9
34.900
×1 longsong=¿ 231 longsong
151orang
Standar waktu untuk menghasilkan 1 bal longsong adalah sebagai berikut:
200
»        Isi 12 batang = ×1 jam=¿ 0,87 jam per bal
231
200
»        Isi 10 batang = ×1 jam=¿ 0,87 jam per bal
231
200
»        Isi   3 batang =  ×1 jam=¿ 0,87 jam per baal
231
Besarnya upah tukang longsong = Rp 60,00 per 1.000 longsong, maka dapat
231
ditentukan tingkat upah per jamnya yaitu: × Rp 60,00=¿ Rp 13,86
1000

E. Perhitungan standar tenaga kerja tukang pak:


Jenis rokok Jumlah produksi( pengepakan)
Rokok @ 12 batang 21.778 bal
Rokok @ 10 batang 333.931 bal
Rokok @ 3 batang 7.261 bal
 Jumlah 362.970 bal

Jumlah tukang pak = 442 orang


362.970bal
Hasil pengepakan per jam = ×1 bal=¿175 bal (dibulatkan)
2.080 jam
175
Hasil pengepakan per jam dan per orang= × 1bal=¿ 0,40 bal
442

1
Standar waktu pengepakan 1 bal adalah: ×1 jam=¿ 2,5 jam per bal
0,40
Besarnya upah tukang pak = Rp 74,00 per bal, maka dapat ditentukan tingkat
0,40
upah per jamnya yaitu:  × Rp 74,00=¿ Rp 29,60
1
Setelah diperhitungkan standard tenaga kerja, yaitu standard jam dan tingkat upah
per jam masing masing bagian, maka dapat disusun Anggaran Tenaga Kerja untuk
tahun 1979.

10
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Tenaga kerja yang bekerja di pabrik di kelompokkan menjadi dua yakni:

1. Tenaga Kerja Langsung


2. Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik
yang secara lansung terlibat. Pada proses produksi dan biaya nya dikaitkan pada
biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak
langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat
secara lansung pada proses produksi dan baiayanya dikaitkan pada biaya overhead
pabrik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran tenaga kerja antara
lain adalah:

1. kebutuhan tenaga kerja


2. pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. latihan baru tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus di terima oleh tenaga kerja

Memperoleh tenaga kerja yang terampil bisa menggunkaan beberapa metode


sebagai berikut:

11
1.Ujian tertulis dan lisan, juga diadakan Psychotest untuk mengetahui secara lebih
pasti siapa yang paling untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi
tenaga kerja buakn untuk mencari orang-orang yang berpengalaman, melainkan
mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang.
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal “harga”nya juga ada
kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari pekerjaan
merupakan suatau aktiva bagi perusahaan.

2.bisa dilakukan latihan bagi tenaga kerja yang masih membutuhkan kemampuan
dalam bidang yang akan ditekuninya. Latihan sendiri bisa dilakukan melalui
materi maupun langsung terjun kelapanagan dan langsung mempraktekannya.

3. Mengiming-imingi gaji besar dan memfasilitasi tenaga kerja dengan lengkap.

3.2 Saran

Dari pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca agar

manfaat dari pembahasan mengenai penganggaran Tenaga Kerja mampu

memberikan wawasan positif kepada pembaca, yang mana wawasan tersebut

dapat digunakan sebagai sebuah acuan untuk menambah pengetahuan mengenai

anggaran. Selain itu, penulis juga menyarankan kepada setiap perusahaan untuk

membuat anggaran-anggaran yang signifikan, karena dengan hal tersebut akan

berpengaruh kepada anggaran perusahan dalam jangka yang panjang.

12
DAFTAR RUJUKAN

Adisaputo, G. dan Asri, M. 2013. Anggaran Perusahaan. Edisi Kedua Cetakan


Keenam. Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta.

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini. 2011.Anggaran Bisnis Analisis,


Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
YOGYAKARTA

Daft, Richard L. (2003). Management. 6th ed, Ohio: Thomson South-Western


West. Gasperz, Vincent. (1998). Manajemen Produktivitas Total, Strategi
Peningkatan Produktivitas Bisnis Global. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai