FAKULTAS EKOMONI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang “ Manajemen Modal Kerja ” Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan.
Dan dalam menyusun makalah ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Dengan
kerendahan hati kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, kami sangat harapkan
demikesempurnaan makalah ini.
Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya
bagi pembaca serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan dan Pendidikan
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju era globalisasi yang memberikan
peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak dengan
adanya perdagangan bebas pada era globalisai ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan
perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menghadapi segala situasi dan kondisi agar mampu
bertahan dan dapat terus maju dalam rangka memenangkan persaingan usaha. Dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan untuk kemakmuran para pemegang
saham dan para karyawannya, para manajer perusahaan harus mampu mengantisipasi segala
perubahan situasi dan kondisi baik yang ada didalam perusahaan maupun diluar perusahaan yang
dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, manajer perusahaan tidak akan terlepas dari masalah
permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Bahkan apabila
perusahaan telah mencapai posisi tertentu yang cukup baik sesuai dengan tujuan, maka
perusahaan terdebut dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Dalam melakukan
ekspansi, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan modal. Pemenuhan
kebutuhan modal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan modal
sendiri yang terdiri dari saldo laba, modal dari pemegang saham dan dari sumber lainnya yaitu
modal pinjaman atau dapat pula diperoleh dengan mengkombinasikan keduanya.
Selain ditunjang oleh pemenuhan modal kerja yang tepat, agar perusahaan dapat
berkembang dengan baik, pengelolaan yang efektif dan efisien serta produktifpun akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, apalagi disertai dengan adanya tindakan pengendalian
yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang terjadi. Dengan adanya pengelolaan
yang efisien dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap
keberhasilan perusahaan.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa itu Manajemen Modal Kerja?
2. Apa tujuan dari Manajemen Modal Kerja?
3. Apa saja konsep Modal Kerja?
4. Apa saja jenis Modal Kerja?
iv
5. Apa faktor yang mempengaruhi Modal Kerja?
6. Apa saja kebijaksanaan Modal Kerja?
7. Apa saja estimasi kebutuhan Modal Kerja?
8. Apa saja kebaikan dan keburukan Modal Kerja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Manajemen Modal Kerja
2. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen Modal Kerja
3. Untuk mengetahui konsep Modal Kerja
4. Untuk mengetahui jenis Modal Kerja
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Modal Kerja
6. Untuk mengetahui kebijaksanaan Modal Kerja
7. Untuk mengetahui estimasi kebutuhan Modal Kerja
8. Untuk mengetahui kebaikan dan keburukan Modal Kerja
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja terdiri dari dua unsur, yakni aktiva dan kewajiban lancar. Dalam
dunia akuntansi, manajemen modal kerja adalah suatu strategi dalam memelihara tingkat
keseimbangan aset lancar dan juga kewajiban lancar, seperti mengelola arus kas, persediaan,
serta utang dan piutang perusahaan.
Manajemen modal kerja memiliki peran yang sangat penting dalam suatu bisnis, setiap
keputusan dari manajemen bisa berdampak secara langsung pada peningkatan laba, risiko,
penjualan dan juga harga saham perusahaan.
Modal kerja mempunyai dua kosakata atau elemen dasar yakni Aktiva lancar (current aset)
dan Kewajiban lancar (current liabilities). Manajemen modal kerja memerlukan kedua elemen ini
untuk menentukan bagaimana kegiatan operasional kantor agar pengelolaannya berjalan dengan
baik. Manajemen modal kerja (Working Capital Management) menurut Harjito dan Martono
merupakan manajemen dan elemen elemen aktiva lancar dan elemen elemen hutang lancar.
Bahwasannya pengertian Modal Kerja adalah Sebuah strategi dalam akuntansi yang fokusnya
pada pemeliharaan keseimbangan current asset dan liabilities pada perusahaan.
Manajemen modal kerja juga melibatkan hubungan antara aset jangka pendek dan kewajiban
jangka pendek perusahaan. Dalam hal seperti ini berhubungan pada pengelolaan kas, persediaan
dan hutang piutang. Suatu analisis dalam modal kerja sangat penting, bagi analisis internal
ataupun analisis eksternal, karena ada hubungan yang berkesinambungan antara modal kerja dan
juga kegiatan sehari hari di sebuah perusahaan. Jikalau pengurusan modal kerja tidak dilakukan
sesuai prosedur, maka dapat menyebabkan kegagalan pada perusahaan. Dalam
pengoperasiannya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian contoh untuk membayar gaji
para karyawan, membeli bahan baku mentah, membayar biaya transportasi, membayar biaya
listrik dan sebagainya.
1
2. Dalam upaya pemenuhan laba bagi suatu perusahaan.
3. jikalau rasio keuangan menunjukkan tren yang positif maka perusahaan tersebut dapat
memperoleh investasi dana dari para kreditor.
4. Karena adanya menghargai modal kerja, maka perusahaan akan membayar segala kebutuhan
dengan waktu yang telah ditentukan.
5. Sebagai perlindungan (proteksi) saat terjadinya krisis modal kerja
2
dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang
digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode
tersebut.
Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada
periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin,
alatalat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut
konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai
dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar
harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode tersebut.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja
potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
Contoh :
Aktiva Lancar :
Kas Rp 18.000.000,00
Efek Rp 78.000.000,00
Piutang Dagang Rp 54.000.000,00
Persediaan Barang Rp125.000.000,00
Total Aktiva Lancar Rp275.000.000,00
Aktiva Tetap :
Tanah Rp200.000.000,00
Gedung Rp500.000.000,00
Mesin-mesin Rp150.000.000,00
Kendaraan Rp135.000.000,00
Total Aktiva Tetap Rp985.000.000,00
Keterangan :
1. Penyusutan setiap tahun sebesar 10% untuk gedung, mesin dan kendaraan.
2. Penjualan secara kredit dengan profit margin sebesar 35%
Dari data di atas maka dapat dihitung besarnya modal kerja menurut konsep fungsional adalah :
3
Modal Kerja (working capital)
Kas Rp 18.000.000,00
Piutang Dagang (65%) Rp 35.100.000,00
Persediaan Barang Rp125.000.000,00
Penyusutan Gedung Rp 50.000.000,00
Penyusutan Mesin-mesin Rp 15.000.000,00
Penyusutan Kendaraan Rp 13.500.000,00
Total Modal Kerja Rp256.600.000,00
5
jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah didasarkan pada pertimbngan
mengenai laba dan resiko. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan
modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat
ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal
kerja. Oleh karena itu perusahaan dapat menggunakan prinsip-prinsip pembelanjaan, yaitu:
Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk
membiayai modal kerja.
Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat dipakai untuk modal kerja
atau investasi.
Kebijaksanaan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga diperoleh biaya dana yang paling
murah tergantung dari keberanian manajer dalam mengambil resiko. Menurut Sutrisno (2005:47-
49) terdapat 3 pendekatan yang dapat diambil oleh seorang manajer dalam kebijaksanaan modal
kerja yaitu :
1 Kebijaksanaan Konsevatif
Merupakan pemenuhan modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana
jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pende. Dalam kebijakan konservatif
modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variable dipenuhi oleh sumber dana
jangka panjang, dan sebagian modal kerja variable lainnya dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek. Kebiajksanaan ini disebut konservatif karena sumber dana jangka
panjang mempunyai .jatuh tempo yang lama sehingga perusahaan memiliki keleluasaan
dalam pelunasan kembali atau tingkat keamanan (margin of safety) yang besar
2 Kebijakan Moderat/hedging
Perusahaan membiayai aktiva dengan dengan dana yang jangka waktunya kurang
lebih sama dengan perputaran aktiva tersebut yaitu aktiva yang besifat permanen dan
modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang
bersifat variable atau modal kerja variable akan didanai dengan sumber dana jangka
pendek (matching prinsiple)
3 Kebijakan Agresif
Sebagian kebutuhan dana jangka panjang dipenuhi dengan sumber dana jangka
pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung resiko yang cukup besar.
6
2.7 Estimasi Kebutuhan Modal Kerja
Dengan tersedianya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi
secara ekonomis, efisien, dan terhindar dari resiko kesulitan likuiditas. Untuk menentukan modal
kerja yang cukup pada suatu perusahaan perlu terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya modal kerja.
Menurut Sutrisno (2005:50) untuk menentukan besarnya modal kerja, biasanya digunakan
beberapa metode yaitu :
1 Metode Keterikatan Dana
Menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini perlu mengetahui dua faktor
yang mempengaruhinya yaitu :
A Periode terikatnya modal kerja
yaitu jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen
modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan
semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya. Pada
perusahaan dagang periode terikatnya dana dimulai dari kas dibelikan barang dagang
kemudian dijual (misalkan dijual secara kredit) akan menjadi piutang dan setelah piutang
terbayar, maka akan menjadi kas lagi.
Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan perdagangan biasa digambarkan
sebagai berikut:
Sedangkan pada perusahaan industri periode terikatnya modal kerja dimulai dari kas
dibelikan bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi yang kemudian dijual akan
menjadi piutang dan bila telah dibayar akan menjadi kas lagi. Berikut ini adalah
gambarannya
7
B Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari
Merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian
bahan baku, bahan penolong, pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan
pembayaran – pembayaran tunai lainnya.
2 Metode Perputaran Modal Kerja
Mengestimasi kebutuhan modal kerja dengan metode perputaran modal kerja dapat
ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja
seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Berikut ini adalah
contoh mengestimasi menggunakan metode tersebut.
Dari neraca dan laporan laba rugi Hotel Gaya (dalam jutaaan rupiah) diketahui:
2008 2009
Kas 375 425
Piutang 765 835
Persediaan 1.100 1.300
Penjualan 36.000
Setelah itu, kita dapat menghitung periode terikat elemen modal kerja:
Kas = 360/90 = 4 hari
8
Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa periode terikat elemen modal kerjanya adalah
sebesar 24 hari, sehingga perputaran elemen modal kerja sebesar 360/24 = 15 kali. Apabila tahun
2010 Hotel Gaya mampu menjual sebanyak Rp45.000.000.000,00, maka estimasi kebutuhan
modal kerja menurut metode ini adalah sebesar Rp45.000.000.000,00/15 = Rp3.000.000.000,00
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membelanjai operasi sehari-hari, kemudian
dana yang telah dikeluarkan itu kembali lagi masuk dalam perusahaan dari hasil penjualan
barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaan tadi. Elemen-elemen dari modal kerja
seperti persediaan, piutang, dan kas pada hakikatnya mengalami perputaran sampai kembali lagi
menjadi bentuk kas dengan nilai yang lebih tinggi dari semula kas itu dikeluarkan.
Saran
Nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita, terutama dalam mata kuliah
Manajemen Keuangan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11