Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .. 1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
BAB II STUDY PUSTAKA.................................................................................................................4
A. Ergonomi...................................................................................................................................4
B. Anthropometri...........................................................................................................................6
BAB 3.................................................................................................................................................11
KESIMPULAN..................................................................................................................................11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, Laporan ini
disusun dalam rangka menyelesaikan tugas perancangan di Jurusan Teknik Mesin
Industri.
Dalam proses penyelesaiannya banyak sekali kendala yang penyusun hadapi,
tetapi itu semua penyusun jadikan sebagai motivasi untuk mencapai yang lebih baik.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini, terutama kepada yang terhormat : dosen mata kuliah
teknik perancangan, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam
kesempatan ini, yang telah memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses
penyelesaian tugas ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang
setimpal atas segala bantuan yang telah diberikan.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan, begitu pula dengan laporan
yang kami buat. Untuk itu kami mohon saran serta kritik yang membangun guna
perbaikan di waktu mendatang.

BAB I
PENDAHULUAN
Ergonomi banyak berhubungan dengan fungsi tubuh manuasia seperti anatomi
dan fisiologi sehingga dalam mempelajari ergonomi diperlukan pengetahuan dasar
fungsi dan sistem kerangka otot. Ilmu ini merupakan dasar untuk mengatasi masalah
postur dan pergerakan manusia serta lingkungan tempat kerja. Disamping itu,
penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah antropometri (pengukuran tubuh manuasia).
Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses mendesain suatu
produk untuk mendapatkan kepuasan, baik dari si pengguna produk maupun produsen
produk. Kepuasan tersebut dapat berupa kenyamanan maupun kesehatan yang
ditinjau dari sudut pandang ilmu anatomi, kesehatan, dan keselamatan kerja serta dari
sudut perancangan suatu produk atau sistem. 1
Dalam usaha untuk mendapatkan suatu produk yang optimum, maka hal hal
yang harus diperhatikan adalah faktor seperti dimensi tubuh manusia baik dalam
posisi statis dan dinamis. Yang dimaksud dengan dimensi tubuh manusia dalam posisi
statis adalah merupakan aplikasi data anthropometri dalam keadaan diam. Sedangkan
yang dimaksud dengan dimensi tubuh manusia dalam posisi dinamis adalah
berhubungan dengan pengukuran keadaan ciri ciri fisik manusia dalam keadaan
bergerak atau memperhatikan gerakan gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja
tersebut melakukan pekerjaan, misalnya gerakan menjangkau, mengambil sesuatu,
mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya.
Penggunaan peralatan kerja pada suatu sistem kerja dimaksudkan untuk
membantu keterbatasan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan
tercapai kerja yang optimal, mutu produk yang baik, kesalahan yang sedikit, beban
kerja yang lebih ringan, dengan resiko yang sekecil kecilnya. Dengan demikian
segala usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja tersebut haruslah
disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang di alami oleh manusianya bukan pada
fasilitas atau peralatan kerjanya. Sesuai dengan prinsip ergonomi bahwa peralatan
kerja maupun faktor kerja harus disesuaikan dengan manusia dan bukan manusia
yang harus menyesuaikan diri dengan faktor kerjanya.
Dalam industri, teknik perancangan tempat kerja sangat penting dalam
menunjang jalannya suatu siklus industri. Perencanaan tempat kerja harus memenuhi
standar mutu, kenyamanan, dan keamanan bagi pekerja.
Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari tentang dimensi tubuh
manusia. Antropometri berhubungan erat dengan ergonomi karena kondisi kerja yang
ergonomis dapat dicapai dengan menggunakan data antropometri. Dengan desain
sistem kerja yang ergonomis dapat dipastikan sistem kerja akan menjadi lebih efektif
dan efisien. Perancangan peralatan dan perancangan tata letak yang sesuai dengan
tata letak antropometri pekerja dapat meningkatkan produktivitas kerja.
1 Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta

BAB II
STUDY PUSTAKA

A. Ergonomi
Perancangan kerja manual didasarkan pada prinsip pengetahuan gerakan dan
ekonomi gerakan yang diperkenalkan oleh Frank. B Gilbert. Elemen therblig adalah
penggolongan elemen kerja ke dalam beberapa kelompok elemen, yang diperkenalkan
pertama kali oleh Gilbert. Prinsip perancangan kerja manual pada umumnya adalah :
1. Menggunakan kekuatan dan keterbatasan tubuh manusia
2. Pengaturan kondisi temat kerja (lingkungan kerja)
3. Perancangan peralatan dan mesin kerja
Yang lebih penting, prinsip prinsip yang sebenarnya adalah berdasarkan anatomi
yang stabil, biomekanik, dan prinsip prinsip fisiologi dari tubuh manusia. Hal ini
membentuk dasar ilmiah untuk ergonomi dan desain kerja 2
Dalam perancangan kerja manual perlu dilakukan pengaturan fungsi kerja anggota
badan lain seperti kaki atau keseimbangan beban tangan kiri dan kanan. Proses ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan Peta Kerja tangan kiri dan kanan.
Keterbatasan manusia dalam bekerja secara manual dapat diukur melalui beberapa
parameter antara lain :
1. Penggunaan energi selama bekerja.
2. Kerja Jantung.
3. Tekanan pada punggung.
Pertimbangan human faktor dalam penataan sistem kerja meliputi :
1. Aspek Fisik Kemampuan pekerja, beban kerja gerakan kerja dan konsumsi
energy tubuh manusia.
2. Sosio Psikologis Kesesuaian sifat pekerja dengan lingkungan kerja dan
pekerjaaannya. 3
Gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia dan gerakannya antara lain
sebagai berikut :
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang
istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris
dan berlawanan arah gerakannya.

2 Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M. Sc, 2003, ERGONOMI Studi gerak dan waktu, Guna Widya, Surabaya , hlm. 24.

3 Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M. Sc, 2003, ERGONOMI Studi gerak dan waktu, Guna Widya, Surabaya , hlm. 101.
5

4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau
natural dari gerakan tubuh atau tangan.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam
bekerja.
6. Gerakan yang patah patah banyak perubahan arah akan memperlambat
gerakan itu tersendiri.
7. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah mudahnya dan jika memungkinkan
irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.

Prinsip prinsip ekonomi gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat
kerja antara lain sebagai berikut :
1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari
tempat tertentu dan tetap.
2. Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak untuk
dicapai atau dijangkau.
3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip
gaya berat akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu
siap di tempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan
biaya.
4. Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme
yang baik.
5. Bahan bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
gerakan gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif
berdiri dan duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang
menyenangkan.
Prinsip prinsip Ekonomi Gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan antara
lain sebagai berikut :
1. Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari
perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat
ditingkatkan.
2. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu
kegunaan.
3. Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanannya.
4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri sendiri, misalnya seperti
pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan
kekuatan masing masing jari.

5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur
sedemikian sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan
dengan tenaga yang minimum. 4

4 Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M. Sc, 2003, ERGONOMI Studi gerak dan waktu, Guna Widya, Surabaya , hlm. 105.
7

B. Anthropometri
Antropometri adalah salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah, yang
berasal dari Anthro yang berarti manusia dan Metron yang berarti ukuran. Secara
definitif anthropometri dinyatakan sebagai suatu studi yang menyangkut pengukuran
dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik,
massa, dan kekuatan tubuh. Sedangkan pengertian anthropometri menurut Stevenson
(1989) dan Nurmianto (1991), adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan
dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Menurut Nurmianto
(1991), manusia pada dasarnya memiliki bentuk, ukuran tinggi, lebar, berat, dan lainlain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara lebih luas
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk
maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data Anthropometri akan
diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal :
a. Perancangan areal kerja (work station, Interior mobil).
b. Perancangan alat kerja seperti mesin, equipment perkakas (tools) dan
sebagainya.
c. Perancangan produk produkkonsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan
sebagainya.
d. Perancangan lingkungan kerja fisik5
Dalam bidang bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh
dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan
dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi dari masyarakat dapat
membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk
kegemukan) dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data
antropometri. Berikut adalah standar cara pengukuran posisi tubuh :
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam berbagai posisi standar
dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala,
tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan dan lain lain. Disini
tubuh diukur dalam berbagai posisi standar tidak bergerak (tetap tegak
sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini adalah static
antropometri. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran
kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan dan
sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile tertentu seperti 5th dan 95-th percentile.
2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan
tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan
kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam
posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan
fasilitas/ruang kerja).

5 Module IV Anthropometri and Product Design, President University Jurusan Industrial Engineering

Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan
gerakan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan. Hal
pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah
mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan
gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan kegiatan
tertentu. Cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis cara pengukuran semacam ini akan
menghasilkan data dynamic antropometry. Antropometri dalam posisi tubuh
melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses
prancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Menurut Stevenson (1989), anthropometri
dibagi menjadi dua bagian antara lain 6 :
1. Anthropometri statis yaitu pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam
keadaan diam.Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara
linear (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat
representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu
terhadap individu.
2. Anthropometri dinamis, yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah
pengukuran keadaan dan ciricirifisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakangerakanyang mungkin terjadi saat pekerja tersebut
melaksanakan kegiatannya. Dalam antropometri dinamis, dimensi tubuh diukur
dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak. Untuk mengukur
antropometri dinamis, terdapat tiga kelas pengukuran, yaitu:
a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti
kedaaan mekanis dari suatu aktivitas, contohnya mempelajari tingkah
seseorang.
b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja.
c. Pengukuran variabilitas kerja.
Manusia pada umumnya akan berbeda beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi
diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal.Data antropometri diperlukan
agar rancangan produk bisa sesuai dengan orang yang mengoperasikannya.Ukuran
tubuh pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual. Namun
dengan demikian persoalan akan muncul apabila situasi berubah jika lebih banyak
produk standar yang harus dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang sehingga
sulit untuk menentukan ukuran individu yang akan dipilih sebagai acuan untuk
mewakili populasi yang ada mengingat ukuran individu bervariasi dalam suatu
populasi. Permasalahan tersebut dapat teratasi jika merancang produk yang memiliki
fleksibilitas dan mudah digunakan.

6 Module IV Anthropometri and Product Design, President University Jurusan Industrial Engineering

anthropometri dapat diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun


fasilitas kerja, maka gambar dibawah ini akan memberikan informasi tentang berbagai
macam anggota tubuh yang perlu diukur.
1. Dimensi struktur kepala

2. Dimensi ukuran tubuh

3. Dimensi tangan

4. Dimensi kaki

10

Dimensi Stasiun Kerja untuk Operator Duduk


Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas pekerja dengan memaksimalkan gerakan efektif,
mengurangi kelelahan pekerja, dan meningkatkan stabilitas pekerja.Dalam
perancangan stasiun kerja duduk, tinggi meja kerja yang disarankan adalah sekitar 2
inchi di bawah siku.

A : Max head height


B : Work surface height
C : Shoulder grip length (max working limit)
D : Elbow fingertip length (normal working limit)
E : Sitting eye height (above seat surface)
Dimensi Stasiun Kerja untuk Operator Berdiri
Pada posisi berdiri untuk operator tidak begitu disukai, tetapi seringdiperlukan.
Hal ini terutama untuk pekerjaan yang memerlukan:
1. Penanganan yang sering untuk objek yang berat
2. Jangkauan jauh yang sering dilakukan
3. Mobilitas untuk bergerak di sekitar stasiun kerja
Untuk perancangan stasiun kerja berdiri, data antropometri yangdibutuhkan adalah:

E : Tinggi bahu (shoulder height)


A : Tinggi tubuh (stature)
L : Tinggi siku (elbow height)
C : Tinggi mata (eye height)

11

Gambar Area Kerja Vertikal Normal dan Maksimum pada Posisi Berdiri

A : Standing height (stature)


B : Eye height
C : Elbow height

12

BAB 3
KESIMPULAN

Dari hasil anthropometri, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


Batas kerja untuk pengguna berdiri dapat dilihat sebagai ruang di mana obyek
dapat dicapai dan mencengkeram dengan nyaman ketika berdiri tegak.
Lengan dan tangan yang paling kuat ketika siku dekat dengan sisi dan
membungkuk di sudut kanan atau sedikit lebih panjang.
Permukaan kerja harus memungkinkan untuk pekerjaan manual yang
membutuhkan kekuatan untuk dapat bekerja dengan baik, serta untuk menulis,
menggambar dan membaca, permukaan kerja harus lebih tinggi sehingga siku
dapat beristirahat di atasnya. Ini juga akan membawa pekerjaan lebih dekat ke
mata Anda.
Untuk pekerjaan yang membutuhkan penerapan gaya dari otot bahu dan
punggung, permukaan kerja harus lebihrendah daripada tingkat siku.
Permukaan kerja tinggi disesuaikan memungkinkan setiap pengguna untuk
menyesuaikan permukaan kerja dengan kebutuhan mereka sendiri. Jika hal ini
tidak mungkin, desain untuk pengguna terbesar, dan platform pasokan untuk
mereka yang lebih kecil.

Ruang vertikal minimum antara lantai dan obstruksi overhead yang harus
memungkinkan pengguna tertinggi ditambah alas kaki dan tutup kepala mereka.

Ruang horisontal minimum antara dua penghalang harus memungkinkan


pengguna terluas ditambah ruang untuk gerakan dan peralatan.

Bahaya harus berada di luar jangkauan pengguna dengan lengan terpanjang,


jika tidak ada ruang untuk membungkuk.

Setelah anthropometri terpenuhi barulah ergonomi bisa tercapai secara


maksimal karena pada dasarnya anthropometri adalah ilmu yang akan mempelajari
system gerak tubuh manusia dari hal yang terkecil dari system otot dan tingkat
kenyamanan pada saat pemakaian barang karna pada hakikatnya adalah
alat,produk,system dan tata letak lah yang harus menyesuaikan dengan keadaan
manusia karena fungsi utama mereka adalah membantu manusia bukan untuk
membuat pekerjaan jadi lebih lama.
Demi menyiasati waktu line produksi yang dituntut cepat maka ergonomi
berperan penting disini bukan melihat aspek kecepatan saja tetapi aspek safety juga
tidak boleh diabaikan karena line produksi tidak akan berjalan cepat dan lama jika
tidak ada safety yang menjadi standarisasi dalam sebuah system.
Operator line produksi harus lebih berpikir kognitif juga supaya proses delay
dapat diatasi dari tata letak tool dan posisi duduk atau berdirinya suatu operator di
depan mesin dia harus bisa menata dan membuat lingkunga seefisien mungkin dan
tidak memerlukan banyak tenaga yang dia butuhkan untuk mengkontrok line produksi

13

Anda mungkin juga menyukai