Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN

“PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA”

MANAJEMEN 7B (SIANG)

Dosen Pengampu : Yona Melia, S.M.,M.M.

DISUSUN OLEH :

1. Nur Izzati Presty Utami (19.011.00.044)


2. Muhammad Fikri Ashari (19.011.00.064)
3. Muhammad Rizky Nugraha (19.011.00.136)
4. M. Hadi Wibowo (19.011.00.073)
5. Lia Syahfitri (19.011.00.051)
6. Dhandi Rizky Pratama (19.011.00.100)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LABUHAN BATU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillah hirohmannirohim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Penganggaran
Perusahaan ini. Shalawat dan Salam semoga dilimpahkan atas junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan sekalian umatnya yang
bertaqwa.
Makalah yang berjudul “PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA” ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan. Selain itu kami juga
berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan referensi belajar bagi para
pembaca.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Penganggaran
Perusahaan Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Labuhan Batu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin…

Rantau Prapat, 28 November 2022

Nur Izzati Presty Utami


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran…………………………………………………..


2.2 Anggaran Biaya dan Pengelompokannya…………………………......
2.3 Fungsi Anggaran………………………………………………………
2.4 Tujuan Anggaran………………………………………………………
2.5 Prosedur Penyusunan Anggaran……………………………………….
2.6 Metode Penyusunan Anggaran………………………………………...
2.7 Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung………………..
2.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk……………..
2.9 Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai…………………
2.10 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung……………………..
2.11 Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik……………….
2.12 Penyusunan Anggaran Beban Usaha…………………………..

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………...

A. Kesimpulan & Saran…………………………………………………

REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA…………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan


dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran biaya
merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan yang direncanakan. Anggaran biaya biasanya disusun berdasarkan jenis
biaya yang dikeluarkan. Penyusunan anggaran biaya terdiri dari biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead, biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.

Secara umum biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tenaga kerja
langsung dengan biaya tenaga kerja tidak langsung. Selain itu kedua biaya tersebut
secara bersamaan akan mempengaruhi efektifitas keuangan perusahaan. Menyusun
anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian penting bagi suatu
perusahaan. Susunan anggaran biaya tersebut, bisa dijadikan sebagai alat perencanaan
serta pengendalian biaya tenaga kerja langsung.

Dengan menyusun anggaran biaya ini, diharapkan perusahaan bisa menekan biaya
produksi dan mengendalikan sistem keuangan secara efektif dan efisien. Sehingga
penyusunan anggaran ini, bisa dikendalikan atas kegiatan atau kerugian perusahaan
yang tidak mencapai hasil yang diinginkan.

Melakukan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung bertujuan untuk


mengetahui tingkat efektifitas produksi dan keuangan perusahaan. Biaya tenaga kerja
biasa disebut direct labor cost. Umumnya biaya ini juga termasuk unsur yang masuk
dalam budget management oleh perusahaan dan diberikan pengawasan yang ketat.,
biaya ini berkaitan langsung dengan kegiatan pengolahan bahan produksi hingga
menjadi sebuah barang jadi.

Sebagai contohnya dapat meliputi gaji operator mesin, upah lembur, bonus,
dan sebagainya. Untuk setiap pengeluaran produksi dalam bisnis, jumlah yang
dibayarkan kepada karyawan akan melebihi dari jumlah upah. Hal ini disebabkan
bahwa perusahaan tidak memberikan gaji pokok saja, namun bisa menjadi biaya
tunjangan lainnya termasuk dari contoh biaya tenaga kerja langsung seperti asuransi
jiwa, pensiun, kesehatan serta sejumlah pajak atas gaji karyawan yang dibayarkan.

Anggaran biaya tenaga kerja ini berguna juga sebagai pengawasan biaya dan
mengurangi resiko perusahaan, setelah biaya sudah diperkirakan maka perusahaan
berusaha memenuhi target yang ditentukan. Setidaknya anggaran ini juga dapat
menguntungkan, dan meminimalisir suatu resiko kerugian serta mengatur kinerja
keuangan perusahaan yang tidak mencapai target. Anggaran ini meliputi dari
perencanaan waktu penyelesaian barang produksi serta tarif upah yang akan
dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Dalam menyusun dan memperhitungkan
anggaran biaya tenaga kerja, ada kemungkinan juga mempengaruhi biaya lainnya.
Misalnya biaya bahan baku dan biaya overhead, yang merupakan dasar perhitungan
harga produksi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada pembahasan kali ini ialah :

1. Apa itu Anggaran biaya perusahaan?


2. Apa saja yang termasuk dalam anggaran biaya?
3. Bagaimana Penyusunan Anggaran Biaya?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan


dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran memperlihatkan
bagaimana sumber daya yang diharapkan akan diperoleh dan dipakai selama periode
waktu tertentu. Anggaran juga digunakan untuk mengarahkan suatu kegiatan dan juga
sebagai alat perbandingan dalam mengukur hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga proses
pelaksanaan terkendali.

Ada beberapa pengertian yang diberikan mengenai anggaran oleh para ahli sebagai
berikut:

M. Nafarin (2007:11) meyatakan, “Anggaran adalah rencana tertulis mengenai


kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka
waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.”
Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan
sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu.”
Sedangkan menurut Rudianto (2009:2) dalam bukunya yang berjudul
Penganggaran, “Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang
yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.”

2.2 Anggaran Biaya & Pengelompokannya

Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang direncanakan. Anggaran biaya biasanya disusun
berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan. Di dalam kelompok anggaran ini, dibedakan
menjadi anggaran biaya terukur dan anggaran biaya diskresioner. Anggaran biaya dapat
dikelompokkan menjadi:

 Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah rencana besarnya biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara
langsung di dalam proses produksi dalam suatu periode tertentu di masa
mendatang.
 Anggaran biaya overhead adalah rencana besarnya biaya produksi di luar biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
 Anggaran biaya penjualan/pemasaran adalah rencana tentang besarnya biaya
distribusi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan produknya.
 Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang direncanakan untuk
operasi kantor administratif di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.

2.3 Fungsi Anggaran


 Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh sektor publik dari belanja perusahaan tersebut.

 Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya


pengeluaran yang terlalu besar atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya
dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas.

Pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:

a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;


b. Menghitung selisih anggaran;
c. Menemukan penyebabkan yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat
dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians;
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

 Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (Fiscal Tool)


Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi
dan estimasi ekonomi.

 Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and Communication


Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah. Anggaran
publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu
unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Anggaran harus dikomunikasikan ke
seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

 Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi
wewenang (legislatif), kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efesiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan
berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

 Anggarn sebagai alat motivasi (Motivation Tool)

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya secara
ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.

2.4 Tujuan Anggaran

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dari investasi dana;

2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan;

3. Merinci sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat
memudahkan pengawasan;

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal;
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan
nyata terlihat;

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan
keuangan.

2.5 Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran
dan pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya ada ditangan pimpinan tertinggi
perusahaan yang paling bertanggung jawab atau kegiatan perusahaan keseluruhan.
Dengan demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan-kegiatan
penganggaran lainnya tidak harus ditangani oleh pimpinan tertinggi.

Prosedur penyusunan anggaran terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

1. Tahap penentuan pedoman perencanaan.

Yaitu tahap yang menentukan anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan
datang, anggaran disiapkan beberpa bulan sebelum tahun anggaran sebelumnya
dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun
anggaran.

2. Tahap persiapan anggaran.

Yaitu tahapan dimana manejr perusahaan terlebih dahulu menyusun ramalan


penjualan (forecast sale) sebelum menyusun anggaran penjualan perusahaan. Setelah
tahap tersebut selesai manajer keuangan untuk menyusun anggaran lainnya.

3. Tahap penentuan anggaran.

Yaitu tahapan diadakannya rapat dari semua manajer beserta direksi, dengan
menteri rapat berupa perundingan mengenai penyusunan rencana akhir. Setiap
komponen anggaran serta pengesahan dan pendiskusian anggaran.

4. Tahap pelaksanaan anggaran.


Yaitu tahapan dilaksanakannya anggaran oleh semua unit kerja yang ada di dalam
perusahaan. Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi
anggaran. Setelah di analisis anggaran disampaikan pada redaksi.

2.6 Metode Penyusunan Anggaran

Ada tiga metode dalam menyusun anggaran biasanya digunakan oleh suatu
organisasi, yaitu:

Top down budgeting, adalah metode anggaran yang dilaksanakan oleh organisasi
atau perusahaan yang dimulai dari pimpinan perusahaan kepada bawahannya.
Bottom up budgeting, adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu
perusahaan yang dimulai dari bawahan kepada atasannya atau pimpinan
perusahaan.
Gabungan, adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu perusahaan dengan
menggabungkan dua metode sebelumnya yaitu metode Top down dan Bottom up
budgeting.

2.7 Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung untuk menghasilkan
produk, yang disebut tenaga kerja langsung, seperti : tukang potong rotan, tukang ukur kursi
rotan, tukang rakit kursi rotan, tukang ketam (pelican) kursi rotan, tukang warna kursi rotan
(semua yang bekerja bagian produksi). Adapun tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja
manusia yang ikut membantu menyelesaikan produk, seperti: mandor, manajer produksi,
penyelia, dan lain-lain.

Upah untuk tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung (BTKL),sedangkan
upah untuk tenaga kerja tak langsung disebut biaya tenaga kerja tak langsung(BTKTL).
Biaya tenaga kerja tak langsung merupakan salah satu unsur dari biaya overhead pabrik
(BOP). Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang memelihara alat produksi(seperti:
montir, mekanik) termasuk unsur biaya pemeliharaan pabrik. Biaya pemeliharaan pabrik
termasuk salah satu unsur biaya overhead pabrik (BOP). Anggaran biaya tenaga kerja
langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yangdiperlukan untuk memproduksi jenis
dan kuantitas produk yang direncanakan dalamanggaran produk.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dariharga pokok produk.
Harga pokok produk adalah salah satu biaya yang berkaitan dengan produk. Oleh karena itu
anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan dalam pengharga pokokan produk per unit.
Pengharga pokokan produk per unit sangat penting dalam penentuan harga jual. Di samping
itu juga dengan disusunnya anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat diperkirakan
keperluan kas untuk biaya tenaga kerja langsung. Untuk menyusun anggaran biaya tenaga
kerja langsung terlebih dahulu ditetapkan biaya tenaga kerja langsung standar per unit
produk.

2.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar per Unit Produk

Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk terdiri dari jam tenaga kerja langsung
dan tarif upah standar tenaga kerja langsung. Jam Standar Tenaga Kerja langsung ( JSTKL)
adalah taksiran sejumlah jam tenaga kerja Langsung yang diperlukan untuk memproduksi
satu unit produk tertentu. Jam standar tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan cara:

 Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu
harga pokok periode yang lalu.
 Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
 Mengadakan penyilidikan gerak dan waktu.
 Mengadakan taksiran yang wajar.
 Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa
dihindari, dari faktor kelelahan.

Tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) adalah taksiran tarif upah perjam.tenaga
kerja langsung. Tari upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) dapat ditentukan atas dasar:

o Perjanjian dengan organisasi karyawan,


o Dapat upah masa lalu yang dihitungsecara rata-rata dan
o Perhitungan tarif upah dalam operasi normal.

Misalkan jam standar tenaga kerja langsung ditentukan untuk membuat satu botol
kecapdiperlukan waktu 0,1 jam dan tarif upah standar tenaga kerja langsung (TSt) ditentukan
per jam Rp 500. Dengan demikian biaya tenaga kerja langsung standar per unit
produk(BTKLSP) untuk membuat satu botol kecap = 0,1 jam @ Rp 500: Rp 50.
Setelah jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) ditetapkan, kemudian disusun jam kerja
standar tenaga kerja langsung terpakai.

2.9 Jam Kerja Standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai

Untuk menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai (JKSt) diperlukan data
anggaran produk dan jam standar tenga kerja langsung (JSTKL). Misalkan Anggaran Produk
jadi dari Perusahaan Kecap Asli selama Tahun 2016 Sebagai Berikut ;

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I 22btl 13btl 9btl 44btl
II 23btl 13btl 10btl 46btl
III 24btl 14btl 9btl 47btl
IV 26btl 14btl 10btl 50btl
Setahun 95btl 54btl 38btl 187btl
Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) untuk membuat satu botol kecap diperlukan
waktu 0,1 jam.

Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun jam kerja standar tenaga kerja Iangsung
terpakai (JKSt) adalah sebagai berikut.

JKSt=2 P x JSTKL

JKST = Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai

P = Unit ekuivalen produk

JSTKL = Jam standar tenaga kerja langsung.

Bila tidak terdapat Produk dalam proses, maka unit ekuivalen produk sama dengan produk
jadi dihasilkan period tersebut. Anggaran produk pada Perusahaan Kecap Asli dalam contoh
tersebut tidak terdapat sediaan produk dalam proses, sehingga unit ekuivalen produk sama
dengan produk jadi.

Dari data tersebut di atas dapat disusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai
(JKSt) seperti Tabel 1 berikut

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I 2,2jam 1,3jam 0,9jam 4,4jam
II 2,3jam 1,3jam 1,0jam 4,6jam
III 2,4jam 1,4jam 0,9jam 4,7jam
IV 2,6jam 1,4jam 1,0jam 5,0jam
Setahun 9,5jam 5,4jam 3,8jam 18,7jam
Jam Pada Tabel 1 tersebut, tampak triwulan I produk jadi kecap sedang sebanyak 22 botel
(P) xJSTKL (jam standar tenaga kerja langsung) 0,1 sehingga jam kerja standar tenaga kerja
langsung terpakai (JKSt) sebanyak 2, 2 Jam. Setelah disusun jam kerja standar tenaga kerja
langsung terpakai, kemudian disusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.

2.10 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rumus yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran biaya tenaga kerja
langsung(BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut.

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP

Misalkan dari data pada Tabel 1 dan data tarif upah standar tenaga kerja langsung(TUSt) per
jam Rp 500, maka dapatlah disusun anggaran biaya tenaga kerja langsung seperti Tabel 2.
Pada Tabel 2 anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang sebesar Rp 1. 100
dihitung dengan cara JKSt x TUSt, yaitu 2,2 Jam x Rp 500 = Rp l. 100 atau PX BTKLSP,
yaitu 22 Botol x Rp 50 = Rp l. 100.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung setahun untuk:

 Kecap sedang = 9,5 jam x Rp 500 = Rp 4.750


 Kecap manis = 5,4 jam x Rp 500 = Rp 2.700
 Kecap asin = 3,8 jam x Rp 500 = Rp 1.900 Total = Rp 9.350

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I Rp 1.100 Rp 650 Rp 450 Rp 2.200
II Rp 1.150 Rp 650 Rp 500 Rp 2.300
III Rp 1.200 Rp 700 Rp 450 Rp 2.350
IV Rp 1.300 Rp 700 Rp 500 Rp 2.500
Setahun Rp 4.750 Rp 2.700 Rp 1.900 Rp 9.350

2.11 Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung terjadi untuk membiayai produksi,artinya
bila perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi maka biaya tersebut tidak terjadi. Besar
kecilnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung bergantung pada tingkat
produksi. Oleh karena itu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk unsur
biaya variabel. Biaya tenaga kerja langsung termasuk biaya variabel bila sistem upah yang
digunakan sistem upah per jam atau per unit, tetapi bila sistem upah yang digunakan sistem
upah tetap, seperti upah harian, upah bulanan, maka biaya tenaga kerja langsung termasuk
biaya tetap. Biaya tenaga kerja langsung dianggap sebagai biaya variabel. Biaya overhead
pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode ini meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam biaya overhead pabrik
terdapat biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang dipengaruhi oleh
besar kecilnya volume kegiatan produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah
biaya overhead pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume
kegiatan produksi.

Adapun yang merupakan BOP tetap penuh hanya biaya depresiasi pabrik. Sedangkan
yang merupakan biaya semi variabel, artinya dalam biaya tersebut terdapat biaya variabel
tetapi terdapat juga biaya tetap, seperti : biaya tenaga kerja tak langsung, biaya pemeliharaan
pabrik, biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik, dan biaya lain-lain pabrik.

2.12 Penyusunan Anggaran Beban Usaha

Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak
terjadi di pabrik, selain harga pokok jualan (cost of sales). Beban usaha terdiri dari: beban
penjualan, beban administrasi dan umum.

Beban penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama.
Beban penjualan ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang bersifat variabel:

Beban penjualan variabel contohnya beban komisi penjualan, beban penghapusan


piutang, dan beban pernik penjualan. Beban penjualan variabel besar kecilnya dipengaruhi
oleh kegiatan penjualan. Semakin banyak barang yang dijual semakin besar beban penjualan
variabel. Sebaliknya semakin sedikit barang yang dijual semakin kecil beban penjualan
variabel. Sedangkan beban penjualan tetap, contohnya beban depresiasi alat penjualan, beban
penghapusan piutang, beban gaji pegawai tetap bagian penjualan dan lain-lain. Beban
penjualan semi variabel, seperti: beban promosi penjualan, dan lain-lain.
Beban administrasi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian
personalia, bagian keuangan, dan bagian umum, seperti: beban gaji pemimpin dan staf, beban
depresiasi peralatan kantor, beban pernik kantor, beban pemeliharaan kantor, dan beban
umum lainnya. Beban administrasi dan umum biasanya bersifat tetap.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan & Saran

Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang direncanakan. Anggaran biaya biasanya disusun berdasarkan
jenis biaya yang dikeluarkan. Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah rencana besarnya
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara
langsung di dalam proses produksi dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.
Anggaran biaya overhead adalah rencana besarnya biaya produksi di luar biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Anggaran biaya penjualan/pemasaran adalah rencana
tentang besarnya biaya distribusi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan
produknya.Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang direncanakan untuk
operasi kantor administratif di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.

Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung terlebih dahulu ditetapkan
biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk. Besar kecilnya biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung bergantung pada tingkat produksi. Oleh karena itu biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung termasuk unsur biaya variabel. Beban penjualan
variabel besar kecilnya dipengaruhi oleh kegiatan penjualan. Semakin banyak barang yang
dijual semakin besar beban penjualan variabel. Beban administrasi dan umum biasanya
bersifat tetap.

Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian penting bagi
suatu perusahaan. Susunan anggaran biaya tersebut, bisa dijadikan sebagai alat perencanaan
serta pengendalian biaya tenaga kerja langsung. Dengan menyusun anggaran biaya ini,
diharapkan perusahaan bisa menekan biaya produksi dan mengendalikan sistem keuangan
secara efektif dan efisien. Sehingga penyusunan anggaran ini, bisa dikendalikan atas kegiatan
atau kerugian perusahaan yang tidak mencapai hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/45652477/
MAKALAH_PENYUSUNAN_ANGGARAN_BIAYA_KONVERSI_DAN_ANGGARAN_
BEBAN_USAHA

https://www.kajianpustaka.com/2019/11/pengertian-fungsi-jenis-dan-metode-penyusunan-
anggaran.html?m=1

http://sherlyjihanadina.blogspot.com/2019/10/penyusunan-anggaran-biaya-konversi-
dan.htmlhttps://sites.google.com/site/penganggaran

Penganggaran Perusahaan /Nafarin M. Edisi Ketiga – Jakarta: Salemba Empat, 2007

Anda mungkin juga menyukai