Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERANAN ANGGARAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN SERTA


JENIS – JENIS ANGGARAN

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Nurkhaliza (C 301 18 012)


I Nyoman Kertayasa (C 301 18 016)
Rafika Dina (C 301 18 030)
Samsu Alam Timbang (C 301 18 042)
M Jisar (C 301 18 059)

Prodi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Tadulako

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendaknyalah makalah ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan kepada kami atas mata kuliah akuntansi
manajemen dan sebagai sumber ilmu bagi pembaca sekalian dari makalah kami ini.

Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar mata
kuliah Akuntansi Manajemen, teman-teman sekalian, serta pihak-pihak yang turut serta
membantu dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan maaf dari kami sekiranya ada pihak
yang merasa kami rugikan atas penulisan makalah ini.

Adapun kami sadar bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Hal ini di
karenakan diri kami adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan, sehingganya saran dan
kritik yang membangun kiranya sangat bermanfaat bagi kami agar kedepannya dapat
menyajikan sebuah hasil yang lebih baik dari sekarang ini.

i
DAFTAR ISI
Latar Belakang ................................................................................................................i
Daftar Isi .........................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran untuk perencanaan dan pengendalian ............................................................2
2.2 Anggaran induk dan komponen – komponennya ...........................................................2
2.3 Anggaran fleksibel dan fitur – fiturnya .........................................................................6
2.4 Anggaran berdasarkan aktivitas ....................................................................................9
2.5 Contoh kasus .............................................................................................................11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................18
3.2 Saran .........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Dalam suatu perusahaan atau organisasi yang didirikan pastilah memiliki suatu tujuan
yang ingin dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. Pencapaian tujuan tersebut
memerlukan perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan kerja yang baik. Dari
perencanaan dan kegiatan yang baik diharapkan mampu membantu dan mempermudah
organisasi dalam mencapa  tujuannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu setiap
organisasi diharapkan menyusun anggaran, karena penganggaran itu penting untuk membuat
perencanaan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Pengendalaian dan perencanaan harus
disusun secara teliti,penuh pertimbangan dan serta disesuakaan dengan kondisi
perkembangan yang terjadi saat ini.
Perlunya anggaran bagi manajemen adalah dapat menjabarkan perencanaan,
pengawasan, pengendlian, koordinasi dan sebagai pendomankerja secara sistematis, juga
digunakan untuk mengetahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi dan terpenting untuk
meningkatkan tanggung jawab dari masing-masing karyawan atas pekerjaan yang menjadi
kewajibannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja anggaran untuk perencanaan dan pengendalian ?
2. Apa yang dimaksud dengan anggaran induk dan komponen – komponennya?
3. Apa saja anggaran fleksibel dan fitur – fitur dalam sistem penganggaran?
4. Bagaimana cara kerja anggaran berdasarkan aktivitas?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui anggaran untuk perencanaan dan pengendalian
2. Memahami anggaran induk dan komponen – komponennya
3. Mengetahui anggaran fleksibel dan fitur – fiturnya
4. Memahami cara kerja anggaran berdasarkan aktivitas

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Untuk Perencanaan Dan Pengendalian
A. Deskripsi Anggaran
Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya
dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah melihat ke
belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkannya dengan
hasil yang direncanakan sebelumnya. Kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk
menyesuaikan anggaran, yaitu melihat masa depan sekali lagi. Tampilan berikut
mengilustrasikan perencanaan, pengendalian, dan anggaran. Komponen kunci dari
perencanaan adalah anggaran, yaitu rencana keuangan untuk masa depan; rencana tersebut
mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sebelum anggaran
disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis. Strategi umum
dapat diterjemahkan ke dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan-tujuan ini
membentuk dasar anggaran. Sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat
untuk suatu organisasi, di antaranya:
1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan,
2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan
keputusan,
3. Menyediakan standar evaluasi kerja, dan
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

2.2 Anggaran Induk dan Komponen - Komponennya


Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan komprehesif bagi organisasi
secara keseluruhan. Anggaran induk biasanya untuk periode satu tahun sesuai dengan tahun
fiscal perusahaan. Anggaran kontinu (continous budget) adalah anggaran 12 bulan yang terus
bergerak. Saat satu bulan anggaran terlewat, satu bulan tambahan untuk masa mendatang
ditambahkan sehingga perusahaan selalu memiliki rencana masa 12 bulan di tangan mereka.
Komite anggaran (budget committee) meninjau anggaran, menyediakan petunjuk
kebijakan dan tujuan anggaran, menyelesaikan perbedaan yang timbul saat anggaran
disiapkan, menyetujui anggaran akhir, dan mengawasi kinerja actual organisasi seiring
dengan berjalannya tahun. Pengontrol biasanya berfungsi sebagai direktur anggaran (budget
director), yaitu orang yang bertanggung jawab mengarahkan dan mengoordinasikan proses
anggaran organisasi secara keseluruhan.

2
Anggaran utama dapat dibagi dalam anggaran operasional dan keuangan. Anggaran
operasional (operational budget) mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan
bagi suatu perusahaan: penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil akhir anggaran
operasional adalah perkiraan laporan laba rugi. Anggaran keuangan (financial budget)
memerinci aliran masuk dan keluar kas, serta posisi keuangan seara umum yang diperlihakan
dalam anggaran kas. Anggaran operasional disiapkan terlebih dahulu daripada anggaran
keuangan.
1) Menyiapkan Anggaran Operasional
Anggaran operasional terdiri atas perkiraan laporan laba rugi yang disertai dengan
laporan pendukung berikut:
a) Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan (sales budget) adalah projeksi yang disetujui komite anggran
yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satu unit dan uang. Langkah
pertama yang dilakukan adalah mengembangkan prediksi penjualan. Hal ini
biasanya adalah tanggung jawab Departemen Pemasaran dengan menggunakan
pendekana dari bawah ke atas (bottom-up approach) yang mensyaratkan setiap
tenaga penjualan memberikan prediksi penjualan yang kemudian membentuk
suatu prediksi jumlah penjualan. Prediksi penjualan tersebut diberikan kepada
komite anggaran untuk dipertimbangkan.
b) Anggaran Produksi
Anggaran Produksi (production budget) menjelaskan banyaknya unit yang harus
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan
akhir. Jika tidak terdapat persediaan awal dan persediaan akhir, produk yang akan
diproduksi akan sama dengan unit yang dijual. Hal ini akan menjadi kasus untuk
perusahaan JIT (just-in-time manufacturing). Untuk menghitung unit yang akan
diproduksi, dibutuhkan penjualan unit serta unit untuk persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Dua hal yang harus diperhatikan, yaitu (1)
persediaan asal untuk satu kuartal selalu sama dengan persediaan akhir kuartal
sebelumnya, dan (2) kolom tahun bukanlah hanya berupa penambahan jumlah
keempat kuartal tersebut.
c) Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Anggaran pembelian bahan baku langsung (direct materials purchases budget)
menyatakan jumlah dan biaya bahan baku yang dibeli tiap periode; jumlahnya

3
bergantung pada perkiraan penggunaan bahan baku dalam produksi dan
persediaan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan.

d) Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukkan jumlah jam
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya terkait yang berhubungan
dengan jumlah unit dalam anggaran produksi.
e) Anggaran Overhead
Anggaran overhead (overhead budget) menunjukkan biaya yan diharapkan dari
semua komponen produksi tidak langsung. Terdapat serangkain aktivitas dan
penggerak yang terkait. Komponen individual yang akan berbeda diidentifikasi.
Selain itu, perkirakan jumlah yang diharapkan akan dihabiskan pada tiap
komponen per unit aktivitas. Kemudian, tariff-tarif individual yang dihasilkan
dijumlah untuk memperoleh suatu tariff overhead variabel.
f) Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Anggaran persediaan akhir barang jadi (ending goods inventory budget)
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk neraca dan juga bertindak
sebagai input penting untuk persiapan anggaran harga pokok penjualan.
g) Anggaran Harga Pokok Penjualan
Anggaran harga pokok penjualan (cost of good sold budget) mengungkapkan
harga yang diharapkan untuk barang yang akan dijual. Laporan harga pokok
penjualan adalah laporan terakhir yang diperlukan sebelum anggaran laporan laba
rugi dapat disiapkan.
h) Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Anggaran beban penjualan dan administrasi (selling and administrative budget)
menguraikan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas nonproduksi. Sama
halnya dengan overhead, beban penjualan, dan administrasi dapat dibagi dalam
komponen tetap dan variabel. Komponen-komponen seperti komisi penjualan,
pengiriman, dan perlengkapan berubah sesuai dengan aktivitas penjualan.

2) Menyiapkan Anggaran Kas


Anggaran yang tersisa dalam anggaran induk adalah anggaran keuangan. Anggaran
keuangan yang biasanya disiapkan adalah anggaran kas, anggaran neraca, dan
anggaran untuk pengeluaran modal.

4
a) Anggaran Kas
Kas yang tersedia terdiri atas saldo kas awal dan perkiraan penerimaan kas.
Perkiraan penerimaan kas meliputi semua sumber kas pada periode yang
dipertimbangkan. Sumber utama kas adalah dari penjualan. Bagian pengeluaran
kas mendaftar semua pengeluaran kas yang direncanakan periode tertentu. Semua
beban yang tidak menyebabkan keluarnya kas tidak dimasukkan dalam bagian
pengeluaran daftar, misalnya penyusutan dan bunga pinjaman jangka pendek.
Garis kelebihan atau kekurangan kas membandingkan kas yang tersedia dengan
kas yang dibutuhkan. Kas yang dibutuhkan adalah jumlah pengeluaran kas plus
saldo minimum kas yang diminta kebijakan perusahaan. Kekurangan kas terjadi
jika jumlah kas yang tersedia kurang dari kas yang dibutuhkan. Dalam hal ini,
pinjaman jangka pendek akan dibutuhkan. Di lain pihak, dengan kelebihan kas,
perusahaan mampu membayar kembali pinjaman dan mungkin membuat
beberapa investasi sementara. Bagian akhir anggaran kas terdiri atas pinjaman
dan pembayaran kembali. Bagian ini menunjukkan jumlah yang perlu dipinjam
jika terdapat suatu kekurangan. Ketika terjadi kelebihan kas, bagian ini
menunjukkan pembayaran kembali yang direncanakan, termasuk beban bunga.
Anggaran Kas
Saldo awal kas xxx
Ditambah: Penerimaan kas xxx
Kas yang tersedia xxx
Dikurangi: Pengeluaran kas xxx
Dikurangi: Minimum saldo kas xxx
Kelebihan (kekurangan) kas xxx
Ditambah: Kas dari pinjaman xxx
Dikurangi: Pembayaran kembali Pinjaman xxx
Ditambah: Saldo minimum kas xxx
   Saldo akhir kas xxx
b) Neraca yang Dianggarkan
Neraca yamg dianggarkan bergantung pada informasi yang terkandung dalam
neraca saat ini dan yang berada pada anggaran lain di anggaran induk. Anggaran
individual adalah anggaran yang membentuk anggaran induk sehingga hubungan
kebergantungan satu sama lain atas anggaran komponen menjadi jelas.

3) Tipe-tipe anggaran :

a) Ceiling Budget

5
Ceiling budget adalah type anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan
pengawasan. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara langsung
dengan cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui peraturan penggunaan,
pemberian atau secara tidak langsung dengan cara membatasi penghasilan
instansi pada sumber yang diketahui dan jumlah yang terbatas.

b) A Line-Item Budget

Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis, digunakan


untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya

c) Performance and Program Budgets

Tipe ini berguna untuk memspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-program


dengan cara memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi seperti
kesehatan atau keamanan publik atau berdasarkan jenis pengeluaran seperti
kepegawaian dan peralatan atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak
kekayaan atau biaya-biaya pemakaian, para administrator dan para anggota
legislatif bisa mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-
transaksi keuangan, untuk mempertahankan baik efisiensi ke dalam maupun
pengawasan dari luar.

2.3 Anggaran Fleksibel dan Fitur - Fiturnya


Definisi anggaran fleksibel adalah anggaran yang dibuat bila output (keluaran)
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Penyusunan anggaran dapat menitikberatkan pada
perencanaan angggaran dalam kaitannya dengan perkiraan keuntungan (laba-rugi) yang akan
diperoleh. Atau penyusunan anggaran fleksibel/variabel yang menitikberatkan pada
perencanaan dan pengawasan yang diterapkan untuk anggaran biaya produksi dan analisis
biaya overhead pada berbagai tingkat kegiatan.
Contoh anggaran fleksibel yang diterapkan untuk anggaran biaya produksi:

Misalnya, menurut perkiraan selama bulan Januari akan diproduksi 9.000 unit produk dan
semua biaya proporsional dianggarkan sesuai dengan jumlah produksi tersebut.

Tapi misalnya ternyata produksi menjadi 10.000 unit. Akibatnya biaya yang terjadi bila
dibandingkan dengan anggaran (9.000 unit) maka penyimpangan akan nampak begitu besar
dan tidak realisitis.

6
Dengan demikian Anggaran Fleksibel mempunyai karakteristik sebagai berikut :

 Ditujukan ke arah aktivitas keseluruhan yang berada dalam range relevan daripada
hanya ditujukan ke arah satu tingkat aktivitas.
 Bersifat dinamis daripada statis. Anggaran fleksibel dapat disesuaikan dengan tingkat
aktivitas apa pun yang berada dalam range relevan, sekalipun periode sudah berlalu.
Contoh struktur anggaran perusahaan dagang dagang dan manufaktur bisa anda baca
di: Inilah Struktur Kebijakan Anggaran Perusahaan Dagang dan Manufaktur
 

1) Rumus Anggaran Fleksibel

Rumus untuk menghitung jumlah biaya ada anggaran flexibel untuk setiap tingkat
produksi adalah :

Besarnya Anggaran Fleksibel =(Biaya Variabel x Kuantitas) + Biaya Tetap


Perhatikan contoh soal flexible budget dan jawabannya berikut ini:

Direncanakan suatu produksi sebesar 8.000 unit. Biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per unit,
dan jumlah biaya tetap Rp. 15.000.000.

Maka besarnya anggaran flexibel untuk 8000 unit adalah :

= (Rp. 5000 X 8.000)+15.000.000 = Rp. 55 juta

2) Jenis Anggaran Fleksibel


a) Bentuk Formula
Anggaran ini disusun dalam bentuk di mana hanya digambarkan unsur variabel
dan unsur tetap dengan jelas yang dimiliki oleh setiap pos biaya.
b) Bentuk Tabel
Melalui jenis anggaran ini dapat dilihat berapa besarnya biaya masing-masing pos
pada berbagai tingkat kegiatan atau output. Unsur variabel dan tetapnya tidak
ditonjolkan.
c) Bentuk Grafik
Bentuk grafik dapat sebagai bentuk pelengkap dari kedua bentuk di atas.
 

7
3) Langkah-langkah Menyusun Anggaran Fleksibel
Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan dipergunakan pada suatu
bagian, sebaiknya dipertimbangkan beberapa faktor berikut ini:
 Semua kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi
ukuran kegiatan bagian yang bersangkutan.
 Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-
perubahan tingkat output yang mengakibatkan perubahan biaya.
 Satuan dasar sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat output sebagai
faktor variabel.
 Satuan dasar harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat diaplikasikan
dengan mudah dalam penganggaran.
 Satuan dasar kegiatan tidak mendatangkan biaya tambahan dalam perhitungan
dan penggunaannya.
Akibat kesalahan dalam pemilihan satuan dasar akan menyebabkan kesulitan dalam
menganalisis variabilitas biaya.

Oleh karena itu terjadi hubungan yang tidak jelas antara biaya dan perubahan tingkat
aktivitas atau kegiatan.

Langkah-langkah dasar dalam rangka menyusun anggaran fleksibel adalah sebagai


berikut :
1. Menentukan relevan range yang dapat diharapkan pada range ini adalah aktivitas akan
fluktuasi selama period yang akan datang.
2. Menganalisa biaya pada range relevan ini dengan menentiukan pola perilaku biaya
(fixed, variabel dan mix)
3. Memisahkan biaya berdasarkan pola perilakunya, dengan menentukan rumus biaya
variabel dan biaya campuran.
4. Dengan menggunakan rumus biaya variabel, anggaran flexibel disusun dengan dasar
pada biaya yang akan dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas sepanjang range
relevan.

2.4 Anggaran Berdasarkan Aktivitas


Perusahaan-perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem ABC (activity based
cost) dapat juga menggunakan sistem anggaran berdasarkan aktivitas (activity based

8
budgeting system). Karena aktivitas mengonsumsi sumber daya yang selanjutnya
menimbulkan biaya, anggaran berdasarkan aktivitas terbukti merupakan alat perencanaan dan
pengendalian yang jauh lebih baik daripada pendekatan anggaran tradisional, yaitu
pendekatan penganggaran berdasarkan fungsi. Pendekatan anggaran berdasarkan aktivitas
dapat digunakan untuk menekankan penurunan biaya melalui peniadaan aktivitas yang tidak
berguna dan untuk memperbaiki efisiensi aktivitas yang diperlukan.
1. Anggaran Aktivitas Statis
Untuk membuat suatu anggaran berdasarkan aktivitas memerlukan tiga langkah yaitu:
a. aktivitas dalam organisasi harus diidentifikasi
b. permintaan tiap output aktivitas harus diperkirakan
c. biaya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi tingkat aktivitas ini harus
dinilai.

Penekanan utama bagi anggaran berdasarkan aktivitas adalah memperkirakan beban


pekerjaan (permintaan) untuk tiap aktivitas, kemudian menganggarkan sumber daya
yang dibutuhkan untuk menopang beban kerja ini.

Perbedaan utama antara anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat ditemukan
dalam kategori overhead serta beban penjualan dan administrasinya. Pada pendekatan
berdasarkan fungsi, anggaran dalam kategori-kategori ini biasanya diperi nci berdasarkan
elemen-elemen biayanya. Elemen-elemen biaya ini diklasifikasikan sebagai biaya variabel
atau tetap berdasarkan unit yang diproduksi atau dijual. Anggaran-anggaran ini biasanya
dibuat dengan menganggarkan suatu bagian biaya disuatu departemen (fungsi), kemudian
memasukkannya dalam anggaran induk overhead.
Anggaran berdasarkan aktivitas mengidentifikasi aktivitas overhead, penjualan, dan
administrasi, kemudian membangun suatu anggaran untuk tiap aktivitas berdasarkan pada
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan tingkat output aktivitas yang dibutuhkan.
Biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel atau tetap berdasarkan penggerak aktivitasnya
yang tidak hanya berdasarkan pada unit yang dijual atau unit yang diproduksi.
Mengetahui ukuran output memberikan pandangan mendalam untuk mengendalikan biaya
aktivitas.
2. Anggaran Fleksibel Aktivitas

9
Kemampuan untuk mengidentifikasi perubahan dalam biaya aktivitas yang sejalan
dengan perubahan output aktivitas memungkinkan para manajer untuk lebih berhati-
hati dalam merencanakan dan mengawasi peningkatan aktivitas. Anggaran fleksibel
aktivitas (activity flexible budgeting) adalah prediksi biaya aktivitas nantinya jika
terdapat perubahan pada output aktivitas. Analisis variansi dalam suatu kerangka
kerja aktivitas memungkinkan perbaikan dalam pelaporan kinerja anggaran
tradisional. Hal ini juga meningkatkan kemampuan untuk mengelola aktivitas.
Pada pendekatan berdasarkan fungsi, biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas
aktual diperoleh dengan asumsi bahwa suatu penggerak tunggal berdasarkan unit
menggerakkan semua biaya. Namun, jika biaya berbeda sesuai dengan lebih dari satu
penggerak dan penggerak-penggerak tersebut tidak berkorelasi tinggi, maka biaya
yang diprediksi dapat menyesatkan.
Solusinya, dengan membuat rumusan anggaran fleksibel untuk lebih dari satu
penggerak. Prosedur perkiraan biaya (misalnya metode tinggi rendah, metode kuadrat
terkecil) dapat digunakan untuk memperkirakan dan memvalidasi rumusan biaya
untuk tiap aktivitas. Komponen  biaya variabel berhubungan dengan sumber daya
fleksibel, komponen biaya tetap berhubungan dengan sumber daya terikat.
Pendekatan rumusan ganda ini memungkinkan para manajer untuk memprediksi biaya
nantinya secara lebih akurat untuk tiap penggunaan tingkat aktivitas yang berbeda
sebagaimana diukur oleh ukuran output aktivitas. Kemudian biaya-biaya ini dapat
dibandingkan dengan biaya aktual untuk membantu penilaian kinerja anggaran.
Memecah setiap variansi dalam komponen tetap dan variabel dapat memberikan
pandangan yang lebih mendalam atas sumber variansi pada pengeluaran yang
direncanakan dan pengeluaran yang akrual.
2.5 Contoh Kasus
Contoh Kasus: Anggaran Penjualan Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
industritas anak-anak, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara
kuartalan sebanyak 200.000 unit selama tahun 2006.

Berikut disajikan informasi berkenaan dengan rencana penjualandi atas, yakni sebagai
berikut :

Rencana Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :


Kwartal I : 20.000 unit

10
Kwartal II : 60.000 unit
Kwartal III : 30.000 unit
Kwartal IV : 18.000 unit

Harga jual/unit : Rp. 1000

Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2005) adalah Rp. 3.100.000

Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 70% ditagih dalam kwartal penjualan,
sedangkan sisanya 30% ditagih pada kwartal berikutnya.

Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 5.400.000 yangtidak tertagih dan
dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhirperiode tahun 2006

PT Singga Buana
Anggaran Penjualan
31 Desember 2006
Kwartal
Keterangan I II III IV Tahun
Expektasi
Penjualan 20000 60000 30000 18000 128000
Harga Jual per Unit 1000 1000 1000 1000 1000
Jumlah Penjualan 20000000 60000000 30000000 18000000 128000000
Skedul Ekspektasi Penagihan Kas
Piutang Usaha 3100000 3100000
Penjualan
Kuartal I 1400000
(20jt x 70%, 30%) 0 6000000 20000000
Kuartal II 4200000
(60jt x 70%, 30%) 0 18000000 60000000
Kuartal III
(30jt x 70%, 30%) 21000000 9000000 30000000
Kuartal IV

11
(18jt x 70%) 12600000 12600000
Jml Kas yg Ditagih 14000000 48000000 39000000 21600000 125700000

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan   adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya
dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan tujuan tertentu. Sedangkan pengendalian adalah
melihat kebelakang,menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkan
dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.

12
Dalam organisasi dan perusahaan anggaran sangat dibutuhkan untuk sebagai alat
untuk pengawasan dan pengendalian dan juga untuk esiensi dan efektifitas dana suatu
organisasi. Anggran juga mempunyai beberrapa komponen dantaranya anggaran operational
dan keuangan, dan masih terbagi beberapa komponen lagi, dan semuanya saling mempunyai
keterkaitan satu sama lainnya.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini tentang “Penganggaran dan Perencanaan Pengendalian”, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya Pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan Judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan Saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan Penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini Berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Manajemen akuntansi. Akuntansi manajemen. 2016.


“http://manajemenakuntansi1.blogspot.com/2016/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html”, diakses
pada 10 Februari 2020 pukul 21.30

Accounting world. Perencanaan dan pengendalian anggaran. 2014.


“http://youthforaccounting.blogspot.com/2014/06/perencanaan-dan-pengendalian-
anggaran.html”, diakses pada 10 Februari 2020 pukul 21.45

13
Wadiyo. Pengertian Anggaran Fleksibel, Bentuk, Variance dan Langkah Membuatnya. 2019.
“https://manajemenkeuangan.net/pengertian-anggaran-fleksibel/”, diakses pada 10 Februari
2020 pukul 22.00

Umar, Utami Rizki. Accounting major. 2013.


“http://mimiakuntansi.blogspot.com/2013/12/anggaran-induk.html”, diakses pada 10 Februari
2020 pukul 22.10

14

Anda mungkin juga menyukai