Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AKUNTANSI MANAJERIAL

PERENCANAAN LABA ANGGARAN INDUK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

AHMAD ALI YASSAR RANTI (210903501061)

MUHAMMAD RAMADHAN (210903502105)

ANDI MUHAMMAD RIDHA RAHMAT (210903502106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Perencanaan Laba Anggaran Induk” ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Akuntansi Manajerial.

Terima kasih yang sebesar-besarnya tidak lupa kami ucapkan kepada Ibu
Asniwati, SE., M.Si. selaku dosen pengampu pada mata kuliah terkait atas
bimbingannya dan teman-teman sekalian atas kerja samanya sehingga makalah ini
dapat disusun dan rampung tepat pada waktunya.

Kami sangat menyadari banyaknya kekurangan dari penyusunan makalah


ini. Maka dari itu, kami sangat menerima segala bentuk kritik dan saran untuk
penyempurnaan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi bagi setiap pembaca.

Makassar, 31 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB 1 ......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................3

BAB 2 ......................................................................................................................4

PEMBAHASAN MATERI ....................................................................................4

A. Perencanaan Laba.........................................................................................4
B. Anggaran Induk ............................................................................................5
C. Anggaran penjualan .....................................................................................6
D. Anggaran Produksi .......................................................................................7
E. Anggaran Pembelian Bahan Langsung ........................................................9
F. Anggaran Pemakaian Bahan Langsung .....................................................10
G. Anggaran Tenaga Kerja Langsung.............................................................10
H. Anggaran Over Head Pabrik ......................................................................11
I. Anggaran Harga Pokok Penjualan .............................................................12
J. Anggaran Biaya Penjualan .........................................................................13
K. Anggaran Laba Rugi ..................................................................................14
L. Anggaran Kas .............................................................................................16
M. Anggaran Neraca ........................................................................................19

BAB 3 ....................................................................................................................21

PENUTUP .............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai permulaan dari kegiatan bisnis yang bergerak pada bidang industri
manufaktur, diperlukan adanya perencanaan yang matang terkait dengan berbagai
aspek yang esensial dengan kegiatan produksi. Dalam hal biaya dan anggaran, perlu
adanya perencanaan dan perhitungan yang komprehensif terkait dengan berbagai
kebutuhan dalam proses produksi. Perencanaan sendiri merupakan serangkaian
aktivitas mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun suatu tindakan atau
ketetapan untuk kemudian akan dieksekusi pada periode ke depan. Tanpa adanya
perencanaan, maka segala aktivitas yang menyangkut penggunaan berbagai sumber
daya dan proses yang rumit menjadi tidak efektif dan efisien. Tanpa adanya
perencanaan juga perusahaan tidak dapat memastikan bahwa kegiatan produksi
yang dilakukan selaras dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam hal
pemanfaatan modal, perencanaan berperan penting bagi perusahaan sebagai upaya
untuk pemanfaatan modal yang optimal dengan harapan untuk mendapatkan laba
yang maksimal. Perencanaan modal menjadi tindakan awal sebelum menetapkan
kegiatan yang menyangkut penggunaan modal guna penggunaan yang lebih efisien
dan efektif.
Setelah melakukan perencanaan mengenai modal, terciptalah anggaran
sebagai hasil dari perencanaan. anggaran sendiri merupakan sekumpulan dana yang
telah diklasifikasikan ke berbagai pos untuk kemudian dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan atau fungsi dari pos atau anggaran tersebut. Anggaran berguna untuk
memproyeksikan dan membatasi jumlah dana yang dibutuhkan dalam suatu
aktivitas sehingga aktivitas tersebut dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.
Dalam hal produksi, anggaran dapat berperan sebagai proyeksi dan batasan
mengenai biaya yang diperlukan selama proses produksi yang dimulai dari
pembelian bahan baku hingga menjadi produk akhir yang dapat dijual ke distributor
atau konsumen. Guna menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan, maka
biaya produksi perlu melalui proses perencanaan laba sehingga menghasilkan

1
anggaran yang dapat disepakati oleh perusahaan dan mencukupi untuk proses
produksi pada periode tertentu.
Melakukan perencanaan laba untuk menjalankan proses produksi agar
tercipta gambaran mengenai biaya yang diperlukan serta margin yang didapatkan
maka perusahaan dapat menyusun anggaran induk atau master budget. Anggaran
induk merupakan sekumpulan biaya yang dibutuhkan untuk mentransformasi bahan
baku menjadi produk akhir yang mencakup biaya-biaya variabel dan biaya tetap.
Anggaran induk dapat memberikan proyeksi bagi perusahaan atas utilisasi sumber
daya dan margin keuntungan atau laba yang diperoleh dari proses transformasi
tersebut.

Dengan begitu maka perusahaan dapat melakukan penilaian terkait dengan


laba dan kerugian pada suatu periode tertentu. Anggaran induk terbagi menjadi dua,
yaitu anggaran operasional dan anggaran kas. Anggaran operasional merupakan
biaya-biaya yang diperlukan dalam kegiatan operasional dalam hal ini proses
produksi yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya fasilitas, dan
biaya-biaya lainnya baik bersifat tetap maupun variabel yang dibutuhkan dalam
proses produksi yang dijabarkan secara terperinci. Anggaran kas merupakan
sekumpulan biaya-biaya operasional yang ditampilkan secara total, jumlah
penerimaan, dan jumlah saldo yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan begitu
perusahaan dapat melihat gambaran mengenai aset perusahaan dari modal yang
dibutuhkan dalam kegiatan produksi sebagai pengeluaran dengan jumlah
penerimaan yang ditunjukkan setelah mengurangi jumlah pengeluaran dengan
jumlah pendapatan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, akan dipelajari mengenai


1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan laba?
2. Apa yang dimaksud dengan anggaran induk?
3. Apa saja yang tercakup dalam anggaran induk?

2
C. TUJUAN PENELITIAN
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat memahami mengenai
1. Penjelasan terkait perencanaan laba
2. Penjelasan secara rinci terkait dengan anggaran induk
3. Anggaran-anggaran yang terdapat dalam anggaran Induk

3
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. Perencanaan Laba
Perencanaan laba merupakan aktivitas mengidentifikasi dan menganalisis untuk
kemudian melakukan penyusunan terkait anggaran yang dibutuhkan dalam suatu
aktivitas serta memperhitungkan margin keuntungan yang didapatkan dari aktivitas
tersebut. Perencanaan laba merupakan pengembangan dari suatu rencana operasi
yang bertujuan untuk mencapai cita-cita perusahaan. Laba bersifat sangat penting
dalam perencanaan dikarenakan prioritas dari perencanaan adalah untuk
memaksimalkan laba. Dalam menentukan seberapa besar laba yang diinginkan,
terdapat hal-hal yang patut menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan sebelum
menetapkan target laba yaitu:
1. Laba dan rugi cenderung berfluktuatif
2. Volume produksi disesuaikan dengan keseluruhan biaya operasional dan
laba yang mencukupi untuk membayar liabilitas perusahaan.
3. Volume harus mencapai Break Event Point
4. Volume perlu menyesuaikan dengan kapasitas produksi yang ada
Perencanaan laba yang baik dapat dikatakan sulit dikarenakan terdapat
pengaruh-pengaruh eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan
seperti adanya perubahan teknologi, persaingan, tren, dan perekonomian secara
makro. Meskipun demikian, perencanaan penting untuk dilakukan untuk
memberikan kepastian yang wajar namun tidak bersifat mutlak sebagai proyeksi
keuntungan perusahaan. Perencanaan laba dapat dibagi menjadi dua yaitu
perencanaan laba jangka panjang dan perencanaan jangka pendek tergantung pada
periode yang dicakup dalam perencanaan. Dalam melakukan perencanaan,
perusahaan perlu menetapkan tujuan laba melalui pendekatan-pendekatan sebagai
berikut:
1. Metode Priori
Tujuan laba mendominasi perencanaan. Manajemen perlu menentukan
tingkat pengembalian yang diinginkan dan berusaha untuk
merealisasikannya melalui perencanaan.

4
2. Metode Posteriori
Tujuan laba berada dibawah perencanaan dan diidentifikasi sebagai hasil
dari perencanaan. Artinya tujuan laba tidak ditentukan secara eksplisit oleh
manajemen melainkan sebuah konsekuensi setelah melakukan perencanaan.
3. Metode pragmatis
Metode ini mengharuskan pihak manajemen untuk menggunakan standar
laba yang telah ditentukan didasarkan pada periode terdahulu.
Perencanaan laba merupakan fondasi sebelum melakukan proses produk
guna memberikan gambaran bagi perusahaan mengenai jumlah biaya dan margin
yang dihasilkan. Perencanaan laba berperan sebagai alat kalkulasi dan spekulasi
atas realitas yang terjadi pada periode tertentu. Substansi dari perencanaan laba
adalah identifikasi dan analisis terkait kebutuhan produksi dan keuntungan serta
penyusunan pos-pos anggaran untuk kemudian menjadi acuan dalam aktivitas
produksi di periode ke depan. Tanpa adanya perencanaan laba yang sistematis dan
komprehensif, maka bentuk implementasi kegiatan menjadi tidak efektif dan tidak
mencapai titik efisiensi.
B. Anggaran Induk
Anggaran induk merupakan anggaran yang mencakup berbagai biaya yang
diperlukan dalam produksi secara komprehensif untuk satu periode tertentu.
Amggaram induk terdiri dari berbagai anggaran yang menyangkut aktivitas
operasional dan keuangan yang saling berkaitan. Anggaran induk merupakan salah
satu bentuk dari perencanaan laba sebagai upaya perusahaan untuk mengetahui
biaya yang dibutuhkan dan margin keuntungan yang didapatkan. Anggaran induk
merupakan perencanaan yang menjabarkan target-target perusahaan seperti berapa
volume yang ingin diproduksi dan berapa keuntungan yang didapatkan. Anggaran
induk umumnya disusun secara tahunan dan digunakan sebagai proyeksi perihal
aktivitas keuangan perusahaan sepanjang tahun.
Anggaran induk terdiri dari beberapa anggaran kecil seperti anggaran
penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran pemakaian bahan
baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, serta anggaran-anggaran
lainnya yang menjadi biaya bagi aktivitas operasional baik berupa biaya variabel

5
maupun tetap. Anggaran induk merupakan alat yang esensial untuk berbisnis
dikarenakan anggaran tersebut dapat membantu perusahaan dalam membuat
perencanaan dan mengelola keuangan secara efektif. Dengan membuat
perencanaan yang komprehensif yang menyangkut berbagai aspek keuangan
perusahaan, maka perencanaan tersebut dapat memberikan keyakinan pada pihak
manajemen bahwasanya keputusan yang diambil telah melewati proses
pertimbangan dan perhitungan yang matang.
C. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan unit anggaran yang menggambarkan
mengenai jumlah volume yang di produksi dengan harga jual per unit dari produk
tersebut. Anggaran penjualan memberikan proyeksi mengenai berapa total
penjualan dari volume yang diproduksi. Anggaran penjualan merupakan komponen
yang bersifat krusial dalam anggaran induk yang menjelaskan mengenai
perencanaan keuangan dan prakiraan penjualan. Anggaran penjualan
merepresentasikan prakiraan pendapatan dari penjualan pada suatu periode spesifik
seperti bulanan, kuartal, hingga tahunan. Anggaran penjualan dikembangkan
berdasarkan beberapa faktor seperti data penjualan terdahulu, analisis pasar, dan
prakiraan penjualan. Anggaran induk berperan sebagai fondasi bagi anggaran
lainnya yang tergabung dalam anggaran induk dan memainkan peran penting dalam
mengetahui kinerja keungan perusahaan.
Anggaran penjualan menyediakan tampilan secara komprehensif mengenai
ekspektasi volume penjualan dan pendapatan untuk suatu periode yang
dianggarkan. Anggaran induk turut mencakup berbagai faktor seperti tren pada
pasar, permintaan konsumen, strategi harga, dan kompetisi. Dengan
mengestimasikan penjualan secara cukup akurat, perusahaan dapat membuat
perencanaan atas sumber daya yang ada dengan efektif, yang menyangkut kapasitas
produksi, tingkat penyimpanan, dan kebutuhan akan tenaga kerja. Anggaran
penjualan juga dapat berperan sebagai perbandingan dengan kinerja penjualan
sebenarnya sehingga kemudian dapat menjadi bahan evaluasi untuk perencanaan
kedepannya.

6
Anggaran penjualan umumnya disusun secara kolaboratif yang melibatkan
berberapa departemen seperti penjualan, pemasaran, dan keuangan sehingga
menciptakan koordinasi antara departemen tersebut dan menyatukan usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi. Secara overal, anggaran
penjualan merupakan komponen kritis dalam anggaran induk yang mana menjadi
fondasi untuk perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan. Anggaran
penjualan memberikan proyeksi terkait kinerja penjualan yang di ekspektasikan,
menuntun pengalokasian sumber daya, dan memfasilitasi koordinasi antar
departemen. Dengan mengestimasi pendapatan penjualan, perusahaan dapat
mengoptimalisasi aktivitas operasionalnya, menentukan target, dan mengawasi
perkembangan menuju target finansial yang dituju.
D. Anggaran Produksi
Secara umum, anggaran produksi merupakan penjabaran dari rencana penjualan
yang kemudian dituangkan ke dalam rencana produksi. Dengan begitu, rencana
produksi mencakup perencanaan jumlah produksi, kebutuhan persediaan,
kebutuhan bahan baku mentah, kebutuhan tenaga kerja, dan kapasitas produksi.
Secara khusus, anggaran produksi juga disebut sebagai anggaran mengenai jumlah
barang yang ingin diproduksi yang menyangkut suatu perencanaan tingkat atau
volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan sehingga selaras dengan
volume penjualan yang telah direncanakan. Tingkat produksi yang direncanakan
merupakan persoalan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam menyusun
perencanaan jangka panjang, perkiraan umum mengenai tingkat produksi
diperlukan dalam merencanakan kebutuhan kapasitas pabrik, struktur biaya pabrik,
kebutuhan tenaga kerja, dan arus kas.
Sedangkan, perencanaan jangka pendek perlu selaras dengan dimensi waktu
yang dipergunakan dalam anggaran laba jangka pendek. Secara umum, pola dari
anggaran produksi tahunan harus dirinci berdasarkan produk dan periode waktu
seperti bulanan atau kuartal. Perencanaan produksi menyangkut masalah-masalah
yang berhubungan dengan penentuan volume barang yang diproduksi, kebutuhan
fasilitas produksi, dan volume persediaan barang jadi. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi perencanaan produksi yaitu persediaan barang dalam pengerjaan.

7
Apabila tidak terjadi fluktuasi yang besar direncanakan atas persediaan satu tahun
berjalan, maka tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi.
Sebaliknya, apabila terjadi fluktuasi yang signifikan dalam perencanaan persediaan
barang dalam pengerjaan, maka perubahan tersebut perlu diperhitungkan dalam
perencanaan produksi.
Anggaran produksi merupakan komponen lainnya yang bersifat esensial
dalam anggaran induk dan menjadi acuan dalam perencanaan dan pengelolaan
aktivitas produksi perusahaan. Anggaran produksi menjabarkan mengenai jumlah
barang atau jasa yang ingin diproduksi untuk dapat bertemu dengan permintaan
penjualan yang diproyeksikan. Dalam menyusun anggaran produksi, perlu
dipertimbangkan beberapa faktor seperti prakiraan penjualan, jumlah penyimpanan
yang diinginkan, dan kapasitas produksi. Dengan mengestimasi kuantitas produksi
yang diinginkan, anggaran produksi dapat membantu untuk menentukan jumlah
bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Anggaran produksi sangat berkaitan dengan anggaran penjualan
dikarenakan anggaran yang ditetapkan untuk produksi perlu mencakup volume
yang telah ditetapkan dalam anggaran penjualan sehingga dapat memenuhi
permintaan yang diprakirakan dan menjaga tingkat penyimpanan tanpa
menyebabkan produksi yang berlebih atau kurang.
Anggaran produksi disusun berdasarkan analisis data historis mengenai
produksi, tren pasar, dan proyeksi penjualan. Anggaran produksi turut
mempertimbangkan berbagai faktor seperti efisiensi produksi dan berbagai batasan
yang dapat memberikan pengaruh terhadap kapasitas produksi. Dengan mengaitkan
produksi dengan proyeksi penjualan, anggaran produksi dapat membantu
organisasi untuk mengoptimalisasi penggunaan sumber daya, meminimalkan biaya,
dan bertemu dengan permintaan yang ada secara efisien. Anggaran produksi
merupakan komponen yang bersifat vital dalam anggaran induk yang menjabarkan
perencanaan kuantitas produksi yang dibutuhkan sesuai dengan yang tertera dalam
anggaran penjualan. Anggaran induk membantu dalam perencanaan sumber daya,
penjadwalan, dan koordinasi aktivitas produksi.

8
E. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Anggaran pembelian bahan baku langsung memproyeksikan volume bahan
baku langsung yang akan dibeli selama suatu periode yang ditentukan dalam unit
dan biaya untuk memenuhi kebutuhan anggaran dari aktivitas operasional.
Anggaran pembelian bahan baku langsung berperan untuk memberikan kepastian
terkait dengan ketersediaan bahan baku langsung untuk kebutuhan produksi dan
persediaan akhir bahan baku langsung yang dibutuhkan serta untuk memastikan
ketersediaan dana untuk pembeliaan. Anggaran pembelian bahan baku langsung
dimulai dari jumlah bahan baku langsung yang dimulai dari jumlah bahan baku
langsung yang diperlukan dalam proses produksi pada suatu periode yang
ditentukan.
Anggaran pembelian bahan baku langsung merupakan komponen dalam
anggaran induk yang berfokus untuk mengestimasi kuantitas dan biaya bahan baku
mentah yang diperlukan dalam proses produksi. Anggaran tersebut dapat berperan
sebagai penuntun dalam proses pengadaan untuk memastikan bahwa pasokan bahan
baku mentah tersedia pada jumlah dan waktu yang tepat serta dengan biaya yang
diharapkan. Anggaran pembelian bahan baku langsung disusun berdasarkan pada
anggaran pemakaian bahan baku langsung yang berisi tentang kuantitas serta biaya
dari bahan baku mentah yang didasarkan pada anggaran produksi. Anggaran
pembelian bahan baku langsung perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti
waktu pengadaan, aturan pemasok, serta yang terpenting ialah jumlah persediaan
yang dibutuhkan.
Untuk menyusun anggaran pembelian bahan baku langsung, perusahaan
perlu mempertimbangkan persediaan awal bahan baku, persediaan akhir bahan
baku yang diinginkan, dan kuantitas bahan baku yang diperlukan dalam proses
produksi. Hasil dari pertimbangan tersebut merepresentasikan kuantitas bahan baku
yang diperlukan. Anggaran tersebut juga perlu mencakup biaya bahan baku yang
diantisipasi, dinegosiasi, kondisi pasar, dan potensi lainnya yang menyebabkan
fluktuasi pada harga. Anggaran pembelian bahan baku langsung memberikan
informasi yang berharga bagi departemen pengadaan untuk merencanakan aktivitas
pengadaan, mengkoordinasikan dengan pemasok, dan bernegosiasi sesuai dengan

9
keinginan perusahaan. Anggaran tersebut memberikan jaminan bahwa perusahaan
telah memiliki bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi, menghindari
kehabisan bahan baku, dan mengoptimalkan persediaan dan biaya.
F. Anggaran Pemakaian Bahan Baku Langsung
Informasi yang terdapat dalam anggaran produksi menjadi dasar bagi
penyusunan anggaran lainnya yang menjadi bagian dari anggaran operasional salah
satunya yaitu anggaran pemakaian bahan baku langsung. Anggaran pemakaian
bahan langsung memproyeksikan bahan baku langsung yang dibutuhkan dalam
proses produksi beserta biaya yang dibutuhkan. Anggaran pemakaian bahan
langsung merupakan bagian integral dalam anggaran induk yang berfokus untuk
mengestimasi kuantitas dan biaya dari bahan baku yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Bahan baku langsung merupakan bahan baku mentah yang menjadi bahan
dari produk jadi. Anggaran pemakaian bahan baku langsung membantu dalam
perencanaan dan pengelolaan pemakaian dan biaya dari bahan baku tersebut.
Perbedaan dari anggaran pembelian bahan baku langsung dan anggaran
pemakaian yaitu anggaran pembelian bahan baku langsung turut
mempertimbangkan persediaan awal dan akhir, sedangkan anggaran pemakaian
bahan baku langsung hanya mengkalkulasi jumlah bahan baku yang dibutuhkan
dalam proses produksi. Anggaran pemakaian bahan baku langsung dimulai dari
anggaran produksi yang menjabarkan kuantitas dari barang yang ingin diproduksi.
Didalamnya terdapat biaya dari bahan baku dan menspesifikan kuantitas dari setiap
bahan baku yang dibutuhkan dalam setiap unit produk jadi. Dengan memultiplikasi
kuantitas bahan baku mentah yang dibutuhkan dengan kuantitas produksi yang
direncanakan, anggaran pemakaian bahan baku langsung menentukan kuantitas
volume bahan baku secara total yang dibutuhkan dalam proses produksi.
G. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi
manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas- tugas bahwa bertalian
dengan perakitan atau ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya

10
produksi atau pada barang yang dihasilkan. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam
penyusunan anggaran tenaga kerja langsung:
1. Rencana produksi
2. Bagian/ departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi
3. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit produk 50 | Konsep Dasar Penganggaran
Perusahaan
4. Sistem upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit,
atau dengan insentif interval)
Sifat-sifat tenaga kerja langsung yaitu:
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
variabel.
3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga
kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk
akhir (terutama dalam penentuan harga pokok)
H. Anggaran Overhead Pabrik
Biaya overhead produksi (factory overhead - FOH) adalah biaya diluar
produksi dimana biaya tersebut tidak terkait langsung dalam produksi. Contoh BOP
adalah biaya penolong, honorupah mandor, petugas pengawas bagian produksi,
biaya listrik dan air, biaya penyusutan, dll. Penggolongan BOP berdasarkan
perilaku biaya, yaitu biaya tetap, biaya tidak tetap/variabel dan biaya semivariabel.
Biaya variabel (variable cost) biaya tidak tetap adalah Biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan berdasarkan pada kegiatan yang dilakukan dalam unit produksi. Biaya
ini akan berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi pada cost object. Cost
object adalah unit produksi atau aktivitas dimana biaya dihitung dan dikumpulkan.
Jadi, semakin tinggi jumlah barang yang diproduksi maka semakin tinggi biaya
variabelnya.
Biaya tetap (fixed cost) adalah Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
secara tetap sampai kapasitas produksi. Contoh BOP adalah biaya penyusutan untuk

11
mesin yang digunakan dalam produksi. Misalnya, biaya penyusutan mesin per
tahun adalah Rp. 20.000.000 dengan normal produksi sebesar 10.000 unit per tahun.
Sepanjang tidak melebihi kapasitas normal dalam berproduksi maka biaya
penyusutan mesin untuk produksi tetap sebesar Rp. 20.000.000. Biaya semivariabel
(semivariable cost) termasuk dalam biaya biaya tetap dan biaya tidak tetap/variabel.
Contoh : Biaya listrik karena biaya listrik memiliki komponen biaya tetap (berupa
biaya abonemen) dan biaya variabel berupa biaya pemakaian listrik selama dipakai
untuk perusahaan beroperasi.. Jika pemakaian sering, maka biaya yang ditanggung
perusahaan besar. Pada saat melakukan penyusunan anggaran BOP, hal-hal yang
perlu ditentukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Pengeluaran BOP tergantung dari Jumlah produksi.
2. Meskipun perusahaan tidak melakukan produksi maka perusahaan harus
tetap menganggarkan untuk biaya sewa mesin, biaya gaji tenaga
mandor, satpam bagian produksi dll.
3. Penganggaran biaya overhead variabel perusahaan, misalnya biaya
bahan bakar mesin pabrik.
4. Menganggarkan BOP yang termasuk dalam biaya tetap dan biaya tidak
tetap/variabel (semivariabel), seperti biaya Iklan, listrik dll.
I. Anggaran Harga Pokok Penjualan
Anggaran harga pokok penjualan merupakan komponen penting dalam
anggaran induk, utamanya dalam anggaran operasional. Anggaran ini mengestimasi
biaya yang diperlukan untuk memproduksi atau membeli barang yang dijual oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Anggaran harga pokok penjualan
menyediakan informasi yang bernilai bagi perencanaan keuangan, analisis
keuntungan, dan manajemen persediaan. Tujuan utama dari anggaran harga pokok
pesanan adalah untuk mengestimasi biaya yang diperlukan untuk memproduksi
atau membeli produk yang akan dijual pada suatu periode spesifik. Anggaran ini
membantu perusahaan dalam menentukan pengeluaran yang diekspektasikan
mengenai produksi atau pengadaan barang. Adapun komponen dari anggaran harga
pokok produk umumnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu:

12
1. Bahan baku langsung: komponen yang mengestimasi biaya dari bahan baku
mentah atau komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi barang.
Komponen ini mempertimbangkan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan,
biaya per unit, dan perubahan harga yang diantisipasi atau tingkat
pemakaian.
2. Tenaga kerja langsung: komponenen ini mengestimasi biaya tenaga kerja
yang secara langsung telibat dalam proses produksi. Komponen ini
menyangkut gaji dan biaya lainnya yang berhubungan dengan tenaga kerja
yang terlibat dalam proses manufaktur.
3. Overhead pabrik: komponen ini mengestimasi biaya tidak langsung yang
diasosiasikan dengan proses produksi. Komponen ini menyangkut
pengeluaran seperti sewa pabrik, utilitas, peralatan, perawatan, depresiasi,
dan biaya overhead lainnya.
Anggaran harga pokok penjualan dikalkulasi dengan cara memultiplikasi
kuantitas yang diekspektasi dari setiap komponen mulai dari bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung berdasarkan pada biaya masing-masing unit. Anggaran harga
pokok penjualan bersifat krusial dalam menentukan struktur biaya suatu produk
atau layanan. Anggaran ini membantu perusahaan dalam mengambil keputusan
mengenai harga, mengevaluasi keuntunganm dan menilai efisiensi dari proses
produksi.
J. Anggaran Biaya Penjualan
Anggaran penjualan adalah rencana kerja perusahaan di masa mendatang
pada suatu kurun waktu tertentu di bidang penjualan produk perusahaan. Anggaran
ini sering disebut sebagai anggaran kunci, karena sering digunakan sebagai dasar
pembuatan anggaran lainnya. Dalam menyusun anggaran perlu diperhatikan
konsep penyusunan yang meliputi seluruh kegiatan penjualan. Beberapa komponen
penting dalam menyusun anggaran penjualan yaitu dasar Anggaran dimana
anggaran tersebut tersusun atas tujuan, strategi dan forcest penjualan. Dan
melakukan penyusunan anggaran promosi dan advertensi, biaya penjualan serta
rencana pemasaran.

13
Jika perusahaan akan melakukan suatu penjualan yang telah ditargetkan
maka dia harus memperhatikan apakah keuangan yang dia miiki cukup untuk
membeli bahan baku, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan, membiayai kegiatan
promosi dan kegiatan operasional lainnya sehingga target penjualan tercapai.
Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000: 174), manfaat anggaran penjualan
yaitu:
1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan di masa datang.
2. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses
perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran).
3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari
rencana laba yang menyeluruh.
4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang
dilakukan.
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan
anggaran penjualan adalah: “Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat
penjualan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data yang
merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu, khususnya
di bidang penjualan”. Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah: “Sebagai
pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar bagi
penyusunan budget-budget lainnya”.
K. Anggaran Laba Rugi
Anggaran Laba adalah jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui
berbagai aktivitas operasional yang mencakup kegiatan produksi dan penjualan
didalam suatu periode tertentu. Melihat posisi sentral dan peran pentingnya laba
didalam perusahaan tidak mengherankan juga kalau laba menjadi pemicu awal
disusunnya anggaran perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba menjadi fase
awal yang harus dirumuskan para penyusun anggaran perusahaan sebelum
memasuki fase berikutnya, yaitu menentukan anggaran parsial lainnya. Ini
merupakan Penyusunan anggaran operasional, yang terdiri dari :
1. Penyusunan Anggaran Jualan

14
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil
penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan
sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu. Kegunaan
anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan
sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba. Faktor yang mempengaruhi
anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor: pemasaran,
keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi, dan
lain-lain. Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan
faktor yang mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga
jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran
tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual
pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan
anggaran jualan, dan kemudian disusunlah anggaran jualan.
2. Penyusunan Anggaran
Produk Untuk menyusun anggaran produksi atau anggaran produk jadi
dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah
sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, menghasilkan produk jadi siap
dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal
menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi
dihasilkan periode ini: Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara:
(a) mengutamakan stabilitas produk, (b) mengutamakan stabilitas sediaan,
(c) kombinasi stabilitas produk dengan stabilitas sediaan, (d) disesuaikan
dengan keperluan manajemen.
3. Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga
kelancaran produksi, dan bahan baku adalah komponen utama dari suatu
produk. Kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan
baku yang dibeli ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas
bahan baku dipakai adalah kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai
dikurang kuantitas sediaan bahan baku. Biaya bahan baku adalah kuantitas
bahan baku dipakai dikali harga bahan baku per unit. Kuantitas bahan baku

15
dipakai dapat juga diperoleh dari kuantitas produk jadi yang diproduksi
periode ini dikali standar bahan baku dipakai per unit produk. Belian bahan
baku adalah biaya bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal dikurang
sediaan bahan baku akhir.
4. Penyusunan Anggaran Biaya Konversi dan Beban Usaha
Seperti telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa
penyusunan anggaran induk terdiri atas anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional disusun untuk menyusun anggaran laba
rugi, sedangkan anggaran keuangan disusun untuk menyusun anggaran
neraca.
Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan
dan anggaran biaya. Anggaran laba merupakan rangkuman dari seluruh anggaran
pendapatan dan anggaran biaya. Dalam proses penyusunan anggaran laba, perlu
dilihat lagi tentang susunan dan struktur biaya serta jenis persediaan didalam
perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur memiliki struktur biaya dan jenis
persediaan sebagai berikut :
1. Biaya produksi : Gabungan dari biaya bahan baku langsung,biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik membentuk biaya produksi. Itu
berarti biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual.
2. Biaya operasional :
• Biaya pemasaran
• Biaya administrasi dan umum
3. Persediaan Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufaktur terdiri
dari 3 jenis persediaan, yaitu :
• Persediaan bahan baku
• Persediaan barang dalam proses
• Persediaan barang jadi
L. Anggaran Kas
Anggaran kas adaah anggaran yang merencanakan secara lebih rinci tentang
jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu selama periode

16
yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan
yang berupa pengeluaran kas, dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa
anggaran kas mencakup dua sektor yaitu :
a) Sektor penerimaan kas, yang meliputi :
1. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan
2. Penagihan piutang
3. Penjualan aktiva tetap
4. Penerimaan non operasi, seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa,
penghasilan
5. deviden dan sebagainya.
b) Sektor pengeluaran kas, yang meliputi :
1. Pembelian tunai bahan mentah
2. Pembayaran utang
3. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
4. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
5. Pembayaran biaya administrasi
6. Pembayaran biaya penjualan
7. Pembelian aktiva tetap
8. Pembayaran biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran
kas adalah sebagai berikut :
a) Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas.
1. Budget penjualan, khususnya rencana tentang jenis, kualitas, jumlah
barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang.
2. Keadaan persaingan dipasar, bila persaingannya keras maka memaksa
perusahaan melakukan penjualan secara kredit, sehingga transaksi tunai
menjadi kecil.
3. Posisi perusahaan dalam persaingan.
4. Syarat pembayaran yang ditawarkan (term of payment) yang ditawarkan
perusahaan.

17
5. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang seperti aktif atau
tidak aktifnya dalam penagihan akan berpengaruh dalam penerimaan
kas
6. Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan
atau penjualan aktiva tetapselama periode yang akan datang.
7. Rencana penerimaan perusahaan dari sumber-sumber lain (non
operating), seperti penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan
deviden, dan lainnya.
b) Faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas.
1. Budget pembelian bahan baku, khususnya rencana tentang jenis,
jumlah, mutu bahan baku yang akan dibeli.
2. Keadaan persaingan para suplier bahan baku dipasar, persaingan yang
keras akan memaksa suplier melakukan transaksi penjualan secara
kredit sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan baku.
3. Posisi perusahaan terhadappihak suplier bahan baku, bilamana posisi
perusahaan kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian
bahan baku secara kredit atau sebaliknya.
4. Budget upah tenaga kerja langsung, semakian besar upah ini
dikeluarkan semakin besar pula pengeluaran kas.
5. Budget biaya pabrik tidak langsung yang dikeluarkan
6. Budget biaya administrasi yang dikeluarkan
7. Budget perubahan aktiva tetap perusahaan, khususnya rencana tentang
penambahan aktiva tetap perusahaan.
8. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas
untuk keperluan lain-lain. Seperti biaya bunga, sewa dan sebagainya.
Tujuan dari penyusunan anggaran kas adalah untuk menunjukkan posisi kas
sebagai akibat perencanaan operasi, menunjukkan kelebihan atau kekurangan kas,
menetapkan dasar perkreditan yang sehat, menunjukkan kebutuhan mencari
pinjaman atau menunjukkan tersedianya kas yang menganggur untuk investasi,
mengkoordinir kas dengan total yang menganggur, penjualan, investasi, dan
hutang, menetapkan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas. Pendekatan

18
yang dimaksud adalah metode penerimaan dan pengeluaran kas atau disebut
metode terpadu, metode aliran kas menurut laporan perhitungan rugi laba atau
metode pendapatan neto yang disesuaikan. Bahwa dengan adanya anggaran kas
akan dapat diketahui bilamana perusahaan akan dalam keadaan defisit dan bilamana
dalam keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan.
Tahap-tahap penyusunan anggaran kas, meliputi :
a. Tahap I, menyusun taksiran penerimaan dan pengeluaran menurut rencana
operasi perusahaan.
b. Tahap II, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk
menutup defisit,
b. dan menyusun taksiran pembayaran bunga hutang beserta waktu pelunasan
kembali hutang tersebut.
c. Tahap III, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran
kas, yang merupakan anggaran kas final.
M. Anggaran Neraca
Anggaran neraca adalah anggaran yang menunjukan implikasi berbagai
macam anggaran pada elemen aktiva dan fasiva yaitu aktiva, utang, dan modal pada
tahun yang akan dating. (Supriyono, 2000 :82) Budget neraca adalah budget yang
berisi posisi financial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang
berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan lebih
terperinci (Munandar, 2001: 35). Tujuan dari anggaran laporan keuangan salah
satunya menyusun angaaran neraca. Anggaran neraca disusun atas dasar neraca
awal periode disesuaikan dengan data yang termuat peda berbagai anggaran periode
yang bersangkutan. Anggaran neraca mempunyai beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja bagi perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur
dalam melakukan kegiatan produksinya. Terutama dalam hal modal kerja
yang dapat bersumber dari kas maupun utang.
2. Sebagai pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal
lainnya.
3. Sebagai alat pengawas kerja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan.

19
4. Anggaran neraca dapat digunakaan untuk menyoroti sumberdaya dan
kewajiban masa depan.
Dalam penyusunan anggaran neraca dibutuhkan beberapa anngaran lain yang
mendukung dalam pembuatan anggaran neraca tersebut antara lain:
1) Anggaran Kas
Anggaran kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan
pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana keuangan
perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahanperubahan
pada posisi kas atau menunjukkan aliran kas pada periode tersebut.
Anggaran dapat membantu manajemen dalam pengendalian kas, karena
anggaran kas memberikan informasi yang berguna tentang pola penerimaan
dan pengeluaran kas setiap periode operasi perusahaan
2) Anggaran Piutang
Anggaran Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor
kepada debitor yang bersedia melunasi pada waktu mendatang. Piutang
usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara
kredit. Manfaat piutang usaha yang utama adalah untukmeningkatkan
volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
3) Anggaran Utang Dan Modal
Anggaran utang adalah anggaran untuk memperoleh dan membayar
utang. Utang kebalikan dari piutang. Utang adalah kewajiban debitor
(peminjam) untuk melaksanakan sesuatu kepada kreditor (pemberi
pinjaman) selama jangka waktu tertentu. Istilah utang dagang digunakan
untuk perusahaan dagang, sedangkan utang usaha digunakan untuk
bermacam perusahaan. Manfaat utang dan modal yaitu, kemajuan
perusahaan bila utang tersebut dikelola dengan baik, ekspansi kegiatan
perusahaan dan kegiatan produksi, sebagai modal kerja, untuk membiayai
aset tak lancar.

20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Anggaran induk merupakan laporan keuangan yang menjelaskan mengenai
biaya yang dibutuhkan dalam memproduksi suatu produk dan margin keuntungan
yang didapatkan pada periode tertentu. Anggaran induk merupakan bentuk dari
perencanaan laba di mana perusahaan melakukan perencanaan terkait dengan biaya
yang dikeluarkan dan profitabilitas yang didapatkan. Proses perencanaan laba
melibatkan indentifikasi dan analisis terkait biaya dan keuntungan untuk kemidian
melakukan penyusunan mengenai ketetapan-ketetapan yang dapat
mengoptimalisasi biaya dan memaksimalkan keuntungan yang dihasilkan.
Anggaran induk merupakan perencanaan keuangan yang komprehensif
yang menjabarkan mengenai pendapatan yang diproyeksikan, biaya, dan arus kas
dari keseluruhan organisasi dalam periode tertentu yang umumnya selama satu
tahun. Anggaran induk berperan sebagai penunjuk jalan dalam mengelola sumber
daya perusahaan dan mencapai tujuan finansial yang diinginkan. Anggaran induk
mencakup anggaran-anggaran kecil seperti anggaran penjualan, produksi, dan
operasi untuk menyediakan tampilan holistik mengenai kinerja keuangan
organisasi. Anggaran induk terdiri dari beberapa komponen kunci. Pertama,
anggaran prakiraan penjualan berdasarkan kondisi pasar, data historis, dan target
penjualan. Informasi tersebut kemudian mengalir kedalam anggaran produksi yang
menyangkut estimasi unit yang diproduksi dengan mempertimbangkan jumlah
persediaan, permintaan, dan kapasitas. Anggaran induk turut mencakup anggaran
operasional yang menjabarkan mengenai pengeluaran yang diperlukan untuk
mengoperasikan bisnis seperti pemasaran, administrasi, dan overhead pabrik.
Komponen lainnya dalam anggaran induk ialah anggaran kas yang memproyeksi
kas masuk dan kas keluar organisasi yang diekspektasikan.
Anggaran ini membantu manajemen dalam mengantisipasi kelangkaan atau
kelebihan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga likuditas yang
baik. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen tersebut maka anggaran induk
memberikan gambaran komprehensif mengenai posisi finansial organisasi dan

21
membantu dalam proses pengambilan keputusan seperti alokasi sumber daya,
kontrol biaya, dan perencanaan lainnya. Secara singkat, anggaran induk merupakan
perencanaan keuangan yang komprehensif yang mengkonsolidasikan beberapa
anggaran kecil untuk memberikan gambaran holistik mengenai kinerja keuangan
organisasi. Anggaran ini terbagi menjadi dua komponen yakni anggaran operasiona
dan anggaran kas. Dengan mengaitkan kedua elemen tersebut beserta komponen-
komponen di dalamnya, maka anggaran induk dapat membentu pihak manajemen
untuk memastikan bahwa keputusan yang akan diambil telah memalui proses
pertimbangan yang matang.
Aspek penting lainnya dalam anggaran induk yaitu anggaran ini dapat
memfasilitasi koordinasi dan komunikasi antar berbagai departemen dalam suatu
organisasi. Setiap departemen berkontribusi terhadap penyusunan anggaran induk
dengan menyediakan masukan berupa asumsi yang sesuai dengan area
tanggungjawabnya. Pendekatan kolaboratif tersebut memberikan kepastian bahwa
anggaran merefleksikan tujuan kolektif dan tunjuan organisasi secara keseluruhan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nirwana Nihilatul Qudua Sukma, Nurasik (2020) Perencanaan &


Penganggaran Bisnis. Sidoarjo: Umsida Press
Savitri Enni (2016) Penganggaran Perusahaan II. Yogyakarta.
Pustaka Sahila
Yanto Edi, Dkk (2020) Konsep Dasar Penganggaran Perusahaan.
Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung

23

Anda mungkin juga menyukai