Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Penganggaran Perusahaan
“Proyeksi Neraca,Anggaran Komprenshif
Anggaran Fleksibel”

Disusun oleh :

MUH YUSRIL
201910022

STIEM BONGAYA MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk maupun isi yang sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan, pedoman maupun
petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan pembuatan
makalah-makalah yang akan datang.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhai kita
semua.
Amiin…
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB 1| PENDAHULUAN.............................................................................................

A.    LATAR BELAKANG...........................................................................................

B.    RUMUSAN MASALAH.......................................................................................

C.   TUJUAN.................................................................................................................

BAB 2| PEMBAHASAN...............................................................................................

A.    NERACA...............................................................................................................

B.    ANGGARAN KOMPREHENSIF.........................................................................

C. ANGGARAN FLEKSIBEL....................................................................................

BAB 3| PENUTUP...........................................................................................................

A.    KESIMPULAN.........................................................................................................

B.    KRITIK DAN SARAN.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Anggaran merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu organisasi.


Anggaran adalah suatu rencana yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran
kuantitatif dan biasanya dalam bentuk uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu
perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi.
Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan suatu aktivitas perusahaan
guna mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan alat yang efektif bagi
perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian atas aktivititas perusahaan.
Untuk itu suatu anggaran harus terorganisasi secara rapi, rinci, jelas dan komprehensif
(menyeluruh atau secara keseluruhan).
Dalam penyusunan suatu anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua
cara yaitu sebagian demi sebagian (parsial) dan secara keseluruhan (komprehensif).
Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa adanya
pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta mempermudah
diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif.
Kesalahan-kesalahan dalam penyusunan anggaran komprehensif akan
menyebabkan kesalahan perusahaan dalam penyusunan atau pembuatan suatu
kebijaksanaan, serta mempersulit pihak perusahaan dalam melaksanakan evaluasi
ataupun pengawasan didalam suatu perusahaan. Untuk itu pemahaman akan anggaran
komprehensif sangat dibutuhkan, kesalahan pemahaman akan menyebabkan kesalahan
dalam penyusunan suatu anggaran.
Perushaan Dalam penyususnan dan penentuan komposisi dana banyak
menggunakan pendekatan neraca oleh karenanya proyeksi neraca adalah salah satu
penyeesaian dari proses penyusunan dan pelaporan komposisis dana tersebut.  Dimana
neraca merupakan Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan
yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas  pemegang saham perusahaan bisnis
pada suatu tanggal tertentu.
            Proyeksi neraca juga dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu
keuanagan perusahan, dan memudahkan akuntan tersebut dalam menganalisis seimbang
atau tidaknya. Sehingganya proyeksi neraca ini nantinya akan mengetahui apakah
rencana strategis perushaan akan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan oleh
perushaan atau tidak nantinya.
B.    RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah, dimana kami
akan mendalami bahasan mengenai anggaran komprehensif pada anggaran perusahaan,
yakni mengenai :
1. Apa Pengertian Neraca
2. Apasaja Faktor Yang Mempengaruhi Neraca
3. Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca
4. Apa yang dimaksud dengan anggaran komprehensif ?
5. Apa syarat anggaran komprehensif ?
6. Apa saja komponen yang terdapat pada anggaran komprehensif ?
7. Apa yang dimaksud anggaran ?
8. Apa yang dimaksud dengan anggaran fleksibel ?

C.    TUJUAN

adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang ada,
yaitu :
a. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Neraca
b. Untuk Mengetahui Faktor Apasaja Yang Mempengaruhi Neraca
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca

d. Mengetahui pengertian anggaran komprehensif.


e. Mengetahui syarat anggaran komprehensif.
f. Mengetahui komponen yang terdapat dalam anggaran komprehensif.
g. Mengetahui maksud anggaran
h. Mengetahui masksud anggaran fleksibel   
BAB 2
PEMBAHASAN
A. NERACA
Akhir dari seluruh penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan adalah
penyusunan proyeksi neraca. Proyeksi neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap
yang harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Proyeksi neraca
sendiri baru akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah selesai disusun.
Berdasarkan berbagai anggaran parsial yang dimiliki suatu perusahaan, mulai dari
anggaran penjualan, anggaran produksi, berbagai anggaran biaya, anggaran kas, dan
anggaran laba, perusahaan dapat menyusun proyeksi neraca.
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki
perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada
pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Karena proyeksi neraca baru dapat disusun setelah semua anggaran parsial
lainnya selesai disusun, maka untuk menyusun proyeksi neraca harus memperhatikan
setiap elemen yang ada didalam neraca beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Maksudnya setiap elemen di dalam aktiva dan pasiva pada neraca suatu perusahaan
akan ditentukan faktor lain yang terlebih dulu berpengaruh terhadap setiap anggaran
parsial. Karena itu, bagian anggaran suatu perusahaa harus sangat memperhatikan
berbagai aktivitas yang mempengaruhi elemen-elemen didalam anggaran neraca yang
disusunnya.
Mengingat sangat dipengaruhinya proses penyusunan anggaran neraca oleh
faktor-faktor lain yang harus terjadi lebih dulu sebelum menyusun anggaran neraca,
maka lebih tepat kalau neraca yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode
pada waktu mendatang disebut dengan proyeksi neraca dari pada anggaran neraca.
Karena proyeksi adalah taksiran apa yang akan terjadi jika suatu kondisi atau situasi
yang lain terjadi terlebih dulu. Dan proses penyusunan neraca yang direncanakan sangat
ditentukan oleh kondisi lain atau faktor lain yang harus terjadi lebih dahulu. Perbedaan
lain antara proyeksi neraca dan anggaran parsial yang lain adalah, anggaran parsial lain,
mulai dari anggaran penjualan produksi, anggaran pembelian bahan, anggaran produksi,
anggaran biaya-biaya, semuanya merupakan anggaran yang disusun dan akan
dikerjakan pada sepanjang periode anggaran tersebut, selama satu tahun. Sedangkan
anggaran neraca adalah anggara pada akhir suatu periode tertentu. Anggaran yang
disusun setelah semua anggaran lain diselesaikan.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi
pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan prusahaan beserta rincian jenis dan
jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewajiban perusahaan kepada pihak
kreditor dan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan
penyusunan rekening. Rekening-rekening aktiva diususun berdasarkan urutan
likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang
tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva tertentu menjadi uang tunai,
maka semakin didahulukan posisi pencatatannya didalam neraca. Pada sisi kewajiban,
penyusunannya dimulai dengan kewajiban yang lebih dulu jatuh tempo hingga yang
paling lama jatuh tempo.
Tabel 9.2 Faktor yang Mmepengaruhi Elemen Neraca
Akun Neraca Faktor yang mempengaruhi
Aktiva
·         Kas Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan
penerimaan kas dan dikurangi dengan pengeluaran kas
pada suatu periode. (sumber : anggaran kas)
·         Piutang Usaha Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan
kredit pada satu periode dikurangi dengan penerimaan
piutang usaha. (sumber : anggaran kas)
·         Persediaan Persediaan pengaman/ safety stock
·         Perlengkapan Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada
Usaha suatu periode tertentu
·         Aktiva Tetap Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah
dengan rencana pembelian aktiva tetap baru (investasi)
dikurangi dengan nilai aktiva tetap yang dijual pada
suatu periode.
Kewajiban
·         Utang Usaha Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan
pembelian kredit yang direncanakan dikurangi dengan
jumlah utang usaha yang akan dibayar pada satu
periode tersebut
·         Utang Bank Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan
jumlah kredit baru yang akan diterima dari bank
dikurangi dengan utang bank yang jatuh tempo dan
akan dibayar pada periode tersebut.
·         Obligasi Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah
dengan jumlah obligasi baru yang akan diterbitkan
pada periode ini dikurangi dengan obligasi yang jatuh
tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
·         Modal Saham Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode
ditambah dengan jumlah lembar saham baru yang akan
diterbitkan, dikalikan dengan nilai nominalnya.
·         Laba Ditahan Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan
laba usaha yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah
dividen yang direncanakan akan dibagikan pada
periode tersebut.
Dari tabel diatas terlihat bahwa proyeksi neraca pada akhir suatu periode tertentu sangat
dipengaruhi oleh saldo awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Itu
berarti, neraca pada awal tahun akan berpengaruh langsung pada proyeksi neraca pada
akhir periode tersebut. Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka proyeksi
neraca pada akhir periode akan dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang
mempengaruhi kenaikan dan penurunan setiap elemen neraca tersebut.
a. Metode
Untuk menyusun proyeksi neraca, metode yang paling mudah adalah
menggunakan persamaan akuntansi dasar. Dimana didalam metode tersebut
didasarkan pada persamaan bahwa jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya
utang/kewajiban dan modal/ekuitas dari suatu badan usaha tertentu.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Setiap kali terjadi penambahan didalam salah satu komponen aktiva suatu badan usaha,
selalu akan disertai dengan penambahan didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau
pengurangan pada salah satu komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika terjadi
pengurangan pada salah satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan
didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen
aktiva lainnya.
Transaksi-transaksi yang hanya melibatkan rekening-rekening aktiva, atau yang
melibatkan rekening aktiva dan kewajiban, mungkin lebih mudah dimengerti karena
lebih jelas hubungannya. Misalnya :
1.      Transaksi penerimaan pinjaman uang dari bank (kredit bank). Transaksi ini jelas
akan menambah kas perusahaan (di sisi aktiva) dan menambah utang bank (di sisi
kewajiban).
2.      Sebaliknya, transaksi pembayaran utang usaha akan mengurangi kas perusahaan
(di sisi aktiva) dan mengurangi utang usaha (di sisi kewajiban).
3.      Sedangkan transaksi pembelian kendaraan (aktiva tetap) secara tunai, akan
mengurangi kas perusahaan dan akan menambah rekening aktiva tetap (keduanya di sisi
aktiva).
Tetapi transaksi yang melibatkan rekening penjualan dan biaya, sering kali
membingungkan bagi pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi.
Misalnya :
a.       Transaksi penjualan tunai akan menambah kas (di sisi aktiva) dan menambah
rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
b.      Transaksi penjualan kredit akan menambah piutang usaha (di sisi aktiva) dan
menambah rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
c.       Transaksi pembayaran biaya secara tunai akan mengurangi kas (di sisi kewajiban)
dan mengurangi rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
d.      Transaksi pengakuan biaya secara kredit akan menambah utang usaha dan
mengurangi rekening laba ditahan (keduanya di sisi kewajiban).

Tabel 9.3 Pengaruh Transaksi pada Akun


Transaksi Aktiva Utang Laba Ditahan
Penjualan tunai Kas bertambah - Bertambah
Penjualan kredit Piutang bertambah - Bertambah
Pembayaran biaya Kas berkurang - Berkurang
tunai
Pengakuan biaya - Utang Bekurang
kredit bertambah

Berdasarkan mekanisme pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan


akuntansi tersebut, maka dapat dibuat proyeksi neraca dari suatu badan tertentu.

Iluatrasi 9.1 baerikut ini mungkin dapat memperjelas pemahaman tentang metode
penyusunan proyeksi neraca.

PT. Tintamas adalah sebuah sebuah produsen pulpen yang berlokasi di Jakarta.
Berkaitan dengan proses penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut untuk akhir
tahun 2009, tim penyusun anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan berbagai data
berikut:

Neraca
Per 31 Desember 2018
Kas 1.625.000.000 Utang usaha 600.000.000
Putang usaha 550.000.000 Utan bank 700.000.000
Perlengkapan       4.000.000
Persediaan  bahan baku 200.000.000
Persedaan baang jadi 150.000.000 Modal saham 2.000.000.000
aktiva tetap 1.200.000.000 Laba diterima 429.000.000

Total aktiva 3.729.000.000 Total kewajiban 3.729.000.000


ekuitas pemilik
                                               
Sedangkan dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang
sebagai berikut:
a)      Diperkirakan, perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp
1.000.000.000 sepanjang tahun 2009.
b)      Sedangkan jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2009, diperkirakan
sebesar Rp 700.000.000.
c)      Perusahaan merencanakan pembelian perlengkapan kantor pada tahun 2009
sebesar Rp 40.000.000.
d)     Diperkirakan, perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2009
sebesar Rp 36.000.000.
e)      Berkaitan dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kendaraan
perusahaan akan dijual dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000 per unit.
f)       Pada tahun 2009, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kendaraan baru
seharga Rp 150.000.000. perusahaan merencanakan membeli 10 unit computer baru
seharga Rp 6.000.000 per unit dan 10 unit printer baru seharga Rp 1.500.000 per unit.
Perusahaan juga merencanakan membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan taksiran
harga sebesar Rp 2.000.000 per set. Di samping itu, dari seluruh pembelian aktiva tetap
yang direncanakan, sebanyak Rp 400.000.000 direncanakan akan dibayar pada tahun
2009.
g)      Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di
sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 800.000.000.
h)      Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2009 adalah
sebesar Rp 550.000.000.
i)        Perusahaan merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 200.000.000 pada
tahun 2009. Pada tahun yang sama perusahaan tidak merencanakan untuk menambah
utang bank.
j)        Perusahaan merencanakan akan membagikan deviden sebesar Rp 350.000.000
pada tahun 2009.
k)      Biaya produksi yang dikeluarkan sepnjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:
- Biaya pemakaian bahan baku sebesar                       Rp 300.000.000.
- Biaya tenaga kerja langsung sebesar             Rp 80.000.000.
- Biaya overhed pabrik sebesar                                   Rp 170.000.000.
Dari seluruh biaya overhed pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 25.000.000
merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
 l.  Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:
 - Biaya pemasaran sebesar                                                      Rp 300.000.000.
 - Biaya administrasi dan umum besar                                    Rp 80.000.000.
 Dari seluruh biaya opersional tersebut, diperkirakan sebesar Rp 20.000.000 merupakan
biaya penyusutan aktiva tetap.
 m. Dari jumlah penjualan sepanajng tahun 2009 tersebut, diperkirakan harga pokok
penjualannya sebesar Rp 600.000.000.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka dapat disusun proyeksi neraca dengan
menggunkan persamaan akuntasi, sebagaiman terlihat berikut ini:
Proyeksi neraca 2009 (dalam jutaan)
Kas Piutang Perleng. Bahan Barang Aktiva Utang Utang Modal Laba
Usaha
Kantor Baku Jadi Tetap Usaha Bank Saha Ditahan
m
 1.62        55            4      20   150 1.200      60   700     200       429
5 0 0 0 0
a      100     1000
0
b     70      (700
0 )
c     (4          40
0)
d        (36)      (36)
e     30    (300)
0
f     (4      845       40
45) 0
g      80       80
0 0
h     (5     (55
50) 0)
i     (2   (200
00) )
j     (3      (350
50) )
k     (2      (30   550      (25)
25) 0)
l     (3      (20)      (380
60) )
m   (600)      (600
)
    45     850        8      70   100  1.700   1.25    500     2.0          63
5 0 0 00

a)      Transaksi penjualan kredit ini akan menambah akun piutang usaha dan


menambah akun laba ditahan  sebesar Rp.1.000.000.000.
b)      Transakasi penerimaan piutang ini akan menambah akun kas dan mengirangi akun
piutang usaha sebesar Rp. 700.000.000.
c)      transaksi pembelian peralatan kantor ini akan menambah akun peralatan kantor
dan mengurangi akun kas sebesar Rp. 40.000.000.
d)     Transaksi pemakaian peralatan kantor ini akan mengurangi akun peralatan kantor
dan mengurangi akun kas laba ditahan sebesar 36.000.000.
e)      Transaksi penjualan kendaraan ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun
aktiva tetap sebesar Rp. 300.000.000.
f)       Transaksi pembelian kendaraan sebesar Rp.845.000.000 : dimana sebanyak Rp.
445.000.000 akan dibayar tunai dan sisanya akan dibayar kredit, akan menambah akun
aktiva tetap sebesar Rp. 845.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.445.000.000
serta menambah akun utang usaha sebesar Rp. 400.000.000.
g)      Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun
persediaan bahan baku dan menambah akun utang usaha sebesar Rp.800.000.000.
h)      Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun
persediaan bahan baku kas sebsar Rp.550.000.000.
i)        Transaksi pembayaran utang bank ini akan. Mengurangi akun utang bank dan
mengurangi akun kas sebesar Rp. 200.000.000.
j)        Transaksi pembagian deviden ini akan mengurangi akun kas dan mengurangi
akun laba ditahan sebesar Rp. 350.000.000.
k)      Transaksi pencatatan biaya produksi sebesar Rp.550.000.000 ini akan menambah
akun persediaan barang jadi sebesar Rp.550.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar
Rp. 225.000.000; mengurangi akun persediaan bhan baku sebesar Rp. 300.000.000 dan
mengurangi akun aktiva tetap (penyusutan) sebesar Rp.25.000.000.
l)        Transaksi pencatatan biaya oprasi sebesar Rp.380.000.000. ini akan mengurangi
akun kas sebesar Rp.360.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.225.000.000;
dan mengurangi akun aktiva tetap(penyusutan) sebesar Rp.20.000.000 serta mengurangi
akun laba ditahan sebesar Rp.380.000.000.
m)    Transaksi pencatatan harga pokok penjualan sebesar Rp.600.000.000 ini akan
mengurangi akun persediaan barang jadi sebesar Rp.600.000.000 dan mengurangi akun
laba ditahan sebesar Rp.600.000.000.

Berdasarkan kertas kerja penyusunan proyeksi neraca tersebut diatas, maka dapat
disusun proyeksi neraca PT. Tintamas per 31 desember 2009, seperti berikut :[1]
Proyeksi neraca
Per 31 Desember 2019
Kas 455.000.000 Utang usaha 1.250.000.000
Putang usaha 850.000.000 Utan bank 500.000.000
Perlengkapan 8.000.000
Persediaan  bahan 700.000.000
baku
Persedaan baang jadi 100.000.000 Modal saham 2.000.000.000
aktiva tetap 1.700.000.000 Laba diterima 63.000.000

Total aktiva 3.813.000.000 Total kewajiban 3.813.000.000


ekuitas pemilik
B. ANGGARAN KOMPREHENSIF

Komprehensif artinya menyeluruh atau secara keseluruhan. Dalam menyusun


anggaran, perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara, yakni secara sebagian demi
sebagian (partial) dan secara keseluruhan (comprehensive). Karena itu dikenal
Comprehensive Budget. Comprehensive budget (Anggaran komprehensif) yakni
penyusunan rencana perusahaan (Business budget) secara keseluruhan.
Anggaran komprehensif merupakan anggaran dengan ruang lingkup yang
menyeluruh. Aktivitas yang tercakup dalam anggaran komprehensip mencakup seluruh
aktivitas perusahaan baik dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan dan
administrasi.
Anggaran komprehensif dapat diartikan sebagai suatu catatan anggaran
yang bersifat menyeluruh atau penyusunan rencana perusahaan secara
keseluruhan. Penyusunan anggaran komprehensif akan mendatangkan manfaat berupa
adanya pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan manajemen, serta
mempermudah diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara kuantitatif. Dengan
menyusun anggaran komprehensif juga membantu fungsi pengawasan menjadi lebih
dinamis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen.
Pengertian istilah ”Komprehensif” secara khusus di dalam penganggaran suatu
perusahaan dapat diartikan sebagai:
1.    Pemakaian secara lebih luas konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan.
2.    Pemakaian pendekatan secara menyeluruh dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari. 
Sedangkan pedoman umum yang harus di perhatikan sebelum menyusun suatu
anggaran komprehensif adalah :
1.    Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas dari perusahaan.
2.    Mempersiapkan rencana pendahuluan secara keseluruhan.
3.    Menyusun rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek.

1.    SYARAT ANGGARAN KOMPREHENSIF

Dalam anggaran komprehensif memiliki dua syarat dalam manajerial, yaitu:


1.    Syarat yang pertama adalah Manajer telah menentukan pokok-pokok kebijakan
(rencana) jangka panjang.
2.    Syarat yang kedua manajer telah menetapkan pentahapan realisasi rencana jangka
panjang kedalam rencana jangka pendek secara berkesinambungan.

2.    KOMPONEN ANGGARAN KOMPREHENSIF


Berdasarkan pedoman diatas, anggaran komprehensif dapat diuraikan menjadi
dua komponen, yaitu:
1.      Rencana Substantif (Substantive Plan)
Substantive Plan merupakan rencana yang mencerminkan tujuan apa yang ingin
dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
strategi yang dipakai serta asumsinya. Rencana substantif sedapat mungkin disusun
dalam bentuk yang formal sehingga dapat dijadikan pedoman yang sungguh-sungguh
bagi perusahaan. Secara umum rencana substantif dicirikan dengan bentuk narasi atau
rencana, bukan dalam bentuk bilangan rencana yang biasanya dalam rencana keuangan.
1)    Tujuan umum perusahaan
2)    Sasaran khusus perusahaan
3)    Strategi perusahaan
4)    Instruksi perencanaan manajemen eksekutif (dasar-dasar perencanaan)
2.      Rencana Keuangan (Financial Plan)
Financial Plan merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan tersebut
menjadi suatu anggaran yang memiliki perspektive keuangan. Dengan kata lain, rencana
keuangan merupakan usaha untuk mengkuantitaskan segala tujuan, rencana dan
kebijaksanaan perusahaan. Secara lebih jauh rencana keuangan merupakan penyajian
secara lebih terperinci semua tujuan, rencana dan strategi tersebut untuk periode-periode
waktu tertentu.
Berdasarkan pada jangka waktunya maka rencana keuangan dikelompokkan
menjadi:
1)     Anggaran Jangka Panjang (Strategic Plan)
Anggaran jangka panjang merupakan suatu perencanaan perusahaan untuk
jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima atau
sepuluh tahun. Penyusunan anggaran ini dilakukan sesuai dengan pola tujuan yang telah
disusun pada saat perusahaan didirikan. Perusahaan didirikan tidak hanya untuk jangka
waktu satu atau dua tahun saja. Karena itu perusahaan perlu menyusun perencanaan
yang menyeluruh tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya dalam jangka
panjang. 
Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh darl rencana-
rencana yang disusun untuk kegiatan-kegiatan setiap tahun. Kadang-kadang perusahaan
yang tidak menyusun perencanaan jangka panjang akan mengalami kesulitan dalam
menyusun anggaran tahunan.
2)     Anggaran Tahunan (Tactical Plan)
Anggaran Tahunan merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan tahunan suatu
perusahaan. Anggaran tahunan dikelompokkan menjadi:
a.      Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan rencana seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan
untuk mencapai tujuannya. Umumnya tujuan perusahaan adalah mendapatkan
keuntungan. Anggaran operasional ini dibagi menjadi 2 bagian yakni:
a)      Anggaran proyeksi Rugi/Laba.  Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya
laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang merupakan
keseluruhan.
b)      Anggaran pembantu laporan Rugi/Laba (Income Statement Supporting Budget).
Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong
penyusunan suatu laporan Rugi/ Laba (Income Statement), yakni:
3)  Anggaran penjualan
Pada pokoknya anggaran ini akhirnya akan menggambarkan berapa revenue
yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjnalan pada periode yang akan
datang.
Anggaran penjualan ini meliputi data: 
·            Jenis produk yang dijual
·            Volume produk yang dijual
·            Harga produk per satuan
·            Wilayah pemasaran.
Anggaran penjualan akan menjadi dasar untuk penyusunan anggaran-anggaran
lainnya. Atau dengan kata lain anggaran-anggaran lainnya disusun dengan terlebih
dahulu memperhatikan rencana kegiatan penjualan. Perusahaan tidak boleh begitu saja
menyusun rencana produksinya. Apabila tidak diperhitungkan, maka kemungkinan
sebagian (sebagian besar) produk tidak dapat terjual.
Dalam pelaksanaannya, penyusunan anggaran penjualan ini agak sulit dilakukan,
karena harus mempertimbangkan beberapa faktor pembatas, seperti kemampuan
menjual yang dimiliki perusahaan. Akibatnya penyusunan anggaran penjualan
memerlukan teknik forecasting (peramalan) yang tepat, yang membuat estimasi
kegiatan masa depan dengan mendasarkan diri pada pengalaman-pengalaman masa lalu.
Tentu saja perlu dieprhatikan pula kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di
masa yang akan datang seperti:
·            Perubahan selera konsumen
·            Perubahan tingkat harga
·            Penemuan-penemuan baru (kemajuan teknologi).
Kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan berakibat anggaran-anggaran
lain juga ikut mengalami kesalahan-kesalahan, yang akhirnya merugikan perusahaan.
4)  Anggaran produksi
Anggaran ini disusun dengan memperhatikan segala kegiatan produksi, yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Anggaran
produksi ini terdiri dari beberapa sub-anggaran (sub-budget) yakni:
1. Anggaran jumlah yang harus diproduksi
Rencana tentang jumlah produk yang harus dihasilkan dengan memperhatikan
terlebih dahulu anggaran penjualan, Persediaan awal dan persediaan akhir tahun.
Contoh:
Rencana penjualan                         1.000 unit
Persediaan akhir                                100 unit (+)
Barang yang harus tersedia         1.100 unit
persediaan awal                                200 unit  (-)
Jumlah yang harus diproduksi      900 unit
2. Anggaran Bahan Mentah
Anggaran bahan mentah yang terdiri dari:
 Anggaran kebutuhan bahan mentah (dalam unit).
 Anggaran pembelian bahan mentah (dalam unit dan harga).
 Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam produksi (dalam harga).
3. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja yang secara langsung dapat
dikaitkandengan produksi barang. Dalam anggaran tenaga kerja langsung, dicantumkan
kebutuhan tenaga kerja baik kuantitas maupun biayanya. Atau dengan kata lain,
anggaran tenaga kerja langsung memerlukan dua input keputusan, yaitu:
 Standar jam tenaga kerja langsung untuk setiap unit barang jadi.
 Standar upah rata-rata per jam.
Kebutuhan tenaga kerja langsung dicantumkan sebagai jam kerja langsung
(JKL) untuk setiap unit produk.
·         Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Yakni anggaran semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk, selain biaya materi dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Anggaran biaya distribusi dan promosi
Anggaran ini mencakup semua biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan memasarkan produk.Termasuk ke
dalamnya antara lain:
·         Biaya untuk para salesman, supervisor dan tenaga-tenaga penjualan lainnya.
·         Ongkos pengangkutan.
·         Biaya-biaya perjalanan.
·         Biaya iklan dan promosi.
·         Biaya administrasi penjualan.
·         Biaya penyusutan (depresiasi) peralatan distribusi.
·         Biaya asuransi dan lain-lain.
5. Anggaran biaya umum dan administrasi
Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya, bagian keuangan dan bagian
administrasi. Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha
perusahaan di luar kegiatan pabrik. Bersama-sama dengan anggaran distribusi, maka
anggaran biaya umum dan administrasi ini akan membentuk anggaran biaya operasional
(Operating Expenses Budget). 
6. Anggaran pengeluaran barang modal (capital expenditures budget)
Menggambarkan sejumlah penggunaan modal untuk ditanamkan pada aktiva
tetap perusahaan. Mencakup perencanaan perluasan pabrik, gedung baru, pembelian
mesin-mesin dan lain-lain.
7. Anggaran tipe apropriasi (anggaran pendukung anggaran lainnya)
Merupakan anggaran yang tidak dapat dikategorikan sebagai anggaran-anggaran
sebelumnya.
Contoh  : anggaran pemeliharaan dan anggaran penelitian.
Dari anggaran yang telah disusun dapat ddibuat perkiraan pendapatan dan biaya.
Untuk itu dapat disusun perkiraan penjualan harga pokok penjualan produk.

b.      Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan ini disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan,
utang dan piutang perusahaan. Perubahan tersebut diakibatkan oleh kegiatan yang
dilakukan perusahaan.
Anggaran keuangan meliputi:
a)      Anggaran Proyeksi Neraca
Mencerminkan perkiraan semua aktiva dan passiva yang akan dimiliki
perusahaan pada akhir suatu periode produksi.
Aktiva:
 Aktiva tetap.
 Aktiva lancar.
Passiva:
 Utang jangka pendek
 Utang jangka panjang
 Modal
b)      Anggaran Pembantu Proyeksi Neraca
Anggaran ini memerinci masing-masing pos yang ada didalam neraca, terutama
pos-pos yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan. Anggaran pembantu
proyeksi neraca meliputi:
 Anggaran kas
Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun
anggaran, terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
Aliran kas masuk berasal dari:
·      Penjualan tunai.
·      Penagihan piutang.
·      Penerimaan-penerimaan lain (bunga deviden dan lain-lain).
·      Penjualan aktiva.
·      Penerimaan pinjaman.
Aliran kas keluar dapat berasal dari:
·         Pembelian bahan mentah.
·         Pembayaran upah tenaga kerja.
·         Macam-macam biaya yang dikeluarkan (biaya sewa, listrik, telepon, alat-alat tulis
dan lain-lain). Pengeluaran kas untuk biaya tidak sama dengan total biaya yang sama
yang tampak pada budget biaya karena ada biaya yang tidak memerlukan pengeluaran
kas, seperti biaya penyusutan, bad dept expense, jumlah biaya bukan kas terlihat pada
laporan rugi laba.
·         Pengeluaran-pengeluaran untuk biaya ekspansi (pembelian mesin baru, perluasan
bangunan pabrik dan lain-lain).
Dengan aliran kas masuk dan aliran kas keluar dapat diketahui posisi kas
(surplus atau defisit).
 Anggaran piutang
Anggaran piutang mendasarkan diri pada anggaran penjualan. Dalam
kebijaksanaan penjulan produk, sebagian dilakukan dengan kredit.
 Anggaran utang
Anggaran utang disusun dengan mendasarkan diri pada:
·         Besarnya pembelian kredit.
·         Besarnya bunga pinjaman yang perlu dibayarkan, dan lain-lain.
 Anggaran penambahan modal
Anggaran penamabahan modal pada dasarnya disusun untuk jangka panjang.
 Anggaran penyusutan aktiva
Anggaran ini di perlu disusun secara khusus oleh perusahaan, karena masing-
masing aktiva tetap yang dimiliki perusahaan lebih dari satu, usia masing-masing aktiva
berlainan dan metode perhitungan masing-masing aktiva tetap berlainan.
C. ANGGARAN FLEKSIBEL
Anggaran fleksibel (disebut juga dengan anggaran variabel) didasarkan atas
pengetahuan tentang perilaku pola biaya. Anggaran fleksibel dibuat untuk suatu
rentangan aktivitas (range of activities), bukan hanya untuk satu tingkatan aktivitas
saja., dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat-tingkat kegiatan yang berbeda. Idealnya, anggaran fleksibel disusun sesudah kita
memiliki analisa terperinci tantang bagaimana setiap biaya dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan kegiatan.
Anggaran fleksibel disusun berdasarkan kepada pola prilaku biaya, dimana biaya
terlebih dahulu dipisahkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Biaya tetap
Biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak
terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi
tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Contoh , biaya sewa
gedung, gaji pegawai.

b. Biaya Variabel.
Biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar
volume penjualan anda, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Kalau
contoh yang gampang, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan
sebuah produk adalah biaya variabel.
Anggaran ini disebut fleksibel karena dapat disesuaikan dengan volume kegiatan
sebenarnya terjadi, sehingga dalam pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan lebih
tetap dan akurat. Anggaran ini mengaitkan volume aktivitas dengan jumlah rupiah yang
dianggarkan. Bermanfaat terutama dalam menaksir dan mengendalikan biaya pabrik dan
beban operasi.
Sebuah anggaran yang fleksibel dapat membantu manajer untuk membuat
perbandingan lebih valid. Hal ini dirancang untuk menunjukkan pendapatan yang
diharapkan dan pengeluaran diizinkan untuk jumlah aktual unit yang diproduksi dan
dijual. Anggaran Fleksibel membandingkan dengan pengeluaran aktual dan pendapatan
adalah mungkin untuk membedakan efisiensi asli.
Anggaran yang dibuat sebelum awal suatu periode adalah anggaran induk;
anggaran tersebut menjelaskan harapan-harapan dan merupakan cetak biru (blueprint)
dari operasi untuk periode yang akan datang. Anggaran tersebut merupakan anggaran
tetap (stutic budget) karena dibuat hanya untuk tingkat output tertentu. Anggaran induk
berfungsi sebagai panduan penting, bahan perbandingan, atau tolak ukur (benchmark)
dalam mengawasi dan mengendalikan operasi serta untuk evaluasi kerja.
Namun, kondisi operasi jarang berubah menjadi seperti yang diharapkan atau
yang diprediksi ketika anggaran tersebut dibuat. Ketika output yang dihasilkan berbeda
dari output yang dianggarkan, atau kondisi operasi aktual menyimpang dari yang
dianggarkan akibat faktor-faktor di luar kendali perusahaan, perusahaan perlu
menyatukan perubahan-perubahan ini dan merevisi anggaran induk sebelum
menentukan efisiensi operasi.
Sebelum anggaran fleksibel dapat dihasilkan, manajer harus mengidentifikasi
biaya tetap dan yang variable. Pengeluaran diperbolehkan pada biaya variabel kemudian
dapat meningkat atau menurun sebagai tingkat perubahan aktivitas. "Biaya tetap" adalah
biaya-biaya yang tidak akan menambah atau mengurangi rentang aktivitas tertentu.
Sebuah anggaran yang fleksibel diharapkan menunjukkan pendapatan dan biaya untuk
berbagai tingkat produksi atau aktivitas penjualan. Ini jauh lebih berguna daripada statis
anggaran , yang tetap pada jumlah tunggal aktivitas perusahaan diasumsikan, yang
kemungkinan akan menyimpang jauh dari aktivitas yang sebenarnya selama periode
anggaran.
Sebaliknya, sebuah perusahaan dengan menggunakan anggaran fleksibel dapat
membandingkan hasilnya dengan model yang relevan sepanjang masa anggaran. Sebuah
anggaran fleksibel ini juga berguna untuk perencanaan selama periode lebih lama dari
siklus anggaran, karena mudah untuk model skenario yang berbeda dan melihat
bagaimana mereka mempengaruhi pendapatan dan keuntungan tingkat.
Anggaran fleksibel (flexible budgeti) merupakan anggaran yang meyesuaikan
pendapatan dan beban dengan jumlah output aktual yang dicapai.
Aktivitas penyesuaian anggaran melibatkan 2(dua) asumsi penting tentang
perilaku biaya :
· Total Biaya Variable berubah dalam tingkat proporsi langsung dengan
perubahan aktivitasnya,
· Biaya Tetap tidak beruban sepanjang dalam cakupan aktivitas tertentu.
Disamping itu pula terdapat sekurang-kurangnya ada 3(tiga) faktor penting
dalam seleksi basis aktivitas untuk Anggaran Fleksibel :
· Basis aktivitas dan Overhead variable seharusnya berkorelasi.
· Aktivitas seharusnya tidak dinyatakan dalam mata uang dollar atau mata
uang lain. Contoh, Baiaya Tenaga Kerja Langsung biasanya adalah pilihan terburuk dari
sebuah basis aktivitas karena perubahan dalam tingkat upah tidak menghasilkan
perubahan proporsional di dalam Overhead.
· Basis aktivitas harus sederhana dan mudah dimengerti.

Anggaran fleksibel sangat bermanfaat baik sebelum maupun sesudah priode


bersangkutan tertentu. Anggaran fleksibel ini dapat memebantu manager mencoba
memilih tingkat volume untuk tujuan perencanaan. Dapat juga membantu pada akhir
priode ketika manager mencoba menganalisis hasil yang sesungguhnya.
 Tahap-tahap penyusunan Anggaran fleksibel

· Menentukan kisaran relevan atas aktivitas yg diharapkan berfluktuasi


masa periode yang akan datang.
· Menganalisis biaya pada relevant range dalam elemen variabel,tetap dan
semi variabel..
· Memisahkan biaya berdasarkan perilakunya dan menetupan tarif untuk
biaya, tetap , variabel dan semi variabel.
· Menggunakan tarif untuk bagian variabel dari biaya, menyusun sebagai
budget yg memperlihatkan biaya-biaya apa yg akan dikeluarkan pada berbagai titik
operasi pada semua relevant range.
· Melakukan analisis Varians khusus Overhead dan Factory Overhead atas
Biaya Variabel dan Biaya Variabel untuk mengukur kinerja perusahaan .
Varians anggaran tetap dapat dipecah kedalam dua kategori utama yaitu
1. Varians Volume penjualan
Perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel dan jumlah anggaran tetap. Harga
jual dan variabel per ubit adalah tetap.
2. Varians Aggaran Fleksibel
Perbedaan antara jumlah sesungguhnya dengan jumlah anggarn fleksibel untuk
keluaran sesungguhnya tercapai.
BAB 3
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Anggaran komprehensif merupakan suatu penyusunan catatan anggaran


perusahaan secara keseluruhan atau menyeluruh. Anggaran komprehensif memberikan
beberapa manfaat seperti adanya pendekatan secara sistematis terhadap kebijaksanaan
manajemen, serta mempermudah diadakannya evaluasi tujuan akhir perusahaan secara
kuantitatif. Dengan menyusun anggaran komprehensif juga membantu fungsi
pengawasan menjadi lebih dinamis terhadap pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan
manajemen.
Dalam penyusunan suatu anggaran komprehensif tedapat dua syarat manajerial
yaitu syarat yang pertama adalah Manajer telah menentukan pokok-pokok kebijakan
(rencana) jangka panjang, syarat yang kedua manajer telah menetapkan pentahapan
realisasi rencana jangka panjang kedalam rencana jangka pendek secara
berkesinambungan.
Terdapa dua komponen dalam anggaran komprehensif yaitu rencana substantif
(meliputi tujuan umum perusahaan, sasaran khusus perusahaan, strategi perusahaan dan
instruksi perencanaan manajemen eksekutif) dan rencana keuangan (meliputi anggaran
operasional dan anggaran keuangan).

B.    KRITIK DAN SARAN

Demikianlah isi pembahasan dari makalah ini,  namun sebagai manusia yang


tidak sempurna kami menyadari bahwa ada banyak kesalahan-kesalahan serta
kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya baik dari segi isi, pengetikan, dan
kesalahan-kesalahan lain yang terjadi, untuk itu kiranya bisa dimaklumi.
Namun demikian, segala masukkan, tanggapan, saran serta kritikkan yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikkan dimasa depan. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, PNGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan


Anggaran, (Jakarta:Erlangga,2009).

http://bagus-ahmad.blogspot.co.id/2016/01/penganggaran-anggaran-komprehensif.html
https://books.google.co.id/books?
id=8_dGZ7w3nsgC&pg=PA36&dq=anggaran+komprehensif&hl=id&sa=X&redi
r_esc=y#v=onepage&q=anggaran%20komprehensif&f=false
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/pengertian-definisi-manfaat-
tujuan-anggaran/anggaran-komprehensif-parsialal
Charles T dkk, akuntansi biyaya pendekatan marjinal,( Jakarta: Erlangga, 2006)
Marianus sinaga, Cost Acounting, a manajemen emphasis, 6th edition,(Jakarta:
Erlangga,1996)
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2013/03/penganggaran.html.
http://anakfoseiunhas.blogspot.com/2013/10/anggaran-fleksibel-akuntansi-
manajemen.html
http://rahmisetyautamy9.blogspot.com/2013/03/definisi-dan-contoh-biaya-tetap.html.
http://khadijahmuin.blogspot.com/2013/12/anggaran-fleksibel-varian-biaya.html.
http://d-ekatnadi.blogspot.com/2010/09/makalahresume-flexible-budget.html

Anda mungkin juga menyukai