Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

BUDGETING

“BUDGET UPAH TENAGA KERJA “

Dosen pengampu :

RINI ELFINA

Disusun oleh

Ade Karlina Sevilla Lokollo (201061201234)


Anatasya abjani (201061201244)
Herlinda novita sari (201061201031)
Sabila aprilia (201061201250)
Nur asmi hasanah (201061201038)
Lestiantika (201061201245)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS IBNU SINA BATAM

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “budget upah tenanga kerja ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Dosen kita ibu Rini elfina pada mata kuliah Budgeting .

Kami sebagai kelompok 3 mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rini elfina selaku
dosen mata kuliah Budgeting yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah

10 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ····························································· 2


DAFTAR ISI········································································· 3

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ······································· 4
1.2 Perumusan Masalah ································· 5
1.3 Tujuan Penelitian ···································· 5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Tenaga Kerja ····························· 6
2.2 Ruang Lingkup Anggaran Tenaga Kerja ········· 7
2.3 Hubungan Manajemen Dengan Anggara Tenaga
Kerja ·················································· 10
2.4 Langkah-langkah Dalam Menyusun Anggaran
Tenaga Kerja ········································ 10
2.5 Perhitungan Standar Tenaga Kerja Dan Tenga
Kerja Langsung ······································ 12
2.6 Sistem Upah ·········································· 12
2.7 Fungsi Pengawasan dan Perencanaan Dari
Anggaran Tenaga Kerja ···························· 16
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ··········································· 17
3.2 Saran ··················································· 17

DAFTAR PUSTAKA ···························································· 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Tujuan penetapan upah minimum adalah untuk meningkatkan taraf hidup pekerja
sesuai dengan kebutuhan hidupnya, oleh karena itu penetapan upah minimum
didasarkan atas Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Pada kenyataannya upah yang diterima oleh tenaga kerja di sebagian besar
provinsi adalah lebih rendah bila dibandingkan dengan Kebutuhan Hidup Layak.
Kenaikan harga akan berakibat pada kenaikan Kebutuhan Hidup Layak dan
selanjutnya akan meningkatkan upah minimum. Dilihat dari sisi perusahaan, upah
adalah biaya, yang selanjutnya akan dibebankan kepada konsumen melalui harga.
UMP biasanya digunakan sebagai acuan untuk menetapkan upah pekerja di sektor
formal, oleh karena itu kenaikan UMP yang lebih tinggi daripada produktivitas
pekerja akan merugikan perusahaan karena dapat menaikkan biaya produksi. Biaya
produksi yang tinggi berarti harga output menjadi tidak bersaing, dan pada
gilirannya perusahaan akan mengurangi outputnya. Penurunan output selanjutnya
akan menurunkan penggunaan faktor produksi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja
yang berpendidikan rendah.
Pemberian upah yang adil dan setimpal akan memicu kinerja yang dilakukan
oleh buruh, mereka akan bersemangat ketika upah seimbang dengan apa yang sudah
mereka kerjakan. Upah yang seimbang akan memotivasi pekerja untuk lebih
maksimal bekerja di perusahaan tersebut pastinya mempunyai pengaruh juga bagi
pendapatan perusahaan. Pemberian upah berguna untuk output dan efisien,
perusahaan harus menyadari akan berbagai kesulitan yang timbul dari sistem
pengupahan intensif.

4
2.1 Rumusan Masalah

1. Apa itu Anggaran Tenaga Kerja ?


2. Apa Saja Ruang Lingkup Anggaran Tenaga Kerja?
3. Hubungan Manajemen dengan Anggaran Tenaga Kerja
4. Bagaimana Langkah-langkah Menyusun Anggaran Tenaga Kerja?
5. Bagaimana Sistem Upah dalam Anggaran Tenaga Kerja?

3.1 Tujuan Masalah

1. Memahami ruang lingkup anggaran tenaga kerja


2. Memahami menyusun anggaran tenga kerja

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Tenaga Kerja

Pada sebagian perusahaan, biaya tenaga kerja lebih besar dari semua biayalainnya
bersama-sama. Bahkan bila tidak demikian, perencanaan yang efektif dan pengendalian
yang sistematis biaya tenaga kerja tetap penting. Perencanaan dan pengendalian biaya
tenaga kerja mencakup bidang persoalan yang penting danberbelit-belit:
1) Kebutuhan personalia
2) Penerimaan
3) Pelatihan
4) Uraian dan evaluasi pekerjaan
5) Pengukuran unjuk kerja
6) Perundingan perburuhan
7) Administrasi upah dan gaji

Setiap persoalan ini dapat menonjol dalam berbagai keadaan. Program perencanaan
dan pengendalian laba terpadu harus memasukkan pendekatan yangtepat untuk
dipergunakan dalam setiap bidang persoalan. Program perencanaan dan pengendalian
laba terpadu tidak dapat memecahkan persoalan personalia khusus, tetapi dapat
mengarahkan pertimbangan yang cermat padanya dan membantu menempatkannya
dalam perspektif. Perencanaan yang efektif dan pengendalian biaya tenaga kerja dalam
jangka panjang dan jangka pendek akan menguntungkan baik perusahaan maupun
karyawannya. Biaya tenaga kerja meliputi semua pengeluaran yang dilakukan untuk
kepentingan karyawan: manajemen puncak, personalia manajemen tingkat menengah,
pejabat staf, supervisor, karyawan terampil dan tidak terampil. Untuk merencanakan dan
mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, berbagai jenis biaya tenagakerja yang
berlainan harus diperhitungkan tersendiri.

Tenaga kerja biasanya diklasifikasikan sebagai langsung atau tidak langsung. Biaya
tenaga kerja langsung meliputi upah yang dibayarkan pada karyawan yanglangsung
bekerja dalam produksi langsung. Seperti halnya biaya bahan langsung, biaya tenaga
kerja yang secara langsung dapat dilacak pada produksi tertentu dinamakan biaya
langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung mencakup semua biaya tenaga kerja

6
lainnya, seperti gaji supervisor dan upah yang dibayarkan pada pembuat peralatan,
petugas perbaikan, penjaga gudang, dan tenaga gudang lainnya. Biaya bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung sering disebut bersama-sama sebagai biaya utama
suatu produk (prime cost of product).

Budget tenaga kerja langsung meliputi kebutuhan tenaga kerja langsung dan
direncanakan yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produksi yang
direncanakan dalam budget produksi. Walaupun sebagian perusahaan membuat budget
tenaga kerja yang mencakup baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung,
biasanya lebih disenangi membuat budget tenaga kerja langsung yang terpisah dan
memasukkan tenaga kerja tidak langsung dalam budget overhead pabrik.

Prosedur ini sejalan dengan perlakukan akuntansi biaya pada umumnya atas biaya
tenaga kerja tidak langsung sebagai komponen overhead pabrik. Juga, upah lembur yang
berkaitan dengan tenaga kerja langsung harus dibudgetkan sebagai biaya tersendiri.

Alasan utama penggunaan budget tenaga kerja langsung yang tersendiri adalah untuk
memberikan data perencanaan tentang jumlah tenaga kerja langsung yang diperlukan,
jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja setiapunit produk, dan
kebutuhan arus kas. Tujuan lainnya pembuatan budget tenaga kerja langsung adalah
untuk membuat dasar untuk mengendalikan tenaga kerja langsung.

Tanggung jawab untuk membuat budget tenaga kerja langsung harus diserahkan pada
eksekutif yang bertanggung jawab atas fungsi produksi. Departemen personalia dan
akuntansi memberikan bantuan dan informasi tambahan. Bila budget tenaga kerja
langsung diselesaikan oleh manajer produksi, selanjutnya diberikan pada manajer budget
untuk diteliti dan selanjutnya diserahkan pada komite eksekutif. Bila budget tenaga kerja
langsung disetujui secara tentatif, maka budget tersebut menjadi bagian dari rencana
laba. Budget tenaga kerja langsung dapat disajikan dalam beberapa cara. Budget
tersendiri biasanya dibuat untuk jam dan biaya tenaga kerja langsung.

2.2 Ruang Lingkup Anggaran Tenaga Kerja

Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun,
yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan
anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan.Tenaga kerja (karyawan) menurut

7
manajemen sumber daya manusia adalah aset perusahaan yang harus dilindungi dan
disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan.
Tenaga kerja yang bekerja dipabrik dikelompokkan menjadi dua yakni:
1) Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi
manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas-tugas bahwa bertalian dengan
perakitan atau ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan.
Adapun Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja
langsung yaitu:
a. Rencana Produksi
b. Bagian/Departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi
c. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit
produk
d. Sistem upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit,atau dengan
insentif interval)
Sifat-sifat Tenaga Kerja Langsung :
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.
c. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam
penentuan harga pokok).

2) Tenaga Kerja Tidak Langsung


Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja penunjangkarena
sumbangannya kepada proses produksi itu tidak termasuk benar-benar menghasilkan
produk-produk hanya terkurung konsistensi operasiserta kontribusinya pada proses-
proses produksi tidak termasuk benar-benarmenghasilkan produk serta biayanya
dikaitkan pada biaya overhead pabrik.
Sifat-sifat Tenaga Kerja Tidak Langsung yaitu:

8
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungansecara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi
fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya yangmengalami perubahan tetapi
tidak secara sebanding dengan perubahantingkat kegiatan produksi.
c. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalampabrik, tetapi
dapat diluar pabrik.

Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah yaitu


hanyamerencanakan unsur tenaga kerja langsung dan harus disusun sebelumnyaseperti
halnya anggaran produksi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalamperencanaan
tenaga kerja antara lain:

1. Kebutuhan tenaga kerja


2. Pencarian atau penairkan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kewrja
6. Pengawasan tenaga kerja

Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga
kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus, seperti tenaga teknis
dan manajerial harus diperoleh khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan
menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap ada juga
yang melalui kaderisasi seperti dengan penawaran beasiswa yang terikat. Karena itu
biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja itu digunakan,
akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.

Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara seperti ujian tertulis atau
lisan, psychotest. Semuanya ini bukan bertujuan untuk mencariorang-orang yang
berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocokdan mempunyai potensi
untuk berkembang. Tenaga kerja yang berpengalamanselain mahal juga ada
kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justrutidak sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Kesalahan para pemimpin dalam haltenaga kerja akan mengakibatkan

9
pengaruh terhadap harga barang yangdihasilkan, sehingga berpengaruh terhadap posisi
perusahaan dalam persaingan

2.3 Hubungan Manajemen Dengan Anggaran Tenaga Kerja

Dengan membuat anggaran seorang manajer dapat membuat perencanaan dan dapat
melakukan pengendalian kegiatan dengan demikian anggaran berhubungan erat dengan
manajemen, karena di dalam proses manajemen berkaitan dengan unsur-unsur lain
seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan (staffing),
menciptakan kerjasama dan koordinasi antar bagian (leading), pengendalian
(controlling).

Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah dalam membantu
manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus mengambil keputusan-
keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau
jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih atau menyeleksi langganan, menentukan
tingkat harga, metode-metode produksi, metoda-metoda distribusi, termin penjualan.

Dalam kaitan dan hubungan antara anggaran dan manajemen yang sangat erat dalam
hal penyusunan perencanaan. Dalam hal ini anggaran bermanfaat untuk membantu
manajemen meneliti, mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan
yang akan dilakukan. Dengan kala lain, sebelum merencanakan kegiatan manajer
mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan
membuat rencana-rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas-
fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, pengembangan produk clan lain
sebagainya.

2.4 Langkah-Langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja

Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua levelmanajer yang


terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antaralain :
1. Menyusun pedoman penyusunan anggaran

10
2. Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiapseksi, bagian
atau divisi.
3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan
4. Menyetujui anggaran

Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebihdahulu dasar satuan
utama yang digunakan untuk menghitungnya. Manningtable merupakan daftar
kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.

Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jamburuh langsung
(Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost ). Dalam
persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu membuat manning table. Ini disusun
sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian perkiraan ini dapat
dilakukan dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan
pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat
kegiatan perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing
jenis barang yang dihasilkan atau masing-masing bagian tempat mereka bekerja. Jam
buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara,diantaranya dengan analisa
gerak dan waktu.

Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam


rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu
perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam
rangka proses produksi. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan
diperoleh waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu,
yang dinyatakan dengan DLH / Direct Labor Hour.

Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang,kemudian


dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate )untuk tahun anggaran
yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per
jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk

11
membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang
diperlukan.

2.5 Perhitungan Standar Tenaga kerja dan Tenaga Kerja Langsung

Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur rencana tahunan.
Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan jam kerja langsung menurut
tanggung jawab, menurut waktu dan produk. Biayakerja langsung sehari-hari terlepas
dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja
yang realistis untuk banyak aktivitas laporan ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya
dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu

Perhitungan standar kerja langsung pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan
erat dengan rencana labatahunan, karena merupakan biaya yang paling besar jika
dibanding dengan biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja harus dikembangkan menurut
jam kerjadan biaya langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan
menurut periode antara hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk.

2.6 Sistem Upah

Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu danupah menurut
kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikankepada pekerja menurut
waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebutdilakukan secara harian, mingguan
maupun bulanan. Sedangkan upah menurutkesatuan hasil yaitu upah yang diberikan
kepada para pekerja menurut prestasiyang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara
lain:
1. Sistem upah harian
Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari
kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standar dan oleh karena
sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara menentukan Jam Kerja
Tenaga Langsung (JKTL):

12
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan,pekerjaan
berdasarkan data tahun lalu.
b. Mencoba menjalankan operasi di bawah keadaan normal yangdiharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.
d. Mengadakan taksiran yang wajar.
e. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerjayang tidak
dapat dihindari dan factor kelelahan.

Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya dengan
analisa gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.

Contoh:

Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3
tingkatan yakni golongan I, II dan III. Upah per jam buruh langsung masing-masing
golongan adalah sebagai berikut:

Golongan I = Rp150/ orang/ DLH

II = Rp200/ orang/ DLH

III = Rp250/ orang/ DLH

Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I 50 orang, Golongan II 20 orang


dan Golongan III 5 orang, dengan jumlah 75 orang. Setelah dihitung jam buruh
langsung untuk masing-masing jenis barang,kemudian dibuat perkiraan tentang
tingkat upah rata-rata (average wagerate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan.
Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung
adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga
kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.Tingkat
upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (per orang per DLH) dapat
dihitung sebagai berikut:

Golongan Tingkat upah Jumlah Jumlah Jumlah


Per jam (Rp) (orang) (DLH) (Rp)
I 150 50 100 750.000
II 200 20 400.000

13
III 250 5 125.000
75 100 1.275.000
Tingkat upah rata-rata = total upah/ (total pekerja*DLH)

= 1.275.000/ (75*100)

= Rp.170/DLH.

2. Sistem upah perpotong


Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi
karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Upah yang
besarnya berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan tarif upahnya.

Contoh:
PT Unpam 552 mempunyai 3 bagian produksi, yaknibagian I, II dan III. Ada dua
macam barang yang di produksi, yakni X danbarang X diproduksi melalui ketiga
bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan II saja.
Rencana jam buruh per unit barang adalah:
DLH per unit
barang
Bagian X Y
I 0.4 0.2
II 0.2 -
II 0.4 0.2

Rencana tingkat upah rata-rata adalah


Bagian Tingkat
upah/ DLH
I Rp.20
II Rp.15
III Rp.10

Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut:


Bulan/ Barang

14
Kuartal X Y
Januari 70.000 34.000
Februari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
Produksi PT Unpam 522 menyusun 2 sub anggaran tenaga kerja, yakni:
1. Anggaran yang khusus merencanakan biaya tenaga kerja langsung.
2. Anggaran yang merencanakan jam buruh langsung (DLH) saja.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung:


a. Jumlah barang yang diproduksi, yang dilihat dari anggaran produksi.
b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unitbarang.
c. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal)
Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT Unpam 552 untuk tahun 2003adalah:

15
3. Sistem upah bonus
Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian di dalam
memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas minimum
karyawan menerima tambahan kompensasi. Biaya tenaga kerja langsung hanya
menyangkut perkalian satuan dengan yang lainnya. Suatu pendekatan yang kurang
cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara upah yang dibayarkan dengan
jam kerja langsung yang dikerjakan didepartemen produksi.
Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah
berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata
yang didasarkan pada pada historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang
akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam
yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.

2.7 Fungsi Pengawasan dan Perencanaan dari Anggaran Tenaga Kerja

Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik
terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Penyusunan secara baik dari Anggaran Tenaga Kerja dapat
mendatangkan beberapa manfaat bagi perusahaan, seperti:
1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.
2. Pengeluaran/ biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien.
3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.
Fungsi atau keuntungan lain dari perencanaan anggaran:
1. Hasil analisis internal data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatandan
kelemahan kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa
mendatang.
2. Analisis eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya,
kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerjadi masa mendatang.
3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan.
4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, divisi dari suatu perusahaan.

16
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Biaya tenaga kerja meliputi semua pengeluaran yang dilakukan untukkepentingan


karyawan: manajemen puncak, personalia manajemen tingkat menengah,pejabat staf,
supervisor, karyawan terampil dan tidak terampil. Untuk merencanakan dan
mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, berbagai jenis biaya tenagakerja yang
berlainan harus diperhitungkan tersendiri.

Tenaga kerja biasanya diklasifikasikan sebagai langsung atau tidak langsung.Biaya


tenaga kerja langsung meliputi upah yang dibayarkan pada karyawan yanglangsung
bekerja dalam produksi langsung. Seperti halnya biaya bahan langsung,biaya tenaga
kerja yang secara langsung dapat dilacak pada produksi tertentudinamakan biaya
langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung mencakup semua biayatenaga kerja lainnya,
seperti gaji supervisor dan upah yang dibayarkan pada pembuatperalatan, petugas
perbaikan, penjaga gudang, dan tenaga gudang lainnya.

Penggunaan budget tenaga kerja langsung adalah untuk memberikan data


perencanaan tentang jumlah tenaga kerja langsung yangdiperlukan, jumlah tenaga kerja
langsung yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja setiapunit produk, dan kebutuhan arus kas.
Tujuan lainnya pembuatan budget tenaga kerjalangsung adalah untuk membuat dasar
untuk mengendalikan tenaga kerja langsung.

3.2 Saran

1. Kegiatan bisnis di masa mendatang harus ditingkatkan kembali karena belum tentu
tepat atau belum tentu mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa datang sulit diprediksi
sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuatan anggaran.
3. Mengurangi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam
pelaksanaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-anggaran-tenaga-kerja-direct-labor-
cost-budget/13617
https://www.harmony.co.id/blog/bagaimana-cara-menyusun-anggaran-biaya-tenaga-
kerja-langsung-dalam-bisnis
https://adiraja-integrasi.com/produk-erp-indo/jenis-jenis-anggaran-anggaran-tenaga-kerja/

18

Anda mungkin juga menyukai