PENGANTAR:
Pada sebagian perusahaan, biaya tenaga kerja lebih besar dari semua biaya
lainnya bersama-sama. Bahkan bila tidak demikian, perencanaan yang efektif dan
pengendalian yang sistematis biaya tenaga kerja tetap penting. Perencanaan dan
pengendalian biaya tenaga kerja mencakup bidang persoalan yang penting dan
berbelit-belit:
1) Kebutuhan personalia
2) Penerimaan
3) Pelatihan
4) Uraian dan evaluasi pekerjaan
5) Pengukuran unjuk kerja
6) Perundingan perburuhan
7) Administrasi upah dan gaji
Setiap persoalan ini dapat menonjol dalam berbagai keadaan. Program
perencanaan dan pengendalian laba terpadu harus memasukkan pendekatan yang
tepat untuk dipergunakan dalam setiap bidang persoalan. Program perencanaan dan
pengendalian laba terpadu tidak dapat memecahkan persoalan personalia khusus,
tetapi dapat mengarahkan pertimbangan yang cermat padanya dan membantu
menempatkannya dalam perspektif. Perencanaan yang efektif dan pengendalian biaya
tenaga kerja dalam jangka panjang dan jangka pendek akan menguntungkan baik
perusahaan maupun karyawannya.
Biaya tenaga kerja meliputi semua pengeluaran yang dilakukan untuk
kepentingan karyawan: manajemen puncak, personalia manajemen tingkat menengah,
pejabat staf, supervisor, karyawan terampil dan tidak terampil. Untuk merencanakan
1
dan mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, berbagai jenis biaya tenaga
kerja yang berlainan harus diperhitungkan tersendiri.
Tenaga kerja biasanya diklasifikasikan sebagai langsung atau tidak langsung.
Biaya tenaga kerja langsung meliputi upah yang dibayarkan pada karyawan yang
langsung bekerja dalam produksi langsung. Seperti halnya biaya bahan langsung,
biaya tenaga kerja yang secara langsung dapat dilacak pada produksi tertentu
dinamakan biaya langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung mencakup semua biaya
tenaga kerja lainnya, seperti gaji supervisor dan upah yang dibayarkan pada pembuat
peralatan, petugas perbaikan, penjaga gudang, dan tenaga gudang lainnya. Biaya
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering disebut bersama-sama sebagai
biaya utama suatu produk (prime cost of product).
Budget tenaga kerja langsung meliputi kebutuhan tenaga kerja langsung dan
direncanakan yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produksi yang
direncanakan dalam budget produksi. Walaupun sebagian perusahaan membuat
budget tenaga kerja yang mencakup baik tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung, biasanya lebih disenangi membuat budget tenaga kerja langsung yang
terpisah dan memasukkan tenaga kerja tidak langsung dalam budget overhead pabrik.
Prosedur ini sejalan dengan perlakukan akuntansi biaya pada umumnya atas biaya
tenaga kerja tidak langsung sebagai komponen overhead pabrik. Juga, upah lembur
yang berkaitan dengan tenaga kerja langsung harus dibudgetkan sebagai biaya
tersendiri.
Alasan utama penggunaan budget tenaga kerja langsung yang tersendiri adalah
untuk memberikan data perencanaan tentang jumlah tenaga kerja langsung yang
diperlukan, jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja setiap
unit produk, dan kebutuhan arus kas. Tujuan lainnya pembuatan budget tenaga kerja
langsung adalah untuk membuat dasar untuk mengendalikan tenaga kerja langsung.
Tanggung jawab untuk membuat budget tenaga kerja langsung harus
diserahkan pada eksekutif yang bertanggung jawab atas fungsi produksi. Departemen
personalia dan akuntansi memberikan bantuan dan informasi tambahan. Bila budget
2
tenaga kerja langsung diselesaikan oleh manajer produksi, selanjutnya diberikan pada
manajer budget untuk diteliti dan selanjutnya diserahkan pada komite eksekutif. Bila
budget tenaga kerja langsung disetujui secara tentatif, maka budget tersebut menjadi
bagian dari rencana laba. Budget tenaga kerja langsung dapat disajikan dalam
beberapa cara. Budget tersendiri biasanya dibuat untuk jam dan biaya tenaga kerja
langsung.
TUJUAN PERKULIAHAN:
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
Memahami ruang lingkup anggaran tenaga kerja
Memahami menyusun anggaran tenga kerja
URAIAN MATERI:
1. Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi
manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas-tugas bahwa
3
bertalian dengan perakitan atau ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan
pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.
a. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja
langsung:
1) Rencana produksi
2) Bagian/ departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
variabel.
2. Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja penunjang
karena sumbangannya kepada proses produksi itu tidak termasuk benar-
benar menghasilkan produk-produk hanya terkurung konsistensi operasi
serta kontribusinya pada proses-proses produksi tidak termasuk benar-benar
menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik.
a. Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu:
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan
secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
4
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
yang semi fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya yang
mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding dengan perubahan
tingkat kegiatan produksi.
3. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam
pabrik, tetapi dapat diluar pabrik.
Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah yaitu hanya
merencanakan unsur tenaga kerja langsung dan harus disusun sebelumnya
seperti halnya anggaran produksi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan tenaga kerja antara lain:
1. Kebutuhan tenaga kerja
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara seperti ujian
5
tertulis atau lisan, psychotest. Semuanya ini bukan bertujuan untuk mencari
orang-orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok
dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang berpengalaman
selain mahal juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru
tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Kesalahan para pemimpin dalam hal
tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang
dihasilkan, sehingga berpengaruh terhadap posisi perusahaan dalam persaingan
4. Menyetujui anggaran.
6
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih
dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Manning
table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
7
tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi
jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan
jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.
3. Selisih waktu
Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba
tahunan, karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan
biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja
dan biaya langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan
menurut periode antara hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap
produk.
8
1.6. Beberapa Sistem Upah
Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan
upah menurut kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan
kepada pekerja menurut waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut
dilakukan secara harian, mingguan maupun bulanan. Sedangkan upah menurut
kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut prestasi
yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain:
1. Sistem upah harian
Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari
kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standar dan oleh
karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara
menentukan Jam Kerja Tenaga Langsung (JKTL):
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan,
pekerjaan berdasarkan data tahun lalu.
b. Mencoba menjalankan operasi di bawah keadaan normal yang
diharapkan.
Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya
dengan analisa gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.
9
Contoh:
= 1.275.000/ (75*100)
= Rp170/ DLH.
10
2. Sistem upah perpotong (per unit)
Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi
karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata.
Upah yang besarnya berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan
tarif upahnya. Contoh: PT Unpam 552 mempunyai 3 bagian produksi, yakni
bagian I, II dan III. Ada dua macam barang yang di produksi, yakni X dan
barang X diproduksi melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya
melalui bagian I dan II saja.
11
Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Bulan/ Barang
Kuartal
X Y
Januari 70.000 34.000
Pebruari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
12
Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT Unpam 552 untuk tahun 2003
adalah:
Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian di dalam
memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas
minimum karyawan menerima tambahan kompensasi. Biaya tenaga kerja
langsung hanya menyangkut perkalian satuan dengan yang lainnya. Suatu
pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis
antara upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di
departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan
kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu
13
dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada pada historis hanya
berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat
konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan
ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
2. Pengeluaran/ biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih
efisien.
14
4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, divisi dari suatu perusahaan.
1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum
tentu mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa datang sulit
diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuatan
anggaran.
3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun
dalam pelaksanaan.
15