Anda di halaman 1dari 15

DESKRIPSI MATERI

PERTEMUAN KE-11: ANGGARAN TENAGA KERJA


Mata Kuliah : Anggaran Perusahaan (Budgeting)
Dosen Pengampu: Ibram Pinondang Dalimunthe, S.E.Sy., M.M.

PENGANTAR:
Pada sebagian perusahaan, biaya tenaga kerja lebih besar dari semua biaya
lainnya bersama-sama. Bahkan bila tidak demikian, perencanaan yang efektif dan
pengendalian yang sistematis biaya tenaga kerja tetap penting. Perencanaan dan
pengendalian biaya tenaga kerja mencakup bidang persoalan yang penting dan
berbelit-belit:
1) Kebutuhan personalia
2) Penerimaan
3) Pelatihan
4) Uraian dan evaluasi pekerjaan
5) Pengukuran unjuk kerja
6) Perundingan perburuhan
7) Administrasi upah dan gaji
Setiap persoalan ini dapat menonjol dalam berbagai keadaan. Program
perencanaan dan pengendalian laba terpadu harus memasukkan pendekatan yang
tepat untuk dipergunakan dalam setiap bidang persoalan. Program perencanaan dan
pengendalian laba terpadu tidak dapat memecahkan persoalan personalia khusus,
tetapi dapat mengarahkan pertimbangan yang cermat padanya dan membantu
menempatkannya dalam perspektif. Perencanaan yang efektif dan pengendalian biaya
tenaga kerja dalam jangka panjang dan jangka pendek akan menguntungkan baik
perusahaan maupun karyawannya.
Biaya tenaga kerja meliputi semua pengeluaran yang dilakukan untuk
kepentingan karyawan: manajemen puncak, personalia manajemen tingkat menengah,
pejabat staf, supervisor, karyawan terampil dan tidak terampil. Untuk merencanakan

1
dan mengendalikan biaya tenaga kerja secara efektif, berbagai jenis biaya tenaga
kerja yang berlainan harus diperhitungkan tersendiri.
Tenaga kerja biasanya diklasifikasikan sebagai langsung atau tidak langsung.
Biaya tenaga kerja langsung meliputi upah yang dibayarkan pada karyawan yang
langsung bekerja dalam produksi langsung. Seperti halnya biaya bahan langsung,
biaya tenaga kerja yang secara langsung dapat dilacak pada produksi tertentu
dinamakan biaya langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung mencakup semua biaya
tenaga kerja lainnya, seperti gaji supervisor dan upah yang dibayarkan pada pembuat
peralatan, petugas perbaikan, penjaga gudang, dan tenaga gudang lainnya. Biaya
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering disebut bersama-sama sebagai
biaya utama suatu produk (prime cost of product).
Budget tenaga kerja langsung meliputi kebutuhan tenaga kerja langsung dan
direncanakan yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produksi yang
direncanakan dalam budget produksi. Walaupun sebagian perusahaan membuat
budget tenaga kerja yang mencakup baik tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung, biasanya lebih disenangi membuat budget tenaga kerja langsung yang
terpisah dan memasukkan tenaga kerja tidak langsung dalam budget overhead pabrik.
Prosedur ini sejalan dengan perlakukan akuntansi biaya pada umumnya atas biaya
tenaga kerja tidak langsung sebagai komponen overhead pabrik. Juga, upah lembur
yang berkaitan dengan tenaga kerja langsung harus dibudgetkan sebagai biaya
tersendiri.
Alasan utama penggunaan budget tenaga kerja langsung yang tersendiri adalah
untuk memberikan data perencanaan tentang jumlah tenaga kerja langsung yang
diperlukan, jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan, biaya tenaga kerja setiap
unit produk, dan kebutuhan arus kas. Tujuan lainnya pembuatan budget tenaga kerja
langsung adalah untuk membuat dasar untuk mengendalikan tenaga kerja langsung.
Tanggung jawab untuk membuat budget tenaga kerja langsung harus
diserahkan pada eksekutif yang bertanggung jawab atas fungsi produksi. Departemen
personalia dan akuntansi memberikan bantuan dan informasi tambahan. Bila budget

2
tenaga kerja langsung diselesaikan oleh manajer produksi, selanjutnya diberikan pada
manajer budget untuk diteliti dan selanjutnya diserahkan pada komite eksekutif. Bila
budget tenaga kerja langsung disetujui secara tentatif, maka budget tersebut menjadi
bagian dari rencana laba. Budget tenaga kerja langsung dapat disajikan dalam
beberapa cara. Budget tersendiri biasanya dibuat untuk jam dan biaya tenaga kerja
langsung.

TUJUAN PERKULIAHAN:
Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
 Memahami ruang lingkup anggaran tenaga kerja
 Memahami menyusun anggaran tenga kerja

URAIAN MATERI:

1.1. Ruang Lingkup Anggaran Tenaga Kerja

Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka


waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif
orang lain. Penyusunan anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan.
Tenaga kerja (karyawan) menurut manajemen sumber daya manusia adalah
aset perusahaan yang harus dilindungi dan disejahterakan hidupnya karena
mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan. Tenaga kerja yang
bekerja dipabrik dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Tenaga kerja langsung dan

2. Tenaga kerja tidak langsung.

1. Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung
berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi
manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas-tugas bahwa

3
bertalian dengan perakitan atau ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan
pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.
a. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja
langsung:
1) Rencana produksi
2) Bagian/ departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi

3) Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk


menghasilkan satu unit produk
4) Sistem upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit,
atau dengan insentif interval)
b. Sifat-sifat tenaga kerja langsung yaitu:

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
variabel.

3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga


kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk
akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).

2. Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja penunjang
karena sumbangannya kepada proses produksi itu tidak termasuk benar-
benar menghasilkan produk-produk hanya terkurung konsistensi operasi
serta kontribusinya pada proses-proses produksi tidak termasuk benar-benar
menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik.
a. Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu:

1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan
secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.

4
2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
yang semi fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya yang
mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding dengan perubahan
tingkat kegiatan produksi.
3. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam
pabrik, tetapi dapat diluar pabrik.
Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah yaitu hanya
merencanakan unsur tenaga kerja langsung dan harus disusun sebelumnya
seperti halnya anggaran produksi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan tenaga kerja antara lain:
1. Kebutuhan tenaga kerja

2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja

3. Latihan bagi tenaga kerja baru

4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja

5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja

6. Pengawasan tenaga kerja


Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan
mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang
pekerjaannya. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu
bidang khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial harus diperoleh khusus
pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan menyediakan perangsang
berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap ada juga yang melalui
kaderisasi seperti dengan penawaran beasiswa yang terikat. Karena itu biaya
tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja itu
digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.

Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara seperti ujian

5
tertulis atau lisan, psychotest. Semuanya ini bukan bertujuan untuk mencari
orang-orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok
dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang berpengalaman
selain mahal juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru
tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Kesalahan para pemimpin dalam hal
tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang
dihasilkan, sehingga berpengaruh terhadap posisi perusahaan dalam persaingan

1.2. Hubungan Manajemen Dengan Anggaran Tenaga Kerja

Dengan membuat anggaran seorang manajer dapat membuat perencanaan


dan dapat melakukan pengendalian kegiatan dengan demikian anggaran
berhubungan erat dengan manajemen, karena di dalam proses manajemen
berkaitan dengan unsur-unsur lain seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penataan (staffing), menciptakan kerjasama dan
koordinasi antar bagian (leading), pengendalian (controlling).

1.3. Langkah-langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja

Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level


manajer yang terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara
lain:
1. Menyusun pedoman penyusunan anggaran

2. Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap


seksi, bagian atau divisi.
3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan

4. Menyetujui anggaran.

6
Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih
dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Manning
table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.

2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat


kegiatan.

3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.


Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam
buruh langsung (Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct
Labor Cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu
membuat manning table. Ini disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-
masing kepala bagian perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan
judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman
pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan
perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing
jenis barang yang dihasilkan atau masing-masing bagian tempat mereka
bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara,
diantaranya dengan analisa gerak dan waktu.
Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang
dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan
analisa waktu yaitu perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap
gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi. Sebagai hasil
dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standar yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan
dengan DLH /Direct Labor Hour.
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang,
kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate)
untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari

7
tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi
jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan
jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.

1.4. Perhitungan Standar Tenaga Kerja

Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur


rencana tahunan. Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan jam
kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan produk. Biaya
kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak
perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak
aktivitas laporan ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan
setiap hari. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya

2. Jam standar untuk produksi sebenarnya

3. Selisih waktu

1.5. Perhitungan Standar Kerja Langsung

Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba
tahunan, karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan
biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja
dan biaya langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan
menurut periode antara hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap
produk.

8
1.6. Beberapa Sistem Upah

Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan
upah menurut kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan
kepada pekerja menurut waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut
dilakukan secara harian, mingguan maupun bulanan. Sedangkan upah menurut
kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut prestasi
yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain:
1. Sistem upah harian

2. Sistem upah perpotong

3. Sistem upah bonus

1. Sistem upah harian

Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari
kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standar dan oleh
karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara
menentukan Jam Kerja Tenaga Langsung (JKTL):
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan,
pekerjaan berdasarkan data tahun lalu.
b. Mencoba menjalankan operasi di bawah keadaan normal yang
diharapkan.

c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.

d. Mengadakan taksiran yang wajar.

e. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja


yang tidak dapat dihindari dan factor kelelahan.

Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya
dengan analisa gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.

9
Contoh:

Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan


menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II dan III. Upah per jam buruh
langsung masing-masing golongan adalah sebagai berikut:

Golongan I = Rp150/ orang/ DLH


II = Rp200/ orang/ DLH
III = Rp250/ orang/ DLH
Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I 50 orang, Golongan II
20 orang dan Golongan III 5 orang, dengan jumlah 75 orang
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang,
kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage
rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk
mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan
membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja
langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.
Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (per orang
per DLH) dapat dihitung sebagai berikut:
Tingkat upah Jumlah Jumlah Jumlah
Golongan
per jam (Rp) (orang) (DLH) (Rp)
I 150 50 100 750.0000
II 200 20 400.0000
III 250 5 125.0000
75 100 1.275.0000
Tingkat upah rata-rata = total upah/ (total pekerja*DLH)

= 1.275.000/ (75*100)

= Rp170/ DLH.

10
2. Sistem upah perpotong (per unit)

Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi
karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata.
Upah yang besarnya berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan
tarif upahnya. Contoh: PT Unpam 552 mempunyai 3 bagian produksi, yakni
bagian I, II dan III. Ada dua macam barang yang di produksi, yakni X dan
barang X diproduksi melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya
melalui bagian I dan II saja.

Rencana jam buruh per unit barang adalah:


DLH per unit
Bagian barang
X Y
I 0,4 0,2
II 0,2 -
III 0,4 0,2

Rencana tingkat upah rata-rata adalah:


Tingkat upah/
Bagian
DLH
I Rp20
II Rp15
III Rp10

11
Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

Bulan/ Barang
Kuartal
X Y
Januari 70.000 34.000
Pebruari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Kuartal II 240.000 140.000
Kuartal III 230.000 127.000
Kuartal IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000

Produksi PT Unpam 552 menyusun 2 sub anggaran tenaga kerja, yakni:

1. Anggaran yang khusus merencanakan biaya tenaga kerja langsung.


2. Anggaran yang merencanakan jam buruh langsung (DLH) saja.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung:
a. Jumlah barang yang diproduksi, yang dilihat dari anggaran produksi.
b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit
barang.
c. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).

12
Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT Unpam 552 untuk tahun 2003
adalah:

3. Sistem upah bonus

Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian di dalam
memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas
minimum karyawan menerima tambahan kompensasi. Biaya tenaga kerja
langsung hanya menyangkut perkalian satuan dengan yang lainnya. Suatu
pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis
antara upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di
departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan
kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu

13
dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada pada historis hanya
berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat
konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan
ditetapkan dengan tarif yang berbeda.

1.7. Fungsi Pengawasan dan Perencanaan dari Anggaran Tenaga Kerja

Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan


yang baik terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil
sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyusunan secara baik dari
Anggaran Tenaga Kerja dapat mendatangkan beberapa manfaat bagi
perusahaan, seperti:
1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.

2. Pengeluaran/ biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih
efisien.

3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.

4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.

Fungsi atau keuntungan lain dari perencanaan anggaran:

1. Hasil analisis internal data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan


dan kelemahan kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program
kerja di masa mendatang.

2. Analisis eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang


dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja
di masa mendatang.

3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan


keuangan.

14
4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, divisi dari suatu perusahaan.

Beberapa kelemahan dari perencanaan anggaran:

1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum
tentu mendekati kenyataan.
2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa datang sulit
diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuatan
anggaran.
3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun
dalam pelaksanaan.

15

Anda mungkin juga menyukai