Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGANGGARAN

ANGGARAN TENAGA KERJA

DOSEN:

NAMA KELOMPOPK:

1. Ermanda Dewi Febrianti (221011200337)

2. Gita Wira Astuti (221011200363)

3. Selvi maharani (221011200367)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PAMULANG

2024
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada setiap Perusahaan tentu ada tenaga kerjanya untuk melakukan semua aktifitas
produksinya. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu factor produksi yang utama dan
selalu ada dalam Perusahaan, meskipun pada Perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-
mesin. Mesin yang bekerja dalam Perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia,
meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis, dan untuk itu
Perusahaan mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keperluan buruh atau sebagai balas jasa
yang diterima tenaga kerja. Untuk membiayai tenaga kerja dan mengefisienkan waktu dan
biaya Perusahaan maka sudah seharusnya Perusahaan menghitung biaya tenaga kerja agar
tidak dalam proses produksinya optimal.
Biaya ini harus dihitung sebelum Perusahaan melakukan aktifitas produksinya dan
biaya seperti ini sering disebut dengan Anggaran tenaga kerja Perusahaan. Perhitungan
anggaran biaya Perusahaan ini sangat bermanfaat sekali bagi Perusahaan karena untuk
mengoptimalisasikan dari segi biaya yang dikeluarkan Perusahaan juga akan berdampak pada
segi harga jual ke pasaran.

B. Tujuan Pembahasan
Dalam menganalisis anggaran biaya tenaga kerja tidak terlepas dari tujuan-tujuan
yang mengawali tersusunnya makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui perbedaan antara tenaga kerja langsung dengan tenaga kerja tidak
langsung
2. Mengetahui manfaat perencanaan dan pengawasan dari anggaran tenaga kerja
3. Mengetahui perhitungan-perhitungan biaya tenaga kerja secara umum maupun
secara khusus.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tenaga Kerja


Anggaran merupakan proses proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu
satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satauan kuantitatif orang lain.
Penyusunan anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan (planning). Tenaga kerja
(karyawan) menurut manajemen sumber daya manusia adalah asset Perusahaan yang harus
dilindungi dan disejahterahkan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada
Perusahaan.
Anggaran tenaga kerja adalah suatu rencana anggaran yang merencanakan secara
terperinci tentang jumlah jam kerja karyawan dan tenaga kerja untuk satu periode maupun
priode yang akan datang.

B. Jenis-jenis tenaga kerja


Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan harga produk, maka biasanya
tenaga kerja dibedakan menjadi :
1. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja dipabrik yang secara
langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau
pada barang yang dihasilkan. Tenaga kerja langsung memiliki sifat:
 Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung
dengan Tingkat kegiatan produksi
 Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variable
 Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam
penentuan harga pokok). Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara
lain adalah para buruh pabrik yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi dari
bahan mentah sampai berbentuk barang jadi.
2. Tenaga kerja tidak langsung
tenaga kerja tidak langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak
terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya
overhead pabrik. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
 Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungkan secara
langsung dengan Tingkat kegiatan produksi
 Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi
variable. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tapi tidak secara
sebanding dengan perubahan Tingkat kegiatan produksi.
 Tempat kerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam pabrik, tetapi
dapat diluar pabrik.

Apabila tenaga kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang
dikeluarkan untuk mereka dikelompokkan dalam penganggaran biaya pabrik.

C. Manfaat Anggaran Tenaga Kerja


Anggaran tenaga kerja memiliki manfaat, antara lain:
a. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien
Secara struktual anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan.
Oleh karena itu, anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut
tanggung jawab, menurut waktu dan menurut produk.
b. Biaya tenaga kerja lebih efisien
Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang
diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanankan dalam
anggaran produk.
c. Harga pokok produk dapat dihitung dengan tepat
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari harga pokok
produk. Harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk. Oleh
karena itu, anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan dalam penghargaan pokok
produksi per unit. Penghargaan pokok per unit sanagt penting dalam penentuan harga
jual.
d. Alat pengawasan tenaga kerja
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak Perusahaan
mengembangkan standar-standar kerja realistis untuk banyak aktifitas. Standar ini
dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.

D. Factor-faktor yang mempengaruhi anggaran tenaga kerja


Didalam penyusunan anggaran tenaga kerja perlu diperhatikan factor-faktor yang
mempengaruhi anggaran tenaga kerja antara lain:
a. Kebutuhan tenaga kerja
Kebutuhan tenaga kerja merupakan rencana kebutuhan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan, rekrutmen tenaga kerja, penyeleksian tenaga kerja dan penempatan tenaga
kerja. Adapun tujuan dari merencanakan tenaga kerja adalah meneliti dan memperoleh
tenaga kerja yang dibutuhkan baik dari segi kuantitatif dan kualitatif.
b. Penarikan tenaga kerja
Untuk penarikan kebutuhan jumlah tenaga kerja ada beberapa Langkah perhitungan yaitu:
1. Analisis bahan kerja dan analisis Angkatan kerja
Untuk menjamin dan menetapkan sejumlah tenaga kerja, dapat digunakan analisis
bahan kerja (work load analysis) dan analisis Angkatan kerja (work force analysis).
2. Job analysis dan job disription
Untuk menjamin dan menetapkan jumlah tenaga kerja yang berkualitas, dapat
dilakukan perbandingan terhadap standar personalia.
3. Operasional
Langkah selanjutnya adalah bersifat operasional. Setelah seorang wirausahawan
menegtahui jumlah tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja .
c. Latihan tenaga kerja
Tenaga kerja yang sudah ditempatkan pada setiap departemen akan diberikanpelatihan
sebelum melaksanakan pekerjaannya. Pelatih memiliki manfaat yaitu: pekerja mengetahui
tugas yang harus dikerjakan, memberi tahapan proses kerja, dan mengurangi
ketidaktahuan pekerja baru.
d. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
Evaluasi pencapaian kerja yang telah dilakukan tenaga kerja perlu dilakukan sebagai
bahan pertimbangan dan Keputusan menegnai target dan hasil yang didapat untuk
pengukuran dimasa yang akan dating.
e. Gaji dan upah
Beberapa bentuk sistem pemberian gaji dan upah bagi para pekerja:
1. Upah harian
2. Upah mingguan
3. Upah bulanan
4. Upah bonus
5. Upah lembuuran
f. Pengawasan tenaga kerja
Pencapaian kerja yang dihasilkan tenaga kerja tetap harus mendapatkan pengawasan guna
menghindari kesalahan kerja, keselamatan kerja, dan lain-lain. Lebih penting lagi
pengawasan kerja dilakukan untuk menghindari kesalahan kerja yang mengakibatkan
ketidak sesuaian dengan anggaran yang telah ditetapkan.
E. Macam-macam tenaga kerja
1. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah suatu tenaga kerja yang telah mendapatkan Pendidikan
terlebih dahulu sebelum ia bekerja.
Contohnya: Guru, Dokter, Professor, Polisi dan sebagainya.
2. Tenaga kerja terampil/terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan khusus
dibidangnya masing-masing sebelum ia melakukan pekerjaan seperti melakukan krusus
atau sejenisnya.
Contohnya; Pilot, sopir, pemain sepak bola, dll
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang kasar karena hanya
mengandalkan kekuatan fisiknya dalam melakukan pekerjaan.
Contohnya; Buruh bangunan, kuli barang, pembantu rumah tangga, tukang becak, dll
F. Teknik perhitungan anggaran tenaga kerja
Didalam penyusunan anggaran tenaga kerja terlebih dahulu diterapkan biaya tenaga kerja
langsung standar per unit produk.
a. Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk
Biaya tenaga kerja langsung standar per unit produk terdiri dari jam tenaga kerjalangsung
dan tarif upah standar tenaga kerja langsung.
b. Jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai
Untuk Menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai diperlukan data
anggaran produk dan jam standar tenaga kerja langsung. Rumus yang digunakan dalam
Menyusun jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai adalah sebagai berikut:

JKSt = P x JSTKL

JKSt: jam kerja standar tenaga kerja langsung terpakai


P: Unit ekuivalen produk
JSTKL: Jam standar tenaga kerja langsung
c. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Rumus yang akan digunakan dalam Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
(BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut:

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP


Laporan pelaksanaan tenaga kerja langsung merupakan kelanjutan untuk bahan mentah

Contoh:
Data anggaran sebagai berikut:
Produski bulan febuari = 16.000 unit, dengan standar pemakaian tenaga kerja langsung =
2,5 jam per unit barang, tarif upah = Rp 100,00/jam.

Data realisasi sebagai berikut:


Produksi bulan febuari= 15.000 per unit yang menghabiskan 37.000jam tenaga kerja
langsung dan upah yang dibayarkan Rp. 4.070.000,00.

rencana disesuaikan realisasi Penyimpangan jumlah %


produksi 16.000 15.000 15.000
Standar 2.5 DLH 2.5 DLH 2,476 DLH 0.033 DLH 1%
pemakaian
tk
Jumlah 40.000 DLH 37.500 37.000 DLH +500 DLH 2%
DLH DLH
Upah /DLH Rp. 100,0 Rp. 100.00 Rp. 110.00 (Rp.10.00) 10%
Jumpal Rp 4000.000 Rp. Rp. 4.070.000 (Rp.320.000) 8%
upah 3.750.00

Laporan pelaksanaan dan analisis variansi untuk data diatas adalah sebagai berikut:
Analisis variansi:
Penyimpanan efisiensi= (JTKL standar – JTKL actual) x tarif standar
= (37.500-37.000) x RP. 100,00 = Rp. 50,000,00
Penyimpangan upah = (tarif standar-tarif actual) x JTKL actual
= (Rp. 100,00 – Rp. 110,00) x 37.000 = (Rp. 370.000.00)
Total variansi = Rp.50.000.00 + (Rp.370.000.00) = (Rp.320.000)

G. Sistem upah dan perencanaan Tingkat upah


Ada tiga sistem pembayaran yaitu:
1. Sistem upah menurut waktu;
Yang menentukan besar kecilnya upah yang akan dibayar kepada masing-masing tenaga
kerja, tergantung pada banyak sedikitnya waktu kerja mereka.
Keuntungan sistem upah menurut waktu:
 Para tenaga kerja tidak perlu terburu-buru di dalam menjalankan pekerjaan.
Karena banyak sedikitnya unit yang mampu mereka selesaikan tidak terpengaruh
pada besar kecilnya upah yang mereka terima. Dengan demikian kualitas barang
yang diproduksi akan dapat terjaga.
 Bagi para tenaga kerja yang kurang trampil, sistem upah ini dapat memberikan
ketenangan dalam bekerja. Karena walaupun mereka kurang bisa menyelesaikan
unit yang banyak, mereka akan tetap memperoleh upah yang sama dengan yang
diterima oleh tenaga kerja lain

Kerugian sistem upah menurut waktu;

 Para tenaga kerja yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena


kelebihan mereka tidak dapat dimanfaatkan untuk memperoleh upah yang
lebih besar dibandingkan para tenaga kerja yang kurang terampil, sehingga
tenaga kerja yang terampil kurang bersemangat dalam bekerja.
 Adanya kecenderungan para pekerja untuk bekerja lambat. Karena besar
kecilnya unit yang dihasilkan tidak berpengaruh pada besar kecilnya upah
yang mereka terima.
2. Sistem upah menurut unit hasil
Yang menentukan besar kecilnya upah yang diterima tenaga kerja, tergantung pada
banyaknya unit yang dihasilkan, semakin bnayk unit yang dihasilkan, semakin banyak
upah yang diterima
Keuntungan upah menurut unit hasil:
 Para tenaga kerja yang terampil akan mempunyai semangat kerja yang tinggi, dan
akan menunjukan kelebihan keterampilannya, karena besar kecilnya unit yang
dihasilkan akan menentukan besar kecilnya upah yang akan mereka terima.
Akibatnya produktifitas Perusahaan meningkat.
 Adanya kecenderungan pekerja untuk bekerja lebih semangat, agar memperoleh
upah yang lebih besar.

Kerugian upah menurut unit hasil yaitu;

 Para pekerja akan bekerja buru-buru, sehingga kualitas barang kurang terjaga.
 Para pekerja yang kurang terampil akan selalu memperoleh upah yang
rendah, akibatnya mereka kurang mempunyai semangat kerja.
3. Sistem upah dengan insentif
Yang menentukan besar kecilnya upah yang akan dibayar kepada masing-masing tenaga
kerja tergantung pada lamanya waktu bekerja. Jumlah unit yang dihasilkan ditambah
dengan insentif (tambahan upah) yang besar kecilnya didasarkan pada presntandi dan
keterampilan kerja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai