Anda di halaman 1dari 11

A.

Akuntansi untuk Tenaga Kerja Formatted: Font: 14 pt, Bold


Formatted: List Paragraph, Numbered + Level: 1 +
Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para pekerja Numbering Style: A, B, C, … + Start at: 1 + Alignment:
yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan Left + Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5"
untuk biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja langsung, atau untuk pembayaran yang
dinamakan “upah”. Hal ini penting untuk membedakan dengan istilah “gaji”.
Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja atau karyawan yang didasarkan pada
rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan melalui
rekening biaya tenaga kerja langsung, sedangkan gaji dibebankan melalui rekening biaya
overbead pabrik.
Akuntansi biaya tenaga kerja dimulai dengan pembayaran upah, diteruskan pada
distribusi upah tersebut pada “Job”, produk atau pusat biaya (departemen produksi). Di dalam
upah tersebut sudah termasuk pengurangan atau potongan terhadapnya seperti pajak
penghasilan, iuran ASTEK dan lain-lain. Demikian pula tambahan-tambahan terhadap upah
seperti lembur, tunjangan dan lain sebagainya.

Konsep Biaya Tenaga Kerja Formatted: Font: Bold

Pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja perusahaan pada dasarnya Formatted: Justified, Indent: First line: 0.5"
dikelompokkan dalam pengeluaran Gaji dan Upah. Istilah Gaji umumnya digunakan untuk
menyebutkan kompensasi yang dibayarkan secara regular dalam jumlah relative tetap, dan
biasanya dibayarkan kepada tenaga kerja yang memberikan jasa manajerial dan klerikal kepada
perusahaan. Sedangkan istilah Upah digunakan untuk kompensasi yang dibayarkan
berdasarkan jam kerja, hari kerja, atau berdasarkan unit produk atau jasa tertentu. Meskipun
demikian, kedua istilah tersebut sering dugunakan untuk maksud yang sama.
Istilah biaya tenaga kerja digunakan untuk pembayaran kompensasi kepada tenaga
kerja yang bekerja dalam fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi umum.
Biaya tenaga kerja pada fungsi produksi lebih lanjut diklasifikasikan ke dalam biaya tenaga
kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

a. Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja
yang secara langsung menangani proses proses pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai, sedangkan biaya tenega kerja tidak langsung adalah jumlah upah yang
dibayarkan kepada tenaga kerja yang tidak secara langsung menangani pengolahan
bahan.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung seperti halnya biaya bahan pembantu,
dikelompokkan sebagai komponen biaya overhead pabrik.
c. Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari
semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak
langsung. Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir
biaya.

Biaya tenaga kerja merupakan jumlah seluruh pembayaran kepada tenaga kerja produksi,
antara lain meliputi upah regular, upah lembur, intensif/bonus dan tunjangan-tunjangan. Di
samping itu, pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja tertentu dipotong dengan pajak
penghasilan karyawan, premi asuransi dan iuran tabungan hari tua.
a. Upah Reguler
Upah regular yang biasa diterima tenaga kerja dihitung berdasarkan waktu jam
kerja atau unit produksi dikalikan dengan tarif upah yang telah ditentukan. Waktu jam
kerja umumnya ditentukan dalam jam kerja / mesin atau hari kerja.

b. Upah Lembur
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja diluar jam kerja yang
telah ditetapkan. Alas an kerja lembur tersebut umumnya adalah untuk mengejar target
suatu pekerjaan. Perintah kerja lembur umumnya diberikan oleh pejabat yang
berwenang, dan biasanya tarif lembur ditetapkan lebih besar dari tarif jam kerja biasa.

c. Insentif atau Bonus


Insentif atau bonus diberikan kepada tenaga kerja yang telah bekerja pada
tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari yang ditargetkan. Di samping itu
pembayaran gaji dan upah kepada tenaga kerja dapat pula berupa tunjangan
kesejahteraan sosial tenaga kerja, antara lain tunjangan isteri-anak, tunjangan
transportasi, tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi kematian, dan
tabungan hari tua.
Gaji dan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi penjumlahan dari
gaji / upah, insentif, dan tunjangan dikurangi dengan potongan-potongan. Potongan
gaji dan upah umumnya antara lain berupa pajak penghasilan karyawan, premi asuransi
yang ditanggung tenaga kerja, iuran pensiun dan angsuran pinjaman karyawan.

Penggolongan Tenaga Kerja

Tenaga kerja dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok berikut.

1. Penggolongan Tenaga Kerja Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan.


Menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan penggolongan tenaga kerja
dapat dibedakan menjadi tiga bagian.
a) Tenaga Kerja Bagian Produksi
Tenaga Kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang secara langsung
atau tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi sehingga jasa yang
diberikan kepada tenaga kerja bagian produksi akan dimasukkan dalam unsur
harga pokok produksi sebagai biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung
(gaji tenaga kerja/pegawai yang berhubungan dengan pabrik).
b) Tenaga Kerja Bagian Pemasaran
Tenaga kerja bagian pemasaran adalah tenaga kerja yang berhubungan
dengan kegiatan distribusi/penjualan hasil produksi sehingga jasa yang
diberikan kepada tenaga kerja pemasaran tidak termasuk dalam unsur produksi
tetapi dimasukkan dalam unsur biaya penjualan.
c) Tenaga Kerja Bagian Umum dan Administrasi
Tenaga kerja bagian umum dan administrasi adalah tenaga kerja yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi dan umum yang ada di kantor
sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja atau pegawai bagian umum
administrasi termasuk dalam unsur biaya umum dan administrasi (biasanya
berupa gaji/upah pegawai bagian kantor).

2. Penggolongan tenaga Kerja Menurut Hubungan dengan Produk


Menurut hubungan dengan hasil produksi penggolongan tenaga kerja dapat
dibedakan menjadi dua bagian.
a) Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung
menangani proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi/produk jadi
dalam kegiatan produksi. Sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja
langsung dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung (biaya produksi
utama).
b) Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak
langsung mengenai pengolahan bahan tetapi membantu atas penyelesaian
produk dalam perusahaan sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja
tidak langsung dimasukkan ke dalam perkiraan biaya tenaga kerja tidak
langsung (sebagai biaya produksi tidak langsung/BOP).

3. Penggolongan Tenaga Kerja Menurut Pendidikan/Kemampuannya.


Menurut pendidikan atau kemampuan yang dimiliki tenaga kerja dibedakan
dapat dibedakan dalam tiga golongan.
a) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang untuk menduduki profesinya
karena adanya pendidikan secara formal, (biasanya sebagai tenaga ahli,
manajer, dan lain-lain).
b) Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang untuk menduduki profesinya
karena adanya latihan/keterampilan yang diperoleh dari pendidikan
nonformal(biasanya sebagai tenaga pelaksana.
c) Tenaga kerja tidak terdidik/tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak
mempunyai keahlian khusus biasanya sebagai tenaga kerja kasar dengan
diberi upah secara harian.

4. Penggolongan Biaya tenaga Kerja Menurut Kegiatan Departemen-departemen


Dalam Perusahaan.
Menurut kegiatan suatu departemen tenaga kerja dapat digolongkan pada
beberapa departemen sesuai dengan kegiatan yang ada pada perusahaan yang
bersangkutan baik pada departemen produksi maupun departemen nonproduksi.
Sehingga biaya tenaga kerja dapat dibedakan atas biaya tenaga departemen produksi
dan tenaga departemen nonproduksi
a) Biaya Tenaga Departemen Produksi
1) Tenaga kerja departemen pengolahan
2) Tenaga kerja departemen penelitian
3) Tenaga kerja departemen penyempurnaan
b) Biaya Tenaga Departemen NonProduksi
1) Biaya tenaga kerja bagian personal (gaji karyawan kantor)
2) Biaya tenaga kerja bagian akuntansi (gaji manajer kantor)
3) Biaya tenaga kerja bagian kantor(gaji sekretaris)

Akuntansi biaya tenaga kerja pada dasarnya dikelompokkan pada tiga hal, yaitu
pencatatan dan perhitungan waktu kerja, perhitungan jumlah biaya tenaga kerja, dan
pembebanan biaya tenaga kerja.

1. Pencatatan dan Perhitungan Waktu Kerja


Kegiatan pertama yang dilakukan dalam akuntansi tenaga kerja adalah
mencatat waktu kerja. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh bagian personalia
dengan dibuatkan kartu jam hadir bulanan atau dapat pula didasarkan pada satuan
produk yang dihasilkan pekerja yang bersangkutan.

Formatted: Font: Bold


2. Perhitungan Jumlah biaya tenaga kerja

Mencatat kewajiban penggajian

Menghitung total beban gaji yang masih harus dibayar merupakan akumulasi
dari biaya gaji tenaga kerja langsung, biaya gaji tenaga kerja tidak langsung, biaya
gaji untuk bagian umum dan administrasi serta biaya gaji untuk bagian penjualan
dan pemasaran.

Biaya-biaya tersebut dicatat dengan mendebet perkiraan ‘Payroll’ (beban gaji)


dan mengkredit perkiraan ‘Accrued Payroll’ (gaji yang masih harus dibayar). Jika
terdapat Pajak Penghasilan (PPh) terutang, maka dicatat dengan mengkredit
perkiraan ‘Tax Payable’ (hutang Pajak Penghasilan).

Jurnalnya:

Pembayaran gaji dicatat dengan mendebet perkiraan ‘Accrued Payroll’ dan


mengkredit perkiraan ‘Cash’.
Jurnalnya:

Mencatat pendistribusian beban gaji

Beban gaji untuk tenaga kerja langsung didebet ke perkiraan ‘Work In


Process’. Beban gaji untuk tenaga kerja tidak langsung didebet ke perkiraan ‘Factory
Overhead Control’. Beban gaji untuk bagian umum dan administrasi didebet ke
perkiraan ‘General and Administration Expense’. Beban gaji untuk bagian penjualan
dan pemasaran didebet ke perkiraan ‘Selling and Marketing Expense’ dan perkiraan
untuk bagian kredit adalah ‘Payroll’.

Jurnalnya:

Contoh soal:

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan per tanggal 25 Mei 2011,


diketahui total beban gaji yang harus dibayar pada tanggal 1 Juni 2011 adalah sebesar
Rp 9.000.000 dengan tarif PPh 21 sebesar 5%. Perincian gaji adalah sebagai berikut:
Contoh soal :
Misalkan perusahaan x hanya memperkerjakan 2 orang karyawan: Risa
Rimendi dan Eliona Sari. Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan april 20x1,
bagian pembuat daftar gaji dan upah pembuat daftar gaji dan upah untuk periode yang
bersangkutan.
Menurut kartu hadir, karyawan Risa Rimendi bekerja selama seminggu
sebanyak 40 jam, dengan upah per jam Rp 1000, sedangkan karyawan Eliona Sari
selama priode yang sama bekerja 40 jam dengan tarif upah Rp 750 per jam. Menurut
kartu jam kerja. penggunaan jam hadir masing-masing kayawan tersebut disajikan
dalam gambar berikut:

Penggunaan waktu kerja Risa rimendi Eliona sari Formatted: Centered, Indent: Left: 0", First line: 0"

Untuk pesanan #103 15 jam 20 jam Formatted: Centered, Indent: Left: 0", First line: 0"

Untuk pesanan #188 20 jam 10 jam Formatted: Centered, Indent: Left: 0", First line: 0"

Untuk menunggu persiapan 5 jam 10 jam Formatted: Centered, Indent: Left: 0", First line: 0"
pekerjaan

Total 40 jam 40 jam Formatted: Centered, Indent: Left: 0", First line: 0"
Formatted Table
Upah yang harus dibayar Rp 40.000 Rp 30.000 Formatted: Centered, Indent: Left: 0", First line: 0"

Distribusi biaya kerja tak langsung

Distribusi biaya tenaga kerja Risa Eliona sari Formatted: Centered


langsung rimendi Formatted Table

Dibebankan sebagai biaya tenaga Rp 15.000 15.000 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
kerja langsung Formatted: Centered
20.000 7.500
Pesanan # 103
5.000 7.000
Pesanan # 188
Dibebankan sebagai BOP

Jumlah upah minggu pertama bulan Rp 40.000 Rp 30.000 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
April 19x1 Formatted: Centered
PPh yg dipotong oleh perusahaan 15 6.000 4.500 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
% dari upah minggu pertama bulan Formatted: Centered
April 19x1

Jumlah upah bersih yg diterima Rp 34.000 Rp 25.500 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
karyawan Formatted: Centered

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

B. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt
Formatted: List Paragraph, Numbered + Level: 1 +
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi yang Numbering Style: A, B, C, … + Start at: 1 + Alignment:
tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu Left + Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5"
perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 14 pt,
semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) Bold
dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Formatted: Font: Italic

Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan
untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin
produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses
produksi.
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Formatted: Indent: First line: 0"

Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa Formatted: Font: Bold

menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita
akan lebih mudah dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai
anggaran biaya overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya overhead
pabrik dapat digolongkan ke dalam tiga kriteria, yakni: Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya Formatted: Font: Pattern: Clear (White)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
a. Biaya bahan penolong Bold
Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak Formatted: Font: Not Bold, Pattern: Clear (White)
menjadi bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
dibandingkan harga keseluruhan produk.
Formatted: Font: Not Bold, Pattern: Clear (White)
b. Biaya tenaga kerja tak langsung
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah
tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung Formatted: Font: Not Bold, Pattern: Clear (White)

kepada produk. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


c. Biaya reparasi dan pemeliharaan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik Italic
adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya. Italic
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume produksi.
Penggolongan biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi berdasarkan
perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya
overhead pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah
namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan
penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik
semivariabel akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya
variabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen.


Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen
lain yang dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya
dengan departemen-departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik
dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead
expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan
manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental
overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat
dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu memperhatikan
jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif yang dapat
perusahaan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk
pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai
akhir proses.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau
departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik
tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas
yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based
Costing (ABC).
Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus
dilakukan oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan
yang akan dilaksanakan di masa depan.
2. Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik
Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih
berdasarkan satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam
tenaga kerja langsung, jam mesin. Sementara itu faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pembebanan biaya overhead pabrik antara lain:
a. Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi
b. Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan
hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Contoh Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik terdiri dari bahan pembantu/tambahan, gaji, listrik, tagihan
telphone, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan, asuransi, penyusutan
kendaraan pabrik, penyusutan mesin-mesin, perlengkapan pabrik, serta penyusutan peralatan
pabrik.
Setiap macam jenis biaya dibuatkan rekening sendiri dalam buku besar. Dalam Formatted: Font: 12 pt
pencatatan pembelian biaya overhead pabrik dicatat pada buku pembelian dan Formatted: Font: 12 pt
pembayarannya dicatat dalam buku pengeluaran kas.
Pembebanan biaya overhead kedalam produksi dapat dilakukan dengan cara
membuat jurnal penutup atas rekening yang bersangkutan dan lawannya adalah ikhtisar Formatted: Font: 12 pt
beban pokok produksi. Formatted: Font: 12 pt

Misal : pada tahun 2017 biaya overhead pada pabrik PT. Surya Kencana yang
dibebankan kedalam produksi berjumlah Rp.450.000, maka ayat jurnal yang perlu dibuat
adalah sebagai berikut :
Jumlah pada kolom di atas sudah termasuk ayat jurnal penyesuaian. Pembayaran
hutang dilakukan atau dicatat pada buku pengeluaran kas. Sedangkan untuk biaya
penyusutan, ayat jurnalnya adalah sebagai berikut :

Pada neraca lajur perusahaan manufaktur ada sebuah rekening yang sebelumnya belum Formatted: Indent: First line: 0.5"
dibahas yakni, aktiva tidak berwujud. Yang dimaksud dengean aktiva tak berwujud adalah Formatted: Font: 12 pt
aktiva tetap yang tidak memiliki bentuk fisik.
Formatted: Font: 12 pt
Contohnya seperti hak paten dan goodwill. Aktiva tidak berwujud sama juga
dengan aktiva tetap, yakni sama-sama harus disusutkan. Penyusutan aktiva tetap atau yang Formatted: Font: 12 pt, Italic
sering disebut dengan istilah amortisasi. Amortisasi aktiva tak berwujud ini dimasukkan ke Formatted: Font: 12 pt
dalam biaya pabrik atau manufakturing cost, biaya penjualan dan biaya adm dan umum. Formatted: Font: 12 pt
Berikut ini adalah ayar juranalnya :
Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt
Formatted: Font: 12 pt

Latihan soal
1. Solutions Incorporated memproduksi pesanan No. 121 menggunakan $11.250 bahan
baku langsung dan $3.945 tenaga kerja langsung. Overhead dibebankan
menggunakan tarif yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 150% dari biaya tenaga
kerja langsung.
Diminta : Buatlah ayat jurnal, abaikan rincian buku pembantu, untuk mencatat
berikut ini :
1) Biaya pesanan no. 121
2) Transfer pesanan no, 121 ke barang jadi di gudang

2. PT. BIRU LAUT membebankan biaya overhead pada produk dengan tarif yang telah
ditentukan di muka. Berikut ini budget dan realisasi dari biaya overhead pabrik dalam
tahun 1997.
Diminta :

1) Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan.
2) Hitung Tarif BOP Tetap maupun Variabel berdasarkan :
a. Jam mesin (Rp.) pada kapasitas mesin 75.000 jam mesin.
b. Biaya bahan baku (%).
c. Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung.
d. Unit produksi (Rp.) pada kapasitas produksi 750.000 unit.
e. Biaya tenaga kerja langsung (%).
3. Menganalisa selisih BOP, jika realisasi kapasitas yang dicapai 70.000 jam mesin.

Anda mungkin juga menyukai