Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sania Mastia Jayanti NPM : 0221 11 235 Kelas : Akuntansi III G TUGAS PRIBADI AKUNTANSI BIAYA RANGKUMAN

BIAYA TENAGA KERJA


Sumber : Akuntansi Biaya William C. Carter (2009) Bastian Bustami (2007) Mulyadi (2009)

PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA TENAGA KERJA Yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai penggunaan tenaga kerja (manusia) dalam proses produksi.

Pengertian biaya tenaga kerja menurut, Usry adalah Biaya yang dikeluarkan atas tenaga kerja manusia kepada produksi. Dan dalam kebanyakan sistem akuntansi hal tersebut merupakan factor penting yang memerlukan pemikiran dan analisa konstan.

Pengertian biaya tenaga kerja menurut, Mulyadi adalah: Harga yang dibebankan umtuk menggunakan tenaga manusia tersebut

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa tenaga kerja merupakan usaha fisik mental yang dikeluarkan untuk kegiatan perusahaan dan merupakan bagian yang integral bagi perusahaan. Itu juga merupakan suatu kewajiban biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai timbal balik atas jasa dan tenaga yang karyawan berikan kepada perusahaan tersebut.

Dalam perusahaan industry, penggolongan tenaga kerja dikelompokkan menjadi:

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan industry ada 3 fungsi pokok, yaitu; produksi, pemasaran dan administrasi. Jadi, biaya tenaga kerja dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja pemasaran, dan biaya tenaga kerja administrasi.

2. Penggolongan menurut kegiatan departemen dalam perusahaan. Biaya tenaga kerja digolongkan menurut departemen-departemen yang ada dalam perusahaan. Misalnya; dalam departemen produksi suatu perusahaan terdiri dari departemen pulp, departemen kertas dan departemen penyempurnaan. Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan. Penggolongan semacam ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memudahkan pengendalian biaya tenaga kerja yang terjadi dalam setiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan.

3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Penggolongan biaya tenaga kerja juga dapat dilakukan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya tenaga kerja digolongkan menjadi: operator, mandor, penyelia. Maka biaya tenaga kerjanya dapat digolongkan menjadi; upah mandor, upah operator, upah penyelia. Penggolongan biaya tenaga kerja seperti ini bertujuan untuk digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja.

4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk. Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja digolongkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan secara langsung ikut serta dalam proses produksi produk jadi, yang dapat ditelusuri secara langsung pada produk. Upah tenaga kerja langsung dapat diperlakkan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai unsure biaya produksi. Tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan yang secara tidak langsung ikut serta dalam proses produk jadi. Upah tenaga kerja tidak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tidak langsung dan tetapi tidak secara langsung dibebankan kepada produk melainkan melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA Produktivitas Tenaga Kerja merupakan ukuran prestasi produksi dengan menggunakan tenaga kerja manusia sebagai tolak ukur. Produktivitas merupakan jumlah produk dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja atau dengan kata lain efisiensi yang mengubah sumber daya manusia menjadi suatu produk dan jasa tertentu. Produktivitas tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap mutu dan biaya, yang sering disebut sebagai biaya tuntutan mutu, biaya ini dapat dikategorikan ke dalam : 1. Biaya Pencegahan Adalah biaya yang berhubungan dengan perancangan, pengimplementasian, dan pemeliharaan system mutu. Dalam hal ini mencakup biaya pengendalian perekayasaan mutu, perencanaan mutu untuk setiap departemen, program pelatihan yang berkaitan dengan mutu, kerjasama dengan supplier pengadaan bahan yang akan digunakan. 2. Biaya Peningkatan Mutu Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjamin agar bahan dan produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang diinginkan. Dalam biaya ini mencakup pemeriksaan bahan baku, pemeriksaan produk dalam proses, pemeriksaan produk jadi, pengujian yan dilakukan di laboratorium, pengujian lapangan.

3. Biaya Kegagalan Internal Biaya ini berkaitan dengan bahan dan produk yang tidak memenuhi standar mutu yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, sebelum produk yang dihasilkan sampai ke tangan konsumen pemakai. Dalam biaya ini mencakup, biaya pengerjaan kembali produk cacat sebelum dikirim, biaya reparasi, biaya waktu akibat pengerjaan kembali dari produk cacat, biaya dari bahan sisa. 4. Biaya Kegagalan Eksternal Biaya ini muncul karena rendahnya mutu produk yang dihasilkan. Biaya ini mencakup, biaya perbaikan produk yang dikembalikan, biaya penanganan keluhan pelanggan, biaya memperbaiki citra perusahaan.

BIAYA TENAGA KERJA DAPAT DIBAGI MENJADI TIGA GOLONGAN YAITU : 1. Gaji dan upah reguler Dalam perusahaan ada berbagai macam perhitungan upah karyawan dimana perhitungan ada berdasarkan tarif upah dengan hasil produk yang dihasilkan karyawan dan lainnya adalah mengkalikan tarif upah dengan jam kerjanya. Hasil tersebut dijumlah dengan tunjangan-tunjangan dikurangi dengan potongan ataupun kewajiban sehingga terdapat hasil bersih, selanjutnya dibayarkan kepada karyawan. Gaji kotor merupakan pembayaran biaya tenaga kerja kepada karyawan yang didasarkan pada jangka waktu, misalkan satu bulan gaji untuk karyawan tetap, setiap menjelang akhir bulan akan disusun daftar gaji karyawan yang menunjukkan jumlah gaji untuk ditambah tunjangan-tunjangan, upah kotor merupakan pembayaran biaya tenaga kerja langsung, untuk menentukan besarnya upah kotor ada dua metode dasar, yaitu : a. Dasar tarif perjam Besarnya upah kotor karyawan berdasarkan tarif perjam kerja sama dengan, jumlah jam kerja karyawan dikalikan dengan tarif perjam kerjanya.

b. Insentif Perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat berkerja dengan baik. Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja , hasil yang dikerjakan atau kombinasi diantara keduanya. Tujuan Utama dari rencana upah insentif adalah untuk mendorong pekerja menghasilkan lebih banyak, memperoleh upah yang lebih tinggi, dan sekaligus mengurangi biaya per unit.

2. Premi lembur Premi lembur dibayarkan kepada karyawan yang melebihi jam kerja maksimal dalam satu periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan perburuan. Perlakuan terhadap lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut, premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. 3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja a. Biaya waktu Setup (Setel) Pada suatu tertentu, diperlukan waktu, biaya dan tenaga kerja untuk menyetel mesin, system pekerjaan jasa dan fasilitas lainnya sebelum memulai pekerjaan tertentu. Biaya yang terjadi dalam rangka waktu setup disebut waktu setup. b. Biaya Pendidikan dan Latihan Dalam banyak perusahaan, para pekerja baru harus menempuh suatu pelatihan persiapan (preliminary training) sebelum mereka dapat bekerja produktif secara ekonomis bagian upahnya yang dibayar melebihi pembayaran rata-rata atau pembayaran standar atas hasil kerja produktif, ditambah dengan biaya pelatihan, merupakan biaya pekerja tidak langsung yang dibebankan pada total keluaran (hasil) tahunan dengan

memperhitungkannya dalam tarif overhead.

Pada perusahaan yang baru didirikan, biaya pendidikan dan latihan karyawan akan ditunda pembebanannya dan dimasukan kedalam rekening. Beban ditangguhkan (deferrend charged) dan akan diamaortisasi sebagai biaya sesuai dengan jangka waktu dari manfaat biaya tersebut. c. Biaya waktu Menganggur atau Waktu Tunggu Biaya waktu menganggur atau waktu tunggu yang sifatnya normal akan diperlakukan sebagai elemen biaya overhead sesungguhnya dan dibebankan kepada produk melalui tarif biaya overhead. Biaya waktu menganggur atau waktu tunggu yang disebabkan karena ketidak efisienan dari kegiatan perusahaan dan harus langsung diperlakukan sebagai elemen rugi-laba.

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA Akuntansi biaya tenaga kerja melalui 4 tahap, yaitu: 1. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja

Jurnal: Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Biaya Administrasi & Umum Biaya Pemasaran Gaji dan Upah xxx xxx xxx xxx xxx

2. Pencatatan utang upah dan gaji karyawan

Jurnal: Gaji dan upah Utang PPh Karyawan Utang gaji dan upah xxx xxx xxx

3. Pencatatan pembayaran upah kepada karyawan

Utang gaji dan upah Kas

xxx xxx

4. Penyetoran pajak penghasilan ke kas Negara Pajak Penghasilan (PPh) karyawan kemudian disetor ke kas Negara. Jurnal: Utang PPh Karyawan Kas xxx xxx

Anda mungkin juga menyukai