Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN

“ ANGGARAN OPERASIONAL “

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

AHMAD NASHRI (202010239)

RAHMAT HIDAYAT (404 not found)

DOSEN : Drs. Eldi Manca, M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR

Jl. Let. Jend. Mappaodang No.28, Bongaya, Kec. Tamalate, Kota Makassar

Sulawesi Selatan 90131

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah “Anggaran Operasional” ini tepat waktunya. Karena tanpa
rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan bisa menyelesaikan makalah
“Pembuatan laporan dan proposal” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada penulis khususnya. Sesungguhnya penulis menyadari bahwa makalah
“Anggaran Operasional” ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian, penulis sangat terbuka
terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini tentunya dapat lebih baik
lagi kedepannya. Sekian ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan.
Bila terdapat kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, penulis
memohon maaf sebesar-besarnya.

Makassar, 16 Maret 2022

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
2.1 Pengertian Anggaran Biaya Operasional.................................................5
2.2 Anggaran Biaya Operasional
sebagai Perencanaan dan Pengendalian Manajemen................................6
2.3 Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Operasional...........7
2.3.1 Anggaran Penjualan ....................................................................8
2.3.2 Anggaran Biaya Administrasi dan Umum ..................................9
2.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional ..............................9
2.5 Aplikasi Anggaran Biaya Operasional ....................................................10
2.5.1 Bentuk Anggaran Biaya Operasional ...........................................10
2.5.2 Contoh Kasus Biaya Operasional .................................................11

BAB III PENUTUP .....................................................................................17


3.1 Kesimpulan..............................................................................................17
3.2 Saran .......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan sektor perekonimian Indonesia kian berkembang pesat. Hal ini Nampak
dari semakin banyak bertambahnya jumlah pelaku kegiatan usaha. Berbagai upaya
dilakukan oleh setiap pelaku usaha bisnis guna memenangkan persaingan. Mulai dari
melakukan kegiatan pemasaran hingga pengelolaan keuangan yang baik. Perusahaan
dalam melakukan kegiatan operasionalnya tidak terlepas dari masalah biaya.
Perencanaan biaya dilakukan se-efektif dan se-efisien mungkin guna memperkecil resiko
kerugian serta memaksimalkan profit. Untuk perusahaan yang mempunyai kegian
operasional yang luas, manajemen tidak dapat lagi mengawasi jalannya perusahaan
secara langsung, oleh karena itu diperlukan suatu alat yang dapat membantu manajemen
untuk mengendalikan perusahaan, yaitu melalui penyusunan anggaran. Anggaran
merupakan rencana tertulis manajemen menegenai kegiatan-kegiatan yang akan datang.

Penyusunan anggaran harus berjalan seiring dengan wewenang dan fungsi operasional
di dalam organisasi perusahaan Anggaran juga membantu pihak manajemen untuk
mengetahui penyimpangan – penyimpangan yang terjadi, sehingga perusahaan dapat
melakukan perbaikan serta pencegahan terjadinya penyimpangan di masa yang akan
datang.

Anggaran Operasional sangat membantu pihak manajemen dalam mengendalikan


biaya operasional atau pengeluaran – pengeluaran yang terkait dengan kegiatan usaha,
sehingga pengeluaran dapat dibatasi dan diarahkan ke bagian yang paling berpotensi
menghasilkan laba. Anggaran biaya operasional merupakan factor controllable yang pada
praktiknya dapat disesuiakan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang akan
datang. Penerapan serta penyusunan anggaran biaya operasional tidak hanya diterapkan
pada suatu jenis perusahaan tentu yang prifit oriented saja, akan tetapi dapat juga
diterapkan berbagai jenis usaha.

Dari uraian diatas diperoleh gambaran bahwa anggaran biaya operasional sangat
mendukung perusahaan dalam mengendalikan fungsi – fungsi manajemen khususnya
fungsi perencanaan biaya operasional yang sejalan dengan tujuan perusahaan guna
memaksimalkan pencapaian laba.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, masalah yang dibahas adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya operasional ?
2. Bagaiman penyusunan anggaran biaya operasional ?
3. Apa saja factor - faktor yang mempengruhi anggaran biaya operasional ?
4. Berikan contoh kasus anggaran biaya operasional ?

1.3 Tujuan Penyusunan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penyusunan


adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya operasioanl
2. Untuk mengetahui pelaksanaan anggaran biaya operasional
3. Untuk mengetahui perbandingan realisasi anggaran biaya operasional

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Biaya Operasional


Agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan
suatu alat yakni anggaran. Untuk mendukung agar terciptanya peningkatan pendapatan,
maka diperlukan efisiensi yang menyangkut biaya operasional perusahaan atau
organisasi, sehingga dipandang perlu untuk dibuat anggaran biaya operasional.
Pendapat dari Herlianto (2011), anggaran biaya operasional bersangkutan dengan
aktivitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Hasil akhir proses penyusunan anggaran
operasional adalah laba rugi yang diproyeksikan. Pendapat ini dilengkapi oleh Rudianto
yang dikutip dalam Sorongan (2018), bahwa anggaran biaya operasional adalah semua
rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan
serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi.
Anggaran biaya operasional merupakan alat pengendalian untuk menghindari
terjadinya pemborosan biaya, dengan kata lain agar menciptakan efisiensi biaya.
Anggaran biaya operasional dapat mencegah biaya yang sesungguhnya agar tidak
melebihi jumlah yang dianggarkan. Tujuan anggaran biaya operasional adalah
mengarahkan kegiatan perusahaan atau organisasi yang menyangkut operasi dapat
tercapai. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Fauzi (2017) bahwa anggaran
biaya operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikleuarkan dan
pada hakekatnya dianggap habis dalam masa tahun buku. Pengukuran efisiensi
anggaran biaya operasional, secara sederhana dapat dilakukan dengan mengkalikan
realisasi (output) dengan 100% anggaran (input).
Anggaran biaya operasional merupakan pernyataan yang disusun secara tertulis
mengenai rencana biaya operasional perusahaan mendatang, guna mencapai tujuan
perusahaan memperoleh laba yang maksimal. Penyusunan anggaran biaya operasional
sangat diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaat bagi kegiatan perusahaan atau
organisasi.

Menurut Nafarin, yang dikutip dari Anggereni (2009), terdapat tujuan dan
manfaat penyusunan anggaran biaya operasional, yaitu:
1. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam
memilih sumber dan investasi dana.

6
2. Anggaran biaya operasional dapat memberi batasan atas jumlah dana yang akan
dicari dan digunakan.
3. Dapat merinci sumber dana yang akan dicari.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
5. Penyusunan anggaran biaya operasional dapat menyempurnakan rencana yang telah
disusun, karena dengan anggaran maka akan memperjelas dan memberikan secara
lebih nyata.
6. Menampung dan menganalisa, serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.

Pendapat Munandar yang dikutip dari Agustini (2015), bahwa penyusunan


anggaran biaya operasional yang umumnya terjadi pada perusahaan mencakup
anggaran:
1. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting)
2. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting)
3. Anggaran Biaya Semi-Variabel

2.2 Anggaran Biaya Operasional sebagai Perencanaan dan Pengendalian Manajemen


Anggaran biaya operasional dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan
pengendalian bagi manajemen. Pengendalian manajemen yang dimaksudkan memiliki
ruang lingkup kegiatan, sesuai dengan pendapat Anthony dan Govindarajan yang
dikutip dalam Anggereni (2009), meliputi:
1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika diperlukan.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
Sesuai dengan penjabaran mengenai ruang lingkup pengendalian diatas, maka
jika dihubungkan dengan fungsi dari penyusunan anggaran biaya operasional sebagai
alat bantu perencanaan dan pengendalian manajemen, maka perusahaan atau organisasi,
seharusnya:

7
1. Perusahaan dapat merencanakan tindakan yang tepat, agar perencanaan anggaran
biaya operasional dapat berjalan dengan baik.
2. Manajemen perusahaan dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa
bagian organisasi yang mendukung perencanaan anggaran biaya operasional.
3. Mengkomunikasikan dan mengevaluasi informasi yang diperlukan dalam
perencanaan anggaran biaya operasional.
4. Manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan berupa tindakan apa yang
seharusnya diambil jika terdapat penyimpangan anggaran biaya operasional.
5. Perusahaa dapat mengubah tindakan dan manajemen termasuk perilaku organisasi
ke arah yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi tidak terulang kembali.
Anggaran biaya operasional memerlukan komitmen sumber daya untuk tahun
mendatang, maka manajemen perlu membuat komitemen sumber daya semacam itu
dengan ide yang jelas mengenai kearah mana organisasi akan ditujukan pada masa
mendapatng. Dengan dilaksanakannya fungsi perencanaan dan pengendalian, maka
perusahaan dapat lebih mudah melakukan tindakan, pengawasan, dan pengambilan
keputusan, seperti halnya yang berkaitan dengan jumlah dana yang akan dicari dan
digunakan untuk anggaran biaya operasional, merinci jenis sumber dana dan jenis
investasi dana, sehingga akan memudahkan pengawasan anggaran biaya operasional.
Selain itu akan dengan anggaran biaya operasional, akan merealisasikan sumber dan
investasi dana dengan tepat untuk mencapai hasil maksimal, yang berkaitan dengan
analisis usulan yang diajukan berkaitan dengan keuangan.

2.3 Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Operasional


Penenuan besar kecilnya anggaran biaya operasional akan didasarkan pada
kebijakan manajemen perusahaan. Perusahaan akan berusaha mengurangi atau
menghapuskan beban usaha dimaksudkan untuk meningkatkan laba operasi pada
periode penganggaran. Sebagai contoh, untuk meningkatkan laba operasional
perusahaan dan menunjukan pengendalian yang baik atas biaya-biaya operasional
(biaya penjualan dan biaya adminisrasi & umum), manajer perusahaan dapat memotong
pengeluaran untuk layanan pelanggan. Walaupun pengurangan layanan pelanggan
dapat menurunkan penjualan dan memiliki konsekuensi negaif pada reputasi
perusahaan serta penjualan masa mendatang. Dalam penyusunan anggaran beban usaha
ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Herlianto (2011), faktor-faktor
yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya operasional, sebagai berikut:

8
2.3.1 Anggaran Penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan, antara lain:
1. Rencana tentang kualitas dan kuantitas barang yang akan dijual selama
periode mendatang. Walaupun secara tidak langsung anggaran penjualan
mempengaruhi besar jecilnya biaya penjualan. Jumlah penjualan yang besar
akan meningkatkan aktivitas-aktivitas di bagian penjualan, yang secara tidak
langsung akan mengakibatkan peningkatan biaya penjualan. Sebaliknya, jika
jumlah penjualan yang kecil akan mengurangi aktivitas-aktivitas di bagian
penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan penurunan biaya
penjualan.
2. Berbagai standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yang
berkaitan dengan biaya penjualan.
3. Sistem pembayaran upah atau gaji yang digunakan oleh perusahaan,
khususnya yang dibayarkan kepada karyawan bagian penjualan.
4. Metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan, khususnya terhadap
aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian penjualan.
5. Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk membagi
biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan (biaya bersama), menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terjadi.

9
2.3.2 Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusuanan anggaran biaya
adiministrasi dan umum, antara lain:
1. Jumlah penjualan yang besar akan meningkatkan aktivitas-aktivitas dibagian
penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan peningkatan
aktivitas bagian administrasi dan umum, pada akhirnya akan meningkatkan
biaya administrasi dan umum. Sebaliknya, jika jumlah penjualan kecil maka
akan mengurangi aktivitas-aktivitas di bagian penjualan, yang secara tidak
langsung akan mengakibatkan penurunan aktivitas bagian administrasi dan
umum, pada akhirnya akan menurunkan pula biaya bagian administrasi dan
umum.
2. Anggaran unit yang diproduksi. Jumlah unit produksi yang besar akan
meningkatkan aktivitas di bagian administrasi dan umum, yang secara tidak
langsung akan mengakibatkan peningkatan aktivitas bagian administrasi dan
umum, pada akhirnya akan meningkatkan biaya administrasi dan umum,
begitu pula sebaliknya.
3. berbagai standar yang ditetapkan perusahaan berkaitan dengan biaya bagian
administrasi dan umum.
4. Sistem pembayaran upah atau gaji yang digunakan perusahaan yang
berkaitan dengan biaya administrasi dan umum.
5. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya terhadap aktiva
tetap yang ada dilingkungan bagian administrasi dan umum.
6. Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk membagi
biaya yang semula merupakan biaya bersama, menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut terjadi.

2.4 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional


Prosedur penyusunan anggaran biaya opersional pada dasarnya tidak jauh
berbeda dengan prosedur penyusnan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan,
namun yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengeluaran operasional dalam proses penyusunan anggaran biaya operasional.
Pendapat dari Herlianto (2011), bahwa prosedur penyusunan anggaran biaya
operasional secara umum, yaitu:

10
1. Mengenali informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, kesimpulan, dan tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan.
2. Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program untuk menentukan
tujuan perusahaan.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal biaya
operasional, strategi, dan program-program kerja.
4. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi kegiatan, artinya
memilih cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
5. Menyerahkan revisi usulan anggaran kepada komite anggaran untuk dievaluasi.
6. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran biaya operasional
perusahaan.
7. Pengesahan revisi anggaran biaya operasional perusahaan.

2.5 Aplikasi Anggaran Biaya Operasional


2.5.1 Bentuk Anggaran Biaya Operasional
Menurut pendapat Herlianto (2011), sebagaimana halnya dengan anggaran-
anggaran lain, anggaran biaya operasional juga tidak memiliki bentuk standar
baku yang harus dipergunakan. Artinya setiap perusahaan memiliki kebebasan
untuk menentukan bentuk serta formatnya, sesuai kondisi masing-masing
perusahaan. Contoh bentuk anggaran biaya operasional, dapat dijelaskan pada
tabel berikut:

Tabel 2.1 Bentuk Anggaran Biaya Operasional


PT.X
ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL
PERIODE XXX
Biaya Penjualan:
Biaya Penjualan: xxx
Biaya gaji tenaga penjualan xxx
Biaya iklan xxx
Biaya perjalanan xxx
Total Biaya Penjualan xxxx

Biaya Administrasi dan Umum:


Biaya gaji pejabat kantor xxx
Biaya gaji pegawai kantor xxx
Biaya sewa kantor xxx

11
Biaya perlengkapan kantor xxx
Biaya administrasi rupa-rupa xxx
Total Biaya Administrasi dan
xxxx
Umum

Total Biaya Penjualan dan


xxxxxxxx
Administrasi & Umum

Terkait dengan pembebanan biaya, beban usaha (biaya penjualan dan biaya
administrasi & umum) harus pula dibebankan kepada produk yang dihasilkan
perusahaan, sebagaimana halnya dengan biaya-biaya produksi. Hal ini
dikarenakan produk-produk yang dihasilkan perusahaan itulah yang pada
akhirnya menanggung semua biaya perusahaan, baik biaya produksi maupun
biaya operasional. Jika perusahaan memproduksi lebih dari satu produk, maka
biaya operasional harus dibebankan pada setiap jenis produk yang bersangkutan.

2.5.2 Contoh Kasus Biaya Operasional


PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi pelumas
kendaraan. Sejak awal didirikannya, perusahaan mengalami hambatan dalam
penjualan, karena rendahnya daya beli konsumen dan kurang dikenalnya profil
perusahaan oleh masyarakat. Hal tersebut diatasi oleh manajemen perusahaan
dengan cara melakukan serangkaian kegiatan dan strategi promosi menari untuk
membangun kepercayaan pelanggan dan memperkenalkan mutu pelumas
kendaraan yang diproduksi.
Penyusunan anggaran biaya operasional perusahaan dilakukan selama
setahun sekali, dengan merincikan jumlah pengeluaran biaya operasional
melalui kebijakan manajer keuangan. Dalam proses penyusunan anggaran,
manajemen perusahaan dapat melihat realisasi biaya operasional yang terjadi
pada tahun sebelumnya sebagai acuan. Berikut akan disajikan data anggaran
biaya operasional perusahaan pada tahun 2018:

12
Tabel 2.2 Data Anggaran Biaya Operasional

PT. ABC
DATA ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL
TAHUN 2018
(dalam Rupiah)

Biaya Penjualan
Biaya Packaging 135.000.000
EMKL 88.100.000
Biaya Iklan 150.000
Biaya Ekspor 1.800.000
Biaya Pengangkutan 15.000.000
Biaya Negosiasi Dokumen Ekspor 26.000.000
Total Biaya Penjualan 266.050.000

Biaya Administrasi dan Umum


Biaya Gaji 63.000.000
Biaya Administrasi Lain 4.200.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 320.000
Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor 5.500.000
Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 14.500.000
Biaya Umum Lain 4.000.000
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 580.000
Biaya Alat-alat Kantor 5.100.000
Biaya Listrik dan Air 3.500.000
Biaya Telepon, Telex, dan Fax 1.800.000
Biaya ADM Bank 8.500.000
Iuran 4.000.000
Biaya Asuransi Kebakaran 10.000.000
Biaya Izin 3.100.000
Biaya Dapur Kantor 3.600.000
Biaya Pemeliharaan Kantor 220.000.000
Total Biaya Administrasi dan Umum 351.700.000

Total Anggaran Biaya Operasional 617.750.000

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa anggaran biaya operasional


perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni biaya penjualan dan biaya
administrasi dan umum. Perincian yang dilakukan dalam tabel diatas memiliki

13
sisi baik, yakni perusahaan dapat mengawasi setiap pengeluaran biaya
operasional yang terjadi. Total anggaran biaya operasional tahun 2018 sebesar
Rp 617.750.000.
Setelah anggaran biaya operasional disetujui, maka anggaran tersebut akan
menjadi patokan saat proses realisasi anggaran pada periode berikutnya.
Anggaran ini dapat menjadi dasar bagi pemakai anggaran dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan.
Sebelum dilakukan analisa anggaran biaya operasional perusahaan, untuk
mengetahui dan mengevaluasi apakah anggaran tersebut dapat berperan sebagai
alat perencanaan dan pengendalian manajemen, maka perlu diketahui laporan
laba rugi perusahaan tahun 2018, laporan laba rugi dapat mengetahui realisasi
pengeluaran biaya operasional perusahaan.

Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi Perusahaan


PT.ABC
LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN
TAHUN 2018
(dalam Rupiah)

Penjualan 3.544.605.600
Retur Penjualan 3.840.200
Total Penjualan Bersih 3.540.765.400

HPP:
Persedian Awal 1.806.554.600
Pembelian 2.004.883.000
Barang yang Tersedia untuk Dijual 3.811.437.600
Persediaan Akhir 2.069.058.400
Harga Pokok Penjualan 1.742.379.200
Laba Kotor 1.798.386.200

Biaya Penjualan:
Biaya Packaging 141.005.700
EMKL 109.990.200
Biaya Iklan 125.500
Biaya Ekspor 1.966.500
Biaya Pengangkutan 17.505.200
Biaya Negosiasi Dokumen Ekspor 28.067.000
Total Biaya Penjualan 298.660.100

14
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Gaji 67.900.200
Biaya Administrasi Lain 4.935.700
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Kantor 440.250
Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor 5.726.000
Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 14.900.500
Biaya Umum Lain 5.226.400
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 612.000
Biaya Alat-alat Kantor 5.345.800
Biaya Listrik dan Air 3.665.800
Biaya Telepon, Telex, dan Fax 2.000.800
Biaya ADM Bank 8.895.600
Iuran 600.000
Biaya Asuransi Kebakaran 12.500.100
Biaya Izin 3.064.700
Biaya Dapur Kantor 3.872.000
Biaya Pemeliharaan Kantor 269.662.100
Total Biaya Administrasi dan
Umum 409.347.950

Total Biaya 708.008.050


Laba Operasi 1.090.378.150
Pendapatan Lain-lain 13.435.000
Laba Bersih Sebelum Pajak 1.103.813.150
Pajak 347.353.100
Laba Bersih Setelah Pajak 756.460.050

Pada laporan laba rugi diatas, dapat terlihat bahwa laba bersih yang
diterima perusahaan pada tahun 2018 adalah Rp 756.460.050. Agar
mempermudah perbandingan antara anggaran biaya operasional dengan
realisasinya, maka berikut akan disajikan tabel perbandingan, yaitu:

15
Tabel 2.4 Perbandingan Anggaran Biaya Operasional dengan
Realisasinya

PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN


REALISASI
(dalam rupiah)

Biaya Penjualan
Anggaran Realisasi Selisih
Biaya Packaging 135.000.000 141.005.700 (6.005.700)
EMKL 88.100.000 109.990.200 (21.890.200)
Biaya Iklan 150.000 125.500 24.500
Biaya Ekspor 1.800.000 1.966.500 (166.500)
Biaya Pengangkutan 15.000.000 17.505.200 (2.505.200)
Biaya Negosiasi Dokumen Ekspor 26.000.000 28.067.000 (2.067.000)
Total Biaya Penjualan 266.050.000 298.660.100 (32.610.100)

Biaya Administrasi dan Umum


Anggaran Realisasi Selisih
Biaya Gaji 63.000.000 67.900.200 (4.900.200)
Biaya Administrasi Lain 4.200.000 4.935.700 (735.700)
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 320.000 440.250 (120.250)
Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor 5.500.000 5.726.000 (226.000)
Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 14.500.000 14.900.500 (400.500)
Biaya Umum Lain 4.000.000 5.226.400 (1.226.400)
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 580.000 612.000 (32.000)
Biaya Alat-alat Kantor 5.100.000 5.345.800 (245.800)
Biaya Listrik dan Air 3.500.000 3.665.800 (165.800)
Biaya Telepon, Telex, dan Fax 1.800.000 2.000.800 (200.800)
Biaya ADM Bank 8.500.000 8.895.600 (395.600)
Iuran 4.000.000 600.000 3.400.000
Biaya Asuransi Kebakaran 10.000.000 12.500.100 (2.500.100)
Biaya Izin 3.100.000 3.064.700 35.300
Biaya Dapur Kantor 3.600.000 3.872.000 (272.000)
Biaya Pemeliharaan Kantor 220.000.000 269.662.100 (49.662.100)
Total Biaya Administrasi dan Umum 351.700.000 409.347.950 (57.647.950)

Total Anggaran Biaya Operasional 617.750.000 708.008.050 (90.258.050)

Laporan laba rugi yang tersedia diatas menunjukan perbandingan antara


anggaran dan realisasinya. Realisasi pengeluaran biaya operasional lebih besar
Rp 90.258.050 dibandingkan dengan anggarannya. Selisih yang sangat
menonjol dapat terlihat dari biaya pemeliharan kantor, dengan selisih sebesar
Rp. 49.662.100. Selisih dengan jumlah yang cukup besar tersebut dapat
disebabkan karena tidak diperhitungkannya biaya yang akan timbul sehubungan

16
dengan perbaikan dan perluasan ruangan kantor atau semacamnya. Selisih yang
terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya
berdampak pada perolehan laba perusahaan.
Adapun hal yang perlu dijelaskan dari abel perbandingan diatas, adalah jika
terjadi penyimpangan antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya,
maka akan berdampak pada perolehan laba perusahaan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anggaran biaya operasional merupakan alat pengendalian untuk menghindari
terjadinya pemborosan biaya, dengan kata lain agar menciptakan efisiensi biaya.
Anggaran biaya operasional dapat mencegah biaya yang sesungguhnya agar tidak
melebihi jumlah yang dianggarkan. Tujuan anggaran biaya operasional adalah
mengarahkan kegiatan perusahaan atau organisasi yang menyangkut operasi dapat
tercapai. Anggaran biaya operasional merupakan pernyataan yang disusun secara
tertulis mengenai rencana biaya operasional perusahaan mendatang, guna mencapai
tujuan perusahaan memperoleh laba yang maksimal. Penyusunan anggaran biaya
operasional sangat diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaat bagi kegiatan
perusahaan atau organisasi.

Prosedur penyusunan anggaran biaya opersional pada dasarnya tidak jauh


berbeda dengan prosedur penyusnan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan,
namun yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengeluaran operasional dalam proses penyusunan anggaran biaya operasional.

3.2 Saran
Makalah ini sangat bermanfaat untuk diterapkan pada kegiatan keuangan perusahaan
karena cara perhitungan yang bagus untuk pengambilan keputusan tentunya terhadap
suatu anggaran biaya operasioanl pada perusahaan.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna, tentunya
msih terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca terhadap segala sesuatu yang kurang pada makalah ini. Agar menjadi
pembelajaran bagi kami supaya kedepan kami dapat menyelesaikan makalah dalam
bentuk lebih baik lagi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Nyayu, dkk. 2015. Pengaruh Anggaran Biaya Operasional Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan pada PT. Mura Dua Palembang. Skripsi Jurusan Akuntansi,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi MDP, Palembang.

Anggereni, Titien. 2009. Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan
dan Pengendalian Manajemen pada PT. Putra Bangga Kirana. Skripsi Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Fauzi, Achmad. 2017. Analisis Pengaruh Tingkat Hunian Pasien (BOR), Anggaran Biaya
Operasional dan Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Berdasarakan
Kemampuan Pendapatan PNBP Menutupi Biaya Operasional Badan Layanan Umum
(BLU) Rumah Sakit Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi. Vol 12,
No. 01.

Herlianto, Didit. 2011. Teknik Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan. Gosyen


Publishing: Yogyakarta.

Setiawan, Hendra. 2015. Analisis Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Bantu
Manajemen dalam Mengukur Efisiensi Biaya Operasional (Studi Kasus pada PT.
Suryaraya Rubberindo Industries). Jurnal Jurusan, Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Kesatuan Bogor.

Sorongan, Mayangsari, dkk. 2018. Analisis Perbandingan Anggaran Biaya Operasional dan
Anggaran Pendapatan dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Air Manado. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 6, No. 4.

19
20

Anda mungkin juga menyukai