Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERENCANAAN LABA LANJUTAN

‘Diajukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Akuntansi Manajemen’

KELOMPOK4:

FIRLY NURHIDAYAH LUBIS ( 3418043 )

FIRMAWINDA ( 3418058 )

YUNI KARTIKA ( 3418071 )

Dosen Pengampu:

NINI SUMARNI S.E.,M.Si

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

T.P 2020 / 2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah.SWT yang telah memberikan rahmat,nikmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Anggaran
Perusahaan ini,tidak lupa juga shalawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju alam yang
terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Manajemen serta teman-teman yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dosen
pembimbing mata kuliah kepada kami agar lebih mengetahui tentang apa itu Anggaran
Perusahaan.

Untuk kesempurnaan makalah ini kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa dan
pembaca sangat kami butuhkan.

Kubang Putih, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Laba ............................................................................ 2

B. Analisis yang digunakan dalam perencanaan laba ............................................ 4

a. Analisis Biaya-Volume-Laba....................................................................4

b. Analisis Break Event Point......................................................................6

c. Analisis Multi Produk..............................................................................9

d. Analisis Sensitivitas................................................................................10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 13

B. Saran .................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencapaian tujuan perusahaan sangat tergantung pada bekerjanya fungsi


pokok manajemen yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian. Suatu proses
perencanaan berarti cara bertindak yang ditetapkan lebih dahulu dengan melihat
kesempatan-kesempatan dimasa yang akan datang. Suatu pengendalian berurusan
dengan tugas-tugas pengaturan ,pengorganisasian,dan penyusunan strategi manajemen
terhadap kekuatan ,perilaku manusia dan objek sumber-sumber kedalam suatu unit
yang dikoordinasikan untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Cara bekerjanya
kedua fungsi pokok tersebut harus tidak terpisahkan ,sebab keduanya saling
berhubungan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka didapat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perencanaan laba?
2. Bagaimana analisa biaya-volume-laba?
3. Bagaimana analisis Break Event point?
4. Apa keuntungan penggunaan analisis break event poin?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Laba

Perencanaan merupakan kegiatan pengambilan keputusan dari berbagai alternatif


,yang bisa bersifat strategis ,taksis ataupun operasional. Perencanaan strategis berfokus pada
sasaran laba jangka panjang yang meliputi 5 atau 10 tahun. Perencanaan operasional bersifat
jangka pendek dan merupakan perencanaan terperinci yang meliputi perkembangan program
operasi yang bekerja untuk menjamin adanya implementasi secara efektif dari tujuan laba
jangka panjang,tetapi masih mengakui adanya pembatasan dan kesempatan dari sumber-
sumber dan lingkungan perusahaan saat ini.1 Lain dari itu,untuk mencapai laba secara efektif
harus ada pertimbangan untuk menghubungkan penghasilan dan biaya serta sumber keuangan
lainnya pada suatu tingkat operasi tertentu yang dikenal dengan istilah perencanaan laba.

Perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat
dengan mengemukakan segi-segi keuangan dalam bentuk perkiraan ,neraca dan ramalan
keuangan serta modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek. 2 Defenisi lain adalah
sebagai berikut:” Perencanaan laba adalah sebagai proses pengembangan rencana-rencana
terperinci untuk suatu jangka waktu tertentu yang dekat dimasa yang akan datang,serta
mengintegrasikan renacana-rencana ini menjadi suatu kesatuan yang komprehensif “.

Perencanaan laba (profit planning) dapat dipandang serupa dengan istilah


penganggaran (budgeting),dimana keduanya merupakan rencana yang dinyatakan dengan
nilai uang dan ditujukan langsung pada sasaran organisasi serta berlaku sebagai pedoman
untuk mencapai sasaran tersebut. Dalam mencapai sasaran ,perencanaan laba harus didukung
terutama oleh pelaksananya ,dan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka para
manajer atau pemimpin harus diarahkan untuk membentuk sasaran pribadinya sejalan dengan
sasaran organisasi.

1
Heckert, J.B., Controllership,Edisi ketiga ,Terjemahan Dra. Tjintjin Fenix Tjandera Ak.,Penerbit Erlangga
Jakarta ,1984,hal.197.
2
Matz,Adolph dan Milton F.Usry,Cost Accounting Planning and Control,edisi ketujuh,editor terjemahan oleh
Gunawan Hutauruk MBA,Erlangga Jakarta 1983,jilid 2,hal.1

2
Suatu tujuan dasar diadakannya perencanaan laba ,termasuk prosedur anggaran adalah
untuk mencari jalan yang paling menguntungkan ,melalui mana usaha-usaha perusahaan
dapat diarahkan dalam memenuhitujuan pelayanan sebagai tujuan utamanya,tujuan lain
adalah untuk membantu pemimpin dalam membawa perusahaan sedekat mungkin dengan
arah atau jalan yang telah digariskan.

Meskipun begitu ,keuntungan-keuntungan praktek dalam keadaan sebenarnya tidak


selalu demikian,sebab kondisi dalam dunia usaha selalu berubah dengan cepat,dan tindakan
para pelanggan dan pesaing (competitors) tidak dapat dikendalikan seluruhnya. Setelah
mengetahui ini,maka perusahaan harus menyesuaikna diri hingga tingkat tertentu. Oleh
karena itu suatu rencana yang disusun secara ilmiah haruslah memerlukan penelaahan dan
penelitian yang mendalam ,dan ini merupakan prosedur yang mahal.

Terhadap manajemen,ada 3 keuntungan utama yang menyangkut aktifitas perusahaan


dengan diadakannya perencanaan laba ,yaitu dalam bidang perencanaan,koordinasi dan
pengendalian. Suatu gambaran secara garis besar adalah sebagai berikut:

Perencanaan :

1) Untuk mendasrkan tindakan melalui investigasi,penelaahan dan riset yang


mendalam.
2) Untuk mengarahkan bantuan dari seluruh organisasi dalam menetapkan jalan yang
paling menguntungkan.
3) Berguna sebagai deklarasi kebijaksanaan-kebijaksanaan.
4) Untuk merumuskan sasaran-sasaran.
5) Untuk menstabilisasikan pekerjaan.
6) Untuk membuat adanya penggunaan peralatan fisik secara lebih efektif.

Koordinasi :

1) Untuk mengkoordinasikan dan mengkolerasikan usaha manusia dalam strukrur


organisasi.
2) Untuk menghubungkan aktifitas-aktifitas perusahaan dengan kecenderungan
umum yang diharapkan dari kondisi-kondisi perusahaan .
3) Untuk mengarahkan modal dan usaha pada saluran-saluran yang peling
menguntungkan dengan melalui suatu program yang seimbang dan terpadu.
4) Untuk memperlihatkan kelemahan dalam organisasi.

3
Pengendalian:

1) Untuk mengendalikan operasi-operasi atau pengeluaran-pengeluaran spesifik.


2) Secara umum untuk mencegah pemborosan.

Laba dipengaruhi oleh tiga faktor :

a. Volume produk yang dijual yang langsung dipengaruhi volume produksi


b. Harga jual produk yang mempengaruhi volume penjualan
c. Biaya yang menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki

B. Analisis yang digunakan dalam perencanaan laba

Analisis impas dan analisis biaya-volume-laba merupakan teknik untuk membantu


manajemen dalam perencanaan jangka pendek.

a) Analisis Biaya-Volume-Laba

Analisa biaya-volume-laba (cost volume profit analysis) menyajikan informasi


kepada manajemen tentang dampak perubahan biaya,pendapatan,volume dan
bauranproduk terhadap laba. Analisis ini berfokus pada hubungan biaya-volume-laba dan
dampak dari pola perilaku biaya terhadap pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap
pola perilaku biaya perusahaan akan mempermudah pengambilan keputusan manajemen
dalam hal penetapan harga produk, penerimaaan/penolakan pesanan, analisis
penghematan biaya, dan promosi atas lini produk yang lebih menguntungkan.
Analisis biaya, volume dan laba berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan. Analisis tersebut menekankan keterkaitan antara biaya, volume penjualan, dan
harga, maka semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalam analisis biaya,
volume dan laba. Analisis biaya, volume dan laba bermanfaat untuk mengidentifikasi
cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya. Analisis hubungan biaya, volume dan laba terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi laba dapat dibuat dengan menggunakan persamaan biaya, volume dan laba
sebagai berikut:

4
Total Penghasilan = Total Biaya Tetap + Total Biaya
Variabel + Laba
Px = a + bx + c
Keterangan :
p : Harga jual per unit produk
x : Unit produk yang dijual/yang diproduksi
a : Biaya tetap total
b : Biaya variabel setiap unit produk
c : Laba

Manfaat analisis hubungan biaya, volume dan laba bagi manajemen


Analisis biaya, volume, laba mempunyai manfaat bagi manajemen. Analisis tersebut
membantu kinerja manajemen dalam perusahaan. Beberapa manfaat penting yang dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Membantu pengendalian melalui anggaran. Membantu menunjukkan perubahan yang
diperlukan untuk menjadikan beban selaras dengan pendapatan.
b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan. Membantu manajemen untuk
memperkirakan terhadap kesulitan dalam program penjualan. Jika penjualan secara
relatif tidak cukup tinggi dibandingkan dengan biaya yang semestinya, kenyataan ini
akan diperlihatkan. Dengan demikian manajemen perusahaan harus mengevaluasi
teknik penjualan, latihan staf penjualan, lini produk yang dijual dalam kaitannya
dengan pelanggan.
c. Menganalisis dampak perubahan volume. Dapat memberikan jawaban bagi
manajemen tentang, banyaknya volume penjualan sebelum perusahaan menderita
rugi, kenaikan laba jika ada kenaikan volume.
d. Menganalisis harga jual dan dampak perubahan biaya. Menunjukkan pengaruh yang
terjadi atas laba akibat perubahan harga jual yang disertai oleh perubahan lainnya.
e. Merundingkan upah. Membantu manajemen menunjukan dengan cepat kemungkinan
pengaruh perubahan usulan upah terhadap laba. Memberikan bantuan dalam
menentukan kemungkinan penghematan dan efisiensi yang melindungi laba
perusahaan.
f. Menganalisis bauran produk. Analisis biaya, volume, laba untuk menentukan produk
yang harus ditingkatkan dan produk yang harus dihilangkan.
g. Menilai keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan. Memberikan sarana untuk

5
menilai lebih dahulu usulan belanja barang modal yang dapat mengubah struktur
biaya perusahaan.
h. Menganalisis margin pengaman. Berperan sebagai cadangan margin
pengaman dan cara untuk mempengaruhi perubahan. Analisis biaya,
volume, laba banyak membantu kinerja manajemen perusahaan. Karena
analisis biaya, volume, laba memberikan informasi yang dibutuhkan
manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang berguna bagi
perusahaan.

b) Analisis Break Event Point

Analisis pendapat mengenai break even point menurut Abdul Halim


(1996:406) adalah “Titik break even dapat didefinisikan sebagai titik pada saat
pendapatan penjualan cukup untuk menutup semua biaya produksi dan penjualan
tetapi tidak ada laba yang diperoleh”. Hal tersebut dapat terjadi apabila perusahaan
dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup
untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Analisis break even merupakan salah
satu bentuk analisis biaya, volume dan laba yang analisisnya menggunakan biaya
variabel dan biaya tetap. Analisis break even digunakan untuk menentukan tingkat
penjualan untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.
Analisis break even adalah suatu cara atau alat atau tekhnik yang digunakan
untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume produksi
tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi. Tujuan
analisis impas adalah untuk menentukan volume penjualan dan bauran produk untuk
mencapai tingkat laba yang ditargetkan atau laba sebesar nol. Dengan mengetahui
titik impasnya (break even point), manajer suatu perusahaan dapat mengindikasikan
tingkat penjualan yang disyaratkan agar terhindar dari kerugian, dan diharapkan
dapat mengambil langkahlangkah yang tepat untuk masa yang akan datang. Dengan
mengetahui titik impas ini, manajer juga dapat mengetahui sasaran volume penjualan
minimal yang harus diraih oleh perusahaan yang dipimpinnya.

a. Perhitungan Break Even Point (BEP)


Break even point (BEP) dapat dihitung menggunakan metode persamaan dan
metode marjin kontribusi. Kedua metode tersebut memberikan hasil yang sama .

6
a) Pendekatan Persamaan Pendekatan Persamaan.
Memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan
format kontribusi. Penggunaan presentasi dalam persamaan tersebut dapat
digunakan untuk menetukan titik impas berdasarkan nilai penjualan dan bukan
dalam unit. Persamaannya adalah sebagai berikut.
Laba = Penjualan − (Biaya Variabel + Biaya Tetap)
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba

b) Pendekatan Marjin Kontribusi


Pendekatan ini jauh lebih sesuai digunakan pada perusahaan yang
mempunyai jenis produk lebih dari satu macam dan menghendaki menghitung
break even point tunggal sebagai keseluruhan. Hal ini sesuai dengan kondisi
perusahaan yang akan diteliti. Marjin kontribusi adalah selisih antara hasil
penjualan setelah dikurangi biaya variabel. Jumlah marjin kontribusi dapat
digunakan untuk menutup biaya tetap dan membentuk laba. Break even point
yang dicari dengan metode marjin kontribusi dicapai ketika jumlah marjin
kontribusi sama besarnya dengan biaya tetap.
Impas rupiah = Total Biaya Tetap
1 − Total BV
Total harga jual
atau
Impas rupiah = Total Biaya Tetap
Rasio Margin Kontribusi
Impas unit = Total Biaya Tetap
Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit

atau
Impas unit = Biaya Tetap
CM per Unit
Konsep Marjin Kontribusi dan Rasio Marjin Kontribusi adalah sebagai berikut:
1) Marjin Kontribusi (CM)
Margin kontribusi adalah perbedaan harga jual per unit dan biaya variabel per
unit atau juga disebut total contribution margin yang merupakan perbedaan antara jumlah
penjualan dan jumlah biaya variabel. Margin contribution merupakan jumlah yang tersisa

7
untuk menutup biaya tetap dan memberikan laba. Berikut ini contoh format Laporan
Laba/Rugi Kontribusi PT. X. PT. X Laporan Laba Rugi Kontribusi Tahun 2005
Tabel 1. Format Laporan Laba Rugi Kontribusi

Uraian Jumlah (Rp) Per Unit (Rp)

Penjualan 60.000 kg 300.000.000 5.000


Biaya variable 240.000.000 4.000
Margin kontribusi 60.000.000 1.000
Biaya tetap 40.000.000
Laba bersih 20.000.000

Uraian Jumlah (Rp) Per unit (Rp) Penjualan 60.000 kg 300.000.000 5.000 Biaya
variable Dari laporan laba rugi tersebut tampak bahwa margin kontribusi sebesar Rp.
60.000.000,00 merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap agar memperoleh
laba bersih.
2) Rasio Marjin Kontribusi (RCM)
Rasio marjin kontribusi adalah perbandingan antara marjin kontribusi (total
penghasilan dikurangi biaya variabel) dengan total penghasilan/penjualan. Rumus rasio
margin kontribusi adalah sebagai berikut:
Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi
Penjualan
Sebagai contoh berdasarkan perhitungan diatas maka rasio margin kontribusinya adalah:
RCM = Margin Kontribusi
Penjualan
= 40.000.000 = 20%
200.000.000

Rasio margin kontribusi berfungsi dalam menetapkan kebijakan bisnis. Apabila


rasio margin kontribusi perusahaan besar dan tingkat produksinya dibawah kapasitas
maksimal maka dapat diprediksi adanya kenaikan laba operasi dari suatu kenaikan volume
penjualan, sehingga perusahaan bisa mengambil kebijakan dengan lebih mempromosikan
barang karena perubahan 15 pada laba operasi akan dihasilkan dari perubahan volume
penjualan. Sebaliknya apabila dalam usaha perusahaan mempunyai rasio margin kontribusi

8
yang kecil maka perusahaan bisa mengambil kebijakan dengan mengurangi biaya dan beban
usahanya.3

c) Analisis Multi Produk


Analisis multi produk memerlukan adanya asumsi terkait dengan bauran
penjualan (sales mix), yaitu kombinasi berbagai produk yang dihasilkan/dijual
perusahaan. Dengan menentukan suatu bauran penjualan tertentu, analisis multi
produk dapat diubah ke dalam analisis produk tunggal. Namun untuk analisis
CVP kita harus menggunakan bauran penjualan dalam unit. Perusahaan dapat
menyelesaikan masalah multiproduk dengan mengkonversinya menjadi produk
tunggal, yaitu menetapkan produk-produk tersebut sebagai suatu paket, misal
suatu paket terdiri dari 3 produk A dan 2 produk B.

Contoh:

Keterangan Produk A Produk B Per Paket


(1) Harga jual/unit Rp500 Rp800
(2) Biaya variabel/unit Rp400 Rp600
(3) Marjin kontribusi/unit Rp100 Rp200
(4) Bauran penjualan 3 2
(5) Marjin kontribusi/paket Rp300 Rp400 Rp700
= (3) x (4)

Paket titik impas = biaya tetap total/ marjin kontribusi per paket
= Rp57.400/Rp700 = 82 paket

Berdasar titik impas sebesar 82 paket ini, maka titik impas akan terjadi pada
penjualan produk A sebanyak 246 paket (3 x 82) dan produk B sebanyak 164
paket (2 x 82).

3
journal.uny.ac.id, diakses: Rabu, 04 November, pukul : 10.00

9
Keterangan Produk A Produk B Total
Penjualan:
Rp123.000
246 x Rp500
164 x Rp800 Rp131.200 Rp254.200
Biaya variabel:
(98.400)
246 x Rp400
164 x Rp600 (98.400) (196.800)
Marjin kontribusi 24.600 32.800 57.400
Biaya tetap langsung (24.000) (16.000) 40.000
Marjin segmen 600 16.800 17.400
Biaya tetap tidak langsung 17.400
Laba/Rugi 0

d) Analisis Sensitivitas
Semua pembahasan di atas menganggap bahwa semua variabel (harga,
biaya tetap, biaya variabel) bersifat konstan. Dalam perencanaan, perlu
diperhitungkan kemungkinan berubahnya salah satu variabel yang akan
mempengaruhi besar kecilnya target laba. Analisis sensitivitas merupakan
sebuah teknik “bagaimana jika” untuk mengetahui dampak dari perubahan
asumsi-asumsi yang mendasari variabel independen terhadap variabel
dependennya. Analisis ini cukup mudah dilakukan, yaitu dengan memasukkan
data mengenai harga, biaya varieabel, biaya tetap, dan bauran penjualan serta
dengan menggunakan rumus untuk menghitung titik impas dan target laba yang
diharapkan. Data kemudian dapat diubah-ubah untuk mengetahui dampak
perubahan terhadap laba yang ditargetkan. Penggunaan spreadsheet computer
akan mempermudah perhitungan yang harus dilakukan.

Manajemen dapat memilih strategi yang dianggap paling tepat, sesuai dengan
kondisi persaingan, prediksi tentang pnerimaan/penolakan konsumen terhadap
penurunan/kenaikan harga jual, kenaikan/penurunan biaya tetap dan biaya variable
yang dimungkinkan serta kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Dua konsep yang
dapat digunakan oleh manajemen dalam mengukur risiko yang dihadapinya adalah

10
marjin pengaman (margin of safety) dan pengungkit operasi (operating leverage).

1) Marjin Pengaman (Margin of Safety)


Marjin pengaman adalah unit yang dijual atau diharapkan akan terjual di atas
titik impas/pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan akan dihasilkan di atas titik
impas. Misalnya: volume impas adalah 300 unit dan penjualan saat ini 500 unit,
maka marjin pengamannya 200 unit. Demikian pula jika titik impasnya Rp450.000
dan pendapatan saat ini Rp750.000, maka marjin pengamannya Rp300.000. Marjin
pengaman juga dapat dinyatakan dalam persentase, misalnya dari contoh diatas 40%
(200/500).
Marjin pengaman adalah ukuran kasar risiko. Semakin besar marjin
pengaman maka semakin kecil pula risiko kerugian jika terjadi penurunan penjualan
dari yang diharapkan.

2) Pengungkit Operasi (Operating Leverage)


Operating leverage adalah ukuran besarnya penggunaan biaya tetap dalam
suatu perusahaan. Semakin tinggi biaya tetap, maka semakin tinggi operating
leverage dan semakin besar pula sensitivitas laba bersih terhadap perubahan
penjualan. Perusahaan yang memiliki operating leverage tinggi akan mengalami
peningkatan persentase yang besar dalam labanya jika terjadi sedikit saja
peningkatan dalam penjualan namun juga mengalami penurunan persentase laba
yang besar jika terjadi penurunan penjualan. Sebaliknya, perusahan yang memiliki
operating leverage rendah, akan mengalami peningkatan/penurunan persentase yang
rendah dalam labanya jika terjadi peningkatan/penurunan penjualan.
Besar kecilnya operating leverage (degree of operating leverage - DOL)
untuk tingkat penjualan tertentu diukur dengan menggunakan rasio marjin
kontribusi terhadap laba.
DOL = marjin kontribusi/laba operasi

Penggolongan Biaya atas Dasar Tingkah Laku


a. Biaya Tetap
Semua biaya bersifat variabel dalam jangka panjang, meskipun jenis dari biaya tersebut
terlihat sebagai biaya tetap. Menurut Carter dan Usry (2006:58) “Biaya tetap adalah sebagai
biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun”.

11
b. Biaya Variabel
Menurut Carter dan Usry (2006:59) “Biaya variabel adalah sebagai biaya yang secara total
meningkat secara proporsional 22 terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proposional terhadap penurunan dalam aktivitas”.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat
dengan mengemukakan segi-segi keuangan dalam bentuk perkiraan ,neraca dan ramalan
keuangan serta modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek.

Perencanaan laba (profit planning) dapat dipandang serupa dengan istilah penganggaran
(budgeting),dimana keduanya merupakan rencana yang dinyatakan dengan nilai uang dan
ditujukan langsung pada sasaran organisasi serta berlaku sebagai pedoman untuk mencapai
sasaran tersebut. Dalam mencapai sasaran ,perencanaan laba harus didukung terutama oleh
pelaksananya ,dan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka para manajer atau pemimpin
harus diarahkan untuk membentuk sasaran pribadinya sejalan dengan sasaran organisasi.

B. Saran

Penulis menyadari, dalam penulisan karya tilis ini banyak kekurangan, kesalahan dan
kekhilafan sehingga karya tulis ini jauh darikesempurnaan. Penulis selalu mengharapkan kritik
dan saran yang membagun demi perbaikan dimasa yang akan datang, serta karya tulis ini dapat
memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

13
DAFTAR KEPUSTAKAAN

B.Heckert,J. 1984.Controllership.Jakarta:Erlangga.

Aldolph Matz dan Milton F.Usry.1983.Cost Accounting Planning and Control.Jakarta:Erlangga

Journal.uny.ac.id, diakses: Rabu, 04 November, pukul : 10.00

14

Anda mungkin juga menyukai