Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN


“KONSEP PENYUSUNAN ANGGARAN DALAM ORGANISASI”

Dosen pengampu: Arif syofiandi s.kep,m.k.m


Disusun Oleh :
Kelas B semester 3 kelompok 4
Welin nena agustin (21281082)
Kaifiatul hikmah(21281098)
Ikhwanul redha(21281108)
Ainun jariah(21281080)
Iza maulida(21281087)
Nurmaniati fathiyyah(21281100)
Lastri (21281089)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
MASYARAKAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktu tanpa kurang
suatu apa pun. Tak lupa pula saya haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “ konsep penyusunan anggaran dalam organisasi”


bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah organisasi dan manajemen kesehatan Selama
proses penyusunan makalah, saya mendapat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak.
Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada :

1. Bapak Arif syofiandi s.kep,m.k.m

Saya sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna karena masih dalam tahap
belajar, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan untuk perkembangan makalah
yang selanjutnya.

Mataram, 1 Desember 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................

1. Definisi
2. Prinsip-prinsip
3. Deskripsi anggaran(budget)
4. Traditional budgeting versus activity based budgeting

BAB III : PENUTUP.....................................................................................................

1. Kesimpulan

2. Saran
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran (budget) adalah dokumen perencanaan keuangan untuk masa depan yang
pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan
moneter. Anggaran ini merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang
menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih
kongkret. Usulan anggaran pada umumnya ditelaah atau direview terlebih dahulu oleh
pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggaran formal.Fungsi anggaran akan
menjadi optimal, jika proses penyusunannya mempertimbangkan partisipasi dari
semua pelaku anggaran. Keikutsertaan para manajer dalam proses penyusunan
anggaran merupakan pendekatan yang cukup efektif terhadap perbaikan motivasi dan
perilaku individu dalam setiap organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi
2. Prinsip-prinsip
3. Deskripsi anggaran(budget)
4. Traditional budgeting versus activity based budgeting
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi penyusunan anggaran (budget)


 Pengertian penyusunan anggaran Penganggaran atau penyusunan anggaran
(budgeting) adalah proses penyusunan rencana keuangan organisasi yang dilakukan
dengan cara menyusun rencana kerja dalam rangka waktu tertentu umumnya satu
tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Penganggaran merupakan bagian dari
proses perencanaan organisasi yang secara umum meliputi perencanaan strategi
(strategic planning), penyusunan program (programming), dan penyusunan anggaran
(budgeting).
2.2 Fungsi anggaran
Fungsi anggaran adalah sebagai salah satu alat manajemen yaitu sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memperhatikan kaitan anggaran yang
satu dengan anggaran yang lainnya. Aspek lain yang penting dari perencanaan dengan
menggunakan anggaran adalah perencanaan dana uang tersedia seefesien mungkin.
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntun pemikiran secara teliti dan
memberikan gambaran yang lebih rinci dalam unit dan uang.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan
dilaksanakan terlebih dahaulu mendapatkan persetujuan yang berwenang (terutama dalam
hal keuangan).
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (Controlling). Pengawasan
berarti mengeavaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara
membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) dan melakukan tindakan perbaikan bila
dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpanan yang merugikan). Tujuan pengawasan ini
bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan.
2.3 Prinsip-prinsip anggaran
Sebelum menyusun sebuah anggaran, maka manajemen suatu perusahaan harus
mematuhi prinsip-prinsip anggaran agar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dibawah
ini merupakan prinsip-prinsip anggaran yaitu : Menurut RA Supriyono yang dikutip oleh
Tendi Haruman dan Sri Rahayu menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar yang harus
dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan sesuai dengan
rencana adalah sebagai berikut:
 Management Involvement
 Organizational Adaption
 Responsibility Accounting
 Full Communication
 Timeliness
 Reward and Punishment

Adapun penjelasan prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran adalah :


1. Management Involvement
Keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna bahwa
manajemen mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang
direncanakan.
2. Organizational Adaption
Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi dimana ada
ketegasan wewenang dan tanggung jawab.
3. Responsibility Accounting
Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus didukung
adanya suatu system responsibility accounting yang polanya disesuaikan dengan
pertanggung jawaban manajemen keuangan perusahaan.
4. Full Communication
Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila antara
tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan
sasaran yang akan dicapai.
5. Timeliness
Laporan-laporan mengenai realisasi rencana harus diterima manajer yang
berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut berguna bagi manajemen.
6. Reward and Punishment
Manejemen harus melakukan penilaian kinerja manajer berdasarkan perencanaan yang
telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya dibawah atau melebihi standar harus dapat
diketahui sehingga pemberian reward atau punishment oleh manajemen menjadi transparan.
2.4 Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran
dan pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan
atau yang paling bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan keseluruhan. Akan tetapi
dalam suatu perusahaan dibentuk sebuah komite anggaran, komite anggaran tersebut
anggotanya terdiri dari Manajer Pemasaran, Manajer Produksi, Manajer Keuangan dan
Manajer Pengawasan. Dengan demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta
kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus ditangani oleh pimpinan tertinggi
perusahaan.
Menurut M. Nafarin mengemukakan bahwa prosedur penyusunan anggaran terdiri dari
beberapa tahap sebagai berikut :
 Tahap penentuan pedoman perencanaan.
 Tahap persiapan anggaran.
 Tahap penentuan anggaran.
 Tahap pelaksanaan anggaran.

Adapun penjelasan dari tahapan prosedur penyusunan anggaran perusahaan yang terdiri
dari beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap Penentuan Pedoman Perencanaan
Yaitu tahap yang menentukan anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan
datang, anggaran disiapkan beberpa bulan sebelum tahun anggaran sebelumnya dimulai.
Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
Sebelum menysusun anggaran terlebih dahulu direktur melakukan dua hal yaitu :
a. Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan dari asumsi-asumsi
sebagai dasar penyusunan anggaran.

b. Membentuk panitia anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan
dan sekretaris serta manajer lainnya sebagai anggota.

2. Tahap Persiapan Anggaran


Yaitu tahapan dimana manajer perusahaan terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan
(forecast sale) sebelum menyusun anggaran penjualan perusahaan. Setelah tahap tersebut
selesai manajer keuangan untuk menyusun anggaran lainnya.
3. Tahap Penentuan Anggaran
Yaitu tahapan diadakannya rapat dari semua manajer beserta direksi, dengan materi rapat
berupa perundingan mengenai rencana penyusunan anggaran, Setiap komponen anggaran
serta pengesahan dan pendiskusian anggaran.
4. Tahap Pelaksanaan Anggaran
Yaitu tahapan dilaksanakannya anggaran oleh semua unit kerja yang ada di dalam
perusahaan. Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi
anggaran. Setelah di analisis anggaran disampaikan pada redaksi.
2.5 Deskripsi Anggaran

Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan

dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran

memperlihatkan bagaimana sumber daya yang diharapkan akan diperoleh dan

dipakai selama periode waktu tertentu.

Anggaran juga digunakan untuk mengarahkan suatu kegiatan dan juga sebagai

alat perbandingan dalam mengukur hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga proses

pelaksanaan terkendali. Ada beberapa pengertian yang diberikan mengenai

anggaran oleh para ahli sebagai berikut:

M. Nafarin (2007:11) meyatakan, “Anggaran adalah rencana tertulis mengenai

kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu

tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.”

Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana

terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber

daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu.”

Sedangkan menurut Rudianto (2009:2) dalam bukunya yang berjudul

Penganggaran, “Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang

yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.”


Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas penulis menyimpulkan bahwa

Anggaran merupakan rencana yang dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk

masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan

uang.

Karakteristik Anggaran

Menurut Indra Bastian (2010:191) dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Sektor Publik, karakteristik anggaran publik terdiri dari:

1. Anggaran yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan nonkeuangan;


2. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau
beberapa tahun;
3. Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan;
4. Usulan anggaran yang ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih
tinggi dari penyusun anggaran;
5. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Jenis-jenis Anggaran

Menurut Rudianto (2009:7) dalam bukunya yang berjudul Penganggaran,

anggaran perusahaan terdiri dari berbagai jenis anggaran sebagai berikut:

1. Anggaran Operasional

Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua

kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu

periode tertentu. Karena itu, anggaran operasional mencakup:

a. Anggaran Pendapatan

Anggaran pendapatan merupakan rencana yang dibuat perusahaan untuk

memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu.


b. Anggaran Biaya

Anggaran biaya merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan

perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan. Anggaran

biaya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah rencana besarnya biaya

yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang

terlibat secara langsung di dalam proses produksi dalam suatu periode

tertentu di masa mendatang.

2) Anggaran biaya overhead adalah rencana besarnya biaya produksi di

luar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

3) Anggaran biaya pemasaran adalah rencana tentang besarnya biaya

distribusi yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan

produknya.

4) Anggaran biaya administrasi dan umum adalah biaya yang direncanakan

untuk operasi kantor administratif di dalam suatu periode tertentu di

masa mendatang.

c. Anggaran Laba

Anggaran laba adalah besarnya laba yang ingin diperoleh perusahaan di

dalam suatu periode tertentu di masa mendatang. Anggaran laba sebenarnya

merupakan gabungan dari anggaran pendapatan dan anggaran biaya.

2. Anggaran Keuangan

Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana

pendukung aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini tidak berkaitan langsung


dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk

perusahaan. Anggaran ini merupakan pendukung upaya perusahaan untuk

menghasilkan dan menjual produk perusahaan. Anggaran keuangan mencakup

beberapa jenis anggaran, yaitu:

a. Anggaran Investasi adalah rencana perusahaan untuk membeli barang-

barang modal atau barang-barang yang dapat digunakan untuk

menghasilkan produk perusahaan di masa mendatang dalam jangka panjang,

seperti pembelian dan pembangunan gedung kantor, bangunan pabrik,

pembelian mesin, pembelian tanah, dan sebagainya.

b. Anggaran Kas adalah rencana aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

perusahaan di dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang

sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.

c. Proyeksi Neraca adalah kondisi keuangan yang diinginkan perusahaan di

dalam suatu periode tertentu di masa mendatang. Berarti, dalam proyeksi

neraca tersebut mencakup jumlah harta ingin dimiliki perusahaan beserta

kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan perusahaan di masa

mendatang.

Sedangkan menurut Deddy Nordiawan (2010:71) dalam bukunya

Akuntansi Sektor Publik, jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut:

1. Anggaran operasional dan anggaran modal (Current vs Capital Budgets)

Berdasarkan jenis aktivitasnya, anggaran dibagi menjadi anggaran operasional

dan anggaran modal.


Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan dalam

menjalankan operasi sehari-hari dalam kurun waktu satu tahun. anggaran

operasional ini juga dikelompokkan sebagai pengeluaran pendapatan (revenue

expenditure), yaitu jenis pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya kecil

serta tidak menambah fungsi suatu aset.

Anggaran modal (capital budget) menunjukkan rencana kerja jangka panjang

dan pembelanjaan atas aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan,

perabot dan sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya

cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah jumlah aset atau

kekayaan organisasi sektor publik, yang selanjutnya akan menambah anggaran

operasional untuk biaya pemeliharaannya.

2. Anggaran berdasarkan pengesahan (tentative enacted budgets)

Berdasarkan status hukumnya, anggaran dibagi menjadi anggaran tentatif

(tentative) dan anggaran enacted.

a. Anggaran tentatif adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari

lembaga legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang

tidak direncanakan sebelumnya.

b. Anggaran enacted adalah anggaran yang direncanakan, kemudian dibahas

dan disetujui oleh lembaga legislatif.

3. Anggaran dana umum vs anggaran dana khusus (general vs special budgets)

Dana umum digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang bersifat

umum dan sehari-hari sedangkan dana khusus dicadangkan /dialokasikan

khusus untuk tujuan tertentu


4. Anggaran tetap vs anggaran fleksibel (fixed vs flexible budget)

Dalam anggaran tetap, apropriasi belanja sudah ditentukan jumlahnya di awal

tahun anggaran. Jumlah tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada

peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan. Dalam anggaran fleksibel, harga

barang/jasa per unit telah ditetapkan. Namun, jumlah anggaran secara

keseluruhan akan berfluktuasi bergantung pada banyaknya kegiatan yang

dilakukan.

5. Anggaran eksekutif vs anggaran legislatif (executive vs legislative budget)

Anggaran penyusunannya, anggaran dapat dibagi menjadi anggaran eksekutif,

dalam hal ini pemerintah serta angaran legislatif (legislative budget), yaitu

anggaran yang disusun oleh lembaga legislatif tanpa melibatkan pihak

eksekutif. Selain itu, ada juga yang disebut anggaran bersama (joint budget),

yaitu anggaran yang disusun secara bersama-sama antara lembaga eksekutif

dan legislatif.

Fungsi Anggaran

Menurut Mardiasmo (2009:71) dalam bukunya Akuntansi

Sektor Publik

anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

1. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan

dilakukan oleh sektor publik dari belanja perusahaan tersebut.

2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari

adanya pengeluaran yang terlalu besar atau adanya penggunaan dana yang
tidak semestinya dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan

merupakan prioritas.

Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:

a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;

b. Menghitung selisih anggaran;

c. Menemukan penyebabkan yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak

dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians;

d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (Fiscal Tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk

menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui

anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,

sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.

4. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and

Communication Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah.

Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya

inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Anggaran

harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

5. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada

pemberi wewenang (legislatif), kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan

pencapaian target anggaran dan efesiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja


manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan

dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif

untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

6. Anggarn sebagai alat motivasi (Motivation Tool)

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya

secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Tujuan Anggaran

Tujuan anggaran menurut Nafarin (2007:13) adalah sebagai berikut:

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dari


investasi dana;
2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan;
3. Merinci sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat
memudahkan pengawasan;
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal;
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih
jelas dan nyata terlihat;
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.

Prinsip-prinsip Anggaran Publik

Menurut Indra Bastian (2010:193) prinsip-prinsip penganggaran adalah

sebagai berikut:

1. Demokratis

Mengandung makna bahwa anggaran, baik yang berkaitan dengan pendapatan

maupun yang berkaitan dengan pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu


proses yang mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masyarakat,selain

harus dibahas dan mendapatkan persetujuan dari legislatif.

2. Adil

Berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan secara optimal bagi

kepentingan orang banyak dan secara proporsional dialokasikan ke semua

kelompok dalam masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.

3. Transparan

Adalah proses perencanaan, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban anggaran

negara yang harus diketahui tidak saja oleh wakil rakyat, tetapi juga

masyarakat umum.

4. Bermoral tinggi

Berarti bahwapengelolaan anggaran negara berpegang pada peraturan

perudangan yang berlaku, serta senantiasa mengacu pada etika dan moral yang

tinggi.

5. Berhati-hati

Berarti pengelolaan anggaran negara juga harus dilakukan secara berhati-hati,

karena posisi sumber daya jumlahnya terbatas dan mahal harganya. Hal ini

semakin terasa penting jika dikaitkan dengan unsur hutang organisasi.

6. Akuntabel

Berarti bahwa pengelolaan keuangan organisasi harus dapat

dipertanggungjawabkan setiap saat secara internal maupun eksternal kepada

rakyat.
Siklus Penganggaran Publik

Menurut Indra Bastian (2010:208) dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Sektor Publik siklus penganggaran publik dijelaskan dalam Gambar 2.1

Siklus Penganggaran Publik sebagai berikut:

1.Penetapan prosedur 2.Penetapan dokumen


dan tim standar
penganggaran tahun harga
terkait

6.Penetapan 3.Penyebaran dan


Anggaran Pendapatan pengisian formulir
dan Belanja rencana kerja dan
anggaran

5. Pembahasan, 4. Rekapitulasi rencana


perubahan, dan kerja dan
penyelesaian draft anggaran
anggaran

Gambar 2.1 Siklus Penganggaran Publik


Sumber: Buku Akuntansi Sektor Publik oleh Indra Bastian (2010:208)

Dari gambar tersebut di atas, dapat dijelaskan masing-masing tahapannya

sebagai berikut:

1. Penetapan Prosedur dan Tim Penganggaran Tahun Terkait

Tahapan pertama dari siklus anggaran adalah penetapan prosedur atau aturan

dalam pembuatan anggaran sekaligus penetapan tim penganggaran tahun

terkait.
2. Penetapan Dokumen Standar Harga

Dokumen standar harga ditujukan untuk mengendalikan harga berbagai

kebutuhan organisasi (barang dan jasa).

3. Penyebaran dan Pengisian Formulir Rencana Kerja dan Anggaran

Pada tahapan ini akan disebarkan formulir program kerja dan anggaran tahun

terkait. Pedoman pengisian formulir rencana kerja dan anggaran adalah

dokumen standar harga serta draft atau dokumen perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya.

4. Rekapitulasi Kertas Kerja

Tahapan selanjutnya rekapitulasi kertas kerja adalah proses meringkas atau

mengumpulkan data dari kertas kerja.

5. Pembahasan Perubahan dan Penyelesaian Draft Anggaran Pendapatan dan

Belanja

Kemudian dilakukan pembahasan anggaran untuk periode berikutnya

berdasarkan kertas kerja anggaran dan rencana kerja final. Tahapan selanjutnya

adalah menyelesaikan draft anggaran pendapatan dan belanja. Pada tahapan ini

dilakukan pengecekan ulang terhadap draft anggaran yang dibuat, selain juga

memastikan bahwa draft anggaran telah sesuai dengan perencanaan dan tanpa

kesalahan.

6. Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Draft anggaran yang telah selesai kemudian ditetapkan menjadi anggaran.

Proses penetapan anggaran ini adalah tahapan akhir dari proses pembuatan
anggaran. Dalam penyusunan anggaran periode berikutnya, kita bisa kembali

ke tahapan pertama di atas.

Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penyusunan

anggaran dan pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya ada ditangan pimpinan

tertinggi perusahaan yang paling bertanggung jawab atau kegiatan perusahaan

keseluruhan.

Dengan demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta

kegiatan-kegiatan penganggaran lainnya tidak harus ditangani oleh pimpinan

tertinggi perusahaan M. Nafarin (2007:23) mengemukakan bahwa prosedur

penyusunan anggaran terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

1. Tahap penentuan pedoman perencanaan

Yaitu tahap yang menentukan anggaran yang akan dibuat pada tahun yang

akan datang, anggaran disiapkan beberpa bulan sebelum tahun anggaran

sebelumnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan

pada awal tahun anggaran.

2. Tahap persiapan anggaran

Yaitu tahapan dimana manejr perusahaan terlebih dahulu menyusun ramalan

penjualan (forecast sale) sebelum menyusun anggaran penjualan perusahaan.

Setelah tahap tersebut selesai manajer keuangan untuk menyusun anggaran

lainnya.
3. Tahap penentuan anggaran

Yaitu tahapan diadakannya rapat dari semua manajer beserta direksi, dengan

menteri rapat berupa perundingan mengenai penyusunan rencana akhir. Setiap

komponen anggaran serta pengesahan dan pendiskusian anggaran.

4. Tahap pelaksanaan anggaran

Yaitu tahapan dilaksanakannya anggaran oleh semua unit kerja yang ada di

dalam perusahaan. Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat

laporan realisasi anggaran. Setelah di analisis anggaran disampaikan pada

redaksi.

Dari uraian diatas penulis artikan bahwa prosedur penyusunan terdiri dari

empat tahap, yaitu penentuan pedoman perencanaan anggaran, tahap penentuan

anggaran dan tahap pelaksanaan anggaran.

Metode Penyusunan Anggaran

Menurut Sofyan Harahap (2005:88) ada tiga metode dalam menyusun

anggaran biasanya digunakan oleh suatu organisasi, yaitu:

1. Top down budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan oleh

organisasi atau perusahaan yang dimulai dari pimpinan perusahaan kepada

bawahannya.

2. Bottom up budgeting adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu

perusahaan yang dimulai dari bawahan kepada atasannya atau pimpinan

perusahaan.
3. Gabungan adalah metode anggaran yang dilaksanakan suatu perusahaan dengan

menggabungkan dua metode sebelumnya yaitu metode Top down dan Bottom

up budgeting.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode dalam penyusunan

anggaran biasanya dilaksanakan oleh suatu organisasi atau perusahaan yang

dimulai dari pimpinan perusahaan kepada bawahannya, bawahan kepada

pimpinan perusahaan, dan penggabungan antara dua metode tersebut.

Realisasi Anggaran Publik

Menurut Ali Hasan (2008:239), ”Realisasi adalah tindakan yang nyata atau

adanya pergerakan/perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan.”

Dalam siklus akuntansi sektor publik, setelah proses penganggaran selesai,

anggaran itu kemudian direalisasikan sebagaimana yang telah direncanakan

organisasi publik. Berikut ini pendapat (Indra Bastian:2010:231) tentang

pengertian realisasi anggaran, “Realisasi anggaran merupakan proses pelaksanaan

segala sesuatu yang telah direncanakan dan dianggarkan oleh organisasi publik.”

Siklus Realisasi Anggaran Publik

Siklus realisasi anggaran dibagi dalam tiga tahapan kegiatan, yakni

persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian (Indra Bastian:2010:239). Tahapan

tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.2 Siklus Realisasi Anggaran Publik berikut

ini:
PENGENDALIAN

PERSIAPAN

Siklus Realisasi PROSES


PENYELESAIAN PELAKSANAAN

Gambar 2.2 Siklus Realisasi Anggaran


Publik Sumber: Indra Bastian
(2010:239)

Setiap tahapan realisasi anggaran publik terbagi ke dalam tiga kegiatan

utama, yakni (1) pencairan anggaran (pengeluaran), (2) realisasi pendapatan, dan

(3) pelaksaan. Masing-masing kegiatan utama tersebut berlaku sebagai siklus

realisasi anggaran. Setiap kegiatan utama terbagi lagi ke dalam kegiatan per

tahapan persiapan, proses pelaksanaan, dan penyelesaian. Berikut ini penjelasan

lengkapnya:

1. Pencairan anggaran (pengeluaran), dimulai dengan tahap persiapan yang terdiri

dari kegiatan pembuatan prosedur dan formulir serta pembuatan anggaran kas;

tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pengumpulan bukti untuk

pencatatan, penyelesaian tata prosedur pencatatan barang dan modal, serta

pelaporan aktivitas jasa.


2. Realisasi pendapatan, dimulai tahapan persiapan yang terdiri dari kegiatan

menghitung potensi dan membuat regulasi untuk prosedur serta formulir; tahap

proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan penagihan dan pengumpulan

pendapatan; dan tahap proses penyelesaian terdiri dari kegiatan rekapitulasi

realisasi pendapatan serta pengenaan sanksi dan insentif.

3. Pelaksanaan program, dimulai dengan tahapan persiapan yang terdiri dari

kegiatan pembentukan tim dan membuat tata aturan serta pembagian beban

kerja. Tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan,

sementara tahap penyelesaian terdiri dari kegiatan finalisasi produk dan

pembuatan laporan .

2.6 Tradisional Budgeting

Penganggaran Tradisional adalah salah satu metode yang digunakan untuk penyusunan
anggaran oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu dengan pertimbangan dimana
anggaran tahun sebelumnya dianggap sebagai dasar penggunaan anggaran tahun berjalan
yaitu anggaran tahun berjalan. dibuat dengan melakukan perubahan anggaran tahun lalu.

Penganggaran tradisional adalah metode penganggaran yang bergantung pada pengeluaran


tahun sebelumnya yang tepat untuk melakukan penganggaran tahun berjalan.

Satu-satunya keuntungan menggunakan penganggaran semacam ini adalah kesederhanaan.


Jika sebuah perusahaan mengikuti jenis penganggaran ini, tidak perlu memikirkan kembali
setiap item dalam daftar. Sebaliknya, mereka cukup melihat pengeluaran tahun sebelumnya
dan kemudian menambahkan / mengurangi tingkat inflasi, situasi pasar, permintaan
konsumen, dll.
Keuntungan

 Menawarkan kerangka kerja yang kokoh:  Karena didasarkan pada titik referensi


(titik data tahun sebelumnya), pengelolaan kegiatan keuangan organisasi menjadi
mudah. Sebagai alternatif, titik referensi ini memungkinkan perusahaan untuk
mendasarkan anggarannya pada kerangka kerja yang solid yang mudah dijalankan dan
dikendalikan.
 Mendorong desentralisasi:  Karena setiap orang dapat melihat pengeluaran tahun
sebelumnya dan dapat memutuskan anggaran untuk tahun depan, gagasan tersebut
menjadi desentralisasi. Dan manajemen puncak tidak perlu memikirkan bagaimana
membuat anggaran untuk tahun berikutnya. Dan sebagai hasilnya, berkonsentrasilah
pada tugas-tugas bernilai tinggi lainnya.
 Penganggaran tradisional menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya
organisasi:  Karena ini adalah metode penganggaran yang paling mudah, segera itu
menjadi bagian dari budaya organisasi. Dan terus menerus, prosesnya terus berlanjut.
Jika rencana baru diperkenalkan (misalnya, "penganggaran berbasis nol"), maka itu
akan menjadi usaha yang berisiko untuk bisnis.

Kekurangan

 Peluang terjadinya kesalahan manusia lebih tinggi:  Karena ini semua tentang


melihat banyak spreadsheet, wajar jika Anda melakukan kesalahan dan membuat
kesalahan. Akibatnya, terkadang, kesalahan menjadi terlalu mahal untuk bisnis.
 Memakan waktu:  Dalam penganggaran tradisional, manajer bergantung pada
banyak spreadsheet. Akibatnya, dibutuhkan banyak waktu untuk memilah-milah,
membandingkan pengeluaran tahun sebelumnya dengan perkiraan pengeluaran
dengan menambahkan inflasi dan faktor lainnya.
 Itu tidak mendorong perilaku yang diharapkan: Jika sebuah perusahaan ingin
mempromosikan perilaku inovatif dan loyal, perusahaan harus memasukkan lebih
banyak anggaran ke dalam departemen di mana karyawan secara teratur berinovasi
dan memikirkan tujuan organisasi terlebih dahulu. Namun dalam penganggaran ini,
perilaku yang diharapkan tidak dapat didorong karena bergantung pada pengeluaran
tahun sebelumnya.
 Tidak ada keselarasan antara pengeluaran dan strategi: Strategi  setiap tahun
berbeda karena setiap tahun, setiap organisasi ingin mencapai yang lebih tinggi.
Dengan skenario pengeluaran yang sama, tidak mungkin bagi sebuah organisasi untuk
menjadi ahli strategi untuk keuntungan dan perkembangan tahun ke tahun.
 Prediksi tidak akurat:  Karena poin data tahun sebelumnya digunakan sebagai poin
dasar, prediksi anggaran untuk tahun depan tidak dapat mencapai akurasi

2.7 Activity-Based Budgeting (ABB)


Sementara metode penganggaran tradisional menyesuaikan biaya sebelumnya berdasarkan
inflasi atau perubahan dalam aktivitas bisnis, Activity-Based Budgeting (ABB) adalah cara
yang jauh lebih menyeluruh untuk melihat biaya.

Setiap biaya yang dikeluarkan oleh bisnis akan dilihat dengan cermat untuk menentukan
apakah efisiensi dapat diciptakan dan biaya dikurangi. Ini bisa dalam bentuk pengurangan
tingkat aktivitas atau penghapusan total aktivitas yang tidak perlu. Pada akhirnya, ABB
bertujuan untuk menganalisis pendorong biaya bisnis dan memungkinkan bisnis menjadi
lebih menguntungkan.

Diagram di atas menunjukkan bagaimana penganggaran ABB berbeda dari metode


penganggaran tradisional. Sementara metode tradisional hanya meningkatkan atau
menurunkan biaya yang diproyeksikan berdasarkan nilai historis, ABB memecah biaya
secara lebih bertahap.
Tahapan Penganggaran Berbasis Aktivitas
ABB mengikuti tiga langkah utama:

1. Identifikasi faktor pendorong biaya dari berbagai aktivitas.


Misalnya, pendorong biaya untuk fasilitas manufaktur dapat berupa total jam kerja dan upah
yang dibayarkan kepada karyawan.

2. Proyeksikan jumlah unit yang dibutuhkan dalam setiap pemicu biaya.


Misalnya, fasilitas manufaktur mungkin selalu membutuhkan tiga orang di lini produksi,
yang berarti 240 jam kerja per minggu.

3. Hitung biaya per unit aktivitas yang berkaitan dengan pemicu biaya
tersebut.
Misalnya, upah pekerja gudang bisa menjadi 12.000 rupiah per jam.Bisnis harus menganalisis
tujuan dan persyaratan mereka untuk menentukan apakah sistem ABB masuk akal untuk
diterapkan. ABB lebih cocok untuk bisnis baru yang tidak memiliki data biaya historis yang
dimiliki bisnis yang lebih mapan.

Kelebihan Penganggaran Berbasis Aktivitas


Sehubungan dengan metode penganggaran lainnya, ABB memungkinkan Anda untuk melihat
dengan tepat berapa biaya terkait untuk setiap aktivitas operasional. Ini juga membantu untuk
memecah biaya ini lebih lanjut untuk menentukan apa yang dapat merusak profitabilitas
perusahaan. Sementara metode penganggaran lain melihat biaya input untuk melakukan
aktivitas, ABB melihat output yang mendorong biaya. Dengan demikian, manajemen dapat
mengevaluasi dengan lebih baik unit bisnis yang berbeda relatif satu sama lain dan
mengalokasikan modal di tempat yang dianggap paling menguntungkan.

Kekurangan Penganggaran Berbasis Aktivitas


Kekuranganterbesar dari penerapan ABB adalah lebih mahal dan memakan waktu untuk
mengimplementasikannya daripada metode penganggaran lainnya. Karena semua biaya yang
terkait dengan aktivitas bisnis dilacak, semua detail teknis harus dicatat saat terjadi. Selain
itu, akuntan yang menangani ABB perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
proses bisnis. Ini bisa jadi sulit, terutama dalam bisnis dengan siklus produksi yang
kompleks. Bisnis perlu memutuskan apakah peningkatan akurasi perkiraan sepadan dengan
investasi ekstra yang diperlukan untuk menerapkan sistem ABB.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Anggaran (budget) adalah dokumen perencanaan keuangan untuk


masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan
dinyatakan dalam satuan moneter. Fungsi anggaran akan menjadi
optimal, jika proses penyusunannya mempertimbangkan partisipasi dari
semua pelaku anggaran. Pengendalian umumnya dilakukan dengan
analisis selisih (variance analysis) antara rencana-rencana keuangan yang
ditetapkan dalam anggaran dengan realisasi kegiatan atau program yang sesungguhnya.

2. SARAN

Penulis menyarankan agar kita semua bisa mempelajari dan memahami materi tentang
konsep penyusunan anggaran (budget) dalam organisasi,fungsi anggaran,dan prinsip-prinsip
anggaran, penganggaran tradisonal dan aktivitas based anggaran.
DAFTAR PUSTAKA

Blythe, D. Flanders. 2005. Introduction to Budgeting, 4th Edition,


Southbank, Vic.:Thomson.

Moh Mahsun, Firma S, Andre P. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Edisi 3,


Yogyakarta: BPFE UGM.

Anda mungkin juga menyukai