FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam mata kuliah Akuntansi
Keprilakuan. Makalah ini tentunya dapat terselesaikan dengan baik atas dukunngan berbagai
pihak. Makalah ini dapat terselesaikan dengan materi “aspek keprilakuan dari perencanaan laba
dan penganggaran”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan sehinga perlu dibenahi. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini, agar
makalah ini dapat berguna serta bermafaat bagi pengembangan wawasan. Kami berharap makalah
ini dapat bermamfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Anggaran dan akuntansi memiliki hubungan yang sangat erat dimana akuntansi menyajikan
data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi yang akan dituangkan
dalam anggaran yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja di waktu mendatang.
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
mendatang. Orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap penyusunann anggaran serta
pelaksanaannya adalah pemimpin perusahaan. Namum siapa atau bagian apa yang ditugaskan
untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi
dari setiap perusahaan
Pada dasarnya aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang
muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia
mencoba untuk hidup dengan anggaran
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu
pendek yakni satu tahun. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa anggaran rencana kerja
berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang dan anggaran
diwujudkan dalam bentuk tertulis yang disusun secara teratur dan sistematis.
Anggaran diterima secara luas sebagai tolok ukur perencanaan dan pengendalian.
Anggaran berdampak langsung terhadap perilaku manusia dan aspek keperilakuan dari
peranggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dari proses penyusunan anggaran
hingga implementasi terhadap pelaksanaan anggaran.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan suatu proses negosiasi antara manajer
pusat pertanggungjawaban dan atasannya. Dengan demikian anggaran mempunyai dua peran
penting di dalam suatu perusahaan. Pertama, anggaran sebagai alat untuk perencanaan
(planning), dan yang kedua, anggaran berperan sebagai alat untuk pengendalian (control),
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari suatu proses perencanaan perusahaan. Sebagai
hasil negosiasi antar anggota perusahaan maka ia mengandung konsesus/kesepakatan
organisasi tentang operasionalisasi tujuan perusahaan dimasa depan.
2. Anggaran merupakan cetak biru bagi pelaksanaan tindakan, yang merefleksikan apa yang
menjadi prioritas-prioritas manajemen dalam mengalokasikan sumber daya-sumber daya
perusahaan. Anggaran juga memberikan indikasi mengenai bagaimana unit-unit kecil
organisasi diarahkan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan secara
menyeluruh.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi internal perusahaan, yang
menghubungkan satu departemen atau divisi dengan lainnya dan dengan manajemen
puncak.
4. Anggaran menyatakan sasaran dalam kriteria kinerja atau standar yang dapat diukur dan
dibandingkan dengan hasil operasi yang dicapai. Dengan demikian dapat dijadikan dasar
bagi evaluasi/penilaian kinerja bagi manajer pusat laba dan biaya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat kontrol yang dapat menunjukkan secara nyata kepada
manajemen mengenai bagian-bagian yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan.
Hal ini memungkinkan manajemen menentukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif
dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
1. Penetapan tujuan
Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh
aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan, dan komitmen. Aktivitas
perencanaan dimulai dengan menterjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan -
tujuan yang lebih spesifik. Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan anggaran
yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan oleh manajer lini dan direktur memainkan
peranan kunci dalam penyusunan anggaran. Karyawan dan staf perusahaan bertanggungjawab
menginisiasi dan melakukan administrasi atas proses penyusunan anggaran. Disaat
menformulasikan tujuan organisasi dan menterjemahkannya ke dalam target operasi perusahaan,
diperlukan kehati- hatian untuk menetapkan suatu skala prioritas tujuan dan target yang realistis.
Keselarasan dalam tujuan, Jika tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk mencapai
tujuan pribadi atau memenuhi kebutuhan pribadi, maka tujuan organisasi akan memotivasi
karyawan untuk menyelesaikan setiap target yang diinginkan. Jika keselarasan tujuan tidak dapat
ditetapkan, maka berbagai masalah dapat berkembang. Manajer dari tiap unit atau
departemen yang berbeda mungkin bekerja untuk tujuan yang saling bertentangan yang
memunculkan persaingan tidak sehat antar unit departemen. Semangat persaingan yang tidak
sehat itu dapat menggantikan semangat untuk bekerjasama atau perasaan putus asa dapat
menyerap ke berbagai tingkatan manajerial. Motivasi manajer dan karyawan terhadap
pencapaian tujuan organisasi dapat menjadi lemah. Kondisi ini dapat tercermin dalam penurunan
kualitas pelayanan yang diberikan ke pelanggan dan atau kualitas terhadap barang atau
produk yang dihasilkan.
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih
pihak di mana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya. Dengan kata lain, pekerja dan manajer tingkat bawah memiliki suara dalam proses
penetapan tujuan dan penyusunan anggaran.
2. Implementasi
aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap implementasi adalah seluruh
aspek perencanaan yang meliputi komunikasi, kerja sama, dan koordinasi.
C. Konflik internal
Anggaran memerlukan interakasi antara orang-orang pada berbagai tingkatan organisasi
yang berbeda. Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai
akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-
gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar pribadi dan antar
kelompok selama proses penyusunan anggaran.
Konflik internal menciptakan suatu lingkungan kerja yang kompetitif dan bermusuhan.
Konflik internal menyebabkan orang berfokus pada kebutuhan departemannye sendiri secara
eksklusif dari pada kebutuhan organisasi secara total. Hal tersebut menimbulkan kebencian pada
manajemen dan anggaran. Oleh karena itu manajemen harus mengidentifikasikan dan
mendiagnosis penyebabnya. Kemudian tindakan untuk menghilangkan konflik internal dan
mengembalikan hubungan kerja yang harmonis dan produktif dapat dimulai.
Contoh : Adanya perbedaan anggaran pada departemen tertentu tanpa ada penjelasan
kepada departemen lain.
D. Efek samping lain yang tidak diinginkan
Anggaran barangkali menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu
pengaruhnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal yang kecil yang menentang
tujuan anggaran. Tujuan awal mereka adalah mengurangi ketegangan dari konflik internal seperti
menggeser tanggung jawab ke departemen lain, memertanyakan validitas data yang dianggarkan
dan melakukan lobi untuk menurunkan standar. Hal-hal tersebut bertentangan dengan tujuan
organisasi sehingga justru menimbulkan ketegangan.
Efek lain, anggaran sering kali dipandang sebagai alat tekanan manajerial. Orang-orang
merasakan tekanan ketika manajemen puncak berusaha memperbaiki efisiensi. Sedikit tekanan
memang diperlukan tetapi tekanan yang berlebihan dapat dihubungkan dengan frustasi, emosi
yang meningkat dan penyakit fisik yang ditimbulkan oleh stress.
Tekanan anggaran bagi para penyelia lebih bahaya karena mereka tidak mampu
melimpahkan tanggung jawab pada bawahannya, sehingga pada akhirnya mereka melakukan
tindakan disfungsional. Salah satunya mendistorsi proses pengukuran dengan memanipulasi data
atau membuat keputusan operasi yang meningkatkan kinerja tapi merugikan perusahan pada
jangka panjang.
Efek samping lainnya yang tidak diinginkan adalah penekanan yang berlebihan pada
kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
Anggaran dapat menghambat inisiatif individual dan inovasi yang efektif biaya karena metode
bisnis dengan probabilitas keberhasilan yang diketahui lebih dipilih dibangingkan dengan metode
baru dengan peluang keberhasilan yang belum terbukti.
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi. Mc Gregor
menjelaskan gaya kepemimpinan yang dikenal dengan teori X dan teori Y. Teori X
mengimplikasikan bahwa anggaran akan disusun oleh manajemen puncak (pengontrol atau
direktur perencanaan) dan dikenakan pada manajemen tingkat bawah. Gaya kepemimpinan
otoriter, anggaran dipandang sebagai alat pengendalian manajemen untuk memastikan kepatuhan
karyawan. Kelebihan teori X ini yaitu secara nyata mengkoordinasi dan pengendalian atas aktivitas
khususnya ketika tanggungjawab atas tugas tersebut tidak jelas. Kelebihan lain, gaya
kepemimpinan ini efisien dalam kasus perbedaan bahasa dan budaya. Namun kelemahannya, tidak
mendorong partisipasi dan dapat menimbulkan tekanan anggaran yang berlebihan, kegelisahan
dan rusaknya motivasi. Teori Y adalah gaya kepemimpinan demokratis, mendorong keterlibatan
dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan. Kelebihannya
yaitu, proses penyusunan anggaran lebih fleksibel dan memberikan peluang bagi karyawan untuk
terlibat dalam perancangan arah organisasi, mengekspresikan ide-ide mereka dan memanfaatkan
bakat mereka secara efektif. Namun kelemahannya adalah dibutuhkan waktu yang lebih banyak
untuk menyelesaikan anggaran karena komunikasi dan negoisasi bolak-balik antar departemen.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu
pendek yakni satu tahun. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa anggaran rencana kerja
berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang dan anggaran
diwujudkan dalam bentuk tertulis yang disusun secara teratur dan sistematis.
Anggaran diterima secara luas sebagai tolok ukur perencanaan dan pengendalian.
Anggaran berdampak langsung terhadap perilaku manusia dan aspek keperilakuan dari
peranggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dari proses penyusunan anggaran
hingga implementasi terhadap pelaksanaan anggaran.
1. Penetapan tujuan
Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh
aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan, dan komitmen. Aktivitas
perencanaan dimulai dengan menterjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan -
tujuan yang lebih spesifik. Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan anggaran
yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan oleh manajer lini dan direktur memainkan
peranan kunci dalam penyusunan anggaran. Karyawan dan staf perusahaan bertanggungjawab
menginisiasi dan melakukan administrasi atas proses penyusunan anggaran. Disaat
menformulasikan tujuan organisasi dan menterjemahkannya ke dalam target operasi perusahaan,
diperlukan kehati- hatian untuk menetapkan suatu skala prioritas tujuan dan target yang realistis.
2. Implementasi
aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap implementasi adalah seluruh
aspek perencanaan yang meliputi komunikasi, kerja sama, dan koordinasi.
Penerbitan laporan kinerja yang tepat waktu memiliki dampak mendorong moral
karyawan. Namun perlu diwaspadai, kurangnya umpan balik kinerja dan penundaan umpan balik
berdasarkan hasil evaluasi kinerja akan menghilangkan moral dan motivasi untuk mencapai kinerja
yang lebih baik. Sebaliknya, berdasarkan hasil riset diketahui bahwa adanya umpan balik yang
positif akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas penugasan atau kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6509214/MAKALAH_AKUNTANSI_KEPRILAKUAN_KEL_5
diakses pada senin 21 oktober 2019 pukul 10:20
https://www.academia.edu/24548674/Aspek_Keperilakuan_pada_Perencanaan_Laba_dan_Penga
nggaran di akses pada rabu 23 oktober 2019 pukul 20:34
https://id.scribd.com/doc/303762376/Makalah-Aspek-Keperilakuan-Pada-Perencanaan-Laba-
dan-Penganggaran di akses pada rabu 23 oktober 2019 di akses pukul 20:50
https://www.coursehero.com/file/33829930/Makalah-Aspek-Keperilakuan-Pada-Perencanaan-
Laba-dan-Penganggaran415doc/ di akses pada sabtu 26 oktober 2019 pukul 20:27