NAMA KELOMPOK :
i
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ANGGARAN....................................................................................................3
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran mengakibatkan manusia
membatasi tindakannya. anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara
kontinyu dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan.
Manajer seringkali menghadapi permasalahan akibat adanya anggaran kemudian dianggap
sebagai sesuatu yang dapat menghambat atau mengancam karir.
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalam penganggaran merupakan
faktor kunci. Manajemen harus mengetahui maksud penyusunan anggaran adalah memotivasi
karyawan dan mengkoordinasi aktivitas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) mendatang. Sementara itu penganggaran adalah proses kegiatan yang
menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kerja yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat
pengoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.
3
6. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan
efesien serta selaras dengan tujuan organisasi.
Tahap implementasi
Pada tahap implementasi , rencana formal tersebut digunakan untuk mengomunikasikan
tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi.
Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang
bertanggugjawab mengambil tindakan. Agar rencana tersebut berhasil, rencana itu harus
dikomunikasikan secara efektif.
4
Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang
perlu diambil:
1. Manajemen puncak harus memutuskan tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi
mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui
oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan kepada penyelia
dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang
masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hsil kinerja aktual dengan tujuan
yang telah dianggarkan secara periodik.
1.Anggaran cenderung terlalu mnyederhanakan situasi “riil” dan gagal untuk memungkinkan
dimasukannya variasi dalam faktor internal.
2.Anggaran mencerminkan variabel-variabel kualitatif.
3.Anggaran hanya mengonfirmasikan hal yang telah diketahui oleh penyelia.
4.Anggaran sering kali digunakan untuk memanipulasi penyelia sehingga ukuran kinerja
yang diindikasikan dicurigai.
5.Laporan anggaran menekankan pada hasil, bukan pada alasan.
6.Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan penyelia.
5
7.Anggaran cenderung menekankan kegagalan.
Resistensi
Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung, anggaran
masih ditolak oleh banyak partisipan dalam suatu organisasi. Karena anggaran menandai dan
membawa perubahan sehingga merupakan suatu ancaman terhadap status quo. Pada proses
anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin
merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab
rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Konflik internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan
satu departemen dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah ketidak
mampuan mencapai kerja sama antar pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan
anggaran.
6
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, poloa-pola interaksi
dalam penetapkan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim
organisasi.
Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan anggota organisasi yang dominan secara
kolektif mempunyai kendali yang mencukupi atas sumber daya organisasi untuk membuat
komitmen atasnya kearah tertentu atau untuk menahannya dari yang lain. Tujuan dipandang
sebagai suatu kesepakatan yang kompleks, yang terkadang mencerminkan kebutuhan
individual dan tujuan pribadi yang saling bertentangan dari anggota organisasi yang dominan.
Tujuan organisasi ditentukan melalui negosiasi. Tawar-menawar dan perdagangan pengaruh
7
adalah hambatan yang dikenakan oleh berbagai partisipan dan lingkungan eksternal maupun
internal.Bobot dari input individu apapun ke dalam proses penyusunan anggaran dalam
banyak kasus bergantung padakekuasaan dari orang tersebut di dalam perusahaan.
Kelarasan Tujuan
Masalah utama yang dijumpai dalam tahap penetapan tujuan adalah mencapai suatu tingkat
keselarasan tujuan atau kompabilitas yang mungkin diantara tujuan-tujuan organisasi,
subunit-subunitnya(divisi atau departemen), dan anggota-anggotanya yang berpartisipasi.
keselarasan atau kompabilitas akan terjadi ketika individu memandang bahwa kebutuhan
pribadinya dapat dipenuhi dengan mencapai tujuan organisasi. Jika tujuan organisasi
dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi atau memenuhi kebutuhan pribadi,
maka tujuan organisasi akan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tindakan yang
diinginkan.
Jika keselarasan tujuan tidak ditetapkan, maka berbagai masalah dapat berkembang. Manajer
dari subunit yang berbeda mungkin bekerja untuk tujuan yang saling bersaing , semangat
persaingan dapat menggantikan semangat untuk bekerjasama, atau perasaan putus asa dapat
menyerap ke dalam tingkatan manajerial.
Partisipasi
Partisipasi adalah suatu “proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih
pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya”. Dengan kata lain, pekerja dan manajer tingkat bawah memiliki suara dalam
proses manajemen. ketika diterapkan kepada perencanaan, partisipasi mengacu kepada
keterlibatan manajer tingkat menengah dan bawah dalam pengambilan keputusan yang
mengarah kepada penentuan tujuan operasional dan penetapan sasaran kinerja.
Kedalaman, lingkup, dan bobot partisipasi dalam penetapan bergantung kepada gaya
kepemimpinan organisasi, struktur organisasi, dan kecepatan dimana keputusan harus dibuat,
keahlian dari angkatan kerja, dan jenis kontribusi yang dapat mereka berikan. Dengan
demikian, organisasi harus memutuskan apakah akan melibatkan manajer tingkat menengah,
manajer tingkat bawah, penyelia, mandor, pekerja pabrik, atau pekerja kantor dalam
8
penyusunan proses anggaran. Kemudian, keputusan mengenai aktivitas anggaran dimana
anggota-anggota organisasi ini akan berpartisipasi harus dibuat.
Dalam pengertian yang lebih luas, partisapasi merupakan inti dari proses demokratis sehingga
tidak alami jika diterapkan dalam struktur organisasi yang otoriter. Dengan demikian, dalam
organisasi besar dan birokratis yang dikelola secara sentral, partisipasi dalam menentukan
tujuan dan menetapkan sasaran akan berdasarkan definisi terbatas pada sekelompok eksklusif
puncak. Manajemen puncak akan menyusun anggaran dan meneruskannya kebawah hirarki
sebagai sekelompok perintah yang harus dipenuhi.
Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah partisipan menjadi terlibat secara
emosi dan bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka. Partisipasi dapat meningkatkan
moral dan mendorong inisiatif yang besar pada suatu tingkatan manajemen. Partisipasi juga
berarti meningkatkan rasa kesatuan kelompok, yang pada gilirannya cenderung meningkatkan
kerjasama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan. Tujuan organisasi yang dibantu
penetapannya oleh orang-orang tersebut, kemudian akan dipandang sebagai tujuan yang
selaras dengan tujuan pribadi mereka. Proses ini disebut dengan internalisasi tujuan.
Kurangnya internalisasi tujuan dapat menimbulkan konflik antara tujuan pribadi individual
dan tujuan yang terkait dengan karyawan. Karena tujuan dan kebutuhan pribadi biasanya
mendominasi tujuan organisasi, kurangnya internalisasi tujuan dapat dihubungkan dengan
penurunan dalam moral dan produktivitas.
9
Mereka melakukan hal ini untuk menyediakan suatu margin keselamatan (margin of
safety)untuk memenuhi tujuan yang dianggarkan. Hal ini memberikan lebih banyak
fleksibilitas dan kepastian kepada manajer untuk mencapai tujuan pribadi dan organisasi.
Intinya adalah anggaran yang terlau ketat atau terlalu longgar atau disusun
dengan slack yang berlebihan atau tanpa slack sama sekali dapat menciptakan tanggapan
keperilakuan yang berlawanan dengan kepentingan perusahaan. Harus ada kehati-hatian
dalam memastikan bahwa dokumen anggaran akhir menghindari kekurangan yang berkaitan
dengan anggaran yang terlalu ketat atau terlalu longgar. Sebagaimana kebanyakan hal
lainnya,organisasi sebaiknya.
Status dan pengaruh suatu organisasi juga dapat menghambat partisipasi yang efektif. Orang
yang menduduki posisi organisasi lebih tinggi memiliki kepribadian yang lebih dominan, atau
memiliki status social lebih besar mungkin memiliki pengaruh yang berlebihan pada proses
penentuan kebijakan dan penetapan tujuan. Orang yang kurang dominan mungkin melihat
penyusunan anggaran secara partisifasif merupakan permainan dimana mereka dipaksa
memerankan “orang yang hanya bisa berkata ya”.Tahap Implementasi
Pengkomunikasian Anggaran
Pengotrol atau direktur perencanaan bertanggung jawab mengimplementasikan anggaran. hal
ini dicapai dengan mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui kepada orang-
orang di tingkat organisasi yang lebih rendah. Hal ini terkadang disebut sebagai “menjual”
anggaran ke bawah. Banyak masalah komunikasi yang kompleks dapat berkembang dalam
tugas menjual ini karena pesan tersebut harus dipahami oleh orang yang memiliki latar
belakang dan pelatihan yang beragam serta orang yang bekerja di tingkatan organisasi yang
berbeda. Untuk menghilangkan beberapa masalah potensial, pengontrol harus
menerjemahkan sasaran organisasi secara keseluruhan ke dalam sasaran yang dapat dipahami
bagi setiap sub unit organisasi.
Sasaran tersebut dapat dikomunikasikan dengan sangat efektif jika dijelaskan secara pribadi
dan dilengkapi dengan pedoman tertulis atau diskusi tindak lanjut informal dengan pemimpin
subbagian. Direktur perencanaan sebaiknya menjelaskan dasar-dasar dari proses penyusunan
anggaran dan asumsi-asumsi yang menghasilkan jumlah anggaran akhir.
10
Selain bertjuan untuk menginformasikan manajer tingkat bawah mengenai tanggung jawab
mereka, komunikasi sasaran anggaran juga dimaksudkan untuk memenangkan kepercayaan
dari karyawan tingkat bawah.
Laporan-Laporan Kinerja
Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi kearah
pencapaian sasaran, laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan paling tidak secara
bulanan. Pentingnya komunikasi berkala atas hasil kinerja telah berulangkali ditunjukan
11
dalam studi-studi empiris. Penerbitan laporan kinerja yang tepat waktu memiliki dampak
mendorong pada moral karyawan.
Evaluasi dan umpan balik kinerja yang berkala akan meningkatakan efisiensi organisasi
dengan mengindikasikan sasaran yang harus direvisi untuk siklus perencanaan yang
berikutnya. Manajer dapat menyimpulkan hal-hal tersebut dari yang diketahui melalui tingkat
aspirasi
Laporan kinerja juga dapat mendorong karyawan untuk merasakan tekanan, kegelisahan, iri
hati, kemarahan, kecil hati, penyesalan, kegembiraan, dan seterusnya. Kita mengetahui dari
ilmu pengetahuan sosial bahwa orang akan bertindak berdasarkan pada sesuatu yang mereka
pikirkan atau rasakan. Dengan demikian,direktur perencanaan sebaiknya sangat sensitive
terhadap reaksi manusia terhadap laporan kinerja.
BAB III
KESIMPULAN
Penyusunan anggaran merupakan suatu tugas yang bersifat teknis. Aspek keperilakuan dari
penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan
anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan
anggaran. Anggaran sering kali dipandang sebagai penghalang atau ancaman birikratis
terhadap kemajuan karir.
struktur organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, tingkat partisipasi karyawan
dalam pengambilan keputusan, jumlah slack yang diperbolehkan, dan tingkat tekanan yang
akan didorong oleh anggaran tersebut adalah beberapa faktor yang akan mempengaruhi
jawabannya.
Meskipun tidak ada jawaban definitif yang dapat diterapkan di semua organisasi,
terdapat beberapa aturan umum yang berlaku. Partisapasi angkatan kerja dalam pengambilan
keputusan telah ditunjukan memiliki dampak psikologis positif terhadap angkatan kerja dan
meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari output pekerja.
12