Anda di halaman 1dari 8

ASPEK KEPERILAKUAN

PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN

1. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi


Anggaran dan akuntansi mempunyai kaitan erat yang dimana akuntansi
menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi
yang akan dituangkan dalam anggaran, yang akan dijadikan pedoman kerja di waktu
mendatang. Selain itu akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran tersebut dari hari ke hari sehingga dapat menyajikan data
realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran
inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan data yang tercantum dalam taksiran
anggaran itu sendiri untuk evaluasi kerja perusahaan. Dengan membandingkan data
akuntansi dan data anggaran, akan di dapat nilai sukses atau tidaknya suatu perusahaan.
Jadi akuntansi sangat bermanfaat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja dari
anggaran.

2. Dilema Bisnis
Perusahaan Tuan Jakpar memproduksi persediaan pencatatan elektronik yang
dijual di seluruh Indenesia. Penjualan perusahaan telah meningkat selama 10 tahun ini.
Sementara itu, laba perusahaan telah berubah dari menjanjikan (promising) ke buruk
(marginal poor). Pada Maret 2008, manajemen puncak menyewa Bimo sebagai direktur
perencaraan laba dan menunjuknya bertanggung jawab terhadap penerapan perencanaan
laba terpadu dan sistem penganggaran. Bimo mulai bekerja dengan satu tahun anggaran
dari tiga tahun perencanaan laba yang kemudian ditambahkan. Bimo melengkapi otonomi
perusahaan dengan pendekatan dan teknik penganggaran.
Posisi baru telah diciptakan karena perusahaan pada laporan laba rugi untuk
kuartal pertama tahun 2008 menjukkan kerugian. Tuan Bala seorang pengontrol dan
Tuan Jakpar, direktur pernsahaan, menyetujui penganggaran informal yang diadopsi akhir
tahun tidak bekerja dan beberapa situasi keuangan membutuhkan perhatian penuh atas
pengalaman perencanaan eksekautif.
Pada tahun 2005, laba sebenarnya sudah mulai menurun. Penurunan berlanjut
sampai tahun 2006. Untuk memperbaiki kecenderunga yang tidak menguntungkan
tersebut, Bala menghilangkan struktur sistem penganggaran partisipatif penuh pada tahun
2007. Dia meminta para manajer untuk tunduk pada keputusan departemen pengaggaran.
Kemudian, modifikasi departemen penganggaran beralih ke departemen mana saja.
Sistem penganggaran Bala tidak menyediakan langkah implementasi formal maupun
usaha sistemasi yang harus dilakukan pada setiap periode.
Sistem penganggaran yang dibangun oleh Bala gagal. Laba jatuh lagi pada tahun
2007. Bala melihat hasil ini sebagai kegagalannya untuk mengimplementasikan dan
memantau anggaran secara efektif. Sepanjang talhun 2008, ia sibuk melakukan
pengambilalihan usaha.

3. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk
periode mendatang. Anggaran menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang
diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut harus dilakukan. Anggaran merupakan
alasan mengapa kinerja manajer di pantau secara kontinyu. Anggaran digunakan sebagai
pedoman kerja perusahaan di masa mendatang dimana data-data dapat di lihat melalui
data akuntansi.

4. Prosedur Penyusunan Anggaran


Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Pemimpin
perusahaan adalah orang yang berwenang untuk menyusun anggaran, karena pemimpin
tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan-
kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun, tugas menyiapkan dan menyusun
anggaran dapat didelegasikan kepada bagian yang bersangkutan dalam perusahaan itu
sendiri. Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran pun
dapat membatasi tindakan manajemen karena anggaran menetapkan batasan apa yang
dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan.
5. Berbagai Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran
Adapun fungsi dari perencanaan laba dan anggaran adalah sebagai berikut:
a) Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan.
b) Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak. Artinya anggaran itu
menunjukkan cara beragam sub unit organisasi bekerja untuk mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
c) Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungan
beragam departemen di perusahaan. Arus informasi dari departemen ke departemen
berfungsi untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi aktivitas organisasi secara
keseluruhan. Arus informasi dari manajemen puncak ke tingkatan organisasi yang
lebih rendah mengandung penjelasan operational mengenai pencapaian anggaran.

d) Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual dapat dibandingkan. Hal ini,
merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan laba.
e) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen
menemukan bidang yang menjadi kelemahan atau kekuatan perusahaan. Jadi, hal ini
memungkinkan manajemen untuk menentukan tindakan apa yang digunakan untuk
mengkoreksi kelemahan dan kekuatan itu dengan tepat.
f) Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dangan cara yang konsisten dengan operasi yang
efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

6. Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan Anggaran


Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyusun suatu anggaran sebagai
berikut:
a) Manajemen puncak harus memutuskan tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi
mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
b) Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
c) Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan
kepada penyelia dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
d) Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang
masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual
dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.

Tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran antara lain :


a) Penetapan tujuan
Dalam penetapan tujuan manajer tingkat bawah dan karyawan sebaiknya
diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan karena mereka
aka lebih mungkin menerima tujuan yang turut mereka formulasikan. Konsep utama
perilaku yang berpengaruh terhadap tahapan penetapan tujuan adalah proses
perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan dan komitmen
b) Implementasi
Konsep ilmu keperilakuan utama yang mempengaruhi tahap implementasi
adalah komunikasi, kerja sama dan koordinasi. Pada tahap implementasi, manajemen
membuat rencana formal yang digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan
strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi.
Rencana harus dikomunikasikan secara efektif dengan demikian kerja sama akan
terjalin dalam sebuah organisasi
c) Pengendalian dan evaluasi kinerja
Setelah diimplementasikan, rencana formal tersebut berfungsi sebagai elemen
kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap kinerja.
Kebijakan, sikap dan tindakan manajemen dalam evaluasi kinerja memiliki berbagai
konsekuensi keperilakuan, yang dapat membuat keberhasilan menjadi kegagalan dari
seluruh proses perencanaan dan pengendalian jika tidak dipahami dan dikendalikan.
Beberapa konsekuensi keperilakuan yang mungkin muncul meliputi tekanan, motivasi,
aspirasi dan kegelisahan

7. Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran


Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengendalian, dan
mekanisme evaluasi kerja dapat memicu berbagai kosekuensi disfungsional yang artinya
adalah konsekuensi yang tidak diharapkan seperti:
 rasa tidak percaya sepertiorang merasa pesimis, apakah mampu menjawab target yang
diberikan padanya.
 Resistensi Anggaran atau penolakan anggaran karena proses anggaran memerlukan
waktu dan perhatian yang besar dan banyak orang tidak tertarik untuk berubah.
 Konflik internal karena adanya perbedaan anggaran pada departemen tertentu tanpa ada
penjelasan kepada departemen lain. Dan ketidakmampuan untuk mencapai kerja sama
antar pribadi dan antar kelompok selama proses penyusunan anggaran.
 Masalah lain yang tidak diinginkan.
Penyusunan anggaran ini akan menimbulkan dampak psikologis langsung pada
karyawan. Oleh karena itu diperlukan adanya monitoring dan meningkatkan kualitas
pengungkapan untuk mengurangi dampak negatif dari penyusunan anggaran.

8. Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan dalam Lingkungan Perencanaan


a) Dampak Lingkungan Perencanaan
Lingkungan perencanaan mengacu pada struktur proses, dan pola-pola interaksi
dalam penetapan kerja. Lingkungan kerja mempengaruhi perilaku sehingga
mempengaruhi proses perencanaan. Tindakan manajemen mendorong perilaku
karyawan, dan respon karyawan bisa menerima atau menolak
b) Ukuran dan Struktur Organisasi
Ukuran dan struktur dari suatu organisasi mempengaruhi perilaku manusia dan
pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, serta pengendalian dan
evaluasi terhadap proses perencanaan. Contoh: direktur perusahaan harus
mengkoordinasikan tingkat produksi, penjualan dan persediaan dengan wakil direktur
produksi, penjualan, keuangan dan pemasaran. Sementara wakil direktur harus
mengoperasikan departemen mereka sendiri dalam batasan rupiah yang telah
dianggarkan.
c) Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi.
Mc Gregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang dikenal dengan teori X dan teori Y.
Teori X menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat,
dimana kebutuhan akan efisiensi dan pengendalian mengharuskan manajerial tersebut
untuk berurusan dengan bawahanya. Teori Y adalah gaya kepemimpinan demokratis,
mendorong keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan
pengambilan keputusan.
d) Stabilitas Lingkungan Organisasi
Lingkungan eksternal meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan
pasokan, struktur industri yang melayani organanisasi, hakikat persaingan dan lain-
lain. Lingkungan yang stabil mengenakan risiko yang terbatas dan memungkinkan
proses penetapan tujuan menjadi demokratis dan partisipatif. Lingkungan yang berubah
dengan cepat menghasilkan situasi yang beresiko tinggi. Untuk menghadapi perubahan
semacam itu, keputusan harus dibuat dengan cepat dan tegas, dalam kasus
ini gaya kepemimpinan otoriter terbukti lebih efisien dibandingkan dengan gaya
kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif.

9. Konsep-Konsep Keperilakuan yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran


a) Tahap Penetapan Tujuan
Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan anggota organisasi yang
terkadang mencerminkan kebutuhan individual dan tujuan pribadi yang saling
bertentangan anggota organisasi yang dominan. Tujuan umum dari manajemen puncak
dituangkan ke dalam target-target yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta
setiap sub unit utama.
b) Keselarasan Tujuan
Keselarasan tujuan akan terjadi ketika individu memandang bahwa kebutuhan
pribadinya dapat dipenuhi dengan mencapai tujuan organisasi. Jika tujuan organisasi
dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi, maka tujuan organisasi akan
memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tindakan yang diinginkan.Artinya jika
tujuan organisasi ingin dicapai maka tujuan pribadi atau kebutuhan pribadi karyawan
dalam suatu organisasi harus diberikan untuk membuat karyawan termotivasi untuk
mencapai tujuan organisasi misalnya dengan pemberian bonus jika target organisasi
tercapai dan pemberian reward.
c) Partisipasi
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian
atau lebih pihak dimana keputusan itu akan memiliki dampak masa depan terhadap
mereka yang membuatnya. Dengan kata lain manajer tingkat bawah dan karyawan
memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi telah menunjukkan dampak positif
terhadap sikap karyawan, dimana dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi
dan meningkatkan kerja sama di antara manajer dengan karyawan. Tetapi ketika
partisipasi diterapkan pada situasi yang salah partisipasi dapat menurunkan motivasi
dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
d) Manfaat Partisipasi
Partisipasi meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada
semua tingkatan manajemen, meningkatkan rasa kesatuan kelompok, meningkatkan
kerjasama antar anggota kelompok dalam penetapan tujuan, menurunkan tekanan dan
kegelisahan yang berkaitan dengan anggaran. Kinerja dan prestasi karyawan akan
meningkat apabila mereka terlibat secara aktif dalam penyusunan anggaran pada unit
organisasi dimana mereka bekerja, dan meningkatkan kesadaran karyawan akan tugas
dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan komitmen organisasional pada karyawan.
e) Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Proses partisipasi memberikan kekuasaan pada manajer untuk menetapkan isi
dari anggaran mereka. Kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki
konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu. Contoh : para manajer bisa memasukan
“slack organisasional” ke dalam anggaran mereka. Manajer menciptakan slack dengan
mengestimasi pendapatan lebih rendah sedangkan biaya diestimasi lebih tinggi. Intinya
adalah anggaran yang terlalu ketat atau terlalu longgar atau disusun dengan slack yang
berlebihan atau tanpa slack sama sekali dapat menciptakan tanggapan keperilakuan
yang berlawanan dengan kepentingan perusahaan

10. Tahap Implementasi


Setelah tujuan organisasi ditetapkan, maka direktur perencanaan
mengkonsolidasikaannya ke dalam anggaran formal yang komprehensif. Cetak biru
untuk tindakan ditingkat perusahaan ini kemudian disetujui oleh dewan direksi,
komisaris. Anggaran tersebut kemudian diimplementasikan melalui komunikasi kepada
karyawan . Untuk membat anggaran bekerja, semua karyawan harus belajar untuk
melihatnya dengan positif untuk tindakan organisasi dan sebagai perbaikan dan bukan
sebagai beban.
a) Pengomunikasian Anggaran
Kontroler atau direktur perencanaan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan anggaran. Hal ini dicapai dengan cara mengkomunikasikan
sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang tingkat organisasi yang lebih
rendah.
b) Kerja Sama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-
orang dengan beraneka ragam ketrampilan dan bakat. Koordinasi adalah seni
menggabungkan secara efektif seluruh sumber daya organisasi. Dari sudut pandang
keprilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap partisipan
organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama. Setiap
rencana tersebut harus dijelaskan dengan hati-hati.

11. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kerja


Tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan.
Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja aktual dibandingkan dengan
standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang permasalahan dalam
organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk memperbaiki kinerja
yang dibawah standar. Jadi tahap ini sebagai evaluasi kerja dan merubah serta
memperbaiki kinerja karyawan yang belum memenuhi kriteria atau standar perusahaan.
a) Laporan-laporan Kinerja
Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi
untuk mencapai sasaran, laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan
paling tidak secara bulanan. Pentingnya komunikasi berkala atas hasil kinerja yang
telah dilakukan. Penerbitan laporan kinerja secara berkala dan tepat waktu akan
mempengaruhi dan mendorong karyawan bekerja dengan sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai