Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 2

- Angelis Winda B1032181059


- Andri Tianto B1032171029
- Rizki Apriansyah B1032171012
- Panji Andhika B1032171023
- Alanda B1032171027
- Hanjar Wicaksono B1032201007

Ringkasan Aspek Keperilakuan Pada Perencanaan Laba Dan


Penganggaran
Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Anggaran diterima secara luas
sebagai fokus bagi aktivitas perencanaan jangka pendek perusahaan dan dasar dari sistem
pengendalian. Anggaran mencerminkan aplikasi luas prinsip manajemen menurut pengecualian.
Prinsip manajemen yang dipraktikkan secara umum ini mengakui keterbatasan kognitif dan rasional
inheren manajer untuk terlibat secara pribadi dalam setiap tugas dan aktivitas dimana ia bertanggung
jawab. Aplikasi utama prinsip tersebut adalah perluasan dari bermacam analisis yang didasarkan pada
biaya standar. Aspek keperilakuan penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam
proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk
hidup dengan anggaran. Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran
menjelaskan kepada orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut
harus sudah dilakukan. Anggaran menetapkan batasan terhadap pada apa yang dapat dibeli dan berapa
banyak yang dapat dibelanjakan. Anggaran membatasi tindakan manajemen. Anggaran merupakan
alasan mengapa kinerja manajer dipantau secara kontinu dan standar terhadap hasil kinerja
dibandingkan. Orang-orang merasakan tekanan dari anggaran yang ketat, kegelisahan dari laporan
kinerja yang buruk, dan kegembiraan atau rasa lega karena “memenuhi” anggaran. Manajer sering
kali menghadapi masalah mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam anggaran” atau “sudah melebihi
anggaran” manajer diperingatkan secara periodik bahwa “anda tidak mencapai target yang
dianggarkan”. Anggaran sering kali dipandang sebagai penghalang atau ancaman birokratis terhadap
kemajuan karier. Ketidaksukaan terhadap proses penyusunan anggaran secara keseluruhan bahkan
dapat mendorong orang untuk melakukan sabotase terhadap anggaran tersebut.

Pengertian Anggaran ;
Anggaran merupakan rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
yang akan datang. Anggaran merupakan hasil kerja (output) terutama berupa taksiran yang akan
dilaksanakan masa mendatang. Maka anggaran dituangkan dalam naskah tulisan yang disusun secara
teratur dan sistematis. Sedangkan yang dimaksud dengan penganggaran adalah proses kegiatan yang
menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengoordinasian kerja, dan alat
pengawasan kerja. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menetukan tindakan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Pada dasarnya aspek keperilakuan dari
penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam penyusunan anggaran dan perilaku
manusia yang didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran.
Tujuan penyusunan anggaran
1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa
menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen
2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran
dapat dimengerti, didukung, dan dilaksanakan
3. Untuk menyediakan rencana terperinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi
ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan
4. Untuk mengoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan
sumber daya
5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta
menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan korelasi.

Berbagai Fungsi Perencanaan Laba dan Anggaran


Perencanaan laba adalah pengembangan dari rencana operasional untuk mencapai
sasaran dan tujuan. Laba sangat penting dalam perencanaan karena rencana yang diharapkan
adalah laba yang memuaskan. Anggaran merupakan rencana yang dicurahkan kedalam
keuangan dan istilah kuantitatif lain. Anggaran merupakn perencanaan manejerial untuk
tindakan yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Anggaran merupakan rencana laba jangka
pendek yang komprehensif, yang membuat tujuan dan target manajemen dilaksanakan.
Anggaran adalah alat manajerial yang mematikan pencapaian target organisasi dan
memberikan pedoman yang terperinci untuk operasi harian.Perencanaan laba perusahaan
terdiri dari anggaran operasiterperinci dan anggaran laporan keuangan. Perencanaan laba atau
anggaran menunjukkan tingkatatau target yang diusahakan manajemen untuk diraih.
Perkiraan {forecast} di pihak lainadalah apa yang diperediksikan oleh organisasi akan terjadi.
Misalnya, jika permintaan untuk produk tertentu adalah prakiraan, anggaran penjualn akan
memerinci pendapatan dan biaya yang disiapkan dengan dasar prakiraan dari permintaan
produk. Faktor ini umumnya tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, serta arah dan
besarnya perubahan sering kali sulit untuk diprediksikan. Secara fundamental tiga pendekatan
dapat dipilih dalam menata sasaran laba.
1. Dalama metode apriori, sasaran laba mendominasi perencanaan. Pada permulaan
menajeman menentukan spesifikasi suuatu tingkat imbal hasil yang diharapkan kemudian
menuangkan realisasi dari sasaran tersebut melalui perencanaa.
2. Dalam metode posteriori, sasaran laba merupakan subordinasi dari perencanaan dan
dinyatakan sebagai suatu hasil dari perencanaan.
3. Dalam metode pragmatik, manajeman menggunakan suatu standar laba yang telah diuji
dan disetujui oleh pengalaman.

Beberapa fungsi anggaran


1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil negosiasi
antaranggota organisasi yang dominan, anggaran mencerminkan konsensus organisasi mengenai
tujuan operasi untuk masa depan.
2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak yang mencerminkan prioritas
menajemen dalam alokasi sumber daya organisasi. Anggaran menunjukkan bagaimana beragam sub-
unit organisasi harus bekerja untuk mencapaikan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Anggaran bertindak sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam dapartemen
atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lainnya dan dengan manajemen puncak. Arus
informasi dari departemen ke departemen berfungsi untuk mengoordinasikan dan memfasilitas
aktivitas organisasi secara keseluruhan. Arus informasi dari menajemen puncak ke tingkatan
organisasi yang lebih rendah mengandung penjelasan operasional mengenai pencapaian atau deviasi
anggaran.
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur, anggaran berfungsi sebagai
standar terhadap hasil operasi aktual yang dapat dibandingkan. Hal ini merupakan dasar untuk
mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan pusat laba.
5. Anggara berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk menemukan
bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan menajemen untuk
menentukan tindakan korektif yang tepat.
6. Anggaran mencoba untuk memengaruhi dan memotivasi manajer maupun karyawan untuk terus
bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efesien serta selaras dengan
tujuan organisasi.

Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran


Ada tiga tahapan dalam proses penyusunan anggaran ,yaitu:
1. Penetapan tujuan.
2. Implementasi.
3. Pengendalian dan evaluasi kinerja.

(1.)Tahap Penentuan Tujuan


Aktivitas perencanaan dimulai dengen menerjemahkan tujuan organisasi yang luas kedalam
tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realitis dan menciptakan anggaran yang
praktis,interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini dan manajer staf organisasi.pengontrol
dan direktur perancaan memainkan peranan kunci dalam proses manusia dari penyusunan anggaran
ini,namun jika sesuai dengan gaya kepemimpinan dan struktur organisasi,maka manejer tingkat
bawah dan para karyawan diberi kesempatan untuk berpatisipasi dalam penetapan tujuan,karena
mungkin mereka lebih menerima tujuan yang turut mereka formulasikan.

(2.)Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi,rencana formal tersebut digunakan untuk mengomunikasikan tujuan
dan strategi organisasi ,serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai
dengan menyediakan target kinerja terperinci bagi mereka yang bertanggung jawab untuk mengambil
tindakan. Konsep ilmu keprilakuan utama yang memengaruhi tahap implementasi adalah
komunikasi ,kerja sama, dan koordinasi.

(3.)Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja


Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran tersebut berfungsi sebagai elemen kunci
dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap kinerja aktual dibandingkan dan
berfungsi sebagai dasar untuk melakuakan manajemen berdasarkan pengecualian. Sebaiknya
dijelaskan bahwa manajemen berdasarkan pengecualian tidak menganggap bahwa hanya varians yang
tidak menguntungkan saja yang perlu diinvestigasi. Melainkan, manajemen sebaiknya memperhatikan
varians yang tidak menguntungkan terlebih dahulu. Varians yang menguntungkan dan kinerja diatas
standar akan mengindikasikan bagaimana masa depan akan memperoleh manfaat dari transfer
pengetahuan dan teknologi keoperasi yang serupa. Selain itu, varians yang menguntungkan dapat
mengindikasikan kebutuhan akan penyesuaian anggaran. Varians yang tidak menguntungkan dan
kinerja dibawah standar sebaiknya memicu tindakan korektif guna menghindari pengulangan yang
berbiaya mahan. Kebijakan, sikap, dan tindakan manajemen dalam evaluasi kinerja dan tindak lanjut
atas varians memiliki berbagai konsekuensi keprilakuan yang, jika tidak dipahami dan dikendalikan,
dapat meniadakan keberhasilan dari seluruh proses perencanaan dan pengendalian. Beberapa
konsekuensi keperilakuan yang mungkin muncul meliputi tekanan ,motivasi , aspirasi, dan
kegelisahan .
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyusun anggaran atau rancangan laba:
1. Manajemen puncak harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka pendek perusahaan dan
strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang di komprehensif harus disusun,kemudian disetujui oleh
manajemen puncak. Setelah disetujui , anggaran harus di komunikasikan kepada penyelia dan
karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalian biaya dan menentukan bidang masalah.

Relevansi Konsep Ilmu Keprilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan:


(1.) Dampak Lingkungan
PerencanaanLingkungan perencanaan mengacu pada struktur , proses, dan pola interaksi dalam
penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan budaya atau iklim organisasi. Hal ini
meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan manajemen puncak terhadap ide-ide
baru, prosedur dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan identifikasi dengan
organisasi, tingkat kohensi dari tenaga kerja, dan seterusnya.Ukuran dan struktur, gaya
kepemimpinan, jenis sistem pengendalian, dan stabilitas lingkungan organisasi merupakan beberapa
faktor yang memengaruhi lingkungan kerja dimana perencanaan terjadi. Lingkungan kerja atau
budaya organisasi memengaruhi perilaku sehingga juga akan memengaruhi proses perencanaan.

(2.)Ukuran dan Struktur Organisasi


Ukuran dan struktur organisasi memengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap
penetapan tujuan, implementasi, dan pengrndalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan.
Struktur organisasi mengacu pada hubungan formal dan informal antaranggota organisasi. Ukuran
organisasi memengaruhi struktur organisasi. Pada perusahaan kecil, struktur perencanaan dan
pengendalian adalah relatif sederhana karena aktivitasorganisasi hanya dilaksanakan oleh sedikit
orang. Sebaliknya, perusahaan besar harus mengembangkan struktur birokrasi.Dalam struktur
manajemen birokratis semacam itu, penyusunan anggaran yang efektif dianggap lebih sulit karena
potensi inefisiensi dalam komunikasi pada organisasi, kurangnya keselarasan tujuan, dan
ketidakmampuan dari banyak orang untuk melihat hubungan antara peran kerja mereka dengan tujuan
organisasi secara keseluruhan. Dalam organisasi birokrasi yang besar, sistem perencanaan harus
didesain untuk mengurangi kemampuan yang melekat dari manajer yang tidak puas untuk
mempratikkan ketidakpatuhan yang tidak dapat dideteksi.Ukuran dan kompleksitas dari beberapa
organisasi menimbulkan masalah besar dalam perencanaan, implementasi, dan pengendalian.
Misalnya, direktur perencanaan harus mengoordinasikan tingkat produksi, penjualan, dan persediaan
dengan wakil direktur produksi, penjualan, keuangan, dan pemasaran.Ukuran organisasi mengacaukan
proses anggaran dengan cara-cara lain. Misalnya, manajer pada berbagai tingkatan organisasi dapat
menyaring informasi dan meneruskan ke atas atau ke bawah hanya informasi yang menguntungkan
bagi mereka.

(3.)Gaya Kepemimpinan
Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara
ketat, dimana kebutuhan akan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial
tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Teori Y dari McGregor dan gaya kepemimpinan
demokratis Likert mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan
dan pengambilan keputusan. Untuk dapat mempraktikkan gaya kepemimpinan secara efektif, manajer
atau atasan harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan bawahannya. Ada
empat jenis perkembangan bawahan, yaitu:
1. bawahan yang memiliki kecakapan rendah dan komitmen tinggi
2. bawahan yang memiliki kecakapan dan komitmen rendah
3. bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen bervariasi
4. bawahan yang memiliki kecakapan tinggi dan komitmen tinggi. Dalam praktik, agar dapat sukses,
manajer harus menyesuaikan perilakunya (perilaku direktif atau suportif) dengan kondisi bawahannya
(tingkat kecakapan dan komitmen bawahan).

Konsep Keperilakuan Yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran:


(1.) Tahap Penetapan
Selama tahap penetapan tujuan, tujua umum manajemen puncak diterjemahkan ke dalam target
yang pasti dan dapat diukur bagi organisasi serta bagi setiap sub-unit utama (pusat
pertanggungjawaban). Teori ekonomi dan manajemen klasik dari perusahaan menganggap tujuan
sebagai sesuatu yang tidak bersifat problematik. Apakah itu adalah tujuan tunggal dari teori ekonomi
untuk memaksimalkan laba atau tujuan pribadi dari pendiri atau pebisnis pada teori manajemen
klasik, tujuan dianggap sebagai fakta yang sudah ada dengan apa yang harus diurus.
(2.)Keselarasan Tujuan atau kompatibilitas
Akan terjadi ketika individu memandang bahwa kebutuhan pribadinya dapat dipenuhi dengan
mencapai tujuan organisasi. Jika tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan
pribadi atau untuk memenuhi kebutuhan pribadi, maka tujuan organisasi akan memotivasi karyawan
untuk menyelesaikan tindakan yang diinginkan.
(3.)Partisipasi
suatu “proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak di mana
keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya”. Ketika
diterapkan kepada perencanaan, partisipasi mengacu pada keterlibatan manajer tingkat menengah dan
bawah dalam pengambilan keputusan yang mengarah pada penentuan tujuan operasional dan
penetapan sasaran kinerja.
(4.)Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipasipan menjadi terlibat secara
emosi dan bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka. Partisipasi daapat meningkatkan moral
dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada semua tingkatan manajemen.
(5.)Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Proses partisipasi memberikan kekuasaan kepada manajer untuk menetapkan isi
anggaran.kekuasaan ini bisa digunakan dengan cara yang memiliki konsekuensi disfungsional bagi
organanisasi itu. Misalnya, manajer bisa memasukkan “slack organisasi” kedalam anggaran. Slack
adalah selisih antara sumber daya sebenarnya diperlukan secara efisien untuk menyelesaikan tugas
dan jumlah lain, slack pengelembungan anggaran. Manajer menciptakan slack dengan
mengestimasikan pendapatan lebih rendah, mengestimasikan biaya lebih tinggi, atau menyatakan
terlalu tinggi jumlah input yang dibutuhkan untuk memproduksi unit output. Mereka melakukan hal
ini untuk menyediakan margin keamanan (margin of safety) untuk memenuhi tujuan yang
dianggarkan
PAPER PENELITIAN PENGENDALIAN MANAJEMEN ASPEK KEPERILAKUAN PADA
PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN OLEH RISPANTYO Fakultas Ekonomi
Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT
Penyusunan anggaran adalah rencana proses operasional dalam bentuk kuantitatif, biasanya
dalam bentuk satuan moneter, untuk jangka waktu tertentu. Anggaran bersifat teknis, tetapi sebagian
besar elemen manusia berbagi. Anggaran memiliki dampak langsung terhadap manusia. Aspek
perilaku yang berkaitan dengan anggaran mengacu pada perilaku manusia yang bersangkutan pada
proses penyusunan anggaran.
Aspek perilaku yang harus diperhatikan pada tahap penetapan target adalah semua aspek
perencanaan yang meliputi partisipasi, sesuai target, dan komitmen. Aspek perilaku yang harus
diperhatikan pada tahap implementasi meliputi komunikasi, kerjasama, dan koordinasi. Aspek
perilaku yang harus diperhatikan pada tahap operasi dan kebijakan evaluasi kinerja, sikap, tindakan
manajemen dalam evaluasi kinerja dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi.

PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG MASALAH


Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan
oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Pemilihan dan penetapan suatu
keputusan bisnis terkait erat dengan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Hal ini
menunjukkan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, yang pada perkembangannya bidang ini
dikenal dengan akuntansi keperilakuan (Arfan dan Muhammad, 2005: 1). Perkembangan yang pesat
akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-
ilmu sosial secara menyeluruh.

METODE PENELITIAN
Paper penelitian ini akan mengupas secara konseptual tentang pengendalian manajemen
(management control), terfokus pada aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran.

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN


Sistem Pengendalian Manajemen merupakan bagian dari Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen (SPPM). SPPM adalah suatu sistem untuk membantu manajemen puncak dalam
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian. SPPM terdiri dari tiga unsur (jenis
pengendalian), yaitu perumusan strategi, pengendalian manajemen, dan pengendalian tugas
(Supriyono, 2000: 5).
Sistem Pengendalian Manajemen mempunyai dua elemen, yang terbagi ke dalam beberapa
komponen sebagai berikut:
1.Lingkungan/Struktur Pengendalian Manajemen : Diartikan sebagai elemen-elemen yang
membentuk SPM, yang terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban, yaitu :
a.Pusat Biaya b.Pusat Pendapatan c.Pusat Laba dan Harga Transfer d.Pusat Investasi

2.Proses Pengendalian Manajemen : Diartikan sebagai cara-cara bekerjanya SPM, yang terdiri dari
beberapa tindakan para manajer, yaitu:
a.Perumusan Strategi/Pemrograman b.Pengangaran
c.Pelaksanaan dan Pengukuran (Pengendalian Tugas). d.Pelaporan dan Analisis/Evaluasi Kinerja.
e.Kompensasi manajemen

PERENCANAAN LABA DAN ANGGARAN


Perencanaan laba dan anggaran. Anggaran merupakan implementasi dari rencana strategi yang
telah ditetapkan. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk
pengkuantifikasian, biasanya dalam bentuk unit moneter, untuk kurun waktu tertentu (Abdul Halim
dkk, 2000: 172)
Anggaran merupakan rencana laba jangka pendek yang komprehensif, yang membuat tujuan
dan target manajemen dilaksanakan. Anggaran adalah alat manajerial yang memastikan pencapaian
target organisasional dan memberikan pedoman yang rinci untuk operasi harian (Arfan dan
Muhammad, 2005: 160). Anggaran memiliki beberapa fungsi, yaitu (Arfan dan Muhammad, 2005:
160-161):
1.Anggaran merupakan hasil akhir dari suatu proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil negosiasi
antar anggota perusahaan maka ia mengandung konsesus/kesepakatan organisasi tentang
operasionalisasi tujuan perusahaan dimasa depan.
2.Anggaran merupakan cetak biru bagi pelaksanaan tindakan, yang merefleksikan apa yang menjadi
prioritas-prioritas manajemen dalam mengalokasikan sumber daya-sumber daya perusahaan.
Anggaran juga memberikan indikasi mengenai bagaimana unit-unit kecil organisasi diarahkan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
3.Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi internal perusahaan, yang menghubungkan satu
departemen atau divisi dengan lainnya dan dengan manajemen puncak.
Penyusunan anggaran adalah pekerjaan teknis. Secara garis besar, terdapat tiga tahap utama
proses penyusunan anggaran: (1) penetapan tujuan, (2) implementasi, dan (3) pengendalian dan
evaluasi kinerja (Arfan dan Muhammad, 2005: 161). Pembahasan aspek keperilakuan pada
penganggaran laba dan penganggaran dikaitkan dengan proses penyusunan anggaran tersebut.

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGANGGARAN LABADAN PENGANGGARAN

Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada
proses penyusunan anggaran. Adanya anggaran mengakibatkan manusia membatasi tindakannya.
Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya
tekanan. Manajer seringkali menghadapi permasalahan akibat adanya penyimpangan anggaran, seperti
misalnya timbulya over atau under budget, penyimpangan dari anggaran yang ditetapkan, dan
sebagainya. Akibatnya anggaran kemudian dianggap sebagai sesuatu yang dapat menghambat atau
mengancam karir. Dengan demikian anggaran mempengaruhi perilaku manusia.
Manajemen harus ingat bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi
karyawan dan mengkoordinasikan aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan.
1.Aspek Keperilakuan pada Proses Penyusunan Anggaran Seperti yang telah dikemukakan, terdapat
tiga tahap utama proses penyusunan anggaran: (1) penetapan tujuan, (2) implementasi, dan (3)
pengendalian dan evaluasi kinerja. Penetapan tujuan, aspek keperilakuan yang harus diperhatikan
pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian
tujuan, dan komitmen. Implementasi, aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap
implementasi adalah seluruh aspek perencanaan yang meliputi komunikasi, kerja sama, dan
koordinasi. Pengendalian dan evaluasi kinerja, aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap
pengendalian dan evaluasi kinerja adalah kebijakan, sikap, tindakan manajemen dalam evalusai
kinerja dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi.

2.Konsekuensi Disfungsional dari Proses Penyusunan Anggaran. Seperti telah dikemukakan bahwa
penyusunan anggaran sangat terkait dengan unsur manusia (Arfan dan Muhammad, 2005: 163-167).
Resistensi. Meskipun pada awalnya anggaran telah disepakati bersama dan digunakan secara
luas, namun sangat mungkin ditolak oleh banyak anggota organisasi. Alasan penolakan ini antara lain:

a.Anggaran membawa perubahan, dengan demikian mengancam status quo. Penting bagi manajemen
untuk mengatasi penolakan untuk berubah ini dan berhasil memberikan inovasi-inovasi yang dapat
meningkatkan kinerja organisasi.
b.Proses anggaran membutuhkan perhatian lebih dan menyita banyak waktu.
c.Kebanyakan manajer dan penyelian tidak paham mengenai seluk beluk penyusunan anggaran.
Mereka takut atau tidak mau belajar tentang perencanaan dan proses penyusunan anggaran agar dapat
memberikan kontribusi yang berarti.
Ada banyak alasan atas penolakan ini, seperti: “Mengapa saya harus membuat anggaran? Apa
yang saya lakukan sudah cukup”. Dll. Konflik Internal anggaran membutuhkan interaksi antara
individu- individu pada berbagai tingkatan organisasi. Konflik internal dapat berkembang sebagai
dampak dari interaksi-interaksi tersebut. Konflik internal bisa saja terjadi sebagai hasil dari laporan
kinerja yang tidak objektif, atau diperbandingkan antara kinerja satu departemen dengan departemen
lainnya. Penting untuk manajer untuk meredam konflik internal ini, dengan mengidentifikasi dan
mendiagnosa penyebabnya. Selanjutnya dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi atau
kalau bisa menghilangkan konflik internal serta membangun keharmonisan dan hubungan kerja yang
produktif.
Efek samping lain yang tidak diinginkan. Anggaran dapat menghasilkan efek-efek samping
lainnya yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah muncul kelompok-kelompok informal kecil yang
bertujuan menggagalkan pencapaian sasaran-sasaran anggaran. Agar anggaran dapat berjalan
sebagaimana semestinya, karyawan harus mengetahui manfaat anggaran sebagai alat positif untuk
melancarkan kegiatan organisasi dan sebagai suatu alat untuk memotivasi karyawan .

HASIL& KESIMPULAN
Paper penelitian ini mengupas secara konseptual tentang pengendalian manajemen
(management control), tefokus pada aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran.
Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk pengkuantifikasian,
biasanya dalam bentuk unit moneter, untuk kurun waktu tertentu.
Anggaran bersifat teknis, tetapi unsur manusia yang paling berperan. Anggaran mempunyai
dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada
perilaku manusia yang terlibat pada proses penyusunan anggaran. Terdapat tiga tahap utama proses
penyusunan anggaran: (1) penetapan tujuan,(2) implementasi, dan (3) pengendalian dan evaluasi
kinerja. Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh
aspek perencanaan yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan, dan komitmen. Aspek keperilakuan
yang harus diperhatikan pada tahap implementasi meliputi komunikasi, kerja sama, dan koordinasi.
Aspek keperilakuan yang harus diperhatikan pada tahap pengendalian dan evaluasi kinerja adalah
kebijakan, sikap, tindakan manajemen dalam evalusai kinerja dan tindak lanjut atas penyimpangan
yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai