Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH SIMPANAN ANGGOTA, KREDIT

BERMASALAH, TERHADAP MODAL USAHA (STUDI


KASUS PADA CREDIT UNION PANCUR KASIH DESA
TAPANG PULAU, KECAMATAN BELITANG HILIR,
KABUPATEN SEKADAU)

PROPOSAL SKRIPSI

ANDRI TIANTO
NIM. B1032171029

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Koperasi telah menjadi salah satu faktor dalam pergerakan perekonomian
masyarakat. Tujuan yang paling utama didirikannya koperasi adalah agar
dapat meningkatkan kesejahteraan di setiap kalangan masyarakat yang ada
di wilayahnya terutama bagi para anggotanya dengan cara memberikan
pinjaman agar dapat digunakan sebagai modal usaha para anggota. Koperasi
merupakan salah satu badan usaha yang memiliki badan hukum. Dasar
hukum Koperasi adalah pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan
perekonomian disusun sebagai usaha berdasar atas asas kekeluargaan.
ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip Koperasi, karena itu Koperasi
bertujuan untuk berpartisipasi dan berperan dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat yang berdasar pada asas kekeluargaan dan
manfaat ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyarakat bukan
kemakmuran sendiri.
Definisi koperasi di indonesia, dijelaskan dalam undang-undang nomor
17 tahun 2012 pasal 1 yang menyatakan bahwa koperasi merupakan suatu
badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip
koperasi. Sedangkan koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang
menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha dalam
melayani anggota (pasal 84 uu no 17/2012). Untuk menjalalankan
kegiatannya koperasi simpan pinjam harus memperoleh izin usaha simpan
pinjam dari menteri, untuk memperoleh izin usaha simpan pinjam, koperasi
simpan pinjam harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh menteri.
hal ini dijelaskan dalam undang-undang nomor 17 tahun 2012 pasal 88.
dalam kegiatan pengawasan koperasi simpan pinjam, peran dari pemerintah
diperkuat dengan dibentuknya lembaga pengawasan koperasi simpan pinjam
yang akan bertanggung jawab langsung kepada menteri. selain itu untuk hal
jaminan terhadap simpanan para anggota koperasi simpan pinjam, koperasi
simpan pinjam wajib menjamin simpanan anggotanya. dalam hal ini,
pemerintah dapat membentuk lembaga penjamin simpanan anggota koperasi
simpan pinjam, seperti yang dijelaskan dalam undang-undang nomor 17
tahun 2012 pasal 9.
KSP Kopdit Pancur Kasih merupakan suatu badan usaha yang dibentuk
oleh para individu yang memiliki kepentingan dan komitmen bersama untuk
membentuk wadah koperasi serta saling membantu satu sama lain dengan
cara menabung, kemudian menggunakannya sebagai sarana untuk
meningkatkan perekonomian masyrakat dan kesejahteraan anggotanya.
kegiatan penghimpunan dana yang dilaksanakan oleh koperasi Credit Union
Pancur Kasih adalah dengan memberikan sarana simpan pinjam yang dapat
dimanfaatkan sebagai perputaran ekonomi koperasi serta memberikan
pelayanan bagi masyarakat selaku anggota KSP Kopdit Pancur Kasih. Sejak
berdirinya koperasi ini, pengurus serta anggotanya telah melaksanakan
usaha perekonomian dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah simpanan
anggota, kredit bermasalah dan modal usaha yang diperoleh dari Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Pancur Kasih Desa Tapang Pulau selama 5
tahun terakhir terjadi peningkatan maupun penurunan seperti yang terlihat
pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Data Perkembangan Simpanan Anggota, Kredit Bermasalah dan
Modal Usaha
Tahun Simpanan Anggota Kredit Bermasalah Modal Usaha
2017
2018
2019
2020
2021
Sumber : Credit Union Pancur Kasih, 2022
1.2. Rumusan Masalah

Anda mungkin juga menyukai