Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian yang semakin pesat mengakibatkan

negara-negara yang sedang berkembang harus dapat menyesuaikan diri dengan

keadaan agar mampu bersaing dan tidak ketinggalan dengan negara-negara

lainnya. Koperasi sebagai suatu gerakan dunia telah membuktikan diri dalam

melawan ketidakadilan pasar karena hadirnya ketidaksempurnaan pasar. Bahkan

cukup banyak contoh bukti keberhasilan koperasi dalam membangun posisi tawar

bersama dalam berbagai konstelasi perundingan, baik dalam tingkat bisnis mikro

hingga tingkatan kesepakatan internasional. Oleh karena itu banyak pemerintah di

dunia yang menganggap adanya persamaan tujuan negara dan tujuan koperasi

sehingga dapat bekerjasama (Atmadji,2007:217).

Dalam kondisi yang tidak stabil ini, koperasi diharapkan agar dapat

menjadi kekuatan perekonomian sejajar dengan perekonomian yang ada, untuk

mensejahterakan anggotanya. Untuk bertahan pada situasi ini peran pemerintah

sangat diperlukan agar perekonomian yang diinginkan tercapai. Indonesia sebagai

negara berdaulat mempunyai falsafah yang menganut falsafah bangsa dan makna

ideologi pancasila. Berdasarkan falsafah bangsa, maka sistem perekonomian yang

disusun berdasarkan atas azas kekeluargaan. Pemerintah secara jelas menetapkan

bahwa dalam rangka pembangunan dewasa ini koperasi harus menjadi tulang

punggung dan wadah perekonomian rakyat. Koperasi berperan besar dalam

membantu permasalahan perekonomian terutaman di Indonesia. Hal ini dijelaskan


2

dalam UU No 17 Tahun 2012 di Pasal 1 Ayat 1 disebutkan Koperasi adalah

badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,

dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan

usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,

dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Didalam perekonomian di Indonesia, koperasi diharapkan dapat

menempati tempat dan posisi yang penting dan memiliki dasar konstitusional

yang kuat, yaitu UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan. Perkoperasian di Indonesia tidak mengenal istilah laba, karena

tujuan kegiatan koperasi tidak berorientasi pada laba (non- profit oriented)

melainkan berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Laba dalam koperasi

dikenal dengan istilah sisa hasil usaha. Pada setiap akhir periode operasinya,

koperasi diharapkan dapat menghasilkan sisa hasil usaha yang layak. Sisa hasil

usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan

kesehajateraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan

kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri.

Koperasi yang paling banyak saat ini di Kota Tanjungpinang adalah

Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Koperasi ini adalah koperasi yang memiliki

usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman.

Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi

peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan

melalui rapat anggota.Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari,

oleh, dan untuk anggota. Koperasi di Kota Tanjungpinang banyak juga yang tidak
3

dapat berjalan dan bertahan. Koperasi hanya akan berhasil jika manajemennya

bersifat terbuka/transparan dan benar-benar partisipatif. Namun ada beberapa

faktor penyebab banyaknya koperasi tidak aktif, di antaranya pengelolaan yang

tidak profesional. Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut.

Ada koperasi yang manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di

antara mereka ada yang belum dapat bekerja secara profesional, sesuai dengan

peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan.

Pada umumnya sebuah koperasi dan pengurus koperasi akan dianggap

berhasil dan semakin berhasil jika sisa hasil usaha yang dihasilkan jumlahnya

besar dan meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat memperkuat struktur

finansial pada koperasi itu sendiri. Menurut Hadikusuma (2004:74), semakin

banyak jumlah anggota dalam sebuah koperasi maka semakin kokoh kedudukan

koperasi sebagai badan usaha, ditinjau dari segi organisasi maupun dari segi

ekonomis. Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung pada

kegiatan yang dijalankannya, peningkatan sisa hasil usaha akan terlaksana apabila

pada koperasi tersebut tersedia dana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan

wajib, simpanan sukarela dan pengembalian piutang pada jangka waktu yang

cepat pada koperasi tersebut.

Keberadaan Koperasi Karya Bersatu ini sangat membantu kehidupan

masyarakat dengan bantuan pinjaman guna perluasan usahanya, menerima

impanan dari masyarakat, dan masih banyak lainnya. Menurut UU Nomor 17

Tahun 2012 Bab IX Pasal 83 ada 4 jenis koperasi yaitu : Koperasi Konsumen,

Koperasi Produsen, Koperasi Jasa dan Koperasi Simpan Pinjam. Semua jenis

koperasi itu secara keseluruhan memiliki landasan, asas, dan tujuan yang sama
4

menurut Undang – Undang Pengkoperasian yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Bagi masyarakat dengan golongan ekonomi lemah dan pengusaha

kecil yang hanya mempunyai modal yang terbatas Koperasi Karya Bersatu ini

sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka

meningkatkan modal usaha maupun memenuhi kebutuhannya.

Salah satu sumber dana kopersi adalah dari kegiatan simpanan anggota.

Semakin besar anggota memberikan simpananya, maka semakin besar pula dana

yang tersedia didalam koperasi tersebut. Selain simpanan wajib dan simpanan

pokok juga terdapat simpanan sukarela. Menurut Sony Sumarsono (2004:87)

menyatakan bahwa: Simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu

komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian. Semakin banyak

anggota koperasi yang menyimpan dana (simpanan) koperasi, maka akan

meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil

usaha yang akan diperoleh koperasi. Masalah yang sering terjadi pada Koperasi

se-Kota Tanjungpinang adalah terdapat beberapa anggota yang meminta

perpanjangan waktu untuk pelunasan piutang. Hal ini dikarenakan Koperasi di

Kota Tanjungpinang menganut prinsip koperasi yaitu berlandaskan atas azaz

kekeluargaan, dimana anggota dapat meminta perpanjangan waktu pembayaran.

Begitu juga dengan tunggakan simpanan yang jatuh tempo yang secra langsung

berdampak pada jumlah simpanan anggota sehingga dapat mempengaruhi

kenaikkan dan penurunan jumlah sisa hasil usaha.

Seperti harapan koperasi pada umumnya, koperasi ini juga bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Untuk dapat menjalankan dan

meningkatkan kegiatan operasionalnya, Koperasi Se-Kota Tanjungpinang harus


5

memperhatikan perolehan sisa hasil usaha yang diperoleh. Semakin besar Sisa

Hasil Usaha yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para

anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Dan untuk meningkatkan perolehan

Sisa Hasil Usaha sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun

oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Maka berdasarkan uraian diatas,

maka dalam penulisan ini penulis mengambil judul “ Pengaruh Jumlah

Simpanan, Jumlah Anggota, Modal Kerja Dan Volume Usaha Terhadap

Perolehan Sisa hasil Usaha Pada Koperasi Se Kota Tanjungpinang”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

“ Bagaimana pengaruh Jumlah Anggota, jumlah simpanan, jumlah

modal kerja dan Volume Usaha terhadap perolehan sisa hasil usaha pada

Koperasi se-kota Tanjungpinang”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jumlah Anggota secara parsial

terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi se-kota Tanjungapinang.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jumlah Simpanan secara parsial

terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi se-kota Tanjungapinang.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jumlah Modal Kerja secara

parsial terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi se-kota Tanjungapinang.


6

d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Volume Usaha secara parsial

terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi se-kota Tanjungapinang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

a. Bagi Peneliti

Selaku peneliti memperoleh banyak pengetahuan yaitu bagaimana piutang

dan jumlah simpanan berdampak terhadap perolehan sisa hasil usaha.

b. Bagi Koperasi Karya Bersatu Desa Kelong

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi

dan evaluasi atas kinerja koperasi yang telah berjalan Dan dapat dijadikan

sebagai bahan acuan untuk pengembangan Koperasi yang ada di

Tanjungpinang, supaya kedepannya koperasi dapat mengetahui cara untuk

menyejahterakan anggotanya dengan menghasilkan sisa hasil usaha

diharapkan.

c. Bagi masyarakat setempat

Dapat sebagai bahan pengetahuan tentang manfaat adanya koperasi yang ada

di Tanjungpinang.

d. Bagi Akademik dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang

perkoperasian.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai

berikut :
7

BAB I : Pendahuluan

Penjelasan secara singkat tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kerangka pemikiran, hipotesis, tinjauan penelitian terdahulu,

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang relevan sebagai

landasan pendekatan untuk memecahkan masalah yang disusun ke

dalam uaraian masalah.

BAB III : Gambaran Umum Objek penelitian

Membahas tentang metodelogi penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, jenis data, serta teknik pengolahan data.

BAB IV : Analisis

Pada bab ini akan membahas alat yang akan digunakan dalam

menganalisis dan pembahasanya.

BAB V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian beserta saran yang

dikemukakan peneliti untuk objek yang diteliti.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang memungkinkan beberapa

orang atau badan dengan jalan bekerja sama atas dasar sukarela untuk

mensejahterakan anggotanya ataupun masyarakat disekitarnya. Koperasi

mempunyai peranan penting dalam membantu masyarakat golongan menengah

kebawah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Undang Undang Nomor 17 Tahun 2012 mendefinisikan koperasi

Indonesia sebagai badan hukum yang didiran oleh perseorangan atau badan

hukum koprasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal

untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama

dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koprasi.

Undang Undang Nomor 17 Tahun 2012  memuat pembaharuan hukum koperasi,

sehingga mampu mewujudkan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang sehat,

kuat, mandiri, dan tangguh, serta terpercaya sebagai entitas bisnis, yang

mendasarkan kegiatannya pada nilai dan prinsip koperasi. Menurut Sri Djatnika

(2003:16) koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang menerima simpanan-

simpanan dan deposito dari para anggotanya serta memberikan pinjaman bagi

anggota yang sama.

Menurut Hendar (2010:4) pengertian koperasi adalah suatu organisasi

bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah juga pelanggan utama koperasi


9

tersebut. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 27 (2007:1), pengertian koperasi adalah badan usaha

yang mengorganisir pemanfataan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para

anggotanya atas dasar prinsip – prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk

meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja

pada umumnya. Dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat

dan sokoguru perekonomian nasional.

2.1.2 Jenis-Jenis Koperasi

Koperasi dapat dibedakan berdasarkan kepentingan anggotanya. Menurut

Bernhard Limbong (2012:75) jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai

berikut:

a. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah jenis koperasi konsumen. Anggota koperasi

memperoleh barang dan jasa dengan harga lebih murah, lebih muda, lebih

baik dan dengan pelayanan yang menyenangkan.

b. Koperasi Produksi

Koperasi produksi disebut juga koperasi pemasaran. Koperasi produksi

didirikan oleh anggota yang bekerja disektor usaha produksi seperti petani,

pengerajin, peternak, dan sebagainya.

c. Koperasi Jasa

Koperasi jasa didirikan bagi calon anggota yang menjual jasa. Misalnya usaha

distribusi, usaha perhotelan, angkutan, restoran, dan lain-lain.

d. Koperasi Simpan Pinjam


10

Koperasi simpan pinjam didirikan untuk mendukung kepentingan anggota

yang membutuhkan tambahan modal usaha dan kebutuhan finansial lainnya.

e. Single Purpose dan Multipurpose

Koperasi single purpose adalah koperasi yang aktivitasnya terdiri dari satu

macam usaha. Misalnya koperasi bahan kebutuhan pokok, alat-alat pertanian,

koperasi simpan pinjam, dan lain-lain. Sedangkan koperasi multipurpose

adalah koperasi yang didirikan oleh para anggotanya untuk dua atau lebih

jenis usaha. Misalanya, koperasi simpan pinjam dan konsumsi, koperasi

ekspor impor, dan lain-lain.

2.1.3 Karakteristik Koperasi

Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan

bersama, sehingga pelaku ekonomi terdiri dari karyawan aktif koperasi dan atau

perseorangan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(AD/ART). Kegiatan koperasi lebih banyak dilakukan kepada anggota

dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota dalam koperasi

bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.

Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha

yang lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu anggota

sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Oleh karena itu, menurut IAI

(Ikatan Akuntansi Indonesia) dalam PSAK No. 27 (2007 : 27.1) :

1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu

kepentingan ekonomi yang sama;


11

2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai–nilai percaya diri

untuk menolong dan bertanggungjawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,

keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggota–anggota koperasi

percaya pada nilai–nilai etika kejujuran,keterbukaan, tanggungjawab sosial,

dan kepedulian terhadap orang lain;

3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri

oleh anggotanya;

4. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi

anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of

the members’ wekfare);

5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya

maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang nonanggota koperasi.

2.1.4 Tujuan Koperasi

Orang–orang yang membentuk koperasi pada dasarnya ingin memenuhi

kebutuhan akan pelayanan, yang sebagian besar dinyatakan dalam tujuan–tujuan,

bagaimana koperasi itu diawasi, dibiayai, dan dioperasikan serta bagaimana sisa

hasil usahan didistribusikan. Kemampuan dalam mencapai tujuannya menjelaskan

alasan keunggulan koperasi bagi anggota pengguna jasa untuk menjadi

pelanggannya, daripada menjadi pemilik koperasi yang berorientasi pada

penanaman modal.

Menurut Undang Undang Nomor 17 Tahun 2012 tujuan koperasi diatur

dalam Bab II Pasal 4 yang berisi koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan


12

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian

yang tak terpisahkan dati tatanan perekonomian nasionalyang demokratis dan

berkeadilan. Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan

kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan barang dan

jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan fasilitas produksi

atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga yang sangat rendah.

Tujuan koperasi bukan mencari sisa hasil usaha yang sebesar-besarnya,

melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi

skala kecil. Dari beberapa tujuan koperasi diatas, garis besarnya adalah

mensejahterakan para anggota koperasi dan masyarakat, mewujudkan masyarakat

yang maju, adil dan makmur, memperbaiki kehidupan para anggota dan

masyarakat terutama dalam bidang perekonomian, dan membangun tatanan

perekonomian nasional. Tujuan umum koperasi menurut Rudianto (2010:12)

adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai

sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu koperasi.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan

sumber ekonomi suatu koperasi yang terjadi ketika melakukan aktivitas usaha

dalam rangka memperoleh SHU.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang akan membantu para pemakai

laporan dalam mengestimasi potensi koperasi untuk menghasilkan SHU

dimasa mendatang.

d. Untuk memberikan informasi keuangan yang akan membantu para pemakai

laporan dalam mengestimasi potensi koperasi untuk menghasilkan SHU


13

e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan sumber

ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan

dan investasi.

f. Untuk mengungkapkan sebanyak mungkin informasi lain yang berhubungan

dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,

seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut koperasi.

2.1.5 Prinsip Koperasi

Prinsip koperasi merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai

badan usaha dan merupakan ciri khas koperasi dari badan usaha lainnya. Prinsip-

prinsip koperasi menurut UU Nomor 17 Tahun 2012 dan yang berlaku saat ini di

Indonesia adalah sebagai berikut:

- Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

- Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis.

- Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi.

- Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen.

- Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota,

Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada

masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi.

- Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan

Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal,

nasional, regional, dan internasional.

- Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan

masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.


14

Prinsip koperasi menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara

keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha koperasi sesuai dengan maksud dan

tujuan pendiriannya.

2.1.6 Azas Koperasi

Asas koperasi diatur di dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 Bab II Pasal 2

dan 3 yang berisi koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta koperasi berdasarkan asas

kekeluargaan. Asas – asas tersebut antara lain :

a. Asas Kekeluargaan

Asas ini mengandung makna adanya kesadaran dari hati nurani setiap anggota

koperasi untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yang berguna

untuk semua anggota dan dari semua anggota koperasi itu. Jadi, bukan untuk

diri sendiri maupun beberapa anggota saja dan juga bukan dari satu anggota

melainkan mencakup semuanya.  Dengan asas yang bersifat seperti ini maka

semua anggota akan mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Asas

kekeluargaan inilah yang mendasari prinsip kegiatan koperasi dan merupakan

salah satu nilai dasar kegiatan koperasi yang diatur dalam UU Nomor 17

Tahun 2012 Bab III Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 6 ayat 1.

b. Asas Kegotong – royongan

Asas ini mengandung arti bahwa dalam berkoperasi harus memiliki toleransi,

sifat mau bekerjasama, dan sifat – sifat lainnya yang mengandung unsur kerja

sama, bukan perorangan. Perbedaan antara gotong - royong tradisional

dengan koperasi : 
15

 Gotong royong tradisional

- Bersifat tradisional statis

- Merupakan adat kebiasaan dalam masyarakat

- Kegiatannya hanya sesaat bila dibutuhkan dan setelah selesai bubar

- Tidak terorganisir maka tidak menggunakan administrasi

- Menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana

- Tidak ada pemiliknya

- Tidak memerlukan keahlian

 Koperasi

- Bersifat modern dan dinamis

- Adanya karena prakarsa anggota

- Kegiatan usahanya tetap terencana, teratur, dan dilaksanakan terus

menerus

- Dalam wadah organisasi dan administrasi yang modern dan teratur

- Selain menggunakan tenaga manusia yang terdidik juga faktor-faktor

produksi lainnya

- Ada pemiliknya, yaitu anggota

- Memerlukan keahlian, maka perlu adanya pendidikan

2.1.7 Faktor-Faktor Yang mendukung Kemampuan Usaha Koperasi

Kemampuan koperasi dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari

faktor-faktor yang pendukung yang ada didalam ataupun yang ada dilingkungan

yang menyertainya. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan kemampuan

usaha, berbagai faktor harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan


16

diupayakan untuk selalu dikembangkan. Ropke, Jochen (2003:5) menyatakan

bahwa keunggulan lembaga koperasi, diperoleh dengan membandingkan koperasi

yang berfungsi secara ideal dengan ekonomi pasar yang bekerja secara tidak

sempurna. Menurut Tuti Trisnawati (2009:2) faktor-faktor yang mendukung

kemampuan usaha koperasi antara lain terdiri atas unsur-unsur:

a. Sumber daya manusia (petugas pelaksana) terutama “KEWIRAUSAHAAN”

b. Sarana dan prasarana yang dimiliki atau yang perlu harus dimiliki.

c. Permodalan (modal sendiri dan modal luar)

d. Kemampuan manajemen dalam pelaksanaannya

e. Faktor eksternal yang terdiri atas potensi ekonomi diwilayah kerja koperasi

dan kebijaksanaan (iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah bagi

koperasi dan koperasi mampu melakukan interaksi terhadap kebijaksanaan

yang bersangkutan.

2.2 Volume Usaha

Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang

dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio, 2001:141).

Dengan demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan

barang dan jasa sejak awal tahun buku sampai dengan akhir tahun buku.Aktivitas

ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha

koperasi tersebut.Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi bias

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan

masyarakat pada umumnya. Volume usaha adalah total nilai penjualan atau

penerimaan dari barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang
17

bersangkutan (Sit io dan Tamba, 2001:141). Dengan demikian volume usaha

koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun

buku (Januari) sampai dengan akhir tahun buku (Desember).

Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya

volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh

koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota

koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha atau kegiatan yang dilakukan

tersebut dapat dilihat dari besarnya volume usaha yang nantinya akan berpengaruh

terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi (Sitio dan Tamba,

2001:142).

Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan koperasi

adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu anggota-anggota koperasi

secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu koperasi melakukan

kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan pelayanan atau pemenuhan

kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha ini tentu diharapkan menjadi sumber

keuntungan bagi perusahaan koperasi.

Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992, pasal 43 (dalam

Sit io dan Tamba, 2001: 82) yaitu:

1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan

anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan. Pada hal ini, konsep

ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama dengan

ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan.

2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.


18

3. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala bidang

kehidupan ekonomi rakyat.

2.3 Simpanan

2.3.1 Pengertian Simpanan

Kekuatan koperasi berada pada anggotanya, jika anggota koperasi itu

banyak maka simpanan anggota yang terhimpun akan semakin banyak. simpanan

anggota merupakan salah satu modal dimana modal tersebut digunakan untuk

kegiatan usaha koperasi tersebut, oleh sebab itu besarnya simpanan anggota

sangat penting peranannya di dalam koperasi.

Simpanan anggota adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon

anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotannya kepada koperasi dalam

bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka. Jadi simpanan anggota

didalam koperasi simpan pinjam sangat penting karena merupakan salah satu

modal sendiri bagi koperasi tersebut. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri

dan modal pinjaman. Modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan cadangan dan hibah, sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota,

koperasi lainnya atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,

penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dan dari sumber lain yang sah.

Dengan ditetapkannya modal sendiri sebagai modal ekuiti koperasi, maka

kedudukan simpanan pokok dan simpanan wajib menjadi kuat, seperti halnya

saham pada perseroan terbatas. Karena itu istilah dan pengertian simpanan pokok

dan simpanan wajib secara hukum adalah baku dan normatif. Sebagai istilah dan

pengertian yang baku, maka bentuk dan nilai simpanan pokok dan simpanan wajib

harus dibuat dengan standar tertentu sebagai suatu surat berharga. Dengan
19

demikian, bentuk dan nilai simpanan pokok dan simpanan wajib memiliki

kekuatan hukum dan kepastian hukum, surat berharga tersebut dapat berbentuk

sertifikat dengan nilai nominal tertentu dan dipegang serta dimiliki oleh para

anggota koperasi.

2.3.2 Simpanan Pokok

Simpanan pokok merupakan simpanan yang disetor oleh masyarakat

untuk menjadi anggota dengan jumlah nominal yang sama, di setor secara terus-

menerus selama menjadi anggota dan tidak dapat di ambil selama masih menjadi

anggota koperasi. Menurut M.Firdaus dan Agus Edhi Susanto (2004 : 71)

pengertian simpanan pokok adalah Sejumlah uang yang sama banyaknya yang

wajib dibayarkan kepada anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota

koperasi.

Hendar (2010:192) dalam bukunya “Manajemen Koperasi Koperasi :

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Manajemen dan Kewirausahaan Koperasi”

menyatakan bahwa simpanan pokok pada dasarnya adalah saham koperasi karena

dengan memiliki simpanan pokok, seorang anggota secara otomatis ikut memiliki

koperasi koperasi. Sedangkan pengertian simpanan pokok menurut Andjar Pachta,

W, dkk (2005:117) adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas

koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi

anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi

tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.


20

2.3.3 Simpanan Wajib

Simpanan wajib merupakan simpanan tertentu yang tidak harus sama

yang wajib di bayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan

tertentu. Simpanan wajib harus di setor oleh para anggota koperasi secara terus-

menerus tanpa batas maksimum nominalnya dan tidak dapat di ambil selama

orang tersebut masih menjadi anggota koperasi. Oleh karena itu simpanan wajib

setiap angota tidak akan sama jumlahnya, hai ini tergantung seberapa rajin dan

seberapa besar para anggota itu menyetorkan uangnya.

Menurut Hendar (2010;193) simpanan wajib adalah bentuk simpanan

yang rutin dilakukan anggota koperasi setiap periode tertentu tapi bukan sebagai

dasar penentuan hak miliknya atas koperasi. Simpanan wajib harus di setor oleh

para anggota koperasi secara terus-menerus tanpa batas maksimum nominalnya

dan tidak dapat di ambil selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.

Oleh karena itu simpanan wajib setiap angota tidak akan sama jumlahnya, hai ini

tergantung seberapa rajin dan seberapa besar para anggota itu menyetorkan

uangnya.

Pengertian simpanan wajib menurut Andjar Pachta W,dkk (2005:118)

adalah simpanan yang wajib di setorkan oleh setiap anggota koperasi setiap bulan

dengan jumlah yang sama sampai mencapai nilai tertentu. Sedangkan pengertian

simpanan wajib menurut M.Firdaus dan Agus Edhi Susanto (2004:72) adalah

simpanan tertentu yang tidak harus sama yangwajib dibayar oleh anggota kepada

koperasi dalam waktu dankesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat

diambil kembaliselama yang bersangkutan masih menjadi anggota.


21

2.3.4 Simpanan Sukarela

Simpanan sukarela merupakan simpanan dengan nilai uang yang

diserahkan oleh anggota maupun bukan anggota kepada koperasi atas kehendak

sendiri. Menurut Hendar (2010:194) pengertian simpanan sukarela adalah

simpanan yang besarnya tidak ditentukan, tetapi tergantung kepada kemampuan

anggotanya. Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau

berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus. Terhadap

simpanan sukarela koperasi menetapkan tingkat bunga tertentu yang telah

disepakati anggotanya.

2.4 Anggota

2.4.1 Pengertian Anggota

Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik koperasi dan

anggotanya, dan anggotalah yang mempunyai wewenang mengendalikan

koperasi bukan pengurus dan bukan pula manajer. Oleh karena itu tidak lah

salah kalau dikatakan bahwa kunci dari keberhasilan koperasi terletak pada

anggota. Para anggota koperasi bertemu pada waktu tertentu pada suatu

rapat, yang selnjutnya disebut rapat anggota, waktu –waktu mana tyelah

diatur dealam anggaran dasar/ anggaran rumah tangga. Rapat anggota

mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi.

Pada dasarnya anggota perorangan yang bukan pengurus tidak boleh ikut

campur tangan secara langsung dalam manajemen koperasi tetapi mereka

dapat berpartisipasi dalam manajemen koperasi melalui berbagai cara dan

kegiatan:
22

• Secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan – koperasi seperti hadir

dalm rapat – rapat, menerima tugas yang diberikan oleh pengurus,

ikut serta dalam kepanitiaan, dan sebagainya.

• Mematuhi keputusan mayoritas.

• Memberikan saran dan kritik - kritik yang membangun/konstruktif

kepada pengurus.

• Membaca laporan – laporan dari rapat anggota dan rapat pengurus

serta berbicara /bertukar pikiran dengan pengurus.

• Membela koperasi dan manajemen, jika di kritik secara tidak wajar/

jujur.

• Berpartisipasi dalam penyusunan dan perubahan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga.

• Berpartisipasi dalam pemilihan dan penggantian pengurus, sehingga

dapat terpilih anggota – anggota pengurus yang tepat.

• Ikut membantu permodalan koperasi dengan cara memenuhi

kewajiban pembayaran uang simpanan pokok, simpanan wajib dan

sebagainya, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga.

• Mengusahakan agar pengurus, manajer dan kariawan – kariawan

mematuhi ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar.

• Mengikuti perkembangan organisasi dengan membaca laporan

tahun organisasi sebagai alat untuk komunikasi dengan pengurus.

Dengan melakukan kegitan – kegitan seperti tersebut di atas,

maka anggota secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam manajemen


23

organisasi. Adalah tidak mungkin bagi anggota – anggota yang bukan

anggota pengurus untuk secara langsung ikut dalam pengelolaan koperasi.

2.4.2 Tugas dan Peran Rapat Anggota

Tugas dan peran rapat anggota dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Mengesahkan/menetapkan penyusunan dan perubahan anggaran

dasar/anggaran rumah tangga, sesuai dengan keputusan rapat.

b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan

pengawas.

c. Memberikan persetujuan atas perubahan dalam masalah struktur

permodalam organisasi dan arah kegiatan – keiatan usahanya.

d. Mensyaratkan agar pengurus, manajer dan karyawan memahami

ketentuan dalam anggaran dasar.

2.5 Modal Kerja

2.5.1 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai

operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.

Pengertian Modal kerja menurut Khasmir (2011 : 250 ) modal yang digunakan untuk

digunakan untuk kegiatan operasi kegiatan. Modal kerja diartikan sebagai investasi

jangka pendek yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,

seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persedian dan aktiva lainnya. Berapa

jumalah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus bisa ditentukan

dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriannya dengan rinciannya

berapa untuk modal tetap atau yang disebut juga sebagai modal jangka panjang dan
24

berapa untuk modal kerja yang disebut modal jangka pendek. Di samping itu juga

masih diperlukan sejumlah dana yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran

selama dalam proses pendiriannya itu, yang disebut dana pengorganisasian.

Modal jangka panjang diperlukan untuk penyediaan fasilitas fisik bagi

koperasi, seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin dan kendaraan-

kendaraan yang diperlukan oleh koperasi.

Modal jangka pendek diperlukan oleh koperasi untuk membiayai kegiatan

operasional koperasi, seperti gaji, pembelian bahan baku, pembayaran pajak dan

asuransi, biaya penelitian dan sebagainya. Dalam hal koperasi tersebut adalah

koperasi simpan pinjam modal ini diperlukan untuk pemberian pinjaman kepada

anggota-anggota, modal kerja ini disebut juga sebagai circulating capital.

Modal, sebagaimana kita ketahui adalah merupakan salah satu faktor

produksi, tetapi hingga sekarang di antara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat

kesamaan pendapat tentang apa yang disebut dengan modal itu dan tampaknya dalam

sejarahnya, pengertian dari modal itu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu.

Menurut klasik, modal diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk

memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, pengertian modal mengarah

kepadasifat non physical, dalam arti modal ditekankan kepada nilai, daya beli atau

kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang modal.

Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten dengan

asas-asas koperasi dengan memperhatiakn perudang-undangan yang berlaku dan

ketentuan administrasi. Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi

dalam kaitannya dengan permodalan ini, yaitu:


25

1. Bahwa pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada di tangan

anggota dan tidak perlu dikaitkan dengan jumlah modal atau dana yang bisa

ditanam oleh seseorang anggota dalam koperasi (member investor) dan

berlaku ketentuan,satu anggota satu suara.

2. Bahwa modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat bagi

anggota.

3. Bahwa kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas. Ini adalah

sesuai dengan asas koperasi yaitu: “ Limited returns on equity capital”.

4. Bahwa untuk membiayai usaha-usahanya secara efisien, koperasi pada

dasarnya membutuhkan modal yang cukup.

5. Bahwa usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal

baru. Hal itu di anataranya dapat dilakukan dengan menahan sebagian dari

keuntungan (SHU) dan tidak membagi-bagikannya semua pada anggota.

6. Bahwa kepada saham koperasi (share), yang di indonesia adalah ekuivalen

dengan simpan pokok, tidak bisa diberikan suatu premi diatas nilai

nominalnya, meskipun seandainya nilai bukunya bisa saja bertambah.

2.5.2 Sumber- sumber Permodalan

Terlepas dari pengertian atau definisi seperti diterangkan diatas, kita bisa

melihat pengertian modal dari beberapa segi, misal nya dari segi asalnya atau

sumbernya atau dari pemiliknya, seperti yang kita temukan pada UU No. 25/1992

tentang perkoperasian yang menmgatakan bahwa modal koperasi itu terdiri dari

modal sendiri dan modal pinjaman.

Dalam UU No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Pasal 32 ayat

(1) ditentukan bahwa modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-
26

simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya

termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Kemudian dalam ayat (2) dikatakn

bahwa simpanan anggota didalam koperasi terdiri dari: simpanan pokok,

simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Masing-masing jenis simpanan tersebut

mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda terhadap kerugian yang mungkin

terjadi atau bila mana koperasi itu dibubarkan. Jadi disini pengertian modal lebih

dilihat dari segi wujud atau sebagai bukti (evidence).

Selanjutnya, masing-masing jenis simpanan tersebut dalam Undang-

Undang No. 12/1967 diberikan definisi sebagi berikut:

1. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota

untuk diserahkan pada koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi

anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota.

Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan pokok ini ikut

menanggung kerugian.

2. Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada

anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu,

misalnya ditarik pada waktu penjualan barang-barang atau ditarik pada

waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan

wajib ini tidak ikut menanggung kerugian.

3. Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau

berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus.

Simpanan sukarela tersebut bisa saja diadakan misalnya dalam rangka

Hari Raya/Lebaran atau bisa saja simpanan tersebut disimpan untuk suatu
27

jangka waktu tertentu, di mana kepada pemiliknya dapat diberikan suatu

imbalan jasa.

Pada tahun 50 an, modal koperasi yang digunakan untuk membiayai

keperluan-keperluan koperasi seperti tersebut di atas, umumnya berasal dari

anggota sendiri saja yang berwujud simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan

sukarela dan cadangan. Sementara itu tanggapan di kalangan masyarakat sendiri

pada waktu itu dalam soal pemodalan koperasi cenderung pada pendapat bahwa

sebaik nya modal koperasi itu dihimpun dari dalam sendiri.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa dalam kurun-kurun waktu

tersebut, umumnya koperasi-koperasi di indonesia beroperasi dalam sekala kecil-

kecilan.

Pola pemikiran bahwa sebaiknya usaha koperasi itu dibiayai dengan modal

dari dalam sendiri secara bertahap mulai surut dan kini, sebagai mana kita lihat

sekarang, telah bermunculan koperasi-koperasi yang beroperasi dalam sekala

sedang dan sekala cukup besar, dengan bantuan modal pinjaman, terutama pada

tingkatan induk nya.

2.6 Sisa Hasil Usaha

2.6.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu

tahundikurangi penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang

bersangkutan.Menurut Gervasius Sugiyarso (2011:61) pengertian Sisa Hasil

Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan Sisa Hasil Usaha

atau rugi kotor dengan non anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan
28

dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi.

Menurut Soemarso (2005:208) sisahasil usaha merupakan pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun bukudikurangi dengan biaya, penyusutan, dan

kewajiban lainnya termasuk pajak dalamtahun buku yang bersangkutan.Pada

hakikatnya sisa hasil usaha koperasi samadengan Sisa Hasil Usaha bersih untuk

koperasi yang lain.

Pengertian sisa hasil usaha menurut Undang-Undang No.17 tahun 2012

tentang perkoperasianBabI Pasal 12 adalah surplus hasil usaha atau defisit hasil

usaha yang diperoleh dari hasil usahaatau pendapatan koperasi dalam satu tahun

buku setelah dikurangi dengan pengeluaranatas berbagai beban usaha. Sedangkan

pengetian Sisa Hasil Usaha menurut Andjar Pachta W,dkk (2005:128,133) adalah

merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha

sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. SHU tersebut

merupakan hasil akhir dari komponen-komponen yang menghasilkan dikurangi

dengan jumlah komponen-komponen biaya.

Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari paraanggota dapat

dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding denganjasa yang

diberikannya.Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak bolehdibagikan

kepada anggota.Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan cadangan, dibagikan

kepadaanggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing

anggotadengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan

perkoperasian dankeperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan rapat

anggota. Menurut Amin Widjaya Tunggal (2002:80) Laporan Sisa Hasil Usaha ini
29

menggaambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai koperasi dalam satu periode

operasi.

2.6.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi

Sisa Hasil Usaha yang boleh dibagikan kepada anggota hanyalah

SisaHasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk

anggota.Padarapat anggota tahunan, sisa hasil usaha diputuskan untuk dibagi

sesuai denganketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar

koperasi.Pembagian hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha

koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih

ditentukan pada manfaat bagi anggota. Usaha koperasi yang utama diarahkan pada

bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk

menunjang usaha maupun kesejahteraan anggotanya.Berkaitan dengan hal

tersebut, maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan dengan produktif,

efektif, dan efisien.

Pembagian hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil

Usaha (SHU).koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan

usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya

terhadap anggota dan masyarakat pada umumnya dengan tetap

mempertimbangkan untuk memperoleh SHU yang wajar.

Menurut Rudianto (2010:196) pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

kepada anggota dilakukan dengan pola dasar sebagai berikut :

1. Menentukan objek distribusi SHU dan besarnya proporsi untuk masing-

masing bagian yang akan memperoleh alokasi SHU, seperti :


30

a. Cadangan

b. Dana anggota

c. Dana pengurus

d. Dana pegawai

e. Dana pendidikan

f. Dana sosial

g. Dana pembangunan

2. Menentukan besarnya proporsi SHU untuk anggota (dana anggota)

berdasarkan dua komponen utama, yaitu:

a. Jasa transaksi

b. Jasa modal

Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing

penggunaanditetapkan dalam anggaran dasar koperasi.Pembagian SHU dilakukan

secaraadil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing

anggota.Praktikpembagian SHU merupakan praktik usaha koperasi yang berbeda

dengan praktikkoperasi-koperasi lainnya, terutama yang berbentuk perseroan

terbatas.Pembagian SHU koperasi kepada para anggotanya didasarkan atas

perimbanganjasa masing-masing anggota dalam usaha koperasi, yaitu yang

dihitungberdasarkan besarnya volume transaksi anggota dalam keseluruhan

volume usahakoperasi.Cara koperasi membagi SHU ini membuktikan bahwa

koperasi adalah badan usaha yang menjujung tinggi persamaan derajat diantara

anggota terlepas dari jumlah penyertaannya.

2.6.3 Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi


31

Pendapatan koperasi adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota

koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya koperasi, maka apabila SHU positif berarti

kontribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan

akanbiaya riil koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada

para anggotanya.

Apabila SHU negatif berarti kontribusi anggota koperasi terhadap

pengeluaran untuk biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan

bahwa Perhitungan Hasil Usaha (PHU) adalah perhitungan hasil usaha yang

menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban

perkoperasian selama periode tertentu.

2.6.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

Menurut Andjar Pachta W, dkk (2005:56)faktor-faktor yang

mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar.

Faktor dari Dalam yaitu :

a. Partisipasi Anggota. Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam

kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak

akan berjalan lancar.

b. Jumlah Modal Sendiri. SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal

sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan

hibah.

c. Kinerja Pengurus. Kinerja pengurus sangat di perlukan dalam semua

kegiatan yang di lakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik
32

dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian

maka hasil yang di capaipun juga akan baik.

d. Jumlah unit usaha yang dimiliki. Setiap koperasi pasti memiliki unit

usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang di

jalankan dalam kegiatan usaha tersebut.

e. Kinerja Manajer. Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan

yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal

yang bersifat intern.

f. Kinerja Karyawan. Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam

menjadi anggota koperasi.

1. Faktor dari Luar yaitu :

a. Modal Pinjaman dari Luar. Modal yang berasal dari luar koperasi yang

sifatnya sementara bekerja di dalam koperasi dan bagi koperasi

merupakan utang yang pada saatnya harus di bayar kembali agar tidak

menderita kerugian.

b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi.

c. Pemerintah. Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan

kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun

barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.

2.7 Kerangka Pemikiran

Tujuan suatu perusahaan atau badan usaha pada umumnya adalah

untukmemperoleh laba. Demikian halnya dengan koperasi, walaupun usaha


33

koperasi tidak semata-mata berorientasi pada laba namun didalam menjalankan

aktivitas usahanya koperasi harus memperhatikan bagaimana upaya yang dapat

dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan sehingga kelangsungan dapat

terjaga dalam hal ini laba berperan penting.

Jumlah anggota dan jumlah simpanan dalam usaha koperasi merupakan

salah satu alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Komponen

piutang anggota dan jumlah simpanan dapat mempengaruhi besar kecilnya SHU

yang akan diperoleh oleh sebuah koperasi. Pengaruh Jumlah Anggota dan jumlah

simpanan dan Modal Kerja serta Volume Usaha terhadap sisa hasil usaha

koperasi dapat dilihat pada kerangka pemikiran dibawah ini

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Jumlah Anggota (X1)

Jumlah Simpanan (X2)

Sisa hasil Usaha (Y)


Modal Kerja (X3)

Volume Usaha (X4)

Keterangan :

= Pengujian pengaruhmasing-masing variabel bebas


terhadap variabel terikat (parsial).
34

= Pengujian pengaruh secarabersama-sama variabel


bebas terhadap variabelterikat (simultan).

2.8 Hipotesis

Sri Sularso (2003:26) pengertian hipotesis adalah suatu pernyataan

dugaan yang logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang

diwujudkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji.

Penelitian suatu hipotesis mempunyai berbagai fungsi penting.Menurut

Danang Sunyoto (2011:102) menerangkan fungsi yang paling penting adalah

sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian.Berdasarkan perumusan masalah

yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

“ Jumlah Simpanan, jumlah anggota, Modal Kerja dan Volume Usaha memiliki

pengaruh terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi Se kOta Tanjungpinang baik

secara parsial maupun secara simultan.”

a. Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Sisa hasil Usaha (studi kasus

di Koperasi Serba Usaha Al-Hikmah Tumpang Talun Blitar) Oleh Riris

Rahmawati. Universitas Islam Malang.Permasalahan yang timbul dalam

penelitian ini adalah adakah pengaruhsignifikan perputaran kas terhadap

sisa hasil usaha.Adakah pengaruh signifikanperputaran piutang terhadap

sisa hasil usaha. Adakah pengaruh signifikanperputaran persediaan

terhadap sisa hasil usaha. Adakah pengaruh signifikanperputaran modal

kerja secara bersama-sama terhadap sisa hasil usaha. Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa tidak adapengaruh antara perputaran kas


35

terhadap sisa hasil usaha, ada pengaruh antaraperputaran piutang terhadap

sisa hasil usaha, ada pengaruh antara perputaranpersediaan terhadap sisa

hasil usaha dan ada pengaruh antara perputaran modalkerja secara bersam-

sama terhadap sisa hasil usaha di Koperasi Serba Usaha Al-Hikmah

Tumpang Talun Blitar.

2. Pengaruh Jumlah Anggota dan Jumlah Simpanan Terhadap Perolehan Sisa

Hasil Usaha Pada Koperasi Mina Putra Bahari Di Kabupaten Ende. Oleh

Lilis Sulistio Wati. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2011. Tujuan penelitian

ini yaitu untukmenguji dan menganalisis pengaruh jumlah anggota dan

jumlah simpanan terhadapperolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada

Koperasi Mina Putra Bahari di KabupatenEnde dan untuk menguji dan

menganalisis variabel yang mempunyai pengaruh lebihdominan antara

jumlah anggota dan jumlah simpanan terhadap perolehan Sisa HasilUsaha

pada Koperasi Mina Putra Bahari di Kabupaten Ende.Berdasarkan

kesimpulan hasil analisis hipotesis bahwa variabel jumlah anggotadan

jumlah simpanan tidak berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha,

sehinggahipotesis ke-1 yang menyatakan “bahwa jumlah anggota koperasi

dan jumlah simpanan mempunyai pengaruh terhadap perolehan sisa hasil

usaha” tidak terbuktikebenarannya dan variabel jumlah simpanan

berpengaruh secara dominan terhadapperolehan sisa hasil usaha, sehingga

hipotesis ke-2 yang menyatakan “bahwa jumlahsimpanan adalah variabel

yang lebih berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha” teruji

kebenarannya.
36

3. Judul Skripsi Pengaruh Pertumbuhan Modal Koperasi dan Kinerja

Koperasi Terhadap Perkembangan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi

Pegawai. Disusun oleh Mulia Indriani. Fakultas Ekonomi. 2012. Koperasi

merupakan perwujudan yang praktis dari usaha untuk membantu dan

menolong diri sendiri melalui usaha bersama. Sebuah koperasi dan

pengurus koperasi pada umumnya dianggap berhasil, jika jumlah SHU

yang didapat setiap tahunnya semakin besar. Tujuan penelitian ini adalah

menganalisis pengaruh modal koperasi, current ratio, debt to total asset

terhadap sisa hasil usaha pada tiga koperasi pegawai di Koperasi Pegawai

Rektorat Universitas Indonesia, Koperasi Pegawai IKIP Jakarta dan

Koperasi Warga Sejahtera SMP Negeri 2 Bekasi. Hasil penelitian ini

menunjukan hasil secara uji parsial modal koperasi dan debt to total asset

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha.

Sedangkan current ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap sisa

hasil usaha, tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap sisa hasil

usaha. Dan secara uji simultan modal koperasi, current ratio, debt to total

asset mempunyai pengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha, karena

memiliki nilai R Square sebesar 62,2%.


37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini

menggunakan deskriptif analisis untukmenganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan obyekpenelitian

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan

pada pengujian teori dengan menggunakan pengukuran variabel penelitian yang

berupa angka-angka dan menganalisa data dengan menggunakan statistik.

Dalam penelitian ini penulis membandingkan keadaan dilapangan yang

sesuai dengan teori, sehingga dapat diambil kesimpulan.Menurut Asep

Hermawan (2005:56) penelitian kuantitatif adalah Penelitian kuantitatif adalah

suatu pendekatan yang bersifat objektif, mencangkup pengumpulan dan analisis

data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. Sedangkan tujuan

pendekatan deskriptif menurut Sekaran, Uma (2007:160) adalah studi deskriptif

dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik

variabel yang diteliti dalam suatu situasi.

3.2 Jenis Data


38

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

menurut Muhammad.Idrus (2009 : 86) pengertian data skunder adalah Data

skunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan orang pertama,

bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut. Data yang digunakan

bersumber dari Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha, Jumlah Anggota, dan

Daftar Simpanan Anggota, Jumlah Anggota dan Modal Kerja selama 36 bulan

yaitu dari 31 Januari 2012 sampai dengan Desember 2014.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang,obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan

olehpeneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2002).Dalampenelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen

dan variable dependen.

a. Variabel Bebas (independen)

1. Jumlah Anggota (X1)

Piutang dalam Koperasi Karya Bersatu merupakan piutang yang

diperoleh dari jasa simpan pinjam dan jasa laptop yang disepakati.

Piutang dinyatakan dalam jutaan rupiah.

2. Jumlah Simpanan (X2)

Jumlah Simpanan pada Koperasi Karya Bersatu adalah jumlah dari

simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.Jumlah

simpanan dinyatakan dalam jutaan rupiah.

3. Modal Keja (X4)


39

Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai

operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu

pendek.

4. Volume Usaha (X4)

Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang

dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang

bersangkutan

b. Variabel Terikat (dependen)

Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah sisa hasil usaha.Sisa

hasil usaha

3.4 Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian yang ingin diperoleh data

dan informasinya, baik perhitungan maupun pengukuran, kualitatif maupun

kuantitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap

dan jelas (Sudjana,2002:5).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Laporan Rapat Anggota Tahunan

Koperasi Simpan Pinjam yang bernaung di bawah Dinas Koperasi dan UMKM di

Kota Tanjungpinang yang berjumlah 43 Koperasi Simpan Pinjam.

Penelitian ini mengenai Sisa Hasil Usaha Koperasi simpan pinjam di Kota

Tanjungpinang mengenai jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah

Modal Kerja dan volume usaha.

2. Sampel
40

Sampel pada penelitian ini adalah Laporan Rapat Anggota Tahunan

Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Kulon Progo yang bernaung dibawah

Dinas Koperasi dan UMKM di Kota Tanjungpinang mengenai Sisa Hasil Usaha

Koperasi simpan pinjam di Kota Tanjungpinang mengenai jumlah anggota,

jumlah simpanan anggota, jumlah modal kerja dan Volume Usaha. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling

artinya bahwa penentuan sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan

penelitian dan didasarkan pula pada pertimbangan tertentu dari keseluruhan

sampel yang ada sehingga relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Koperasi Simpan Pinjam yang menyerahkan laporan RAT (Rapat

Anggota Tahunan) ke Dinas Koperasi dan UMKM di Kota Tanjung

Pinang secara rutin ada tahun 2012-2014.

b. Koperasi Simpan Pinjam yang telah ikut RAT (Rapat anggota Tahunan)

yang di selenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM SeKota

Tanjungpinang.

c. Koperasi Simpan Pinjam yang bernaung dibawah Dinas Koperasi dan

UMKM Kota Tanjungpinang yang memperoleh laba SHU dalam kurun

waktu tahun 2012-2014.

d. Koperasi Simpan Pinjam yang memiliki Sisa Hasil Usaha

Data Koperasi yang dijadikan sampel adalah :

Tabel Data Koperasi Sekota Tanjungpinang

N Nama Koperasi Alamat Keterangan


41

O
1 Koperasi Pensiunan Pegawai Jl. Tugu Pahlawan No 33 AKTIV
Bri
2 Koperasi Pln Jl. Bakar Batu No 46 AKTIV
3 Kpri Sman 1 Jl Ir Sutomo AKTIV
4 Koperasi Yekti Bin Sembada Jl Wr Supratman Simpang AKTIV
Melayu Kota Piring
5 Koperasi Kasih Melati Jl. Mt Haryono AKTIV
6 Koperasi Smp N 1 Jl. Tugu Pahlawan No265 AKTIV
7 Korem Jl Setimun Senggarang AKTIV
8 Koperasi Bukopin Jl Ketapang No 609 AKTIV
9 Kpri Smp N 5 Jl Pancur AKTIV
10 Koperasi Kopanda Jl Re Martadinata AKTIV
11 Koerasi Pkk Meranti 3 Jl Brigjen Katamso Gang AKTIV
Meranti Rt 3/Rw I
12 Kpri Smp N 7 Jl. Adi Sucipto No 62 AKTIV
13 Ksu Sejahtera Jl Bangun Sari Rt 2rw 10 AKTIV
14 Koperasi Antara Jl. Lembah Purnama Gang AKTIV
Antara No 6
15 Kpri Sman 5 Sejahtera Ex Jl. H. Agus Salim AKTIV
Spg
16 Ksu Srikandi Jl. Sultan Sulaiman AKTIV
Kp.Bulang
17 Kpri Guru Sd Jl. Soekarno Hatta No 52 AKTIV
18 Koperasi Majelis Ta’lim Ar Masjid Teluk Kerting Tpi AKTIV
Rahman
19 Koperasi Perempuan Unggul Jl. Matador AKTIV
Raya
20 Ksp Purnama Jl Lembah Purnama Gg AKTIV
Antara No 12 A
21 Koperasi Lantamal Iv Jl. Yos Sudarso Batu AKTIV
Hitam
22 Koperasi Primkopal Lanudal Jl Nusantara Km 12.5 AKTIV
23 Koperasi Majlis Ta’lim Al Jl Cendawasih Km 8 AKTIV
Ghopar
24 Koperasi Maju Bersama Prov JL TRANSITO Gg Suka AKTIV
Kepri Jaya 2 NO. 40
25 Ksu Semngat Juang Jl. Sultan Mahmud Gg. 45 AKTIV
No 34
26 Koperasi Wanita Bina Jl. Srikaton Kp. AKTIV
Sejahtera Purwadadi Rt 2 Rw 7
27 Koperasi Abdi Jaya Jl. Di Panjaitan No 20 AKTIV
28 Koperasi Mutiara Jl Lampu Merah AKTIV
Senggarang
29 Ksu Sepakat Koperasi Mt Haryono Gg AKTIV
42

Ebone No 5
30 Koperasi Kasih Ibu Komlek Gereja Nomensen AKTIV
Km 6
31 Koperasi Selisih Jl . Adi Sucipto Perum AKTIV
Kijang Kencana Ii
32 Koperasi Minolitan Nelayan Kud Pelantar No 167 AKTIV
Sejarah
33 Koperasi Kodim/0315 Bintan Jl. Ahmad Yani Km 6 AKTIV
34 Koperasi Pegawai Negeri Jl Arif Rahman No 2 AKTIV
( Kpa Keluarga)
35 Koperasi As Sakinah Jl Di Panjaitan Km 10 AKTIV
36 Koperasi Al-Amin Sma 5 Jl H. Agus Salim AKTIV
37 Kpri Sma 2 Jl. Soekarno Hatta AKTIV
38 Koperasi Andiri Jaya Jl Lampu Merah Rt 2/ Rw AKTIV
4 Senggarang
39 Koperasi Perempuan Peduli - AKTIV
40 Koperasi Jannatul Umahati Jl Cempedak No 97 Rw 2 AKTIV
Shobirin
41 Koperasi Amka Bhakti Jl Jendral Sudirman No AKTIV
Husada 795
42 Koperasi Rri Tpi Jl. Ahmad Yani AKTIV

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam

sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data pada prinsipnya berfungsi untuk

mengungkapkan variabel yang akan diteliti. Untuk dapat memperoleh data-data

yang diperlukan dalam penulisan proposal ini, penulis menggunakan dua cara

dalam pengumpulan data :

1. Penelitian Kepustakaan

Penulis mengumpulkan data berupa teori dan keterangan yang digunakan

sebagai bahan pembahasan teoritis yang dapat diperoleh melalui literatur dan

sumber lainnya yang dapat dijadikan bahan untuk penulisan proposal ini.

2. Dokumentasi
43

Pengertian dokumentasi yaitu Mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen

rapat, lengger, agenda dan sebagainya.Metode dokumentasi ini bertujuan

untuk mendapat data terkait denganvariabel penelitian yaitu piutang, jumlah

simpanan dan modal kerja terhadap sisa hasil usaha yang diperoleh dari Dinas

Koperasi dan UMKM Di Tanjungpinang.

Data-data yang digunakan oleh penulis yakni berhubungan dengan

koperasi dengan cara memfotocopy laporan keuangan berupa Laporan Sisa Hasil

Usaha serta dokumen-dokumen lainnya yang mendukung dalam penulisan ini.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini penulis melakukan pengolahan data dengan

mengambil data yang bersumber dari koperasi yang merupakan alat ukur

pengaruh piutang, jumlah simpanan, jumlah anggota dan modal kerja dan Volume

Usaha terhadap sisa hasil usaha pada KoperasiSe-Kota Tanjungpinang . Untuk

menganalisis data, penelitian ini menggunakan program komputer SPSS

(Statistikal Program for Social Science) versi 20.0 for windows dengan analisis

regresi linier berganda. Penulis menggunakan regresi linier berganda karena

menggunakan empat variabel bebas dan satu variabel terikat.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu membandingkan antara data yang telah dikumpulkan dengan

teori-teori yang relevan dan kemudian diambil suatu kesimpulan dan saran.

Penelitian ini menggunakan software SPSS (Statistical Program for Social


44

Science) versi 20.0 for windows untuk memprediksi hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen.Langkah-langkah teknik analisis data

menggunakan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah model regresi

sudah menunjukan hubungan yang signifikan dan representatif yang meliputi : uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokolerasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akandigunakan

dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Menurut Duwi Priyatno

(2010:71) tujuan uji normalitas adalah sebagai berikut Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini

biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio.

Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui

denganmenggunakan grafik normal plot. Pada grafik normal plot,dengan asumsi :

1. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arahgaris

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan /atau tidak mengikutiarah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan poladistribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi uji asumsinormalitas.


45

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresiditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).

MenurutDuwi Priyatno (2010:81) tujuan uji multikoliniearitas adalah untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model

regresi. Model regresi yangbaik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

independent.Deteksi multikolonieritas pada suatumodel dapat dilihat dari nilai

tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor(VIF).Masalah multikolinieritas

berarti terdapat hubungan sempurna antara variabel-variabel bebas pembentuk

model regresi. Ada bebarapa indikator yang bisa dijadikan sebagai alat

pengidentifikasian munculnya masalah multikoliniearitasan yang antara lain

adalah:

a. Jika uji statistik F menunjukkan nilai yang signifikan tetapi tidak pada uji

statistik t.

b. Jika nilai R2 relatif besar tetapi uji statistik t menunjukkan nilai yang tidak

signifikan.

c. Apa\bila nilai dari Variance Inflationary Factor (VIF) menunjukkan angka

yang lebih besar dari satu maka terdapat masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan menggunakan uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas.Menurut

Duwi Priyatno (2010:83) definisi heteroskedastiaitas adalahkeadaan dimana


46

terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi.

Cara memprediksi ada tidaknya Heteroskedastisitas pada suatu

modeldapat di lihat dari gambar scatterplot :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk polatertentu

yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit).Maka

mengindentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawahangka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskidastisitas.

d. Uji Autokolerasi

Autokorelasi merupakan hubungan antara error term pada satu observasi

dengan error term pada observasi yang lain; akibatnya variabel terikat pada satu

observasi berhubungan dengan observasi yang lain. Tujuan digunakan uji

autokolerasi adalah untuk menguji ada tidaknya kolerasi antara variabel dependen

dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode

setelahnya.Menurut Duwi Priyatno (2010:87) definisi autokolerasi adalah keadaan

dimana terjadinya kolerasi antara residual pada suatu pengamatan dengan

pengamatan lain pada model regresi. Model uji ini menggunakan uji Durbin-

Watson jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada kolerasi.

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu

variabelterhadap variabel lain. Menurut Duwi Priyatno (2010:61) tujuan

digunakan analisis regresi linier berganda adalah untuk memprediksikan nilai dari

variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau
47

penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel berhubungan positif

atau negatif. Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

Y = a + β1 X1 + β2 X2+ β3 X3
Dimana :

Y = Sisa Hasil Usaha

a = Konstanta (apabila nilai X sebesar 0, maka Y akan

sebesar a atau konstanta)

X1 = Jumah Anggota

X2 = Jumlah Simpanan

X3 = Modal Kerja

X4 = Volume Usaha

β1, β2 , β3, = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)

2. Uji Hipotesis

Adapun uji hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Uji t

Uji hipotesis dilakukan dengan uji statistik t yang bertujuan untukmengetahui

apakah masing-masing variabel independen secara parsialberpengaruh terhadap

variabel dependen.Bila hasil pengujian statistik menunjukan Ho ditolak, maka hal

ini berarti bahwa ada pengaruh secara signifikan antara piutang, jumlah simpanan

dan modal kerja terhadap sisa hasil usaha. Tetapi bila hasil uji menunjukan bahwa

Ho diterima, maka ini berarti bahwa piutang dan jumlah simpanan selama 36

bulan tidak mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap sisa hasil
48

usaha atau besarnya pengaruh ini dapat diabaikan. Tingkat signifikasi adalah

0,05berarti resiko kesalahan pengambilan keputusan adalah 5%.Tingkat

signifikasi adalah 0,05. Menurut Teguh Wahyono (2008:134) dalam bukunya

Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20 menyatakan :

- Jika t hitung > t tabel 0,05 maka Ho ditolak.

- Jika t hitung < t tabel 0,05 maka Ho diterima.

Sugiono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis (45:2007) menyatakan

bahwa pedoman untuk memberikan interprestsi koefesien kolerasi sebagai

berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = rendah

0,40 – 0,599 = sedang

0,60 – 0,799 = kuat

0,80 – 1,000 = sangat kuat

2) Uji F

Pengujian secara simultan dilakukan dengan Uji F yangmembandingkan

antara variasi variabel dependen. Kriteria uji statistik Fadalah bila nilai-F > 4,

maka semua variabel independen secara serentak dansignifikan mempengaruhi

variabel dependen.Perhitungan data menggunkan program SPSS. Menentukan

derajat kepercayaan95% (α = 0.05). Menurut Duwi Priyatno (2012:138) kriteria

pengujian uji F sebagai berikut:

- Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima

- Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak

3) Koefisien Determinasi (R2)


49

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan menunjukan

seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam

model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Menurut Suharyadi dan

Purwanto (2004:465) pengertian koefisien determinasi adalah bagian dari

keragaman total variabel tak bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent)

yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X

(variabel yang mempengaruhi atau independent).

Jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan

pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau

variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan

sedikitpun variasi variabel dependen. Dan jika sebaliknya R2 sama dengan 1 maka

prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang

digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi dependen. Hasil analisis

determinasi dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil analisis linier

berganda. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan.

Sedangkan Standard Error of The Estimate adalah ukuran banyaknnya kesalahan

model regresi dalam mempresiksikan nilai Y


50

DAFTAR PUSTAKA

Atmadji. 2007. “ Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil

UsahaKoperasi Dari Aspek Keuangan dan Aspek Non Keuangan

“.Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 7, No 2 Hal 217-232.Universitas

Sebelas Maret

Al HaryonoJusup . 2005. Dasar-DasarAkuntans. Jilid 2. STIE YKPN,

Yogyakarta.

Amin Widjaja Tunggal. 2005. AkuntansiUntukKoperasi. RinekaCipta. Jakarta .


AndjarPachta, dkk. 2005. HukumKoperasiIndonesiaí. Kencana. Jakarta.
Asep Hermawan. 2005. Penelitian Bisnis-Pradigma Kuantitatif. PT. Garasindo.
Jakarta.
Bambang Riyanto. 2003. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan
Kedelapan. Edisi Kelima. YBPFE UGM.Yogyakarta.
Bernhard Limbong. 2012. Pengusaha Koperasi : Memperkokoh Fondasi Ekonomi
Rakyat. Edisi Baru. Margaretha Pustaka. Jakarta.
Danang Sunyoto. 2011. Metodelogi Penelitian Ekonomi Alat Statistik dan
Analisis Output Komputer. Edisi Pertama. CAPS. Yogyakarta.
Duwi Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Mediakom.
Yogyakarta
GervasiusSugiyarso. 2011. AkuntansiKoperasiSistem, Metode,
danAnalisisLaporanKeuangan.CAPS.Yogyakarta.
51

Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi : Pokok-Pokok Pikiran


Mengenai Manajemen dan Kewirausahaan Koperasi. Erlangga. Jakarta.
HiroTugiman. 2006. AkuntansiUntukBadan Usaha
Koperasi.Kanisius.Yogyakarta.

Jemmy Rumengan. 2010. Metodelogi Penelitian Dengan SPSS. UNIBA PRESS.


Batam.
Lilis Sulistio Wati. 2011. Pengaruh Jumlah Anggota dan Jumlah Simpanan
Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Mina Putra
Bahari Di Kabupaten Ende. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”. Jawa Timur.
Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Edisi 2. Erlangga. Jakarta.
Mulia Indriani. 2012. Pengaruh Pertumbuhan Modal Koperasi dan Kinerja
Koperasi Terhadap Perkembangan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi
Pegawai. Jakarta
Murajad Kuncoro. 2009. Metodelogi Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ke-3.
Erlangga. Jakarta.
Riris Rahmawati. 2008. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil
Usaha. Universitas Islam Malang. Blitar
Ropke Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Salemba Empat.
Jakarta.
Rudianto. 2010. AkuntansiKoperasi.EdisiKedua. Erlangga. Jakarta.
Sekaran, Uma. 2007. Metodelogi Penelitian. Edisi Keempat. Selemba Empat.
Jakarta.
Sri Djatnika. 2003. EkonomiKoperasi :TeoridanManajemen.EdisiRevisi.
SalembaEmpat. Jakarta.
Sri Sularso. 2003. BukuPelengkapMetodePenelitianAkuntansi
:SebuahPendekatanReplikasi. CetakanPertama. Yogyakarta.
Sugino dan Wibowo. 2008. Statisika Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan
SPSS 10.0 for Windows. Alfabeta. Bandung.
52

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Rieneka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai