Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki
kepentingan relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi
dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya
sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-
nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri
(self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan
(cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi
suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu
bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian
mendudukkan koperasi sebagai badan usah yang cukup strategis bagi
anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada
gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde
Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh
kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang tergabung dalam
Koperasi Unit Desa (KUD). Koperasi tampil sebagai lokomotif
perekonomian desa, antara lain dalam penyaluran sarana produksi
pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan
pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga
telah mulai aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa
distribusi/konsumen, dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan
koperasi tersebut sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat
sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi
selama ini, sudah banyak jumlah koperasi yang berdiri utamanya di
pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan Pinjam (KSP) yang
mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam program
pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran
keuangan kepada masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya

1
disambut baik oleh warga dengan harapan dapat meningkatkan
perekonomian desa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari Koperasi Simpan Pinjam?
1.2.2 Bagaimana Sumber Dana Koperasi Simpan Pinjam?
1.2.3 Apa Saja Jenis Koperasi Simpan Pinjam?
1.2.4 Apa Saja Keuntungan Koperasi Simpan Pinjam?
1.2.5 Bagaimana Pendirian Koperasi Simpan Pinjam?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian dari Koperasi Simpan Pinjam
1.3.2 Untuk Mengetahui Sumber Dana Koperasi Simpan Pinjam
1.3.3 Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Dari Koperasi Simpan Pinjam
1.3.4 Untuk Mengetahui Keuntungan dari Koperasi Simpan
Pinjam
1.3.5 Untuk mengetahui proses pendirian Koperasi Simpan
Pinjam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam


Istilah koperasi berasal dari kata (co=bersama,
operation=usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor
12 tahun 1967 tentang pokok perkoperasia, koperasi indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan
ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian, menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakann ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.1
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah
lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di
Indonesia adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat
2
dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia.
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi
merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan
bersama. Dalam praktiknya terdapat banyak jenis koperasi. Pendirian
jenis koperasi tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi
tersebut. Koperasi yang dapat digolongkan dalam lembaga

1 Burharuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia,


(Malang:UIN-MALIKI PRESS, 2013), hlm.1

2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,


2010), hlm.285

3
pembiayaan adalah koperasi simpan pinjam. Walaupun banyak pihak
tidak memasukkannya sebagai lembaga pembiayaan.
Koperasi simpan pinjam sebagai lembaga pembiayaan
dikarenakan usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam
adalah usaha pembiayaan, yaitu menghimpun dana dari para
anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut
kepada para anggotanya atau masyarakat umum. Hal ini tentunya
sesuai dengan ciri-ciri dan definisi lembaga keuangan yang
kegiataannya menghimpun atau menyalurkan dana atau kedua-
duanya.
Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam
memungut sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang
dikumpulkan para anggota tersebut kemudian dijalankan modal untuk
dikelolah oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali bagi anggota
yang membutuhkannya.3
Koperasi menurut pandangan islam dalam berbagai pendapat para
ulama dapat dijelaskan sebabai berikut:
Sebagian ulama menganggap koperasi (syirkah Taawuniyah) sebagai
akad mudharabah, yakni suatu perjanjian kerja sama antara dua
orang atau lebih, di satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan
pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing (membagi
keuntungan) menurut perjanjian, dan diantara syarat sah
mudharabah itu ialah menetapkan keuntungan setiap syarat sah
mudharabah itu ialah menetapkan keuntungan setiap tahun dengan
persentase tetap, misalnya 1% setahun kepada salah satu pihak dari
mudharabah tersebut. Karena itu, apabila koperasi itu termasuk
mudharabah atau qiradh, dengan ketentuan tersebut diatas
(menetapkan persentase keuntungan tertentu kepada salah satu
pihak dari mudharabah), maka akad mudharabah itu tidak sah (batal),
dan seluruh keuntungan usaha jatuh kepada pemilik modal,

3 Ibid, hlm.286

4
sedangkan pelaksana usaha mendapat upah yang sepadan atau
pantas.
Sedangkan menurut Muhammad Syaltut, koperasi merupakan
syirkah baru yang diciptakan oleh para ahli ekonomi banyak sekali
manfaatnya, yaitu memberi keuntungan kepada para anggota pemilik
saham, memberi lapangan kerja kepada para karyawannya, pemberi
bantuan keuangan dari sebagian hasil koperasi untuk mendirikan
tempat ibadah, sekolah dan sebagainya. Dengan demikian jelas,
bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kedzaliman dan pemerasan
(eksploitasi oleh manusia yang kuat/kaya atas manusia yang
lemah/miskin). Pengolahannya demokratis dan terbuka (open
manajemen) serta membagi keuntungan dan kerugian kepada para
anggota menurut ketentuan yang berlaku yang telah diketahui oleh
seluruh anggota pemegang saham. Oleh sebab itu koperasi itu dapat
dibenarkan oleh islam.
Hukum koperasi dalam islam dapat dilihat dari sifat koperasi
sebagai praktek muamalah, maka dapat ditetapkan hukum koperasi
adalah mubah yang berarti dibolehkan. Hasil istimbath ini secara
metodeologis telah digunakan pendekatan ijtihad, mengingat
beberapa hal. Pertma, tidak dapat ditetapkan hukum koperasi dalam
nash, karena ayat-ayat Al-Quran dan Hadits tidak memberikan
ketentuan secara definitif (qathi) terhadap apa yang disebut
koperasi. Kedua, tidak dapat ditetapkan hukum koperasi atas dasar
qiyas (analog), mengingat nash juga tidak memberi petunjuk cara-
cara umat Islam berusaha melalui bentuk usaha yang semisal atau
sejenis koperasi, yang dapat dijadikan sandaran deduktif dalam
istimbath terhadap koperasi. Jadi penggunaan metode qiyas sebagai
usaha ijtihad disini tidak dapat dilakukan. Kedua pendekatan ini sama-
sama bersifat deduktif.4

4 Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga keuangan,
(Jakarta: PT RahaGrafindo Persada, 2000), hlm.67-74

5
2.2 Sumber Dana Koperasi Simpan Pinjam
Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan
koperasi simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana
para anggotanya. Bagi para anggota koperasi yang kelebihan dana
diharapkan untuk menyimpan dananya di koperasi dan kemudian oleh
pihak koperasi dipinjamkan kembali kepada para anggota yang
membutuhkan dana dan jika memungkinkan koperasi juga dapat
meminjamkan dananya kepada masyarakat luas.
Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah
uang sebagai sumbangan pokok anggota, disamping itu ditetapkan
pula sumbangan wajib kepada para anggotanya. Kemudian sumber
dana lainnya dapat diperoleh dari berbagai lembaga baik lembaga
pemerintah maupun lembaga swasta yang kelebihan dana.
Secara umum sumber dana koperasi adalah:
1. Dari para anggota koperasi berupa
a. Iuran Wajib
b. Iuran Pokok
c. Iuran Sukarela
2. Dari Luar Koperasi
a. Badan Pemerintah
b. Perbankan
c. Lembaga Swasta Lainnya.
Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggota sangat
tergantung kepada keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan
dana. Sebagai contoh dalam koperasi simpan pinjam semakin banyak
seseorang anggota meminjam sejumlah uang, maka pembagian
keuntungan akan lebih besar dibandingkan dengan anggota yang
tidak meminjam, demikian pula sebaliknya.5

2.3 Jenis-Jenis Koperasi

5 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada, 2010), hlm.287-288

6
Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan
dan kepentingan para anggotanya. Masing-masing kelompok
masyarakat yang mendirikan koperasi memiliki kepentingan ataupun
tujuan yang berbeda. Koperasi didirikan seirama dengan aneka jenis
usaha yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat. Maksud
orang mendirikan koperasi pada pada hakekatnya adalah bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Karenanya untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu upaya bagaimana
memenuhi kebutuhannya secara mudah sesuai dengan bentuk
koperasi yang didirikan. Ada banyak caara yang dapat digunakan
untuk mengelompokkan koperasi. Cara-cara atau kriteria yang
digunakan untuk pengelompokkan itu tentunya dari suatu negara ke
negara yang berbeda beda. Pengelompokkan atau pengklasifikasian
koperasi memang diperlukan menginyat adanya banyak perbedaan
yang ditemukan diantara sesama koperasi, baik yang menyangkut
ciri, sifat, fungsi ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasi
keanggotaan dan sebagainya. Secara umum, pendirian badan usaha
koperasi dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk, diantaranya
adalah sebagai berikut:
Jenis-jenis koperasi yang ada dan berkembang dewasa ini
adalah:
1. Koperasi Produksi
Yaitu koperasi yang kegiatan utamanya bergerak dalam
bidang produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan anggotanya6. Pengertian produksi dapat
diartikan sebagai usaha untuk menciptakan nilai ekonomi dari
suatu benda yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Kesejahteraan akan terwujud apabila para
anggota koperasi memiliki daya beli terhadap barang/jasa yang
tersedia secara memadai untuk memenuhi kebutuhannya.

6 Hendrojogi, Koperasi, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2012), hlm.63

7
Produksi dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk
mengolah atau membuat bahan mentah menjadi barang jadi
sehingga dapat memberikan manfaat lebih tinggi bagi
penggunanya. Kemanfaatan barang jadi sangat ditentukan oleh
jenis komoditas yang akan diproduksi. Semakin besar pula
manfaat yang akan diperoleh. Namun untuk menghasilkan
barang jadi (output) yang siap pakai, tentu koperasi perlu
melakukan suatu proses produksi. Selain aspek pemodalan,
faktor produksi lain yang perlu dipersiapkan koperasi adalah
teknologi dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM).7

2. Koperasi Konsumsi
Koperasi yang khusus menyediakan baramg-barang konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. sesuai dengan
bentuknya, tujuan koperasi ini adalah agar anggota-anggotanya
mampu membeli barang kebutuhan yang berkualitas meskipun
dengan harga yang terjangkau. Karena itu dalam rangka
menyediakan barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para
anggotanya, koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagai
berikut :
- Membeli barang konsumsi keperluan sehari hari dalam
jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan anggota.
- Menyalurkan barang konsumsi kepada para anggota dengan
harga terjangkau
- Berusaha membuat barang sendiri barang-barang konsumsi
untuk keperluan anggota.

3. Koperasi Jasa Keuangan

7 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,


2010), hlm.288-289

8
Koperasi yang didirikan guna memberikan kesempatan
kepada para anggotanya untuk memperoleh pembiayaan bank
yang berbasis akad komersial (tijarah) maupun social untuk
kebaikan (tabbaru). Untuk dapat memberikan pembiayaan
kepada sesama anggotanya, pengurus koperasi perlu
menghimpun dana melalui tabungan anggta dana/ dari usaha
lainnya yang memungkinkan mendatangkan bagi hasil
keuntungan. Dengan kesediaan dana (modal), diharapkan
koperasi mampu memberikan pembiayaan secara mandiri
meskipun tanpa harus menarik imbalan. Adapun yang menjadi
tujuan koperasi simpan pinjam diantaranya adalah sebagai
berikut:
- Untuk membiayai anggota terhadap kebutuhan yang bersifat
mendesak (darurat)
- Melalui pinjaman dapat memberikan kesemoatan kepada
anggota untuk mengembangkan usaha
- Mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan
sebagian dari pendapatan mereka untuk menolong sesama.
Untuk menghimpun persediaan dana (modal) koperasi,
maka sebagian keuntungan hasil usaha tidak langsung
dibagikan kepada anggota. Semakin besar dana yang
terhimpun, maka semakin besar pula kemampuan koperasi
untuk memberikan pembiayaan. Namun agar tujuan
pembiayaan koperasi dapat tercapai, perlu dibuatkan system
pengawasan untuk menghindari terjadinya penyelewengan
dalam penggunaan dana.
Jenis koperasi tersebut dibedakan berdasarkan adanya
kesamaan jenis dalam melakukan kegiatan usaha. Selain itu
koperasi juga bisa dibentuk oleh kalangan fungsional seperti
koperasi pegawai negeri, koperasi karyawan, koperasi sekolah,
koperasi mahasiswa dan lain-lain. Baik yang mempunyai status
tercatat sebagai koperasi. Sedangkan ditinjau dari segi

9
keanggotaannya, bentuk koperasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
- Koperasi primer
Keberadaan anggota koperasi primer mutlak berperan
penting demi majunya usaha koperasi itu sendiri. semakin
banyak anggotanya maka semakin kokohlah kedudukan
koperasi primer sebagai bentuk badan usaha, baik ditinjau
dari segi organisasi maupun dari sudut pandang ekonomis.
Pihak yang dapat menjadi anggota koperasi primer adalah
orang yang telah melakukan tindakan hukum dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh koperasi yang
bersangkutan. Khusus bagi pelajar, mahasiswa yang
dipersamakan dengan itu dianggap belum mampu
melakukan tindakan hukum dapat membentuk koperasi,
tetap boleh mendirikan koperasi dengan status tercatat
tanpa disahkan sebagai badan hukum.
- Koperasi Sekunder
Berbeda dengan koperasi primer, koperasi sekunder meliputi
semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi primer atau koperasi sekunder. Meskipun koperasi
sekunder beranggotakan beberapa koperasi primer, namun
keberlangsungan usaha tetap ditentukan oleh kinerja
seseorang. Koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi
sejenis maupun berbagai jenis sesuai dengan tingkatan. Jika
mendirikan koperasi sekunder dengan berbagai
tingkatannya, seperti misalnya koperasi pusat, gabungan
dan induk, maka jumlah tingkatan maupun penamaanya
dapat diatur sendiri oleh pihak koperasi yang bersangkutan.
Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga
koperasi yang berbadan hukum baik primer maupun
sekunder. Dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi,

10
efektivitas, dan mengembangkan kemampuan koperasi
primer dalam menjalankan peran dan fungsinya.

4. Koperasi pemberi/peningkatan pelayanan: para anggota


memiliki organisasi-organisasi ekonomisnya sendiri-sendiri
(berupa perusahaan/ rumah tangga), yang mengharapkan
peningkatan melalui pelayanan barang dan jasa yang
disediakan / diberikan oleh suatu perusahaan koperasi yang
memiliki dan dipertahankan secara bersama-sama. Koperasi ini
dapat dibedakan menurut fungsi-fungsi ekonomis melalui
hubungan pelayanan yang bersifat menunjang. Sesuai dengan
tipe kehidupan ekonomi para anggotanya jenis koperasi in
dapat dibedakan atas:
a. Koperasi yang bertugas meningkatkan kepentingan ekonomi
dari rumah tangga rumah tangga para anggotanya, disebut
koperasi konsumen dalam arti luas;
b. Koperasi yang bertugas meningkatkan kemampuan ekonomi
perusahaan-perusahaan (usaha tani, satuan usaha,
perusahaan industri kecil) para anggotanya disebut koperasi
produsen.8

5. Koperasi Kredit
Koperasi kredit merupakann koperasi yang mengumpulkan
uang anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggota
koperasi tersebut.9

2.4 Keuntungan Koperasi


8 Titik Srtika Partomo dan Abd. Rachman Soedoedono, Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004),
hlm.74

9 Zulkarnain, Koperasi Untuk Ekonomi Rakyat, (Bandung: CitaPustaka Media


Perintis,2008), hlm.40

11
Keuntungan dari koperasi adalah bunga yang dibebankan kepada
peminjam. Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar
keuntungan koperasi. Disamping itu, keuntungan lainnya adalah
memperoleh biaya-biaya administrasi yang dibebankan kepada
peminjam. Kemudian keuntungan juga daoat diperoleh dari hasil
investasi lain yang dilakukan di luar kegiatan peminjam misalnya
penempatan uang dalam bidang surat-surat berharga.
Pembagian keuntungan didalam koperasi simpan pinjam
diberikan terutama bagi yang tidak pernah lalai memenuhi
kewajibannya. Keuntungan akan diberikan sesuai dengan jumlah yang
dipinjam dalam satu periode. Semakin besar pinjaman, maka
pembagian keuntungan pun semakin besar pula, demikian juga
sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan koperasi adalah :
1. Biaya bunga yang dibebankan peminjam
2. Biaya administrasi setiap kali transaksi10
3. Sebagai gerakan ekonomi kerakyaran, persyaratan pendirian
koperasi relative mudah
4. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya
saja, tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya.
5. Usaha dijalankan berdasarkan atas asas kekeluargaan sehingga
memiliki ikatan kerjasama yang kuat.
6. Meningkatkan kesejahteraan anggota dengan tetap
memperhatikan aspek sosial
7. Pembagian sisa hasil usaha tidak hanya ditentukan berdasarkan
modal, melainkan tingkat partisipasi (jasa) usaha dari
anggotanya.

10 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada, 2010), hlm.289

12
Dibalik Kelebihan yang dimiliki oleh koperasi simpan pinjam
terdapat juga kekurangan badan Usaha Koperasi, diantaranya
sebagai berikut:
1. Keterbatasan modal membuat koperasi tidak bisa berkembang
secara pesat.
2. Kurangnya perhatian terhadap aspek keuntungan menyebabkan
koperasi kurang diminati.
3. Sifat keanggotaan yang sukarela menyebabkan manajemen
koperasi tidak efektif.
4. Koperasi cenderung bersifat eksklusig jika dibandingkan badan
usaha lainnya.
Disamping kelebihan dan kekurangan, koperasi juga memiliki
perbedaan dengan badan usaha lainnya. Aspek perbedaan
tersebut dapat dilihat sebagai berikut11:
No Unsur Perbedaan Koperasi Badan Usaha
Lainnya
1 Keanggotaan Pemilik dan sekaligus Tidak sebagai
pengguna jasa koperasi pengguna
2 Tujuan Meningkatkan Berorientasi
kesejahteraan bersama keuntungan
(Anggota) berdasarkan (profit oriented)
asas kekeluargaan
3 Permodalan Simpanan anggota, dana Biasanya
cadangan, dan sumber diwujudkan
lainnya yang sah dalam bentuk
penyertaan
lainnya
4 Pembagian Hasil Pembagian SHU Pembagian
Usaha ditentukan melalui hasil usaha
modal dan jasa usaha cenderung

11 Burharuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, (Malang:UIN-


MALIKI PRESS, 2013), hlm. 23-24

13
dari masing-masing mendasarkan
anggota ada jumlah
modal

2.5 Pendirian Koperasi


Kenyataaan bahwa koperasi telah menjadi bagian dari bahan usaha
yang ada di tengah masyarakat. Melalui bahan usaha koperasi
memungkinkan para anggota untuk melakukan perakitan/transaksi
baik dengan sesamanya maupun dengan pihak lain sebagai
pengguna jasa koperasi. Untuk membangun hubungan tersebut
semua pihak pasti membutuhkan akad yang fungsinya sebagai dasar
perikatan (underlying contract). Agar mempunyai dasar hukum yang
kuat, akad-akad tersebut harus diaplikasika baik mulai saat pendirian
koperasi, operasionalisasi, bahkan hingga pembubarannya sekalipun.
Allah melapangkan atau menyampaikan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki (QS.Al-Ankabut[29] (QS.Az-Zumar[39];52). Allah telah
menentukan penghidupan dunia dan meningkatkan atas sebagian
lainnya beberapa derajat, agar mereka saling membutuhkan (QS.Az-
Zukhruf[43]; 32). Karena perbedaan kemampuan dalam menjalankan
usaha (QS-Asy-Syams[92]:4) menurut keadaan masing-masing (QS.Al-
Israa[17]:84), akan menumbuhkan sikap saling ketergantungan. Dan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan adanya persekutuan
(syirkah) kerjasama satu sama lain.12

12 Burharuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, (Malang:UIN-


MALIKI PRESS, 2013), hlm. 24-25

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Koperasi simpan
pinjam sebagai lembaga pembiayaan dikarenakan usaha yang
dijalankan oleh koperasi simpan pinjam adalah usaha pembiayaan,
yaitu menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau
masyarakat umum.
Sumber dana koperasi simpan pinjam berasal dari: Dari para
anggota koperasi berupa; Iuran Wajib, Iuran Pokok, Iuran Sukarela.
Sedangkan Dana dari Luar Koperasi terdiri dari Badan Pemerintah,
Perbankan dan Lembaga Swasta Lainnya.
Jenis-Jenis Koperasi Simpan Pinjam terdiri dari : Koperasi
Produksi, Keperasi Konsumsi, Koperasi Jasa Keuangan, dan Koperasi
pemberi/peningkatan pelayanan. Dapat disimpulkan bahwa
keuntungan koperasi adalah :
1. Biaya bunga yang dibebankan peminjam
2. Biaya administrasi setiap kali transaksi
3. Sebagai gerakan ekonomi kerakyaran, persyaratan pendirian
koperasi relative mudah
4. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya
saja, tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya.
5. Usaha dijalankan berdasarkan atas asas kekeluargaan sehingga
memiliki ikatan kerjasama yang kuat.
6. Meningkatkan kesejahteraan anggota dengan tetap
memperhatikan aspek sosial
7. Pembagian sisa hasil usaha tidak hanya ditentukan berdasarkan
modal, melainkan tingkat partisipasi (jasa) usaha dari
anggotanya.

15
Proses Pendirian Koperasi Simpan Pinjam yaitu

16

Anda mungkin juga menyukai