Modest Wear Untuk Wanita Yang Berwisata Di Musim Semi Dan Peluang Bisnisnya.
Kehidupan gaya minimalis yaitu mengusahakan agar dapat hidup bahagia dengan barang-barang
secukupnya. Artinya kita menjalani kehidupan dengan barang-barang yang dapat kita
maksimalkan fungsinya.
Gaya hidup minimalis ini memaksakan pikiran kita untuk membuat keputusan yang penuh
kesadaran untuk memilih apa yang berarti bagi kita dan meninggalkan apa yang tidak berarti
bagi kita.
1. Faktor internal
-konsep diri: cara berpakaian layering ini dapat memudahkan para pengguna (wisatawan) untuk
mudah melakukan padu padan pakaian, sehingga pengguna tidak diharuskan untuk membawa
banyak pakaian agar tidak memiliki beban bawaan yang berlebih.
-presepsi: pengembangan busana modest wear untuk wanita yang pakaiannya dapat digunakan
sebagai pakaian yang menunjang kegiatan berwisata ke negara empat musim, khususnya musim
semi. Karena di Indonesia masih sangat minim brand modest wear yang khusus menyediakan
pakaian yang digunakan untuk kegiatan berwisata, sedangkan pasar dari pengguna modest wear
dan minat melakukan perjalanan wisata ke negara empat musim sangatlah tinggi.
2. Faktor eksternal
-kelompok refrensi:
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung
adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi,
sedangkan kelompok yang member pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana
individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut
akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. Kelompok refrensi disini
adalah kelompok sefrekuensi lingkungan kita, dimana dari segala hal akan banyak kesamaan
selera hingga gaya hidup pun mayoritas sama. Sehingga satu sama lain akan memberi refrensi
dari segi apapun. Salah satunya adalah dari segi berpakaian modest wear ini sebagai bentuk gaya
hidup minimalis.
-keluarga
Keluarga menjadi faktor eksternal yang penting dalam pengaruh gaya hidup. Karena keluarga lah
salah satu contoh pertama dalam kehidupan. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama
dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan
membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. Jadi, jika
anggota keluarga gaya hidup berpakaiannya modest wear yang bergaya hidup minimalis,
kemungkinan besar akan menular ke anggota yang lainnya.
-kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam
sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap
jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok
dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan
peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise
hak - haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan
usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan dalam kebudayaan. Kebudayaan yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan
kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola
pikir, merasakan dan bertindak. Dari kelas sosial yang relatif homogen ini membentuk
lingkungan yang sama antar satu dengan lainnya, salah satunya dalam cara berpakaian modest
wear. Hal ini membuat masyarakat pengguna modest wear menginfluence masyarakaat lainnya
untuk berpakaian modest wear sebagai bentuk gaya hidup minimalis.
Gaya hidup minimalis ingin mengembalikan esensi dari konsumsi yaitu menggunakan sesuatu
berdsarkan nilai gunanya bukan nilai tanda yang telah dikontruksi oleh logika hasrat. Munculnya
gaya hidup ini sekaligus sebagai bentuk penyadaran kepada masyarakat bahwa selama ini
industri budaya melalui permainan media iklan dengan berbagai macam tanda telah menjebak
masyarakat dalam kebutuhan semu. Gaya hidup minimalis membantu seseorang untuk memiliki
kebiasaan yang lebih sederhana karena kecenderung hanya mengkonsumsi sesuatu yang benar-
benar dibutuhkan. Dengan mengikuti gaya hidup minimalis seseorang akan dapat menghindari
penumpukan simbol-simbol sebagai representasi barang yang sebenarnya tidak berguna. Alhasil
gaya hidup ini mengajarkan untuk melakukan penghematan dan keluar dari kesadaran palsu yang
selama ini menjebak masyarakat. Akhirnya gaya hidup ini merupakan sebuah solusi dalam
menghadapi berbagai gempuran dari budaya konsumer sehingga mampu menciptakan perilaku
konsumen yang bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan sebagai prioritas dalam
keputusan pembelian.