Anda di halaman 1dari 49

PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM SALAH SATU STRATEGI MEMBANGUN SISTEM KEUANGAN KOPERASI

Oleh: Dr. Riana Panggabean*)

saha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. Usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan

untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan pinjam di Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem pemberian perkreditan kredit dari perbankan. Perkembangan usaha simpan pinjam tidak terlepas dari kondisi perkreditan yang dikembangkan di Indonesia. Sejak pemerintah menerapkan program pembangunan yang terencana, lembaga perbankan mempunyai peranan aktif dalam pembangunan melalui penyediaan kredit, baik kredit jangka pendek, menengah maupunjangka panjang. Sampai tahun 1983 Bank Indonesia sebagai bank sentral menyediakan kredit dengan suku bunga murah,kepada perbankan atau kredit langsung untuk membiayai program pemerintah atau perusahaan perusahaan tertentu termasuk program koperasi yang dinilai strategis. Dalam proses pembangunan, untuk memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan, perbankan juga menciptakan kredit mini, kredit midi dan kredit untuk koperasi. Setelah itu Bank Indonesia membatasi kredit likuiditas kepada perbankan, kecuali untuk jenis-jenis tertentu yang dikategorikan berprioritas tinggi. Kredit prioritas tinggi tersebut diantaranya mencakup kredit untuk pengusaha lemah bagi para petani .Khusus program penyediaan kredit bagi para petani pemerintah senantiasa menyempurnakan tata cara dan prosedur pelaksanaannya sehingga dapat lebih efektif mencapai sasaran. Misalnya pada tahun 1985, pemberian kredit Bimas dihentikan dan sebagai gantinya diciptakan Kredit Usaha Tani (KUT). Pada tahun 1990 dalam Paket Kebijakan Januari (Pakjan) diatur bahwa kredit likuiditas Bank Indonesia dihapuskan, pengecualian diberikan untuk kredit KUT dan kredit kepada koperasi,

pengadaan pangan dan stok gula oleh Bulog. Dalam perjalanannya, pada tahun 2000 KUT diganti dengan Kredit Ketahanan Pangan (KKP). Sampai tahun 2000 terdapat 20 jenis kredit yang dapat melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan permodalan usaha yaitu: (1) 8 jenis kredit program yang disediakan pemerintah meliputi: KUT, KKUD, KKPA, KUK, Modal Bergulir, Kredit Mikro dan Kredit Ketahanan pangan (KKP). (2) 9 jenis kredit yang tergolong pada lembaga keuangan non bank, meliputi : KCK, KSP, USP-KUD, KUD, PPKKP,UPPKS, P4K, PHBK dan Kredit Union dan (3) 4 jenis kredit dari Lembaga Pembiayaan terdiri dari: KPI, Pegadaian, BUMN dan Modal Ventura. Hasil kerja dari lembaga perkreditan formal khususnya perkreditan melalui perbankan dengan berbagai jenis pinjaman seperti tersebut diatas, belum mencapai sasaran yang diharapkan. Pada tahun 1997, setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia ternyata pihak perbankan juga mengalami kemacetan pengembalian kredit yang sangat besar. Kredit macet diawali ketika manajemen bank mulai mengabaikan aspek kualitas pada pemberian kredit , karena ketatnya persaingan antar bank. Krisis perbankan ini berakibat kepada kerapuhan dunia usaha karena perbankan kurang berfungsi menyokong pendanaan dunia usaha. Akibatnya perkembangan sektor riel langsung terkena dampaknya. Solusi atas masalah ini dilakukan dengan cara merestrukturisasi perbankan secara nasional melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Penyebab belum berhasilnya lembaga perbankan mendukung pendanaan kepada sektor riel termasuk koperasi, adalah (1) Pendirian lembaga perkreditan yang ada didrop dari alas dengan pola pengelolaan dari alas tanpa melihat situasi,kondisi dimana lembaga tersebut berdiri, (2) Jangkauan dari nasabah juga terbatas ini terjadi karena pola kerja dari pengelola badan kredit itu terbawa oleh pola birokrasi , (3) Pada umumnya bank-bank pelaksana menerapkan peraturan yang ketat dan kaku seperti yang dipersyaratkan oleh bank modern, (4) Prosedur yang berbelit-belit, persyaratan administrasi yang menjengkelkan, jaminan kekayaan yang harus tersedia untuk mendapatkan kredit, (5) Lokasi lembaga perkreditan yang jauh dari tempat penduduk, (6) pengawasan yang lemah dari Pemerintah dalam sistem perkreditan mengakibatkan kredit dapat dimanfaatkan oleh pihak pelaku maupun pihak luar yang seharusnya tidak berhak mendapatkan kredit. Seperti yang terjadi dalam perkreditan KUT, (7) Sistem perkreditan formal yang dirancang melibatkan banyak pihak birokrasi yang dapat memanfaatkan kredit secara ilegal, (8)

Walaupun tingkat suku bunga tinggi di pedesaan dari badan kredit non formal namun adanya faktor-faktor pembatas yang disebut dimuka menyebabkan masyarakat dipedesaan kurang terdorong untuk memanfaatkan kredit formal yang disediakan Pemerintah. Masalah-masalah diatas merupakan masalah umum dalam sistem keuangan yang terjadi selama ini dan menjadi faktor-faktor penghambat bagi masyarakat khususnya sektor riel untuk mengembangkan usahanya. Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia usaha simpan pinjam seperti Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam KUD cukup berkembang dan merupakan satu-satunya usaha yang mampu bertahan hingga saat ini. KSP dan USP mampu melayani anggota di sektor pertanian, perdagangan dan usaha lainnya. Oleh sebab itu sesuai tema dalam penulisan ini "Membangun Sistem Keuangan Koperasi" menurut penulis lebih baik dibangun dari sistem keuangan yang sudah berjalan, dan penyempurnaannya melihat atau mengadob koperasi-koperasi yang sudah berhasil baik simpan pinjamnya yang dikembangkan oleh KSP, USP-KUD dan Koperasi Kredit lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan atau pencerahan terhadap pengambil kebijakan dalam rangka membangun sistem keuangan koperasi dan tulisan ini dibuat dengan studi literatur dari berbagai sumber: hasil penelitian (disertasi,tesis) makalah dan seminar.Selain studi Literatur diadakan juga kunjungan dan wawancara langsung dengan beberapa Koperasi yang menangani usaha simpan pinjam. Membangun sistem keuangan koperasi bertujuan untuk menyempumakan sistem keuangan yang sudah ada dan telah dilaksanakan koperasi. Sistem keuangan koperasi merupakan salah satu subsistem dalam pembangunan koperasi secara umum. Agar koperasi mampu sebagai sokoguru dalam perekonomian nasional dan mendorong koperasi sejajar dengan badan usaha lain. Beberapa masalah umum yang menjadi kendala dalam pembangunan koperasi seperti: lemahnya kemampuan sumber daya manusia, kurangnya akses terhadap pasar, rendahnya kemampuan memanfaatkan teknologi dan rendahnya kemampuan akses terhadap permodalan perlu disempurnakan dan dibangun melalui pengalaman dan melihat keberhasilan koperasi-koperasi yang berhasil menjalankan usahanya khususnya koperasi yang terlibat dalam usaha yang berkaitan dengan keuangan atau modal.

Menurut beberapa penelitian, Koperasi yang berhasil menjalankan usaha berkaitan dengan keuangan dan modal, adalah Koperasi Kredit.Pembangunan koperasi ini dimulai dari proses penelitian dan pendidikan. Kunci keberhasilan dari pembangunan koperasi ini, terletak pada sistem pendidikan yang terorganisir dan konsisten. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat hidup dan mengerti nilai-nilai koperasi sebagai acuan berkoperasi dalam menjalankan usaha simpan pinjam. Anggota dipersatukan oleh adanya kepentingan dan kebutuhan yang dirasakan dalam suatu lingkup kerja (Ocupational common bond), tempat tinggal (teritorial common bond) dan lingkungan perkumpulan (asociatid common bond). Intinya, koperasi kredit dibangun dalam kebersamaan, setiakawan, solidaritas dan demokratis. Semua yang terlibat dalam koperasi (pengurus,manajer,karyawan dan anggota) diarahkan untuk mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan secara bersama. Koperasi Kredit pertama didirikan pada tahun 1971. Koperasi ini berkembang pesat, menurut data Tahun 2001, koperasi kredit berjumlah 1.071 unit dan jumlah anggota sebanyak 295.924 orang (Riana P,1991, Meneth Ginting, 2001 dan Sumidjoyokartono,2002). Dengan demikian dalam pembangunan koperasi kredit masalah klasik seperti permodalan yang sering diungkap sebagai salah satu kendala dalam pembangunan atau pemupukan modal bukan menjadi kendala. Karena modal bukan satu-satunya unsur yang penting , masih ada yang lain, berkaitan erat dan saling mendukung dalam sistem pembangunan koperasi, yaitu sumber daya manusia, manajemen dan faktor pendukung dari keberpihakan pemerintah untuk menciptakan faktor kondusif seperti kebijakan. Oleh sebab itu sistem keuangan yang akan dibangun tidak bisa dilepaskan dari pembangunan peningkatan kemampuan sumber daya manusia, memperbaiki manajemen koperasi untuk mengelola keuangan dalam koperasi dan perlu keberpihakan pemerintah bagi koperasi dalam dukungan kebijakan yang menciptakan iklim kondusif agar koperasi mampu melaksanakan atau menjalankan sistem keuangan tersebut. Mengapa usaha simpan pinjam menjadi salah satu strategi yang dipilih untuk membangun sistem keuangan koperasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa: (1) Koperasi yang tumbuh di Indonesia dimulai dari usaha simpan pinjam. Hal ini telah dikenal sejak jaman Belanda pada tahun 1895 ketika R. Aria Wiriaatmaja mendirikan Koperasi Simpan Pinjam yang bertujuan untuk memberikan fasilitas kredit kepada kelompok masyarakat menengah, kemudian diperluas kepada petani agar mereka tidak terjepit pada lilitan hutang pada lintah darat, (2) KSP dan USP merupakan usaha yang cukup dikenal dan telah berakar di kalangan anggota (3) Usaha simpan pinjam sangat bermanfaat bagi anggota baik anggota sebagai petani, nelayan, pengrajin, petani perkebunan dan masyarakat yang bergerak pada sektor jasa, (4)

Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, usaha simpan pinjam yang ditangani koperasi dan KUD cukup berkembang dan mampu melayani anggota disektor pertanian, perdagangan dan usaha lainnya. (5) Jumlah koperasi, USP-KUD dan USP KOPTA pada tahun 2000 berkembang cukup banyak mencapai 37.224 unit. Jumlah ini menunjukkan trend yang meningkat setiap tahun. Demikian juga jumlah koperasi kredit (6) Jumlah nasabah mencapai 10.957.039 orang berdomisili pada tingkat Propinsi, Kabupaten dan di Pedesaan (7) Untuk membantu pengusaha kecil di sentra produksi, Pemerintah memberikan Modal Awal Padanan (MAP) kepada berhasilan usaha simpan pinjam koperasi simpan pinjam untuk membantu pengusaha kecil dalam rangka memperkuat komoditi ekspor, (8) Koperasi kredit (KOPDIT) yang dikembangkan dibeberapa daerah cukup berkembang dan mampu melayani anggota baik sebagai pengusaha, rumah tangga dalam membantu pendidikan anak, (9) Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan cukup berkembang dan dikenal secara luas di Indonesia dan (10) Koperasi Simpan Pinjam "Kodanua" telah berkembang cepat dan telah mempunyai kantor cabang pelayanan sebanyak 12 unit. Usaha simpan pinjam tersebut telah melayani anggota dan calon anggota koperasi dengan sistem keuangan yang dibentuk dan dibina oleh masing-masing jenis Koperasi dan Unit simpan pinjam KUD maupun Koperasi Pertanian. Dari penjelasan diatas, usaha simpan pinjam yang benar -benar berhasil diharapkan kelangsungan keberadaannya. Kelangsungan keberadaan usaha simpan pinjam harus didasarkan prinsip efisensi dan efektivitas. Prinsip efisiensi dan efektivitas dapat terwujud jika para pengelola dalam hal ini pengurus, manajer betulbetul mengarahkan usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota. Keberhasilan usaha simpan pinjam bukan hanya tergantung kepada besarnya modal yang diusahakan melainkan pelaksanaannya lebih mendekati adanya saling percaya antar anggota dengan para pengurus dan saling percaya antar anggota. Artinya, didalam usaha simpan pinjam anggota saling memberi dan menerima untuk kepentingan bersama. Semakin besar jumlah simpanan anggota semakin besar pula dana pinjaman yang dapat dipinjam atau dipergunakan oleh anggota untuk memenuhi kebutuhan usaha dan keperluannya. Oleh sebab itu, karena usaha ini sangat penting bagi anggota dan kegiatan ini memberikan kontribusi atau sumbangan yang berarti bagi anggota maka diperlukan pengelolaan simpan pinjam yang dinamis bersih dan dipercaya. Kepercayaan

mendorong partisipasi anggota menabung, meminjam dan meningkatkan usaha kedua belah pihak baik koperasi sebagai usaha simpan pinjam dan anggota sebagai peminjam. Usaha Simpan Pinjam yang berkembang akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha (SHU).Jika SHU meningkat terjadi perkembangan modal yang dapat dimanfaatkan anggota kembali. PERKEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan usaha simpan dari dan untuk anggota koperasi, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya (PP No 9 Tahun 1995). Perkembangan usaha simpan pinjam yang berhasil diidentifikasi adalah : 1. Koperasi Simpan Pinjam, USP-KUD dan USP Kopta Menurut data dari Asdep Urusan Pengembangan dan Pengendalian KSP/USP Kantor Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, perkembangan usaha simpan pinjam secara nasional pada tahun 1999 sarnpai tahun 2000 adalah: (1) Jumlah koperasi meningkat 2,3 persen dari 36.390 unit menjadi 37.224 unit. Jumlah usaha simpan pinjam pada tahun 2000 terdiri dari: (a) KSP sebanyak 1.186 unit jumlah ini hanya 3,2 persen dari jumlah KSP dan USP yang melaksanakan simpan pinjam (b) USP-KUD sebanyak 5.206 unit, atau 14 persen dari jumlah pelaksana simpan pinjam dan (c) Jumlah USP-Kopta lebih besar dari KSP dan KUD-SP Kopta sebanyak 37.224 unit atau 66 persen. Artinya, bahwa usaha simpan pinjam yang terdapat di daerah pertanian lebih banyak dari usaha simpan pinjam di perkotaan. (2) Jumlah nasabah usaha simpan pinjam menurun 0.2 persen yakni dari 10.978.195 orang menjadi 10.957.039 orang. Penurunan jumlah nasabah ini terjadi pada kelompok KSP sebesar 23 persen sedangkan jumlah nasabah kelompok SPKUD meningkat 0,33 persen dan jumlah nasabah kelompok SP-Kopta meningkat 1,77 persen dari tahun sebelumnya. Alasan penurunan jumlah nasabah KSP karena nasabah melunasi peminjam pada tahun tersebut sedangkan kenaikan jumlah nasabah di desa dan daerah pertanian terjadi karena anggota di wilayah pertanian membutuhkan modal untuk menanam, membayar upah kerja tanam dan panen. (3) Jumlah modal tetap atau modal sendiri meningkat 24,6 persen pada dua tahun evaluasi seperti tersebut diatas Jika dikaitkan dengan data diatas dapat

dikatakan bahwa jumlah nasabah menurun tetapi jumlah modal meningkat. Artinya terjadi pertentangan antara penurunan jumlah nasabah pada kelompok SP dengan peningkatan modal yang cukup nyata Hal ini dimungkinkan karena kualitas simpanan anggota semakin tinggi. Pada kelompok USP-KUD dan kelompok USPKopta antara jumlah modal tetap dengan jumlah anggota berkembang normal dan kelihatannya ada kaitan kenaikan jumlah anggota dengan peningkatan jumlah modal tetap, yaitu kenaikan modal USP KUD sebesar 27 persen dan kenaikan modal tetap USP-Kopta sebesar 24 persen. Peningkatan modal tetap USP-KUD dan USP Kopta ini juga cukup nyata persentasinya lebih tinggi dibanding dengan kenaikan jumlah anggota. Artinya, pada kedua kelompok USP ini terjadi peningkatan kualitas simpanan anggota dari simpanan wajib maupun simpanan sukarela. Modal pinjaman meningkat 0.64 persen dari tahun sebelummya, kenaikan modal pinjaman ini terjadi pada USP-KUD dan USP-Kopta. Peningkatan modal pinjaman USP-KUD sebesar 5 persen dan peningkatan modal pinjaman USP-Kopta sebesar 8 persen. Perbandingan modal sendiri dengan modal pinjaman adalah 2 berbanding 1. Artinya, struktur permodalan KSP, USP-KUD dan Kopta secara nasional cukup kuat. Jika dilihat struktur permodalan KSP dua tahun berturut-turut ternyata modal pinjaman lebih besar dari modal sendiri. (4) Jumlah tabungan yang diterima dari anggota meningkat 19,6 persen, Jumlah tabungan tertinggi oleh USP Kopta sebesar 21.8 persen. Keadaan ini seiring dengan peningkatan jumlah anggota pada USP-Kopta. Realisasi pinjaman meningkat 13,25 persen, peningkatan pemberian pinjaman ini terjadi pada USPKopta. Data ini menunjukkan bahwa usaha simpan pinjam memang sangat di butuhkan di pedesaan. (5) Sisa Hasil Usaha (SHU) meningkat 68 persen. Peningkatan SHU tertinggi terjadi pada USP 72,8 persen sedangkan peningakatn SHU SP-KUD sebesar 12 persen sedangkan SHU KSP hanya 2 persen. Peningkatan SHU terjadi karena frekwensi pinjaman cukup tinggi, jumlah peminjam meningkat dan biaya operasional dapat diperkecil. Sebaliknya kemungkinan yang terjadi pada KSP adalah jumlah peminjam tetap dan frekwensi pinjaman rendah karena jumlah pinjaman lebih besar. (6) Total aset meningkat 4,31 persen, peningkatan total aset juga terjadi pada SP-Kopta sebesar 6 persen dan peningkatan total aset KSP sarna dengan peningkatan total aset SP KUD yaitu sebesar 4 persen. Dari tiga usaha simpan

pinjam tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan SP-Kopta lebih tinggi dibanding dengan perkembangan SP-KUD dan KSP. Masalah umum dalam pengembangan usaha simpan pinjam antara lain: (1) Koperasi Simpan Pinjam dan SP-KUD serta SP Kopta melaksanakan usaha secara sendiri-sendiri. Dalam koperasi dan USP simpan pinjam belum terbangun adanya rasa kebersamaan dan solidaritas untuk membangun diri koperasi secara bersama mencapai tujuan (2) sistem pendidikan pada koperasi umumnya dan khususnya usaha simpan pinjam belum dibangun sebagai subsistem sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai koperasi dalam mencapai tujuan, (3) belum ada integrasi usaha antar SP Koperasi, antar SP-KUD dan antar SP-Kopta dan integrasi ketiganya. Akibatnya antar koperasi dan antar KUD bersaing mencari nasabah. Pengintegrasian tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi persaingan Hal ini merupakan kelemahan utama dalam pembangunan koperasi selama ini. Koperasi sebagai suatu organisasi yang berwatak sosial sebaiknya dapat diarahkan untuk membangun persatuan untuk mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan sesuai dengan tujuan koperasi. (4) Dalam koperasi dan Unit Koperasi, anggota dianggap sebagai nasabah bukan sebagai anggota yang berkumpul untuk berjuang bersama membela kepentingan bersama dan (5) belum semua KSP dan USP-KUD mampu menerapkan nilai-nilai koperasi secara benar. Misalnya SP Koperasi yang berkembang pesat melayani masyarakat dengan syarat memberikan jaminan yang besar sebagai agunan mendapatkan pinjaman. Dari segi keamanan ini benar namun sebagai koperasi hal ini melaksanakan praktek bank. Profil koperasi simpan pinjam yang saat ini cukup pesat perkembangannya adalah : (a) Koperasi Simpan Pinjam "Kodanua" Koperasi Simpan Pinjam Kodanua berbadan hukum pada tahun 1977 kantor pusat terletak di Jln Prof Dr Latumeten I No 41 Jelambar, jumlah anggota 1.438 orang, calon anggota 8.449 orang, pinjaman yang dilayani 9.764 orang, jumlah karyawan 255 orang, jumlah satpam 14 orang.jumlah kantor cabang 12 kantor berdomisili di Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang,Karawang dan Cikampek. Perkembangan usaha Simpan Pinjam ini adalah sebagai berikut: (1) Nilai aset Rp 24,837 milyar, (2) Nilai aktiva Rp 5,4 milyar, (3) Modal sendiri Rp 6.491 milyar dan (4) omset Rp 52,009 milyar, (5) Permodalan

bersumber dari : (a) Simpanan pokok anggota Rp 200 per anggota, (b) Jumlah simpanan pokok Rp 269.155.000, (c) Jumlah simpanan wajib Rp 30 000 berbulan sampai saat kunjungan berjumlah Rp 1,245 milyar, (d) Dana cadangan Rp 6,022 milyar, (e) Jasa yang ditangguhkan Rp 2,719 miliar, (f) Jumlah SHU kotor Rp 784.331.600, (g) Jumlah tabungan Rp 8,035 milliar, (h) Jumlah pendapatan usaha Rp 4,5 miliar dan jumlah piutang Rp17,396 miliar. (b) Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan didirikan pada tahun 1973, sampai tahun 2002 jumlah anggota mencapai 3.690 orang, jumlah karyawan 576 orang,jumlah pimpinan cabang 22 orang sedangkan jumlah aset sebesar Rp 409,462 milyar,jumlah simpanan Rp 365.430 milyar dan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 1.193 milyar dan jumlah kantor cabang 42 buah terletak dibeberapa Propinsi. 2. Koperasi Kredit Pancur Kasih Koperasi Kredit Pancur Kasih di Kecamatan Pontianak Utara Kotamadya Pontianak Propinsi Kalimantan Barat adalah salah satu Koperasi primer dari Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI). Perkembangan Koperasi Kredit di Indonesia cukup pesat. Menurut Sumisjokartono (2002) peneliti dari Universitas Airlangga (seri tesis) koperasi kredit ini cukup disiplin menerapan aturan dan mengaplikasikan nilai-nilai koperasi dalam pelaksanaannya. Tujuan Koperasi kredit adalah (1) Membimbing dan mengembangkan sikap menghemat diantara para anggotanya, (2) Memberikan pinjaman layak, cepat dan terarah dan (3) Mendidik anggota dalam hal menggunakan uarig secara bijaksana. Untuk mencapai tujuan, Koperasi kredit melaksanakan (1) Pendidikan, (2)Membangun dan memelihara setiakawan diantara anggota dan (3) Mengarahkan anggota untuk mandiri. Pendidikan secara umum diarahkan untuk meningkatkan harkat hidup anggota. Sedangkan tujuan pendidikan khusus anggota adalah agar (a) Anggota dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi kredit, (b) Agar anggota lebih rasional dan bijaksana dalam mengatur keuangan rumah tangga dan usahanya dan (c) Anggota mengetahui dan memahami laporan keuangan dan perkembangan Koperasi Kredit.

Dalam melaksanakan tujuan khusus ini, Koperasi kredit dimulai dengan. pendidikan, dikembangkan dengan pendidikan serta dikontrol oleh pendidikan. Membina dan memelihara solidaritas adalah prioritas utama, karena setiap anggota koperasi kredit harus selalu ingat akan kewajiban antara lain menyimpan dengan teratur sehingga anggota lain mendapat kesempatan untuk memperoleh pinjaman.Singkatnya yang menjadikan koperasi ini unik adalah struktur yang demokratis dan prinsip penyelenggaraannya .Struktur dan prinsip koperasi kredit ini konsisten dengan hubungan kerja antara individu dan kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan. Perkembangan Koperasi Kredit Pancur Kasih pada tahun 20002001 adalah sebagai berikut (1) Jumlah anggota meningkat 12,8 persen, (2) Simpanan pokok meningkat 115 persen, (3) Simpanan wajib meningkat 58,76 persen, (4) Pinjaman beredar meningkat dari Rp 5.1 milyar menjadi Rp 7.7 milyar atau 45,37 persen, (6) Sisa Hasil Usaha meningkat 47,94 persen dan (7) Aset atau kekayaan meningkat dari Rp 7,772 milyar menjadi Rp 11,86 milyar atau 52,62 persen. Koperasi Kredit ini cukup nyata perannya untuk membantu masyarakat didaerah "Dayak", kata dayak dimaksudkan bukan hanya orang dari kalangan etnis Dayak (etnis) melainkan sebutan simbolis bagi kaum kecil, lemah, miskin dan tertindas yang ingin membebaskan diri secara bersama. Pelaksanaan koperasi kredit dilaksanakan dengan 3 prinsip yaitu : (1) Tabungan hanya diperoleh dari anggota, (2) Pinjaman hanya diberikan kepada anggotanya saja dan (3) Jaminan terbaik bagi peminjam adalah watak si peminjam. Dari perkembangan koperasi tersebut dapat diperkirakan bahwa orang "Dayak" akan mampu keluar dari kemiskinan melalui koperasi kredit. Sistem Keuangan Koperasi Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Koperasi Kredit Pancur Kasih berhasil secara nyata meningkatkan jumlah anggota, meningkatkan simpanan, penyaluran kredit, Sisa Hasil usaha dan Aset. Keberhasilan itu dicapai dengan penerapan nilai-nilai koperasi. Dalam pelaksanaan didasari oleh saling percaya, kebersamaan untuk mencapai tujuan. Semua kegiatan simpan pinjam dimulai, dilaksanakan dan dikontrol melalui proses pendidikan yang terencana dan sistematis. Nilai-nilai itulah yang perlu diadopsi dalam menjalankan usaha simpan pinjam atau unit simpan pinjam. Pada Gambar 1 dapat dilihat pokok-pokok penting

pada masing-masing subsistem dari sistem keuangan koperasi dan dijelaskan sebagai berikut:

Anggota Simpan Pinjam Anggota dalam koperasi simpan pinjam adalah sebagai sumber permodalan sendiri dan sebagai peminjam. Oleh sebab itu kedudukan anggota sangat penting karena berada dalam semua subsistem keuangan mulai dari subsistem input, proses dan subsistem output. Masing-masing koperasi membuat persyaratan menjadi anggota sesuai dengan anggaran dasar pada koperasi yang bersangkutan .Keanggotaan dalam koperasi terdiri dari anggota tetap calon anggota dan anggota luar biasa. Untuk menjadi anggota tetap simpan pinjam,calon anggota dan anggota luar biasa ada persyaratan yang umum dipenuhi. Persyaratan ini salah satu cara untuk mengikat anggota dalam organisasi dan pengamanan pinjaman. Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa pada umumnya keanggotaan koperasi simpan pinjam sangat heterogen, secara adminstratif identitas dapat tercatat namun karena tingkat heteronitas nya cukup tinggi, sulit membina anggota mencapai tujuan organisasi dan tujuan simpan pinjam .Keadaan ini merupakan tantangan bagi koperasi KSP, SP-KUD dan SP- Kopta. Kunci keberhasilan Koperasi Kredit dalam

membangun anggota yaitu mempersatukan anggota dalam lingkup pekerjaan, tempat tinggal dan perkumpulan. Oleh sebab itu KSP, USP KUD dan Kopta perlu mengadakan identifikasi terhadap anggotanya sesuai dengan pekerjaan, tempat tinggal dan perkumpulan. Dalam kesatuan kepentingan tersebut anggota diberikan pendidikan atas hak, kewajiban dan tujuan menabung dan meminjam. Melalui metode ini interaksi antar anggota akan terjadi secara alamiah dan dalam proses pembelajaran itu, setiakawan solidaritas akan terbangun. Sistem keuangan koperasi adalah anggota sebagai subsistem input berperan sebagai sumber permodalan dan sebagai pengguna modal yang dihimpun oleh koperasi dari modal sendiri dan modal luar yang bersumber dari Bank, Pemerintah dan pihak lain. Modal yang dihimpun dikelola oleh Organisasi yang terdiri dari pengurus, manajer, karyawan. Pengurus atau Manajer sebagai pelaku, memberikan pinjaman kepada anggota. Dari proses simpan pinjam ini terbentuk sisa hasil usaha dan kepuasan anggota. Kepuasan anggota adalah terlayaninya kebutuhan jasa keuangan bagi anggota dan pada akhirnya terjadi peiningkatan pendapatan. Modal Simpan Pinjam Sumber permodalan koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar." Untuk mengembangkan permodalan koperasi dapat menghimpun dana dari modal penyertaan. Modal sendiri berasal dari anggota meliputi simpanan pokok, wajib dan simpanan sukarela. Modal penyertaan bersumber (1) Koperasi dan anggota lainnya, (2) Bank dan lembaga keuangan, (3) penerbitan obligasi dan (4) Sural hutang . Modal Sendiri Modal sendiri bersumber dari simpanan Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Sukarela. Simpanan dalam koperasi merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota jika ia masuk menjadi anggota koperasi. Simpanan merupakan modal awal bagi koperasi. Simpanan pokok dibayar satu kali pada saat mendaftar menjadi anggota koperasi, simpanan wajib dibayar setiap bulan, mengenai jumlah tergantung kesepakatan antara anggota dengan pengurus pada saat rapat anggota tahunan dimulai (RAT) dan simpanan sukarela dibayar sesuai dengan keinginan dan kesadaran masing-masing anggota. Simpanan pokok akan tetap tercatat dan ada dalam koperasi. Simpanan ini tidak dapat diambil kecuali keluar dari keanggotaan. Simpanan pokok akan menjadi besar, karena bertambahnya jumlah anggota koperasi sedangkan simpanan wajib dan simpanan

sukarela sangat tergantung kepada kesadaran anggota. Menurut beberapa penelitian, pertumbuhan simpanan pada KSP dan USP relatif kecil setiap tahun jika dibanding dengan pertumbuhan simpanan pada Kredit Koperasi baik Kopdit ditingkat primer maupun tingkat sekunder. Mengapa demikian fakta dilapangan menunjukkan bahwa partisipasi anggota Kopdit lebih tinggi dibanding dengan partisipasi anggota KSP dan USP. Karena pada Kopdit keanggotaan tersebut mempunyai common bond yang kuat atau rasa kebersamaan yang tinggi untuk mengembangkan diri secara mandiri. Dalam Koperasi Simpan Pinjam, karena keanggotaannya sangat heterogen sulit untuk memiliki rasa kebersamaan. Oleh sebab itu mendidik anggota agar memiliki solidaritas, kesetiakawanan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi itu perlu dibangun, sebab kesatuan dan persatuan dalam koperasi berakumulasi pada pengembangan modal dan usaha. Faktor lain penyebab lambatnya perkembangan modal yang berasal dari anggota (modal sendiri) adalah : (1) Kondisi sebagianbesar anggota koperasi yang relatif sederhana.mereka hampir tidak memiliki surplus pendapatan untuk ditabung, (2) Kurangnya budaya menabung pada sebagian besar anggota, mereka lebih suka meminjam dari pada menyimpan dan (3) Sebagian besar anggota koperasi lebih memilih menyimpan dananya di tempat lain karena jelas pengembalian yang akan diterimanya. Dalam koperasi Kredit tantangan ini dapat dfatasi dengan beberapa cara : (1) Mengikat anggota dalam suatu ikatan pemersatu. Artinya, anggota diikat, dipersatukan oleh adanya kepentingan dan kebutuhan yang dirasakan bersama didalam satu lingkungan :kerja (ocupational common bond), tinggal (teritorial common bond) dan lingkungan perkumpulan (asociational common bond). (2) Membimbing dan mengembangkan sikap menghemat diantara para anggotanya hingga efisien dan efektif dan usaha tercapai. Menghemat itu penting karena dengan menghemat orang bisa menabung dengan cara mendidik anggota tentang perencanaan keuangan yang baik, cara menyimpan uang secara praktis agar berhasil bagi anggota. Modal Luar Sesuai dengan peraturan pemerintah No 9 Tahun1995, Modal luar koperasi simpan pinjam bersumber dari: (1) Anggota, (2) Koperasi lain dan anggotanya, (3) Bank dan lembaga keuangan lain, (4) penerbitan obligasi dan surat hutang dan (5) Sumber lain yang sah.

Praktek dilapangan menunjukkan bahwa untuk pengembangan modal, koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit memperoleh pinjaman dari bank dan pinjaman dari pihak-pihak tertentu. Saat ini untuk membantu perkuatan permodalan KSP maupun USP KOP didaerah sentra produksi, Pemerintah menyediakan dana padanan (MAP). Sumber lain yang memungkinkan untuk pengembangan modal Koperasi diusulkan agar kredit-kredit program yang disediakan pemerintah seperti program KUT, KKP dan kredit program lainnya hendaknya dapat disalurkan melalui KSP dan USP-KUD, khususnya SP-Kopta. Jika dana ini diperkenankan disalurkan melalui SP-Kopta tentunya perlu dipersiapkan perangkat organisasi SP-Kopta, seperti SDM dan fasilitas pendukung. Organisasi dan Manajemen Organisasi simpan pinjam terdiri dari pengurus, manajer, karyawan dan anggota, dalam organisasi tugas dan tanggung jawab harus jelas. Kunci keberhasilan usaha simpan pinjam adalah adanya saling percaya antara pengurus, manajer, karyawan dan anggota. Kepercayaan ini harus tetap dipelihara dan dijaga untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dan akan dilaksanakan pengurus. Tugas lain yang perlu mendapat perhatian dan tambahan dari tugas sebelumnya, mencakup (1) Membangun kebersamaan dan persatuan antara pengurus, manajer dan anggota untuk mencapai tujuan simpan pinjam, (2) Membina dan memelihara solidaritas dan setiakawan didalam organisasi dan anggota, (3) Membangun sistem pendidikan dari mulai menyimpan, mengembangkan dan pengawasan, (4) Memberikan pelayanan yang tepat waktu, tepat sasaran dengan dukungan administrasi yang.baik dan (5) Pemberian bunga pinjaman sesuai dengan kemampuan koperasi Pemberian dan Pengembalian Pinjaman Pemberian pinjaman kepada anggota ditentukan oleh persyaratan yang telah disepakati bersama antara Koperasi dan anggota. Persyaratan tersebut antara lain: besarnya pinjaman, bunga, pengembalian pinjaman dan penanganan pinjaman bermasalah Jika pada bank persyaratan itu sulit dipenuhi seperti lima C, maka pad a KSP/USP, kesulitan tersebut harus dapat diakomoder melalui interaksi antar anggota dan pendidikan yang terus menerus dilakukan (demokrasi, setiakawan, solidaritas dan kebersamaan ). Disinilah perbedaan Bank dan Koperasi. Karena hakekat koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota sehingga keanggotaan pada koperasi menjadi kunci sukses yang akan membawa koperasi dapat mengatasi

masalahnya secara mandiri, jika koperasi mampu melaksanakan nilai-nilai koperasi secara benar. Seperti prinsip Koperasi Kredit Pancur Kasih " tabungan diperoleh dari dan diberikan kepada anggota dan jaminan terbaik adalah watak sipeminjam. Watak anggota sebagai peminjam dibina melalui pendidikan berhemat dan berusaha secara tepat dan pengembangan budaya lokal sehingga sasaran pinjaman tepat dan pengembaliannya tepat. Metode-metode seperti ini juga sudah diterapkan oleh KSP wanita di Surabaya dan Koperasi Simpan Pinjam Bajapuik di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat nilai lokal yang dikembangkan seperti" malu berhutang" cukup berhasil dalam usaha simpan pinjam. Pengawasan Inter dan Ekternal Pengawasan internal dan ekternal perlu dilakukan secara teratur dan disiplin agar perkembangan usaha simpan pianjam dapat selalu dipantau dan disempurnakan. Hubungan Horizontal dan VertiKal Salah satu masalah pokok dalam pembangunan koperasi khususnya usaha simpan pinjam seperti telah disebut diatas adalah Belem adanya integrasi usaha antar koperasi, SP - KUD dan SP Koptan secara horizontal maupun secara vertikal. Integrasi ini berguna untuk menjalin hubungan dan mengurangi persaingan antar Koperasi dan SP- KUD. Untuk Koperasi besar seperti Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan dan Koperasi Kodanua telah mempunyai beberapa cabang didaerah namun hubungan horizontal antar KSP belum ada sampai saat ini.. Dalam rangka membangun sistem keuangan secara nasional hubungan ini perlu dilaksanakan agar KSP, SP-KUD dan Koptan menjadi suatu sistem keuangan berskala nasional dan menjadi lembaga keuangan koperasi mandiri, yang mampu melayani jasa keuangan bagi anggota diberbagai sektor. Hubungan horizontal dan vertikal dapat dimanfaatkan KSP/USP untuk mengendalikan kecukupan modal pada masingmasing KSP/USP.Untuk ini diperlukan kesepakatan dan konsep kerjasama yang matang dari KSP dan USP. Pembuatan konsep agar direncanakan dan dibuat oleh KSP/USP. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator saja. Pendidikan Usaha simpan pinjam perlu dimulai dengan pendidikan, dikembangkan dan dikontrol melalui pendidikan. Dalam proses pendidikan dapat diperoleh terapan dari nilai-nilai koperasi seperti demokrasi, setiakawan, kebersamaan untuk mencapai

tujuan simpan pinjam.Oleh sebab itu perlu dibangun sistem pendidikan simpan pinjam secara nasional. Pengembangan pada masing-masing koperasi dapat dilakukan sesuai dengan pengembangan produk usaha dan nilai-nilai yang berlaku pada koperasi dan lokasi koperasi yang bersangkutan. SHU dan Kepuasan Anggota SHU dan kepuasan anggota merupakan subsistem output dalam sistem keuangan koperasi, dan menjadi ukuran keberhasilan koperasi. Jika SHU selalu meningkat dan anggota puas karena pelayanan yang baik dari koperasi, maka koperasi simpan pinjam dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan simpan pinjam. Keberhasilan ini tentunya dapat dicapai melalui pelaksanaan yang bersih, disiplin saling mempercayai dengan kebersamaan mencapai tujuan. STRATEGI PEMBANGUNAN SISTEM KEUANGAN KOPERASI Strategi pembangunan Sistem Keuangan Koperasi yang ditawarkan adalah: (1) Memanfaatkan koperasi simpan pinjam yang jumlahnya 37.42 unit terdri dari (a) 1.186 KSP, (b) 5.206 USP-KUD dan (c) 30.832 unit USPKOPTA. (2) Membangun jaringan usaha KSP, USP-KUD dan SP-Koptan Kopta secara vertikal dan horizontal (3) Membangun Pusat Koperasi Simpan Pinjam yang bertugas untuk mengkordinasikan semua kegiatan yang bersifat nasional termasuk konsep dan kebijakan yang diperlukan. (4) Membangun sistem pendidikan simpan pinjam secara nasional (5) Membangun manajemen simpan pinjam yang bersih dan profesional (6) Membangun kebersamaan antara Pengurus, Manajer, karyawan dan anggota (7) Membangun KSP, SP-KUD dan SP Koptan melaksanakan dan

menerapkan nilai-nilai koperasi secara benar Untuk melaksanakan strategi diatas perlu diadakan:

(1) Sosialisasi terhadap KSP, SP-KUD dan SP-Koptan tentang rencana pembangunan sistem keuangan (2) .Agar diusahakan adanya Pusat Koperasi Simpan Pinjam yang bertindak sebagai Central Koperasi simpan pinjam di tingkat pusat (3) Perlu komitmen dan keberpihakan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan sistem keuangan ini. (4) Untuk pengembangan modal KSP, SP KUD dan Koptan perlu dijajaki kemungkinan untuk mengakumulasikan kredit-kredit program kedalam permodalan simpan pinjam. PENUTUP Pembangunan sistim keuangan koperasi melalui KSP/USP yang ada, perlu dilandasi oleh nilai-nilai koperasi, (demokrasi, setiakawan, solidaritas dan kebersamaan) dilaksanakan oleh Pengurus dan Manajer berkualitas. Pengurus, manajer, karyawan dan anggota harus bersama-sama membina kepercayaan, agar mencapai tujuan peningkatan taraf hidup yang diidamkan. Sistem keuangan koperasi ini perlu mendapat dukungan kebijakan dan komitmen dari Pemerintah serta sosial ekonomi yang kondusif. Strategi pelaksanan sistem keuangan tersebut perlu dilaksanakan melalui sosialisasi dan mengajak agar KSP/USP mau dan mampu membangun dirinya secara bersama mencapai tujuan bersama. Untuk itu peranan Pemerintah .diharapkan untuk memtasilitasinya. Daftar Pustaka 1. Badan Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan Pengusaha Kecil Mengengah Tahun 2001 Petunjuk Teknis Perkuatan Permodalan Awal dan Padanan (MAP) Melalui Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Koperasi (KSP/USP Koperasi) 2. Departemen Koperasi Dan Pembinaan Pengusaha Kecil 1996, Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan 3. Induk Koperasi Kredit, 2003 Manajemen Prfesional Koperasi Kredit 4. Meneth Ginting, 2000. Organisasi Kredit Koperasi (Credit Union) dan USP -KUD. Studi Kasus di Kabupaten Dairi. Sumatera Utara (Seri Disertasi, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor)

5. Riana Pangabean, 1992 Efektifitas Kelompok Simpan Pinjam KUD dan Koperasi Kredit. Studi Kasus di Wilayah Bangun Tapan. Kecamatan Bangun Tapan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (Seri Tesis Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor) 6. Sumisdjokartono, 2002. Analisis SWOT Dalam Rangka Perumusan Strategi Untuk Mempertahankan Kontinuitas Koperasi redit (Credit Union) Pancur Kasih di Kecamatan Pontianak Utara Kotamadya Pontianak Propinsi Kalimantan Barat (Seri Tesis Program Pascasarjana Universitas Airlangga)

*) Peneliti pada Deputi VII Kementerian Koperasi dan UKM Posted by Hamid Mulyaredja at 6:31 AM No comments:

Koperasi Makmur Gelar Rapat Anggota


KOTA JOGJA : Koperasi Guru dan Karyawan "Makmur" menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Sabtu (24/01). Koperasi ini berkantor di Jalan Veteran 85 Yogyakarta. Koperasi Makmur merupakan koperasi simpan pinjam bagi guru dan karyawan unit pengelola teknis sekolah dasar di wilayah Yogyakarta timur. Tepatnya di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, dan Kotagede. "RAT ke-38 ini, kekayaan Koperasi Makmur mencapai Rp 2.004.374.269,00", kata Sri Djamto, pengurus koperasi. Kekayaan tutup buku 2008 mengalami peningkatan Rp 2 milyar dari tahun lalu sebesar Rp 1,5 milyar. Koperasi Makmur merupakan koperasi yang menetapkan iuran pokok sebesar Rp 250 ribu, terbesar kedua di Yogyakarta. RAT koperasi merupakan kewajiban bagi penyelenggaranya. Kesehatan koperasi dicerminkan melalui wahana kontrol rapat anggota. Semboyan koperasi "dari anggota untuk anggota" telah diwujudkan oleh Koperasi Makmur. Anggota dapat menikmati manfaat menjadi bagian dari soko guru perekonomian ini.(BJ-33)

Posted by Hamid Mulyaredja at 6:16 AM No comments:

Saturday, April 24, 2010

DAFTAR BMT DI YOGYA


No Nama Lembaga 1 ABADI MAKMUR, KOPERASI 2 Adira Dinamika Asuransi 3 Alamat Tawarsari, Kec. Wonosari Jl Magelang km 4,5 No Telepon: (0274) 624614 ADIRA DINAMIKA MILTIFINANCE, TBK, Jl. Brigjen Katamso, Kec. Wonosari, PT 55812 No Telepon: (0274) 393382 Adira Dinamika Multi Finance Jl. Magelang Km 7 No. 77 Yk No Telepon: (02740 868002 Adira Quantum Multi Finance Cassa Grande Ruko No. 1 Sleman Yk No Telepon: (0274) 871055 Adui Visesa Kutu asem kec Mlati No Telepon: (0274) 623199 AGRA AMRATANI SIMPAN PINJAM Jl. Mgr Sugiyo Pranoto 35 Baleharjo, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 7152613 AGUNG MULYO BKM Ngentak Sumberagung Kec. Jetis 55781 Agung Valas Mandiri Jl Colombo no 44 No Telepon: (0274) 540174 AIG Life Insurance Jl Laksda Adisucipto Km 7,5 No Telepon: (0274) 485765 AJB BUMI PUTERA 1912 / JASA Jl. Wakhid Hasyim 37 Kec. Bantul ASURANSI 55713 No Telepon: (0274) 367330, 3688864 AJB Bumiputra 1912 Jl Magelang no 5,2 kutu asem No Telepon: (0274) 586456 AKUR, KOPERASI Pasar Jepitu, Kec. Girisubo, 55883 AL BAROKAH BMT Sorobayan DK 5 Kec. Sanden 55763 AL-MUKTHI-IN BMT Jl. Cenderawasih Maguwo Kec. Banguntapan 55198 No Telepon: (0274) 444382 ANGGREK, KOPERASI Plumbungan, Kec. Karangmojo, 55891 No Telepon: (0274) 392379 ARTA MUKTI BKM Trimurti Kec. Srandakan 55762 ASKES, PT Jl. Taman Bakti No. 1 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391007 ASKES TRIRENGGO BANTUL Pepe Kec. Bantul

4 5 6 7

8 9 10 11

12 13 14 15

16 17 18

19

20 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) MERAK Desa Jeruk Wudel No Nama Lembaga 21 BADAN USAHA KOPERASI PEDESAAN 22 BANGKIT EKONOMI KPRI, KOPERASI 23 BANGKIT KPRI, KOPERASI 24 BANGUN KPRI, KOPERASI

Karenggede, Jeruk Wudel, Girisubo, Kec. Girisubo, 55885 Alamat Dkh. Gedangan, Kec. Gedang Sari, 55863 SMK N I Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391094 Bintaos, Kec. Tepus, 55881 No Telepon: (0274) 7489601 Jl. Kol Sugiyono No. 5 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391156 Gedangan I, Kec. Karangmojo, 55891 Plumbungan, Kec. Karangmojo, 55891 No Telepon: (0274) 3490037 Jl Kaliurang sekip k-4 No Telepon: (0274) 589863 Bintaos, Kec. Tepus, 55881 Jl. Raya Gendol Kec. Tempel, Sleman No Telepon: (0274) 7104541 Jl. Kaliurang Degolan Umbulmartani Ngemplak Sleman Jl. Agrowisata Km 1 Murangan Sleman No Telepon: (0274) 867843 Masjid Agung Dr. Wahidin Sudiro Husodo Jl. Parasamya Sleman Karang Pakis Kec. Cangkringan, Sleman No Telepon: (0274) 896972 Nyamplung Kec. Seyegan, Kab Sleman Geneng Kec. Godean Plamboyan 383 Condong Catur Depok Sleman Samirono CT VI/109 Sleman Yogyakarta Jl. Monjali No. 12 Nandan Sleman No Telepon: (0274) 624925 Airport Nukan Maguwoharjo Depok, Sleman Jl. Kaliurang Km. 8 Prujakan Sleman Yk No Telepon: (0274) 7825299

25 BERINGIN KOSEPA, KOPERASI 26 BHINA REJEKI SIMPAN PINJAM KUD, KOPERASI 27 Bina Griya Upakara Asuransi 28 BKM 29 BMT Abugrah Rizky 30 BMT Agawe makmur Merapi 31 BMt Agung Makmur 32 BMT Al Fallah 33 BMT Al Fayah 34 35 36 37 38 BMT Al Hidayah BMT Al Ikhlas BMT Al Ikhwan BMT Al Kautsar BMT Amanah

39 BMT Arta Mulyo Insani 40 BMT Bina Insani

Lembaga Keuangan Non Bank

Menampilkan 41 sampai 60 dari 162 1 2 3 4 5 6 7 8 9 selanjutnya> No 41 42 Nama Lembaga BMt Bina Sejahtera BMt Citra Buana Syariah BMT Damar BMT Dana Syariah BMT Duta Amanah BMT Insan Mandiri BMT Kalimah BMT Koperasi Mbak Angraini BMT Kube Sejahtera Alamat Turi Km 13 Blunyah Trimulyo Sleman Pasar Stan Maguwoharjo Depok, Sleman Yogyakarta Ngebong Kec. Tempel Tegal sari kec pakem No Telepon: (0274) 895272 Jl Palagan TP Km 5 No Telepon: (0274) 7103117 Murangan VIII No Telepon: (0274) 865223 Gumuksari Boharjo, Depok Sleman Gowok Nogorejo No. 9 Sleman Yk

43 44

45

46

47 48

49

50

51 52 53 54 55

Mlati Tegal Sendangdadi, Mlati, Sleman Yk No Telepon: (0274) 7171308 BMT Kube Jambon Km 1.5 Baturan, Trihanggo Trihanggo, Gamping, Sejahtera Sleman Yk No Telepon: (0274) 7408829 BMT Jl. Raya Godean Km 14.7 Madania Sleman Yk BMT Mandiri Jl. Palagan Tentara pelajar Km 10 Sleman Yk BMT Mitra Jalan Turi KM 01 Pasar Usaha Mulia Tempel Sleman BMT Mlati Sendari Kec. Mlati Sejahtera BMT STAN Kec. Depok Multazam No Telepon: (0274) 7486181

56

BMT Nina Ummah

57 58 59

BMT Prima Arta BMT Rizky Amanah BMT Rizky Mandiri

60.

BMT Rizky Mulia

Jl. Godean JAE Sumantoro,Sleman No Telepon: (0274) 798868 Pasar Ngino Margoagung Seyegan Bogem Tamanmartani Kalasan Jl. Palagan Tentara pelajar 63 Sleman Yk No Telepon: (0274) 884923 Nusa Indah 164

61 BMT Sejahtera

Candi Bangunkerto Turi Sleman Yk 62 BMT Sparta JL Gejayan Pelem Kecut Yk 63 BMT Surya Amanah Nur Jl Kaliurang km 7 Biyin No.10 Sleman yk No Telepon: (0274) 886294 64 BMT Surya Harapan Jetis Argomulyo Ummat Cangkringan, Sleman Yk 65 BMT Syariah Prambanan Madubaru Madurejo Prambanan, Sleman Yk 66 BMT Tirtodadi Janturan Kec. Mlati, Sleman Yk 67 BMT Tlogodadi Getas Toragan Kec. Mlati, Sleman Yk 68 BPRS MARGI RIZKI Juru Gentong Kec. BAHAGIA Banguntapan 55192 No Telepon: (0274) 370794 69 BPRSSYARIAH / BDW Tegal Cerme, Kec. BANK Banguntapan 55192 No Telepon: (0274) 373584 70 BUKP Panggang 2, Kec. Panggang, 55872 71 BUMI ASIH JAYA Ledoksari, Kec. ASURANSI, PT Wonosari, 55813 No Telepon: (0274) 391815

72 BUMI PUTRA 1912 Kepek 2, Kec. AJB, PT Wonosari, 55813 73 Cabang Dinas Pendidikan Plebengan Tengah, Kec. Semanu, Kec. Semanu, 55893 KOPERASI 74 CITR DHARMA Komplek Balai Desa MULYO BKM trimulyo Kec. Jetis 55781 75 DANA INSANI BMT Niten Jl. Bantul Kec. Kasihan 76 Equity Life Indonesia Jl Laksda Adisucipto Km 7,5 Ruko Babarsari No Telepon: (0274) 484540 77 FEDERAL Jl. Brigjen Katamso INTERNATIONAL No. 13, Kec. FINANCE, PT Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 392516 78 FINANSIA, PT Jl. Pangarsan No. 2 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 392631 79 GEMAH RIPAH, Jl. Kol Sugiyono No. KOPERASI 14 Wonosari, Kec. Wonosari, 55812 No Telepon: (0274) 391073 80 GURU KPRI, Ngepung, Kec. KOPERASI Patuk, 55862 60
Posted by Hamid Mulyaredja at 2:13 AM 2 comments:

ALAMAT BMT
Gilig Sebagai upaya mendekatkan BMT dengan masyarakat mari kita berbagi informasi dengan memposting alamat BMT di kota anda/yang anda ketahui: =============================================

[*] BMT AL-IKHLAS Kantor Pusat : Jl. Parangtritis Km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4 Sewon Bantul Yogyakarta Fax. 0274-385 787 Website : www.bmt-alikhlas.com

Kantor Sagan : Jl. Prof. Dr. Herman Johanes 103 E Sagan Yogyakarta

Kantor Prambanan : Jl. Yogya Solo Km. 17 Kios Sidodadi No. 32 Tlogo Prambanan Klaten

Kantor Bantul : Jl. Parangtritis Km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4 Sewon Bantul Yogyakarta

Kantor Sleman : Jl. Raya Magelang Km. 15 No. 119 Sleman Yogyakarta

Kantor Godean Jl. Godean Km. 7 Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta

Kantor Kalasan Ruko Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta

Posted by Hamid Mulyaredja at 2:12 AM No comments:

MODAL AWAL KOPERASI SYARIAH


by admin on February 13, 2009

Koperasi Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan. mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. koperasi syariah agar diakui keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu mahal berkisar 300 ribu rupiah. Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah. Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta di dapat dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga. Oleh Edwin Ardiansyah
Posted by Hamid Mulyaredja at 2:05 AM No comments:

MENDIRIKAN KOPERASI
Jika kita ingin mendirikan koperasi yang tidak bertentangan dengan syari'at agama Islam, sedang kita bermaksud untuk memberikan bantuan pinjaman uang kepada para anggota yang memerlukannya, maka cara yang harus kita lakukan adalah mendirikan KOPERASI SERBA GUNA. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:

* Setelah modal dari para anggota terkumpul, seluruh anggota dipanggil untuk melakukan kesepakatan (akad) bahwa modal yang telah terkumpul menjadi satu tersebut akan dipergunakan untuk berdagang. * Koperasi membeli barang-barang yang akan dibeli oleh setiap orang yang memerlukannya, termasuk blangko formulir yang akan dibeli oleh orang ingin meminjam uang dari Koperasi Serba Guna tersebut. * Setiap orang yang ingin meminjam uang dari koperasi tersebut diharuskan mengisi formulir yang harus dibeli dari koperasi. * Warna dari kertas formulir yang dijual oleh koperasi harus dibedakan sesuai dengan jumlah uang yang akan dipinjam, misalnya: Untuk pinjaman sebesar Rp.25.000- warnanya putih; untuk Rp 50.000,- warnanya kuning; untuk Rp 75.000,warnanya hijau; untuk Rp 100.000,- warnanya merah; dan seterusnya. Sedang harga dari blanko formulir tersebut dibedakan sesuai dengan warnanya, menurut keputusan rapat anggota. Dengan demikian koperasi tidak memungut uang administrasi atau bunga, tetapi memperoleh keuntungan dari penjualan formulir, seperti Kantor Pos menjual perangko dan koperasi selamat dari perbuatan atau mu'amalah yang riba. Penulis: Drs. KH. Achmad Masduqi Machfudh
Posted by Hamid Mulyaredja at 1:56 AM No comments:

7 Hal Penting Sebelum Meminjam Uang


Smart Shopping Fri, 04 Dec 2009 11:24:00 WIB

Saat ingin memulai usaha atau membayar tagihan, ada kalanya Anda harus meminjam uang. Saat itulah, Anda mesti pintar memilih. Sebelum buru-buru menandatangani surat utang, pertimbangkan 7 hal berikut. 1. Hitung-hitung-hitung Hal terpenting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih produk pinjaman adalah suku bunga. Iklan pinjaman dengan promosi menarik bisa membuat Anda terlena. Sebaiknya survei dulu produk pinjaman

pada beberapa bank. Minta rincian angsuran, bunga, serta biaya lainnya. 2. Satukan utang Jika Anda kesulitan melunasi, Anda bisa menyatukan utang-utang Anda ke dalam satu kartu kredit. Dengan demikian, suku bunga menjadi lebih kecil dan Anda pun bisa lebih mudah mengatur tagihan pada akhir bulan. 3. Baca semua kata Sebelum menandatangani dokumen peminjaman uang, periksalah kata-kata di dalamnya dengan teliti. Periksa peraturannya jika Anda terlambat membayar atau lebih cepat membayar. Mungkin aneh, tapi ada beberapa institusi yang memberi penalti jika Anda membayar terlalu cepat. 4. Hindari rentenir Perusahaan yang menjanjikan pinjaman cepat tanpa memeriksa kartu kredit, slip gaji, atau agunan biasanya banyak mengambil keuntungan saat menagih bunga atau menetapkan penalti yang luar biasa besar. Waspadalah! 5. Manfaatkan pegadaian Di pegadaian Anda bisa menikmati pinjaman uang dengan proses lebih cepat dan mudah. Namun, perlu diingat, pegadaian menghitung bunga setiap 15 hari. Jadi, pilihan ini lebih cocok untuk Anda yang ingin meminjam dengan tenor singkat. 6. Koperasi? Mengapa tidak? Apakah Anda anggota koperasi? Tanyakanlah prosedur meminjam uang di koperasi tersebut, siapa tahu Anda bisa mendapatkan perjanjian yang lebih menguntungkan daripada di institusi lain. 7. Perbaiki track record kredit anda Jika Anda baru ingin meminjam uang enam bulan ke depan, berarti masih ada waktu untuk memperbaiki track record kredit Anda. Track record kredit merupakan faktor penting peminjam uang. Pastikan membayar utang tepat waktu dan tidak membelanjakan kartu kredit melebihi 70% kredit dari limit Anda.
Posted by Hamid Mulyaredja at 1:53 AM No comments:

Home

Subscribe to: Posts (Atom)

KOPERASI KOPEGTEL YOGYAKARTA

Blog Archive
o

2010 (7) April (7) PENGEMBANGAN USAHA SIMPAN PINJAM... Koperasi Makmur Gelar Rapat Anggota KOT... DAFTAR BMT DI YOGYA No Nama Lembaga Alamat ... ALAMAT BMT Gilig Sebagai upaya mendekatkan BMT de... Modal Awal koperasi Syariah by admin on... MENDIRIKAN KOPERASI Jika kita ingin mendirikan k... 7 Hal Penting Sebelum Meminjam Uang Smart Shopping...

Sistem perekonomian suatu negara digerakan oleh pelaku-pelaku kegiatan ekonomi yang menjalankan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi umumnya dilakukan oleh perusahaan dan badan usaha yang menjalankan fungsi produksi untuk memenuhi kebutuhan baik berupa barang maupun jasa.

1. Pengertian Usaha Setiap orang memerlukan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup tersebut, orang melakukan berbagai kegiatan atau pekerjaan seperti menjadi karyawan, sopir, petani, pedagang dan lainlain. Dalam ilmu ekonomi kegiatan-kegiatan tersebut termasuk ke dalam kegiatan usaha. Pengertian usaha adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penghasilan, baik berupa uang, barang mapun jasa yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup guna mencapai kemakmuran. 2. Pengertian Perusahaan Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia menggunakan barang dan jasa yang merupakan hasil kegiatan produksi. Kegiatan produksi yang dilakukan secara terorganisir dengan menggunakan faktor-faktor produksi umumnya dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan diartikan sebagai bagian teknis dari kesatuan organisasi modal dan tenaga kerja yang bertujuan menghasilkan barangbarang atau jasa. 3. Pengertian Badan Usaha Pada umumnya orang cenderung memahami bahwa perusahaan dengan badan usaha adalah sama. Namun jika kita menganalisis lebih mendalam, ternyata ada perbedaan pengertian antara perusahaan dan badan usaha.Badan Usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang mengelola perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Perusahaan adalah bagian tekhnis dari kesatuan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa Jadi pengertian badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktorfaktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan dengan memberi layanan kepada konsumen yang memerlukan. Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan hukum yang melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Beberapa jenis badan usaha antara lain dibagi berdasarkan kepemilikan modal, lapangan usaha, jumlah pekerja, dan bentuk hukum. 1. Jenis badan usaha berdasarkan kepemilikan modal Jenis badan usaha menurut kepemilikan modal dikelompokan menjadi empat,

yaitu: a) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan usaha milik negara adalah badan usaha yang modalnya berasal dari kekayaan negara yang disisihkan untuk menyelenggarakan suatu perusahaan. Contoh: PT. Kereta Api Indonesia (KAI), PT Pos, PT. Pelni, PT. Pertamina. Pendirian badan usaha milik negara bertujuan untuk: 1) Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan kas negara 2) Mengejar dan mencari keuntungan 3) Pemenuhan hajat hidup orang banyak 4) Perintis kegiatan-kegiatan usaha 5) Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah b) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Badan usaha milik daerah adalah badan usaha yang modalnya sebagian atau seluruhnya milik pemerintah daerah dengan tujuan memberikan layanan kepada masyarakat setempat. Contoh: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Deasrah Pasar (PD Pasar), PT Bank Jateng. PT. Bank DKI. Pendirian badan usaha milik daerah bertujuan untuk: 1) Melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut, 2) memperoleh keuntungan yang akan digunakan untuk pembangunan di daerahnya. c) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Badan usaha milik swasta merupakan badan usaha yang modalnya dimiliki oleh swasta dengan tujuan utama mencari keuntungan. Contoh: PT. Jarum Kudus, PT. Unilever, PT Indo Food Sukses Makmur. Pendirian badan usaha milik swasta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilikny. d) Badan usaha campuran Badan usaha campuran merupakan badan usaha yang modalnya sebagian dimiliki oleh swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah. Keuntungan yang diperoleh olah badan usaha campuran akan dibagi sesuai dengan persentase kepemilikan modal. 2. Jenis badan usaha menurut lapangan usaha Jenis badan usaha menurut lapangan usahanya dibedakan menjadi 5 (lima),yaitu:

a)

Badan usaha Ekstraktif Badan usaha ekstraktif adalah jenis perusahaan yang mengambil segala sesuatu yang disediakan oleh alam. Contoh : Perusahaan pertambangan, penangkapan ikan, pengrajin garang, dan lain-lain. b) Badan usaha Agraris/pertanian Badan usaha agraris/pertanian adalah jenis perusahaan yang lepangan usahanya mengolah tanah sebagai faktor produksi utama. Contoh: Perusahaan pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan lain-lain. c) Badan usaha Industri Badan usaha industri adalah perusahaan yang kegiatan usahanya mengolah ahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Contoh: perusahaan pembuat roti, gula pasir, tepung dan lain-lain. d) Badan usaha Perdagangan Badan usaha perdagangan adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli dan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk barang dengan tujuan memperoleh keuntungan. Contoh: Retail, toserba, supermarket, hipermarket, perusahaan ekspor import. e) Badan usaha Jasa Badan usaha jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyelenggarakan pelayanan jasa kepada orang lain yang membutuhkan dengan memperoleh imbalan. Contoh: jasa transportasi, jasa salon kecantikan, jasa perbankan, dan lain-lain. 3. Jenis badan Jenis badan usaha usaha menurut jumlah pekerjanya menurut jumlah pekerjanya dibedakan menjadi:

a) Badan usaha kecil Badan usaha kecil adalah badan usaha yang mempekerjakan kurang dari 6 orang pekerja. b) Badan usaha sedang Badan usaha sedang adalah badan usaha yang mempekerjakan lebih dari 5 orang pekerja dan kurang dari 51 orang pekerja. c) Badan usaha besar Badan usaha besar adalah badan usaha yang mempekerjan lebih dari 50 orang pekerja.

4. Jenis badan usaha menurut bentuk hukumnya Pengelompokan badan usaha menurut bentuk hukum atau yuridis berkaitan dengan tanggung jawab pemilik badan usaha tersebut terhadap kewajiban atau utang-utang badan usaha. Berdasarkan bentuk hukumnya badan usaha di Indonesia dikelompok menjadi 5 macam, yaitu badan usaha perseorangan (Po), firma (Fa), persekutuan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), dan Koperasi. a. Badan Usaha Perseorangan Badan usaha perseorangan adalah perusahaan yang didirikan, dimiliki, dipimpin, dan dipertanggungjawabkan oleh perseorangan. Kelebihan : Mudah cara pendiriannya Seluruh keuntungan menjadi milik sendiri Cepat dalam pengambilan keputusan Pemilik lebih leluasa mengelola usaha Kelemahan: Modal usaha kecil sehingga sukar berkembang Seluruh kerugian menjadi tanggungan pemilik Hidup dan mati badan usaha hanya ditangan seseorang b. Firma Badan usaha firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan dua orang atau lebih yang menjalankan kegiatan usaha dengan satu nama. Masing-masing sekutu (firmant) ikut memimpin perusahaan dan bertanggung jawab penuh terhadap hutang perusahaan. Kelebihan: Modalnya lebih besar karena gabungan beberapa orang - Kelangsungan hidup lebih terjamin karena dikelola oleh beberapa orang Bisa memanfaatkan keahlian masing-masing sekutu Kelemahan: - Tanggungjawab pemilik yang tidak terbatas terhadap hutang perusahaan Mudah terjadi perselisihan diantara sekutu perusahaan - Apabila salah satu sekutu (firmant) melakukan kesalahan akibatnya ditanggung oleh seluruh anggota firma. c. Persekutuan Komanditer (CV) Persekutuan komanditer atau CV (dari bahasa Belanda Commanditair Vennootschap) adalah badaun usaha yang terdiri dari satu atau beberapa sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan atau menyertakan modal, dan tidak turut campur dalam pengelolaan perusahaan. Pada CV dikenal dua macam sekutu yaitu: Sekutu aktif, yaitu sekutu yang ikut menyertakan modal sekaligus aktif mengelola

jalannya usaha. Sekutu pasif atau sekutu komanditer, yaitu sekutu yang hanya menyertakan modal saja dan tidak terlibat dalam pengelolaan usaha. Kelebihan: Cara pendiriannya mudah Modalnya relatif besar yang bersumber dari para sekutu Sistem pengelolaan lebih baik Mudah memperoleh kredit dari bank Kelemahan: Sekutu aktif memikul tanggungjawab yang tidak terbatas kelangsungan usaha sewaktu-waktu dapat terganggu -kesulitan untuk menarik modal yang telah disertakan d. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan terbatas (PT) disebut juga Naamloze Vennootschap (NV-Bahasa Belanda), adalah badan usaha yang dari persekutuan antara dua orang atau lebih yang modalnya diperoleh dengan cara menjual saham. Pemilik saham disebut juga pesero, yang memiliki tanggung jawab terbatas terhadap perusahaan. Tanggung jawab terbatas artinya bertanggungjawab sebatas modal yang disetor (saham yang dimiliki). Saham adalah surat berharga dengan nilai nominal tertentu sebagai bukti kepemilikan perusahaan. Saham dapat diperjualbelikan/dipindahtangankan melalui bursa/pasar saham sesuai dengan besar kecilnya permintaan dan penawaran. Pemilik saham memperoleh pembagian keuntungan perusahaan yang disebut deviden. Kelebihan: - Mudah memperoleh/menambah modal dengan jalan menjual saham Keprofesionalan pengelola lebih bisa diandalkan - Pemilik saham dapat sewaktu-waktu memindahtangankan atau menjualnya kepada orang lain Tanggung jawab pemilik sebatas saham yang dimilikinya Mudah memperoleh kredit dari bank Kelemahan: - Proses pendirian memerlukan perijinan yang lama dan berbelit - Spekulasi saham dibursa saham menyebabkan labilnya permodalan perusahaan Rahasia badan usaha kurang terjamin e. 1. Koperasi Pengertian Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang paling sesuai dengan kepribadian bangsa

indonesia. Hal itu sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Kemudian ditegaskan dalam penjelasan pasal 33 ayat 1 UUD 1945: Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang per orang. Bangun usaha yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Secara etimologis (asal kata) koperasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu cooperative, co artinya bersamasama dan operative artinya bekerja. Jadi koperasi dapat diartikan sebagai kerja atau usaha bersama. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 pasal 1, koperasi diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik beberapa konsep pokok, yaitu: Koperasi merupakan badan usaha - Anggotanya terdiri dari orang seorang (koperasi primer) dan badan hukum-badan hukum koperasi (koperasi sekunder) Kegiatannya berlandaskan prinsip-prinsip koperasi Berdasar atas asas kekeluargaan 2. Tujuan Koperasi Dalam peraturan koperasi disebutkan tujuan koperasi yaitu sebagai berikut: a) memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya b) menyejahterakan dan mencapai kemakmuran masyarakat pada umumnya c) ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 3. Prinsip Koperasi Sebagai salah satu kekuatan ekonomi sangat diharapkan peranannya dalam menunjang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, koperasi harus bekerja dengan berpedoman pada prinsip-prinsip koperasi. a) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis c) Pembagian sisa hasil usaha (SHU) sesuai dengan jasa usaha anggota d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e) Kemandirian 4. Jenis Koperasi Koperasi Indonesia dibedakan menurut lapangan usahanya dan menurut

keanggotaannya. Menurut lapangan usahanya koperasi dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut: a) Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya menyediakan berbagai kebutuhan konsumsi anggotanya. Contoh: Koperasi sekolah. b) Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya melayani simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya. c) Koperasi produksi, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya memasarkan hasil produksi para anggotanya. Contoh: Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti), dan Koperasi Batik. d) Koperasi serba usaha, yaitu koperasi yang kegiatan usahanya terdiri dari bermacam-macam jenis usaha seperti melayni konsumsi, simpan pinjam, distribusi, dan lain-lain. Contohnya: Koperasi Unit Desa (KUD) Menurut keanggotaannya,koperasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut: a) Koperasi primer, yaitu koperasi yang anggotanya orang seorang atau individu. b) Koperasi pusat, yaitu koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya 5 badan hukum koperasi primer. c) Koperasi Gabungan, yaitu koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya 3 badan hukum koperasi pusat. d) Koperasi Induk, yaitu koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya 3 badan hukum koperasi gabungan. 5. Perangkat Koperasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi membutuhkan perangkat organisasi yang terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan pengawas. a) Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota berhak memenita pertanggungjawaban pengurus dan pengawas berkaitan dengan pengelolaan koperasi melalui rapat anggota yang diadakan minimal sekali dalam satu tahun. Wewenang rapat anggota Menetapkan anggaran dasar/anggaran rumah tangga - Menentukan kebijakan umum dibidang organisasi dan manajemen - Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas Mengesahkan laporan dan pertanggungjawaban pengurus Menentukan penggabungan, peleburan dan pembubaran koperasi b) Pengurus Pengurus merupakan perangkat koperasi yang berwenang menyelenggarakan

atau mengelola kegiatan usaha koperasi. Pengurus dipilih oleh dan dari anggota koperasi dalam rapat anggota. Tugas pengurus koperasi Mengelola kegiatan usaha koperasi Memajukan program kerja dan belanja Menyelenggarakan rapat Membuat laporan pertanggungjawaban dalam rapat anggota Membukukan keuangan dan inventarisasi barang dengan tertib Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Wewenang pengurus koperasi Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan Menerima atau menolak anggota baru serta memberhentikan anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar Bertindak dan berupaya bagi kepentingan dan manfaat koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota. c) Pengawas Pengawas merupakan bagian dari perangkat organisasi koperasi yang diangkat dan diberhentikan melalui rapat anggota. Pengawas bertugas mengawasi seluruh kegiatan koperasi dan seluruh kebijakan pengurus agar tidak menyimpang dari keinginan anggota yang telah diputuskan dalam rapat anggota. Tugas pengawas koperasi Mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan Wewenang pengawas koperasi Meneliti catatan yang ada pada koperasi Mendapatkan segala keterangan yang perlu bagi tugasnya selaku pengawas 6. Modal Koperasi Koperasi perlu memupuk modal untuk menggerakan dan meningkatkan seluruh bidang usaha. Cara pemupukan modal di dalam koperasi, meliputi modal sendiri, modal pinjaman, dan modal penyertaan. 1) Modal sendiri, meliputi; Simpanan pokok, yaitu simpanan yang dibayar sekali selama keanggotaan, dan besarnya satu dengan yang lainnya sama. Besarnya simpanan pokok ditetapkan dalam anggaran dasar. Simpanan wajib, yaitu simpanan yang dibayar secara terusmenerus setiap periode tertentu. Besarnya ditentukan melalui rapat anggota, dan antar anggota satu dengan yang lain besarnya bisa sama bisa pula berbeda. Dana cadangan, yaitu kekayaan koperasi yang berasal dari sisa hasil usaha yang tidak dibagikan. Hibah, yaitu kekayaan koperasi yang berasal dari pemberian, yang dapat

berwujud 2) 3) Modal

uang pinjaman, dapat Koperasi lain

maupun berasal dari

barang. anggota lain Bank sah

Sumber

yang

Modal Penyertaan Modal penyertaan misalnya berasal dari perusahaan perseorangan, CV, PT dan sebagainya yang diatur dalam suatu perjanjian. B. a) dalam menjalankan kegiatan usaha Sikap mental Sikap mental seorang pengusaha sangat menentukan keberhasilan usaha. Apabila sikap mental pengusaha buruk akan membuat usaha sulit berkembang karena perusahaan selalu akan dilanda masalah, seperti korupsi, gugatan hukum, karyawannya sendiri, klien atau bahkan konsumen. Sebaliknya apabila sikap mental pengusaha baik dan jujur, perusahaan akan berkembang sesuai dengan rencanarencana yang sudah ditetapkan. b) Manajemen Manajemen berarti pengelolaan perusahaan. Apabila pengelolaan perusahaan dilakukan dengan baik, sesuai dengan asas-asas manajemen modern maka tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. c) Kepemimpinan Memimpin suatu organisasi perusahaan membutuhkan keterampilan memimpin yang mampu membawa perusahaan kearah kesuksesan. d) Keterampilan praktis Keterampilan praktis diperlukan untuk membuat produk yang berkualitas.Keterampilan praktis yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menentukan produksi barang yang memiliki kualitas tinggi. C. a. Peranan pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi Pertimbangan-pertimbangan

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi Peranan pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi diatur dalam pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945. Pasal (2) UUD 1945 berbunyi, Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Pasal (3) UUD 1945 berbunyi, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan dikuasai oleh negara dan digunakan sebasar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan landasan Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945 pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas

mengelola dan mengusahakan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak serta mengolah kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia, selanjutnya digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia. 1) kegiatan produksi Bidang kegiatan produksi yang dilakukan pemerintah melalui BUMN merupakan kegiatan produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dan kegiatan produksi yang tidak diminati oleh badan usaha swasta. Bidang kegiatan produksi tersebut antara lain: Produksi minyak dan gas bumi oleh PT Pertamina, Produksi pupuk oleh PT Pupuk Sriwijaya dan PT. Pupuk Kujang, 2) kegiatan distribusi Bidang kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah melalui BUMN bertujuan mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh elemen produksi agar dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Bidang kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah antara lain : Penyaluran sembilan bahan kebutuhan pokok melalui Bulog, Penyeluran energi listrik oleh PT PLN, Menyalurkan jasa telepon melalui PT. Telkom. 3) kegiatan konsumsi Bidang kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan konsumsi bertujuan agar kegiatan pemerintahan dan pelayanan umum dapat berjalan dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana seperti komputer, alat tulis kantor, kendaraan, gaji pegawai, dan lain-lain yang merupakan contoh kegiatan konsumsi. b. Peranan pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi Di samping terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi melalui Badan Usaha Milik Negara yang menjalankan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi, peranan yang tidak kalah penting yang dilakukan oleh pemerintah adalah peran mengatur kegiatan ekonomi. Dalam bidang ekonomi peran pemerintah sebagai pengatur ekonomi dilakukan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyusun berbagai perangkat perundang-undangan di bidang ekonomi. Beberapa regulasi yang dikeluarkan pemerintah dan DPR antara lain mengatur tentang perpajakan, perbankan, Bank Indonesia, Ketenagakerjaan, investasi, dan lain sebagainya. Peranan pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi ini sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan ekonomi berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Dengan pengaruran itu pula kegiatan ekonomi diharapkan

dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sehingga kesejahteraan dan kemakmuran yang merupakan tujuan berbangsa dapat tercapai. Sumber: www.taryadismpnasima.blogspot.com

Koperasi

Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi


MEMBANGUN KOPERASI KOPERASI MEMBANGUN (PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI)

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut : Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama; b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum; c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi; e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran et.al (2000:62) antara lain sebagai berikut :Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi

a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan pada adanya keje-lasan mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan dijalankan. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama. b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi. c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar. d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas koperasi dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi yang telah didirikan perlu disahkan badan hukumnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan tersebut diuraikan di bawah ini : Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi A. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi, yang bertugas : Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi

a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota, pejabat pemerintahan dan pejabat koperasi. b. Mempersiapakan acara rapat. c. Mempersiapkan tempat acara. d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi B. Tahap rapat pembentukan koperasi Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi , dapat dirinci sebagai berikut : Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat pembentukan koperasi. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata kehidupan koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri, kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan : Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan nama koperasi yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan, asas dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi para anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa atau koperasi serba usaha. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan keanggotaan koperasi. Urusan keanggotaan ini dapat ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya. Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan dan prosedur menjadi anggota koperasi , kewajiban dan hak-hak dari anggota serta ketentuanketentuan dalam mengakhiri status keanggotaan pada koperasi. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi. Perangkat koperasi tersebut, sebagai berikut : Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi

Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai kedudukan rapat anggota di dalam koperasi, penetapan waktu pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam rapat anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota koperasi. Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengurus dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari pengurus koperasi. Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengawas dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi. Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula pembina atau badan penasehat.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu pembahasan mengenai jenis modal yang dimiliki (modal sendiri dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu ketentuan yang membahas penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU koperasi yang didapat.

Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran koperasi dan penyelesaian masalah koperasi setelah dilakukan pembubaran. Biasanya penjelasan yang lebih rinci mengenai hal ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga atau aturan lainnya. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota, pengurus dan pengawas koperasi, karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap Anggaran Dasar atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuan-ketentuan pelaksana dalam Anggaran Dasar yang sebelumnya dimuat dalam Anggaran Dasar. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Penutup c. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang akan dibebani tugas dan tanggungjawab atas pengelolaan, pengawasan di koperasi Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi d. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal pembentukan koperasi Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi e. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar pembentukan serta rencana kerja koperasi pada masa akan datang. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi C. Pengesahan badan hukum Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut : Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan pengesahan akta pendirian secara permohonan

tertulis kepada diajukan kepada Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan melampirkan : 1. Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya bermaterai) 2. Berita acara rapat pendirian koperasi. 3. Surat undangan rapat pembentukan koperasi 4. Daftar hadir rapat. 5. Daftar alamat lengkap pendiri koperasi. 6. Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat hidup). 7. Rencana awal kegiatan usaha koperasi. 8. Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berasal dari simpanan pokok, wajib, hibah. 9. Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal sendiri minimal Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada bank pemerintah. 10. Mengisi formulir isian data koperasi. 11. Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat. b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah). c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan. d. Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar koperasi. - tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dan - tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.

e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak penerimaan permohonan pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan jawaban pengesahannya. Tetapi biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat selesai hanya dalam waktu 3 (tiga) minggu. f. Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan peraturan pelaksananya serta kegiatannya sesuai dengan tujuan, maka akte pendirian di daftar dengan nomor urut dalam Buku Daftar Umum. Kedua buah Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran tentang tanda pengesahan oleh Pejabat a.n Menteri. g. Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai tanggal sesuai berdirinya koperasi yang mempunyai badan hukum, kemudian Pejabat mengumumkan pengesahan akta pendirian di dalam Berita Negara Republik Indonesia h. Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan ART/AD Koperasi dapat diperoleh oleh pengurus koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus dilegalisir oleh Pejabat Koperasi yang bersangkutan. Biaya yang dikenakan untuk hal di atas adalah Rp. 25.000 i. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan. j. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan. k. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia pada tanggal 4 Mei 2004 dan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor : 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta Koperasi membuat perubahan dalam prosedur pendirian koperasi yaitu proses pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar, dan akta-akta lain berkaitan dengan koperasi sebagai badan hukum maka hal tersebut dilakukan dihadapan notaris. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan hukum kepada masyarakat. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang melibatkan notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada beberapa tahapan yang melibatkan notaris yaitu : Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon anggota, pejabat desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula notaris yang telah ditunjuk pendiri koperasi, yaitu notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris, berkedudukan di wilayah koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten Bandung), serta memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di

bidang perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM RI. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Notaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan isinya kepada para pendiri, anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani akta tersebut. Prosedur dan Persyaratan Pendirian Lembaga Koperasi Kemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta koperasi disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan pengesahannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Read more: http://aneka-wacana.blogspot.com/2012/06/prosedur-dan-persyaratanpendirian.html#ixzz2Q7m5KyWX

Anda mungkin juga menyukai