NIM : 041811333082
Kelas : M
Masalah etika yang terlibat dalam kasus ini yaitu mengenai peran professional. Pada
kasus tersebut Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Suherman dan Surja beserta
patner Ernst and Young (EY) Indonesia yang mengaudit laporan keuangan PT Indosat Tbk
dan terbukti terjadi kegagalan dalam melakukan tugas audit. KAP tersebut terbukti telah
gagal menyajikan bukti yang mendukung perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler
yang terdapat dalam laporan keuangan Indosat. KAP Purwanto, Suherman dan Surja
malah memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan
tersebut, padahal perhitungan dan analisisnya belum selesai. Hal itu merupakan
pelanggaran kode etik akuntan.
Dalam kasus EY dan Indosat, Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Suherman dan Surja
memberikan opini (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian terhadap PT Indoesat Tbk, namun Kantor
Akuntan Publik (KAP) Purwanto, Suherman dan Surja telah gagal menyajikan bukti yang
mendukung perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler yang terdapat dalam laporan keuangan
Indosat. Jadi, prinsip dasar yang dilanggar dalam kasus ini yaitu prinsip integritas. Prinsip
integritas menyatakan bahwa setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu, prinsip lain yang
juga dilanggar adalah prinsip perilaku profesional. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap praktisi
wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi. Dan dalam kasus ini Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto,
Suherman dan Surja mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Prosedur internal yang dilakukan oleh pihak EY pernah disebutkan oleh pihak
Manajemen. Manajemen EY dalam suatu pernyataan tertulisnya menyatakan telah
memperkuat proses pengawasan internal sejak isu ini mencuat. “Sejak kasus ini
mengemuka, kami terus melanjutkan penguatan kebijakan dan pemeriksaan audit g lobal
kami,” ungkap Manajemen EY dalam pernyataannya. Dari pernyataan tersebut dapat
dikatakan bahwa pihak EY telah melakukan prosedur internal dengan terus melanjutkan
penguatan kebijakan dan pemeriksaan audit global.
Sehubungan dengan audit 2011, Responden gagal melakukan perawatan profesional dan
skeptisisme profesional dan mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat dalam
mengevaluasi akuntansi Indosat untuk lebih dari 4.000 sewa terkait ruang, atau "slot,"
pada menara seluler. Selama audit 2011, mitra yang bertanggung jawab untuk melakukan
tinjauan peraturan lintas batas dari audit Indosat sebagaimana disyaratkan oleh standar
PCAOB menyatakan keprihatinan kepada Wirahardja dan tim keterlibatan terkait dengan
kecukupan slot menara Indosat. Sebagai tanggapan, Wirahardja dan tim perikatan
berulang kali meminta agar manajemen melengkapi analisis akuntansi sewa yang
didukung dengan baik. Namun, responden gagal mendapatkan dan mengevaluasi analisis
yang lengkap sebelum merilis laporan audit pada laporan keuangan Indosat dan ICFR 31
Desember 2011. Dan meskipun laporan audit tersebut berisi opini audit yang tidak
memenuhi syarat, Responden merilis laporan berdasarkan bukti audit yang diperoleh
sampai saat ini dan tunduk pada persyaratan bahwa manajemen memberikan analisis
akuntansi sewa slot menara yang lengkap - dan didukung dengan baik di masa
mendatang. Responden lebih lanjut memahami bahwa, tergantung pada hasil analisis itu,
penyajian kembali laporan keuangan tahun 2011 dan tahun sebelumnya mungkin
diperlukan.