Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“ PERBEDAAN TUGAS FUNGSI ANTARA BPK, BPKP DAN


INSPEKTORAT “

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pengawasan


Dosen Pengampu :EDI PRANOTO, SH.MHum.

NAMA : 1. DUKHAERIYAH(161003742013443)
2. DEWI AISYA (161003742013423)
3. VIVI MELATI (161003742013798)
FAKULTAS : FAKULTAS. HUKUM
KELAS : K.1 ( SEMESTER VII )
MATA : HUKUM PENGAWASAN
KULIAH

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 ( UNTAG )
SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah daerah dalam melaksanakan penatakelolaan keuangan

membutuhkan suatu badan pengawas daerah untuk meminimalisir

penyimpangan pengguna keuangan negara yang dilakukan pihak-pihak

tertentu. Dengan adannya pengawas ini, Pemerintah diharapkan

menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas, sehingga salah satu

tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dan clean

governance dalam penyelenggaraaan pemerintah daerah dapat terlaksana.

Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik harus didukung

dengan adanya audit sektor publik yang berkualitas, karena jika audit

sektor publik rendah, akan memberikan kelonggaran terhadap lembaga

pemerintah untuk melakukan penyimpangan penggunaan anggaran.

Menurut (Mardiasmo, 2005)terdapat tiga aspek utama yang mendukung

terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan,

pengendalian dan pemeriksaan.Pengawasan merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja

pemerintahan.Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan


oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen

dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional

untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup

besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk

penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

pengawasan yang cukup andal guna menjamin pendistribusian dana yang

merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi

penggunaan dana bisa di pertanggungjawabkan. Pengelolaan keuangan

pemerintah yang baik harus didukung audit sektor publik yang berkualitas,

karena jika kualitas audit sektor publik rendah, akan memberikan

kelonggaran terhadap lembaga pemerintah untuk melakukan

penyimpangan penggunaan anggaran. Selain itu juga mengakibatkan risiko

tuntutan hukum (legitimasi) terhadap aparatur pemerintah yang

melaksanakannya.

Auditor pemerintah terdiri dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan

Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan BUMN/BUMD,

Inspektorat Wilayah Propinsi (Itwilprop), Inspektorat Wilayah

Kabupaten/Kota (Itwilkab/Itwilkot), Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang


merupakan lembaga pemeriksa eksternal yang independen. Hasil audit

internal yang berkualitas menunjukkan pengawasan dan pengelolaan

keuangan pemerintah yang baik dan bertanggung 3 jawab.Apabila kualitas

audit internal rendah, akan memberikan kelonggaran lembaga pemerintah

untuk melakukan kesalahan dan penyimpangan penggunaan anggaran

yang mengakibatkan risiko tuntutan hukum terhadap aparat pemerintah.

Fungsi pengawasan intern dalam audit internal pemerintah dilakukan oleh

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yaitu Inspektorat. Sesuai

dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.Inspektorat merupakan unsur pengawas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, Inspektorat Provinsi,

Kabupaten/Kota mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan,

perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan (audit),

pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

(Mulyono, 2009 dalam Parasayu, 2014: 1) menjelaskan, kinerja

Inspektorat merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja

(output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang

diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari

proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik. Standar

pengukuran mengacu pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN) yang berlaku di Indonesia.Dalam standar umum kedua dalam

SPKN mengharuskan bahwa auditor harus mempertahankan sikap

independen (tidak mudah dipengaruhi), karena melaksanakan


pekerjaannya untuk kepentingan umum. Kualitas auditor dapat

dipengaruhi oleh rasa tanggungjawab (akuntabilitas) dan kompetensi yang

dimiliki oleh seorang auditor dalam menyelesaikan proses audit tersebut.

Menurut (Irahandayani, 2003 dalam 4 Ilmiyati 2012: 44) kualitas

auditor dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: berkualitas (dapat

dipertanggung jawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat dipertanggung

jawabkan). Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor,

antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas

pengauditan auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan

khusus) dan pengetahuan mengenai bidang auditing, akuntansi dan

industri klien.Pengalaman kerja seseorang dapat mempengaruhi kualitas

hasil pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat pengalaman seseorang, hasil

pekerjaan yang dihasilkan akan semakin bagus. Hal ini dapat dijadikan

rekomendasi bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh seorang

auditor akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010

dalam Sujana 2015: 3).

Pengalaman dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman auditor dalam

bidang audit berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan

keahlian diperoleh auditor dari pendidikan formalnya sehingga kualitas

audit akan semakin baik seiring bertambahnya pengalaman.

Penelitian (Satyawati, 2009 dalam Wiratama 2015: 95)

menemukan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh positif


signifikan terhadap kualitas audit. Dalam profesi auditor pengalaman akan

terus meningkat seiring semakin banyaknya yang melakukan audit serta

semakin kompleksnya transaksi keuangan perusahaan yang diaudit agar

memperluas pengetahuan 5 dibidangnya (Christiawan, 2002 dalam

Carolita 2012: 3).

Dan dapat dikatakan jika seseorang auditor yang mempunyai lama masa

kerja dan pengalaman yang dimilikinyaakan semakin baik dan meningkat

pula kualitas audit (Alim,2007 dalam Carolita 2012: 3).

Akuntan publik harus menjaga independensinya dalam memeriksa sebuah

perusahaan atau kliennya, jadi seorang akuntan publik tidak boleh

terpengaruh oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan atau klien

yang sedang dalam proses pemeriksaan yang dilakukan akuntan publik

tersebut. Sehingga para pengguna laporan keuangan tidak merasa ditipu

oleh perusahaan yang telah diperiksa oleh akuntan publik tersebut,

selanjutnya akuntan publik akan mendapatkan kepercayaan penuh oleh

masyarakat pengguna laporan keuangan yang merupakan modal penting

bagi akuntan publik dalam menjalankan tugasnya sebagai mana mestinya

jasa penjamin (Setiawan, 2011 dalam Dewi 2015: 198).

Obyektivitas merupakan bebasnya pengaruh subyektif dari

pihakpihak lain yang berkepentingan dan menyatakan pendapat apa

adanya (Pusdiklatwas, 2008).

Sukriah, dkk (2009) telah melakukan penelitian tentang pengaruh

obyektifitas terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan hasilnya


positif.Semakin tinggi tingkat obyektifitas auditor, akan semakin baik

kualitas hasil pemeriksaannya. Sunarto, 2003menyatakan bahwa integritas

dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat

yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip.

Dengan integritas yang tinggi, auditor dapat meningkatkan kualitas

hasil auditnya (Pusdiklatwas BPKP,2005). Selain memiliki integritas

seorang auditor juga harus memiliki kompetensi maupun keahlian khusus

lainnya yang dapat menunjang dalam melakukan audit. Kompetensi

tersebut terdiri dari dua sub variabel yaitu pengalaman dan pengetahuan.

Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus

senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan

pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan

yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya

pengalaman yang dimiliki (Alim, 2007 dalam Sujana 2015: 4).

Berdasarkan temuan-temuan penelitian diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian ulang, untuk mendapatkan data empiris

apakah variabel tersebut memiliki hubungan positif dan signifikan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada

pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektifitas, integritas dan

kompetensi auditor terhadap kualitas hasil audit di lingkungan Inspektorat

Daerah Kota Salatiga dan Kabupaten Boyolali serta seberapa besar

pengaruhnya terhadap kualitas hasil audit di lingkungan Pemerintah

Daerah.
B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas yang tertuang dalam Latar Belakang, dapat

diambil rumusan masalah diantaranya adalah:

1. Apa tugas fungsi dari masing – masing lembaga pengawasan antara BPK,

BPKP dan Inspektorat?

2. Apa perbedaan dari masing – masing lembaga pengawasan antara antara

BPK, BPKP dan Inspektorat jika dilihat berdasarkan fungsinya?

C. PEMBAHASAN

UU nomor 5 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan

tanggugjawab keuangan Negara menyatakan bahwa terdapat tiga jenis

pemerksaan yang dapat dilakukan oleh BPK, yaitu :

1. Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan

keuangan  pmeinta pusat dan daerah. Dalam hal ini pemerkasaan yang

dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tetang

tingkat kewajaran informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan

pemerintah.

2. Pemeriksaan kinerja, adalah emeriksaan atas peneglolaan keuangan

Negara  terdiri dari atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta

pemerksaan aspek efektivitas. Tujuan pemeriksaaini adalah untu

mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian  lembaga

perwakilan. Dan bagi pemerintah pemeriksaan kinerja dilakukan

dimaksudkan untuk kegiatan yang dibiayai dengan uang Negara maupun


keuangan daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta

memenuhi sasrannya secara efektif.

3.  Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan

dengan tujuan khusus yang tidak termasuk dalam pemeriksaan keuangan

dan pemeriksaan kinerja.      

A. Pengertian, Tugas dan fungsi dari BPK

Dalam hal ini pemeriksa keuangan atau yang disingkat dengan

BPK merupakan lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia yang dimana memiliki wewenang pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara.BPK dalam hal ini masuk dalam kategori lembaga

yang mandiri dan bebas, pernyataan ini tercantum dalam UUD 1945.

Badan Pemerksa Keuangan (BPK) adalah badan yang meemriksa

tanggung jawab tetang keuangan Negara yang dalam pelaksanaan

tugasnya bebas dan mandiri serta tidak berdiri diatas pemerintahan. BPK

merupakan lembaga tinggi Negara yang berwenang untuk mengawasi

semua kekayaan Negara yang mencakup pemerintah pusat, pemerintah

daerah, BUMN,BUMD, dan lembaga Negara lainnya. BPK berkedudukan

di Jakarta dan memiliki perwakilan di provinsi

Tugas pokok BPK yaitu mempersiapkan perumusan kebijakan

pngawasan keuangan dan pengawasan pembangunan, menyelenggarakan

pengawasan umum atas penguasaan dan pengurusan keuangan, dan

meneyediakan pengawasan pembangunan.


Badan Pemeriksa Keuangan bertugas memeriksa pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan

Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah,

dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan Negara.

Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan berdasarkan undang-undang

tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab kleuangan

negara.Badan Pemeriksa Keuangan merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri.Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, undang-

undang memberikan kebebasan dan kemandirian kepada Badan Pemeriksa

Keuangan.

Kebebasan tersebut meliputi kebebasan untuk menyusun

perencanaan dan kebebasan untuk melaksanakan dan melaporkan hasil

pemeriksaan, sedangkan kemandirian mencakup ketersediaan sumber daya

manusia, anggaran, dan sarana pendukung lainnya yang memadai.

Adapun untuk tugas pokok BPK sendiri adalah sebagai

berikut:

1) Melakukan pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan ini

mencakup keuangan pada:

- Pemerintah pusat;
- Pemerintah daerah;
- Lembaga negara lainnya;
- Bank Indonesia;
- Badan Usaha Milik Negara;
- Badan Layanan Umum;
- Badan Usaha Milik Daerah;
- Lembaga atau badan lain yang melakukan pengolahan
keuangan negara seperti Mahkamah Agung;
- Setiap lembaga yang tercantum berdasarkan undang-undang
tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara;
- Memberikan hasil pada DPR

2) Badan pemeriksa keuangan memeriksa semua pelaksanaan

APBN yaitu:

- Memeriksa tanggung jawab pada pemerintah yang mengenai


keuangan Negara;
- Melakukan pemeriksaan terhadap semua pelaksanaan APBN;
- Pelaksanaan pemerintah yang dilakukan berdasarkan
ketentuan-ketentuan UU;
- Hasil pemeriksaan BPK diberitahukan kepada DPR, DPD
dan DPRD;

Meleporkan unsur pidana yang ditemukan, BPK bertugas

untuk melakukan pelaporan kepada instansi yang berwenang,

yang disesuaikan dengan ketentuan paraturan perundang-

undanga paling lama 1 “satu” bulan sejak diketahui adanya

unsur pidana tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk

dijadikan dasar penyidikan oleh pejabat penyidik yang

berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


Adapun Fungi dan Wewenang BPK antara lain adalah

sebagai berikut:

Menurut Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, menyimpulkan

tugas pokok BPK menjadi 3 macam fungsi yaitu:

- Fungsi operatif merupakan pemeriksaan, pengawasan dan


penyelidikan atas penguasaan, pengurusan dan pengelolaan
kekayaan Negara;
- Fungsi yudikatif yakni kewenangan menuntut
perbendaharaan dan tuntutan gantu rugi terhadap
bendaharawan dan pegawai negeri bukan bendahara yang
karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya sehingga merugikan keuangan negara;
- Fungsi rekomendatif yakni memberikan pertimbangan
kepada pemerintah mengenai pengurusan dan pengelolaan
keuangan Negara.

Badan pemeriksaan keuangan Indonesia memiliki


wewenang BPK yang berlaku, sebagian besarnya ialah
sebagai berikut:

- Meminta, memeriksa, meneliti pertanggung jawaban atas


penguasaan dan pengurusan keuangan negara serta
mengusahakan keserahgaman baik dalam tata cara
pemeriksaan dan pengawasan maupun dalam penatausahaan
keuangan Negara;
- Mengadakan dan menetapkan tututan perbendaharaan dan
tuntutan gantu rugi.;
- Dan melakukan penelitian penganalisisan terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan.
Dalam melaksanakan tugasnya BPK berwenang yaitu:

- Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan


melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan metode
pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan;
- Meminta keterangan dan dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, lembaga negara lainnya, bank Indonesia, badan usaha
milik negara, badan layanan umum, badan usaha milik
daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan Negara;
- Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan
barang milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan,
pembukuan dan tata usaha keuangan negara serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggung jawaban dan daftar
lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
Negara;
- Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK;
- Menetapkanm standar pemeriksaan keuangan negara setelah
konsultasi dengan pemerintah pusat/pemerintah daerah yang
wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara;
- Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara;
- Menggunakan tenaga ahli dan tenaga pemeriksa di luar BPK
yang bekerja untuk dan atas nama BPK;
- Membina jabatan fungsional pemeriksa;
- Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintah
dan memberi pertimbangan atas rancangan sistem
pengendalian intern pemerintah pusat/pemerintah daerah
sebelum ditetapkan oleh pemerintah pusat/pemerintah daerah

B. Pengertian, Tugas dan fungsi dari BPKP

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, atau yang

disingkat BPKP, adalah Lembaga pemerintah nonkementerianIndonesia

yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan

dan pembangunan yang berupa Audit, Konsultasi, Asistensi, Evaluasi,

Pemberantasan KKN serta Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Hasil pengawasan keuangan dan pembangunan dilaporkan kepada

Presiden selaku kepala pemerintahan sebagai bahan pertimbangan untuk

menetapkan kebijakan-kebijakan dalam menjalankan pemerintahan dan

memenuhi kewajiban akuntabilitasnya.Hasil pengawasan BPKP juga

diperlukan oleh para penyelenggara pemerintahan lainnya termasuk

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam pencapaian dan

peningkatan kinerja instansi yang dipimpinnya.

Dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983

tanggal 30 Mei 1983, DJPKN ditransformasikan menjadi BPKP, sebuah

lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Salah satu pertimbangan

dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang BPKP

adalah diperlukannya badan atau lembaga pengawasan yang dapat


melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami kemungkinan

hambatan dari unit organisasi pemerintah yang menjadi obyek

pemeriksaannya. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tersebut

menunjukkan bahwa Pemerintah telah meletakkan struktur organisasi

BPKP sesuai dengan proporsinya dalam konstelasi lembaga-lembaga

Pemerintah yang ada.BPKP dengan kedudukan yang terlepas dari semua

departemen atau lembaga diatur agar dapat melaksanakan fungsinya secara

lebih baik dan obyektif.

Tahun 2001 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No 64 tahun 2005. Dalam

Pasal 52 disebutkan BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BPKP menegaskan tugas pokoknya pada pengembangan fungsi

preventif.Hasil pengawasan preventif (pencegahan) dijadikan model

sistem manajemen dalam rangka kegiatan yang bersifat pre-emptive.

Apabila setelah hasil pengawasan preventif dianalisis terdapat indikasi

perlunya audit yang mendalam, dilakukan pengawasan represif non

justisia. Pengawasan represif non justisia digunakan sebagai dasar untuk

membangun sistem manajemen pemerintah yang lebih baik untuk

mencegah moral hazard atau potensi penyimpangan (fraud). Tugas


perbantuan kepada penyidik POLRI, Kejaksaan dan KPK sebagai amanah

untuk menuntaskan penanganan TPK guna memberikan efek deterrent

represif justisia, sehingga juga sebagai fungsi pengawalan atas kerugian

keuangan negara untuk dapat mengoptimalkan pengembalian keuangan

negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP didukung oleh peraturan

sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Internal Pemerintah;
2. Peraturan Presiden No. 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan;
3. Keputusan Presiden RI No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2005;
4. Instruksi Presiden No.4 Tahun 2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara;
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas
Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi
Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan
Rakyat;

BPKP melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan


keuangan dan pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan
dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi
tersebut, BPKP mempunyai kewenangan antara lain:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;


2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro;
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah
yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan
supervisi di bidangnya;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku seperti memasuki semua kantor, bengkel,
gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan, dan sebagainya;
meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan,
surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei
laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan
dalam pengawasan; pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang
persediaan dan lain-lain; meminta keterangan tentang tindak lanjut
hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil
pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan
lainnya.
C. Pengertian, Tugas dan Fungsi dari INSPEKTORAT

Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga


Pengawasan Pembangunan, baik pengawasan Internal maupun Eksternal.
Untuk tingkat kementrian kita kenal adanya Irjen (Inspektoratral Jendral),
sebagai pengawas internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK
dan BPKP. Sedang di Pemerintah Provinsi dan Kabupaten pengawasan
internal dilakukan oleh Inspektorat  Daerah  yang merupakan unsur
pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat Daerah
dipimpin oleh Inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab langsung kepada Gubernur atau Bupati dan secara teknis
administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah,  diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atau Bupati sesuai ketentuan/peraturan
perundang-undangan.
Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program
pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan,
pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan,
pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di
bidang pengawasan. Untuk menyelenggarakan fungsi, Inspektorat
mempunyai tugas :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintahan;
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
perekonomian;
3. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan
sosial;
4. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan
asset; dan
5. melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal
PemerintahDaerah memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik
ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian
visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi
dasar manajemen, ia mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi
perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi,
misi dan program-program pemerintah, Inspektorat daerah menjadi pilar
yang bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan 
program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam


organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak (Kepala Daerah) telah dipatuhi dan berjalan sesuai
dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya pemeliharaan terhadap
kekayaan daerah, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur dan
kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
Unit/Satuan Kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi
Pemerintah Daerah. Dari penjelasan itu dapat dikatakan bahwa Inspektorat
Daerah sebagai pengawas internal memiliki karakteristik yang spesifik,
dan ia memiliki ciri antara lain adalah:
1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi
quality assurance;
2. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala
Daerah) dalam organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan;
3. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat
menggunakan prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur
yang jelas;
4. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang
proses kegiatan berlangsung;
5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan
dan dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kepala Daerah, ia tidak berwenang untuk menghakimi apalagi
menindak.

Pasal 537
1. Inspektorat Utama adalah unsur pembantu Kepala dalam
penyelenggaraan pengawasan di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
2. Inspektorat Utama dipimpin oleh seorang Inspektur Utama.

Pasal 538

Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Pasal 539

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 538,


Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:
1. pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan administrasi
umum dan keuangan di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi kelembagaan di lingkungan Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. pelaporan hasil pengawasan dan pemeriksaan, serta pemberian usulan
tindak lanjut temuan pengawasan dan pemeriksaan;
4. pemantauan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan
pemeriksaan;
5. pengembangan dan penyempurnaan sistem pengawasan.
D. Perbedaan Antara BPK, BPKP dan Inspektorat Berdasarkan Tugas,
Wewenang, Dan Fungsinya

1. Tugas, Wewenang, dan Fungsi BPK

Tugas BPK

Tugas dan fungsi utama BPK adalah memeriksa pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan Negara yang di lakukan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum,
Badan Usaha Milik Daerah, dan Lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan Negara. Dengan begitu tugas dan fungsi BPK
sangatlah besar dan ruang lingkupnya begitu luas.

Wewenang BPK

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPK, ada beberapa


wewenang yang dapat di lakukan lembaga tersebut, yaitu :

 Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan


melaksanakan pemeriksaan, menentukan waktu dan metode
pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan;

 Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib


diberikan oleh setiap orang atau unit organisasi Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lemnbaga atau
badan lain yang mengelola keuangan Negara;

 Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan


barang milik Negara, di tempat pelaksanaan kegiatan,
pembukuan dan tata usaha keuangan Negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan
daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
Negara;

 Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai


pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara yang
wajib di sampaikan kepada BPK;
 Menetapkan standar pemeriksaan keuangan Negara setelah
koinsultasi dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah
yang wajib di gunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara;

 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan Negara;

 Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar


BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK;

 Membina jabatan fungsional Pemeriksa;

 Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi


Pemerintahan;dan

 Memberi pertimbangan atas rancangan system


pengendalian Intern Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
sebelum di tetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah

Fungsi BPK

Fungsi BPK secara umum adalah untuk memeriksa dan mengawasi


pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara.
BPK memiliki Fungsi yang mirip seperti auditor,dimana BPK
memiliki fungsi yang sangat penting dalam melakukan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
Negara.
BPK juga memiliki fungsi lainnya, yaitu melakukan proses
pengawasan terhadap pengelolaan dan tanggungjawab tentang
keuangan Negara. Setiap pengelolaan dan penggunaan dari uang
Negara wajib di awasi oleh lembaga keuangan Negara yang satu
ini.Peran BPK sangat penting untuk Republik Indonesia karena
bersangkutan dengan keuangan Negara.

2. Tugas, Wewenang, dan Fungsi BPKP

Tugas BPKP

Tugas BPKP adalah untuk melaksanakan pengawan keuangan dan


pembangunan serta penyelenggaraan akuntanbilitas di daerah
sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Fungsi BPKP

 Menyiapkan rencana dan program kerja pengawan

 Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran dan belanja


daerah penguasaan barang milik/kekayaan Negara

 Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan


dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan
Pemerintah Daerah atas permintaan daerah

 Pengawasan terhadap penyelenggara tugas Pemerintah


yang bersifat strategis dan/atau lintas departemen, lembaga,
atau wilayah

 Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntanbilitas


kinerja instansi Pemerintah Pusat daerah

 Evaluasi atas laporan akuntanbilitas kinerja instani


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

 Pemeriksaan terhadap BUMN, Pertamina, cabang usaha


Pertamina, kontarktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama,
badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
Pemerintah, pinjaman, atau bantuan luar negeri yang di
terima oleh Pemerintah Pusat, dan Badan Usaha Milik
Daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan Perpu yang berlaku

 Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporite Governace


dan laporan akuntanbilitas kinerja pada badan sah milik
Negara Pertamina, dan badan usaha lain yang mempunyai
kepentingan dengan Pemerintah yang sesuai dengan Perpu
yang berlaku

 Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang


merugikan Negara

 Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hassil


pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan
 Pelaksanaan administrasi perwakilan BPKP badan
pengawasan keuangan dan pembangunan memiliki
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

 Audit

1. Anggaran pendapatan dan belanja daerah


(APBN)
2. Laporan keuangan dan kinerja BUMN/BUMD
3. Pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri
4. KUT dan KKP
5. Peningkatan penerimaan Negara, termasuk
Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP
6. Data off balance Sheet BUMN maupun yayasan
yang terkait
7. Dana balance budget department LPND
8. Audit khusus, audit lanjutan atas temuan-temuan
pemeriksaan

Kewenangan BPKP

 Penyusunan rencana nasional secara makro di


bidangnya

 Perumusan kebijakan di bidangnya untuk


mendukung pembangunan secara makro

 Penetapan system informasi di bidangnya

 Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan


otonomi daerah yang meliputi pemberian, pedoman,
bimbingan pelatihan, arahan, dan supervise di
bidangnya

 Penetapan persyaratan akreditasi lembaga


pendidikan dan sertifikasi tenaga professional atau
ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya

 Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan perpu


yang berlaku

3. Tugas, dan Fungsi Inspektorat

Tugas Inspektorat
Inspektorat daerah merupakan unsur pengawas penyelenggara
Pemerintah Daerah, dipimpin oleh inspektur yang dalam
menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Gubernur untuk
Provinsi atau Bupati Walikota untuk Kabupaten/Kota melalui
Sekretaris Daerah.Tugasnya membantu Gubernur/Bupati/Walikota
dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh
Perangkat Daerah.

Fungsi Inspektorat

 Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasam dan


fasilitas pengawasan

 Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan


keuangan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lainnya

 Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas


penugasan dari Gubernur/Bupati/Walikota

 Penyusunan laporan hasil pengawasan

 Pelaksanaan administrasi inspektorat daerah


Provinsi/Kabupaten/Kota

 Pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh


Gubernur/Bupati/Walikota terkait dengan tugas dan
fungsiny

E. PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpul;an bahwa:

- Tugas BPK yakni mempersiapkan perumusan kebijakan


pngawasan keuangan dan pengawasan pembangunan,
menyelenggarakan pengawasan umum atas penguasaan dan
pengurusan keuangan, dan meneyediakan pengawasan
pembangunan.
- Tugas BPKP yakni melaksanakan pengawan keuangan dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntanbilitas di daerah
sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

- Tugas INSPEKTORAT yakni merupakan unsur pengawas


penyelenggara Pemerintah Daerah, dipimpin oleh inspektur yang
dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Gubernur
untuk Provinsi atau Bupati Walikota untuk Kabupaten/Kota
melalui Sekretaris Daerah.Tugasnya membantu
Gubernur/Bupati/Walikota dalam membina dan mengawasi
pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.

- Fungsi BPK :
- untuk memeriksa dan mengawasi pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan Negara.
- BPK memiliki Fungsi yang mirip seperti auditor,dimana BPK
memiliki fungsi yang sangat penting dalam melakukan
pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara.

- Fungsi BPKP :
- Menyiapkan rencana dan program kerja pengawan.

- Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran dan belanja daerah


penguasaan barang milik/kekayaan Negara.

- Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan


belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan
Pemerintah Daerah atas permintaan daerah.

- Pengawasan terhadap penyelenggara tugas Pemerintah yang


bersifat strategis dan/atau lintas departemen, lembaga, atau
wilayah.

- Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntanbilitas kinerja


instansi Pemerintah Pusat daerah.
- Evaluasi atas laporan akuntanbilitas kinerja instani Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.

- Fungsi Inspektorat:
- Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasam dan fasilitas
pengawasan.

- Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan


melalui audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya.

- Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan


dari Gubernur/Bupati/Walikota.

- Penyusunan laporan hasil pengawasan.

- Pelaksanaan administrasi inspektorat daerah


Provinsi/Kabupaten/Kota.

Berdasarkan ketiga penjelasan tengtangt Tugas dan fungsi masing-


masing Badan Pengawas dapat ditemukaN perbedaan dari masing-
masing Badan Pengawas menurut wewenang atau fungsinya yakni:

BPK :

 Menyatakan opini audit keuangan Pemerintah;


 Menetapkan kerugian Negara;
 Penyelesaian kerugian Negara

BPKP
 Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko
 Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola Instansi
Pemerintah.
 Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, efisiensi, dan
efektivitas.
INSPEKTORAT
 Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko
 Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola Instansi
Pemerintah.
 Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, efisiensi, dan
efektivitas
b. Saran

Kita sebagai warga Negara Indonesia yang taat hukum menekankan


antara lembaga penegak hukum dan pengawas di pemerintahan untuk
lebih bisa bekerja sama dan bersinergi satu sama lain agar tercipta
pemerintahan yang baik / good governance dan supaya memperoleh
kepercayaan rakyat yang maksimal.

Prinsip-prinsip good governance antara lain :

 Partisipasi

 Penegakkan Hukum

 Transparansi

 Responsif

 Orientasi Kesepakatan

 Keadilan Efektivitas dan Efisiensi

 Akuntanbilitas

 Visi Strategis

F. DAFTAR PUSTAKA

Sumber elektronik dan lainnya:

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengawasan_Keuangan_dan_Pemban
gunan.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-bpk/

https://hot.liputan6.com/read/4063631/tugas-dan-fungsi-bpk-yang-perlu-
diketahui-tanggung-jawab-soal-keuangan-negara
Buku :

Edi Pranoto., Hukum Prngawasan, Semarang : Fakultas Hukum


UNTAG, 2019.

Anda mungkin juga menyukai