Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA

Nama Mahasiswa : Yessy Ramadhanisa Putri


Nomor Pokok : 3019215025
Nomor Urut :-
Kelas : REGSUS
Mata Ujian : Hukum Perikatan
Nama Dosen : M. Rizky Aldila, S.H., M.H.
Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Januari 2021
Semester : Gasal 2020/2021

1. Didalam pengaturan benda dikenal hak kebendaan, jelaskan disertai contoh serta dasar
hukumnya!
Jawab :
Hak Kebendaan (Pasal 574 KUHPer) adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan
langsung atas suatu benda, yang dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, hak kebendaan dibedakan menjadi dua, yaitu hak
kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, hipotek, hak tanggungan, fidusia), dan hak
kebendaan yang memberikan kenikmatan (hak milik, bezit).

2. Jelaskan pengertian perikatan dalam hukum perdata, bagaimana hukum perdata mengatur
perihal sumber perikatan?
Jawab :
Pengertian perikatan adalah suatu hubungan dalam lapangan harta kekayaan antara
dua orang atau lebih dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain
berkewajiban atas sesuatu.
Hukum perdata mengatur perihal sumber perikatan dengan mengatur hak dan
kewajiban timbal balik antara orang dan orang, orang dengan badan hukum, bandan hukum
dengan badan hukum.

3. Jelaskan azas-azas hukum perjanjian yang terdapat pada Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata!
Jawab :
• Asas kebebasan berkontrak: Asas ini memiliki pengertian bahwa setiap orang
dapat secara bebas membuat atau terikat dalam suatu perjanjian dan bebas
menyepakati apa saja sepanjang itu tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan
dan kepentingan umum. (pasal 1320 KUH Perdata)
• Asas Pacta Sunt Servanda: Asas ini juga dikenal dengan istilah asas kepasatian
hukum. bahwa para pihak yang membuat perjanjian terikat untuk melaksanakan isi
perjanjian tersebut sebagaimana keterikatannya untuk melaksanakan perintah undang
– undang. (pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata)
• Asas Konsensualisme atau Kesepakatan: Kesepakatan atau kesamaan kehendak
dari para pihak merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi untuk menjamin
keabsahan suatu perjanjian. (pasal 1320 KUH Perdata)
• Asas Kepribadian (Personality): bahwa sebuah perjanjian hanya mengikat para
pihak secara personal dan tidak mengikat pihak lain yang tidak memberikan
kesepakatannya. (pada pasal 1315 KUH Perdata dan pasal 1340)
• Asas Iktikad Baik (geode trouw/good faith): Makna iktikat baik pada asas ini
adalah para pihak harus jujur dan saling percaya serta tidak ada niat untuk menipu
pihak lainnya sehubungan perjanjian yang mereka sepakati. (pasal 1338 ayat (3)
KUH Perdata)

4. Bagaimana syarat sah perjanjian yang diatur oleh KUHPerdata? Jelaskan pengertian syarat
formil dan materill dari perjanjian serta bagaimana akibat hukumnya jika hal tersebut tidak
terpenuhi?
Jawab :
a. Syarat sah perjanjian (Pasal 1320 KUHPer):
• Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
Para pihak yang membuat perjanjian harus sepakat atau setuju mengenai hal-hal
pokok atau materi yang diperjanjikan, dimana kesepakatan itu harus dicapai dengan
tanpa ada paksaan, penipuan atau kekhilafan (Pasal 1321 KUH Perdata).
• Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
Pasal 1330 KUHper sudah mengatur pihak-pihak mana saja yang boleh atau
dianggap cakap untuk membuat perjanjian, yakni Orang yang belum dewasa, Orang
yang ditaruh dibawah pengampuan (seperti cacat, gila, boros, telah dinyatakan pailit
oleh pengadilan, dsb), dan Seorang istri. (Namun, berdasarkan Surat Edaran
Mahkamah Agung No. 3 tahun 1963, seorang isteri sekarang sudah dianggap cakap
untuk melakukan perbuatan hukum)
• Suatu hal tertentu.
Dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan (objek perikatannnya) harus
jelas. Setidaknya jenis barangnya itu harus ada (Pasal 1333 ayat 1)
• Suatu sebab yang halal.
berarti tidak boleh memperjanjikan sesuatu yang dilarang undang-undang atau
yang bertentangan dengan hukum, nilai-nilai kesopanan ataupun ketertiban umum
(Pasal 1337 KUH Perdata).
b. Syarat formil dan materill dari perjanjian :
Syarat sepakat dan cakap merupakan syarat subjektif (Formil), karena mengenai orang-
orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian artinya bila tdk terpenuhi maka
perjanjian dapat dibatalkan.
Sedangkan syarat hal tertentu dan sebab yang halal, merupakan syarat objektif
(Materill), karena mengenai perjanjiannya atau obyek dari perbuatan hukum yang
dilakukan, artinya jika syarat ini tidak terpenuhi maka perjanjian Batal Demi Hukum.
c. Akibat hukumnya jika hal tersebut tidak terpenuhi :
• Voidable: jika syarat pertama dan kedua, atau salah satunya tidak terpenuhi, maka
salah satu pihak dapat memintakan kebatalan atas perjanjian itu melalui pengadilan.
Selama tidak dibatalkan oleh hakim, maka perjanjian itu masih tetap dianggap sah
dan mengikat kedua belah pihak.
• Null and Void; jika syarat ketiga dan keempat, atau salah satunya tidak terpenuhi,
maka perjanjian itu batal demi hukum. Yang berarti perjanjian itu dianggap tidak
pernah ada.

5. Dalam pelaksanaan perjanjian dikenal dengan prestasi dan wanprestasi, jelaskan yang
dimaksud dengan wanprestasi serta jenis-jenisnya!
Jawab :
Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana
yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur. (Pasal 1243
KUHPer). Wanprestasi atau tidak dipenuhinnya janji dapat terjadi baik karena disengaja
maupun tidak disengaja.
Macam-macam wanprestasi:
• Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
• Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tiodak sebagaimana yang di perjanjikan
• Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
• Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

6. Sebutkan penyebab hapusnya perikatan, Jelaskan 5 saja penyebab hapusnya perikatan


tersebut.
Jawab :
Menurut KUHPer Pasal 1381 menyebutkan beberapa penyebab hapusnya perikatan:
• Pembayaran: Berakhirnya kontrak karena pembayaran dijabarkan lebih lanjut
dalam Pasal 1382 BW sampai dengan Pasal 1403 BW. Pengertian pembayaran dapat
ditinjau secara sempit dan secara yuridis tekhnis. Pembayaran dalam arti sempit
adalah pelunasan utang oleh debitur kepada kreditur, pembayaran seperti ini
dilakukan dalam bentuk uang atau barang. Sedangkan pengertian pembayaran dalam
arti yuridis tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk jasa seperti jasa
dokter, tukang bedah, jasa tukang cukur atau guru privat.
• Konsignasi: Konsignasi terjadi apabila seorang kreditur menolak pembayaran yang
dilakukan oleh debitur, debitur dapat melakukan penawaran pembayaran tunai atas
utangnya, dan jika kreditur masih menolak, debitur dapat menitipkan uang atau
barangnya di pengadilan.
• Kompensasi: Kompensasi atau perjumpaan utang diatur dalam Pasal 1425 BW s/d
Pasal 1435 BW. Yang dimaksud dengan kompensasi adalah penghapusan masing-
masing utang dengan jalan saling memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih
antara kreditur dan debitur (vide: Pasal 1425 BW).
• Konfusio: Konfusio atau percampuran utang diatur dalam Pasal 1436 BW s/d Pasal
1437 BW. Konfusio adalah percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang
dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (vide: Pasal 1436). Misalnya si
debitur dalam suatu testamen ditunjuk sebagai waris tunggal oleh krediturnya, atau
sidebitur kawin dengan krediturnya dalam suatu persatuan harta kawin.
• Novasi: Novasi diatur dalam Pasal 1413 Bw s/d 1424 BW. Novasi adalah sebuah
persetujuan, dimana suatu perikatan telah dibatalkan dan sekaligus suatu perikatan
lain harus dihidupkan, yang ditempatkan di tempat yang asli.

Anda mungkin juga menyukai