Dalam hal keuangan pemerintah daerah, Ihyaul Ulum MD (2004) menulis bahwa
entitas pelaporan dan entitas akuntansinya adalah:
a. Pemerintah Derah secara keseluruhan sebagai entitas pelaporan
b. DPRD, Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota, Dinas-dinas pada pemerintah
Propinsi/Kabupaten/Kota, Lembaga Teknis pada Pemerintah Propinsi/
Kabupaten/Kota sebagai entitas akuntansi.
Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah karena dinas
merupakan unit kerja pemerintah daerah yang paling mendekati gambaran
suatu fungsi pemerintah daerah. Padahal, pengukuran kinerja akan lebih tepat
jika dilakukan atas suatu fungsi.
2. Landasan Hukum
Landasan hukum dari penyusunan APBD tercantum dalam:
a. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
b. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah.
3. Tujuan
Tujuan penyusunan APBD adalah
a. membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah daerah;
b. membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa publik melalui proses pemrioritasan;
c. memungkinkan pemerintah daerah untuk memenuhi prioritas belanja;
Desentralisasi
Perusahaan yang terdesentralisasi di Negara asal sering memberlakukan pengawasan
yang lebih ketat pada divisi asing, paling tidak hingga mereka mendapat pengalaman yang
lebih banyak tentang operasional mereka di luar negri. Desentralisasi menawarkan
keunggulan-keunggulan bagi divisi divisi di Negara asal, dan keunggulan bagi divisi asing.
Persaingan dalam memperebutkan pasar pembeli, dibuka seluas-luasnya. Kompetisi benarbenar tidak ditahan-tahan lagi oleh pemerintah negara setempat. Dengan sendirinya,
pertumbuhan ekonomi adalah suatu keniscayaan. Akan tetapi, hasil akhirnya adalah, siapa
yang memiliki modal dan sumber daya besar, hampir dapat dipastikan memenangi pasar.
Kalau sudah seperti ini, akan ada sebagian konsumen/pembeli yang bisa jadi justru tidak
terlayani oleh produsen/pedagang yang mencoba mengekspansi besar-besaran
perusahaannya. Dan sebagian konsumen/pembeli tersebut tidak dilindungi oleh pemerintah.
Desentralisasi yang dianggap sebagai jalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi telah
menarik perhatian dari banyak ahli, antara lain dikemukakan oleh Tiebout, Oates, Tresch,
Breton, Weingast, dan sebagaimana dikutip oleh Litvack et al dalam Sidik (2002) yang
mengatakan bahwa pelayanan publik yang paling efisien seharusnya diselenggarakan oleh
wilayah yang memiliki kontrol geografis yang paling minimum. Desentralisasi adalah paket
delegasi kewenangan pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Alasanalasan untuk melakukan desentralisasi adalah sebagai berikut: Mengumpulkan Dan
Menggunakan Informasi Lokal Kualitas keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
tersedia.sejalan dengan pertumbuhan pertumbuhan persahaan dan penambahan operasi
dipasar dan area yang berbeda , manajer pusat mungkin tidak memahami kondisi local.
Memfokuskan Manajemen Pusat Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan
operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan
strategis. Melatih Dan Memotivasi Para Manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer
yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang yang lebih tinggi yang keluar untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Meningkatkan Daya Saing Pada perusahaan
yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan dapat menutupi ketidakefisienan
yang terjadi diberbagai divisinya.
Akuntansi
Pemerintahan
(SAP)
adalah
prinsip-prinsip
transparansi
dan
akuntabilitas
penyelenggaraan
akuntansi
untuk
menjelaskan
lebih
lanjut
topik
tertentu
guna
untuk
mengatasi
masalah
teknis
akuntansi
dengan
menjelaskan
secara
teknis
penerapan
PSAP
atau
IPSAP.
Nomor
17
Tahun
2003
tentang
Keuangan
Negara
tentang
Perbendaharan
Negara
kembali
mengamanatkan
komite
yang
bertugas
menyusun
standar
akuntansi
Penetapan SAP
Sebelum dan setelah dilakukan publik hearing, Standar dibahas
bersama dengan Tim Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK.
Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan masukan-masukan KSAP
melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta pertimbangan
kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum
diterima oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres.
Suhubungan dengan hal tersebut, melalui Keputusan Presiden Nomor 84
Tahun 2004 dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite ini
segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah
diajukan kepada BPK agar pada awal tahun 2005 dapat segera ditetapkan.
1.
2.
Nomor
24
Tahun
2005
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Pada tahun 2010 diterbitkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No. 24 Tahun 2005
dinyatakan
tidak
berlaku
lagi.
PP
No.
71
Tahun
2010
mengatur
menerapkan
SAP
Berbasis
Akrual,
yaitu
SAP
yang
dalam
bentuk
PSAP
dan
dilengkapi
dengan
Kerangka
kas,
serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih
lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada
pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan
lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap
pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Pemerintah
Nomor
24
Tahun
2005. Undang-