DISUSUN OLEH :
MUHAMAD IRHAM SEPTRIA
DEA SEPTIANI
NUR AFLAH SARDILLAH
ADILLAH UTAMI
MATA KULIAH :
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
BAB I
1. Reformasi akuntansi pemerintahan daerah di indonesia
Reformasi akuntansi pemerintahan daerah Indonesia saat ini telah membawa
harapan akan terciptanya good governance yang terbebas dari tindakan korupsi,
kolusi, dan nepotisme, hal itu dapat terbentuk dengan penciptaan sistem
pemerintahan yang lebih berimbang di antara eksekutif, judikatif, dan legislatif.
Partisipasi itu diharapkan menjadi pedoman akan akuntabilitas publik dan
otonomi daerah. Kita dapat melihat beberapa perubahan yang terkait penerapan
akuntansi yang berlaku saat ini, seperti halnya perubahan akuntansi berbasis kas
menuju akrual menjadi penerapan akuntansi berbasis akrual, hal ini telah diatur
dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 tentang standar Akuntansi
Pemerintahan, regulasi yang mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005
ini
menyatakan
bahwa
akuntansi
berbasis
akrual
diberlakukan
hukum
bagi
maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak
menimbulkan berbagai kendala sehingga tidak mendukung terwujudnya good
governance dalam penyelenggaraan pemerintahan (Simanjuntak, 2012).
Sebelum era reformasi pengelolaan keuangan negara sistem pencatatan pada
akuntansi di sektor pemerintahan masih menggunakan single entry. Pada
sistem pencatatan ini, menurut Abdul Halim (2004) dalam Abdul Hafiz
Tanjung (2008), pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu
kali, transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi
penerimaan dan transaksi ekonomi yang berakibat berkurangnya kas akan
dicatat pada sisi pengeluaran.
Akibat dari sistem pencatatan ini, pemerintah tidak memiliki catatan mengenai
aktiva tetap, piutang , utang dan ekuitas dari suatu entitasnya. Sehingga
pemerintah tidak pernah menampilkan neraca sebagai bentuk laporan
keuangan yang umumnya dikenal yang dapat menggambarkan posisi
keuangan pemerintah. Hal ini disebabkan juga karena basis akuntansi yang
digunakan selama ini adalah basis kas. Menurut Indra Bastian (2006) basis kas
hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Rekening keuangan akhir
akan dirangkum dalam buku kas, sehingga laporan keuangan tidak bisa
dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban. Namun dalam
perkembangannya sistem pencatatan akuntansi dari basis kas berubah menjadi
akuntansi berbasis kas menuju akrual.
3. Akuntansi pemerintahan daerah pada masa 2000 2005
3.1 Dasar hukum dan praktek akuntansi
Pada era ini reformasi keuangan daerah mulai dilaksanakan setelah di
berlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999. Sebagai
upaya konkret, pemerintah mengeluarkan PP No. 105 Tahun 2000 tentang
pengeloaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah dan PP No. 108 Tahun
2000 tentang pertanggungjawaban kepala daerah dalam pengelolaan keuangan
daerah. Sementara itu dikeluarkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan
PP No. 105 Tahun 2000, serta untuk secara bertahap mengganti model tata
buku sebagaimana dalam manual administrasi keuangan daerah menjadi
lingkungan
berpengaruh
pada
keuangan
pemerintah,
tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71
tahun 2010).
SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan
pemerintah pusat/ daerah, jika menurut peraturan perundang undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan (PP No.71
Tahun 2010).
SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi
dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP dan Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual
dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun
2010.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam
Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan
memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010.
BAB II
Entitas Akuntansi Pemerintahan dan Entitas Pelaporan
Daerah
(LKPD),
dalam
rangka
transparansi
dan
akuntabilitas
(PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif. Selain itu, SAP juga
dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
PSAP dapat dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (IPSAP) atau Buletin Teknis SAP. IPSAP dan Buletin Teknis SAP
disusun dan diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan
diberitahukan kepada Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Rancangan
IPSAP disampaikan kepada BPK paling lambat empat belas hari kerja sebelum IPSAP
diterbitkan. IPSAP dimaksudkan untuk menjelaskan lebih lanjut topik tertentu guna
menghindari salah tafsir pengguna PSAP. Sedangkan Buletin Teknis SAP
dimaksudkan untuk mengatasi masalah teknis akuntansi dengan menjelaskan secara
teknispenerapanPSAPatauIPSAP.
2.
Berbasis
Akrual dilaksanakan
secara
bertahap
dari
penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis
Akrual.
SAP
Berbasis
Kas
Menuju
Akrual
yaitu
SAP
yang
kas,
serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai
penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Penerapan SAP Berbasis Akrual secara
bertahap dilakukan dengan memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup
laporan.
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi
dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Sebelumnya, SAP Berbasis Kas Menuju Akrual digunakan dalam SAP
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran
berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan
paling lambat lima tahun. Karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.