Isu tentang pentingnya timing dalam pengakuan / recognition suatu transaksi atau
peristiwa ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan sstem akrual, sehingga
lebih membantu dalam meningkatan akuntabilitas pengambilan keputusan. Angka-angka
akuntansi berdasarkan sistem akrual dianggap lebih informatif, membawa implikasi yang
signifikan untuk pimpinan daerah dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
Oleh karena itu untuk dapat memenuhi akuntansi yang sesuai dengan peraturan yang ada
dibutuhkan para akuntan yang paham betul bukan saja tentang akuntansi melainkan juga
memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Para akuntan tersebut
tidak hanya di butuhkan sebagai pelaksana pengelolaan keuangan negara/daerah saja, melainkan
juga sebagai pengawas pelaksanaan pengelolaan keuangan negara/daerah, seperti akuntan di
Badan Pengawas Keuangan (BPK), BPKP, Inspektorat Jenderal, dll. Oleh karenanya kompetensi
dan ketrampilan para akuntan di sektor pemerintahan juga harus selalu ditingkatkan dan
diupgrade dengan perkembangan regulasi yang ada.
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna
laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang digunakan
untuk mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah di
tetapkan., sistem akuntasi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern atas
penerimaan dan pengeluaran dana publik.
Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk memberikan jaminan dalam aspek
konsistensi pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan
menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang
disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan.
Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi biasa. Karena,
akuntansi biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat yang ada di sektor
publik. Ikatan (PSAK). Standar ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi nirlaba.
Namun, standar ini belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun
organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karena itu pemerintah mencoba menyusun suatu Sandar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara Internasional. Organisasi yang
merancang standar ini adalah International Federation of Accountants (IFAC). Mereka membuat
suatu standar akuntansi sektor publik yang disebut Internation Public Sector Accounting
Standars (IPSAS)-Standar Internatsional Akuntansi Sektor Publik. Standar ini menjadi pedoman
bagi perancangan standar akuntansi pemerintahan di setiap Negara di dunia.
Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan masalah yang
serius bagi praktek akuntansi, profesi akuntan, dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namun dapat juga
merugikan bagi pihak lain. Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan keseragaman
standar akuntansi dapat diterima pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi
pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.
Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan standar akuntansi, antara lain :
1. Standar memberikan pedoman tentang infoprmasi yang harus disajikan dalam laporan
posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna
informasi.
2. Standar membrikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan
pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan
integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan
kewajaran.
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan
dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkann dalam bidang perpajakan,
regulasi ekonomi dan peningkatan efesiensi ekonomi serta tujuan sosial lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, pedoman akuntansi ini disusun dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Menyediakan organisasi sector public suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat
diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sector public yang berlaku
dewasa ini
Secara umum terdapat 4 ragam standar yang mengatur organisasi sector public yaitu:
1) Standar Nomenklatur
Sementara itu, standar akuntansi biaya merupakan dasar pengukuran besarnya investasi yang
akan dilakukan. Belanja investasi biasanya dilakukan dalam jumlah yang besar. Karena itu
proses pertanggungjawaban investasi membutuhkan dasar formulasi perhitungan yan lebih rinci
dan pasti.
Standar pada tahap pelaporandan audit mencangkup hubungan yang saling mengaitkan satu sama
lain, karena standar audit memberikan pedoman bagi pelaksanaan audit atas pelaporan sector
public dan standar akuntansi keuangan memberikan pedoman untuk menghasilkan pelaporan
yang memenuhi syarat untuk diaudit. Kedua hal itu sangat menentukan bagi kelangsungan siklus
akuntansi sector public secara keseluruhan.
d. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang sama.
Penerapan SAKSP akan menghasilkan system akuntansi dan manajemen keuangan pemerintahan
yang lebih baik, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai informasi yang lebih
baik. Sementara itu, peramalan serta penganggaran menjadi lebih terpercaya, sama baiknya
dengan manajemen terhadap sumber daya ekonomis dan kewajiban.
Setelah mengalami proses yang panjang, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
telah lama dinantikan oleh berbagai pihak telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Dengan
ditetapkannya PP SAP maka untuk pertama kali Indonesia memiliki standar akuntansi
pemerintahan. Menandai Dimulainya Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Wakil
Presiden RI meluncurkan Standar Akuntansi Pemerintahan di Istana Wakil Presiden pada tanggal
6 Juli 2005. Acara ditandai dengan penyerahan Standar Akuntansi Pemerintahan Kepada Ketua
BPK, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Bupati Toli-Toli dan
Walikota Pangkal Pinang. Dalam sambutannya Wakil presiden menyatakan keharusan
implementasi SAP bagi pemerintah pusat dan daerah.