Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Akuntansi Pemerintah


Akuntansi Pemerintahan merupakan suatu aktivitas pemberian jasa untuk
menyediakan informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,
pengikhtisaran, pengklasifikasian, suatu transaksi keuangan pemerintah serta
penafsiran atas suatu informasi keuangan.

B. Tujuan Akuntansi Pemerintah


Tujuan dari akuntansi pemerintah adalah menyajikan informasi bagi para pengambil
keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi yang penting dan mendasar serta
membantu mempersiapkan informasi tentang bagaimana cara mereka mengalokasikan
sumber-sumber yang serba terbatas seperti tenaga kerja, modal, tanah dan bahan baku
guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.

C. Sejarah Akuntansi Pemerintah


Krisis ekonomi membawa perubahan yang cukup signifikan sebagai dampak dari
reformasi dan pemberian otonomi yang seluas-luasnya bagi daerah dalam
menjalankan kewenangan yang semula dipegang oleh pemerintah pusat. Otonomi
daerah ini juga diikuti dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah sehingga daerah memperoleh porsi yang lebih besar atas bagi hasil.
Selanjutnya, perimbangan juga dilakukan melalui dana alokasi umum dan dana
alokasi khusus. Otonomi daerah menimbulkan persoalan baru berupa tekanan pada
sebagian daerah untuk melakukan pemekaran wilayah sehingga provinsi maupun
kabupaten baru mulai tumbuh.
Seiring dengan reformasi, keuangan negara juga mengalami perubahan-perubahan di
berbagai bidang untuk mendukung reformasi sehingga sistem keuangan bisa berjalan
dengan baik. Salah satu perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang bidang
akuntansi termasuk pemerintahan. Perubahan ini sangat penting karena proses dan
siklus akuntansi dihasilkan dari informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak
sesuai dengan tujuan masing-masing. Keuangan pemerintahan dan tugas akuntansi
pemerintahan berkaitan erat sehingga sistem dan proses yang lama dalam akuntansi
pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala yang tidak mendukung
terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Perbaikan-perbaikan birokrasi juga menyentuh bidang pengelolaan keuangan negara


yang dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah. Adanya perubahan sistem akuntansi
pemerintahan mendukung perubahan-perubahan yang akan dilakukan. Jika dahulu
digunakan sistem pencatatan tunggal (single entry system), kemudian diubah menjadi
sistem pencatatan ganda (Double Entry System).  Selain itu, pencatatan transaksi
keuangan atas dasar basis kas harus diubah pula dengan basis akrual.
Standar Akuntansi Pemerintahan
Lembaga pemerintahan bukanlah organisasi yang memiliki tujuan menghasilkan laba.
Namun, dalam aktivitasnya lembaga pemerintahan ternyata melakukan transaksi
pengeluaran dan pendapatan sehingga lembaga pemerintahan juga memerlukan siklus
akuntansi biaya untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Penerbitan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
sudah cukup lama diusulkan, tetapi untuk menerbitkan SAP bukanlah pekerjaan yang
ringan. Melalui proses yang lama akhirnya pemerintah menerbitkan PP Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang membuka sejarah baru
dalam pengelolaan keuangan negara karena Indonesia akhirnya memiliki SAP yang
sesuai dengan fungsi akuntansi.
Penyusunan SAP dipicu oleh semakin berkembangnya akuntansi komersial dengan
diterbitkannya standar akuntansi keuangan (SAK) oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) pada tahun 1994. Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN) Departemen
Keuangan RI akhirnya memprakarsai penyusunan SAP berkat lahirnya SAK.
Reformasi di Indonesia semakin menambah kuat dorongan untuk segera disusunnya
SAP karena masyarakat Indonesia menginginkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Diterbitkannya PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menjadi tonggak
perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia. Lalu pada tahun 2002, Menteri
Keuangan membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang
bertugas menyusun Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah.
Setelah itu kembali terbit peraturan lainnya yang semakin menguatkan untuk segera
menerbitkan SAP, yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
menyatakan laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun sesuai dengan
SAP. Standar tersebut disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharan Negara mengamanatkan penyusunan laporan
pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Kemudian pembentukan komite yang bertugas menyusun standar
akuntansi pemerintahan dengan keputusan presiden juga dilakukan.

D. Landasan Hukum Akuntansi Pemerintahan dan Kewajiban Menyusun Laporan


Pertanggungjawaban
Pemerintah menyelenggarakan sejumlah urusan pemerintahan yang menjadi hak dan
kewajiban setiap tingkatan dan atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan
mengurus urusan-urusan tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat (PP 38
tahun 2007 Pasal 1 ayat 5).
Agar urusan pemerintahan tersebut dapat dilaksanakan oleh pemerintah baik
pemerintah pusat maupun daerah, dibutuhkan sumberdaya ekonomi seperti tanah,
bangunan, uang dan sebagainya. Oleh karena itu, pemerintah diberi mandat untuk
menarik dana dari masyarakat antara lain, dalam bentuk pajak danretribusi.
Pemerintah juga dapat menggunakan hasil sumber daya alam yangdihasilkan dari
wilayah republik ini.
Karena pemerintah telah diberi mandat oleh rakyat (melalui perwakilannya di
DPR/DPRD) untuk melakukan urusan pemerintahan, memungut pajak dan retribusi
serta mengelola hasil sumber daya lainnya, maka pemerintah wajib menyusun laporan
pertanggungjawaban antara lain dalam bentuk laporan keuangan. Selanjutnya, sarana
ataupun cara yang diyakini keandalannya untuk menghasilkan laporan keuangan itu
adalah dengan menyelenggarakan system akuntansi. Kemudian, untuk meningkatkan
kredibilitas dan keandalan Laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah tersebut,
laporan keuangan diperiksa oleh lembaga tinggi Negara yang independent.
Berdasarkan Undang Undang No. 15 tahun 2006 pasal 6 ayat 1, Badan Pemeriksaan
Keuangan bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,
Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha
Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
Peraturan perundangan yang mendasari Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah,
termasuk di dalamnya aspek akuntansi dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran pemerintahan, antara lain sebagai berikut:

No. Peraturan Tentang


1. UU No. 17/2003 Keuangan Negara
2. UU No. 1/2004 Perbendaharaan Negara
3. UU No. 15/2004 Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
4. UU No. 32/2004 Pemerintahan Daerah
5. UU No. 33/2004 Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
6. UU No. 15/2006 Badan Pemeriksa Keuangan
7. PP No. 24/2005 Standar Akuntansi Pemerintah
8. PP No. 58/2005 Pengelolaan Keuangan Daerah
9. PP No. 8/2006 Pelaporan Keuangan dan Kinerja InstansiPemerintahan

Anda mungkin juga menyukai