PERTEMUAN 1
Perkembangan Akuntansi Pemerintahan
Disusun oleh:
3. Tahun 1986
✓ Sistem yang disetujui Departemen Keuangan pada saat itu adalah menyusun
alokasi anggaran, proses penerimaan dan pengeluaran melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), pembuktian bukti jurnal dan daftar transaksi
sebagai dasar pembukuan dalam buku besar secara manual.
4. Tahun 1987-1988
5. Tahun 1992
6. Tahun 2001-2002
7. Tahun 2003-2004
8. Tahun 2005
Mulai tahun 2005, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan daerah disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
9. Tahun 2010
Setelah itu kembali terbit UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
menyatakan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun sesuai
dengan standar akuntansi Pemerintahan. Kemuddian Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan
pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan.
Penyusunan SAP dilakukan melalui suatu proses yang sistematis (due process).
Tahapan tersebut antara lain:
1. Identifikasi topik
2. Penyusunan draf
4. Perbaikan
5. Penetapan
PERTEMUAN 2
Lingkungan Akuntansi Pemerintah Dan Anggaran Dalam Pengendalian
Pemerintah
Disusun oleh:
4. Secara dominan keputusan kebijakan dan keputusan operasional dibuat secara politis
oleh lembaga perwakilan
5. Keputusan harus dibuat secara terbuka sehingga akuntansi dan laporan-laporan lain
yang terkait dengan pelaksanaan keputusan tersebut harus bersifat terbuka
1. Sebagai pelaku dalam sistem ekonomi dan menggunakan sumber daya keuangan dan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuannya
2. Harus memperoleh dan mengubah sumber daya yang semakin terbatas untuk
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
3. Harus memiliki sistem informasi yang memadai untuk memfasilitasi para manajer,
lembaga-lembaga terkait, dan pihak lain dapat menerima informasi secara tepat
waktu untuk memanaj penggunaan sember daya dan saldo sumber daya yang
semakin langka tersebut
4. Analisis biaya, pengendalian semakin langka tersebut biaya dan teknik evaluasi yang
penting untuk memastikan sumber daya dapat digunakan secara ekonomis efisien
dan efektif
5. Pada beberapa bidang, produk berupa barang/jasa yang dihasilkan pemerintah juga
dihasilkan oleh swasta misalnya dalam bidang transportasi, pendidikan dan
kesehatan
1. Ciri Utama
2. Ciri Keuangan
a. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan sebagai alat
b. Pengendalian
1. Entitas Akuntansi
2. Entitas Pelaporan
Unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi atau entitas
pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Komponen
entitas pelaporan antara lain :
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah
G. Definisi Anggaran
Anggaran adalah rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur
dalam satuan moneter dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu
satu tahun.
2. Menurut GASB
3. Anggaran Pemerintah
4. Apropiasi
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Pengawasan
3. Fungsi Koordinasi
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan layanan publik
kepada masyarakat. Anggaran pemerintah merupakan alat pengendalian yang baik.
Dengan anggaran yang disusun berdasarkan prioritas kebutuhan masyarakat, anggaran
pemerintah dapat mempercepat terwujudnya tujuan pembentukan negara dalam hal
mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Oleh karena itu anggaran dapat
digunakan sebagai alat pengendalian yang efektif dalam pemerintahan.
b. Pertahanan [02];
d. Ekonomi [04];
g. Kesehatan [07];
h. Pariwisata [08];
i. Agama [09];
a. Belanja pegawai
Belanja pegawai adalah kompensasi dalam bentuk uang maupun barang yang
diberikan kepada pegawai pemerintah yang bertugas di dalam maupun di luar
negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan
yang berkaitan dengan pembentukan modal dan/atau kegiatan yang mempunyai
output dalam kategori belanja barang.
b. Belanja Barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai
untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak
c. Belanja modal
e. Belanja Subsidi
Transfer uang atau barang yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada
masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial
g. Belanja Hibah
h. Belanja Lain-lain
PERTEMUAN 3
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAN MEMPRAKTIKKAN
Disusun oleh:
a. Pendapatan LRA
a) Pendapatan Perpajakan
• Pendapatan Pajak Dalam negeri
• Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional
b) Pendapatan Bukan Pajak
• Pendapatan Sumber Daya Alam
• Pendapatan Bagian Laba BUMN
• Pendapatan PNBP lainnya
• Pendapatan Badan Layanan Umum
c) Pendapatan Hibah
• Pendapatan Hibah Dalam Negeri
• Pendapatan Hibah Luar Negeri
b. Belanja
Belanja LRA adalah semua pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer
Macam akun Transfer: Transfer Dana Bagi Hasil, Transfer Dana Alokasi Umum,
Transfer Sana Alokasi Khusus, Transfer Dana Otonomi Khusus dan Transfer Dana
Penyesuaian
d. Pembiayaan
Akun Pembiayaan adalah akun yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali
untuk menutup defisit dan memanfaatkan surplus anggaran.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. LP-SAL hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas
pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasi
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi
berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
a. Pendapatan LO
Pendapatan Lo adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
2) Pendapatan Bukan Pajak LO: Pendapatan Sumber Daya Alam LO, Penapatan
Bagian Laba BUMN LO, Pendapatan PNBP Lainnya LO, Pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU) LO
b. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset dan timbulnya kewajiban.
1) Beban Pegawai terdiri dari Beban Gaji dan Tunjangan, Beban Honorarium,
Beban Kontribusi Sosial
2) Beban Barang dan Jasa terdiri dai Beban Barang, Beban Jasa, Beban
3) Pemeliharaan, Beban Perjalanan Dinas, Beban Barang BLU, dan Beban Barang
untuk diserahkan kepada Masyarakat
4) Beban Bunga
5) Beban Subsidi, terdiri dari beban subsidi kepada Perusahaan Negara dan
Beban Subsidi kepada Perusahaan Swasta
6) Beban Hibah terdiri dari beban hibah kepada pemerintah negara lain, Beban
Hibah kepada Organisasi Internasional, dan Beban Hibah kepada Pemerintah
Daerah.
7) Beban Bantuan Sosial
8) Beban Lain-lain/Beban Tak Terduga
9) Beban Murni Akrual
c. Transfer
Akun ini diguanakan untuk mencatatat semua beban pengeluaran pemerintah pusat
yang dialokasika kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentraslisasi, otonomi daerah, otonomi khusus dan dana
penyesuaian.
Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi
karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh
entitas.
5. Neraca
a) Aset
b) Kewajiban
c) Ekuitas
Laporan Arus Kas (LAK) adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Tujuan Laporan Arus Kas untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara
kas pada tanggal pelaporan.
Arus kas masuk aktivitas investasi meliputi penjualan aset tetap, penjualan aset
lainnya, penjualan dana cadangan, penerimaan divestasi dan penjualan saham
dalam bentuk sekuritas.
Arus kas keluar aktivitas investasi berasal dari pembayaran perolehan aset tetap,
perolehan aset lainnya, pembentukan dana cadangan, penyertaan modal
pemerintah atau pembelian investasi dalam bentuk sekuritas
Arus kas masuknya berasal dari penerimaan utang dalam negeri, penerimaan utang
obligasi, penerimaan kembali pinjaman kepada pemerintah daerah dan penerimaan
kembali pinjaman kepada perusahaan negara.
Arus kas keluar dari aktivitas ini dapat berasal dari pembayaran pokok utang luar
negeri, pembayaran pokok utang obligasi, pengeluaran kas untuk dipinjamkan
kepada pemerintah daerah dan pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada
perusahaan negara.
d) Aktivitas Transitoris adalah aktivitas penerimaan, pengeluaran kas, yang tidak
termasuk dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah paling tidak harus mengungkapkan hal-
hal sebagai berikut:
d. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan;
f. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Laporan
Pendapatan 500
Operasional
Beban
(200)
Surplus/Defisit Opr
300
Kegiatan non
Laporan Perubahan
operasional
Ekuitas
60 Ekuitas Awal 1.000
Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
Laporan Perubahan
Pendapatan LRA 450 SAL Awal 100
SAL
Belanja (0) Penggunaan SAL
Surplus/(defisit) 450 (30)
Opini yang diberikan BPK sebagai hasil pemeriksaan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
diberikan dengan kriteria: sistem pengendalian internal memadai dan tidak ada salah
saji yang material atas pos-pos laporan keuangan.
diberikan apabila terdapat suatu nilai yang secara material tidak dapat diyakini auditor
karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan oleh manajemen sehingga auditor tidak
cukup bukti dan atau sistem pengendalian intern yang sangat lemah.
diberikan jika sistem pengendalian internal tidak memadai dan terdapat salah saji pada
banyak pos laporan keuangan yang material.
Persamaan yang lazim digunakan dalam akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
persamaan 1: ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Sitem Pencatatannya adalah Double Entry yaitu pencatatan berbasis akrual dan berbasis
kas.
Pada dasarnya proses akuntansi pemerintah dan proses akuntansi bisnis tidak berbeda.
Proses akuntansinya dapat dibagi dalam 2 tahapan besar yaitu:
1. Tahap Pencatatan:
a. Analisis transaksi
2. Tahap Pelaporan:
Sistem Akuntansi pemerintah pusat disusun dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan
sedangkan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menjadi kewenangan dan ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
Proses Akuntansi
-Najwa Shihab-
PERTEMUAN 4
Akuntansi Pendapatan Dan Akuntansi Biaya/Beban
Disusun oleh:
b) Klasifikasi Pendapatan
Klasifikasi menurut sumber pendapatan untuk pemerintah pusat berdasarkan jenis
pendapatan:
a. Pendapatan perpajakan
Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB, pendapatan cukai, pendapatan bea
masuk, pendapatan pajak ekspor, pendapatan pajak lainnya.
b. Pendapatan bukan pajak
Contoh: Pendapatan sumber daya alam, Pendapatan bagian pemerintah atas
laba, Pendapatan negara bukan pajak lainnya.
c. Pendapatan hibah
Klasifikasi sumber pendapatan untuk pemerintah daerah menurut asal dan jenis
pendapatan:
a. Pendapatan asli daerah
Seperti: Pendapatan pajak daerah, Pendapatan retribusi daerah, Pendapatan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Pendapatan asli daerah lainnya
b. Pendapatan transfer
• Pengukuran pendapatan LO diukur sebesar nilai bruto dan jumlah tersebut tidak
boleh dikompensasikan dengan beban-beban yang ada.
• Untuk pendapatan perpajakan diukur dengan nilai nominal yaitu nilai aliran
masuk yang telah diterima oleh pemerintah.
• Pendapatan hibah dalam bentuk kas dicatat sebesar nilai kas yang diterima atau
jika dalam bentuk barang dicatat sebesar nilai nominal hibah.
• Pendapatan berbasis akrual maupun pendapatan berbasis kas disajikan dalam mata
uang rupiah. Apabila realisasi pendapatan dalam mata uang asing, maka harus
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs Bank Sentral pada tanggal transaksi.
e. Belanja subsidi
Belanja subsidi adalah pengeluaran atau alokasi anggaran dari n pemerintah daerah
kepada BUMN/BUMD atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi dan
mengimpor barang serta menyediakan jasa untuk dijual dan diserahkan dalam
rangka memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat.
f. Belanja hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa,
bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya.
Belanja Hibah antara lain: Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat, Belanja Hibah
kepada Pemerintah Daerah Lainnya, Belanja Hibah kepada Perusahaan Daerah,
Belanja Hibah kepada Pemerintah Desa, Belanja Hibah kepada Masyarakat, Belanja
Hibah kepada Organisasi Kemasyarakatan dan Belanja Hibah untuk Satuan
Pendidikan Dasar.
g. Belanja bantuan sosial
Pengeluaran pemerintah daerah berupa uang atau barang serta jasa yang diberikan
kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
Belanja Bantuan Sosial mencakup antara lain: Belanja Bantuan Sosial kepada
Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan Belanja Bantuan Sosial kepada Masyarakat.
h. Belanja lain-lain
Pengeluaran untuk keperluan mendesak dan keadaan darurat seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, wabah penyakit dan pengeluaran
tidak terduga lainnya.
Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban.
Beban (berbasis akrual) diklasifikasikan menurut jenis beban meliputi:
a. Beban pegawai
b. Beban barang dan jasa
c. Beban bunga
d. Beban subsidi
e. Beban hibah
f. Beban bantuan sosial
• Beban penyusutan, untuk mencatat penyusutan akan aset tetap yang dimiliki
pemerintah daerah. Beban penyusutan mencakup: Beban Penyusutan Peralatan
dan Mesin, Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan, Beban Penyusutan Jalan,
Irigasi, dan Jaringan, Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya, dan Beban
Penyusutan Aset Lainnya.
• Beban penurunan nilai piutang, untuk mencatat beban cadangan yang harus
dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang terkait ketertagihan
piutang.
2. Pengakuan dan Pengukuran Belanja dan Beban
Belanja (berbasis kas) diakui ketita terjadi pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pengeluaran dari Kas Negara atau pengesahan
oleh bendahara umum pemerintah dan diukur berdasarkan azas bruto.
Beban (berbasis akrual) diakui pada saat terjadinya:
a. Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, terjadi saat ada penurunan nilai
aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/ atau berlalunya waktu.
Contohnya: Penyusutan aset tetap, Amortisasi aset tidak berwujud , dan Penyisihan
piutang
b. Terjadinya konsumsi aset, terjadi saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak
didahului timbulnya kewajiban dan atau terjadi konsumsi/pemakaian aset non kas
dalam rangka kegiatan operasional pemerintah
Contohnya: Pengeluaran kas untuk pembayaran gaji pegawai, Pengeluaran kas
untuk pembayaran biaya perjalanan dinas, Pengeluaran kas untuk pembayaran
hibah, Pengeluaran kas untuk pembayaran subsidi, Konsumsi/pemakaian aset
berupa persediaan alat tulis kantor untuk kegiatan operasioanl pemerintah
c. Timbulnya kewajiban, terjadi saat peralihan hak dari pihak lain kepada pemerintah
tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah.
Contohnya: diterimanya tagihan rekening telepon dan rekening listrik
Pengukuran beban (berbasis akrual) diukur pada nilai nominal berdasarkan
dokumen sumber.
1. Beban pegawai, dicatat sebesar nominal yang terdapat dalam dokumen sumber
seperti daftar gaji, dan seterusnya.
2. Beban barang dan jasa, dicatat sebesar nilai persediaan yang habis/dipakai
untuk kegiatan operasional pemerintah. Sedangkan beban jasa dicatat sebesar
nilai nominal tagihan dalam dokumen tagihan.
3. Beban bunga, diukur sebesar nilai persentase bunga dikalikan dengan pokok
pinjaman seiring dengan berjalannya waktu, sebagaimana tertuang dalam
naskah perjanjian pinjaman.
4. Beban subsidi
5. Beban hibah
6. Beban bantuan sosial
7. Beban lain-lain/ tak terduga
8. Beban transfer
3. Pencatatan Transaksi Belanja dan Beban
Jurnal pencatatan beban untuk menghasilkan Laporan Operasional (LO) dan Neraca
sebagai berikut:
Beban XXX
Kas/Utang XXX
Untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang berbasis kas, dibuat jurnal
realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Belanja XXX
Akun Transitoris XXX
4. Penyajian dan Pengungkapan Belanja dan Beban
Akun beban disajikan dalam Laporan Operasional pemerintah yang berbasis akrual.
Penjelasan lebih lanjut mengenai rincian beban dan informasi lainnya yang bersifat
material diungkapkan dalam CALK.
-Ir. Soekarno-
PERTEMUAN 5
Akuntansi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya
Disusun oleh:
Aset adalah sumber daya ekonomi yg dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Akuntansi aset memiliki tujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk aset dan
pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
B. Pengakuan Aset
Aset diakui :
1. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah daerah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
2. Pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
C. Pengukuran Aset
D. Aset Lancar
1. Definisi
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan.
2. Klasifikasi
Kas atau setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah saerah atau
investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas serta
bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. Kas terkait dengan jurnal transaksi
pendapatan-Lo dan Beban.
b. Investasi
c. Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
akibat lainnya yang sah. Piutang meliputi, piutang pajak, piutang retribusi, piutang
dana bagi hasil, dan piutang lainnya. Piutang terkait dengan jurnal transaksi
pendapatan-LO.
d. Persediaan
2) Jenis-jenis persediaan
a. Barang konsumsi;
b. Amunisi;
d. Suku cadang;
g. Bahan baku;
3) Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui :
4) Pengukuran Persediaan
5) Penilaian Persediaan
3. Pencatatan
Kas XXX
E. Aset Tetap
1. Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Dapat disimpulkan bahwa kriteria aset tetap adalah ;
1. Berwujud
2. Memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan
2. Klasifikasi
a. Tanah
Tanah yang dimasukkan dalam aset tetap yaitu tanah yang diperoleh dengan
maksud digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap
pakai (ready for use).
Peralatan dan Mesin yang dimasukkan dalam aset tetap di sini yaitu peralatan
dan mesin yang diperoleh dengan maksud digunakan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap pakai (ready for use) dan nilainya signifikan
atau memenuhi batas minimal kapitalisasi dan masa manfaatnya lebih dari 12
bulan.
Gedung dan Bangunan yang dimasukkan dalam aset tetap yaitu gedung dan
bangunan yang diperoleh dengan maksud digunakan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap pakai (ready for use) dan masa manfaatnya
lebih dari 12 bulan.
Meliputi jalan, irigasi dan jaringan yang dimiliki dan atau dikuasai oleh
pemerintah
Mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam kelompok aset
tetap di atas.
Mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun belum
selesai sampai dengan laporan keuangan diterbitkan
Aset tetap pada prinsipnya diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal. Aset Tetap tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Berwujud
Biaya perolehan atas pembelian aset meliputi harga beli aset tetap dan semua
biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap siap digunakan.
Jalan, Jaringan, dan Instalasi Biaya perolehan atau biaya konstruksi dan
biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,
jaringan, dan instalasi tersebut siap dipakai
b) Aset tetap dicatat sebesar nilai wajar apabila biaya perolehan tidak memungkinkan
digunakan
c) Untuk aset tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran, biaya perolehan aset
tetap diukur sebesar nilai wajar aset tetap yang dilepas dan disesuaikan dengan
jumlah kas atau setara kas yang ditransfer/ diserahkan
Kas XXX
c) Penghentian Penggunaan
1. Pelepasan aset dengan cara dijual atau dipertukarkan
Penghentian penggunaan aset tetap pada saat aset tetap tersebut belum
disusutkan secara penuh, maka akan muncul selisih antara nilai buku aset tetap
dengan harga jual. Selisih tersebut akan diperlakukan sebagai pendapatan atau
beban dari kegiatan non operasional di Laporan Operasional, dan dalam
realisasi anggaran penerimaan kas akibat penjualan aset tetap tersebut akan
dicatat sebagai pendapatan berbasis kas.
Jurnal Finansial
Kas XXX
Jurnal Finansial
F. Aset Lainnya
1. Definisi
Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana
cadangan.
2. Klasifikasi Aset lainnya
a) aset tak berwujud,
Aset tak berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual
b) tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan,
c) aset kerjasama dengan fihak ketiga (kemitraan), dan
d) kas yang dibatasi penggunaannya
G. Penyajian
PERTEMUAN 6
Akuntansi Kewajiban
Disusun oleh:
AKUNTANSI KEWAJIBAN
A. Definisi Kewajiban
Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi pemerintah
B. Klasifikasi Kewajiban
1. Pengakuan Kewajiban
• Kewajiban diakui jika besar kemungkinan sumber daya ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan dan perubahan
atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal.
• Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban
timbul.
2. Pengukuran Kewajiban
• Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah. Menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.
D. Pencatatan Kewajiban
1. Munculnya kewajiban
Pada saat pemerintah melakukan pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga,
maka atas transaksi ini dibuat jurnal finansial.
Oleh karena transaksi ini melibatkan akun-akun realisasi anggaran dan melibatkan
kas, maka juga dibuat jurnal realisasi penerimaan kas atas kewajiban jangka panjang.
Jurnal realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Kas XXX
Oleh karena transaksi ini melibatkan akun-akun realisasi anggaran dan melibatkan
kas, maka juga dibuat jurnal realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
3. Pelunasan Kewajiban
Pelunasan kewajiban kepada pihak ketiga dicatat jurnal finansial berikut:
Kas XXX
Oleh karena transaksi ini melibatkan akun-akun realisasi anggaran dan melibatkan kas,
maka juga dibuat jurnal realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
• Kewajiban disajikan dalam Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
• Kewajiban pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul
utang/kewajiban untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada pengguna
laporan keuangan.
Informasi yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan yaitu:
a. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan
berdasarkan pemberi pinjaman beserta jatuh temponya
b. Bunga pinjaman yang terutang pada pada periode berjalan dan tingkat bunga yang
berlaku
c. Konsekuensi dilakukannya penyelesaian sebelum jatuh tempo
d. Perjanjian restrukturisasi utang
e. Jumlah tunggakan pinjaman berdasarkan umur utang dan kreditur
f. Biaya pinjaman
PERTEMUAN 7
Penyusunan Laporan
Disusun oleh:
A. DOKUMEN ANGGARAN
Pendapatan :
Belanja:
Surplus/Defisit 1.650.000
SOAL
Tanggal Transaksi
PENYESUAIAN
Tanggal Transakasi
DIMINTA
1. Buatlah seluruh jurnal transasi diatas termasuk jurnal penyesuaian dan jurnal anggaran
2. Lakukan posting ke buku besar
3. Susunlah neraca saldo setelah penyesuaian
4. Susunlah Laporan Operasional, Neraca, dan Laporan Realisasi Anggaran
5. Buatlah jurnal penutup
6. Susunlah neraca saldo setelah penutupan
B. PENYELESAIAN
1. Jurnal Transaksi
Jurnal Finansial
Kas 1.000.000
05/06/2015 Beban Persediaan ATK 300.000
Kas 300.000
08/08/2015 Peralatan dan Mesin 1.850.000
Kas 1.850.000
Jurnal Anggaran
Tanggal Kode dan Nama Akun Ref Debit Kredit
750.000
1.000.000
300.000
1.850.000
450.000
Kas 2.100.000
Persediaan ATK -
4. Laporan Keuangan
• Laporan Operasional (LO)
• Neraca
Kas 2.100.000
Piutang 750.000
Persediaan -
Kewajiban -
Ekuitas 4.475.000
5. Jurnal Penutup
Ekuitas 4.475.000
Kas 2.100.000
Persediaan ATK -
Ekuitas 4.475.000
TOTAL
4.700.000 4.750.000
Sumber :
Andy P Hamzah, Nur Aisyah Kustiani, Buku Seri Akuntansi Pemerintah Dasar-Dasar
Akuntansi Pemerintah
PERTEMUAN 9
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
Disusun oleh:
Aktivitas akuntansi yang diselenggarakan baik oleh satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) selaku pengguna anggaran maupun oleh pejabat pengelola keuangan daerah
(PPKD) selaku pengguna anggaran dan sekaligus selaku bendahara umum daerah
(BUD) yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran (APBD).
1) Kebijakan akuntansi,
2) Prosedur akuntansi,
4) Jurnal standar,
1) Identifikasi prosedur
2) 1999 :
5) 2004 :
6) 2005:
Permendagri 64/2013
• Dilengkapi dengan:
E. Pihak-pihak Terkait
d) Pengurus Barang
e) Penyimpan Barang
sebagai bahan untuk mencatat dan/atau merekonsiliasi posisi saldo dan mutasi
(tambah/kurang) persediaan.
Pihak yang terkait dalam penyelenggaraan sistem akuntansi PPKD secara umum terdiri dari
b) BUD/Kuasa BUD
BUD mendapat rekening koran harian kas daerah dari Bank tempat disimpannya kas
daerah. Berdasarkan rekening oran tersebut, PPK_SKPKD mencatat transaksi
pendapatan dan penerimaan pembiayaan PPKD.
d) PPKD
e) Kepala SKPD
Bagan Akun berisi nama dan kode akun yang digunakan untuk mencatat dan
mengklasifikasikan jenis transaksi.
1 5
Pendapatan-LRA
LRA
Belanja
A
Pendapatan-LO 2 4
Beban LO LPE
C
Kas & Setara Kas A
Piutang L
Persediaan 3
Aset Tetap dan K
Neraca
PenyusutanA
Aset lainnya
Kewajiban
Koreksi kesalahan
Konsolidasi Laporan
H. LKPP/LKPD Pendapatan-LRA
LRA SAL
Belanja
Transfer
PP 71/2010 Pembiayaan
Pendapatan-LO
LO LPE C
Beban LPE
A
PUSAP Kebj. Akt
& SA Kas & Setara Kas L
Piutang K
Persediaan
Neraca
Investasi jangka
panjang
Keajaiban adalah
nama lain dari kerja
keras.
Sumber :
PERTEMUAN 10 DAN 11
Akuntansi SKPD
Disusun oleh:
AKUNTANSI SKPD
A. Akuntansi Pendapatan SKPD
1. Akuntansi Pendapatan Daerah-LRA
• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah.
• Pendapatan-LRA diakui pada saat:
diterima pada Rekening Kas Umum Daerah; atau
diterima oleh SKPD; atau
diterima oleh entitas lain di luar pemerintah daerah atas nama BUD.
• Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut kelompok/jenisnya. Masing-masing jenis
pendapatan dapat dirinci berdasarkan objek dan rincian objek pendapatan.
Terdapat sedikit perbedaan klasifikasi pendapatan antara versi APBD dan SAP,
sehingga menyebabkan penyusunan LRA harus dibuat dalam dua versi, yaitu LRA
versif format APBD dan LRA versi format SAP (contoh format LRA dengan kedua
versi tsb telah diberikan pada Bab 2).
• Transfer masuk (pendapatan transfer) adalah penerimaan uang dari entitas
pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat,
dana bagi hasil dari pemerintah provinsi. Pendapatan transfer-LRA diakui pada
saat transfer telah diterima di rekening Kas Umum Daerah.
• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
• Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih
dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
• Pengecualian azas bruto dapat terjadi jika penerimaan kas dari pendapatan
tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak lain dari pada pemerintah daerah
atau penerimaan kas tersebut berasal dari transaksi yang perputarannya cepat,
volume transaksi banyak dan jangka waktunya singkat.
• Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
• Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas
penerimaan pendapatan-LRA (contoh restitusi penerimaan pajak) pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang
pendapatan-LRA.
• Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non- recurring) atas
penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-
LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.
Perlakuan ini diberlakukan juga untuk koreksi kesalahan yang terjadi pada
periode sebelumnya jika laporan keuangan tahun yang bersangkutan belum
diterbitkan (masih dalam proses penyusunan/pemeriksaan).
• Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya (jika laporan
keuangan tahun yang bersangkutan telah diterbitkan/disampaikan ke DPRD)
dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih (atau SiLPA) pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
JURNAL TRANSAKSI
Dicatat pada sub-sistem akuntansi pelaksanaan anggaran
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan-LRA XXX
JURNAL TRANSAKSI
Dicatat Pada sub-sistem akuntansi keuangan
1. Pendapatan dengan surat ketetapan
• Pendapatan dicatat pada saat diterbitkan surat ketetapan (SKP/SKR)
Piutang pendapatan XXX
Pendapatan-LO XXX
Pendapatan-LO XXX
• Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih (atau SiLPA) dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
• Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya
dilakukan pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh unit yang melakukan fungsi perbendaharaan (BUD) atau oleh pengguna
anggaran (tergantung kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemda di dalam
peraturan kepala daerah).
• Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
• Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya
tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam,
bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.
• Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada
periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode
yang sama. Perlakuan ini berlaku juga untuk koreksi kesalahan belanja yang
terjadi pada periode sebelumnya jika laporan keuangan tahun yang bersangkutan
belum diterbitkan (masih dalam proses penyusunan/pemeriksaan). Koreksi atas
pengeluaran belanja yang terjadi pada periode sebelumnya (setelah laporan
keuangan tahun yang bersangkutan diterbitkan/disampaikan ke DPRD) akan
dicatat dalam pos pendapatan lain-lain-LRA.
JURNAL TRANSAKSI
Belanja XXX
Estimasi Perubahan SAL XXX
2. Akuntansi Beban
• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
• Beban diakui pada saat:
timbulnya kewajiban;
terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
• Beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan
Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada
tanggal transaksi. Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus
diungkapkan sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga
dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari beban
tersebut. Transaksi beban dalam bentuk barang/jasa antara lain hibah dalam
wujud barang, barang rampasan, dan jasa konsultansi.
• Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
• Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada
prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi
untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban barang, beban bunga,
beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset
tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban lain-lain. Klasifikasi ekonomi
untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban
bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan
aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga. Contoh bagan
akun beban dapat dilihat di bab 3, subbab bagan akun.
• Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat
dikelompokkan menjadi:
Metode garis lurus (straight line method);
JURNAL TRANSAKSI
Dicatat pada sub-sistem akuntansi keuangan
1. Beban berupa belanja
1. Belanja LS
Pada saat diterbitkan/diterima SP2D-LS
Beban XXX
RK-PPKD XXX
2. Utang Beban
Beban XXX
Utang beban XXX
Pendapatan-LRA XXX
Pendapatan-LO XXX
RK-PPKD XXX
Pendapatan-LRA XXX
Pendapatan-LO XXX
RK-PPKD XXX
Belanja XXX
RK-PPKD XXX
Beban XXX
Sumber :
1. Budi Mulyana, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berbasis Akrual
2. PPT Bapak Azaz Mabrur
PERTEMUAN 12
Akuntansi Aset Lancar dan Aset Tetap
Disusun oleh:
A. Definisi Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang diharapkan memperoleh manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat
diukur dalam satuan uang.
B. Klasifikasi Aset
1. Aset Lancar
Ciri-cirinya:
a. diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam
waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau
b. berupa kas dan setara kas.
Jenisnya:
a. Kas dan setara kas
b. Investasi jangka pendek
Contohnya: deposito berjangka 3-12 bulan dam surat berharga yang mudah
diperjualbelikan.
c. Piutang
Contohnya: piutang pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti
rugi (TGR), dan piutang lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 bulan.
d. Persediaan
Contohnya: ATK, obat-obatan, peralatan, pipa, dll.
2. Aset Non-lancar
Aset non-lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud,
yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau
yang digunakan masyarakat umum.
Klasifikasi aset non-lancar:
Investasi jangka panjang
Aset tetap
Dana cadangan
Aset lainnya (termasuk aset tak berwujud)
2. Pengukuran Kewajiban
a) Kas dicatat sebesar nilai nominal;
b) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan;
c) Piutang dicatat sebesar nilai nominal;
d) Persediaan dicatat sebesar:
1. Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
2. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
3. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
e) Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya
tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas
investasi tersebut;
f) Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan aset tetap
yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga
kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan
pengawasan, perlengkapan, tenaga istrik, sewa peralatan, dan semua biaya
lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
g) Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.
D. Penyusutan Aset
Seluruh aset tetap disusutkan, kecuali untuk tanah dan konstruksi dalam pengerjaan. Di
samping itu, mengacu ke Lampiran I Permendagri No. 64 Tahun 2013, terdapat juga
aset tetap lainnya yang tidak disusutkan seperti hewan, tanaman, dan buku
perpustakaan. Hewan dan tanaman langsung dihapuskan (tanpa pengakuan
penyusutan) jika mati, sementara buku perpustakaan langsung dihapuskan jika sudah
tidak dapat digunakan lagi.
Metode penyusutan yang diusulkan di Lampiran I Permendagri No. 64 Tahun 2013
adalah metode garis lurus.
E. Pencatatan Kewajiban
1. Jurnal transaksi aset lancar
Aset lancar pada neraca SKPD dapat mencakup akun-akun berikut:
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang
Penyisihan Piutang Tak Tertagih (contra account atas Piutang)
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Jurnal Finansial:
Tanggal Nama Akun Debit Kredit
2/3/2020 Aset Tetap (sesuai jenisnya)* XXX
RK-PPKD atau Kas di Bendahara Pengeluaran** XXX
*)Apabila aset tetap yang diperoleh dengan cara dibangun belum selesai sd akhir
tahun anggaran, maka aset terebut akan dicatat ke akun ’Konstruksi dalam
Pengerjaan”; dan apabila persentasi penyelesaian lebih besar dari persentase
pembayaran, maka selisihnya akan didebit ke akun ’Konstruksi dalam Pengerjaan’
dan kredit ke akun ’Utang Belanja/Beban’.
**) sesuai cara pembayarannya (LS atau UP/GU/TU).
b) Apabila aset tetap diperoleh dari hibah, jurnal yang dibuat hanya di jurnal
finansial saja:
Tanggal Nama Akun Debit Kredit
2/3/2020 Aset Tetap (sesuai jenisnya) XXX
Pendapatan Hibah-LO XXX
c) Apabila SKPD menerima transfer aset tetap dari SKPD lain pada pemda yang
sama, maka jurnal yang dibuat hanya jurnal finansial saja:
SKPD yang melakukan transfer:
Tanggal Nama Akun Debit Kredit
2/3/2020 Ekuitas XXX
Akumulasi Penyusutan* XXX
Aset Tetap (misal kendaraan) XXX
Rumus tersebut dengan asumsi nilai sisa dianggap tidak ada (nol).
Penyusutan aset tetap biasanya hanya dicatat sekali di akhir tahun melalui
jurnal penyesuaian, sbb.:
Sedangkan untuk perbaikan atau renovasi aset tetap yang sifatnya tidak
rutin akan dikapitalisasi (menambah nilai aset tetap yang bersangkutan)
dengan syarat:
(a) nilainya melebihi batas minimal kapitalisasi;
(b) menambah masa manfaat atau meningkatkan nilai ekonomis/kapasitas
dari aset yang bersangkutan.
Untuk perbaikan yang sifatnya tidak rutin dan memenuhi kedua syarat
untuk dikapitalisasi akan dianggarkan di dalam belanja modal.
Pencatatannya/jurnalnya sbb.:
Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)
Belanja Modal xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Apabila penghapusan aset tetap tsb karena alasan yang biasa, akun
’Kerugian Penghapusan Aset Tetap’ akan dilaporkan di LO, di bawah pos
’Surplus/Defisit Non-Operasional’.
Akan tetapi, jika penghapusan aset tetap tersebut karena hancur/rusak
berat akibat bencana alam/bencana sosial, maka akun ’Kerugian
Penghapusan Aset Tetap’ akan dilaporkan di LO, di bawah ’Pos Luar
Biasa’.
*)Jika kas hasil penjualan aset tetap lebih kecil dari nilai buku aset tetap
ybs, maka selisihnya akan dicatat ke akun ’Defisit Penjualan Aset
Tetap’.
Sebaliknya, Jika kas hasil penjualan aset tetap lebih besar dari nilai
buku aset tetap ybs, maka selisihnya akan dicatat ke akun ’Surplus
Penjualan Aset Tetap’ yang dicatat di sisi kredit.
Aset tak berwujud tidak disusutkan, namun langsung dihapuskan jika sudah
tidak memberikan manfaat lagi, dengan jurnal:
Subsistem Akuntansi Keuangan (LO dan Neraca)
Kerugian Penghapusan Aset Lainnya xxx
Aset Tak Berwujud xxx
b) Jurnal mencatat reklasifikasi aset tetap yang tidak dapat digunakan lagi ke aset
lainnya
Subsistem Akuntansi Keuangan (Neraca)
Akumulasi Penyusutan xxx
Aset Lainnya * xxx
Aset Tetap (sesuai jenis aset yang dihapuskan) xxx
*Aset lainnya dicatat sebesar nilai buku dari aset tetap yang direklasifikasi.
Bila aset lainnya yang berupa aset tetap tersebut dihapuskan akan dijurnal
sbb.:
(1) Jika aset yang dihapuskan tsb tidak dapat dijual, jurnal yang dibuat adalah
sbb.:
Kerugian Penghapusan Aset Lainnya xxx
Aset Lainnya xxx
(2) Jika aset yang dihapuskan tsb dapat dijual, jurnal yang dibuat adalah sbb.:
Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (LRA)
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Lain-Lain (PAD)-LRA* xxx
*)Jika nilai buku aset lainnya lebih besar dari kas hasil penjualan aset
tsb, maka selisihnya dicatat ke akun ’Defisit Penjualan Aset Lainnya’,
atau jika kondisi sebaliknya, maka selisihnya akan dicatat ke akun
’Surplus Penjualan Aset Lainnya’ yang akan dicatat di sisi kredit.
PERTEMUAN 13
Akuntansi Kewajiban Jangka Pendek dan Ekuitas
Disusun oleh:
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah. Kewajiban
diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Yang mungkin
muncul di Neraca SKPD adalah kewajiban jangka pendek, seperti utang belanja, utang
PPN, utang PPH, atau utang PFK.
• Akhir tahun X terdapat belanja barang/jasa yang telah diterima SKPD, namun
belum dibayar.
Saat penyesuaian jurnalnya sebagai berikut :
Beban … XX No Entry XX
Utang PPN XX
• Saat Bendahara Pengeluaran menyetorkan dengan bukti Surat Setoran Pajak (SSP)
Saat setor ke Kas Daerah, jurnalnya sebagai berikut :
Kas di Bendahara XX
Pengeluaran
B. Akuntansi Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo
akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas. Akun ekuitas yang dilaporkan neraca
merupakan hak residual SKPD (yaitu seluruh total aset dikurangi dengan kewajibannya).
Jurnal yang berkaitan dengan ekuitas adalah jurnal penutup pada akhir tahun.
1. Jurnal untuk menutup akun pendapatan dan beban, yang ditutup ke akun
surplus/Defisit-LO
Pendapatan LO XX No Entry XX
Surplus/Defisit LO XX No Entry XX
Beban XX
2. Jurnal untuk menutup akun Surplus/Defisit-LO dan ditutup ke akun Ekuitas RK-
PPKD
RK-PPKD XX No Entry XX
Surplus/Defisit XX No Entry XX
LO
Sumber :
1. Budi Mulyana, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berbasis Akrual
2. PPT Bapak Azaz Mabrur
PERTEMUAN 14
Akuntansi Pendapatan dan Belanja pada PPKD
Disusun oleh:
Laporan keuangan dari seluruh entitas akuntansi disampaikan kepada SKPKD (entitas
pelaporan) untuk dikonsolidasikan, sehingga menjadi Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).
RKA PPKD memuat anggaran pendapatan dana perimbangan dan hibah, anggaran
belanja tidak langsung selain belanja pegawai dan pembiayaan. Perlu diingat bahwa
anggaran belanja langsung tidak ada di dalam RKA PPKD.
Jumlah SILPA yang terdapat di dalam RKA PPKD tidak akan sama dengan SILPA di
dalam Rancangan APBD, karena SILPA di dalam RKA PPKD belum memperhitungkan
jumlah surplus/defisit dari SKPD-SKPD, sementara SILPA di dalam rancangan APBD sudah
merupakan gabungan dari seluruh anggaran SKPD dan anggaran PPKD.
*Akun EPSAL sebagai penyeimbang jurnal sehingga letaknya dapat disisi debit (jika
defisit) atau kredit (jika surplus).
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan …… - LRA XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan ….. - LRA XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Belanja – LRA XXX
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pada saat menerima pendapatan dari investasi jangka pendek dengan bukti
misal nota kredit/rekening koran. Jurnal yang dibuat:
Jurnal Finansial
Nama Akun Debit Kredit
Kas di Kasda XXX
Pendapatan Bunga – LO XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan Bunga - LRA XXX
Pada saat pencairan investasi jangka pendek dengan bukti misal nota
kredit/rekening koran. Jurnal yang dibuat:
Nama Akun Debit Kredit
Kas di Kasda XXX
Investasi Jangka Pendek XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan XXX
Estimasi Perubahan SAL XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan Investasi – LRA XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah XXX
yang Dipisahkan – LRA
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah XXX
yang Dipisahkan – LRA
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan Bunga – LRA XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Pendapatan Bunga – LRA XXX
Jurnal Anggaran
Nama Akun Debit Kredit
Estimasi Perubahan SAL XXX
Penerimaan Pembiayaan – LRA XXX
-Ahmad Fuadi-
Sumber :
1. Budi Mulyana, Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berbasis Akrual
2. PPT Akuntansi PPKD Bapak Azaz Mabrur
@yasin_edu
PETA KONSEP
Dasar Struktur
Sejarah
Hukum Sistem
Pemerintah Daerah
Aktivitas akuntansi yang diselenggarakan baik oleh satuan
kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pengguna anggaran
maupun oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD)
selaku pengguna anggaran dan sekaligus selaku bendahara
umum daerah (BUD) yang bertujuan untuk menghasilkan
laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan anggaran (APBD).
Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
SAPD memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan
identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting ke dalam buku
besar, penyusunan neraca saldo, dan penyajian laporan keuangan.
SAPD mengatur:
• Kebijakan akuntansi • Entitas pelaporan dan
• Prosedur akuntansi entitas akuntansi
• Bagan Akun Standar • Dokumen transaksi yang
digunakan
• Jurnal standar
• Format laporan keuangan
SAPD
Bagan Akun Berisi nama dan kode akun yang digunakan untuk mencatat dan
Standar mengklasifikasikan jenis transaksi
Konversi
Ada di Lampiran IV Permendagri 64/2013
Lapkeu
SAPD
SKPD PPKD
Struktur Organisasi
Sekretaris Daerah
Koordinator PKD Pemerintah Daerah
PPK-SKPD
PPTK
Bendahara
Struktur Organisasi
Pemerintah Daerah
Pelaporan Keuangan
APIP
Reviu
Laporan Keuangan Paling lambat 3
bulan setelah TA
SKPD
Laporan Keuangan berakhir Kepala
Pemerintah Daerah Daerah
Laporan Keuangan
PPKD Paling lambat 2
bulan setelah TA
berakhir
Audit
BPK
Paling lambat 2 bulan
setelah LKPD diterima
Format Laporan
Keuangan
TERIMAKASIH
@yasin_edu
Pertemuan 8
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Dimar
@yasin_edu
Permendagri 90/2019
Poin Penting
Pasal 2 Pasal 3
Poin Penting
Pasal 5 Pasal 8
Poin Penting
Pasal 9 Pasal 10
Kodefikasi Akun
Hal. 371
Kodefikasi Akun
Hal. 393
Kodefikasi Akun
Hal. 1226
Kodefikasi Akun
Hal. 1764
TERIMAKASIH
@yasin_edu
Pertemuan 9 – 10
Akuntansi SKPD
Dimar
@yasin_edu
POKOK BAHASAN
Akuntansi Akuntansi
Pendapatan Belanja/Beban
APBD
Pendapatan-LRA
✓ Diakui saat: (1) diterima di RKUD, (2) diterima oleh SKPD, (3)
diterima entitas lain di luar pemerintah daerah atas nama BUD
✓ Diukur berdasar
a) asas bruto
b) nominal kas yang masuk ke kas daerah
c) asas bruto dapat dikecualikan jika penerimaan kas dari
pendapatan tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak
lain dari pada pemerintah daerah atau penerimaan kas
tersebut berasal dari transaksi yang perputarannya cepat,
volume transaksi banyak, dan jangka waktunya singkat
✓ Disajikan di LRA
Akuntansi Pendapatan
Pendapatan-LO
✓ Diakui saat: (1) Timbulnya hak atas pendapatan (earned) dan (2)
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara tunai ( realized)
maupun masih berupa piutang (unrealized)
✓ Transaksi nonpertukaran diukur sebesar aset yang diperoleh dari
transaksi nonpertukaran yang pada saat perolehan tersebut
diukur dengan nilai wajar (misal: pajak, retribusi, dll.)
✓ Transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan harga
sebenarnya yang diterima ataupun menjadi tagihan sesuai
dengan perjanjian yang telah membentuk harga (misal: penjualan)
✓ Disajikan di LO
Jurnal Pendapatan-LRA
Dicatat oleh Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
Belanja
Beban
✓ Diakui saat
a) peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti
keluarnya kas dari kas
b) konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain
yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi
aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah
c) penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan asset
bersangkutan/berlalunya waktu
Akuntansi Beban
Beban
✓ Pengukuran
a) Beban dari transaksi nonpertukaran diukur sebesar aset yang
digunakan atau dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut
diukur
b) Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan
harga sebenarnya (actual price) yang dibayarkan ataupun yang
menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk
harga
✓ Disajikan di LO
Jurnal Belanja
Dicatat oleh Subsistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
• Pada saat terbit SP2D-LS pada belanja LS (dibayar langsung oleh BUD)
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
@yasin_edu
Pertemuan 9 – 10
Akuntansi SKPD
Dimar
@yasin_edu
POKOK BAHASAN
Jurnal Aset
Jurnal Piutang
Lainnya
Jurnal Koreksi Pendapatan
Kesalahan yang Berulang
• Akibat penerapan system self-assessment dalam penerimaan pajak
• Jurnal yang terbentuk sama antara TAB dan TAYL
• Jurnal TAYL dan/atau LK sudah terbit tidak dicatat oleh SKPD, tapi PPKD langsung
Beban Tak Terduga xxx Belanja Lain-Lain xxx
Kas di Kas Daerah xxx Estimasi Perubahan SAL xxx
Jurnal Koreksi Belanja/Beban
• Jurnal TAB dan/atau LK belum terbit
RK-PPKD xxx Estimasi Perubahan SAL xxx
Beban/Aset xxx Belanja xxx
@yasin_edu
Pertemuan 12 – 13
Akuntansi PPKD
Dimar
@yasin_edu
POKOK BAHASAN
Jurnal Jurnal
Pendapatan Belanja/Beban
Akuntansi
Pendapatan
Belanja
Belanja
Belanja
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan
• Pada saat terbit SP2D-LS pada belanja LS (dibayar langsung oleh BUD)
Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
@yasin_edu
Pertemuan 12 – 13
Akuntansi PPKD
Dimar
@yasin_edu
POKOK BAHASAN
Jurnal Jurnal
Pembiayaan Resiprokal
Jurnal
Penutup
Akuntansi
Pembiayaan
• Jurnal BB Akrual
Kas di Kas Daerah xxx
Utang kepada Pemerintah Pusat/Daerah … xxx
Obligasi Daerah xxx
• Jurnal BB Kas
Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan-Utang Jangka Panjang xxx
Penerimaan Pembiayaan-Obligasi xxx
Jurnal Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan: Pembayaran Pokok Utang Jangka Panjang
• Jurnal BB Akrual
Utang kepada Pemerintah Pusat/Daerah … xxx
Kas di Kas Daerah xxx
• Jurnal BB Kas
Pengeluaran Pembiayaan-Pembayaran Pokok UJP xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Jurnal Pembiayaan
Penyesuaian pengakuan bagian lancar utang jangka panjang
• Jurnal BB Akrual
Utang kepada Pemerintah Pusat/Daerah … xxx
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx
• Jurnal BB Kas
Tidak ada jurnal
Jurnal Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan: Penyertaan Modal Pemerintah
• Jurnal BB Akrual
Investasi Jangka Panjang xxx
Kas di Kas Daerah xxx
• Jurnal BB Kas
Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan Modal Pemerintah xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pencatatan Hasil Investasi Modal (Metode Biaya)
• Jurnal BB Kas
Tidak ada jurnal
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pencatatan Hasil Investasi Modal (Metode Biaya)
• Jurnal BB Kas
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah xxx
yang Dipisahkan-LRA
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pencatatan Hasil Investasi Modal (Metode Ekuitas)
• Jurnal BB Kas
Tidak ada jurnal
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pencatatan Hasil Investasi Modal (Metode Ekuitas)
• Jurnal BB Kas
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah xxx
yang Dipisahkan-LRA
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pencatatan Hasil Investasi Modal (Metode Ekuitas)
• Jurnal BB Kas
Tidak ada jurnal
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pencatatan Hasil Investasi dalam Dana Bergulir
• Jurnal BB Akrual
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan Bunga Dana Bergulir-LO xxx
• Jurnal BB Kas
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Bunga Dana Bergulir-LRA xxx
Jurnal Pembiayaan
Jurnal Pelepasan Investasi Jangka Panjang
• Jurnal BB Akrual
Kas di Kas Daerah xxx
Surplus Pelepasan Investasi Jangka Panjang xxx
Investasi Jangka Panjang xxx
• Jurnal BB Kas
Estimasi Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan-Divestasi xxx
Bandingkan!
Jurnal Pelepasan Investasi Jangka Pendek
• Jurnal BB Akrual
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan Bunga-LO xxx
Investasi Jangka Pendek xxx
• Jurnal BB Kas
Estimasi Perubahan SAL xxx
Pendapatan Bunga-LRA xxx
Jurnal Resiprokal
Jurnal Pembayaran Belanja LS SKPD dan Pengisian UP/GU/TU Bendahara
Pengeluaran SKPD
• Jurnal BB Akrual
RK SKPD xxx
Kas di Kas Daerah xxx
Jurnal Penutup
Jurnal Buku Besar Kas
@yasin_edu
Pertemuan 14
Laporan Keuangan Konsolidasian
Dimar
@yasin_edu
PETA KONSEP
Kertas Eliminasi
Format LAK
Kerja Akun
Laporan Keuangan
Konsolidasian
Laporan hasil penggabungan/konsolidasi dari seluruh LK
entitas akuntansi
Laporan Keuangan
SKPD
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Laporan Keuangan
PPKD
Entitas
Penyusun
• Entitas yang melakukan penyusunan LKPD Konsolidasian adalah entitas
pelaporan
• Yang bertindak sebagai entitas pelaporan adalah level pemerintah
daerah (kepala daerah), yaitu dilaksanakan oleh PPKD
• Entitas akuntansi adalah level pengguna anggaran yaitu SKPD dan
SKPKD (termasuk PPKD dalam kapasitas sebagai pengguna anggaran)
Proses Penyusunan
Kertas Kerja
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20xx
Kertas Kerja
Laporan Operasional Konsolidasian
Untuk TA yang Berakhir 31 Desember 20xx
Kertas Kerja
Neraca Konsolidasian
Per 31 Desember 20xx
Akun yang harus dielimasi yaitu akun resiprokal yang hanya mencakup
dua akun, yaitu akun RK-PPKD dan RK-SKPD.
Perbedaan
@yasin_edu
WEEK 1 - AKPEM II
PERTEMUAN 1
SAPP dan LKPP
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
WEEK 1 - AKPEM II
SAPP
A. DASAR HUKUM SAPP
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213 Tahun 2013 jo PMK Nomor 215 Tahun
2016 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
2. UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
B. PENGERTIAN SAPP
SAPP adalah adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan
elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada
Pemerintah Pusat
C. TUJUAN SAPP
1. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan,
pemrosesan, dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan
standar dan praktik akuntansi yang diterima secara umum;
2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan
kegiatan keuangan Pemerintah Pusat maupun instansi yang berguna sebagai dasar
penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan
untuk tujuan akuntabilitas;
3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi
dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan
dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
D. KARAKTERISTIK SAPP
1. BASIS AKUNTANSI
a. Laporan Keuangan Pemerintah menggunakan basis akrual.
b. Basis kas tetap digunakan dalam LRA sepanjang APBN disusun menggunakan
pendekatan basis kas
2. SISTEM PEMBUKUAN BERPASANGAN
Untuk akuntansi atas anggaran dilaksanakan secara single entry (pembukuan
tunggal)
3. DESENTRALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN
ADHIRAYAKTA 2021 2
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 3
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 4
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 5
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 6
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 7
WEEK 1 - AKPEM II
b. Laporan Operasional
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Neraca
e. Catatan atas Laporan Keuangan.
5. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENERUSAN PINJAMAN
(SAPPP)
Unit akuntansi yang melaksanakan SAPPP adalah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Sistem Manajemen Investasi selaku UAPBUN
Pengelolaan Penerusan Pinjaman.
Laporan keuangan yang dihasilkan berupa:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Operasional
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Neraca
e. Catatan atas Laporan Keuangan.
6. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA (SATD)
SATD dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) selaku
UAPBUN-Pengelolaan Tansfer ke Daerah dan Dana Desa. Laporan Keuangan yang
dihasilkan SATD terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Operasional
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Neraca
e. Catatan atas Laporan Keuangan
7. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI (SABS)
Unit Akuntansi yang mengelola SABS adalah Direktorat Jenderal Anggaran.
Laporan keuangan yang dihasilkan dari SABS adalah sebagai berikut:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Operasional
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Neraca
ADHIRAYAKTA 2021 8
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 9
WEEK 1 - AKPEM II
d. Neraca
e. Catatan atas Laporan Keuangan.
10. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA (SAPBL)
SAPBL dilaksanakan oleh DJPBN selaku UAPBUN PBL.
Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam SAPBL terdiri atas:
a. Laporan Perubahan Ekuitas
b. Neraca
c. CalK
d. Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Lainnya.
11. LAPORAN KEUANGAN BENDAHARA UMUM NEGARA
Laporan Keuangan BUN disusun dan disampaikan oleh UABUN yang dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Laporan Keuangan BUN terdiri atas:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Perubahan SAL
c. Neraca
d. Laporan Operasional
e. Laporan Arus Kas
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. CaLK.
I. REKONSILIASI
1. DEFINISI REKONSILIASI
Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses
dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber
yang sama. Rekonsiliasi meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang
berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam Laporan
Keuangan. Dalam hal terjadi perbedaan data, rekonsiliasi dapat mendeteksi dan
mengetahui penyebab-penyebab terjadinya perbedaan.
2. JENIS REKONSILIASI
a. Rekonsiliasi internal
Rekonsiliasi internal adalah rekonsiliasi data untuk menyusun laporan keuangan
yang dilaksanakan oleh subsistem pada masing-masing Unit Akuntansi dan
ADHIRAYAKTA 2021 10
WEEK 1 - AKPEM II
Pelaporan dan/ atau antar Unit Akuntansi dan Pelaporan yang masih dalam
satu entitas pelaporan. Termasuk dalam rekonsiliasi internal adalah:
• rekonsiliasi data antara unit akuntansi dan pelaporan keuangan pengguna
anggaran dengan unit akuntansi dan pelaporan keuangan pengguna barang;
• rekonsiliasi data antara unit akuntansi dan pelaporan keuangan pengguna
anggaran dengan bendahara
b. Rekonsiliasi eksternal
Rekonsiliasi eksternal adalah rekonsiliasi data untuk penyusunan laporan
keuangan yang dilaksanakan antara Unit Akuntansi dan Pelaporan yang satu
dengan Unit Akuntansi dan Pelaporan yang lain atau pihak lain yang terkait,
tidak dalam satu entitas pelaporan.
Rekonsiliasi eksternal dalam SAPP meliputi:
• rekonsiliasi antara Pengguna Anggaran dengan BUN,
• Rekonsiliasi pelaporan barang antara Pengguna barang dengan Pengelola
Barang,
• Rekonsiliasi antara BUN dengan Pengelola Barang.
ADHIRAYAKTA 2021 11
WEEK 1 - AKPEM II
LKPP
A. DASAR HUKUM LKPP
a. UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara
b. UU Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. UU Nomor 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
d. UU Nomor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
e. PP Nomor 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
f. PP Nomor 21/2004 tentang Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga
g. PP Nomor 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
h. PP Nomor 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan
B. PIHAK YANG MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN
a. Pemerintah pusat
b. Bendahara Umum Negara
c. Kementerian negara/lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
C. KERANGKA LKPP
D. KOMPONEN LKPP
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports), terdiri dari:
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan SAL
2. Laporan finansial, terdiri dari:
ADHIRAYAKTA 2021 12
WEEK 1 - AKPEM II
• Laporan Operasional
• Laporan Perubahan Ekuitas
• Neraca
• Laporan Arus Kas
3. Catatan atas Laporan Keuangan
E. UNSUR-UNSUR LKPP
1. Laporan Realisasi Anggaran
• DEFINISI
Laporan yg menyajikan perbandingan antara realisasi pendapatan dan belanja
dengan anggarannya
• MANFAAT
Berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan satker pemerintah pusat/daerah dalam periode mendatang
dengan cara menyajikan laporan secara komparatif
• STRUKTUR
Pendapatan, Belanja, Surplus/Defisit LRA, Pembiayaan, SiLPA/SikPA
2. Laporan Perubahan SAL
• DEFINISI
Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran
Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
3. Laporan Operasional
• DEFINISI
Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran
Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya
• MANFAAT
Melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual sehingga
penyusunan LO, LPE dan Neraca mempunyai keterkaitan yang jelas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
• DEFINISI
Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
berjalan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
ADHIRAYAKTA 2021 13
WEEK 1 - AKPEM II
• MANFAAT
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
5. Neraca
• DEFINISI
Laporan keuangan yang LK LK yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu
• MANFAAT
Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan
ekuitas satker pemerintah pusat/daerah pada tanggal tertentu.
6. Laporan Arus Kas
• DEFINISI
Laporan yang menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
pemerintah yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan
saldo akhir kas pemerintah selama periode tertentu.
• STRUKTUR
Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan, Aktivitas Transitoris
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
• TUJUAN
Memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan
• MANFAAT
Untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan dan penyediaan
pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan pemerintah
• ISI
Penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam LRA, Neraca, LO, dan LPE.
F. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK
JENIS OPINI BPK
a. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/unqualified opinion)
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) memuat suatu pernyataan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
ADHIRAYAKTA 2021 14
WEEK 1 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 15
WEEK 1 - AKPEM II
(Arthur Wellesly)
ADHIRAYAKTA 2021 16
WEEK 2 - AKPEM II
PERTEMUAN 2
AKUNTANSI ANGGARAN, PENDAPATAN, DAN PIUTANG
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
WEEK 2 - AKPEM II
AKUNTANSI ANGGARAN
1. DEFINISI ANGGARAN
Dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang
ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan
untuk menutup keperluan belanja tersebut, atau pembiayaan yang diperlukan bila
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus
2. PENGARUH PENTING ANGGARAN DI PEMERINTAH PUSAT
a. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik,
b. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara
belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan,
c. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum,
d. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah,
e. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah
sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada publik
3. STRUKTUR APBN
Secara garis besar struktur anggaran Pemerintah Pusat yang dituangkan dalam APBN
terdiri dari:
a. Pendapatan Negara
b. Belanja Negara
c. Keseimbangan Primer
d. Keseimbangan Umum (Surplus/Defisit Anggaran), dan
e. Pembiayaan Anggaran.
ADHIRAYAKTA 2021 2
WEEK 2 - AKPEM II
4. KLASIFIKASI ANGGARAN
Dalam pasal 11 ayat (5) Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, belanja negara dirinci menurut klasifikasi organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
a. Klasifikasi belanja menurut organisasi adalah klasifikasi berdasarkan unit organisasi
pengguna anggaran, contoh: pada pemerintah pusat adalah belanja per
kementerian negara/Lembaga (K/L) beserta unit organisasi di bawahnya
b. Klasifikasi belanja menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-
fungsi utama pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
• pelayanan umum,
• pertahanan,
• ketertiban dan keamanan,
• ekonomi,
• lingkungan hidup,
• perumahan dan fasilitas umum,
• kesehatan,
• pariwisata dan budaya,
• agama,
• pendidikan,
• perlindungan sosial.
c. Klasifikasi belanja menurut jenis belanja atau disebut juga klasifikasi ekonomi adalah
pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan
suatu aktivitas
• belanja pegawai,
• belanja barang,
• belanja modal,
• pembayaran bunga utang,
• subsidi,
• belanja hibah,
• bantuan sosial,
• belanja lain-lain.
ADHIRAYAKTA 2021 3
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 4
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 5
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 6
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 7
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 8
WEEK 2 - AKPEM II
AKUNTANSI PENDAPATAN
1. DEFINISI PENDAPATAN
a. PENDAPATAN LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum negara yang
menambah Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali
b. PENDAPATAN LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali
2. KLASIFIKASI PENDAPATAN
a. Pendapatan Perpajakan
Pendapatan Perpajakan-LO adalah hak pemerintah pusat yang berasal dari
pendapatan perpajakan yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan perpajakan-LRA adalah seluruh penerimaan uang yang masuk ke kas
negara yang berasal dari perpajakan pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah SAL dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
b. Pendapatan PNBP
Pendapatan PNBP-LO adalah hak pemerintah pusat yang berasal dari pendapatan
PNBP yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan PNBP-LRA adalah seluruh penerimaan uang yang masuk ke kas negara
yang tidak berasal dari pendapatan pajak pusat dan/ atau pendapatan hibah yang
diakui sebagai penambah SAL dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
dan tidak perlu dibayar kembali.
c. Pendapatan hibah
Pendapatan Hibah-LO adalah penerimaan Pemerintah dalam bentuk devisa, devisa
yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/ atau surat berharga yang diperoleh dari
pemberi hibah, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
ADHIRAYAKTA 2021 9
WEEK 2 - AKPEM II
Pendapatan Hibah-LRA adalah seluruh penerimaan uang yang masuk ke kas negara
yang berasal dari hibah yang diterima pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah SAL dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
3. JENIS-JENIS PENDAPATAN
1) Pendapatan Perpajakan
Pendapatan Perpajakan- LO, terdiri atas:
1) Pajak Penghasilan (PPh)- LO, yang dibagi menjadi:
• PPh Minyak dan Gas Bumi (Migas)
• PPh Non Migas
• PPh Ditanggung Pemerintah (DTP)
2) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan
PPnBM)-LO, terdiri dari:
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)-LO yaitu pendapatan pajak yang bersumber
dari sektor Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (PBB-P3).
4) Pendapatan Pajak Lainnya-LO terdiri dari Pendapatan Pajak Lainnya dan
Pendapatan Bunga Penagihan Pajak.
Pendapatan Perpajakan- LRA
1) Pendapatan Pajak Penghasilan
2) Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah
3) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan
4) Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
5) Pendapatan Cukai
6) Pendapatan Bea Masuk
7) Pendapatan Bea Keluar
8) Pendapatan Pajak Lainnya
2) Pendapatan PNBP
Pendapatan PNBP-LO maupun PNBP LRA terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1) Pendapatan PNBP perizinan.
ADHIRAYAKTA 2021 10
WEEK 2 - AKPEM II
3) Pendapatan Hibah
1) Pendapatan hibah terecana
2) Pendapata hibah langsung
4. ASAS BRUTO
Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan
pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
5. PENGAKUAN PENDAPATAN
a. PENGAKUAN PENDAPATAN-LRA
Pendapatan-LRA baik pendapatan perpajakan, pendapatan PNBP, maupun
pendapatan hibah dicatat pada saat kas dari pendapatan tersebut diterima di
rekening kas umum negara kecuali Pendapatan BLU.
Pendapatan BLU diakui oleh pemerintah pada saat pendapatan tersebut
dilaporkan atau disahkan oleh Bendahara Umum Negara.
ADHIRAYAKTA 2021 11
WEEK 2 - AKPEM II
b. PENGAKUAN PENDAPATAN-LO
• Pendapatan Perpajakan LO yang dipungut dengan metode official assessment
diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih
• Pendapatan perpajakan-LO yang dipungut dengan metode self assessment
maupun sistem withholding assesment diakui pada saat realisasi kas diterima
oleh bendahara penerimaan
• Pendapatan PNBP-Perizinan LO diakui pada saat diterimanya kas oleh
pemerintah pada saat wajib bayar mengajukan permohonan izin atau pada saat
diterbitkannya tagihan oleh Pemerintah apabila berdasarkan ketentuan
pembayaran dilakukan oleh wajib bayar setelah izin diterbitkan.
• PNBP-Layanan LO & Eksploitasi SDA – LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan tersebut, atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.
• PNBP-LO yang diperoleh dari Investasi Pemerintah jangka pendek berupa
bunga deposito dan bunga obligasi serta dividen tunai diakui pada saat diterima
di Rekening Kas Umum Negara.
• Pendapatan PNBP-LO yang diperoleh dari pemanfaatan aset (yakni aset non
keuangan) pemerintah diakui sesuai dengan hak yang dapat diakui oleh entitas
sesuai dengan perjanjian yang dibuat
• PNBP Lainnya-LO
✓ Pendapatan PNBP-LO lainnya yang berasal dari keuntungan penjualan aset
diakui pada saat diterima oleh entitas;
✓ Pendapatan PNBP-LO yang berasal dari bunga/jasa perbankan diakui pada
saat diterima oleh entitas;
✓ Pendapatan PNBP-LO yang berasal dari pengembalian kembali belanja
tahun sebelumnya diakui pada saat diterima oleh entitas;
✓ Pendapatan PNBP-LO yang berasal dari denda akibat perjanjian atau
peraturan diakui pada saat menjadi hak entitas;
✓ Pendapatan PNBP-LO yang berasal dari putusan pengadilan atau
pelanggaran hukum lainnya diakui pada saat salinan putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkhract) diterima oleh eksekutor yang
dijadikan dasar penagihan; dan
ADHIRAYAKTA 2021 12
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 13
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 14
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 15
WEEK 2 - AKPEM II
e. Diterima hibah langsung uang oleh Bendahara Pengeluaran dan/ atau Bendahara
Penerimaan entitas akuntansi/ pelaporan pemerintah penerima hibah. Jurnal pada
penerima hibah atas pendapatan tunai dari hibah langsung uang belum disahkan.
f. Diterima hibah langsung barang atau jasa oleh Bendahara Pengeluaran dan/ atau
Bendahara Penerimaan entitas akuntansi/ pelaporan pemerintah penerima hibah.
Jurnal pada penerima hibah atas pendapatan dari hibah langsung barang/jasa belum
disahkan.
g. Pengesahan secara periodik atas pendapatan Hibah langsung uang yang diterima
entitas akuntansi/pelaporan untuk keuntungan Kas Lainnya di Kementerian
Negara/Lembaga dari Hibah kepada KPPN selaku Kuasa BUN.
ADHIRAYAKTA 2021 16
WEEK 2 - AKPEM II
i. Pengembalian sisa dana hibah langsung uang TAB kepada donor yang telah
disahkan KPPN selaku kuasa BUN, pencatatan jurnal oleh entitas
akuntansi/pelaporan :
j. Pengembalian sisa dana hibah langsung uang TAYL dan telah disahkan KPPN selaku
kuasa BUN, pencatatan jurnal oleh entitas akuntansi/pelaporan :
k. Pengembalian sisa dana hibah langsung uang TAB melalui penyetoran ke kas negara
yang telah disahkan KPPN selaku kuasa BUN, pencatatan jurnal oleh entitas
akuntansi/pelaporan :
ADHIRAYAKTA 2021 17
WEEK 2 - AKPEM II
m. Pembayaran pada TAB atas pengembalian kelebihan pendapatan tunai PNBP yang
diterima di rekening kas negara dan/atau kelebihan pemotongan SPM yang terjadi
pada TAYL, dapat dibebankan sebagai pengurang pendapatan di TAB seperti jurnal
diatas, atau dapat dibebankan sebagai pengurang SAL.
Jurnal pada entitas akuntansi/pelaporan PNBP : Tidak ada jurnal
JURNAL PIUTANG PENDAPATAN
n. Pada saat entitas akuntansi/pelaporan Pemerintah melakukan pengakuan atas
pendapatan (kredit) dan piutang berdasarkan surat ketetapan, surat penagihan,
dan/ atau dokumen lainnya yang sah maka perlu dilakukan pencatatan jurnal
ADHIRAYAKTA 2021 18
WEEK 2 - AKPEM II
p. Sedangkan khusus untuk penyelesaian piutang TP /TGR maka jurnal pada entititas
akuntansi dan/ atau pelaporan adalah sebagai berikut.
ADHIRAYAKTA 2021 19
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 20
WEEK 2 - AKPEM II
AKUNTANSI PIUTANG
1. DEFINISI PIUTANG
Uang/hak pemerintah, dapat dinilai dengan uang, diharapkan dapat diterima di masa
yang akan datang
2. KLASIFIKASI PIUTANG
a. PIUTANG JANGKA PENDEK
DEFINISI
Jumlah uang yang akan diterima oleh pemerintah dan/atau hak pemerintah (dinilai
dengan uang) sebagai akibat perjanjian, kewenangan pemerintah, atau akibat
lainnya yang sah, yang diharapkan diterima pemerintah dalam waktu 12 bulan sejak
tanggal pelaporan
JENIS-JENIS PIUTANG JANGKA PENDEK
• Piutang Pajak
• Piutang Bukan Pajak
Piutang Bukan Pajak mencakup:
1) Piutang dari Penerimaan Sumber Daya Alam;
2) Piutang dari Pendapatan Laba BUMN;
3) Piutang dari Pendapatan PNBP Lainnya.
• Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)
• Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR)
• Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang
• Beban Dibayar di Muka/Uang Muka Belanja
• Piutang BLU
• Piutang Transfer ke Daerah
PENGUKURAN
• Piutang pajak : nilai nominal
• Piutang bukan pajak : nilai nominal
• Bagian lancar TPA : nilai TPA yang akan jatuh tempo
• Bagian lancar TP/TG : nilai TP/TGR yang akan jatuh tempo
• Bagian lancar PJP : nilai PJP yang akan jatuh tempo
ADHIRAYAKTA 2021 21
WEEK 2 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 22
WEEK 2 - AKPEM II
Belum dilunasi hingga satu bulan sejak Surat Tagihan Kedua. Disisihkan 50% dari
nilai piutang kualitas diragukan setelah dikurangi nilai agunan
• Macet
Belum dilunasi hingga satu bulan sejak Surat Tagihan Ketiga atau piutang
dilimpahkan ke DJKN. Disisihkan 100% dari nilai piutang kualitas macet setelah
dikurangi nilai agunan
4. PENGHENTIAN PIUTANG
Terjadi akibat pelunasan atau penghapusan
Ada 2 cara penghapusan:
• Penghapusbukuan piutang (write-off)
Merupakan kebijakan internal, pesimis kemampuan debitur membayar, proses dan
keputusan akuntansi agar nilai piutang dapat dipertahankan sesuai NRV
• Penghapustagihan piutang
Penghapusan hak tagih/upaya tagih secara perdata
(Mahatma Gandhi)
ADHIRAYAKTA 2021 23
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
PERTEMUAN 3 dan 4
Akuntansi Belanja, Beban, dan Persediaan
Disusun oleh:
1. Siti Aslamah Hidayatudiniyah
2. Sonia Eka Oktavia
3. Tiara Rinayu Sunsatyasih
ADHIRAYAKTA 2021 1
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negara (RKUN) yang
mengurangi saldo anggaran lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Jenis-jenis belanja:
1. Belanja Pegawai;
2. Belanja Barang;
3. Belanja Modal;
4. Belanja Bunga Utang;
ADHIRAYAKTA 2021 2
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
5. Belanja Subsidi;
6. Belanja Hibah;
7. Belanja Bantuan Sosial;
8. Belanja Lain-lain
Pengakuan Beban
1. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi
2. Terjadinya konsumsi aset
3. Timbulnya kewajiban
Pengukuran Belanja
Belanja diukur berdasarkan azas bruto dari nilai nominal sesuai dengan SPM/SP2D atau
dokumen pengeluaran negara yang dipersamakan dan/atau dokumen pengesahan
belanja yang diterbitkan oleh bendahara umum negara/kuasa bendahara umum negara
Pengukuran Beban
a. Beban pegawai
Dicatat sebesar resume tagihan belanja pegawai dan/atau tagihan kewajiban
pembayaran belanja .
b. Beban persediaan
Dicatat sebesar pemakaian persediaan berdasarkan transaksi mutasi keluar
penggunaan persediaan.
Beban persediaan tidak memperhitungkan persediaan yang diperoleh dari belanja
barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/ PEMDA dan persediaan yang
diperoleh dari belanja bantuan sosial berbentuk barang.
ADHIRAYAKTA 2021 3
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 4
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 5
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
SP2D
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Belanja ymh dibayar xxx Belanja barang persediaan xxx
DKEL xxx DKEL xxx
c) Belanja Modal
Transaksi Belanja Modal terjadi dengan adanya pengadaan Aset Non Lancar dan
diikuti dengan penerbitan SPM dan SP2D
ADHIRAYAKTA 2021 6
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
SP2D
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Belanja ymh dibayar xxx Belanja Modal xxx
DKEL xxx DKEL xxx
C. Pengembalian Belanja
Pengembalian Belanja Tahun Anggaan Berjalan (TAB) diakui sebagai pengurang belanja
TAB. Sedangkan Pengembalian Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL) diakui
sebagai pendapatan lain-lain.
ADHIRAYAKTA 2021 7
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
Akuntansi Persediaan
A. Jenis persediaan
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah, misalnya:
a) barang habis pakai, contoh: barang konsumsi, alat tulis kantor, amunisi, bahan
untuk pemeliharaan, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga.
b) barang tak habis pakai,contoh: komponen peralatan dan pipa, suku cadang.
c) barang bekas pakai, contoh: komponen bekas
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi (jika
pemerintah memproduksi sendiri), misalnya bahan baku pembuatan alat-alat
pertanian.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan, misalnya tanah, bangunan hewan atau tanaman
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, pita cukai dan leges.
B. Siklus akuntansi persediaan
1) Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat:
a. Potensi manfaat masa depan diperoleh pemerintah dan punya nilai/biaya yang
dapat diukur andal.
b. Diterima/hak kepemilikan telah berpindah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat sesuai hasil inventarisasi fisik.
Persediaan bahan baku dan perlengkapan untuk proyek swakelola diperkirakan ke
suatu perkiraan aset untuk konstruksi dalam pengerjaan (KDP) tidak dihitung sebagai
persediaan.
ADHIRAYAKTA 2021 8
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
2) Pengukuran persediaan
Persediaan dicatat dan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan cara pembelian.
Biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya angkut, biaya penanganan, dan
biaya lain hingga siap untuk dipakai. Sementara potongan harga, rabat, dan lainnya
dapat mengurangi biaya perolehan.
b. Biaya standar apabila diperoleh dengan cara produksi sendiri.
Biaya standar adalah biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengan
produksi sesuai rencana kerja dan anggaran.
c. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara donasi/rampasan.
Nilai wajar dapat berupa nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban
antar pihak yang berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
ADHIRAYAKTA 2021 9
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
Pencatatan persediaan
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Persediaan xxx -
Persediaan yg blm diregister xxx
ADHIRAYAKTA 2021 10
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
SP2D UP terbit
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Pengeluaran transito UP/TUP ymh xxx -
dibayar
Uang muka dari KPPN xxx
ADHIRAYAKTA 2021 11
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
intrakomptabel
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Utang yg blm diterima tagihannya xxx -
Belanja barang ymh dibayar xxx
ADHIRAYAKTA 2021 12
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 13
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
Diterima barang
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Uraian Dr Cr Uraian Dr Cr
Persediaan blm diregister xxx -
Aset tetap blm diregister xxx
Aset lainnya blm diregister xxx
Utang ybdt xxx
ADHIRAYAKTA 2021 14
WEEK 3 & 4 - AKPEM II
(Abigail Adams)
Sumber :
1. Sri Suryanovi, 2014, Seri Akuntansi Pemerintah Indonesia: Akuntansi Pemerintah
Pusat
2. PPT Akuntansi Belanja dan Beban Kementerian/Lembaga dari Tim Dosen AKPEM II
PKN STAN Jakarta
ADHIRAYAKTA 2021 15
WEEK 5 - AKPEM II
PERTEMUAN 5
Akuntansi Aset Tetap
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
WEEK 5 - AKPEM II
Aset Tetap
Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, untuk digunakan,
atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Irigasi dan jaringan
5. Aset Tetap Lainnya, dan
1. Pengakuan
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur secara andal.
2. Pengukuran
b. Nilai wajar digunakan pada saat tidak ada nilai perolehan atau nilai perolehan
tidak dapat diidentifikasi.
ADHIRAYAKTA 2021 2
WEEK 5 - AKPEM II
a. Berwujud
Nilai satuan minimum kapitalisasi BMN tidak diperlukan untuk BMN berupa:
1) tanah
4) aset tetap lainnya, seperti koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
ADHIRAYAKTA 2021 3
WEEK 5 - AKPEM II
G. KOMPONEN BIAYA
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
yang dimaksudkan.
b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan ongkar muat
(handling cost)
e. Biaya konstruksi
f. Testing cost
4) Biaya lainnya yang dikeluarkan ,ataupun yang masih harus dikeluarkan sampai
tanah tersebut siap pakai
• Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli
tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan
ADHIRAYAKTA 2021 4
WEEK 5 - AKPEM II
1) Harga pembelian
2) Biaya pengangkutan
3) Biaya instalasi
• Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan dan masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan
sampai siap pakai.
ADHIRAYAKTA 2021 5
WEEK 5 - AKPEM II
2) Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi, dan jaringan tersebut siap
pakai
2. biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tersebut
3. biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan konstruksi yang bersangkutan
7. Pengecualian
1. Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung
pada biaya perolehan aset atau membawa aset kekondisi kerjanya.
• Biaya permulaan (start-up cost) dan praproduksi serupa tidak merupakan bagian
biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.
ADHIRAYAKTA 2021 6
WEEK 5 - AKPEM II
H. PERTUKARAN ASET
• Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa atau aset
lainnya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas
nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara
kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.
• Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang
memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa, maka aset yang
baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
I. PENYUSUTAN
• Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
• Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat
aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
• Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan
sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut
METODE PENYUSUTAN
ADHIRAYAKTA 2021 7
WEEK 5 - AKPEM II
• Metode penyusutan aset tetap yang diperkenankan bagi pemerintah pusat adalah
metode penyusutan garis lurus.
• Metode ini dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari aset
tetap secara merata selama masa manfaat aset terkait, dengan atau tanpa
memperhitungkan nilai sisa (residu).
J. PENGHENTIAN/PELEPASAN
• Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang
akan datang.
• Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari neraca
dan diungkapkan dalam CaLK
• Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi
aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
Jurnal untuk mencatat reklasifikasi dari aset tetap menjadi aset lainnya
ADHIRAYAKTA 2021 8
WEEK 5 - AKPEM II
• Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya penetapan oleh
pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan keterangan dari pihak yang
berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Terhadap aset tetap yang
hilang, sesuai dengan peraturan perundang-undangan perlu dilakukan proses untuk
mengetahui apakah terdapat unsur kelalaian sehingga mengakibatkan adanya tuntutan
ganti rugi.
• Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku. Apabila terdapat
perbedaan waktu antara penetapan aset hilang dengan penetapan ada atau tidaknya
tuntutan ganti rugi, maka pada saat aset tetap dinyatakan hilang, entitas melakukan
reklasifikasi aset tetap hilang menjadi aset lainnya (aset tetap hilang yang masih dalam
proses tuntutan ganti rugi).
• Selanjutnya, apabila berdasarkan ketentuan perundang-undangan dipastikan terdapat
tuntutan ganti rugi kepada perorangan tertentu, maka aset lainnya tersebut
ADHIRAYAKTA 2021 9
WEEK 5 - AKPEM II
direklasifikasi menjadi piutang tuntutan ganti rugi. Dalam hal tidak terdapat tuntutan
ganti rugi, maka aset lainnya tersebut direklasifikasi menjadi beban.
K. PENGUNGKAPAN
Terkait setiap jenis aset tetap, hal yang perlu diungkap di CaLK mencakup :
• dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount)
• rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
1) penambahan;
2) pelepasan;
• informasi penyusutan, meliputi (1) nilai penyusutan; (2) metode penyusutan yang
digunakan; (3) masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; (4) nilai tercatat
bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
L. PERLAKUAN KHUSUS
2. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan/direklasifikasi ke pos aset lainnya
sesuai dengan nilai tercatatnya.
3. Peralatan militer, baik yang umum maupun yang khusus, memenuhi definisi aset
tetap (peralatan dan mesin) dan harus diberlakukan prinsip-prinsip yang sama
seperti aset tetap yang lain.
ADHIRAYAKTA 2021 10
WEEK 5 - AKPEM II
- C. S Lewis -
ADHIRAYAKTA 2021 11
WEEK 6 – AKPEM II
PERTEMUAN 6
Akuntansi Aset Lainnya
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
WEEK 6 – AKPEM II
Aset Lainnya
Aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan,
dan piutang jangka panjang.
d. Aset Lain-lain
a. Dapat diidentifikasi;
c. Kemungkinan besar manfaat ekonomi dan sosial atau jasa potensial di masa
mendatang mengalir kepada/dinikmati oleh pemerintah; dan
Jenis-jenisnya :
1. Terdiri atas hak paten dan hak cipta, kekayaan intelektual, pengetahuan teknis,
atau karya bermanfaat lainnya.
2. Software
1. Software komputer yang bukan bagian tidak terpisahkan dari hardware computer.
ADHIRAYAKTA 2021 2
WEEK 6 – AKPEM II
1. Izin yang diberikan pemilik hak paten atau hak cipta berdasarkan perjanjian untuk
menikmati dengan jangka dan syarat tertentu.
1. Misalnya bentuk hasil penelitian adalah peta digital yang dikembangkan oleh
beberapa K/L.
5. ATB Lainnya
✓ Software yang diperoleh atau dibangun oleh internal instansi pemerintah dapat dibagi
menjadi dua, yaitu dikembangkan oleh instansi pemerintah sendiri atau oleh pihak
ketiga.
✓ Software yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat harus dicatat
sebagai persediaan .
✓ Software yang dibeli tersendiri dan tidak terkait dengan hardware harus dikapitalisasi
sebagai ATB setelah memenuhi kriteria perolehan aset secara umum. Apabila dibeli
sebagai bagian dari hardware, nilai software tersebut harus dikapitalisasi pada
hardware terkait.
1. Pengakuan
Diakui sebagai ATB jika memenuhi definisi ATB dan kriteria pengakuan, yakni:
ADHIRAYAKTA 2021 3
WEEK 6 – AKPEM II
2. Pengukuran
1. ATB diukur dengan harga perolehan, yaitu harga untuk memperoleh ATB hingga
siap digunakan dan memiliki manfaat ekonomi mengalir ke entitas
3. Penentuan usia perhatikan alih teknologi baru sehingga ATB lama tidak digunakan
lagi
4. Biaya perolehan ATB: harga beli, termasuk biaya impor dan pajak, dikurangi
dengan diskon/rabat.
5. Biaya diatribusikan langsung membawa aset ke kondisi siap guna, contoh : biaya
staf langsung, biaya profesional langsung, biaya pengujian untuk menjamin aset
tersebut dapat berfungsi baik
- Pengeluaran ATB yang awalnya telah diakui sebagai beban tidak boleh diakui
sebagai bagian dari harga perolehan ATB kemudian hari
- ATB yang dihasilkan dari pengembangan software komputer, maka
pengeluaran yang dapat dikapitalisasi adalah pengeluaran tahap
pengembangan aplikasi
7. Aset yang memenuhi definisi dan syarat ATB, namun biaya perolehannya tidak
dapat ditelusuri, disajikan sebesar nilai wajar
- Penjualan
- Pertukaran
ADHIRAYAKTA 2021 4
WEEK 6 – AKPEM II
- Hibah atau
- Berakhirnya masa manfaat
2. Secara umum, penghentian ATB pada saat dilepaskan atau tidak lagi memiliki
manfaat ekonomi masa depan
✓ Ketinggalan zaman
✓ Tidak sesuai kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat,
atau
✓ Masa kegunaannya telah berakhir
1. Penyajian
2. Pengungkapan
ADHIRAYAKTA 2021 5
WEEK 6 – AKPEM II
1. Amortisasi
1. Amortisasi untuk ATB yang memiliki masa manfaat terbatas (paten, hak cipta),
Metode GL
2. Penghentian ATB
1. penjualan
2. pertukaran
3. hibah
H. JURNAL ATB
Pada Jan 20X1, Satker mengembangkan Aplikasi Pantau Distribusi Pupuk, biaya Rp600
juta. BAST terbit 26 Feb 20X1, namun belum bayar
- Pada 1 Maret 20X1, UAKPA menerima LBKP dan ADK dari UAKPB yang telah
meregister aset tersebut
ADHIRAYAKTA 2021 6
WEEK 6 – AKPEM II
- Pembelian dalam bulan berjalan, amortiasi (usia 10 tahun) dianggap satu tahun (jurnal
amortisasi
ADHIRAYAKTA 2021 7
WEEK 6 – AKPEM II
1. Definisi
2. Jenis
- Tanah
• pendayagunaan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan PNBP dan sumber pembiayaan lainnya.
• masa kerja sama/kemitraan adalah jangka waktu yang pemerintah dan mitra kerja
sama masih terikat dengan perjanjian kerja sama/kemitraan.
ADHIRAYAKTA 2021 8
WEEK 6 – AKPEM II
K. KEMITRAAN DENGAN PIHAK KETIGA (Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah,
Kelola (BSK)) PMK 78/2014
1. BKS:
2. BSK:
- Kerja sama pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak mitra, dengan cara pihak
mitra tersebut bangun sarpras, lalu serah sarpras ke pemerintah, lalu dikelola
sesuai peruntukan
- Selain mencatat asetnya, pemerintah juga mencatat kewajiban kepada pihak
ketiga sebesar jumlah dikeluarkan oleh pihak ketiga untuk membangun
2. Saat serah terima Gedung dan/atau sarana berikut fasilitasnya kepada pemerintah
Ketika proses pembangunan selesai (pola BSK), Buku Akrual SAI:
3. Utang kemitraan dibayar satker pengelola, Buku Akrual & Kas SAI:
ADHIRAYAKTA 2021 9
WEEK 6 – AKPEM II
✓ Kas yang dibatasi atau diikat untuk membiayai kegiatan tertentu (>12bulan), bisa
akibat kebijakan pemerintah, bisa diputuskan pengadilan, misal dana abadi
Pendidikan (rekening khusus)
✓ Jurnal penyisihan atau penempatan kas pada rekening khusus
Tgl Uraian Debit Kredit
Aset Lainnya (Kas yang
XX
Dibatasi Penggunaannya)
Kas dan Setara Kas XX
N. ASET LAIN-LAIN
1. Aset lain-lain :
✓ Aset eks. Pertamina, aset kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas
bumi, dan aset PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA)
✓ Penjurnalan: terbit surat permohonan persetujuan penghapusan aset tetap yang
sudah dihentikan dari penggunaan aktif
✓ Buku Akrual SAI:
ADHIRAYAKTA 2021 10
WEEK 6 – AKPEM II
2. Eliminasi:
Jika aset lalu dihibahkan, perlu dok. BA Hibah, jika dimusnahkan, perlu surat
persetujuan/keputusan
✓ Aset lainnya disajikan pada neraca (Setelah Aset Tetap) sebesar nilai tercatatnya
✓ Rincian aset lainnya -> CALK
menyerah
- BJ Habibie -
Sumber :
1. PPT Akuntansi Aset Lainnya dari Tim Dosen Akpem II PKN STAN Jakarta
ADHIRAYAKTA 2021 11
WEEK 7 - AKPEM II
PERTEMUAN 7
SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
WEEK 7 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 2
WEEK 7 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 3
WEEK 7 - AKPEM II
ADHIRAYAKTA 2021 4
WEEK 7 - AKPEM II
E. DOKUMEN SUMBER
Secara garis besar yang digunakan untuk transaksi akuntansi pemerintah pusat yaitu
sebagai berikut:
a. Dokumen saldo awal neraca (LK Neraca TAYL)
b. Dokumen Anggaran (DIPA dan revisinya)
c. Dokumen transaksi tahun berjalan (SPM, SPD, dll.)
d. Dokumen pengesahan (SP2B BLU, SPHL, dll.)
e. Dokumen transaksi akrual (SK, SPPT, SKPKB, dll.)
f. Dokumen transaksi lainnya (Berita Acara, Kontrak, dll.)
Jurnal Anggaran untuk DIPA dicatat sesuai dengan tanggal DIPA. Pencatatan dilakukan
single entry, dan tidak dimaksudkan dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan
keuangan pemerintah yang bertujuan umum, dicatat secara akrual dan basis kas:
Bila satuan kerja melakukan revisi DIPA, maka satuan kerja harus melakukan pencatatan
revisi DIPA
ADHIRAYAKTA 2021 5
WEEK 7 - AKPEM II
H. PENYESUAIAN
• Penyesuaian dilakukan untuk menyesuaikan akun-akun pendapatan dan beban
akrual, sehingga laporan yang akan disajikan memenuhi konsep periodisitas.
• Dengan penyesuaian, pendapatan dapat disajikan sesuai dengan nilai yang
sesungguhnya yaitu semua hak yang sudah diterima maupun belum diterima
• Demikian pula beban, yang merupakan kewajiban atau pengorbanan yang terjadi
para periode akuntansi
• Jurnal penyesuaian dilakukan berdasarkan informasi pada dokumen sumber
pendukung yang dituangkan dalam Formulir Memo Penyesuaian
I. KOREKSI
Koreksi Beban Aset Koreksi yang dilakukan untuk mengeliminasi persediaan/aset yang
belum diregister di dalam neraca atau beban di dalam LO yang
tidak tereleminasi secara otomatis yang timbul karena
ketidaksesuaian penggunaan akun
Koreksi Lainnya Koreksi yang dilakukan menyesuaikan saldo akun-akun non
persediaan dan BMN seperti kas, piutang, utang, dll pada neraca
tahun sebelumnya
Koreksi Antar Beban Koreksi beban yang terlanjur dicatat pada akun yang salah menjadi
akun beban yang seharusnya
ADHIRAYAKTA 2021 6
WEEK 7 - AKPEM II
J. JURNAL PENUTUP
Berfungsi untuk menutup semua akun-akun yang bersifat sementara sehingga hanya
tersisa nilai saldo dari akun-akun yang bersifat permanen selama satu periode akuntansi,
sehingga pada awal periode baru akuntansi berikutnya akun dimaksud dimulai dengan
tanpa saldo dan catatan baru.
Akun sementara: akun nominal antara lain akun-akun yang digunakan untuk mencatat
pengakuan:pendapatan- LRA/LO, belanja dan transfer ke daerah dan dana desa-LRA,
beban-LO, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, surplus/deficit LRA/LO,
dan transaksi transitoris.
(Simone de Beauvoir)
ADHIRAYAKTA 2021 7
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
01 Dasar Hukum
02 Akuntansi
03 Tujuan, Ruang Lingkup, dan Karakteristik
04 Kerangka dan Alur
05 Reviu Laporan Keuangan
06 Pernyataan Tanggung Jawab
07 Sanksi
Dasar Hukum
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
Bagian Penjelasan
“… agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas
perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.”
Proses Akuntansi
Sistem Akuntansi
UAKPA
(Dekonsentrasi dan TP)
Unit Akuntansi dan Pelaporan BMN
dalam Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi (SAI)
UAKPB
(Dekonsentrasi dan TP)
Korelasi
Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Pelaporan Barang
Kepala Kantor
Kasubag
Kasubag TU/Pejabat
Keuangan/Pejabat
yang Menangani
yang Menangani
Barang
Keuangan
UAKPA
UAKPB
Lapkeu interim dan Lapkeu K/L tahunan Lapkeu disertai Pernyataan Telah
tahunan disusun lengkap disampaikan paling lama Di-review yang ditandatangani oleh
dengan LRA, LO, LPE, 2 (dua) bulan setelah TA APIP dan Pernyataan Tanggung
Neraca, CaLK dan berakhir Jawab (Statement of Responsibility)
pendukungnya yang ditandatangani oleh Menteri/
Pimpinan Lembaga
Jenis
Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Definisi dan Tujuan SAPP
Menurut PMK 215/2016, SAPP: rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pempus.
Tujuan
• menjaga aset pempus melalui pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan
transaksi keuangan
• menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran
dan kegiatan keuangansebagai dasar penilaian kinerja, ketaatan
terhadap otorisasi anggaran, akuntabilitas
• menyediakan informasi posisi keuangansecara keseluruhan;
• menyediakan informasi keuangan untuk perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian secara efisien.
Ruang Lingkup SAPP
SAPP wajib diselengarakan oleh:
• Seluruh unit pempus
• Unit akuntansi danpelaporan pada pemda dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi/ Tugas Pembantuan (sumber
dana APBN)
• Unit akuntansi dan pelaporan pada pelaksanaan
anggaran BUN
Dikecualikandari SAPP:
• PemerintahDaerah yang dananya bersumber dari APBD
• BUMN
• BUMD
Karakteristik SAPP
Basis Akuntansi
• LKPP berakrual
• Basis kas untuk LRA sepanjangAPBN
menggunakan basis kas
SistemPembukuanBerpasangan
• Anggaran masih single entry
Desentralisasi Pelaksanaan Anggaran
• Pembentukan unit-unit akuntansi dan
pelaporan secara berjenjang
BAS: Kodefikasi elemen transaksi, akuntansi
dan pelaporan
SAP: Panduan akuntansi
Kerangka SAPP
Kerangka SAPP
No Subsistem Pelaksana
1 Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat (SiAP) DJPb
2 Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Utang DJPPR
Pemerintah (SAUP)
3 Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah DJPPR
(SIKUBAH)
4 Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi DJKN
Pemerintah (SAIP)
5 Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penerusan DJPb
Pinjaman (SA-PPP)
PengenaansanksikepadaUAPPA-W/B,
mempertimbangkan pelaksanaan single database dalam
proses rekonsiliasi
Words of Inspiration
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat
Dimar
Pokok
Bahasan
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
01 Dasar Hukum
02 Entitas Pelaporan
03 Jenis Laporan
04 Opini Audit BPK
Dasar Hukum
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
5. PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah
6. PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi
7. PP Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Dasar Hukum
UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
Pasal 8 huruf g
Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri
Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: g) menyusun laporan keuangan
yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
Pasal 9 huruf g
Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas sebagai
berikut: g. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian
negara /lembaga yang dipimpinnya
PSAP 01 Paragraf 8
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
2. Neraca
2. Neraca
4. Laporan Operasional
Penjabaran Laporan Keuangan
Entitas LK
LRA LP SAL LO Neraca LPE LAK CaLK
Pelaporan Entitas
Pempus LKPP P P P P P P P
BUN LKBUN P P P P P P P
K/L LKK/L P O P P P O P
Penjabaran Laporan Keuangan
UAPPA-E1 P O P P P O P
UAPA P O P P P O P
Penjabaran Laporan Keuangan
Manfaat
▪ mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya
ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap
anggaran
▪ memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
ILUSTRASI PSAP 02.A
PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
Anggaran Realisasi Realisasi
(%)
NO. URAIAN 20X1 20X1 20X0
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN PERPAJAKAN
3 Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx xx xxx
4 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah xxx xxx xx xxx
5 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxx xxx xx xxx
6 Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx xx xxx
7 Pendapatan Cukai xxx xxx xx xxx
8 Pendapatan Bea Masuk xxx xxx xx xxx
9 Pendapatan Pajak Ekspor xxx xxx xx xxx
10 Pendapatan Pajak Lainnya xxx xxx xx xxx
11 Jumlah Pendapatan Perpajakan (3 s/d 10) xxx xxx xx xxx
12
13 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
14 Pendapatan Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx
15 Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba xxx xxx xx xxx
16 Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya xxx xxx xx xxx
17 Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (14 s/d 16) xxx xxx xx xxx
18
19 PENDAPATAN HIBAH
20 Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx
21 Jumlah Pendapatan Hibah (20 s/d 20) xxx xxx xx xxx
22 JUMLAH PENDAPATAN (11 + 17 + 21) xxx xxx xx xxx
23
24 BELANJA
25 BELANJA OPERASI
26 Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx
27 Belanja Barang xxx xxx xx xxx
28 Bunga xxx xxx xx xxx
29 Subsidi xxx xxx xx xxx
30 Hibah xxx xxx xx xxx
31 Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx
32 Belanja Lain-lain xxx xxx xx xxx
33 Jumlah Belanja Operasi (26 s/d 32) xxx xxx xx xxx
34
35 BELANJA MODAL xxx xxx xx xxx
36 Belanja Tanah xxx xxx xx xxx
37 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx
38 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx
39 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx
40 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx
41 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx
42 Jumlah Belanja Modal (36 s/d 41) xxx xxx xx xxx
43 JUMLAH BELANJA (33 + 42) xxx xxx xx xxx
44
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
Anggaran Realisasi Realisasi
(%)
NO. URAIAN 20X1 20X1 20X0
45 TRANSFER
46 DANA PERIMBANGAN
47 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
48 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx
49 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx
50 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx
51 Jumlah Dana Perimbangan (47 s/d 50) xxx xxx xx xxx
52
53 TRANSFER LAINNYA (disesuaikan dengan program yang ada)
54 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx
55 Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx
56 Jumlah Transfer Lainnya (54 s/d 55) xxx xxx xx xxx
57 JUMLAH TRANSFER (51 + 56) xxx xxx xx xxx
58 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (43 + 57) xxx xxx xx xxx
59
60 SURPLUS / DEFISIT (22 - 58) xxx xxx xx xxx
61 PEMBIAYAAN
62 PENERIMAAN
63 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
64 Penggunaan SAL xxx xxx xx xxx
65 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx xx xxx
66 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx
67 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx
68 Penerimaan dari Divestasi xxx xxx xx xxx
69 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
70 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
71 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri (64 s/d 70) xxx xxx xx xxx
72
73 PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI
74 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx xxx
75 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx xx xxx
76 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri (74 s/d 75) xxx xxx xx xxx
77 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN (71 + 76) xxx xxx xx xxx
78
79 PENGELUARAN
80 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
81 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx xx xxx
82 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx
83 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx
84 Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) xxx xxx xx xxx
85 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
86 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
87 Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri (81 s/d 86) xxx xxx xx xxx
88
89 PENGELUARAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI xxx xxx xx xxx
90 Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri xxx xxx xx xxx
91 Pemberian Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx xx xxx
92 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri (90 s/d 91) xxx xxx xx xxx
93 JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN (87 + 92) xxx xxx xx xxx
94 PEMBIAYAAN NETO (77 - 93) xxx xxx xx xxx
95
96 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (62 + 94) xxxx xxxx xx xxxx
Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih
PSAP 01 Paragraf 8 LP SAL hanya disajikan oleh BUN dan entitas pelaporan
yang menyusun LK konsolidasian
Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo
yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-
tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan LP SAL menyajikan informasi kenaikan/penurunan SAL
serta penyesuaian lain yang diperkenankan tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
ILUSTRASI PSAP 01.E
PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
Manfaat
Memberikan informasi mengenai
▪ besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk menjalankan
pelayanan;
▪ operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan
penggunaan sumber daya ekonomi;
▪ prediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai kegiatan
pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara
menyajikan laporan secara komparatif;
▪ Penurunan/peningkatan ekuitas lewat surplus/defisit
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010 2005
ILUSTRASI PSAP 12.A
PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
Kenaikan/
No URAIAN 20x1 20x0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN PERPAJAKAN
3 Pendapatan Pajak Penghasilan xxx xxx xxx xxx
4 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah xxx xxx xxx xxx
5 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxx xxx xxx xxx
6 Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx xxx xxx
7 Pendapatan Cukai xxx xxx xxx xxx
8 Pendapatan Bea Masuk xxx xxx xxx xxx
9 Pendapatan Pajak Ekspor xxx xxx xxx xxx
10 Pendapatan Pajak Lainnya xxx xxx xxx xxx
11 Jumlah Pendapatan Perpajakan ( 3 s/d 10 ) xxx xxx xxx xxx
12
13 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
14 Pendapatan Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx
15 Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba xxx xxx xxx xxx
16 Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya xxx xxx xxx xxx
17 Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (14 s/d 16) xxx xxx xxx xxx
18
19 PENDAPATAN HIBAH
20 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xxx
21 Jumlah Pendapatan Hibah (20) xxx xxx xxx xxx
22 JUMLAH PENDAPATAN (11 + 17 + 21) xxx xxx xxx xxx
23
24 BEBAN
25 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx
26 Beban Persediaan xxx xxx xxx xxx
27 Beban Jasa xxx xxx xxx xxx
28 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxx
29 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxx
30 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx
31 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx
32 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx
33 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
34 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx
35 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx
36 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx
37 JUMLAH BEBAN (25 s/d 36) xxx xxx xxx xxx
38
39 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL (22-37) xxx xxx xxx xxx
40
41 KEGIATAN NON OPERASIONAL
42 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
43 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
44 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
45 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
46 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
47 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL(42 s/d 46) xxx xxx xxx xxx
48 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (39 + 47) xxx xxx xxx xxx
49
50 POS LUAR BIASA
51 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
52 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
53 POS LUAR BIASA (51-52) xxx xxx xxx xxx
54 SURPLUS/DEFISIT-LO (48+53) xxx xxx xxx xxx
Laporan Perubahan Ekuitas
PSAP 01
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
ILUSTRASI PSAP 01.C
PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
▪ Unsur Neraca
1. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan
persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3
(tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, surat berharga yang mudah diperjualbelikan.
2. Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak
berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan
pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar
diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan,
dan aset lainnya untuk mempermudah pemahaman atas pos-pos aset nonlancar
yang disajikan di neraca.
Neraca
PSAP 01
▪ Unsur Neraca
3. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
4. Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan lebih dari waktu
12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
5. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran II
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Ilustrasi PSAP 01.A
NERACA
PEMERINTAH PUSAT
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 ASET
2 ASET LANCAR
3 Kas di Bank Indonesia xxx xxx
4 Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara xxx xxx
5 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
6 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
7 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
8 Piutang Pajak xxx xxx
9 Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak xxx xxx
10 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
11 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx
13 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
14 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan xxx xxx
15 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
16 Piutang Lainnya xxx xxx
17 Persediaan xxx xxx
18 Jumlah Aset Lancar (3 s/d 17) xxx xxx
19 INVESTASI JANGKA PANJANG
20 Investasi Nonpermanen
21 Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
22 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
23 Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxx xxx
24 Dana Bergulir xxx xxx
25 Investasi dalam Obligasi xxx xxx
26 Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx
27 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx
28 Jumlah Investasi Nonpermanen (21 s/d 27) xxx xxx
29 Investasi Permanen
30 Penyertaan Modal Pemerintah xxx xxx
31 Investasi Permanen Lainnya xxx xxx
32 Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31) xxx xxx
33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 + 32) xxx xxx
34 ASET TETAP
35 Tanah xxx xxx
36 Peralatan dan Mesin xxx xxx
37 Gedung dan Bangunan xxx xxx
38 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
39 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
40 Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx xxx
41 Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)
42 Jumlah Aset Tetap (35 s/d 41) xxx xxx
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
NERACA
PEMERINTAH PUSAT
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
43 ASET LAINNYA
44 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
45 Tuntutan Perbendaharaan xxx xxx
46 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
47 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
48 Aset Tak Berwujud xxx xxx
49 Aset Lain-Lain xxx xxx
50 Jumlah Aset Lainnya (44 s/d 49) xxx xxx
51 JUMLAH ASET (18+33+42+50) xxxx xxxx
52
53 KEWAJIBAN
54 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
55 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) xxx xxx
56 Utang Bunga xxx xxx
57 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx
58 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx
59 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (55 s/d 58) xxx xxx
60 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
61 Utang Luar Negeri xxx xxx
62 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx
63 Utang Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx
64 Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx
65 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (61 s/d 64) xxx xxx
66 JUMLAH KEWAJIBAN (59+65) xxx xxx
67
68 EKUITAS DANA
69 EKUITAS DANA LANCAR
70 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) xxx xxx
71 Pendapatan yang Ditangguhkan xxx xxx
72 Cadangan Piutang xxx xxx
73 Cadangan
C d Persediaan
P di xxx xxx
74 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka (xxx) (xxx)
75 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (70 s/d 74) xxx xxx
76 EKUITAS DANA INVESTASI
77 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang xxx xxx
78 Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx xxx
79 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx xxx
80 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka (xxx) (xxx)
81 P j Jumlah Ekuitas Dana Investasi (77 s/d 80) xxx xxx
82 JUMLAH EKUITAS DANA (75+81) xxx xxx
83 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (66+82) xxxx xxxx
Laporan Arus Kas
PSAP 03 Manfaat
• indikator jumlah arus kas masa YAD
• menilai kecermatan taksiran arus kas sebelumnya
Laporan finansial yang menyajikan • memprediksi klaim pihak lain terhadap kas
informasi penerimaan dan pengeluaran pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak
kas selama periode tertentu yang lain masa YAD
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas • alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan
operasi, investasi, pendanaan, dan arus kas keluar
transitoris • mengevaluasi hubungan antara aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris, misalnya
transaksi pelunasan utang yang terdiri dari
pelunasan pokok utang dan bunga utang
Laporan Arus Kas Aktivitas Operasi
PSAP 03
Metode Langsung
Metode ini mengungkapkan pengelompokan
utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto
LAMPIRAN II
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
ILUSTRASI PSAP 03.A
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Akuntansi Anggaran
Pemerintah Pusat
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Anggaran
01 Dasar Hukum
02 Konsep Anggaran
03 Struktur APBN
04 Jurnal Anggaran dan Komitmen
Dasar Hukum
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. UU Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
5. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
6. PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal Akuntansi
Pemerintahan pada Pemerintah Pusat
Konsep
Anggaran Pemerintah
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan
legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan
yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus.
Fungsi
1. Pelayanan umum 7. Kesehatan
2. Pertahanan 8. Pariwisata dan budaya
3. Ketertiban dan keamanan 9. Agama
4. Ekonomi 10. Pendidikan
5. Perlindungan lingkungan hidup 11. Perlindungan sosial
6. Perumahan dan permukiman PSAP 02 Par. 43
Jenis
1. Operasi: pegawai, barang dan jasa, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan sosial
2. Modal: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan
jaringan, aset tetap lainnya, serta aset lainnya
3. Tak terduga
Jenis
Jurnal Akuntansi
1. Jurnal anggaran
2. Jurnal transaksi pendapatan
3. Jurnal transaksi belanja
4. Jurnal transaksi pembiayaan
5. Jurnal transaksi transitoris
6. Jurnal penyesuaian
7. Jurnal penutup
• Bersifat single entry
• Ditujukan untuk laporan manajemen anggaran berupa
pengendalian nilai pagu, dan realisasi anggaran secara
manajerial
• Mencatat jurnal atas APBN/APBN-P, DIPA, Komitmen
• Khusus komitmen belanja dan/atau pengeluaran
pembiayaan terdapat dua mekanisme yaitu single entry Jurnal
dan double entry. Anggaran
• Jurnal anggaran standar untuk APBN/APBN-P dicatat
pada saat terbitnya UU APBN/APBN-P oleh Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DJPb Kemenkeu
• Jurnal anggaran standar untuk DIPA dicatat pada saat
diterimanya DIPA oleh setiap satker yang menerimanya
• Mencatat komitmen atas belanja dan
pengeluaran pembiayaan pemerintah
• Ditujukan untuk manajemen anggaran dan
pengelolaan kas dalam memperhitungkan
ketersediaan dana
• Pada entitas akuntansi/ pelaporan K/L
Jurnal
menggunakan single entry Komitmen
• Pada entitas akuntansi/ pelaporan BUN
menggunakan double entry
• Pencatatan di BB akrual saja
Words of Inspiration
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Akuntansi Pendapatan
Pemerintah Pusat
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Pendapatan
01 Dasar Hukum
02 Konsep
03 Pengakuan
04 Pengukuran
05 Penyajian dan Pengungkapan
06 Perlakuan Khusus
07 Jurnal Transaksi
Dasar Hukum
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
4. UU Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2021
5. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
6. PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal Akuntansi Pemerintahan pada
Pemerintah Pusat
7. PMK Nomor 221/PMK.05/2020 tentang Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 10 Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, Kesalahan, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi
yang Dihentikan (Revisi 2020)
8. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 13 tentang Akuntansi
Hibah
Pengertian
Pendapatan PSAP 01 Paragraf 8
Klasifikasi
1. Menurut penganggaran: yang direncanakan dan langsung
2. Menurut bentuk:
• Dalam bentuk uang berupa rupiah, valuta asing atau devisa yang
dirupiahkan
• Dalam bentuk surat berharga
• Dalam bentuk barang
• Dalam bentuk jasa termasuk asistensi, tenaga ahli, beasiswa dan
pelatihan
3. Menurut sumber:
• Dalam negeri: pempus diterima pemda; pemda diterima pempus atau
pemda lainnya; institusi/lembaga dan masyarakat/kelompok masyarakat
• Luar negeri: negara asing, lembaga donor multilateral, lembaga
keuangan asing, lembaga nonkeuangan asing
Pendapatan Hibah Bultek 13
PNBP perizinan-LO diakui pada saat diterimanya kas oleh pemerintah pada saat
WB mengajukan permohonan izin atau saat diterbitkannya tagihan oleh
pemerintah apabila berdasarkan ketentuan pembayaran dilakukan oleh wajib
bayar setelah izin diterbitkan
Pendapatan PNBP-LO layanan diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut, atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi
PNBP-LO yang diperoleh dari investasi pemerintah jangka pendek berupa bunga
deposito dan bunga obligasi serta dividen tunai diakui pada saat diterima di
Rekening Kas Umum Negara
Pengakuan
Pendapatan
PNBP-LO yang diperoleh dari pemanfaatan aset nonkeuangan pemerintah diakui
sesuai dengan hak yang dapat diakui oleh entitas sesuai dengan perjanjian atau
perikatan yang dibuat oleh entitas pemerintah dengan pihak ketiga yang
melakukan kerja sama tersebut atau pada saat diterima oleh entitas
Pendapatan hibah-LO dalam bentuk uang, diakui pada saat kas diterima di RKUN
atau reksus, tanggal penarikan valuta yang tercantum dalam notice of
disbursement (NoD) atau pengesahan oleh kuasa BUN
Diukur dengan nilai nominal: nilai aliran masuk yang telah diterima
oleh pemerintah untuk self assessment system dan withholding tax
system. Untuk official assessment, pendapatan-LO perpajakan
diukur dengan nilai yang ditetapkan oleh pemerintah
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Akuntansi Piutang
Pemerintah Pusat
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Piutang
Klasifikasi
• Piutang jangka pendek: diharapkan diterima
pemerintah dalam waktu 12 bulan sejak pelaporan
• Piutang jangka Panjang: diharapkan diterima
pemerintah dalam waktu lebih dari 12 bulan sejak
pelaporan
Definisi dan Klasifikasi
Piutang Jangka Pendek
• Piutang pajak: pendapatan pajak pusat, piutang pajak DJP
dan DJBC
• Piutang bukan pajak: piutang dari penerimaan SDA,
piutang pendapatan laba BUMN, dan PNBP lainnya
• Bagian lancar tagihan penjualan angsuran (TPA)
• Bagian lancar tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan
ganti rugi (TP/TGR)
• Bagian lancar piutang jangka panjang
• Beban dibayar di muka/uang muka belanja
• Piutang transfer ke daerah
Pengakuan
Kejadian Jenis Titik Pengakuan
Pungutan Pajak Terbitnya dokumen
penagihan: STP, SKPKB, SPT
PNBP Terbitnya dokumen
penagihan: surat tagihan,
SKPKB PNBP
Perikatan Pemberian pinjaman Terjadinya realisasi
kepada pemda, pengeluaran pembiayaan
BUMN/BUMD, dari kas negara
masyarakat/swasta
Jual beli Naskah perjanjian penjualan
Kemitraan (sewa, KSP, dan BAST telah
BSG/BGS) ditandatangani kedua belah
pihak
Imbalan fasilitas/jasa
TPA/TP/TGR TPA/TP/TGR Terjadinya penjualan
angsuran/penetapan
TP/TGR
Pengukuran
Piutang Jangka Pendek
Penyisihan PTT = 10% x (Rp75 juta – (80% x Rp50 juta) = Rp3,5 juta
Penghentian Pengakuan
Jurnal Akrual
Penerimaan Piutang Dr
Piutang Kr
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Akuntansi Belanja
dan Beban
Pemerintah Pusat
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Belanja dan Beban
01 Pengertian
02 Klasifikasi
03 Pengakuan
04 Pengukuran
05 Penyajian dan Pengungkapan
06 Jurnal Transaksi
07 Ilustrasi Soal
Dasar Hukum
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. UU Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2021
5. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
6. PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal Akuntansi Pemerintahan
pada Pemerintah Pusat
7. PMK Nomor 225/PMK.05/2020 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Pusat
8. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-211/PB/2018
tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar
Definisi
Beban dan Belanja
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa atau biaya yang timbul akibat transaksi
tersebut dalam periode laporan yang berdampak pada penurunan ekuitas, baik berupa pengeluaran,
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban
Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negara (RKUN) yang mengurangi saldo
anggaran lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah
Klasifikasi Belanja dan Beban
Belanja Beban
Pegawai Pegawai
Barang dan Jasa 1. Barang
2. Jasa
3. Persediaan
4. Pemeliharaan
5. Perjalanan Dinas
6. Barang untuk Diserahkan ke
Masyarakat
Modal Penyusutan atau amortisasi
Bunga Utang Bunga
Subsidi Subsidi
Hibah Hibah
Bantuan Sosial Bantuan Sosial
Bantuan Keuangan atau Transfer Bantuan Keuangan atau Transfer
Lain-Lain Tak Terduga
Penyisihan Piutang Tak Tertagiih
Klasifikasi Belanja Modal
Jenis Belanja Pemerintah
Sifat
Expendable Intrakomtabel
(tidak menambah aset (menambah aset BMN
BMN intrakomtabel) intrakomtabel)
Pengakuan Beban
1. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi/jasa (misal
penyisihan piutang, penyusutan AT, dan amortisasi
ATB)
2. Terjadinya konsumsi aset (misal pembyaran gaji atau
pemakaian persediaan)
3. Timbulnya kewajiban (misal tagihan rekening air, telepon,
atau listrik)
Pengembalian Belanja
Pengembalian Belanja Tahun Anggaan Berjalan
(TAB) diakui sebagai pengurang belanja TAB.
Sedangkan Pengembalian Belanja Tahun
Anggaran Yang Lalu (TAYL) diakui sebagai
pendapatan lain-lain
BEBAN PEGAWAI
Dicatat sebesar resume tagihan belanja pegawai
dan/atau tagihan kewajiban pembayaran belanja
pegawai berdasarkan dokumen kepegawaian,
daftar gaji, peraturan perundang-undangan, dan
dokumen lain yang menjadi dasar pengeluaran
negara kepada pegawai dimaksud yang telah
disetujui KPA/ PPK
Pengukuran
BEBAN PERSEDIAAN
Dicatat sebesar pemakaian persediaan
Beban
berdasarkan transaksi mutasi keluar
penggunaan persediaan, dan pada akhir tahun
beban persediaan dilakukan penyesuaian dalam
hal berdasarkan hasil inventarisasi fisik terdapat
perhitungan perbedaan pencatatan persediaan
BEBAN BARANG DAN JASA
Dicatat sebesar resume tagihan belanja barang
dan jasa, tagihan kewajiban pembayaran
belanja barang dan jasa oleh pihak ketiga yang
telah disetujui KPA/PPK dan/atau perhitungan
akuntansi belanja modal yang tidak memenuhi
kapitalisasi aset
BEBAN PEMELIHARAAN
Pengukuran
Dicatat sebesar resume tagihan belanja
pemeliharaan, tagihan kewajiban pembayaran
Beban
belanja pemeliharaan oleh pihak ketiga yang
telah disetujui KPA/PPK dan/atau pemakaian
persediaan untuk pemeliharaan berdasarkan
transaksi mutasi keluar penggunaan persediaan
untuk pemeliharaan
BEBAN PERJALANAN DINAS
Dicatat sebesar resume tagihan belanja
perjalanan dinas dan/atau tagihan kewajiban
pembayaran belanja perjalanan dinas oleh pihak
ketiga yang telah disetujui KPA/PPK
Intrakomtabel Expendable
Menghasilkan Menghasilkan
Barang Modal Persediaan
Words of Inspiration
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Akuntansi Persediaan
Pemerintah Pusat
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Persediaan
01 Dasar Hukum
02 Konsep Umum
03 Klasifikasi
04 Pengakuan dan Pengukuran
06 Perlakuan Khusus
07 Jurnal Transaksi
Dasar Hukum
1. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
4. UU Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
5. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
6. PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal Akuntansi
Pemerintahan pada Pemerintah Pusat
7. PMK Nomor 234/PMK.05/2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Pusat
Konsep
Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
PSAP 05 Paragraf 4
Konsep
Persediaan PSAP 05 Paragraf 5; Bab VI Lampiran PMK 234/PMK. 05/2020
1. Materialitas
2. Penceminan dari tugas dan fungsi utama satker
3. Pengendalian internal
Klasifikasi Persediaan
Sifat Pemakaian
1. Barang habis pakai
2. Barang tak habis pakai
3. Barang bekas pakai
Bab VI Lampiran PMK 234/PMK. 05/2020
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Aset Tetap
01 Dasar Hukum
02 Konsep Dasar
03 Pengakuan
04 Pengukuran
05 Pertukaran, Penghentian, dan Pelepasan
06 Pengungkapan
07 Perlakuan dan Isu Khusus
Definisi
Aset Tetap
Aset berwujud yg mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua 1) Tanah;
belas) bulan untuk digunakan, atau 2) Peralatan dan Mesin;
dimaksudkan untuk digunakan, 3) Gedung dan Bangunan;
dalam kegiatan pemerintah atau 4) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
dimanfaatkan oleh masyarakat 5) Aset Tetap Lainnya; dan
umum. 6) Konstruksi dalam Pengerjaan.
Pengakuan
Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa
depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan
andal.
Nilai Wajar
Aset tetap diperoleh dengan cara lain, misalnya hibah diukur
dengan nilai tukar aset secara wajar
Batas Minimum Kapitalisasi
PMK No. 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara
Nilai satuan minimum kapitalisasi BMN tidak diperlukan untuk BMN berupa
1) tanah;
2) jalan, irigasi, dan jaringan;
3) konstruksi dalam pengerjaan; atau
4) aset tetap lainnya, seperti koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian
Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke
kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan.
PSAP 07 Paragraf 28
Kondisi Definisi
Milik sendiri • Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait jika
memenuhi syarat kapitalisasi
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut
belum selesai dikerjakan atau sudah selesai pengerjaannya
namun belum diserahterimakan, aset dicatat sebagai KDP
Milik entitas lain • Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan, aset
dalam lingkup dibukukan sebagai aset tetap lainnya—aset renovasi dan
entitas pelaporan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap
yang sama • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut
belum selesai dikerjakan atau sudah selesai pengerjaannya
namun belum diserahterimakan, aset dicatat sebagai KDP
• Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini sebaiknya
diserahkan kembali pada pemilik
Isu Khusus
Renovasi Aset Tetap
Kondisi Definisi
Milik entitas lain • Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan, aset
di luar lingkup dibukukan sebagai aset tetap lainnya—aset renovasi dan
entitas pelaporan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap
yang sama • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut
belum selesai dikerjakan atau sudah selesai pengerjaannya tetapi
belum diserahterimakan, aset dicatat sebagai KDP
• Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi
ini sebaiknya diserahkan kembali pada pemilik
Isu Khusus
Konstruksi dalam Pengerjaan
Design by Canva
Yasin Edu ꟾ Akuntansi Pemerintah II
Dimar
Pokok
Bahasan
Akuntansi Aset Lainnya
01 Definisi
02 Aset Tak Berwujud
03 Aset Kemitraan dengan Pihak Ketiga
04 Kas yang Dibatasi Penggunaannya
05 Aset Lain-Lain
Definisi
Aset Lainnya
aset pemerintah selain aset lancar, Kriteria:
investasi jangka panjang, aset tetap, 1) Dapat diidentifikasi;
dana cadangan, dan piutang jangka 2) Dikendalikan, dikuasai, atau dimiliki oleh
panjang pemerintah;
3) Kemungkinan besar manfaat ekonomi dan
1) Aset tidak berwujud sosial atau jasa potensial di masa mendatang
2) Kemitraan dengan pihak ketiga mengalir kepada/dinikmati oleh pemerintah;
3) Kas yang dibatasi penggunaannya 4) Biaya perolehan atau nilai wajar dapat diukur
4) Aset Lain-lain dengan andal.
Aset Tak Berwujud
Jenis-Jenis
Software
Software komputer yang bukan bagian tidak terpisahkan dari
hardware komputer
ATB Lainnya
ATB yang tidak bisa diklasifikasikan ke ATB lainnya
Perlakuan Khusus
Aset Tak Berwujud
Definisi
Aset kerja sama/kemitraan dengan pihak ketiga adalah
aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan kerja sama/kemitraan
Jenis
• Tanah
• Gedung dan bangunan dan/atau sarana beserta seluruh
fasilitasnya yang dibangun untuk pelaksanaan
perjanjian kerja sama/kemitraan
• BMN selain tanah dan bangunan
Aset Kemitraan
Mekanisme dan Bentuk
Pada pola BKS, aset kemitraan dicatat sebesar nilai tanah yang
diserahkan untuk dikerjasamakan. Pada pola BSK, nilai yang dicatat
meliputi tanah berikut bangunan dan fasilitas yang diserahkan kepada
pemerintah
Kas yang Dibatasi Penggunaannya
Definisi
Design by Canva
Pengukuran
Biaya Perolehan
1) Aset tetap diperoleh dengan pembelian diukur dengan harga
beli + seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset siap
digunakan/dipakai
2) Aset tetap diperoleh dengan membangun sendiri diukur dengan
total
a) Biaya langsung: bahan baku + tenaga kerja
b) Biaya tak langsung
Nilai Wajar
Aset tetap diperoleh dengan cara lain, misalnya hibah diukur
dengan nilai tukar aset secara wajar
AKPEM II - WEEK
9
PERTEMUAN 9
BADAN LAYANAN UMUM - BAGIAN 1
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II - WEEK
9
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II - WEEK
9
5. KEWAJIBAN BLU
• Menyusun tarif layanan BLU
• Menyusun dokumen perencanaan dan pelaksanaan anggaran
• Menyusun sistem akuntansi
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SAP
• Melakukan pengesahan pendapatan dan belanja operasional ke KPPN
• Membentuk dewan pengawas
• Menyusun SOP Pengelolaan Keuangan
• Mengelola rekening lainnya BLU secara tertib
6. ASAS BLU
• BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.
• BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/ lembaga/
pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
• Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
• Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/ walikota.
• BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
• Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta
laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
• BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang
sehat.
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II - WEEK
9
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II - WEEK
9
• Penetapan dapat berupa pemberian status BLU secara penuh atau status BLU
bertahap.
• Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi
dengan memuaskan.
• Status BLU-Bertahap diberikan apabila persyaratan substantif dan teknis
sebagaimana dimaksud telah terpenuhi, namun persyaratan administratif belum
terpenuhi secara memuaskan.
• Status BLU-Bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
c) PENCABUTAN
• Pencabutan penerapan PPK-BLU dilakukan apabila BLU yang bersangkutan sudah
tidak memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan/atau administratif
• Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,
membuat penetapan pencabutan penerapan PPK-BLU atau penolakannya paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal usul pencabutan diterima
• Dalam hal jangka waktu 3 bulan terlampaui, usul pencabutan dianggap ditolak.
8. STANDAR DAN TARIF LAYANAN
a) STANDAR PELAYANAN MINIMUM
• BLU menggunakan SPM yang ditetapkan oleh menteri/ pim lembaga/ gub/ bupati/
wlkota.
• SPM dapat diusulkan oleh BLU.
• SPM harus mempertimbangkan : kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan
b) TARIF LAYANAN
Tarif diusulkan oleh pemimpin BLU kepada Menteri/pimpinan Lembaga/kepalaSKPD
untuk disampaikan usulannya kepada Menteri keuangan/gubernur/bupati/wali kota
untuk selanjutnya ditetapkan
Tarif ditetapkan atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi
dana.
Mempertimbangkan aspek:
• Kontinuitas dan pengembangan layanan;
• Daya beli masyarakat;
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II - WEEK
9
• RBA disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan standar biaya.
o Pagu Anggaran BLU dana RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dlm rancangan
Perda ttg APBD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan
surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output
dan jenis belanja.
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II - WEEK
9
ADHIRAYAKTA 2021 7
AKPEM II - WEEK
9
o Pendapatan dari jasa layanan, hibah, dan hasil kerjasama BLU dilaporkan
sebagai PNBP KL.
d) Belanja
• Belanja BLU terdiri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang
dituangkan dalam RBA definitif.
• Pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara fleksibel berdasarkan kesetaraan
antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran, mengikuti praktek
bisnis yang sehat, dalam ambang batas sesuai dengan yang ditetapkan dalam RBA.
• Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat
persetujuan Menteri Keuangan atas usulan menteri/pimpinan lembaga.
• Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBN kepada Menteri Keuangan melalui menteri/pimpinan lembaga.
• Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa kementerian
negara/lembaga.
e) Pengelolaan Kas
• Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
• Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;
• Menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
• Melakukan pembayaran;
• Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan
• Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan
tambahan.
f) Pengelolaan Piutang dan Utang
PIUTANG
• BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa,
dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan BLU.
• Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan
praktik bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II - WEEK
9
• Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang
berwenang, yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.
UTANG
• BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau
perikatan peminjaman dengan pihak lain.
• Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
• Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek
ditujukan hanya untuk belanja operasional.
• Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang
ditujukan hanya untuk belanja modal.
• Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang
berdasarkan nilai pinjaman.
• Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.
• Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut
jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang
g) Investasi
• BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan
Menkeu/gub/bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya
• Keuntungan yang diperoleh dari investasi jangka panjang merupakan pendapatan
BLU
h) Pengelolaan Barang
PENGADAAN BARANG
BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya
dari ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah bila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
PENGELOLAAN ASET
• Barang inventaris satker BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan kepada pihak
lain dengan cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan.
• BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas
persetujuan pejabat yang berwenang.
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II - WEEK
9
• Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas
pokok dan fungsi satker BLU harus mendapat persetujuan Pengelola Barang.
i) Penyelesaian Kerugian
Setiap kerugian negara pada BLU yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai penyelesaian kerugian negara.
j) Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan
• BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan
dan praktek bisnis yang sehat.
• Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya
dikelola secara tertib.
• Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan.
• Dalam hal tidak terdapat standar akuntansinya, BLU dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan Menkeu.
• BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu pada
standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan ditetapkan
oleh menteri/pimpinan lembaga.
k) Akuntabilitas Kinerja
• Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja operasional BLU sesuai dengan
tolok ukur yang ditetapkan dalam RBA.
• Pimpinan BLU mengihktisarkan dan melaporkan kinerja operasional BLU secara
terintegrasi dengan laporan keuangan.
l) Surplus dan Defisit
• Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali
atas perintah Menteri Keuangan disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas
Umum Negara dengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLU.
• Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya dalam tahun anggaran
berikutnya kepada Menteri Keuangan melalui menteri/pimpinan lembaga.
• Menteri Keuangan dapat mengajukan anggaran untuk menutup defisit pelaksanaan
anggaran BLU dalam APBN tahun anggaran berikutnya.
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II - WEEK
9
m) Tata Kelola
1. Kelembagaan dan Pejabat Pengelola
ADHIRAYAKTA 2021 11
AKPEM II - WEEK
9
2. Kepegawaian BLU
• Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga
profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLU.
• Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU yang berasal dari tenaga profesional
non-pegawai negeri sipil dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan
kontrak.
• Pejabat perbendaharaan pada BLU pada kementerian negara/lembaga yang
meliputi KPA, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat
oleh PNS.
• Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLU
yang berasal dari:
ADHIRAYAKTA 2021 12
AKPEM II - WEEK
9
• Investasi yang telah dimiliki atau dilakukan oleh instansi pemerintah pada badan
usaha dan/atau badan hukum sebelum ditetapkan menjadi PPK-BLU dianggap telah
mendapat persetujuan investasi dari Menteri Keuangan pada saat instansi
pemerintah dimaksud ditetapkan menjadi PPK-BLU.
• Dengan PP ini, status BUMN yang berbentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) beralih
menjadi instansi pemerintah yang menerapkan PPK-BLU.
• Kerjasama antara UI, UGM, ITB, IPB, USU, UPI, dan Unair dengan pihak ketiga
sebelum berlakunya PP ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
perjanjian.
• Pada saat berlakunya PP ini, BUMN yang berbentuk perusahaan jawatan (Perjan)
yang statusnya beralih menjadi PPK-BLU, wajib melakukan penyesuaian dengan
ketentuan PP ini paling lambat 31 Desember 2005.
ADHIRAYAKTA 2021 13
AKPEM II - WEEK
9
• Peraturan pelaksanaan dari PP ini harus diselesaikan paling lambat 1 (satu) tahun
terhitung sejak PP ini diundangkan.
• Penyesuaian penerapan PPK-BLU bagi UI, UGM, ITB, IPB, USU, UPI, dan Unair,
dengan PP ini diselesaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2012.
• Pengalihan seluruh kekayaan wajib diselesaikan paling lambat tanggal 28 September
2013.
ADHIRAYAKTA 2021 14
AKPEM II - WEEK
9
✓ Dikelola sendiri dan tidak disetor ke kas negara => Pendapatan negara/daerah
✓ Dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja
✓ Diakui saat kas diterima
✓ Dilaksanakan berdasarkan azas bruto
✓ Pendapatan dari KSO, diakui berdasaekan azas neto
✓ Penyetoran kas dari pendapatan BLU tahun berjalan => pengurang SiLPA BLU,
penambah SiLPA pemerintah
✓ Penyetoran kas dari pendapatan BLU tahun sebelumnya => pengurang SAL BLU,
penambah SAL pemerintah
✓ Pendapatan LRA BLU => pendapatan bukan pajak dan diklasifikasikan menurut jenis
pendapatan
✓ Yang termasuk pendapatan LRA BLU:
a) Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat
b) Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan
c) Pendapatan hasil kerja sama
d) Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas => dilaporkan pada LRA
e) Pendapatan yang berasal dari hibah berupa barang/jasa => dilaporkan pada LO
f) Pendapatan BLU lainnya
BELANJA BLU
SURPLUS/DEFISIT LRA
Selisih antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode pelaporan
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Diakui saat kas yang diterima BLU disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
ADHIRAYAKTA 2021 15
AKPEM II - WEEK
9
Diakui saat pengeluaran pembiayaan disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum
PEMBIAYAAN NETO
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode
pelaporan
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan LRA dan belanja serta penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
ADHIRAYAKTA 2021 16
AKPEM II - WEEK
9
PENDAPATAN LO
✓ Diakui pada saat timbul hak atas pendapatan dan pada saat pendapatan direalisasi
✓ Pendapatan LO pada BLU => PNBP
✓ Dilaksanakan berdasarkan azas bruto
✓ Pendapatan dari KSO diakui berdasarkan azas neto
✓ Yang termasuk pendapatan LO BLU:
a) Pendapatan dari alokasi APBN/APBD
b) Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat
c) Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan
d) Pendapatan hasil kerja sama
e) Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas
f) Pendapatan BLU lainnya
BEBAN
Diakui pada saat timbulnya hak, terjadinya konsumsi asset, dan terjadinya penurunan
manfaat ekonomi atau potensi. Diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi
ADHIRAYAKTA 2021 17
AKPEM II - WEEK
9
Kas pada BLU yang sudah dipertanggungjawabkan kepada unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih.
Dana kas BLU yang bukan milik BLU (dana titipan pihak ketiga, uang jaminan, uang muka
pasien rumah sakit) => kas dan setara kas.
Kas yang berasal dari sisa dana investasi APBN/APBD => aset lainnya.
Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan BLU pada tahun berjalan maupun tahun
sebelumnya => pengurang ekuitas pada BLU, penambah ekuitas pada Pemerintah
Pusat/Daerah
Investasi non permanen antara lain pemberian dana pinjaman pada pihak lain, dana
bergulir, dan investasi non permanen lainnya
ADHIRAYAKTA 2021 18
AKPEM II - WEEK
9
ADHIRAYAKTA 2021 19
AKPEM II - WEEK
9
LATIHAN SOAL
ADHIRAYAKTA 2021 20
AKPEM II - WEEK
9
3. Selisih antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode pelaporan disebut
a. SiLPA
b. Pembiayaan Neto
c. Surplus/Defisit Operasional
d. Surplus/Defisit LRA
4. Aspek yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan tarif layanan BLU, kecuali
a. Pemerataan dan kesetaraan layanan
b. Daya beli masyarakat
c. Asas keadilan dan kepatutan
d. Kompetisi yang sehat
(Mario Teguh)
ADHIRAYAKTA 2021 21
AKPEM II - WEEK 10
PERTEMUAN 10
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BLU
PMK NO 212/PMK.05/2019
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II - WEEK 10
Terdiri dari:
• Analisis transaksi
• Jurnal / Entries
• Posting
B. Karakteristik :
a) Relevan
b) Andal
c) Dapat Dibandingkan
d) Dapat Dipahami
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II - WEEK 10
✓ Prosedur Transaksi
✓ Bagan Akun Standar
✓ Hardware dan Software
✓ Personil Terampil
✓ Jurnal Pendapatan
✓ Jurnal Belanja/Beban
✓ Kas dan Setara Kas
✓ Investasi BLU
✓ Konsolidasi Laporan Keuangan
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II - WEEK 10
Pendapatan dari DIPA-RM yang diperoleh oleh BLU (Penyetoran PNBP Umum ke
Kas Negara), akan dijurnal sebagai berikut:
Anggaran belanja yang diperoleh dari APBN oleh BLU yang tercantum pada DIPA-
RM pada saat telah direalisasikan akan diakui sebagai Pendapatan dari DIPA-RM, diakui
dengan membuat jurnal korolari pada saat realisasi belanja DIPA-RM. Realisasi Belanja
DIPA-RM dijurnal sesuai dengan SAI, berdasarkan PMK 212/PMK.05/2019:
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II - WEEK 10
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II - WEEK 10
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II - WEEK 10
ADHIRAYAKTA 2021 7
AKPEM II - WEEK 10
• Pembayaran / SP2D
• Terima barang
• Registrasi/pencatatan barang
• Resume tagihan
• Pembayaran/SP2D
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II - WEEK 10
➢ Pengesahan/SP3B/SP2B
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II - WEEK 10
• Resume tagihan
• Registrasi BMN
• Pengesahan belanja
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II - WEEK 10
ADHIRAYAKTA 2021 11
AKPEM II - WEEK 10
Kas dan Setara Kas yang dikelola BLU yang tidak dilakukan pengesahan adalah:
• Setara Kas BLU
Yang sehubungan dengan pembelian atau pelepasan instrumen investasi jangka
pendek kurang dari 3 (tiga) bulan karena mengurangi atau menambah saldo Kas
dan Bank BLU yang telah dilakukan pengesahan.
• Kas Lainnya di BLU
Tidak dilakukan pengesahan karena dana yang diterima atau saldonya merupakan
bukan milik dan bukan hak BLU yang menambah ekuitas bersih BLU .
• Kas di Bendahara Pengeluaran
Tidak dilakukan pengesahan karena telah tervalidasi dan tercatat oleh KPPN mitra
kerja selaku pemegang fungsi perbendaharaan umum dan tidak dalam rangka
menambah ekuitas bersih BLU .
Kas dan Setara Kas yang dikelola BLU yang perlu dilakukan pengesahan adalah :
• Kas dan Bank BLU Yang Belum Disahkan, sehubungan belum/tidak disahkannya
Pendapatan BLU dan Belanja BLU.
• Setara Kas BLU, sehubungan dengan kepemilikan intsrumen jangka pendek kurang
dari 3 (tiga) bulan,
• Kas Lainnya di BLU, sehubungan dengan dana titipan pihak ketiga, uang jaminan,
dan pajak-pajak yang belum disetor atas transaksi belanja BLU.
• Atas kepemilikan instrumen Investasi Jangka Pendek kurang dari 3 bulan dibuat
jurnal penyesuaian:
ADHIRAYAKTA 2021 12
AKPEM II - WEEK 10
• Jurnal atas penyetoran surplus dana operasional BLU ke rekening kas negara
berdasarkan dan melalui dokumen setoran kas negara atau yang dipersamakan:
ADHIRAYAKTA 2021 13
AKPEM II - WEEK 10
Kas dan Bank BLU D NRC Kas dan Bank BLU D NRC
Pendapatan Jasa Perbankan BLU K LO Pendapatan Jasa Perbankan BLU K LRA
Pendapatan selisih kurs yang K LO Pendapatan selisih kurs yang K LRA
direalisasi BLU direalisasi BLU
Pendapatan lain2 BLU K LO Pendapatan lain2 BLU K LRA
Kas dan Bank BLU D NRC Kas dan Bank BLU D NRC
Pendapatan Hibah Terikat DN K LO Pendapatan Hibah Terikat DN K LRA
Pendapatan Hibah Terikat LN K LO Pendapatan Hibah Terikat LN K LRA
Tanah D NRC
Peralatan dan Mesin D NRC
Gedung dan Bangunan D NRC
Pendapatan Hibah BLU B/J K LO
ADHIRAYAKTA 2021 14
AKPEM II - WEEK 10
• Hasil investasi
ADHIRAYAKTA 2021 15
AKPEM II - WEEK 10
1) Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas Pendapatan Alokasi APBN yang timbul
karena BLU melakukan realisasi belanja dengan menggunakan alokasi DIPA RM
2) Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas Penyetoran PNBP oleh BLU ke Kas Negara
yang timbul karena BLU menerima pendapatan (DIPA Rupiah Murni) yang selanjutnya
disetorkan ke Kas Negara
ADHIRAYAKTA 2021 16
AKPEM II - WEEK 10
3) Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas pendapatan layanan dari belanja entitas
pemerintah pusat dalam satu Kementerian Negara/Lembaga yang telah disahkan
berdasarkan SP3B/SP2B – BLU
4) Jurnal eliminasi pada buku besar akrual atas pendapatan layanan dari belanja entitas
pemerintah pusat di luar Kementerian Negara/Lembaga yang membawahi BLU yang
telah disahkan berdasarkan SP3B/SP2B BLU
5) Jurnal eliminasi pada buku besar akrual pengakuan piutang atas tagihan pelayanan
BLU yang bersumber dari entitas pemerintah pusat
ADHIRAYAKTA 2021 17
AKPEM II - WEEK 10
LATIHAN SOAL:
a. Andal
b. Relevan
c. Dapat Dibandingan
d. Dapat Dipercaya
a. PSAP 12
b. PSAP 13
c. PSAP 14
d. PSAP 15
ADHIRAYAKTA 2021 18
AKPEM II - WEEK 10
5. Jurnal Pengakuan Pendapatan BLU sesuai SP3B/SP2B-BLU pada Buku Besar Kas adalah…
Pendapatan BLU
Pendapatan BLU
PNBP BLU
- Tan Malaka -
Sumber :
ADHIRAYAKTA 2021 19
AKPEM II - WEEK 11
PERTEMUAN 11
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II - WEEK 11
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
GAMBARAN UMUM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
A. DEFINISI PEMBIAYAAN
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
B. KLASIFIKASI PEMBIAYAAN
1. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang perlu dibayar kembali.
Penerimaan pembiayaan mencakup:
• Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)
• Pencairan dana cadangan
• Hasil penjualan kekayaan negara yang dipisahkan
• Penerimaan pinjaman
• Penerimaan kembali pemberian pinjaman
• Penerimaan piutang
2. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang
akan diterima kembali.
Pengeluaran pembiayaan mencakup:
• Pembentukan dana cadangan
• Penyertaan modal pemerintah
• Pembayaran pokok utang
• Pemberian pinjaman
C. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
1. Penerimaan Pembiayaan
• Diakui pada saat telah diterima di RKUN/RKUD
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II - WEEK 11
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II - WEEK 11
PMN -
BUMN
PMN – LKI
PMN –
UA IP
Lainnya
UABUN UAPBUN
UAKPA BUN Deviden
Dana
Bergulir
Investasi
pada BLU
Penjaminan
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II - WEEK 11
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II - WEEK 11
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II - WEEK 11
4. METODE PENILAIAN
• METODE BIAYA
Kepemilikan di entitas badan usaha kurang dari 20% dan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
Diperlakukan sebagai berikut:
1. Investasi dicatat sebesar biaya perolehan;
2. Pendapatan diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak memengaruhi
besarnya Investasi pada entitas badan usaha (investee).
• METODE EKUITAS
• Kepemilikan di entitas badan usaha antara 20% sampai dengan 50% ; atau
• Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan; atau
• Kepemilikan lebih dari 50%.
Diperlakukan sebagai berikut:
1. Pengakuan awal aset Investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan ditambah
bagian laba atau dikurangi bagian rugi pemerintah setelah tanggal perolehan;
2. Bagian laba/rugi pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi/beban
penyesuaian nilai investasi di LO dan menambah/mengurangi nilai Investasi
Pemerintah;
3. Pendapatan dividen tunai merupakan pengurang nilai lnvestasi Pemerintah;
4. Nilai Investasi dilakukan penyesuaian yang berdampak pada penambahan atau
pengurangan ekuitas pemerintah di LPE sebagai akibat dari perubahan ekuitas pada
investee, misalnya perubahan dari pengaruh valuta asing, revaluasi aset tetap,
dan/atau pendapatan komprehensif lainnya
ADHIRAYAKTA 2021 7
AKPEM II - WEEK 11
5. JURNAL STANDAR
• JURNAL ANGGARAN
• JURNAL PEROLEHAN INVESTASI PEMERINTAH PADA PMN SECARA KONVERSI ASET NON
KAS
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II - WEEK 11
Jurnal Pengakuan piutang atas dividen tunai yang belum direalisasikan sampai dengan
periode pelaporan keuangan
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II - WEEK 11
Pengelola Dividen
Saat Realisasi Penerimaan Atas Pendapatan Dividen Yang Diterima Di Rekening Kas
Negara
Pengelola Dividen
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II - WEEK 11
ADHIRAYAKTA 2021 11
AKPEM II - WEEK 11
Jurnal Transaksi Divestasi Nilai Kas yang Diterima Lebih Kecil dari Nilai Buku Investasi yang
Dilepas
ADHIRAYAKTA 2021 12
AKPEM II - WEEK 11
Jurnal manual transaksi divestasi dengan menerima aset non kas dengan nilai yang sama
Jurnal manual untuk mencatat pendapatan bukan pajak sebesar selisih lebih aset non kas
dari nilai buku investasi
Jurnal manual untuk mencatat beban penyesuaian nilai investasi atas saldo nilai buku
investasi yang dilepas melalui pertukaran aset non kas
ADHIRAYAKTA 2021 13
AKPEM II - WEEK 11
ADHIRAYAKTA 2021 14
AKPEM II - WEEK 11
C. PERLAKUAN AKUNTANSI
Utang Jangka Panjang Pemerintah
ADHIRAYAKTA 2021 15
AKPEM II - WEEK 11
Utang jangka panjang dari sumber penerbitan SBN Jangka Panjang diakui pada saat tanggal
setelmen yang tercantum dalam dokumen setelmen, dan diukur sebesar nilai nominal sesuai
dengan hasil ketetapan penerbitan SBN.
ADHIRAYAKTA 2021 16
AKPEM II - WEEK 11
SBN Jangka Pendek yang mempunyai jangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan diakui
pada saat tanggal setelmen atas penerbitan SBN Jangka Pendek. SBN Jangka Pendek tersebut
diukur sebesar nilai nominal sesuai dengan hasil ketetapan penerbitan SBN, dan disajikan
nilainya di Neraca dalam pos kewajiban jangka pendek.
• Penerimaan pembiayaan atas setelmen penerbitan SBN secara diskonto sesuai dengan
nominal SBN
• Mencatat dana untuk belanja diskonto SBN atas setelmen penerbitan SBN secara diskonto
ADHIRAYAKTA 2021 17
AKPEM II - WEEK 11
• Mencatat dana untuk pendapatan premium SBN atas setelmen penerbitan SBN secara
premium
b. Dilakukan jurnal pembalik untuk Buku Besar Akrual pada periode pelaporan berikutnya
b. Jurnal resume tagihan belanja pembayaran bunga utang/ SBN dengan terlebih dahulu
membalik jurnal komitmen pada Buku Besar Akrual
ADHIRAYAKTA 2021 18
AKPEM II - WEEK 11
3. Jurnal Penyesuaian Untuk Identifikasi Nilai Amortisasi Atas Penerbitan SBN Secara
Diskonto Dan/Atau Secara Premium
• Atas identifikasi premium SBN atau diskonto SBN yang diakui pada saat tanggal
setelmen penerbitan SBN, dilakukan perhitungan nilai tiap amortisasi yang dihitung
dengan metode garis lurus selama umur utang.
• Pembebanan nilai tiap amortisasi premium SBN atau diskonto SBN mengurangi atau
menambah nilai beban bunga yang harus dibayar oleh pemerintah.
Jurnal pencatatan atas pembebanan nilai tiap amortisasi untuk Buku Besar Akrual
terposting di LO dan di Neraca:
ADHIRAYAKTA 2021 19
AKPEM II - WEEK 11
• Jurnal resume tagihan sebagai pengurangan saldo nilai utang jangka panjang pada Neraca:
• SP2D realisasi pengeluaran pembiayaan utang jangka panjang yang diterbitkan oleh KPPN
Khusus Pinjaman dan Hibah
ADHIRAYAKTA 2021 20
AKPEM II - WEEK 11
LATIHAN SOAL
1. Pada penghasilan yang diinvestasikan ke PMN lebih kecil dari nilai buku, maka nilai selisih lebih
kecilnya akan dicatat sebagai....
a. Pendapatan pelepasan investasi pemerintah pada PMN
b. Diterima dari Entitas lain
c. Beban penyesuaian nilai investasi lainnya
d. Investasi jangka panjang permanen
2. Utang jangka panjang dari sumber penerbitan SBN jangka panjang diukur sebesar....
a. Nilai bruto
b. Nilai wajar
c. Nilai pasar
d. Nilai nominal
3. Jurnal yang terlibat dalam transaksi penerbitan utang jangka panjang SBN diskonto yaitu
a. DDEL (Buku Akrual dan Buku Kas)
b. Utang jangka Panjang dalam negeri (Buku Akrual)
c. Diskonto SBN (Buku Kas)
d. Penerimaan dari penjualan SBN
4. Sisi debit pada buku akrual dari jurnal terkait hasil investasi bagian pemerintah berupa
kerugian atau deficit operasional badan usaha yaitu
a. Beban penyesuaian nilai investasi
b. Koreksi ekuitas lainnya
c. Investasi jangka panjang permanen
d. DKEL
5. Perolehan atau penambahan investasi pemerintah dapat diperoleh dari, kecuali
a. Pengeluaran secara kas
b. Penerbitan utang jangka pendek
c. Pertukaran atau konversi aset non kas
d. Penerimaan hibah bentuk surat berharga
ADHIRAYAKTA 2021 21
AKPEM II - WEEK 12
PERTEMUAN 12
AKUNTANSI MIGAS
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II - WEEK 12
AKUNTANSI MIGAS
A. MODEL KONTRAK MIGAS
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II - WEEK 12
G. SUBSTANSI AKUNTANSI #1
1. AKUNTANSI ASET DAN PENDAPATAN
Pada saat terdapat uang masuk ke Rekening Migas, untuk pertama kali dicatat sebagai
Pendapatan yang Ditangguhkan
3. AKUNTANSI ASET DAN PENDAPATAN => PIUTANG JANGKA PENDEK DAN JANGKA
PANJANG
• Diakui pada saat timbulnya hak negara
• Diukur sebesar nominal Rupiah atau ekuivalensi Rupiah pada tanggal pencatatan
• Dokumen sumber: Laporan A0 dan/atau tembusan surat tagihan dari SKK Migas ke
KKKS migas/penjual atau pembeli migas bagian negara
• Disajikan di neraca sebesar net realizable value, dengan menyisihkan piutang tak
tertagih
• Pengungkapan piutang yang masih dispute antara SKK Migas dengan KKKS dan
piutang macet dalam CaLK
Penyisihan piutang berdasarkan PMK No. 69 Tahun 2014
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II - WEEK 12
I. SUBSTANSI AKUNTANSI #2
1. AKUNTANSI KEWAJIBAN DAN BEBAN
Pada saat pengakuan kewajiban, dilakukan pula pengakuan beban, kecuali untuk PBB
Migas yang dicatat sebagai pengurang pendapatan LO
ADHIRAYAKTA 2021 7
AKPEM II - WEEK 12
J. JURNAL STANDAR
• PENGAKUAN PENDAPATAN-LO
Buku Besar Akrual
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II - WEEK 12
• PENGAKUAN PENDAPATAN-LRA
Buku Besar Akrual (Setoran langsung ke RKUN vi Bank Persepsi)
Buku Besar Akrual (Setoran via Pemindahbukuan dari Rekening Migas ke RKUN)
Buku Besar Akrual (Setoran via Pemindahbukuan dari Rekening Migas ke RKUN)
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II - WEEK 12
• PENGAKUAN BEBAN
Buku Besar Akrual
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 11
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 12
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 13
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 14
AKPEM II - WEEK 12
No entry
No entry
No entry
ADHIRAYAKTA 2021 15
AKPEM II - WEEK 12
No entry
b) Diterima tagihan final over/ (under) lifting KKKS tahun sebelumnya (tahun 20X0)
dengan rincian sebagai berikut:
Atas tagihan final tersebut, pada laporan keuangan tahun lalu telah diestimasikan
nilai tagihannya sebagai berikut:
ADHIRAYAKTA 2021 16
AKPEM II - WEEK 12
No entry
No entry
No entry
ADHIRAYAKTA 2021 17
AKPEM II - WEEK 12
No entry
ADHIRAYAKTA 2021 18
AKPEM II - WEEK 12
No entry
No entry
e) Selanjutnya pada bulan April 20X2 sebelum penyusunan Laporan Keuangan audited,
diterima tagihan final atas over/underlifting KKKS tahun buku 20X1 untuk beberapa
KKKS dengan rincian sebagai berikut:
ADHIRAYAKTA 2021 19
AKPEM II - WEEK 12
Atas tagihan final tersebut, sebelumnya pada awal Januari 20X2 telah
diestimasikan tagihan sebagai berikut:
ADHIRAYAKTA 2021 20
AKPEM II - WEEK 12
No entry
No entry
ADHIRAYAKTA 2021 21
AKPEM II - WEEK 12
ADHIRAYAKTA 2021 22
AKPEM II - WEEK 12
• JURNAL REKLASIFIKASI
o Reklasifikasi akun biasanya dilakukan pada akhir tahun untuk memfinalkan perhitungan
hak dan kewajiban negara sektor hulu migas.
o Reklasifikasi akun dilakukan karena pelaksanaan asas neto
o Reklasifikasi akun juga disebabkan oleh dualisme mekanisme penyetoran migas,
tagihan DMO yang masuk dalam laporan A02 dan tagihan denda yang masuk ke dalam
tagihan gas bumi
o Reklasifikasi akun dalam transaksi hulu migas biasanya terjadi antara:
a. Pendapatan minyak bumi ke gas bumi
b. Pendapatan minyak bumi ke minyak mentah DMO
c. Pendapatan gas bumi ke pendapatan denda
d. Pendapatan minyak bumi ke PBB Migas
Reklasifikasi Akun dari Pendapatan Gas Bumi ke Denda karena kesalahan Indentifikasi
setoran di Rekening Migas
No entry
Reklasifikasi Akun dari Pendapatan Minyak ke Gas Bumi dalam rangka perhitungan final
pendapatan minyak dan gas bumi
Buku Besar Akrual
No entry
Buku Besar Kas
ADHIRAYAKTA 2021 23
AKPEM II - WEEK 12
Reklasifikasi Akun dari Pendapatan Minyak ke DBO dalam rangka perhitungan Final
Gross dan Net DMO
Buku Besar Akrual
No entry
Buku Besar Kas
Reklasifikasi Akun dari Pendapatan Minyak ke Gas Bumi dalam rangka perhitungan Final
Pendapatan Minyak dan Gas Bumi
Buku Besar Akrual
No entry
Buku Besar Kas
Reklasifikasi Akun dari Pendapatan Minyak ke DMO dalam rangka perhitungan Final
Gross dan Net DMO
Buku Besar Akrual
No entry
Buku Besar Kas
ADHIRAYAKTA 2021 24
AKPEM II - WEEK 12
LATIHAN SOAL:
3. pada sata pencatatan di Buku Besar Kas pada satker PNBP Migas tidak ada jurnal,
dikarenakan….
a. Transaksi di Buku Besar akan dibubukan oleh Pemerintah Pusat
b. Transaksi di Buku Besar akan dibubukan oleh Satker Pusat
c. Transaksi di Buku Besar akan dibubukan oleh DJPB
d. Transaksi di Buku Besar akan dibubukan oleh Kuasa BUN
4. Reklasifikasi akun dalam transaksi hulu migas biasanya terjadi antara, kecuali….
a. Pendapatan minyak bumi ke gas bumi
b. Pendapatan minyak bumi ke pendapatan denda
c. Pendapatan gas bumi ke pendapatan denda
d. Pendapatan minyak bumi ke PBB Migas
ADHIRAYAKTA 2021 25
AKPEM II - WEEK 12
- Imam Ghazali -
Sumber:
ADHIRAYAKTA 2021 26
AKPEM II – WEEK 11
9``
PERTEMUAN 13
AKUNTANSI HIBAH
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II – WEEK 11
9``
AKUNTANSI HIBAH
A. DEFINISI PENDAPATAN HIBAH
Pendapatan Hibah adalah penerimaan Pemerintah dalam bentuk devisa, devisa
yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi
hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
(PMK 271 Tahun 2014 Pasal 1 angka 4)
B. JENIS HIBAH
• Hibah yang diterima pemerintah dapat dibedakan menjadi hibah dalam bentuk:
a. Uang
b. Barang, Jasa, dan/atau Surat Berharga
• Ditinjau dari cara pencairannya, hibah dalam bentuk uang dapat dibedakan menjadi:
a. Hibah yang pencairannya melalui Kuasa BUN
b. Hibah yang pencairannya tidak melalui Kuasa BUN (diterima langsung oleh satker
penerima Hibah di K/L)
C. TRANSAKSI HIBAH
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II – WEEK 11
9``
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II – WEEK 11
9``
✓ K/L
o Belanja dan Beban yang Bersumber dari Hibah
o Saldo Kas/aset non kas di K/L dr Hibah
o Aset yang Berasal dari Hibah Bentuk Barang
o Beban Jasa yang Berasal dari Hibah dalam Bentuk Jasa
✓ UAKPA-BUN IP
o Pengeluaran Pembiayaan utk Pencatatan Surat Berharga dr Hibah
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II – WEEK 11
9``
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II – WEEK 11
9``
o Dokumen Pengesahan:
▪ SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung)
▪ SPHL (Surat Pengesahan Hibah Langsung)
o Lampiran:
▪ Copy rekening atas rekening hibah
▪ SPTMHL
▪ SPTJM
▪ Copy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL
pertama kali
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II – WEEK 11
9``
• Pendapatan yang disahkan sebesar realisasi jumlah rupiah berdasarkan hasil konversi.
• Dengan demikian maka tidak akan terjadi selisih kurs
N. JURNAL STANDAR
1) JURNAL ANGGARAN
a) Jurnal APBN
K Estimasi Pendapatan Hibah xxx
Estimasi pendapatan hibah digunakan untuk mencatat anggaran Pendapatan
Hibah berdasarkan APBN/ APBN-P.
D Apropriasi Belanja Hibah xxx
Apropriasi belanja hibah digunakan untuk mencatat anggaran Belanja Hibah
berdasarkan APBN/ APBN-P.
b) Jurnal DIPA
K Estimasi Pendapatan Hi bah yang dialokasikan xxx
Estimasi pendapatan hibah yang dialokasikan digunakan untuk mencatat
estimasi Pendapatan Hibah oleh UAKPA-BUN Pengelolaan Hibah berdasarkan
DIPA.
D Allotment Belanja Hibah xxx
Allotment belanja hibah digunakan untuk mencatat alokasi Belanja Hibah oleh
UAKPA-BUN Pengelolaan Hibah berdasarkan DIPA.
c) Jurnal Revisi/Penyesuaian DIPA
K Estimasi Pendapatan Hi bah yang dialokasikan xxx
Estimasi pendapatan hibah yang dialokasikan digunakan untuk mencatat
penyesuaian estimasi Pendapatan Hibah yang dialokasikan pada . UAKPA-BUN
Pengelolaan Hibah berdasarkan DIPA Revisi.
D Allotment Belanja xxx
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II – WEEK 11
9``
3) JURNAL TRANSAKSI HIBAH LANGSUNG-BARANG/JASA
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II – WEEK 11
9``
4) JURNAL REALISASI PENERIMAAN HIBAH
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II – WEEK 11
9``
5) JURNAL REALISASI PENGEMBALIAN HIBAH
ADHIRAYAKTA 2021 11
AKPEM II – WEEK 11
9``
ADHIRAYAKTA 2021 12
AKPEM II – WEEK 11
9``
LATIHAN SOAL:
1. Pengakuan pendapatan hibah dalam bentuk surat berharga yaitu pada saat.....
a. Saat timbulnya hak atas pendapatan hibah
b. Saat pengesahan oleh Kuasa BUN
c. Saat dibukukan sebagai pengurang ekuitas
d. Saat kas diterima di RKUN
2. Pendapatan hibah dalam bentuk uang yang diterima dalam valas, maka satker disarankan
untuk....
a. Langsung dibukukan
b. Langsung disahkan oleh KPPN
c. Melakukan pengajuan SP3HL
d. Mengonversi seluruh valas dalam mata uang rupiah
3. Bagaimanakah jurnal pencatatan pendapatan hibah dalam buku besar akrual dimana
pencairannya melalui Kuasa BUN dengan mekanisme RKUN dan Reksus?
a. Pendapatan hibah yang ditangguhkan xxx
Pendapatan hibah xxx
b. Akun transito xxx
Pendapatan hibah yang ditangguhkan xxx
c. Diterima dari entitas lain xxx
Pendapatan hibah xxx
d. Pendapatan hibah xxx
Diterima dari entitas lain xxx
kapan pun.
- Socrates -
Sumber :
1. PPT AKPEM II dari Tim Dosen PKN STAN Jakarta
ADHIRAYAKTA 2021 13
AKPEM II – WEEK 14
PERTEMUAN 14
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II – WEEK 14
Setelah covid-19
Mendukung dan Mendorong Pencegahan/ Penanganan Dampak COVID-19 di daerah
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II – WEEK 14
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II – WEEK 14
B. AKUNTANSI TKDD
1. RUANG LINGKUP TKDD
Transfer Ke
Daerah dan Dana
Desa (TKDD)
Transfer ke
Dana Desa
Daerah
Dana
Perimbangan
Dana Bagi
Hasil
Migas
Kehutanan
Minerba
Panas Bumi
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II – WEEK 14
- Basis akrual
- Ada pengakuan piutang dan utang TKDD
- Komponen LK: LRA, LO, LPE, Neraca, CaLK
- LK disusun semesteran dan tahunan
- Basis akrual
- Ada reklasifikasi piutang/kewajiban menjadi piutang/utang yg definitif
- LK bulanan: LRA & Neraca, LK semesteran & tahunan: LRA, LO, LPE, Neraca dan
CaLK
- Basis Akrual
- Ada UAKKPA yang dilaksanakan oleh Dit. Pelaksana Anggaran
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II – WEEK 14
- Proses Akuntansi TKDD mencakup beban dan realisasi TKDD, piutang dan utang
TKDD serta transaksi transitoris
- LK bulanan: LRA, Neraca, & CaLK sedangkan LK semesteran & tahunan: LRA, LO,
LPE, Neraca dan CaLK
6. DOKUMEN SUMBER
Realisasi
•Terbitnya SP2D
TKDD
Piutang
•Penetapan PMK LS
TKDD
Utang
•Penetapan PMK KB
TKDD
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II – WEEK 14
ADHIRAYAKTA 2021 7
AKPEM II – WEEK 14
a) Pengakuan
✓ Beban: ketika SPM terekam di SPAN atau SPP (DAKF, DD, BOS) terbit;
✓ Utang/Piutang: ketika PMK KB/LS berlaku;
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II – WEEK 14
LATIHAN SOAL
1. Bagian dari belanja negara yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah dan desa dalam
rangka mendanai pelaksanaan urusan yang telah diserahkan kepada daerah dan desa,
disebut...
a. Dana Alokasi Umum
b. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
c. Badan Layanun Umum
d. Dana Bagi Hasil
3. Subdit Pelaksanaan Transfer menerbitkan SPP/SPM untuk mentransfer DAU dengan besaran
bruto sebesar Rp 850.000 dan dipotong sebesar Rp220.000 untuk lebih salur DBH Migas. Maka
jurnalnya adalah....
a.
BB Akrual BB Kas
Beban DAU 850.000
Transfer ke daerah 850.000
ymhd
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II – WEEK 14
b.
BB Akrual BB Kas
Piutang transfer ke 1.070.000
daerah
Beban DBH Minyak 850.000
Bumi
Beban DBH Gas 220.000
Bumi
c.
BB Akrual BB Kas
Beban DAU 1.070.000
Transfer ke 1.070.000
daerah ymhd
d.
BB Akrual BB Kas
Diterima dari Entitas 850.000 Diterima dari Entitas 850.000
Lain (E/L) Lain (E/L)
Penerimaan Kembali 850.000 Penerimaan Kembali 850.000
TKDD TAYL TKDD TAYL
[Surat Al-Baqarah:286]
Sumber :
1. PPT AKPEM II dari Tim Dosen PKN STAN Jakarta
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II – WEEK 15
PERTEMUAN 15
SISTEM AKUNTANSI PUSAT
Disusun oleh:
ADHIRAYAKTA 2021 1
AKPEM II – WEEK 15
C. KUASA BUN
• Ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan.
ADHIRAYAKTA 2021 2
AKPEM II – WEEK 15
• Tidak termasuk lingkup Kuasa BUN adalah KPPN Khusus Investasi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Sistem Manajemen Investasi (SMI).
D. ENTITAS AKUNTANSI
UAPBUN-AP
DIREKTORAT PKN
ADHIRAYAKTA 2021 3
AKPEM II – WEEK 15
E. SENTRALISASI DATA
Di dalam masing-masing UAKBUN terdapat transaksi pengeluaran (SP2D), penerimaan
(setoran PNBP satker), dan kiriman uang (antar KPPN) yang selanjutnya akan dibuat GL KPPN
untuk kemudiaN dibuat GL Konsoliadasi.
ADHIRAYAKTA 2021 4
AKPEM II – WEEK 15
F. KERANGKA SIAP
ADHIRAYAKTA 2021 5
AKPEM II – WEEK 15
ADHIRAYAKTA 2021 6
AKPEM II – WEEK 15
• Aplikasi SPAN
Aplikasi SPAN sebagai sIstem yang mengintegrasikan seluruh entitas BUN.
• DIT APK (Admin GL SPAN)
Mengelola prosedur open-close period baik di level subledger maupun GL.
• Pengelola MPN & PHLN (KPPN KHUSUS)
Data penerimaan pada rek persepsi KPPN Khusus Penerimaan dan data PHLN yang
diproses oleh KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah di-sharing ke seluruh KPPN mitra satker.
• Operating Unit (KPPN DAERAH)
KPPN Daerah mendapat akses data belanja yang diproses walaupun dibayar di Dit. PKN
serta mendapat akses data penerimaan walaupun melalui rek persepsi KPPN Khusus
Penerimaan.
• Pengelola RPKBUN P & RETUR (DIT PKN (BUN PUSAT))
Data belanja yang dibayarkan melalui RPKBUN P dan returnya di-sharing ke seluruh KPPN
mitra satker.
• Konsolidator (KANWIL & DIT PKN (KONSON))
Kanwil DJPb dan Dit. PKN selaku konsolidator secara real time dapat melakukan
konsolidasi data Kuasa BUN
H. DOKUMEN SUMBER
• Surat Perintah Membayar (SPM) / Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
• Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL)/ Surat Pengesahan Hibah Langsung
(SPHL)
• Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung (SP4HL)/ Surat Pengesahan
Pengembalian Hibah Langsung (SP3HL)
• Notice of Disbursment (NoD)
• Surat Perintah Pengesahan Pembukuan (SP3)
• Surat Perintah Pembukuan Penarikan PHLN (SP4HLN)
• Warkat Pembebanan Rekening (WPR)
• Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B BLU) / Surat Pengesahan
Pendapatan dan Belanja LU (SP2B BLU)
ADHIRAYAKTA 2021 7
AKPEM II – WEEK 15
I. PENGAKUAN
1. Pendapatan dan pengembalian belanja diakui pada saat:
o Kas diterima di rekening Kuasa BUN Pusat/Daerah sebesar nilai bruto yang
tercantum di dalam dokumen sumber penerimaan
o Pengesahan, sebesar nilai bruto yang tercantum di dalam dokumen sumber
pengesahan atau
o Terbit SP2D untuk penerimaan pendapatan melalui potongan SPM, sebesar nilai
bruto yang tercantum di dalam SPM.
o Kas keluar dari rekening Kuasa BUN Pusat/Daerah, sebesar nilai bruto yang
tercantum di dalam dokumen sumber pengeluaran
o Pengesahan oleh Kuasa BUN Daerah, sebesar nilai bruto yang tercantum di dalam
dokumen sumber pengesahan atau
o Terbit SP2D untuk pengeluaran melalui SPM dengan jumlah pembayaran nihil,
sebesar nilai bruto yang tercantum di dalam SPM.
J. PENYAJIAN
• Aset, kewajiban, dan ekuitas yang timbul akibat transaksi penerimaan dan pengeluaran
tersebut dicatat dan disajikan di dalam Neraca.
• Neraca terutama menggambarkan posisi kas pada tanggal pelaporan seperti Kas di BI, Kas
di KPPN, Kas Dalam Transito, Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas pada BLU, dan lain-lain.
ADHIRAYAKTA 2021 8
AKPEM II – WEEK 15
• kewajiban yang disajikan di Neraca pada umumnya terkait dengan penerimaan kas di
rekening Kuasa BUN tetapi melekat kewajiban kepada pihak ketiga seperti penerimaan
dana retur SP2D.
K. UNSUR-UNSUR LK
1. Neraca
menggambarkan pengaruh dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas,
potongan SPM, dan pengesahan terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas.
menyajikan aliran kas masuk dan kas keluar berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas
investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas transitoris yang melalui/dari rekening milik
BUN, potongan SPM, dan yang tidak melalui rekening milik BUN tetapi menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku harus mendapatkan pengesahan dari Kuasa BUN
M. JURNAL STANDAR
• Jurnal Standar Saldo Awal
Dilakukan pada saat penyusunan neraca untuk pertama kali.
ADHIRAYAKTA 2021 9
AKPEM II – WEEK 15
Akun Dr Cr
Kas XXX
Diterima dari Entitas Lain XXX
Akun Dr Cr
Ditagihkan ke Entitas Lain XXX
Kas XXX
Akun Dr Cr
Kas XXX
Penerimaan PFK XXX
Akun Dr Cr
Pengeluaran PFK XXX
Kas XXX
Akun Dr Cr
Kas XXX
Penerimaan Pemindahbukuan/Kiriman Uang XXX
ADHIRAYAKTA 2021 10
AKPEM II – WEEK 15
Akun Dr Cr
Pengeluaran Pemindahbukuan/Kiriman Uang XXX
Kas XXX
Akun Dr Cr
Kas XXX
Penerimaan Transito XXX
Akun Dr Cr
Pengeluaran Transito XXX
Kas XXX
❖ CATATAN AKUNTANSI:
1. Pengeluaran SP2D: dicatat oleh KPPN Daerah dan Dit. PKN.
a. Pengeluaran SP2D (Belanja)
Jurnal (cash & accrual ledger)
Kode Akun Akun Debit Kredit
511111 Belanja gaji pokok PNS xxx
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain xxx
313121 Diterima dari Entitas Lain xxx
111152 Kas di Rek. Pengeluaran Kuasa BUN Pusat SPAN - Gaji xxx
Jurnal Anggaran
ADHIRAYAKTA 2021 11
AKPEM II – WEEK 15
2. Pengesahan (BLU, Hibah, SPM Nihil, PHLN): dicatat oleh KPPN Daerah, KPPN Khusus,
dan Dit. PKN.
a. Pengesahan BLU
Jurnal (Cash & Accrual Ledger)
Kode Akun Akun Debit Kredit
525111 Beban Gaji dan Tunjangan xxx
111911 Kas dan Bank - BLU xxx
111911 Kas dan Bank - BLU xxx
424111 Pedapatan Jasa Pelayanan xxx
Jurnal Anggaran
Kode Akun Akun Debit Kredit
521211 Beban .... xxx
815111 Penerimaan Pengembalian UP xxx
d. Pengesahan PHLN
Jurnal (Cash Ledger)
Kode Akun Akun Debit Kredit
521211 Beban .... xxx
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain xxx
ADHIRAYAKTA 2021 12
AKPEM II – WEEK 15
3. Penerimaan Modul Penerimaan Negara (MPN): dicatat oleh KPPN Daerah dan KPPN
Khusus.
Jurnal (Cash & Accrual Ledger)
Kode Akun Akun Debit Kredit
111422 Kas di Rek. Penerimaan xxx
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain xxx
313121 Diterima dari Entitas Lain xxx
425999 Pedapatan Anggaran Lain-lain xxx
4. Antar KPPN (Retur): dicatat oleh KPPN Daerah, KPPN Khusus, dan Dit. PKN.
Retur SP2D
Jurnal Anggaran
Kode Akun Debit Kredit
Akun
111322 Kas Pemerintah yg ada di K/L xxx
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain xxx
313121 Diterima dari Entitas Lain xxx
817111 Penerimaan Non Anggaran Pihak Ketiga karena xxx
kesalahan Rekening
Jurnal Finansial
ADHIRAYAKTA 2021 13
AKPEM II – WEEK 15
5. Adjustment (Selisih Kurs): dicatat oleh KPPN Daerah, KPPN Khusus, dan Dit. PKN.
Selisih Kurs Pengelolaan Kas BUN
Jurnal (Pendapatan)
Kode Akun Akun Debit Kredit
111111 Kas di Rekening KUN dlm Rupiah xxx
313111 Ditagihkan ke Entitas Lain xxx
313121 Diterima dari Entitas Lain xxx
491111 Pendapatan selisih kurs yg blm terealisasi xxx
Jurnal (Beban)
LATIHAN SOAL
3. Dibawah ini, manakah yang termasuk sistem akuntansi BUN sebagai pengelola kas, yaitu....
a. SAUP
b. SiAP
c. SiKUBAH
d. SATK
ADHIRAYAKTA 2021 14
AKPEM II – WEEK 15
5. Laporan Keuangan yang mengambarkan pengaruh dari transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas, potongan SPM, pengesahan aset, kewajiban, dan ekuitas, adalah...
a. Neraca
b. LRA
c. LAK
d. LPE
Sumber :
1. PPT AKPEM II dari Tim Dosen PKN STAN Jakarta
ADHIRAYAKTA 2021 15
Dimar
• Gambaran Umum
• Basis Akuntansi
• Proses Bisnis
• Perbedaan dengan Satker
non-BLU
• Laporan Keuangan BLU
• Penghentian BLU
• PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
• PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
• PP Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
• PMK Nomor 217/PMK.05/2015 tentang
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
• PMK Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan
Layanan Umum
• PMK Nomor 42/PMK.05/2017 tentang
Perubahan atas PMK Nomor 220/PMK.05/2016
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum
• PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal
Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah
Pusat
• Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-
211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun
pada Bagan Akun Standar
Pengertian
Badan layanan umum (BLU) adalah instansi
di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas
Karakteristik
1. Berkedudukan sebagai instansi pemerintah
(kekayaan negara yang tidak dipisahkan)
2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruh/
sebagian dijual kepada masyarakat
3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip
efisiensi dan produktivitas ala korporasi
Fleksibilitas
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
setelah melakukan pengesahan ke KPPN
2. Flexible budget dengan ambang batas
3. Investasi jangka pendek untuk pengelolaan
kas
4. Melakukan utang jangka pendek
5. Surplus dapat digunakan pada tahun
anggaran berikutnya dan defisit ditutup
dari APBN
6. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan
profesional non-PNS
7. Pengelolaan barang dapat dikecualikan
dari aturan umum pengadaan
8. Hasil pengelolaan kas pemanfaatan idle
cash sepenuhnya untuk BLU
Tujuan
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Kewajiban
1. Menyusun tarif layanan BLU
2. Menyusun dokumen perencanaan dan
pelaksanaan anggaran (Renstra, RBA,
RKA K/L, dan DIPA)
3. Menyusun sistem akuntansi
4. Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan SAK
5. Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan SAP
6. Melakukan pengesahan pendapatan dan
belanja operasional ke KPPN
7. Audit laporan keuangan SAK oleh
pemeriksa eksternal
8. Membentuk dewan pengawas
9. Menyusun SOP pengelolaan keuangan
10. Mengelola rekening lainnya BLU secara
tertib
BLU PNBP
• Boleh memakai uang yang diterima • Tidak boleh memakai uang yang
secara langsung diterima secara langsung
• Boleh mengangkat pegawai non-PNS • Pegawai hanya boleh berstatus PNS
untuk mengisi posisi tertentu dalam • Dokumen penganggaran berupa RKA
rangka meningkatkan kecepatan K/L
kinerja organisasi
• Dokumen penganggaran berupa RKA
K/L dan rencana bisnis dan anggaran
(RBA)
• Adanya kontrak kinerja pegawai untuk
meningkatkan efektivitas dan motivasi https://klc.kemenkeu.go.
id/pusap-perbedaan-
antara-satker-blu-dan-
satker-pnbp/
• Akuntansi berbasis akrual awalnya
berdasar pada PSAK 45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba digunakan untuk transaksi
secara umum
• Akuntansi berbasis akrual yang
didasarkan pada PSAP 13 tentang
Penyajian LK BLU wajib berlaku
sejak tahun 2018
• Akuntansi berbasis kas digunakan
untuk mencatat dan menyusun LRA
sepanjang APBN berbasis kas
• Basis kas untuk LRA BLU berarti
bahwa pendapatan dan belanja
BLU diakui pada saat pengesahan
pendapatan dan belanja dimaksud
oleh KBUN
PMK No. 220/PMK.05/2016
1. Mapping akun: proses konversi akun internal BLU ke akun BAS
2. Pembuatan bukti penerimaan dan pengeluaran kas atau dokumen yang dipersamakan
3. Penyimpanan data transaksi harian BLU
4. Perekaman resume data transaksi harian BLU ke dalam Aplikasi Sistem Akuntansi
Satker (SAS)
5. Penerbitan surat permintaan pengesahan pendapatan dan belanja BLU (SP3B-BLU)
6. Penyampaian SP3B-BLU ke KPPN mitra kerja BLU
7. Pengesahan pendapatan dan belanja BLU secara kas oleh KPPN mitra kerja
8. Perekaman surat pengesahan pendapatan dan belanja BLU (SP2B-BLU)
9. Penarikan data transaksi oleh Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Basis Akrual (SAIBA)
10. Proses data di Aplikasi SAIBA
11. Penyediaan data untuk keperluan jurnal manual: penyesuaian, koreksi, dan pembalik
12. Memo penyesuaian
13. Pembuatan jurnal manual
14. Rekonsiliasi data: pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama agar tidak
ditemukan perbedaan data yang berdampak pada akurasi dan validitas laporan
15. Memperbarui data
16. Penelaahan dan reviu draft laporan keuangan
17. Penyusunan laporan keuangan
18. Proses eliminasi transaksi antarentitas
19. Penyusunan kertas kerja eliminasi dan penyampaian LK BLU ke entitas yang
membawahkan BLU
• Laporan pelaksanaan anggaran: laporan
realisasi anggaran dan laporan perubahan
sisa anggaran lebih
• Laporan finansial: laporan operasional, neraca,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas
• Catatan atas laporan keuangan
LRA BLU menyajikan informasi realisasi
pendapatan-LRA, belanja, surplus/defisit-LRA,
pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan
anggaran yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode.
Klasifikasi
Pendapatan negara bukan pajak
Jenis
1. Pendapatan dari alokasi APBN [DIPA RM]
2. Pendapatan dari pelayanan BLU yang
bersumber dari masyarakat [DIPA PNBP]
3. Pendapatan dari pelayanan BLU yang
bersumber dari entitas pemerintah pusat
[DIPA PNBP]
4. Pendapatan hasil kerja sama [DIPA PNBP]
5. Pendapatan hibah bentuk uang/barang/jasa
dari masyarakat (entitas nonpemerintah
pusat) [DIPA PNBP]
6. Pendapatan BLU lainnya [DIPA PNBP]
7. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke
kas negara [DIPA RM]
Pengakuan
1. Timbulnya hak tagih
pendapatan BLU yang diperoleh sebagai
imbalan atas suatu pelayanan yang telah
selesai diberikan dan/atau hak BLU untuk
menagihkan beban tagihan kepada alokasi
APBN berdasarkan peraturan perundangan
2. Pendapatan direalisasi
realisasi pendapatan BLU yang secara hak
telah diterima oleh BLU tanpa terlebih
dahulu adanya penagihan
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan dari alokasi APBN [DIPA RM]
pendapatan dari realisasi belanja pada saat pengeluaran realisasi sebesar nilai realisasi belanja sesuai
pegawai, barang dan jasa, dan/ atau belanja sesuai dengan SP2D belanja dengan SPM/SP2D belanja yang
belanja modal atas pagu DIPA yang yang berasal dari pagu DIPA rupiah berasal dari pagu DIPA rupiah murni
sumber dananya rupiah murni sesuai murni
dengan SPM/SP2D
Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari masyarakat [DIPA PNBP]
imbalan yang diperoleh dari jasa pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
layanan BLU yang diberikan kepada pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
masyarakat sesuai dokumen sumber dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
penerimaan pendapatan transaksional yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
pada saat realisasi pendapatan BLU
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari entitas pemerintah pusat [DIPA PNBP]
imbalan yang diperoleh dari jasa pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
layanan BLU yang diberikan kepada pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
entitas akuntansi atau entitas dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
pelaporan dalam kerangka sistem yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
akuntansi pemerintah pusat yang pada saat realisasi pendapatan BLU
membawahi maupun yang tidak
membawahi organisasi vertikal BLU
Pendapatan hasil kerja sama [DIPA PNBP]
perolehan pendapatan BLU dari kerja pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
sama operasional, sewa menyewa, dan pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
usaha lainnya yang mendukung tugas dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
dan fungsi BLU sesuai dokumen yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
sumber penerimaan pendapatan pada saat realisasi pendapatan BLU
transaksional
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan hibah bentuk uang/barang/jasa dari masyarakat (entitas nonpemerintah pusat) [DIPA PNBP]
pendapatan yang diterima dari pada saat uang/barang/jasa diterima nilai hibah yang diterima oleh BLU
masyarakat, badan lain atau entitas oleh BLU sesuai dengan BAST hibah, sesuai dengan dokumen penerimaan
nonpemerintah pusat tanpa diikuti atau dokumen konfirmasi atau yang hibah bentuk uang atau yang
adanya kewajiban bagi BLU untuk dipersamakan dan khusus uang dipersamakan
menyerahkan barang/jasa sesuai dilakukan pengesahan secara periodik
dengan dokumen penerimaan hibah sesuai SP3B/SP2B-BLU
atau yang dipersamakan
Pendapatan umum PNBP yang disetor ke kas negara [DIPA RM]
pendapatan dari realisasi PNBP pada saat penerimaan masuk ke sesuai dengan dokumen sumber
umum yang sumber dananya rupiah RKUN sesuai dokumen sumber setoran ke kas negara (SSBP
murni dan/atau untuk keuntungan setoran ke kas negara atau dokumen dan/atau SSPB) atau dokumen yang
rekening kas negara dan telah disetor yang dipersamakan dipersamakan
ke rekening kas negara
Definisi Pengakuan Pengukuran
Pendapatan BLU lainnya [DIPA PNBP]
pendapatan BLU yang tidak pada saat timbulnya hak atas nilai pendapatan sesuai dengan
berhubungan secara langsung dengan pendapatan untuk menagih sesuai dokumen sumber transaksional
tugas dan fungsi BLU yang dapat dengan dokumen tagihan BLU atau pendapatan BLU atau yang
berupa jasa giro, pendapatan bunga, yang dipersamakan dan/atau diakui dipersamakan
keuntungan selisih nilai tukar rupiah pada saat realisasi pendapatan BLU
terhadap mata uang asing, komisi,
potongan, bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan dan/atau pengadaan
barang/jasa oleh BLU, hasil penjualan
kekayaan yang tidak dipisahkan, dan
pengembalian secara kas atas beban
atau biaya yang telah disahkan
belanjanya pada tahun anggaran
yang lalu
Pendapatan yang Perlu Disahkan Pendapatan yang Tidak Perlu Disahkan
1. Pendapatan dari pelayanan BLU yang 1. Pendapatan dari alokasi APBN [DIPA
bersumber dari masyarakat [DIPA PNBP] RM]
2. Pendapatan dari pelayanan BLU yang 2. Pendapatan umum PNBP yang disetor ke
bersumber dari entitas pemerintah pusat kas negara [DIPA RM]
[DIPA PNBP] 3. Pendapatan hibah bentuk barang/jasa
3. Pendapatan hasil kerja sama [DIPA dari masyarakat (entitas nonpemerintah
PNBP] pusat) [DIPA PNBP]
4. Pendapatan hibah bentuk uang dari 4. Pendapatan yang disajikan sehubungan
masyarakat (entitas nonpemerintah pusat) dengan perhitungan akuntansi dan
[DIPA PNBP] transaksional pendapatan secara non-kas
dan bank BLU
5. Pendapatan BLU lainnya [DIPA PNBP]
• Pendapatan dari alokasi APBN disajikan di LO sebagai
Pendapatan dari Alokasi APBN dalam pos Pendapatan
Operasional
• Pendapatan umum PNBP yang disetor ke kas negara
disajikan di LRA sebagai PNBP dalam pos PNBP Lainnya
dan di LO sebagai PNBP Lainnya dalam pos Pendapatan
Operasional
• Pendapatan dari pelayanan BLU yang bersumber dari
masyarakat atau entitas pemerintah pusat, hasil kerja
sama, BLU lainnya, dan hibah uang dari masyarakat
disajikan disajikan di LRA sebagai Pendapatan BLU
dalam pos PNBP Lainnya dan di LO sebagai PNBP
Lainnya dalam pos Pendapatan Operasional
• Pendapatan hibah barang/jasa disajikan di LO sebagai
PNBP Lainnya dalam pos Pendapatan Operasional dan
bebannya menyesuaikan dalam pos Beban Operasional,
serta barangnya di neraca
• Pendapatan BLU secara transaksional kas yang belum
dilakukan pengesahan transaksinya pada periode
pelaporan semesteran dan tahunan disajikan di LRA
sebagai Pendapatan BLU dalam pos PNBP Lainnya dan
di LAK sebagai arus kas masuk aktivitas operasi
• Pendapatan BLU secara transaksional non kas pada
periode pelaporan semesteran dan tahunan disajikan di LO
sebagai Pendapatan BLU dalam pos PNBP Lainnya dan
di neraca sebagai Piutang BLU dalam pos Piutang PNBP
• Pendapatan sehubungan dengan perhitungan akuntansi
seperti pendapatan selisih kurs belum terealisasi dan
pendapatan pelepasan aset disajikan di LO dalam pos
Kegiatan Non Operasional
Definisi
Beban BLU adalah penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas BLU, yang
dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban, dan beban yang
timbul sehubungan dengan adanya penyetoran
BLU atas pendapatan PNBP ke Kas Negara
Jenis
1. Beban pegawai [DIPA RM dan PNBP]
2. Beban barang dan jasa [DIPA RM dan
PNBP]
3. Beban persediaan
4. Beban barang untuk dijual/diserahkan
kepada masyarakat
5. Beban pemeliharaan [DIPA RM dan PNBP]
6. Beban perjalanan dinas [DIPA RM dan
PNBP]
7. Beban penyisihan piutang tidak tertagih
8. Beban penyusutan aset dan beban
amortisasi
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Beban pegawai, barang dan jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas yang berasal dari pembebanan realisasi SP2D
DIPA RM
pada saat pengeluaran realisasi belanja sebesar nilai realisasi belanja sesuai dengan SPM/SP2D belanja
SPM/SP2D belanja
Beban pegawai, barang dan jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas yang berasal dari pembebanan realisasi DIPA
PNBP
pada saat timbulnya kewajiban berdasarkan sebesar nilai beban sesuai dengan dokumen Dokumen transaksional
resume tagihan, pemakaian konsumsi, sumber transaksional beban BLU beban BLU
dan/atau pembayaran beban BLU secara
transaksional
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Beban pemakaian barang perlengkapan, bahan atau barang persediaan sehubungan dengan pemeliharaan, dan
beban persediaan
pada saat perlengkapan dan bahan atau sebesar nilai persediaan mutasi keluar sesuai dokumen transaksional,
barang persediaan digunakan untuk dengan dokumen mutasi barang keluar atau
dikonsumsi dalam rangka kegiatan yang dipersamakan
operasional BLU
Beban barang untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat
pada saat mutasi keluar barang persediaan sebesar nilai persediaan mutasi keluar sesuai dokumen serah terima
untuk dijual dan/atau diserahkan kepada dengan dokumen mutasi barang keluar atau atau yang dipersamakan
masyarakat yang dipersamakan
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Beban penyisihan piutang tidak tertagih
secara periodik semesteran dan tahunan sebesar nilai perhitungan akuntansi dokumen transaksional
berdasarkan estimasi atas kualitas saldo terhadap penentuan kualitas piutang
piutang per debitur berdasarkan tarif penyisihan piutang tak
tertagih dikalikan dengan nilai nominal
piutang
Beban penyusutan
secara periodik semesteran dan tahunan sebesar nilai perhitungan akuntansi dokumen transaksional
selama masa manfaat aset terhadap perolehan atau nilai wajar aset
dibagi dengan periode/ masa manfaat aset
tersebut
Beban yang Perlu Disahkan Beban yang Tidak Perlu Disahkan
Ruang Lingkup
• Belanja dari realisasi DIPA RM
1. Belanja pegawai (kelompok akun 51)
2. Belanja barang (kel. akun 52 kecuali 525)
3. Belanja modal (kel. akun 53 kecuali 537)
• Belanja BLU dari pengesahan beban dan/
atau biaya perolehan aset BLU atas DIPA
PNBP
1. Belanja barang (subkelompok akun 525)
2. Belanja modal (subkelompok akun 537)
Pengakuan Pengukuran Dokumen Sumber
Belanja dari realisasi DIPA RM
pada saat kas keluar dari RKUN sebesar nilai realisasi belanja sesuai dengan SPM/SP2D belanja
SPM/SP2D belanja
Belanja BLU dari pengesahan beban dan/ atau biaya perolehan aset BLU atas DIPA PNBP
pada saat dilakukan pengesahan oleh KPPN nilai pengesahan belanja BLU sesuai dengan SP3B/SP2B-BLU
sesuai dengan SP3B/SP2B-BLU SP3B/SP2B-BLU
• Belanja dari realisasi DIPA RM
1. Belanja pegawai (kelompok akun 51) disajikan sebagai
Realisasi Belanja Pegawai di LRA
2. Belanja barang (kel. akun 52 kecuali 525) disajikan
sebagai Realisasi Belanja Barang di LRA
3. Belanja modal (kel. akun 53 kecuali 537) disajikan
sebagai Realisasi Belanja Modal di LRA
• Belanja BLU dari pengesahan beban dan/ atau biaya
perolehan aset BLU atas DIPA PNBP
1. Belanja Gaji dan Tunjangan BLU (52511) dan Belanja
Barang BLU (525112, 525113, 525114, 525116, 525117, 525119)
disajikan sebagai Realisasi Belanja Barang BLU di LRA
2. Belanja modal (subkelompok akun 537) disajikan sebagai
Realisasi Belanja Modal BLU di LRA
Definisi
Kas dan setara kas yang dikelola BLU
merupakan kelompok akun yang digunakan
untuk mencatat kas dan setara kas yang
dikelola oleh BLU
Klasifikasi
• Kas dan bank BLU yang belum disahkan
• Kas dan bank BLU
• Setara kas BLU
• Kas lainnya di BLU
• Kas di bendahara pengeluaran
Kasetkas yang Perlu Disahkan Kasetkas yang Tidak Perlu Disahkan
Kas dan bank BLU yang belum disahkan 1. Setara kas BLU yang merupakan hasil
yang berasal dari ringkasan transaksional reklasifikasi dari akun kas dan bank BLU
pendapatan layanan BLU, penerimaan hibah 2. Kas lainnya di BLU yang dananya bukan
bentuk kas, belanja BLU, pelunasan piutang merupakan hak BLU untuk diakui sebagai
pendapatan BLU secara kas diterima oleh penambah ekuitas bersih
BLU
3. Kas di bendahara pengeluaran yang
dananya berasal dari RKUN berupa uang
persediaan (UP/TUP)
Definisi
Investasi jangka pendek BLU adalah investasi
jangka pendek yang dimaksudkan dalam
rangka pengelolaan kelebihan kas yang belum
digunakan dalam kegiatan operasional BLU
dengan tujuan memperoleh manfaat ekonomi
berupa bunga maupun bagi hasil.
Karakteristik
• Investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
dan/atau dapat segera dicairkan/dikonversi
ke dalam bentuk uang dalam jangka waktu 3
sampai 12 bulan
• Investasi memiliki tingkat risiko rendah
• Investasi ditujukan dalam rangka
manajemen kas
Klasifikasi
• Investasi jangka panjang permanen:
dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan dan tidak dimaksudkan untuk
diperjualbelikan
• Investasi jangka panjang nonpermanen:
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan
Klasifikasi
1. Penerimaan pembiayaan
2. Pengeluaran pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
Pengukuran
• Diukur sebesar nilai nominal sesuai
dengan hasil ketetapan penerbitan SBN
• UJP dengan mata uang asing diukur
melalui penjabaran nilai rupiah dengan
kurs tengah BI pada tanggal setelmen
sesuai dengan hasil ketetapan penerbitan
SBN
Penyajian
• Disajikan di neraca pada pos kewajiban
jangka Panjang
• Saldo UJP yang menggunakan mata uang
asing
• Dilakukan penjabaran menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca masing-
masing pelaporan semesteran dan
tahunan untuk saldo mata uang asing
• Nilai pendapatan atau beban selisih kurs
belum terealisasi disajikan di LO dalam
pos kegiatan non-operasional lainnya
• UAPBUN IP: gabungan UAKPA BUN dan UAIP
• UAKPA BUN
1. Penyertaan modal negara (PMN)
2. Investasi pada lembaga keuangan
internasional (LKI)
3. Pembiayaan untuk badan layanan umum
(BLU)
4. Dana penjaminan
• UAIP
1. Perguruan tinggi negeri berbadan hukum
(PTN-BH)
2. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
4. Bank Indonesia
5. Dana bergulir eks K/L
PMN-BUMN
a. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;
b. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan
Multilateral Badan Kebijakan Fiskal;
PMN–LKI
c. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara;
UA IP PMN–
Lainnya d. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Direktorat
UABUN UAPBUN Jenderal Anggaran;
UAKPA Deviden e. Kantor Pelayanan Perbendaharan Negara Khusus
BUN
Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Dana f. Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana
Bergulir
Bergulir;
Investasi g. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen Direktorat
pada BLU Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko;
h. unit lain yang ditetapkan sebagai UAKPA BUN oleh
Penjaminan UAPBUN
Transaksi Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Metode Penilaian Penyesuaian Nilai
Non Kas Investasi
PMN – BUMN Pembiayaan Investasi / Pembiayaan Investasi Proporsi Net Ekuitas Selisih Kurs
divestasi – Permanen / divestasi – Permanen
PMN – LKI • Pembiayaan Investasi / • Pembiayaan Investasi Biaya Selisih Kurs, Pendapatan,
divestasi – Permanen / divestasi – Penyesuaian
• Pendapatan Permanen
• Pendapatan
PMN – Lainnya Pembiayaan Pembiayaan Net Ekuitas Reklasifikasi, Penyesuaian,
Dividen Pendapatan - Pendapatan = Piutang, Penyisihan
M.Biaya
Investasi = M.Ekuitas
Transaksi Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Metode Penilaian Penyesuaian Nilai
Non Kas Investasi
Dana Bergulir Pembiayaan Investasi / Pembiayaan Investasi NRV Reklasifikasi, Penyesuaian,
divestasi - Non / divestasi - Non Penyisihan
Permanen Permanen
Investasi pada Pembiayaan Investasi / Pembiayaan Investasi NRV Reklasifikasi, Penyesuaian,
BLU divestasi - Non / divestasi - Non Penyisihan
Permanen Permanen
Penjaminan Pembiayaan - Biaya Reklasifikasi, Piutang,
Penyisihan
Investasi Pembiayaan Pembiayaan Proporsi Net Ekuitas Reklasifikasi, Koreksi,
Pemerintah Kapitalisasi, Penyesuaian
Lainnya
• Permanen
• Perusahaan negara
• Badan internasional
• Badan usaha lainnya
• Nonpermanen
• Obligasi
• Proyek pembangunan
yang dialihkan kepada
pihak ke-3
• Dana bergulir
• Lainnya
Pengakuan
pengeluaran kas/aset, penerimaan hibah investasi,
perubahan piutang menjadi investasi, diakui sebagai
investasi jika:
1. ada kemungkinan manfaat ekonomis/sosial atau
jasa pontensial di masa yad dalam jangka waktu
lebih dari 3 s.d. 12 bulan
2. nilai perolehan, nilai wajar investasi dapat diukur
secara andal
Pengukuran
Investasi permanen berupa penyertaan modal
pemerintah dicatat sebesar nilai rupiah (transaksi
valas dikonversi dengan kurs pada tanggal transaksi)
• biaya perolehannya yang meliputi harga transaksi
investasi ditambah biaya lain yang timbul dalam
rangka perolehan investasi tersebut
• nilai wajar investasi tersebut jika harga
perolehannya tidak ada untuk transaksi pertukaran
aset
Pengukuran
Investasi nonpermanen berupa
• dana talangan untuk penyehatan/penyelamatan
perbankan (investasi nonpermanen lainnya)
pada NRV
• penanaman modal di proyek pemerintah pada
biaya pembangunan sampai projek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga
• dana bergulir pada NRV (kas yang dipegang
unit pengelola ditambah jumlah yang
diharapkan dapat tertagih)
Metode Biaya
• Kepemilikan kurang dari 20% dan tidak
signifikan pengaruhnya
• Tingkat pengaruh (the degree of influence)
ditunjukkan dengan kemampuan mem-
pengaruhi komposisi dewan komisaris,
menunjuk/menggantikan direksi, menetapkan
dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee, serta mengendalikan mayoritas
suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.
• Investasi dicatat sebesar biaya perolehan,
penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan
tidak mempengaruhi besarnya investasi
Metode Ekuitas
• Kepemilikan lebih dari 20% atau kurang dari
20% tetapi signifikan pengaruhnya
• Investasi awal dicatat sebesar biaya
perolehan dan ditambah/dikurangi bagian
laba atau rugi pemerintah setelah tanggal
perolehan.
• Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk
saham yang diterima pemerintah akan
mengurangi nilai investasi pemerintah.
• Penyesuaian terhadap nilai investasi juga
diperlukan untuk mengubah porsi
kepemilikan investasi pemerintah, misalnya
adanya perubahan yang timbul akibat
pengaruh valuta asing serta revaluasi aset
tetap.
Metode NRV
• Metode nilai bersih yang dapat
direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam
jangka waktu dekat.
• Investasi jangka panjang disajikan di neraca dalam pos
tersendiri
• Pengungkapan mencakup (1) kebijakan akuntansi untuk
penentuan nilai investasi; (2) jenis investasi permanen dan
nonpermanen; (3) perubahan harga pasar; (4) penurunan
nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan
tersebut; (5) investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan
alasan penerapannya; (6) perubahan pos investasi
Warren Edward Buffett
Tunai Tunai
1. Kas diterima di RKUN atau reksus; Nilai nominal hibah yang
2. Tanggal penarikan (valuta) yang 1. diterima di RKUN atau reksus;
tercantum dalam NoD; atau
2. tercantum dalam NoD; atau
3. Pengesahan oleh Kuasa BUN.
3. tercantum dalam SP2HL/SPHL yang
disahkan oleh Kuasa BUN.
Barang/Jasa/Surat Berharga
Pengesahan oleh Kuasa BUN Barang/Jasa/Surat Berharga
Nilai yang diterima berdasarkan BAST
Karakteristik
1. Hibah dapat diberikan kepada
pemerintah negara lain, organisasi
internasional, pemda, perusahaan negara,
kelompok masyarakat, atau organisasi
kemasyarakatan
2. Tidak bersifat wajib atau tidak mengikat
bagi pemberi hibah
3. Tidak ada timbal balik/balasan secara
langsung yang harus dilakukan oleh
penerima hibah
4. Dituangkan dalam suatu naskah perjanjian
antara pemberi dan penerima hibah
5. Digunakan sesuai dengan naskah
perjanjian
6. Bersifat satu kali dan/atau dapat
ditetapkan kembali
7. Dianggarkan pada BUN
Mekanisme
Seluruh belanja hibah bersifat terencana
• Belanja hibah diakui pada saat terjadi
pengeluaran kas negara
• Beban hibah diakui pada saat diterbitkannya
resume tagihan
• Belanja hibah dan beban hibah dicatat
sebesar nilai nominal yang dihibahkan atau
dikeluarkan dari RKUN yang tercantum
dalam dokumen pengeluaran.
• Pendapatan hibah berupa valas dicatat dalam rupiah
dengan kurs tengah BI pada tanggal diterimanya
• Belanja dan beban hibah berupa valas dicatat
sebesar ekuivalen rupiah yang dikeluarkan dari RKUN
• Selisih ekuivalen rupiah antara belanja dan beban
hibah dalam valas dicatat sebagai pendapatan atau
beban selisih kurs oleh UAKPA BUN
Jenis Laporan
LRA, LO, LPE, neraca, CaLK
Tata Cara
• UAKPA-BUN Pengelolaan Hibah di DJPPR dan
DJPK menyampaikan laporan keuangan secara
semesteran dan tahunan, kecuali LRA dan neraca
wajib disampaikan setiap bulan
• UAPBUN Pengelolaan Hibah menyusun laporan
keuangan tingkat UAPBUN berdasarkan hasil
pemrosesan data gabungan dan lapkeu tingkat
UAKPA-BUN Pengelolaan Hibah yang dibuat
setiap semesteran dan tahunan
Annelies Marie Frank
Klasifikasi
1. Penerimaan Perpajakan
• PPh Minyak Bumi (411111)
• PPh Gas Bumi (411112)
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pendapatan Sumber Daya Alam
• Pendapatan Minyak Bumi (421111)
• Pendapatan Gas Bumi (421211)
PNBP Lainnya
• Pendapatan Penjualan Minyak Mentah DMO
(423132)
• Pendapatan Denda, Bunga, dan Penalti Usaha
Hulu Migas (423133)
• Pendapatan Migas Lainnya (423139)
Faktor
1. Lifting minyak dan gas bumi
2. Harga minyak mentah Indonesia
(Indonesia crude price/ICP)
3. Kurs
4. Cost recovery
5. Kewajiban pemerintah
Pengaruh
1. Penerimaan migas bruto di rekening
migas
2. Kewajiban kontraktual (PBB, PPN,
PDRD, fee kegiatan usaha hulu migas)
3. Penerimaan migas neto di APBN
• Production sharing contract (PSC): kontrak
kerja sama bagi hasil antara pemerintah
dengan K3S migas
• Assume and discharge: pembebasan dan
penanggungan atas kewajiban pajak tidak
langsung berupa PPN dan PPnBM (di-
reimburse) serta PBB migas dan pajak
daerah (ditanggung) apabila K3S berhasil
menemukan cadangan migas yang komersial
(memenuhi aspek kelayakan ekonomi)
• Domestic market obligation (DMO):
kewajiban penyerahan bagian kontraktor
berupa migas untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
• Bagi hasil: pemerintah mengalokasikan dana
dari hasil penjualan lifting migas bagian
negara yang ditampung di rekening migas
untuk membayar kewajiban ke sektor hulu
migas ini
• Kewajiban pemerintah menyerahkan sebagian hasil
penjualan lifting menjadi pengurang dalam pengukuran
pendapatan PNBP SDA migas berbasis kas
• Pengakuan pendapatan PNBP SDA migas berbasis kas
menggunakan asas neto karena hak negara dikurangi
terlebih dahulu dengan kewajiban pemerintah sektor hulu
migas dalam rangka pelaksanaan prinsip assume and
discharge
K3S Gross Revenue Misal:
Tax Rate:
(Lifting x Oil Price)
48%
First Tranche Petroleum
Cost Recovery Bagi Hasil
unsur-unsur PAJAK:
Net Operating Income • PBB
100% (Gross Revenue – Cost) • PPN
• PDRD
PNBP
(-)
71,1538%
28,8462% Bag Kontraktor
(Gros)
Bag Pemerintah 1
85%
Tax 48% 13,8462%
Pajak:
PPh Migas
2
Bag Kontraktor
15%
(Netto)
Contractor Depreciation
Taxable
Profit
PPh
Income Tax CAPEX OPEX
1 5
Pendapatan
Neraca Piutang Laporan
Basis Kas
Real. Angg.
Pengakuan
Pada saat penguasaan dan/atau
kepemilikan kas telah beralih kepada
Pemerintah
Pengukuran
Sebesar ekuivalensi rupiah dengan kurs
tengah BI pada tanggal pelaporan
Dokumen Sumber
Rekening koran dan surat permintaan
pemindahbukuan dari DJPb
Penyajian
Di neraca sebagai bagian dari rekening
pemerintah lainnya
Pengungkapan
Mutasi uang masuk dan uang keluar
Rekening Migas dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat timbulnya hak negara
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal pencatatan
Dokumen Sumber
Laporan A0 dan/atau tembusan surat
tagihan dari SKK Migas ke KKKS
migas/penjual atau pembeli migas
bagian negara
Penyajian
Di neraca sebesar net realizable value
dengan menyisihkan piutang tak tertagih
Pengungkapan
Piutang yang masih dispute antara SKK
Migas dengan KKKS dan piutang macet
dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat timbulnya hak negara
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal pencatatan
Dokumen Sumber
Laporan A0 dan/atau tembusan surat
tagihan dari SKK Migas ke KKKS
migas/penjual atau pembeli migas
bagian negara
Penyajian
Di laporan operasional sebagai
pendapatan operasional
Pengungkapan
Jenis-jenis pendapatan LO dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat uang masuk ke kas negara
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal penyetoran atau
pemindahbukuan
Dokumen Sumber
Bukti setor, rekening koran, surat
perintah pemindahbukuan dari DJPb
Penyajian
Di laporan realisasi anggaran sebagai
pendapatan PNBP
Pengungkapan
Jenis-jenis pendapatan LRA dalam CaLK
Perhitungan neto
dilakukan akhir tahun
Kewajiban Hulu
Hasil Penjualan Penerima Migas
(setoran Rupiah ke (PBB, PPN,
Lifting Migas RKUN via bank an Migas- Underlifting KKKS,
Fee Kegiatan Usaha
Bagian Negara persepsi)
Bruto Hulu Migas, Pajak
Daerah)
an Migas-
Neto
PNBP Migas
Bag Pemerintah
Gross Revenue FTP (Equity Share)
2 (Lifting x Harga)
Cost Recovery
>0
ETBS
Sumber: DJA
Pengukuran
Kewajiban
3
2 PBB Migas
Pengukuran
Sebesar nominal rupiah atau ekuivalensi
rupiah pada tanggal pencatatan
Dokumen Sumber
Surat tagihan dari SKK Migas, surat
tagihan dari DJP, surat tagihan dari
pemda
Penyajian
Di neraca sebagai kewajiban lancar
Pengungkapan
Jenis-jenis utang beserta permasalahan-
nya dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat terjadinya penurunan potensi
pendapatan negara
Pengukuran
Sebesar nilai estimasi piutang tidak
tertagih sesuai ketentuan peraturan
perundangan
Dokumen Sumber
Kertas kerja perhitungan nilai dan
kualifikasi piutang
Penyajian
Di laporan operasional sebagai beban
operasional
Pengungkapan
Beban penyisihan dalam CaLK
Pengakuan
Pada saat timbulnya kewajiban yang
ditandai dengan diterimanya tagihan
dari pihak lain
Pengukuran
Sebesar nilai tagihan atau alokasi beban
sesuai ketentuan peraturan perundangan
Dokumen Sumber
Surat tagihan dari pihak lain, kertas
kerja perhitungan alokasi beban
Penyajian
Di laporan operasional sebagai beban
operasional
Pengungkapan
Beban lain-lain dalam CaLK
• Pendapatan—LO berasal dari lifting migas dan non-lifting
migas
• Pendapatan lifting migas berdasarkan Laporan Pengiriman
Minyak Bumi A01 (valas) atau A02 (rupiah) dan surat
tagihan overlifting K3S
• Pendapatan non-lifting berdasarkan surat tagihan SKK
Migas berupa tagihan denda, bonus produksi, dan transfer
material
• Pendapatan—LRA berasal dari dua mekanisme: pemindah-
bukuan dana dari rekening migas ke RKUN dan penyetoran
langsung ke RKUN oleh WB melalui bank persepsi (MPN-G3)
• Dokumen sumber pemindahbukuan: surat permintaan
pemindahbukuan dari Dirjen Anggaran ke Dirjen
Perbendaharaan
• Dokumen sumber penyetoran langsung adalah bukti
penyetoran negara (BPN) yang dilengkapi NTPN
• Beban hulu migas di luar PBB migas diakui bersamaan
dengan pengakuan kewajiban hulu migas dengan dokumen
sumber surat tagihan dari SKK Migas dan PT Pertamina
(Persero)
• Tagihan PBB migas tidak diakui sebagai beban melainkan
sebagai pengurang pendapatan migas yang dibagi secara
proporsional antara minyak dan gas bumi berdasarkan
kontribusi nilai lifting migas
• Pendapatan yang ditangguhkan merupakan saldo dana
pada rekening migas yang belum teridentifikasi
peruntukannya karena data pendukung belum diterima dari
SKK Migas dan/atau wajib bayar
• Pendapatan yang ditangguhkan akan ditransfer ke RKUN
pada awal tahun berikutnya apabila telah berhasil
diidentifikasi jenis penerimaannya
Pendapatan diterima di muka antara lain dapat berupa
kelebihan pembayaran PNBP oleh wajib bayar dan
pembayaran ke rekening migas yang belum dapat
diidentifikasi peruntukkannya tetapi sudah dipindahbukukan ke
RKUN dan diakui sebagai pendapatan di LRA
• Overlifting kontraktor adalah kelebihan pengambilan migas
oleh kontraktor dibandingkan dengan haknya yang diatur
dalam kontrak kerja sama pada periode tertentu
• Underlifting kontraktor adalah kekurangan pengambilan
migas oleh kontraktor dibandingkan dengan haknya yang
diatur dalam kontrak kerja sama pada periode tertentu
Transaksi selisih kurs yang diatur di dalam PMK Nomor
61/PMK.02/2020 hanya selisih kurs yang belum terealisasi.
Selisih kurs ini dapat berupa keuntungan atau pun kerugian
yang timbul karena:
• penyesuaian nilai utang/piutang migas pada akhir tahun
• Penyesuaian nilai utang/piutang migas sesaat sebelum
penyelesaian utang/piutang
• Reklasifikasi akun biasanya dilakukan pada akhir tahun
untuk memfinalkan penghitungan hak dan kewajiban negara
sektor hulu migas
• Reklasifikasi akun dilakukan karena pelaksanaan asas neto
• Reklasifikasi akun juga disebabkan oleh dualisme mekanisme
penyetoran migas, tagihan DMO yang masuk dalam Laporan
A02 dan tagihan denda yang masuk ke dalam tagihan gas
bumi.
Reklasifikasi akun dalam transaksi hulu migas biasanya terjadi
antara
• Pendapatan minyak bumi ke gas bumi
• Pendapatan minyak bumi ke minyak mentah DMO
• Pendapatan gas bumi ke pendapatan denda
• Pendapatan minyak bumi ke PBB Migas
Anthony Kapel "Van" Jones
Cited from Bahan Ajar Bapak Puji Wibowo; Created by Dimar; Designed by @fkhrrozi
- 61 -
BAB VIII
PETUNJUK TEKNIS PENCATATAN AYAT JURNAL STANDAR
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 62 -
5. Terdapat piutang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun
20X2 sebesar RpS00.000 dan terdapat konversi piutangjangka pendek
atas minyak valas menjadi piutang jangka panjang sebesar
Rpl.000.000. Selain itu, diketahui bahwa berdasarkan hasil
perhitungan saldo piutang per 31 Desember 20Xl masih terdapat
saldo nilai piutang net DMO sebesar Rp250.000 dan saldo nilai piutang
denda gas sebesar ekuivalen Rpl0.000.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 63 -
10. Kewajiban Pemerintah dari kegiatan usaha hulu Migas yang telah
diselesaikan melalui Rekening Migas adalah sebesar RpS00.000, terdiri
dari PBB Migas Rp150.000, reimbursement PPN Rp160.000, DMO fee
Rp280.000, fee kegiatan usaha hulu Migas Rp200.000, pajak air
permukaan dan pajak air tanah RpS.000 dan pajak penerangan jalan
Rp2.000. Nilai ekuivalen rupiah pada saat pengakuan untuk DMO fee
Rp270.000 dan fee kegiatan usaha hulu migas Rp205.000. Selain itu,
terdapat penyelesaian kewajiban Pemerintah yang dilakukan melalui
mekanisme reklasifikasi akun Pendapatan PNBP Migas-Laporan
Realisasi Anggaran di Rekening KUN, yaitu atas penyelesaian PBB
Migas tahun 20Xl sebesar Rp300.000.
11. Karena fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap USD, utang valas tahun
lalu yang masih outstanding, perlu disesuaikan dengan nilai tukar
pada akhir tahun 20Xl, yaitu sebesar Rp50.000.
13. Hasil perhitungan pendapatan net DMO selama tahun 20Xl adalah
sebesar Rp400.000. Selain itu, untuk memperhitungkan alokasi
pembebanan atas pembayaran kewajiban Pemerintah sektor m1gas,
juga telah dilakukan perhitungan kembali alokasi PNBP Migas,
sehingga perlu dilakukan reklasifikasi akun pendapatan LRA dari
PNBP SDA Minyak Bumi ke PNBP SDA Gas Bumi sebesar Rp500.000.
Pada tahun 20Xl juga terjadi kekeliruan identifikasi penerimaan
denda gas di Rekening Minyak dan Gas Bumi yang terlanjur diproses
pemindahbukuannya sebagai Pendapatan LRA Gas sebesar Rpl5.000.
14. Pada akhir tahun 20Xl, terdapat saldo pada Rekening Minyak dan Gas
Bumi per 31 Desember 20Xl sebesar Rp500.000, yang terdiri dari
penerimaan Migas yang belum dapat diidentifikasi peruntukkannya
sebesar Rp350.000, PPh Migas yang salah setor sebesar Rpl00.000,
dan dana retur atas penyelesaian kewajiban DMO Fee sebesar
Rp50.000.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 64 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 65 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 66 -
Kontraktor D - (35.000)
Total 135.000 (60.000)
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 67 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 68 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 69 -
Keuntungan belurn
xxx:xxx 10.000
terealisasi atas selisih kurs
Tidak ada ayatjurnal di Buku Besar Kas pada Satker PNBP Migas.
Transaksi di Buku Besar akan dibukukan oleh Kuasa BUN.
5. Reklasifikasi Piutang
a. Pencatatan piutang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada
tahun berjalan
Di Buku Besar Akrual akan dijurnal sebagai berikut:
Akun Uraian Akun Debit Kredit
Bagian Lancar Piutang Jangka
xxx:xxx 500.000
Panjang
xxx:xxx Piutang Jangka Panjang 500.000
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 70 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 71 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 72 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 73 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 74 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 75 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 76 -
Tidak ada ayatjurnal di Buku Besar Kas pada Satker PNBP Migas.
Transaksi di Buku Besar akan dibukukan oleh Kuasa BUN.
c. Penyelesaian utang rupiah melalui rekening Kas Negara yang
dilakukan melalui reklasifikasi akun pendapatan PNBP - Laporan
Realisasi Anggaran
Di Buku Besar Akrual akan dijurnal sebagai berikut:
Akun UraianAkun Debit Kredit
Utang Pihak Ketiga Migas - PBB
xxxxxx 300.000
Migas
Ditagihkan ke Entitas Lain
xxxxxx 300.000
(Akmal)
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 77 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 78 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 79
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 80 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 81 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 82 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 83 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 84 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
85 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
Dimar
• PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
• PMK Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer Ke Daerah Dan Dana
Desa beserta perubahannya
• PMK Nomor 83/PMK.05/2018 tentang Sistem
Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Transfer
Ke Daerah Dan Dana Desa
• PMK Nomor 139/PMK.07/2019 tentang
Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum, Dan Dana Otonomi Khusus beserta
perubahannya
• PMK Nomor 212/PMK.05/2019 tentang Jurnal
Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah
Pusat
• PMK Nomor 17/PMK.07/2021 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa Tahun Anggaran 2021 dalam rangka
Mendukung Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan Dampaknya
• KMK Nomor 6/KM.7/2020 tentang Penyaluran
DAK Fisik Bidang Kesehatan dan Dana BOK
Kesehatan dalam Rangka Pencegahan
dan/atau Penanganan COVID-19
• Buletin Teknis 21 tentang Akuntansi Transfer
Berbasis Akrual
• Kebijakan Umum TKDD
• Akuntansi TKDD
• Implementasi Akuntansi TKDD
TKDD diarahkan untuk mendukung perbaikan • Mempercepat penyediaan infrastruktur
kualitas layanan dasar publik di daerah, publik dan penguatan kualitas SDM,
akselerasi daya saing, dan mendorong belanja terutama melalui bidang pendidikan,
produktif yang dapat meningkatkan aset kesehatan, air minum, perlindungan sosial,
dan konektivitas antarwilayah melalui 25%
daerah DTU untuk mandatory spending, DAK Fisik,
Dana Otsus, DTI, DAIS, dan Dana Desa
• Meningkatkan daya saing melalui inovasi,
kemudahan berusaha, tata kelola
pemerintahan, dan kebijakan insentif yang
mendukung iklim investasi melalui DAK
Nonfisik dan DID
• Meningkatkan produktivitas terutama
berorientasi ekspor melalui pengembangan
potensi ekonomi daerah melalui DAK Fisik,
DAK Nonfisik, dan DID
Sebelum Pandemi
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2020/02/Kebijakan-TKDD-2020-
Dana-Perimbangan.pdf
TKDD diarahkan untuk mendukung dan Pengutamaan penggunaan untuk penanganan
mendorong pencegahan/penanganan dampak Covid-19, antara lain:
Covid-19 di daerah
• Belanja infrastruktur 25% DTU;
• Maksimal 25% sisa DBH SDA Kehutanan Dana
Reboisasi;
• DAK Fisik Bidang Kesehatan & Keluarga
Berencana;
• BOK Tambahan untuk insentif bagi tenaga
kesehatan yang terlibat dalam penanganan
COVID-19;
• Dana Desa untuk Bantuan Langsung Tunai.
Saat Pandemi
Bahan Ajar LMS
Relaksasi Penyaluran Dana TKDD, seperti KB Penyempurnaan Tata Kelola, melalui:
DBH dan DBH tahun berjalan, DAK Fisik
• Persyaratan tambahan dalam penyaluran
Kesehatan, DAK Non fisik
DAU dan DBH:
• Laporan kinerja pencegahan dan/atau penanganan
Covid-19;
• Laporan Penyesuaian APBD TA 2020
• Penyaluran DAU berdasarkan kinerja pengelolaan
keuangan di daerah
Saat Pandemi
Bahan Ajar LMS
PMK Nomor 19/PMK/07/2020 KMK Nomor 6/KM.07/2020
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2021/02/Kebijakan-Dana-Desa-
2021.pdf
Dukungan Program Prioritas
4. Reformasi pendidikan dan kesehatan
sebesar 337, triliun rupiah berupa
• Dukungan perbaikan dan peningkatan
sarana prasarana pendidikan berdasarkan
target ketuntasan intervensi dalam
mendukung program merdeka belajar;
• Dukungan peningkatan kesiapan system
kesehatan termasuk ketersediaan sarana,
prasaran dan alkes Fasyankes di daerah dan
desa
5. Peningkatan infrastruktur dan
konektivitas sebesar 9,28 triliun
rupiah berupa dukungan untuk
peningkatan akses dan konektivitas
darat maupun air dalam rangka
pemulihan ekonomi
6. Pembangunan ICT sebesar 9,02
triliun rupiah berupa dukungan
digitalisasi pendidikan dan
kesehatan, serta pengembangan desa
digital
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2021/02/Kebijakan-Dana-Desa-
2021.pdf
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Informasi Umum APBN
2021 Kemenkeu RI
Laporan Perkembangan Ekonomi
dan Fiskal Daerah DJPK 2021
• Kode BA BUN 999.05
• Unit akuntansi dan pelaporan keuangan:
• Unit teknis eselon II di lingkungan DJPK sebagai UAKPA
BUN atas penyaluran transfer selain DAK Fisik dan
Dana Desa
• KPPN bertindak sebagai UAKPA BUN atas penyaluran
transfer DAK Fisik dan Dana Desa yang penyalurannya
dilaksanakan di bawah instansi vertikal DJPb
• Direktorat Pelaksanaan Anggaran bertindak sebagai
UAKKPA BUN atas penyaluran transfer DAK Fisik dan
Dana Desa yang penyalurannya dilaksanakan di bawah
instansi vertikal DJPb
• Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan bertindak
sebagai UAPBUN
• Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DJPb
bertindak sebgai UABUN
Panas Bumi
Laporan Keuangan
• Neraca
• Laporan arus kas
• Laporan perubahan ekuitas
• Catatan atas laporan keuangan
UAPBUN-AP
DJPb c.q. Dit. PKN
UAKKBUN- UAKBUN-
UAKBUN-Pusat
Kanwil Khusus
Kanwil DJPb KPPN Khusus Penerimaan Direktorat PKN
KPPN Khusus Pinjaman