Membaca intensif terdiri dari membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah
isi terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide.
Membaca teliti adalah membaca dengan tujuan untuk meneliti informasi-informasi yang ada
dalam bahan bacaan atau informasi-informasi penting. Membaca pemahaman adalah sejenis
membaca yang bertujuan untuk memahami : (1) standar-standar atau norma-norma kesastraan,
(2) resensi kritis, (3) drama tulis, dan (4) pola-pola fiksi. Membaca ide adalah sejenis kegiatan
membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada
bacaan.
Berdasarkan hal di atas, pada bab ini kelompok kami akan membahas mengenai Membaca Kritis.
Membaca kritis adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional, kritis, mendalam,
disertai keterlibatan pikiran untuk menganalisis bacaan. Di sini pembaca akan mencamkan
lebihdalam materi yang dibacanya. Seorang pembaca kritis menggunakan empat cara secara
aktif.
Sebagai seorang pembaca yang bertanggungjawab, maka kita hendaklah memperhatikan hal-hal
berikut ini dalam membaca atau menyimak pembicaraan-pembicaraan yang kontroversial:
1. a) Harus yakin bahwa kita membaca atau menyimak untuk memahami apa yang disajikan
sebelum kita mulai mengutarakan pendapat mengenai hal itu. Haruslah rela dan terbuka
menerima pendapat atau pandangan orang lain. Pemahaman atau pengertian haruslah selalu
mendahului penilaian.
2. b) Setelah kita yakin bahwa kita telah memberikan suatu pendengaran yang jujur
terhadap penyajian atau uraian orang itu, analisislah asumsi-asumsi dan praduga-praduga kita
sendiri untuk melihat apakah kita berpikir secara jelas dan obyektif, ataukah tidak.
3. c) Jangan biarkan perasaan-perasaan serta prasangka-prasangka kita menyebabkan kita
hanya mengingat fakta-fakta dan alasan-alasan serupa itu sebagai penunjang terhadap
pandangan kita sendiri sebelumnya.
4. d) Jangan biarkan keinginan kita untuk membantah serta menyangkal, mencegah
pemahaman kita terhadap penyajian, uraian orang itu. Jangan biarkan perhatian kita
menantang atau membantah hal-hal tertentu, yang dapat menyebabkan kita kehilangan
keseluruhan uraian orang itu.
5. e) Cobalah melihat logika penyajian itu dari sudut maksud serta asumsi-asumsi penulis
itu sendiri. Kemudian lihatlah bagaimana pandangannya berbeda dari pandangan kita, dan
juga perhatikan secara luas akan hal-hal apa yang kita dapat seiring-sejalan dengan pandangan
serta keterangan-keterangannya. Walaupun misalnya kita tidak dapat begitu mudah menerima
dasar-dasar pikiran atau alasan dasarnya, namun mungkin saja dia mempunyai ide-ide atau
pandangan-pandangan yang satu atau yang bermanfaat bagi kita.
1.2.3 Memahami Organisasi Dasar Tulisan
Para pembaca yang teliti mengamati indikasi-indikasi atau petunjuk-petunjuk mengenai pilihan
itu dan bagaimana caranya disajikan. Biasanya penyajian seorang penulis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi dan kesimpulan.
1.2.3.1 Pendahuluan
Dalam pengkomunikasian ide-idenya secara jelas, maka seorang penulis akan mempergunakan
satu atau lebih paragraf pembukaan untuk memperkenalkan subyeknya beserta pendekatan
khusus terhadap hal itu, temanya. Dengan kata lain, dia hendak menyatakan ruang lingkup dan
pembahasan uraiannya. Dia mungkin menyatakan maksudnya secara tidak langdung dalam
berbagai ulasannya. Akhirnya, dia akan mempergunakan paragraf-paragraf pembukaan untuk
menentukan nada artikel tersebut. pembaca yang seksama mengamati indikasi-indikasi yang
serupa itu untuk memudahkannya membaca dengan pemahaman yang lebih tinggi serta
mendalam, dan menilai karya itu secara lebih jujur.
1.2.3.2 Isi
Biasanya isi suatu uraian membagi dirinya sendiri menjadi dua, tiga, atau empat bagian utama,
tempat penulis mengutarakan kasusnya sekonklusif atau segamblang mungkin. Kata-kata seperti
pertama, kedua, lebih lanjut, akhirnya, dan sebaliknya menunjukkan langkah-langkah dalam
suatu uraian yang tersusun secara logis. Kalau tidak ada dari tanda-tanda tersebut yang muncul
kita harus mencari kalimat-kalimat, klausa-klausa, atau frase-frase transisional yang
menunjukkan perubahan-perubahan dalam perkembangan pikiran. Dalam setiap kasus, tugas kita
sebagai pembaca yang cerdas adalah menemukan organisasi dasar pengarang, rangka dasarnya,
dan memanfaatkannya dalam pencapaian serta pemahaman pengaruh kuat dari pesannya itu.
1.2.3.2 Kesimpulan
Akhirnya, menjelang penutup suatu artikel kita kerapkali memperhitungkan bahwa penulis
mengalihkan perhatiannya dari apa yang sedang dikatakannya menuju apa yang telah
dikatakannya. Inilah suatu pertanda bagi kita bahwa dia akan menutup atau menyimpulkan
artikelnya itu. Para pembaca yang teliti dan cermat, para pembaca yang bertanggungjawab, akan
tetap waspada baik terhadap indikasi-indikasi yang eksplisit maupun yang implisit dari tema,
maksud, ruang lingkup, dan organisasi umum sang penulis.
Beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan itu, dilihat dari berbagai segi, diantaranya:
Para pembaca yang teliti dan kritis terus-menerus akan mengevaluasi ide-ide yang disajikan pada
mereka, terutama sekali untuk melihat apakah ide-ide itu menarik perhatian, dan kedua
memberikan pertimbangan dan penilaian padanya, dan mengambil pendapat-pendapat mengenai
hal-hal yang penting.
Untuk meningkatkan minat membaca ini, maka perlu sekali kita berusaha untuk :
Melalui membaca kita dapat memperoleh manfaat dari informasi yang baru mengenai dunia
sekitar kita, mengenai bangsa lain, mengenai prestasi-prestasi dan pengalaman-pengalaman masa
lalu atau tempat-tempat yang jauh. Kalau sebuah buku tidak dapat memperluas pengetahuan
mengenai dunia kehidupan manusia, maka buku tersebut tidak pantas mendapat perhatian yang
besar. Membaca dapat memberi motif-motif yang membuat kehidupan kita sendiri bertambah
baik dan menolong kita bangun dari pengejaran suatu kehidupan belaka menuju seni menghidupi
suatu kehidupan yang benar-benar kaya.
1. a) Norma-norma estetik
Dapatlah dikatakan bahwa suatu buku lakon, puisi, film, atau bentuk seni lainnya memenuhi
tuntutan-tuntutan estetik, jika:
1. Karya itu menghidupkan ilmu pengetahuan kita; yaitu kalau dapat membuat pengetahuan
kita mengenai dunia menjadi hidup serta bermanfaat. Yang merupakan fungsi sebuah lakon,
puisi, atau suatu cerita untuk memberi kita pandangan-pandangan baru, menolong kita melihat
hubungan-hubungan baru antara butir-butir yang terpisah dalam ingatan kita.
2. Karya itu membantu kita hidup secara lebih mendalam dan kaya. Buku-buku atau film-
film yang melulu disajikan sebagai hiburan pengalihan dari kemonotonan atau keekanadaan
kehidupan sehari-hari mempunyai nilai yang terbatas; tetapi karya yang menuntut kekuatan-
kekuatan dan aspirasi-aspirasi kita yang lebih tinggi mempunyai hak yang lebih banyak
menuntut waktu dan daya kita.
3. Karya itu membawa kita lebih akrab dengan kebudayaan kita. Memang sukar bagi orang
yang tidak berpendidikan, muda maupun tua, untuk mempercayai bahwa masalah-masalah
besar kehidupan manusia telah terjadi berulang-ulang kali selama beribu-ribu tahun. Jawaban-
jawaban jiwa-jiwa besar pada masa lalu terhadap masalah-masalah ini merupakan bgaian dari
kebudayaan kita.
4. b) Norma-norma sastra
Karya-karya kreatif agung dunia mengandung kualitas-kualitas tertentu yang telah memberinya
suatu tempat yang permanen dalam warisan budaya kita. Suatu upaya kreatif dapat dianggap atau
diakui sebagai suatu karya seni, jika:
1. Karya itu membuat kita merealisasikan beberapa kebenaran mengenai dunia sekitar kita;
yaitu kalau karya tersebut memberi kita suatu pengetahuan yang lebih mendalam dan suatu
apresiasi yang lebih baik mengenai apa sebenarnya manusia itu, dan apa yang telah
dipirkannya, diidamkannya, dan dilaksanakannya.
2. Karya itu bebas dari/tidak terikat pada waktu dan tempat. Banyak buku yang baik yang
mempunyai tuntutan bagi orang-orang pada masa dan tempat tertentu, tapi karena kondisi-
kondisi berubah maka karya-karya tersebut kehilangan sebagian besar nilainya.
3. Karya itu memberi sumbangan bagi kenikmatan kita. Kesenangan itu timbul dari
kemampuannya memuaskan aspirasi-aspirasi intelektual dan spiritual manusia yang lebih
tinggi, bukan dari pelayanannya terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih nyata.
4. Karya itu merupakan sesuatu yang indah, atau “it is a thing of beauty”. Konsep-konsep
mengenai apa sebenarnya yang indah itu akan berbeda-beda antara individu-individu dan akan
berubah-ubah dengan waktu dan tempat akan tetapi keinginan atau hasrat manusia akan
keindahan, tidak berubah. Pendeknya, manusia memperoleh kesenangan dalam prestasi-
prestasi yang unggul dari sesama manusia.
1.2.7.3 Norma-norma moral
Dalam masa norma-norma relatif terhadap kebenaran dan kebaikan, maka para individu harus
mempunyai standar-standar yang dapat dipergunakan untuk menentukan dan menilai apakah
mereka mau menyingkapkan atau menampakkan pikiran-pikiran serta emosi-emosi mereka
terhadap tuntutan-tuntutan sejumlah fiksi dan hiburan.populer sebuah film.
Sebagai para mahasiswa yang telah matang, maka kita harus juga menyadari bahwa sastra dan
seni tidak prlu dibatasi pada tingkatan cerita romantis dan dongeng saja. Suatu sastar yang vital,
yang hidup, haruslah menyajikan kehidupan serta masalah-masalahnya pada tingkat kedewasaan
yang bertanggung jawab dan matang.
1.2.8 Membaca Majalah
Kita akan menjumpai bahwa kebanyakan kegiatan membaca akan dilaksanakan terhadap
majalah-majalah mutakhir tinimbang terhadap buku-buku. Maka oleh sebab itu, agaknya ada
manfaatnya, mengemukakan beberapa pertimbangan terhadap hal-hal yang ada kaitannya dengan
membaca secara teliti penerbitan-penerbitan berkala yang serius.
Publikasi tipe ketiga adalah yang bersifat lebih selektif dalam tuntutan terhadap penikmatnya.
Majalah-majalah yang biasa disebut majalah kualitas itu cenderung memperbincangkan dengan
serius masalah-masalah politik, falsafah, sejarah, religi, dan bidang-bidang minat lainnya bagi
para pembaca yang bijaksana dan sensitif. Salah satu cara untuk menjaga agar kita tetap hidup
secara intelektual, dapat mengikuti perkembangan-perkembangan masyarakat, mempunyai
pandangan luas, tidak ketinggalan zaman, setelah meninggalkan bangku sekolah, adalah menjadi
pembaca tetap salah satu atau lebih majalah-majalah yang bernilai baik.
1. Buatlah sekilas artikel untuk mengadakan suatu survei mengenai isinya. Formulasikanlah
sejumlah pertanyaan yang hendak dicari jawabannya dalam bagian itu. Kemudian bacalah
artikel itu dengan seksama.
2. Apakah topik setiap artikel? Apakah temanya masing-masing? Buatlah sebuah rangka
dasar singkat yang menggambarkan organisasi dasar setiap artikel.
3. Artikel manakah yang dianggap ditulis lebih baik? Atau adakah terdapat perbedaan yang
cukup besar dalam kualitas? Yang manakah yang tersusun secara lebih logis? Yang mana
yang menampilkan argumen yang lebih kuat? Kualitas-kualitas tulisan persuasif apakah yang
kita temui pada setiap artikel? Artikel manakah yang lebih meyakinkan? Apakah minat kita
sendiri dalam kehidupan di luar rumah, ataupun ketiadaan minat seperti itu, mendapat sesuatu
tempat terhadap reaksi kita terhadap kedua artikel itu?
4. Apakah salah satu artikel kelihatan mengubah fakta-fakta untuk menolak mendukung
kasusnya? Apakah ada sesuatu perbedaan dalam penekanan yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh pandangan dasar penulis atau tema pembicaraannya? Apakah
yang satu seakan-akan lebih atau kurang bersifat jujur dari yang lainnya? Atau apakah
keduanya sama-sama tulus hati dan jujur dalam posisi mereka? Apakah mungkin bagi kedua
penulis untuk tidak menyetujui suatu topik karena alasan-alasan yang sama jujurnya?
5. Perhatikanlah asumsi-asumsi dasar kedua penulis itu.
6. Apakah anda pikir kedua penulis itu memperlihatkan perhatian-perhatian umum yang
sama dalam kehidupan pribadi mereka? Dapatkah anda temui kalimat-kalimat khusus dalam
setiap artikel yang mencerminkan minat atau sikap pribadi sang penulis?
7. Apakah salah seorang penulis mempergunakan kata-kata yang mengandung nilai-nilai
emosional atau konotatif yang dapat mempengaruhi pembaca untuk menerimanya atau
menentang kedudukannya? Dapatkah anda temukan kalimat-kalimat yang berisi kata-kata
yang mengandung paling sedikit beberapa implikasi kesubyektifan maupun keobyektifan?
1.3 Manfaat Membaca Kritis
Manfaat dari membaca kritis ini adalah pertama, untuk menggali lebih mendalam di bawah
permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang
dikatakan, tetapi juga menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang
dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan, maka dia sudah mengarah yang paham. Kedua,
membaca kritis merupakan modal utama bagi para siswa untuk mencapai kesuksesan dalam
studinya.
Lebih jelas akan manfaat yang sangat penting dalam membaca kritis, antara lain:
1. pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis
sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan;
2. kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai
hubungan yang ada di dalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu
dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca Anda;
3. kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memberikan dukungan terhadap
berbagai pendapat tentang isi bacaan.
1.4 Ciri Pembaca Kritis
Berikut ciri-ciri dari Pembaca Kreatif/Kritis:
1. Kegiatan membaca yang dilakukan tidak berhenti sampai pada saat ia selesai membaca
buku.
2. Ia mampu menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari
3. Muncul perubahan sikap serta tingkah laku setelah proses membaca dilakukan.
4. Hasil membaca akan berlaku dan diingat sepanjang masa.
5. Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaannya.
6. Mampu memilih atau menentukan bahan bacaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan atau
minatnya.
7. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang dihadapi dengan menggunakan
bacaan sebagai pegangan.
8. Tampak kemajuan dalam cara berpikir atau cara pandang terhadap suatu masalah.
9. Terbentuk kematangan dalam cara pandang, sikap, dan cara berpikir.
10. Tampak wawasan semakin jauh ke depan dan mampu membuat analisis sederhana
terhadap suatu persoalan.
11. Ada peningkatan dalam prestasi atau profesionalisme kerja.
12. Semakin berpikir praktis dan pragmatis dalam segala persoalan.
13. Semakin kaya ide baik dalam meningkatkan mutu maupun membuat terobosan baru
dalam memecahkan persoalan.
14. Semakin kuat dorongan untuk membaca dan mencari terus sumber-sumber baru.
15. Semakin enak diajak bertukar pikiran atau pengalaman karena ia semakin kaya wawasan.