Anda di halaman 1dari 21

MEMBACA KRITIS

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Semester Empat yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fauzan Ahmad,
M. A.

Disusun oleh :

KELOMPOK 17

1. Calista Hendiastika (24010118120004)


2. Muhammad Ikhwan Fadillah (24010119140098)
3. Aurara Arfani Gunarso (24010119140100)
4. Laurensia Giustiani (24010119140124)
5. Nabila Hafsah (24010119140140)
6. Kasih Chyntia (24010119140142)

PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Membaca Kritis” ini dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Program Studi S-1 Matematika
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. H. M. Fauzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Bahasa Indonesia.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
3. Semua pihak yang membantu penyusunan Makalah “Membaca Kritis”, yang
tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jakarta, 18 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Membaca 4
B. Pengertian Membaca Kritis 5
C. Teknik Membaca Kritis 6
D. Ragam Membaca Kritis 9
E. Membaca kritis dari Tulisan/ Artikel Ilmiah 11
F. Membaca Kritis dari Artikel Populer 12
G. Membaca Kritis dari Bahan yang Tersaji di Jaringan Internet 13
BAB III PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan membaca adalah keterampilan yang diperoleh


setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh
karena itu, kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan
dikembangkan [ CITATION Has12 \l 1033 ]. Berdasarkan ungkapan
yang sering kita dengar bahwa buku adalah jendela dunia, kita
dapat mempelajari dan mengetahui banyak hal dari kegiatan
membaca kritis. Untuk itu dengan membaca, setiap individu akan
mendapatkan suatu informasi yaitu berupa informasi tertulis. Oleh
karena itu, kebiasaan membaca adalah kegiatan positif rutin yang
baik dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap segala
informasi yang terbaik diterima seseorang dalam kondisi dan
waktu tertentu[ CITATION Roz08 \l 1033 ]. Orang yang menerapkan
kebiasaan membaca dalam hidupnya akan dipenuhi oleh informasi
yang up-to-date dan ilmu pengetahuan. Artinya, suatu tingkatan
minat baca seseorang menentukan tingkat kualitas serta
wawasannya [ CITATION Has12 \l 1033 ].

Kegiatan membaca dipandang sebagai suatu kegiatan yang


amat strategi dan mendasar dalam perkembangan kepribadian atau
psikologi pada setiap diri manusia [ CITATION Sur17 \l 1033 ]. Oleh
karena itu, setiap hal yang dibaca akan berpengaruh terhadap pola
pikir, dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang
menerapkan kebiasaan membaca mempunyai logika dan analisa
yang lebih besar dibandingkan orang yang jarang membaca
[ CITATION Has12 \l 1033 ].

1
Banyak orang kesulitan memahami isi dari sebuah bacaan.
Disisi lain, beberapa orang yang sudah melakukan kegiatan
membaca akan tetapi tidak mengetahui kebenaran informasi yang
dibaca, karena tidak mengetahui teknik membaca yang efektif.
Informasi yang ada di buku bacaan perlu dikritisi karena sangat
memungkinkan informasi yang ada di buku tersebut tidak lengkap,
keliru, atau bahkan salah. Oleh karena itu diperlukan teknik
membaca secara kritis [ CITATION Wir20 \l 1033 ].

Bagi para mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut untuk


memiliki wawasan yang luas untuk dapat diterapkan dalam
berbagai kepentingan, mengetahui seluk beluk tentang dunia luar
dan tidak ketinggalan zaman. Selain itu, wawasan yang luas dapat
membantu mahasiswa mengembangkan minat dan bakat ke dalam
bentuk keahlian mahasiswa.

Akan tetapi minat membaca masyarakat Indonesia sangat


kurang. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Central Connecticut
State University pada Maret 2016, minat baca masyarakat
Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Disisi lain
berdasarkan survei dari UNESCO menyebutkan jika minat baca
masyarakat di Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,0001%.
Oleh karena itu, diperoleh kesimpulan bahwa dari 1000 orang
Indonesia, hanya terdapat 1 orang yang rajin membaca [ CITATION
Pit20 \l 1033 ].

Dengan demikian penulis akan membahas dan


mendiskusikan hal-hal mengenai membaca kritis, melalui sebuah
makalah yang berjudul Membaca Kritis.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan membaca?


2. Apakah yang dimaksud dengan membaca kritis?
3. Bagaimana teknik membaca kritis?
4. Apa saja ragam membaca kritis?
5. Bagaimanakah cara membaca kritis dari tulisan atau artikel
ilmiah?
6. Bagaimanakah cara membaca kritis dari artikel populer?
7. Bagaimanakah cara membaca kritis dari bahan yang tersaji
dalam jejaring internet?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan apa yang disebut membaca


2. Mendeskripsikan apa yang disebut membaca kritis
3. Menjelaskan teknik membaca kritis
4. Menjelaskan berbagai ragam membaca kritis
5. Menjelaskan mengenai membaca kritis dari tulisan atau artikel
ilmiah
6. Menjelaskan mengenai membaca kritis dari artikel populer
7. Menjelaskan mengenai membaca kritis dari bahan yang tersaji
dalam jaringan internet

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa berupa aktivitas
yang melafalkan atau mengeja sebuah tulisan. Hal ini sesuai dengan yang
tertuang dalam KBBI [ CITATION Kam16 \l 1033 ] yang menyatakan
bahwa membaca diartikan melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis, bisa dengan melisankan atau hanya dalam hati. Membaca
merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dari teks yang kita baca.
Pengertian membaca banyak diartikan oleh para ahli diantaranya
Tarigan menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis
[ CITATION Tar08 \l 1033 ]. Menurut Haryadi, membaca merupakan
interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung,
namun bersifat komunikatif. Komunikasi antara penulis dan pembaca akan
semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik.
Pembaca hanya dapat berkomunikasi dengan karya tulis yang digunakan
oleh pengarang sebagai media untuk menyampaikan gagasan, perasaan,
dan pengalamannya. Dengan demikian pembaca harus mampu menyusun
pengertian-pengertian yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disajikan
oleh pengarang sesuai dengan konsep yang terdapat pada diri pembaca
[ CITATION Har10 \l 1033 ].

4
Dari berbagai pengertian membaca tersebut dapat disimpulkan
bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang
untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis.
Membaca juga bermakna sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar
pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi
sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas
dan pembelajaran sepanjang hayat.

B. Pengertian Membaca Kritis


Menurut KBBI membaca diartikan melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Sedangkan
kritis diartikan tajam dalam penganalisisan [ CITATION Kam16 \l
1033 ].

Beberapa definisi membaca kritis telah dikemukakan oleh sejumlah


pakar bahasa, diantaranya Spears yang mengungkapkan bahwa membaca
kritis berarti menilai, mengevaluasi, menimbang kata-kata penulis dengan
teliti dan hati-hati, serta menerapkan daya penalaran. Membaca kritis
melampaui pemahaman literal maupun inferensial. Jenis membaca ini
memuat juga deteksi argumentasi yang keliru, kesalahan logika, dan bias
[ CITATION Spe06 \l 1033 ] . Berbeda dengan Hoeffner dan Hoeffner,
beliau menjelaskan bahwa membaca kritis berarti memahami hubungan-
hubungan diantara elemen-elemen dalam sebuah teks, termasuk memahami
inferensi-inferensi di dalam teks, yakni ide-ide yang tidak disebutkan
secara eksplisit dalam teks akan tetapi justru itu ide yang dimaksudkan oleh
penulis [ CITATION Hoe15 \l 1033 ].

5
Dari definisi yang dicantumkan dapat disimpulkan bahwa membaca
kritis merupakan membaca yang dilakukan secara bijaksana, mendalam,
evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan yang bertujuan
untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan juga memberi
penilaian terhadap fakta itu.

C. Teknik Membaca Kritis

Dalam keterampilan membaca kritis, diperlukan adanya teknik-


teknik yang harus diterapkan. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca kritis, yaitu kemampuan mengingat
dan mengenali bahan bacaan, kemampuan menginterpretasi makna tersirat,
kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan, kemampuan
menganalisis isi bacaan, kemampuan menilai isi bacaan, dan kemampuan
mencipta bacaan [ CITATION Nur05 \l 1033 ].

1. Teknik membaca SQ3R

Teknik membaca SQ3R adalah teknik membaca kritis yang


diperkenalkan oleh Francis Robinson. Teknik membaca ini
diperlukan oleh seorang pembaca yang ingin memperoleh
pesan yang terdapat dalam bacaan sebagai bahan
menyelesaikan tugas yang perlu diselesaikan. Istilah SQ3R
adalah singkatan dari S (survey) yaitu meninjau, Q (question)
yaitu menanyakan, R (read) membaca membaca, R (recite)
yaitu menyatakan kembali secara lisan, dan R (review) yaitu
membaca ulang [ CITATION Ria15 \l 1033 ].

a. Survey (meninjau)

Survey (meninjau) merupakan langkah membaca yang


dilakukan dengan cara membaca untuk mendapatkan
gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di

6
dalam bahan bacaan yang dibaca. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara memperhatikan judul utama
tulisan, sub-sub judul yang terdapat dalam bacaan,
gambar-gambar atau ilustrasi, grafik, membaca sebagai
pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir buku atau
teks yang dibaca [ CITATION Nor19 \l 1033 ].

b. Question (soal atau pertanyaan)

Question (soal atau pertanyaan) adalah langkah


membaca yang dilakukan dengan cara menyusun
beberapa pertanyaan berkaitan dengan pesan yang
berusaha diperoleh oleh pembaca. Daftar pertanyaan
yang telah disusun oleh pembaca digunakan sebagai
panduan dalam melakukan kegiatan membaca. Dengan
pertanyaan tersebut pembaca mencoba mencari
jawaban dari bacaan yang telah dibacanya [ CITATION
Nor19 \l 1033 ].

c. Read (membaca)

Read (membaca) ialah kegiatan membaca bahan atau


teks tersebut secara aktif serta mencoba mendapat
segala jawaban atas persoalan-persoalan yang telah
didaftar sebelumnya. Ketika membaca, pembaca
sebaiknya mendaftar juga persoalan-persoalan
tambahan yang ditemukan dalam bacaan. Berdasarkan
perkembangan pemahaman dan keinginannya selama
melakukan kegiatan membaca, pembaca perlu
mengidentifikasi persoalan-persoalan tambahan yang
perlu dijawab [ CITATION Sul14 \l 1033 ].

7
d. Recite (menyatakan kembali)

Recite (menyatakan kembali) ialah kegiatan mengingat


kembali pesan-pesan yang terdapat dalam bacaan.
Setelah selesai membaca, pembaca mengingat kembali
apa yang telah dibaca dan mengidentifikasi segala
sesuatu yang telah diperoleh. Pesan utama yang perlu
diingat kembali adalah yang berkaitan dengan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan
sebelumnya oleh pembaca. Pembaca dapat menjawab
persoalan-persoalan yang telah didaftar sebelumnya
tanpa merujuk pada bahan yang telah dibaca [ CITATION
Sul14 \l 1033 ].

e. Review (baca ulang)

Review (baca ulang) adalah kegiatan membaca kembali


bahan bacaan yang merupakan langkah terakhir dari
kegiatan membaca. Dalam kegiatan ini pembaca
membaca bagian - bagian buku atau teks tertentu untuk
mencocokkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang
dibuatnya pada langkah sebelumnya. Pada tahap ini
pembaca memastikan bahwa tidak ada fakta penting
dalam bacaan yang tertinggal. Cara membaca ini
penting sebagai sarana membentuk sikap dan berpikir
kritis dalam membaca [ CITATION Nor19 \l 1033 ].

8
D. Ragam Membaca Kritis
Ragam membaca kritis tergantung pada jenis informasi seperti apa
yang kita inginkan, yaitu membaca teliti untuk informasi rinci, membaca
cepat/sekilas untuk mencari topik, membaca cepat untuk informasi khusus,
membaca kritis tulisan/artikel ilmiah, membaca kritis tulisan/artikel
populer, membaca kritis buku ilmiah, dan membaca kritis bahan-bahan
yang tersaji dalam jaringan internet untuk menulis [ CITATION Roh08 \l
1033 ]
1. Membaca Teliti
Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang memusatkan
kepada ketelitian pemahaman bacaan. Agar pembaca dapat
mudah memahami bacaan [ CITATION Nur87 \l 1033 ]. Tujuan
membaca teliti secara khusus adalah :
a. Memahami bacaan secara detail dari awal sampai
akhir bacaan;
b. Memahami idea tau gagasan setiap komponen
bacaan;
c. Memahami komponen bahasa yang digunakan;
d. Meneliti struktur organisasi bacaan secara cermat;
e. Meneliti tokoh yang terdapat pada bacaan tersebut
(khusus untuk bacaan sastra)

2. Memahami Pemahaman
Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan membaca yang
bertujuan untuk memahami wacana secara tepat. Membaca
pemahaman bertujuan untuk memahami wacana atau bacaan
yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu agama,
budaya dan adat istiadat, buku-buku sastra dan kesenian,
resensi kritis, dan buku-buku drama [ CITATION Nur87 \l 1033 ].
Adapun aspek penting yang perlu dikuasai oleh pembaca yaitu:

9
a. Memahami kosakata yang jumlahnya cukup besar,
luas dan akurat,
b. Memiliki kemampuan menafsirkan makna frase,
klausa, kalimat, paragraf dan wacana,
c. Mampu menangkap ide pokok dan ide penunjang
pada wacana yang dibacanya,
d. Mampu menangkap outline bacaan dan rinciannya,
e. Mampu menangkap maksud penulis pada bacaan
tersebut,
f. Mampu meneliti dan memberikan komentar kritis
terhadap wacana yang telah dibacanya,
g. Mampu mengikuti alur yang telah digarisi penulis
dalam wacana,
h. Mampu mengingat masalah pokok yang terdapat
dalam wacana,
i. Mampu mengatur kecepatan membaca.

3. Membaca Ide
Membaca ide adalah kegiatan membaca yang bertujuan utama
mencari ide atau gagasan pada sebuah wacana. Tujuan utama
membaca ide adalah menemukan gagasan utama pada sebuah
bacaan. Tujuan membaca ide untuk memahami gagasan utama
pada setiap paragraf dari wacana yang tersedia, memahami
gagasan utama pada setiap Sub Bab dari wacana yang telah
tersedia, mencari gagasan utama pada setiap bab, dan
menemukan gagasan utama pada seluruh wacana atau bacaan
[ CITATION Nur87 \l 1033 ].

4. Membaca Bahasa

10
Membaca bahasa adalah kegiatan membaca yang
menitikberatkan pada faktor analisis segi-segi kebahasaan.
Membaca bahasa lebih menekankan kepada unsur-unsur
kebahasaan yang menjadi sasaran utamanya, misalnya morfem,
kata, frase, kalimat, dan wacana. Membaca bahasa bertujuan
untuk menambah kosakata bahasa Indonesia, terutama
kosakata baru, menambah pengetahuan bahasa, terutama tata
bentuk, menambah pengetahuan tentang pemakaian ejaan, dan
menambah pengetahuan tentang wacana [ CITATION Nur87 \l
1033 ].

E. Membaca kritis dari Tulisan/ Artikel Ilmiah


Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi mengenai hasil penelitian
yang dibuktikan melalui prosedur ilmiah. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan saat membaca tulisan atau artikel ilmiah [ CITATION Jat15 \l
1033 ] :
1. Menggali tesis atau pernyataan masalah
Tulisan/ artikel ilmiah biasanya memiliki tesis tentang masalah
yang dibahas. Dalam sebuah tesis diungkapkan apakah
penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau
memecahkan masalah yang diajukan.

2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel


Dengan meringkas butir-butir penting setiap artikel kita tidak
perlu membaca artikel secara keseluruhan. Selain itu ringkasan
tersebut bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan
yang kita buat.

3. Memahami konsep-konsep penting (pandangan ahli, hasil


penelitian, dan teori)

11
Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah karya
ilmiah membuat kita lebih memahami konsep-konsep apa yang
akan kita kembangkan dalam tulisan kita. Hal ini perlu
dilakukan untuk mendukung tesis.

4. Menentukan bagian yang akan dikutip


Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah, perlu kita
perhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita. Butir-
butir yang dianggap tidak relevan tidak perlu dikutip.

5. Menentukan implikasi dari sumber yang dikutip


Saat mengutip bagian karya ilmiah perlu diketahui apakah
kutipan tersebut mendukung gagasan yang akan kita
kembangkan dalam tulisan, apabila tidak mendukung maka
tidak perlu dikutip.

6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip


Dalam mengutip pernyataan yang ada, kita perlu meletakkan
posisi kita dengan jelas. Apakah bersikap netral, menyetujui
atau tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip.

F. Membaca Kritis dari Artikel Populer


Tulisan yang kita buat dapat memanfaatkan informasi dari
tulisan/artikel populer. Kegiatan membaca kritis tulisan populer sedikit
berbeda dengan membaca kritis tulisan ilmiah karena kedua jenis tulisan
tersebut mempunyai sifat yang berbeda. Beberapa langkah membaca kritis
dari artikel populer [ CITATION Ern16 \l 1033 ] adalah :
1. Mengenali persoalan utama atau isu yang dibahas
Umumnya, isu yang dibahas dalam tulisan populer berkaitan
dengan masalah sosial yang sedang diminati masyarakat. Oleh

12
karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami isu yang
akan dibahas melalui judul dari artikel populer tersebut.

2. Menentukan signifikansi/relevansi isu dengan tulisan yang


akan dihasilkan.
Setelah memahami isu yang dibicarakan dalam artikel populer
tersebut, kita harus menghubungkan relevansi isu tulisan yang
dibaca dengan kenyataan yang terjadi di sekitar kita. Dengan
mengetahui relevansi isu pada artikel populer dengan
kehidupan nyata di sekitar, maka kita mampu menuliskannya
kembali dengan sudut pandang kita sendiri.

3. Memanfaatkan isu artikel populer untuk bahan/inspirasi dalam


menulis
Hampir serupa dengan tahap sebelumnya, isu artikel populer
dapat menjadi bahan atau inspirasi dalam menulis. Dengan
secara kritis membaca artikel populer tersebut, berarti kita akan
ikut menganalisis artikel populer tersebut. Oleh karena itu, kita
akan memperoleh bahan atau inspirasi dalam menulis.

4. Membedakan isi artikel populer dengan isi artikel ilmiah dan


buku ilmiah
Isi artikel populer berbeda dengan isi yang artikel dan buku
ilmiah. Perbedaan tersebut terletak pada tema, struktur maupun
cara penyampaiannya. Oleh karena itu, dengan mengetahui
perbedaan antara tema, struktur dan cara penyampaian artikel
ilmiah dan artikel populer kita akan mempu menyimpulkan
sudut pandang penulis, isi maupun unsur yang terdapat dalam
kedua jenis artikel.

13
G. Membaca Kritis dari Bahan yang Tersaji di Jaringan Internet
Banyak bahan yang tersedia di internet yang bersifat terkini artinya
bahan-bahan itu dapat menjadi referensi terbaru dari masalah yang
diangkat untuk diteliti, mengingat banyaknya informasi yang dapat diakses
dari internet, maka harus diseleksi kembali informasi yang didapat. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam membaca kritis bahan yang tersaji di
jaringan internet [ CITATION Nur87 \l 1033 ] :

1. Kiat praktis mencari dan menemukan bahan-bahan dalam


jaringan internet
Untuk menentukan bahan-bahan dalam jaringan internet, dapat
memanfaatkan website yang berkaitan dengan topik tulisan.
Banyak organisasi atau perorangan yang membuat website
yang berkaitan dengan bidang tertentu.

2. Memilih dan Mengevaluasi bahan-bahan dalam jaringan


internet untuk bahan menulis
Dari jaringan internet, kita bisa mendapatkan bahan dalam
jumlah yang sangat banyak. Tidak semua bahan yang kita
dapatkan dari internet relevan untuk tulisan kita, jadi kita perlu
memilih dan mengevaluasi kembali untuk mendapatkan bahan
yang kita butuhkan.

3. Menentukan isi atau gagasan penting dalam bahan-bahan yang


tersedia dalam jaringan internet
Setelah mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan, kita perlu
memahami bahan-bahan tersebut untuk mendapatkan gagasan-
gagasan penting di dalamnya. Langkah-langkah untuk
mendapatkan gagasan penting yaitu :
a. Membaca bacaan secara keseluruhan

14
b. Mencari letak pokok-pokok kalimat bacaan tersebut
c. Menentukan apakah paragraf dalam bacaan tersebut
deduktif, induktif atau campuran
d. Jika paragraf tersebut deduktif maka gagasan
utamanya berada di awal paragraf, tetapi jika induktif
maka gagasan utamanya berada di akhir paragraf.

4. Memanfaatkan secara kritis bahan-bahan dalam jaringan


internet untuk menulis
Kita harus bersikap kritis terhadap bahan-bahan yang kita
dapatkan dari jaringan internet karena banyak bahan-bahan
yang mengandung pernyataan atau pendapat yang belum teruji
kebenarannya. Untuk itu langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Membaca sepintas bagian tertentu
b. Membuat daftar pertanyaan mengenai bahan tersebut
c. Mengevaluasi dan meninjau kembali bahan tersebut

5. Kemampuan Menganalisis
Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat
komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk
sebuah kesatuan yang meliputi gagasan-gagasan utama,
pernyataan-pernyataan, simpulan-simpulan dan lain-lain.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan membaca kritis merupakan kegiatan membaca
untuk mendapatkan informasi yang relevan sehingga dapat
dikembangkan. Ragam membaca kritis sangat beragam bergantung
pada jenis informasi yang diinginkan. Membaca tulisan atau artikel
ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis
informasinya yang berbeda. Membaca kritis buku ilmiah memiliki
perbedaan dengan membaca kritis bahan-bahan yang bersumber
dari internet. Membaca merupakan suatu tindakan yang sangat
menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak membaca, kita akan
mendapatkan banyak informasi serta pengetahuan yang dapat
dijadikan modal untuk menjadi penulis. Kegiatan membaca dapat
memberikan gagasan kepada kita yang berguna untuk tulisan kita.

B. Saran
Mengetahui pentingnya keterampilan membaca kritis bagi
mahasiswa sebagai modal utama dalam mencapai keberhasilan
studinya, maka pemahaman mengenai membaca kritis perlu
ditingkatkan. Kebanyakan dari kita belum memahami kaidah-
kaidah yang tepat dalam membaca kritis. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang berkaitan
dengan membaca kritis. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
mahasiswa menjadi lebih paham dan terampil bagaimana
membaca kritis dengan benar serta dapat memperbanyak kosakata.
Oleh karena itu, tugas pembuatan makalah ini bisa dilanjutkan
sehingga banyak hal positif yang bisa diambil.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. (2016). Makalah Membaca Kritis Untuk Menulis. Universitas Pendidikan


Indonesia.

Haryadi. (2010). Retorika Membaca. Bandung: Rumah Indonesia.

Hasanah, & Uswatun, U. M. (2012). Budaya Membaca di Kalangan Anak Muda. Univesitas
Sebelas Maret.

Hoeffner, L., & Hoeffner, K. (2015). Common Place Integrated Reading and Writing. New
York: McGraw Hill Education.

Jatmiko, & dkk. (2015). Panduan Penulisan Artikel Ilmiah. Jakarta: UI Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2016). Dipetik Maret 17, 2021, dari
http://kbbi.web.id/baca.html

Normuliati. (2019). Pelatihan Metode Membaca SQ3R untuk Siswa Madrasah Tsanawiyah
Raudhatusyubban. Universitas Muhammadiyah Banjaramasin.

Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Nurhadi. (2005). Membaca Cepat dan Efektif (Teori dan Latihan). Bandung: Sinar Baru
Algendsindo.

Pitoyo, A. (2020). A Meta-Analysis : Factors Affecting Students Reading Interest in


Indonesia. Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Riadi, B. (2015). Kemampuan Membaca Kritis dengan Menggunakan Teknik SQ3R


Mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia. ASKARA: Jurnal
Bahasa dan Sastra.

Rohmadi, & dkk. (2008). Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Surakarta: UNS Press.

Rozin, P. (2008). Hedonic "Adaption". Specific Habituation to Disgust/Death Elicitors As a


Result of Dissecting a Cadaver. Judgement and Decision Making. Pennsylvania:
University of Pennsylvania.

Spears, D. (2006). Developing Critival Reading Skills . New York: Mc -Graw Hill Education.

Sulistyaningsih , L. S. (2014). Metode SQ3R. Universitas Pendidikan indonesia.

17
Surhalik. (2017). Penerapan Sustainable Silent Reading dalam Meningkatkan Budaya Baca.
Jurnal Pendidikan.

Taringan, H. G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa Bandung.

Wirawati, D. (2020). Perkuliahan Membaca Kritis dan Kreatif Mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia (PBSI) Berorientasi pada Pendidikan Karakter. Universitas
Ahmad Dahlan.

18

Anda mungkin juga menyukai