Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

PENGAMBANGAN BAHAN AJAR BIPA

Oleh
Kelompok 7
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
Adinda Nabila (2203311024)
Chairun Nisa (2201111004)
Leni Purwanti (2203311006)
Sintiya Klolanta Br Ginting (2203111013)

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd.


Ika Febriana, M.Pd.
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIPA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Pengembangan
Bahan Ajar BIPA ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar BIPA yaitu tugas Critical Book Review.
Dan penulis berharap tugas ini dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Prof. Dr.
Khairil Ansari, M.Pd. / Ika Febriana, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar BIPA, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dorongan sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata penulis berharap makalah ini memberi manfaat untuk kita semua.

Medan, Maret 2023


Penulis

Kelompok 7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Critical Book Report atau laporan kritis buku adalah sebuah bentuk tulisan yang
membahas dan menganalisis buku dengan kritis dan objektif. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan karena dapat memberikan manfaat dan rasioanalisasi yang sangat penting bagi
pembaca. Pertama, dengan melakukan laporan kritis buku, pembaca dapat memahami isi buku
secara lebih mendalam. Analisis yang dilakukan pada laporan kritis buku dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik terhadap konteks dan konsep yang diungkapkan dalam buku
tersebut.

Selain itu, dengan melakukan laporan kritis buku, pembaca dapat mengembangkan
keterampilan kritis dan analitis yang penting. Dalam membuat laporan kritis buku, pembaca
harus melakukan evaluasi yang mendalam terhadap isi buku, mengevaluasi argumen yang
diungkapkan, dan memberikan pendapat yang rasional dan logis. Hal ini dapat membantu
pembaca untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulisan Critical Book Report dalam Pengembangan Bahan Ajar BIPA adalah
untuk memperluas wawasan dan pemahaman tentang berbagai teori dan konsep pendidikan yang
relevan dengan topik yang diteliti. Dalam menulis Critical Book Report, peneliti harus mampu
menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis informasi dari buku yang telah dibaca. Selain itu,
penulisan Critical Book Report juga dapat membantu peneliti untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan reflektif dalam memahami dan menafsirkan teori dan konsep
yang relevan dengan topik penelitian.

C. Manfaat Penulisan CBR


Manfaat penulisan Critical Book Report dalam Pengembangan Bahan Ajar BIPA
sangatlah penting. Pertama, penulisan Critical Book Report dapat membantu peneliti untuk
mengidentifikasi teori dan konsep pendidikan yang dapat diterapkan dalam konteks kelas. Hal ini
dapat membantu peneliti dalam merancang strategi pembelajaran
yang lebih efektif dan inovatif. Kedua, penulisan Critical Book Report dapat membantu
peneliti untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan reflektif dalam
memahami dan menafsirkan informasi. Keterampilan ini sangat penting dalam
mengembangkan penelitian yang berkualitas dan inovatif.

Selain itu, penulisan Critical Book Report juga dapat membantu peneliti untuk
memperluas wawasan dan pemahaman tentang teori dan konsep pendidikan yang
relevan dengan topik penelitian. Dengan memperluas wawasan dan pemahaman, peneliti
dapat mengembangkan penelitian yang lebih komprehensif dan inovatif. Terakhir,
penulisan Critical Book Report juga dapat membantu peneliti untuk meningkatkan
kemampuan menulis dan presentasi. Dengan kemampuan menulis dan presentasi yang
baik, peneliti dapat memperkenalkan hasil penelitiannya kepada masyarakat secara lebih
efektif dan inovatif.

D. Identitas Buku

Judul : Teori BIPA dan Dinamika Penerapannya di IPB Tahun 2020


Pengarang : Dr. Delina, SS, MSI
Halaman : 509 Halaman
Penerbit : PT Penerbit IPB Press
ISBN : 978-623-256-460-2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1 | PENGAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN PENERAPANNYA DI


BIPA IPB

7.1. Teori Pengantar

Ada dua hal yang akan dijelaskan pada bagian ini. Hal pertama adalah prinsip dan strategi
pembelajaran keterampilan menyimak. Hal kedua adalah permainan (gim) dalam pembelajaran
keterampilan menyimak.

7.1.1. Prinsip dan strategi pembelajaran menyimak

Kompetensi menyimak adalah suatu yang universal atau lebih besar daripada kompetensi berbicara
(Brown, 2007). Sebelumnya, Morley (2001) mengungkapkan bahwa perlahan tetapi pasti, lebih
banyak perhatian telah diberikan pada pemahaman mendengarkan. Bozorgian (2012) dalam
tulisannya mengungkapkan bahwa keterampilan mendengarkan adalah keterampilan yang paling
dominan untuk mode komunikasi manusia dan keterampilan ini menempati hampir 50% dari
komunikasi harian. Dengan demikian, pembelajaran menyimak tidak dapat diabaikan dalam
pembelajaran bahasa kedua (second language [L2/SL]) atau bahasa asing (foreign language [FL]).

Dalam perkembangan pembelajaran menyimak SL/FL, Morley (2001) menjelaskan bahwa


dalam kurikulum SF/FL terdapat empat perspektif yang berbeda: 1) mendengarkan dan mengulang
(listening and repeating). 2) mendengarkan dan menjawab pertanyaan pemahaman (listening and
answering comprehension questions), 3) tugas mendengarkan (task listening), dan 4) mendengarkan
secara interaktif (interactive listening).

1) Mendengarkan dan mengulang

a) Tujuan

adalah mencocokkan pembelajarannya pola mendengarkan dan meniru, serta menghafal.


b) Materi pembelajarannya adalah 1) fitur latihan gaya audiolingual dan/atau menghafal dialog dan 2)
berdasarkan model pencocokan pendengaran dan pola.

c) Prosedur pembelajarannya adalah meminta pemelajar untuk

 mendengarkan sebuah kata, frasa, atau pola kalimat, mengulanginya (menirunya), dan
 menghafalnyal

d) Nilai-nilai yang dapat diambil adalah pemelajar melakukan latihan pola; mengulang dialog;
menggunakan pola prefabrikas (potongan kata dalam kalimat) yang dihafal dalam percakapan
mereka meniru pola pengucapan.

2) Mendengarkan dan menjawab pertanyaan pemahaman

a) Tujuan pembelajaran adalah memproses informasi titik diskrit serta untuk mendengarkan dan
menjawab pertanyaan pemahaman.

b) Materi pembelajarannya adalah menampilkan pola respons pemelajar berdasarkan model


mendengarkan dan menjawab pertanyaan dengan variasi inovatif sesekali pada tema.

c) Prosedur pembelajarannya adalah meminta pemelajar untuk mendengarkan teks lisan dan
menjawab pertanyaan.

d) Nai nilaiyang dapat diambil adalah pemelajar dapat memanipulas potongan informasi yang terpisah
dan meningkatkan kecepatan dan akurasi mengingat
3) Tugas mendengarkan
a) Tujuan pembelajarannya adalah memproses wacana lisan untuk 1) tujuan fungsional dan 2)
mendengarkan dan melakukan sesuatu dengan informasi tersebut.
b) Materi pembelajarannya adalah menampilkan aktivitas yang membutuhkan pola respons
pemelajar berdasarkan model mendengarkan-dan-menggunakan. Pemelajar mendengarkan
kemudian segera melakukan sesuatu dengan informasi yang diterima; mengikuti arahan yang
diberikan, menyelesaikan tugas; menyelesaikan masalah; mengirimkan inti informasi secara lisan
atau tertulis; mendengarkan dan mencatatnya.
4) Mendengarkan secara interakti
a) Tujuan pembelajarannya adalah mengembangkan keterampilan aural/lisan dalam komunikasi
akademik interaktif semiformal serta mengembangkan kemampuan mendengarkan secara kritis,
berpikir kritis, dan berbicara efektif
b) Materi pembelajarannya adalah menampilkan komunikasi akademik yang diberikan dan
diambil dalam waktu nyata/ kehidupan nyata. Selain itu, pengajar dapat menyediakan berbagai
presentasi dan kegiatan diskusi pemelajar, baik laporan panel individu maupun kelompok kecil.
Hal ini juga mencakup tindak lanjut setelah adanya partisipasi pemelajar lain pada bagian tanya-
jawab.
Pembelajaran menyimak ini, menurut Goh (2010), menggunakan prinsip-prinsip
pembelajaran metakognitif Pembelajaran metakognit dalam mendengarkan ini, lanjutnya,
didasarkan pada premis bahwa belajar pengalaman terintegrasi, pembelajaran yang dapat
dilakukan 1) unv mendengarkan metakognitif, 2) mendengarkan mandiri, 3) teman
mendengarkan, 4) program mendengarkan yang dirancang oleh teman sebaya, dan 5) kegiatan
persepsi setelah mendengarkan. Sementara itu, untuk aktivitas pembelajaran refleksi terpandu
saat mendengarkan, pembelajaran yang dapat dilakukan adalah 1) buku harian mendengarkan, 2)
grafik kecemasan dan motivasi, 2) diskusi berbasis proses, dan 4) daftar periksa laporan diri.
Perspektif pembelajaran menyimak yang sudah diungkapkan oleh Morley (2001) dapat
digunakan berdasarkan tingkat kemampuan berbahasa pemelajar BIPA Materi untuk pemula
(beginner) berbeda dengan materi untuk tingkat mahir. Perspektif pertama yang diungkapkan
Morley (2001) sangat tepat digunakan untuk pemelajar BIPA tingkat dasar awal (BIPA 1).
Sebaliknya, prespektif ke-4 ini tidak dapat diterapkan untuk BIPA tingkat dasar awal, tetapi
dapat diterapkan untuk pemelajar BIPA tingkat menengah dan mahir (BIPA 3-BIPA 7).
Perspektif pertama dari Morley (2001) ini dapat dilanjutkan dengan konsep Brown
(2007) yang mengadaptasi Peterson (1991). Untuk pembelajaran menyimak tingkat dasar, ada 5
tujuan pembelajaran dari bawah ke atas (bottom-up), yakni
1) membedakan inasi dalam kalimat,
2) membedakan fonem,
3) memilih akhiran dalam morfologi,
4) memilih dengan detail kata yang tepat dari teks, dan
5) mendengar kalimat dan menulis kata-kata yang dihilangkan dalam transkrip

Selanjutnya, ada 6 dari atas ke bawah (top-down)


1) membedakan reaksi emosi (bahagia, tidak bahagia).
2) memperoleh Intisari dari kalimat,
3) mengenal topik
4) membangun jaringan makna gabungan kata,
5 mengenal kata-kata umum dan menghubungkannya dengan kategorinya (seperti berbelanja di
toko), dan mengikuti perintah.
Untuk pembelajaran menyimak yang berfokus pada pembelajaran tingkat dasar awal
yang tujuannya adalah pemelajar dapat membedakan bunyi-bunyi kata, Goh (2010) memberikan
langkah-langkah yang harus dikuti untuk meningkatkan kesadaran pemelajar tentang faktor
fonologis ini. Langka-langkah itu adalah sebagai berikut:
1) memilih segmen rekaman yang dikerjakan pemelajar selama tugas mendengarkan;
2) mengenali satu atau dua ciri fonologis yang ingin disoroti;
3) memainkan segmen tersebut dan meminta pemelajar untuk menyalinnya atau menuliskan
kata-kata penting yang mereka dengar
4) memberikan setiap pemelajar salinan atau proyeksikan ke layar dengan menyoroti fitur
fonologis yang berkontribusi pada kesulitan mendengarkan,
5) pemelajar mendengarkan segmen tersebut beberapa kali dengan menunjukkan cara nyi atau
kata.
Untuk pembelajaran menyimak ini, tugas menyimak, menurut Buck (2002) dapat dibuat
sendiri oleh pengajar Pengajar dapat membuat materi sesuai dengan tingkatan (level) pelajar dan
topik. Lebih lanjut dikatakan, pengajar dapat membuat rekaman teks semi-scripted, monolog.
teks setingan akademik (seperti saat dosen berceramah), video, dan interviu. Teks monolog ini,
menurut Buck (2002), jenis yang paling mudah membuatnya. Namun, meskipun membuat
monolog sangat nyaman, ada dua kelemahan Kelemahan pertama adalah pembicara sedang
berbicara dengan mesin rekaman tanpa tubuh. Ini berarti mereka tidak dapat memberikan umpan
balik Kelemahan kedua dengan monolog adalah monoloe tidak mengandung banyak fitur yang
terkait dengan wacana.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hughes (1989), yakni teks yang dapat digunakan
untuk materi menyimak adalah monolog. Selain monolog, juga dapat digunakan materi dialog,
percakapan banyak orang pengumuman, kuliah, petunjuk/instruksi, dan arahan.
Khan dan Karim (2014) juga mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran menyimak,
pengajar dapat menggunakan materi tent yang disampaikan melalui media teknologi seperti
radio, televisi, dan Internet / CD-ROM. Dalam artikelnya terungkap bahwa pengajar lebih
banyak menggunakan film dalam pembelajaran menyimak, hanya saja ada pengajar yang tidak
melakukan umpan balik setelah kegiatan menyimak dengan alasan waktu untuk melakukan
umpan balik saat pembelajaran menyimak tidak cukup.
Dari konsep-kosep di atas, dalam penerapan BIPA di IPB untuk tugas menyimak, tugas-
tugas untuk materi menyimak BIPA 1-4 diberikan dalam berbagai bentuk. Materi-materi itu
adalah 1) monolog (narasi) yang berupa audio dan audio-visual, 2) percakapan atau dialog yang
berupa audio dan audio-visual, 3) video. Materi monolog dan dialog dirumuskan dan disusun
oleh penulis yang juga pengajar BIPA IPB. Sebaliknya, untuk materi video, ada yang diambil
dari teks-teks video yang sudah ada secara utuh untuk BIPA 3 dan 4 serta dimodivikasi untuk
BIPA 2.
Selanjutnya, bentuk tugas-tugas dalam menyimak ada empat (Brown 2007). Keempat tugas itu
adalah sebagai berikut.
1) Tugas menyimak intensif (intensive listening task) ada lima: a) membedakan pasangan
fonemis (contoh: grass-glass, leave live).
b) membedakan pasangan kata (contoh: miss-missed),
c) membedakan penekanan (I can go, I can't go),
d) mengenal parafrasa (I come from Taiwan, I'm Taiwanese)
e) pengulangan.
2). Tugas menyimak respon (responsive listening task)
ada tiga, yakni:
a) soal/pertanyaan (What time is it?-multiple choice [MC] response);
b) soal/pertanyaan (What time is it?-open-ended response);dmengurutkan wacana sederhana
(Hello. Nice weather. Tough test).
3). Tugas menyimak pemilihan (selective listening task)
ada lima, yakni:
a) menyimak tertutup (Ss fill in blanks);
b) transfer informasi verba (Ss give MC verbal response);
c) transfer informasi isyarat gambar (SS choose a picture);
d) menyelesaikan peta/grafik (Ss fill in grid);
e) pengulangan kalimat (Ss repeat stimulus sentence).
4). Tugas menyimak menyeluruh (extensive listening tosk) ada enam:
a) pendiktean (Ss listen (usually 3 time] and write a paragraph);
b) dialog (Ss hear dialogue-MC comprehension questions);
c) dialog (Ss hear dialogue-open-ended response);
d) kuliah/ceramah (Ss take notes, summarize, list main points),
e) tugas interpretasi (Ss hear a poem-interpret meaning);
f) cerita, narasi (Ss retell a story).
Miller (2003) dalam Khan dan Karim (2014) mengungkapkan bahwa salah satu kemajuan
utama dalam penelitian strategi mendengarkan adalah latihan mendengarkan dapat menerapkan
tiga bagian utama, yakni. 1) pramendengarkan, 2) sambil mendengarkan, dan 3) pascaaktivitas
mendengarkan. Hal senada juga diungkapkan oleh Halbach (2003) Akan tetapi, dari hasil
temuannya diketahui bahwa tidak semua pemelajar siap dengan aktivitas pascamenyimak
Aktivitas Inl umumnya selalu dilakukan di BIPA IPB.
7.1.2. Permainan (gim) dalam pembelajaran menyimak
Dalam pembelajaran menyimak, pengajar dapat memberikan permainan agar
pembelajaran menarik dan tidak membosankan. Wright Bee, dan Buckby (2006)
mengungkapkan bahwa ada sembilan permaina yang dapat diberikan pengajar saat pembelajaran
keterampilan menyimak Kesembilan cara itu adalah sebagai berikut:
1) simak dan gambar (listen and draw),
2) perankan sebuah cerita (act out a story),
3) dengarkan perbedaannya (listen for the difference),
4) ulangi jika benar (repeat it if it is true),
5) gambar apakah itu? (which picture is it?),
6) bingo (kartu permainan),
7) paling penting paling tidak penting (most important- least important)
8) menyusun ceritanya (put the story in order), dan
9) visualisasikan dan jelaskan (visualise and describe)
Setup bagianitudijelaskan lagi. Berikut ini adalah beberapa penjelas yang dapat dilakukan
pengajar BIPA terkait penggunaan permainan dalan pembelajaran menyimak berdasarkan
kutipan dari karya Wright, Bee, dan Buckby (2005) yang sudah disesuaikan dengan
pembelajaran BIPA
1). Simak dan gambar
Pada aktivitas ini pengajar sudah menyiapkan gambar seseorang benda hewan atau
tempat) yang akan dideskripsikan secara lantar Gambar yang dideskripsikan tidak boleh terlihat
oleh peme Agar pengajar tidak kehabisan suara atau lupa, dapat juga dik sebelumnya sehingga
rekamannya dapat diputar beberapa kali se dengan kebutuhan pemelajar.
pensil dan kertas kosong. Pengajar juga menyampaikan kepada pemelajar bahwa mereka
akan membuat sebuah gambar berdasarkan deskripsi yang dibacakan oleh pengajar (berdasarkan
audio). Prosedurnya adalah sebagai berikut.
a) Pemelajar menyimak deskripsi pengajar/audio secara tuntas dari awal sampai akhir.
b) Kemudian, pengajar mendeskripsinya lagi, perlahan-lahan dan meminta pemelajar
menggambar.
c) Pengajar dapat mengulanginya lagi jika pemelajar memintanya mendeskripsikan. d) Pengajar
menampilkan semua gambar yang digambar oleh pemelajar. Saat ini pemelajar dapat saling
mengamati gambar temannya dan membandingkannya.
e) Pengajar mempersilakan pemelajar di kelas memilih lima gambar (jika jumlah pemelajar lebih
dari lima orang) paling akurat teratas.
f) Pengajar memasang gambar aslinya di antara gambar-gambar pemelajar.
Aktivitas menyimak dan menggambar ini juga dapat dilakukan secara berpasangan.
Pemelajar diberikan gambar oleh pengajar lalu rekannya yang memegang gambar
mendeskripsikan kepada temannya. Hal ini dapat dilakukan secara bergantian. Permainan ini
sudah mengintegrasikan dua keterampilan sekaligus, yakni berbicara bagi yang mendeskripsikan
gambar dan menyimak bagi pemelajar yang akan membuat gambar
Permainan ini dapat diberikan terutama untuk benda-benda konkret. Materi-materi yang
dapat digunakan dengan cara ini adalah mendeskripsikan dan menggambar peta jalan, bangunan/
rumah beserta bagian-bagiannya, fisik manusia, hewan, buah-buahan dan sayuran, serta moda
transportasi pada BIPA 1.
2) Perankan sebuah cerita
Pengajar dapat membuat sebuah cerita. Lalu, pemelajar memerankan cerita yang
dinarasikan oleh pengajar. Aktivitas ini dapat dilakukan pada pembelajaran tahap awal dan dapat
digunakan untuk pemelajar yang lebih muda. Tema-tema yang dapat dilaksanakan dengan cerita
ini adalah tema-tema sehari-hari, seperti tentang hobi dan hewan kesayangan. Untuk itu,
kosakata yang digunakan adalah kosakata yang sudah dikenal oleh pemelajar. Khusus untuk
BIPA 1, karena pemelajar baru mengenal imbuhan ber-, imbuhan yang belum dipelajari tidak
digunakan dalam narasi agar tidak membingungkan mereka.
Contoh, pengajar meminta pemelajar menyebutkan hewan kesayangan atau peliharaannya
(biasanya mereka menyukai anjing dan kucing). Lalu, pengajar membuat sebuah cerita tentang
hewan kesayangan, anjing Pengajar dapat menyusun cerita seperti ini.
Saya duduk di sofa di ruang keluarga Saya dengar suara lonceng kecil kalung anjing
Lalu, anjing saya masuk ke ruang keluarga. Dia berlari ke arah saya la berdiri di samping kaki
saya. Dia jilat kaki saya. la lompat dan duduk di sofa. Mata bulatnya lihat saya Lidahnya ke luar
dan masuk Lalu, saya pangku dia. Saya cium dia. Saya belai bulunya. Kemudian, la tidur di paha
saya Lalu, saya gendong dia. Saya letak dia di sofa.
3) Dengarkan perbedaannya
Pengajar sudah menyiapkan sebuah teks yang akan dibacakan dengan suara lantang Teks-
teks tersebut sudah diperbanyak dan masing-masing pemelajar mendapatkanya Lalu, pengajar
mengatakan bahwa beliau akan membacakan dengan suara lantang dan pemelajar diminta
mencermati bacaan pengajar. Sebelumnya. pengajar mengatakan bahwa mungkin pengajar akan
melakukan. kesalahan dalam membacakan. Untuk itu, pemelajar diminta untuk mengoreksi kata-
kata salah atau tidak sesuai dengan yang dibacakan oleh pengajar dengan yang ada di dalam teks.
4) Ulangi jika benar
Pada permainan ini, pengajar dapat menyiapkan beberapa gambar yang sudah dicetak
dengan ukuran poster sehingga dapat dilihat oleh semua pemelajar. Selain itu, pengajar juga
dapat menggunakan perangkat komputer dan proyektor sehingga gambarnya dapat diproyeksikan
ke dinding dan dapat dilihat oleh semua pemelajar
Pada permainan ini, pengajar menggunakan gambar-gambar yang kosakatanya sudah
diperkenalkan sebelumnya (pada pembelajaran sebelumya atau pada hari yang sama, namun
beberapa menit sebelumnya). Misal, kosakata tentang aktivitas, kegemaran, provesi, buah-
buahan, hewan, dan moda transportasi
Aktivitas dimulai dengan penjelasan oleh pengajar bahwa pengajar
memperagakan/menayangkan sebuah gambar lalu pengajar menyebutkan kalimat singkat yang
tepat untuk gambar. Misal gambar orang berenang dan dikatakan "Dia berenang Jika kalimat
yang diucapkan pengajar sama dengan gambarnya, pemelajar mengulangi kalimat itu.
Sebaliknya, jika kalimat yang diucapkan pengajar berbeda dengan gambarnya, pemelajar boleh
diam saja atau mengatakan tidak atau dapat memperbaikinya
5) Gambar apakah itu?
Pada permainan ini, pengajar sudah menyiapkan beberapa gambar Lalu, gambar-gambar
itu diperagakan kepada pemelajar. Setelah pemelajar mengamati gambar-gambar tersebut,
pengajar menjelaskan salah satu deskripsi dari gambar. Lalu pemelajar menebak gambar yang
dimaksud.
6) Bingo
Variasi bingo ini banyak Ada variasi untuk membedakan bunyi (angka dan kata). Ada
variasi untuk mengidentifikasi kata berdasarkan yang disebutkan pengajar. Bahkan, ada variasi
yang paling tinggi (sulit), yakni mengidentifikasi kata berdasarkan definisi kata atau deskripsi
kata.
Permainan bingo dengan variasi yang sederhana adalah dengan menulis angka-angka
dalam sebuah kotak. Setiap pemelajar mendapatkan urutan kartu yang berbeda. Pengajar
membagikan lembaran yang berisi kotak dan angka-angka yang berbeda tersebut kepada
pemelajar. Pemelajar jelaskan bahwa mereka melingkari tiga kotak berturut-turut, yakni boleh
garis horizontal atau vertikal atau diagonal. Lalu, pengajar menyebutkan angka, pemelajar
melingkari atau menyilangi jika mereka berhasil menemukan angka tersebut. Hal itu dilanjutkan
sampai beberapa angka hingga ada di antara pemelajar yang akan menjadi pemenangnya.
Contoh, pengajar menyebut angka 21. Pemelajar melingkar menyilang/menggaris angka tersebut.
Lalu, pengajar menyebut angka 20, pemelajar melingkari/menyilangi/menggaris angka 20.
Pengajar menyebut angka 12, pemelajar menandainya (melingkari/ menyilangi/menggaris)
Pengajar melanjutkan dengan angka 3. Lalu, pemelajar menyebutkan angka 5. Terakhir, pengajar
menyebutkan angka 8. Setelah itu, ada pemelajar yang mengatakan "Bingo". Artinya, dialah
pemenangnya.
7). Memish paling penting dan paling tidak penting
Pada aktivitas ini, pengajar akan mendiktekan beberapa kalimat, mungkin 5 kalimat.
Lalu, pemelajar menyimaknya dan menulisnya. Setelah itu, mereka memberi nomor urutan dari
kalimat berdasarkan paling penting sampai paling tidak penting. Jika penting, pemelajar harus
menuliskannya di bagian atas halaman; jika hanya sedikit penting. mereka harus menulis pada
bagian tengah, dan jika tidak penting, di bagian bawah halaman. Terakhir, pemelajar
membandingkan 'urutan tebakan' mereka dengan teman-temannya dan mendiskusikan alasan
pilihan mereka.
Kalimat-kalimat tersebut dapat dijadikan sebagai dasar kebutuhan pemelajar atau hal
yang mereka inginkan agar pembelajaran menyenangkan bagi mereka. Contoh kalimat itu adalah
sebagai berikut:
a) Saya suka guru beri tugas lapangan setiap hari.
b) Saya ingin belajar tidak hanya di dalam kelas.
c) Saya ingin ada praktik masak setiap minggu.
d) Saya ingin guru banyak senyum.
e) Saya ingin ada diskusi setiap pertemuan.
8). Menyusun cerita secara berurutan
Teks yang benar sudah dipersiapkan. Tema-temanya disesuaikan dengan minat pemelajar
Pengajar mendiktekan serangkaian kalimat secara acak. Pemelajar menulisnya Lalu, pemelajar
memprediksi kemudian menentukan urutan yang benar, yakni memberi nomor nards cation
kalimat usual urutan vang mereka pikirkan. Terakhir, mereka membandingkan urutan kalimat
mereka dengan urutan kalimat temannya.
9) Visualisasikan dan jelaskan
Pemelajar mendengarkan cerita untuk mengetahui inti dan detailnya. Mereka menanggapi
cerita secara subjektif, melihat gambaran yang ada dalam pikiran mereka lalu
mendeskripsikannya secara tertulis. Ini sedikit mirip TPR
Persiapannya, pengajar memilih atau menulis cerita sederhana, yaitu cerita yang sangat
sedikit deskripsi serta menyiapkan musik lembut. Langkah-langkahnya adalah pengajar
a) membacakan atau menceritakan sebuah cerita kepada pemelajar di dalam kelas, yang harus
duduk dengan mata tertutup dan membayangkan hal yang digambarkan
b) membaca dengan tenang, dan ada latar belakang musik yang tenang
c) sesekali, berhenti dan meminta mereka untuk melihat. mendengarkan, dan merasakan dalam
pikiran mereka untuk gambar dari hal yang digambarkan,
d) memberi mereka waktu dua menit untuk menulis jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan
tentang hal yang mereka lihat atau dengar atau rasa;
e) sebelumnya, memberikan nomor pada setiap pertanyaan.

7.2. Pengajaran Keterampilan Menyimak pada BIPA 1 di IPB


Pengajaran keterampilan menyimak diberikan melalui tugas. Tugas tersebut danat haruna tunse
individu, kelompok dan lapangan.
Berdasarkan pendapat Peterson (1991) di atas, strategi pengajaran melalui tugas
keterampilan menyimak tingkat pemula, pelatihan ditekankan pada ma konsep dari bawah ke
atas. Kelima konsep itu adalah 1) membedakan Intonasi dalam kalimat, 2) membedakan fonem,
3) memilih akhiran dalam morfologi, 4) memilih dengan detail kata yang tepat dari teks, dan 5)
mendengar kalimat dan menulis kata-kata yang dihilangkan dalam transkrip.
Dari jenis-jenis tugas menyimakyang diungkapkan Brown (2007), dalam pembelajaran,
tugas-tugas menyimak itu lebih ditekankan pada bagian c) tugas menyimak pemilihan (selective
listening task), dan d) tugas menyimak menyeluruh (extensive listening task). Untuk tugas
selective istening, ada satu bentuk tugas, yakni berupa menyimak tertutup (mengisi bagian yang
rumpang dalam teks). Selanjutnya, untuk tugas extensive listening ada dua bentuk tugas, yakni
dialog (menjawab pertanyaan-pertanyaan setelah mendengar dialog) dan cerita atau narasi atau
monolog (menceritakan kembali). Namun, pada tugas extensive ini dilakukan variasi materi,
yakni tidak harus menjawab pertanyaan setelah menyimak dialog, tetapi juga menyimak
monolog, menonton video (berupa film kartun/animasi, iklan, film dokumenter). Selain dalam
bentuk menjawab pertanyaan, tugas juga ada dalam bentuk melingkari pernyataan yang benar
pada 8 dan salah pada 5 setelah menyimak audio atau menonton video, serta menulis kata-kata
berimbuhan (sesuai dengan struktur atau kosakata berimbuhan pada materi)

7.2.1 Tugas individu


Pengajaran keterampilan menyimak pada BIPA 1 pada awal-awalnya menggunakan
strategi pertama Marley (2001), yakni mendengarkan dan mengulang Artinya, pembelajaran
mash berfokus pada pembedaan bunyi.
Bentuk tugasnya ada dua Pertama, ada tugas cara menyinsak intensif (intensive listening
task) yang disampaikan Brown (2007), yakni membedakan pasangan fonemis Kedua, ada tugas
menyimak pemilihan, yakni menyimak tertutup.
a. Menyimak Intensif: membedakan pasangan fonemis
Pengajar menggunakan audio dan di lain waktu pengajar langsung mendiktekan secara
lantang karena atas permintaan pemelajar. Pengajar dapat menyebutkan satu kata lalu mereka
menyilangi kata yang mereka dengar (ada dua kata per nomor). Jadi, pemelajar fokus pada bunyi
satu kata per nomor. Hal ini bertujuan meningkatkan daya tangkap bunyi karena di awal
pembelajaran. Sebab, pemelajar masih kesulitan antars bunyi /c/ dan //. Selain itu, pemelajar
masih kesulitan membedakan antara bunyi /s/ dan /c/, bunyi /n/ dan /ng/, bunyi /p/ dan /b/,
bunyi /r/ dan // Contoh, mereka diberikan latihan menyimak nama-nama orang Indonesia.
Contoh, ada nama Siti, namun mereka menulis City.
b. Menyimak pemilihan: Menyimak tertutup dengan mengisi bagian rumpang
Peningkatan keterampilan menyimak melalui pemberian tugas dalam bentuk menyimak
monolog melalui audio. Selain itu, pemnelajar juga dapat menyimak dari pendiktean langsung
oleh pengajar dalam bentuk teks pendek. Pemelajar diminta menyimak teks pendek dan mengisi
satu kata yang dikosongkan Cara ini dapat lansung dimulai dari materi perkenalan. Jika
menggunakan audio, audionya dapat diputar sebanyak 2-3 kali bergantung kesepakatan pegajar
dengan pemelajar.

7.2.2. Tugas kelompok


Pada tugas kelompok atau berpasangan, bentuk tugas yang diberikan ada dua bentuk.
Bentuk pertama adalah menyimak pemilihan berupa menyimak tertutup dengan mengisi bagian
rumpang. Bentuk kedua adalah tugas menyimak menyeluruh (extensive listening tosk) dengan
menjawab pertanyaan setelah mendengar dialog.
a. Menyimak pemilihan berupa menyimak tertutup dengan mengisi bagian rumpang
Pada tugas kelompok, materi tidak hanya disajikan kepada pemelajar dalam bentuk
monolog audio, tetapi juga berupa dialog audio, serta menyimak berpasangan dari pendiktean
pasangannya. Untuk menyimak audio, mereka dapat berdiskusi untuk menjawab bagian yang
dirumpangkan.
Akan tetapi, pada beberapa kelas, pemelajar tidak mau berpasangan, mereka mau
mengerjakan sendiri-sendiri. Alasannya adalah untuk lebih melatih meningkatkan kemampuan
menyimak mereka. Mereka juga meminta bahwa setelah mereka menjawab, dilanjutkan dengan
koreksian secara bersamaan dalam kelas, seperti ada di antara mereka yang menulis di papan
tulis dan ada juga di antara mereka secara bergantian menyebutkannya
Peningkatan keterampilan menyimak juga dapat dilakukan dengan menyimak
berpasangan Pemelajar diminta berpasangan Lalu salah seorang dari pasangan berdiri dan
rekannya duduk. Pengajar sudah menempelkan teks dengan 5 kalimat di dinding yang sejajar
dengan masing-masing pasangan Jarak antara pemelajar yang duduk dengan dinding 3-5 meter
Kemudian, pemelajar yang berdiri mendekah dinding untuk membaca teks lalu menyebutkan ke
pasangannya dan pasangannya mencatat Hal ini dapat dilakukan di awal atau di akhir
pembelajaran sehingga dapat menghilangkan kejenuhan. Nanti, pengajar memberikan apresiasi
kepada kelompok yang lebih awal menyelesaikannya Aktivitas seperti ini dapat dilakukan 2-3
kali pertemuan.
b. Menyimak menyeluruh dengan menjawab pertanyaan setelah mendengar dialog
Materi diberikan berupa dialog audio dan pemelajar sudah duduk secara berpasangan.
Untuk menyimak audio, mereka dapat berdiskusi untuk menjawab pertanyaan. Audio diputarkan
3-4 kali.
Dalam pelaksanaannya, mereka pun bersepekat bahwa mereka mendengarkan dulu
masing-masing, yakni pada pemutaran audio 12.1 Setelah itu, mereka berdiskusi untuk
memastikan jawaban mereka. Pengajar memberikan pemelajar waktu 5-7 menit untuk
mendiskusikan jawaban mereka. Lalu, mereka diberi lagi kesempatan menyimak dengan
pemutaran audio yang ke-3/ke-4 kalinya. Kemudian, mereka berdiskusi.

7.2.3 Tugas lapangan


Tugas lapangan untuk keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan adanya
penugasan menonton video di Youtube. Penugasan ini dapat dilakukan secara individu dan dapat
juga secara berkelompok. Namun, untuk materi tertentu, seperti perkenalan, pemelajar kesulitan
dalam mencarinya.
Sulitnya mencari video sederhana di Youtube dapat diganti dengan mengintegrasikan tiga
keterampilan sekaligus, yakni keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Di awal-awal
pembelajaran, pemelajar dapat ditugaskan mewawancarai mahasiswa Indonesia di kampus
mereka. Wawancara itu divideokan dan dicatat. Lalu, pengajar dapat mengetahui keterampilan
menyimak mereka melalui penyimakan dan pengoreksian tulisannya. Aktivitas ini dapat
dilakukan setiap selesai pertemuan untuk kelas bahasa intensif yang tidak ada kegiatan lain,
seperti KNB di IPB. Sebaliknya, untuk perkuliahan sekali seminggu dapat dijadikan tugas
mingguan.
7.3. Pengajaran Keterampilan Menyimak pada BIPA 2
Keterampilan menyimak untuk BIPA 2 hampir sama dengan BIPA 1, yakni sama-sama
ada tugas menyimak individu, kelompok, dan lapangan. Persamaan lainnya, teks menyimaknya
juga tidak panjang-panjang dan temponya juga hampir sama dengan BIPA 1. Bedanya, untuk
BIPA 1, materi menyimak lebih banyak berupa monolog dan dialog audio untuk tugas individu
dan kelompok di dalam kelas, sedangkan untuk BIPA 2 materi menyimak tidak hanya berupa
monolog dan dialog audio untuk tugas individu dan kelompok di dalam kelas, tetapi juga ada
video yang diunduh dari TV IPB dan Youtube dan menyimak cerita teman satu kelas di dalam
kelas. Begitu pun temanya, untuk BIPA 1 tema-temanya adalah tema-tema umum, tetapi untuk
BIPA 2 temanya adalah pertanian.

7.3.1. Tugas individu


Pengajaran keterampilan menyimak pada BIPA 2 dapat dikelompokkan secara garis besar
menjadi tiga. Pertama, strategi yang digunakan adalah strategi kedua yang diungkapan Marley
(2001), yakni mendengarkan dan menjawab pertanyaan pemahaman termasuk mengidentifikasi
kata-kata.
a. Mendengarkan dan menjawab pertanyaan serta mengidentifikasi kata-kata
Tugas menyimak yang tujuannya mengidentifikasi kata-kata tertentu, yakni ada kata
mendapatkan imbuhan pe-, pe-an, dan per-on pada tema 1, mendapatkan imbuhan ke dan ke
pada tema 2, mendapatkan imbuhan meng, meng-i, dan meng-kan pada tema 3; kata-kata
berimbuhan di pada tema 4, kata-kata penggolongan pada tema ke-7. Teks menyimaknya
disajikan melalui tontonan video yang sudah dimodivikasi dan durasinya maksimal 3 menit dan
temponya lambat dan berupa monolog audio
Meskipun tugas ini masih sedikit berorientasi kepada pendengaran bunyi, tetapi
penyajiannya berbeda dengan BIPA1 BIPA 1 pengidentifikasian kata ada yang berfokus pada
kata yang terlepas dari teks dan ada juga yang sudah berupa teks singkat dengan durasi sangat
lambat Sebaliknya, pada BIPA 2, bentuk teks utuh semuanya dan temponya tidak sangat lambat,
tetapi lambat dan kata katanya sudah difokuskan pada kelompok tertentu, yakni kata turunan dan
kata penggolongan
Tugas mengidentifikasi kata-kata berimbuhan ini ada juga yang diintegrasikan atau
dilanjutkan dengan tugas menjawab pertanyaan, baik berupa pernyataan benar atau salah,
maupun menulis langsung jawaban dari pertanyaan. Artinya, tugas individu tidak hanya selesai
pada pengindentifikasian, tetapi juga memahami teks dengan menjawab pertanyaan.
b. Instruksi pengajar dengan menulis atau menceritakannya.
Pembelajaran menyimak dengan mengidentifikasi kata-kata dan menjawab pertanyaan
setelah menyimak video atau audio ini juga diintegrasikan dengan keterampilan berbicara, yakni
menceritakan kembali informasi yang mereka peroleh dari tontonan. Ada juga pelatihan individu
yang menyimak kata lalu diintegrasikan dengan menulis kalimat
c. Menyimak pemilihan berupa menyimak tertutup dengan mengisi bagian rumpang
Bentuk tugas menyimak lalu mengisi bagian rumpang tidak hanya diberikan pada BIPA
1, tetapi juga pada BIPA 2. Akan tetapi, ada perbedaaan dalam penyajiannya. Untuk BIPA 1
mendengarkan dan mengisi bagian yang rumpang hanya satu kata untuk latihan individu dan 2
kata untuk lahan kelompok. Sebaliknya, untuk BIPA 2, mengisi bagian yang rumpang setelah
menyimak audió lebih dari 2 kata bahkan ada per kalimat-kalimat Kecepatan atau tempo dialog
atau monolognya pun agak lebih cepal dibandingkan dengan BIPA 1.

732. Tugas kelompok


Pada tugas kelompok atau berpasangan, bentuk tugas yang diberikan ada dua bentuk.
Bentuk pertama adalah menyimak pemilihan berupa menyimak tertutup dengan mengisi bagian
rumpang. Bentuk kedua adalah tugas menyimak menyeluruh (extensive listening task) dengan
menjawab pertanyaan setelah mendengar dan menonton video. Materi untuk tugas kelompok
umumnya adalah materi autentik yang ada di media, tanpa memodifikasi, yakni lagu, puisi, iklan,
, dilm documenter, dan animasi.
Peningkatan keterampilan menyimak dengan menonton film ini juga diintegrasikan
dengan keterampilan berbicara. Pemelajar diminta menceritakan ulang film yang sudah mereka
tonton. Selain itu, pemelajar juga diminta menyebutkan satu kata atau satu kalimat terkait im
tersebut.
Penggunaan film dalam pembelajaran BIPA juga pernah dilakukan oleh Sa'diyah (2017).
Hasilnya, pemelajar termotivasi dan menyimak dengan semangat serta mampu "memancing"
mereka untuk berbicara.

7.3.3. Tugas lapangan


Tugas lapangan untuk keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan adanya
penugasan menonton video di Youtube. Penugasan ini dilakukan secara individu. Video yang
ditonton mesti diunduh dan disimpan Hasil tontonan dan menyimak ini ada yang ditulis
informasi pentingnya sebanyak 4-6 kalimat; ada yang mengidentifikasi kata-kata berimbuhan.

7.4. Pengajaran Keterampilan Menyimak pada BIPA 3 dan 4


Keterampilan menyimak untuk BIPA 3 dan 4 hampir sama dengan BIPA 2, yakni sama-
sama ada tugas menyimak individu, kelompok, dan lapangan serta tema-temanya sama-sama
tema-tema pertanian. Bedanya, untuk BIPA 2, materi menyimak ada dalam bentuk audio dan ada
dalam bentuk video. Sebaliknya, untuk BIPA 3 dan 4, semua materi menyimak baik tugas
individu maupun tugas kelompok dalam bentuk video yang diunduh dari TV IPB dan Youtube.
Pada BIPA 3 dan 4 ini juga ada pengintegrasian dengan berbicara dalam bentuk presentasi dan
ada diskusi, yakni menyimak presentasi teman dan bertanya.
Pembelajaran menyimak pada BIPA 3 dan 4 ini semuanya sudah mengunakan perspektif
ke-4 dari Marley (20011, yakni mendengarkan secara interaktif Tujuan pembelajarannya adalah
mengembangkan keterampilan aural/lisan dalam komunikasi akademik interaktif semiformal
serta mengembangkan kemampuan mendengarkan secara kritis, berpik kritis, dan berbicara
efektif. Selanjutnya, materi pembelajarannya adalah menampilkan komunikasi akademik yang
diberikan dan diambil dalam waktunyata/kehidupan nyata, yakni dari video. Selain itu, sudah
disediakan berbagai presentasi dan kegiatan diskusi pemelajar, baik laporan panel individu
maupun kelompok kecil.

7.4.1 Tugas individu


Pengajaran keterampilan menyimak pada BIPA 3 dan 4 dimula dengan cara montonan
video yang asli dari Youtube atau TV IPB Tugas dimulai dengan penambahan kosakata baru atau
kosakata sulit, yakn mengidentifikasi kata-kata sulit atau baru. Setelah itu, pemelajar menulis
informasi yang mereka peroleh dan dilanjutkan dengan menceritakan kembali informasi tersebut
di depan kelas. Ada juga menjawab pertanyaan pertanyaan setelah menonton dan menyimak
video. Tidak hanya itu pemelajar pun diminta menulis kalimat dari kata tersebut setelah pengajar
menjelaskan makna kata-kata itu
7.4.2. Tugas kelompok dan lapangan
Pada BIPA 3 dan 4 ini, tugas kelompok dan lapangan umumnya digabungkan dalam
pembelajaran menyimak. Pemelajar diminta mengunduh video di Youtube lalu mengidentifikasi
kata-kata sulit/baru, menulis kalimat atau menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali. Akan
tetapi, pada BIPA 4, pada dua tema terakhir, pemelajar diminta membuat video dengan durasi 10
menit.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

KELEBIHAN BUKU KELEMAHAN BUKU

1. Dalam penjabaran materi yang akan 1. Pada Bab 7 ini tidak banyak
dijelaskan di bab 7 ini mengenai materi kekurangan. Hanya saja terdapat
prinsip dan strategi dalam keterampilan beberapa kalimat yang susah dipahami
menyimak dan juga menerapkan dan bahasa asing yang belum
permainan dalam pembelajaran dijelaskan secara rinci.
keterampilan menyimak. Dimana 2. Pada bab ini, teori yang dijelaskan
kebanyakan merupakan teori tahun
materi yang dijelaskan sesuai dengan
2000-an. Sehingga sulit untuk
judul bab yakni “Pengajaran menentukan kemutakhiran teori
Keterampilan Menyimak dam tersebut.
Penerapannya di BIPA IPB” 3. Tidak ada rangkuman di akhir bab,
2. Pada Bab 7 ini banyak penjelasan sehingga pembaca harus secara mandiri
menurut para ahli, sehingga menambah merangkum isi pembahasan pada tiap
bab.
banyak wawasan dari membaca.
3. Setiap Bab pada buku ini memiliki
teori pengantar sehingga pembaca bisa
mengasah pemikirannya sebelum
melanjutkan materi pada bab tersebut.
4. Contoh dari materi yang sedang
dibahas akan dipisahkan dengan kotak
sehingga pembaca dapat memahami
dengan jelas bahwa itu adalah contoh.
5. Setiap gambar yang dilampirkan
memiliki keterangan di bawahnya.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ada dua hal yang akan dijelaskan pada bab 7. Hal pertama adalah prinsip dan strategi
pembelajaran keterampilan menyimak. Hal kedua adalah permainan (gim) dalam
pembelajaran keterampilan menyimak. keterampilan mendengarkan adalah keterampilan
yang paling dominan untuk mode komunikasi manusia dan keterampilan ini menempati
hampir 50% dari komunikasi harian. Dengan demikian, pembelajaran menyimak tidak
dapat diabaikan dalam pembelajaran bahasa kedua Dalam pembelajaran menyimak,
pengajar dapat memberikan permainan agar pembelajaran menarik dan tidak
membosankan.
Buku ini layak untuk dibaca karena isinya cukup lengkap dan tidak terdapat
kesalahan penulisan di dalamnya. Buku ini juga dipenuhi dengan teori-teori ahli
sehingga keabsahan materinya terjaga. Buku ini cocok direkomendasikan pada para
mahasiswa yang sedang mempelajari tentang BIPA atau kalangan umum yang ingin
tahu soal BIPA.

B. SARAN
Sebaiknya buku ini dimiliki mahasiswa agar dapat menjadi buku pedoman yang baik
bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi. Karena cakupan
dari buku Pengembangan Bahan Ajar BIPA ini sangat luas. Semoga dengan penulisan
CBR ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajari
Pengembangan Bahan Ajar BIPA.
DAFTAR PUSTAKA

Defina. (2020). Teori BIPA dan Dinamika Penerapanya di IPB. Bogor: IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai