REVIEW
MK.PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
BISNIS-FE
SKOR NILAI :
Terima kasih saya ucapan kepada Dosen Pengampu Bapak Dr Thamrin, M,Si, yang
telah memberikan dukungan serta motivasi sehingga pembuatan Critical Book Review
“Perencanaan Pembelajaran” dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari dalam penyusunan Critical Book Review ini masih jauh dalam
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun
penulisan serta penyampaiannya. Akhir kata saya berharap semoga tugas tentang Critical
Book Review ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Sri Wahyuni
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR Perencanaan Pembelajaran ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi terkhusus pada pokok materi Perencanaan Pembelajaran.
1
5) Kota Terbit : Jember
6) Tahun Terbit : 2016
7) ISBN : 978-602-414-083-0
2
BAB II
3
2) Proses Pembelajaran adalah memanfaatkan Potensi Otak
4
mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir
pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi
merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat
tujuan, karena itu, pembelajaran harus dipersiapkan secara cermat dan tepat.
(1) Ilmiah, yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau dirancang oleh guru
termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
(2) Relevan, yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan urutan
penyajiannya.
(3) Sistematis, yaitu unsur perencanaan harus saling terkait, mempengaruhi,
menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
5
(4) Konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
(5) Memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
(6) Aktual dan konseptual, cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan penilaian perkembangan ilmu,
teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
(7) Fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
(8) Menyeluruh, yaitu komponen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran harus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
6
dengan segala keunikannya akan memiliki kepribadian dan gaya yang belajar yang
berbedabeda. Oleh karena itu, guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
➢ Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana
dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Pembelajaran yang efektif tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana yang
menunjang dalam proses pembelajaran.
7
layanan pendukung, evaluasi belajar, tes awal, dan karakteristik peserta didik. Model
pengembangan pembelajaran menurut Kemp setiap tahap selalu diikuti dengan
kegiatan revisi yang terdiri dari 8 tahapan, yaitu :
(a) Menentukan tujuan pembelajaran umum.
(b) Membuat analisis tentang karakteristik peserta didik.
(c) Menentukan tujuan pembelajaran khusus, operasional, dan terukur.
(d) Menentukan materi/bahan pelajaran.
(e) Menetapkan penjajagan awal.
(f) Menentukan strategi belajar yang sesuai.
(g) Mengkoordinasikan, yaitu menganalis fungsional komponen yang ada dalam
pembelajaran.
(h) Mengadakan evaluasi pembelajaran.
2) Model Banathy
Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran, yaitu :
a) Menganalisis dan merumuskan tujuan pengembangan sistem maupun tujuan
spesifik.
b) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar.
d) Merancang system.
e) Mengimplementasikan dan melakukan control kualitas system.
f) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
8
• Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
• Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
• Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
• Merevisi pembelajaran
4) Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Konsep model PPSI adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan
pendekatan sistem, yaitu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan.
1) Holistik
Desain pembelajaran yang bersifat holistik harus mencakup seluruh komponen-
komponen penting dalam sistem pembelajaran.
2) Sistemik dan sistematis
Sistemik yaitu bersifat sistem, yaitu perancangan komponen-komponen sistem
pembelajaran harus berbentuk sistem yang utuh dan efektif. Sedangkan sistematis
artinya mengikuti urutan kerja suatu sistem, yaitu komponen-komponen
pembelajaran harus disusun sesuai dengan urutan langkah-langkah kerja sistem.
Misalnya, penentuan tujuan pembelajaran harus mendahului penentuan materi
pembelajaran.
3) Koheren
Prinsip koheren atau kesesuaian dalamdesain pembelajaran mengandung makna
bahwa komponen-komponen suatu sistem pembelajaran yang didesain harus
memiliki kesesuaian antara satu komponen dengan komponen lainnya.
4) Akurat
Contoh akurasi dalam penentuan tujuan pembelajaran bahasa. Jika hakikat bahsan
merupakan alat komunikasi, maka tujuan pembelajaran bahasa haruslah diarahkan
untuk meningkatkan kemmapuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa
yang dipelajari.
9
5) Fleksibel
Fleksibel dalam artian mampu beradaptasi dengan perubahan situasi yang terjadi
dengan cepat, baik situasi di kelas maupun situasi pada umumnya.
6) Realistis dan aplikatif
Prinsip realistis dan aplikatif menekankan bahwa yang terpenting dari desain
pembelajaran adalah kesesuaian dengan kondisi riil dan kemungkinannya untuk bisa
diterapkan, bukan hanya kecanggihan desainnya.
10
BAB III KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DAN
KURIKULUM 2013 (K-13)
12
B. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi (SK) dalam KTSP dan
Kompetensi Inti (KI) dalam Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar (KD), materi
pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Selain itu, sesuai
dengan kebijakan pemerintah terbaru, silabus juga akan berisi dua hal lain, yaitu nilai
budaya & karakter bangsa, dan kewirausahaan.
C. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Kalender
akademik dibuat berdasarkan masing-masing satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik sekolah.
D. Program Tahunan
Program pembelajaran biasanya dilakukan dalam kurun waktu tertentu
seperti program tahunan dan program semester. Program Tahunan merupakan
program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis
besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, yakni program semester, mingguan
dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian komponen-komponen
program tahunan meliputi identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun
pelajaran), Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu dan keterangan.
E. Program Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyeenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan program
pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap
13
muka, pratikum, kerja lapangan, ujian tengah semester, ujian semester dan berbagai
kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.
14
(7) Menentukan lokasi penelitian,
(8) Menentukan sumber belajar.
B. Komponen-Komponen RPP
Komponen RPP Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses, yaitu:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8. Materi pembelajaran
9. Metode pembelajaran
10. Media pembelajaran
11. Sumber belajar
12. Langkah-langkah pembelajaran
13. Penilaian hasil pembelajaran
16
D. Format RPP KTSP dan K-13
17
18
BAB VII PENGEMBANGAN PENILAIAN
19
B. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik penilaian penilaian digunakan untuk menilai kompetensi afektif, kognitif,
dan psikomotor. Adapun teknik penilaian adalah sebagai berikut :
1. Penilaian kompetensi sikap
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik,
antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang
menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal
uraian.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan: Unjuk kerja/kinerja/praktik, Skala Penilaian (rating scale),
Proyek, Penilaian Produk
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil
karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri.
5. Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tulis juga digunakan untuk
menilai kompetensi ketrampilan, seperti menulis karangan, menulis laporan, dan
menulis surat.
20
D. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
Kelompok mata Paliparan dalam KTSP ada 5, yaitu : Agama dan Ahklak
Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan teknologi,
Estetika, Jasmani, olahraga, dan kesehatan.
21
pendidikan, (3) otonomi daerah, dan (4) implementasi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP).
Proses pengembangan standar kompetensi guru dilakukan dengan cara:
1) Penelitian
Dalam rangka melakukan pengembangan mutu guru dilakukan 3 jenis
penelitian, yaitu:
(a) Guru harus mengidentifikasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama
tentang mutu kinerja guru,
(b) Guru harus mengkaji kondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan
suatu standar kompetensi guru dalam sistem yang ada,
(c) Melakukan penelitian dalam mengembangkan standar untuk mengetahui
keefektifitasan standar kompetensi guru.
2) Pengembangan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan standar
kompetensi guru antara lain:
a. Kejelasan dari permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai
dari pengembangan kompetensi guru.
b. Spesifiknya masalah dan tujuan yang ada.
c. Antisipasi dari kendala yang muncul.
d. Identifikasi dan seleksi beberapa alternatif yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada.
e. Melakukan uji coba standar kompetensi apakah ada kelemahan dalam upaya
pengembangan.
3) Manajemen Guru
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen guru adalah: upaya
melibatkan berbagai pihak terkait dalam pengembangan standar kompetensi
guru, dan penerapan yang dilakukan secara lengkap.
a) Tujuan peningkatan mutu
b) Kompetensi
c) Pengembangan kompetensi guru
Kompetensi dalam profesi guru, pada awalnya dipersiapkan atau
diperoleh melalui lembaga pendidikan formal keguruan, sebelum seseorang
memangku jabatan (tugas dan tanggung jawab) sebagai guru. Tetapi untuk
22
menuju ke arah pelaksanaan tugas dan tanggungjawab secara profesional,
tidaklah cukup dengan berbekal dengan kemampuan yang diperoleh melalui
jalur pendidikan formal tersebut.
Pada dasarnya pendidikan guru itu bukan berlangsung 3 atau 5 tahun
saja, melainkan berlangsung seumur hidup (life long teacher education).
Pendidikan yang 3 atau 5 tahun itu adalah pendidikan yang wajib dialami
oleh seorang calon guru secara formal. Sedangkan pendidikan sesudah ia
bekerja dalam bidang pengajaran, seperti: belajar sendiri, mengikuti
penataran, mengadakan penelitian, mengarang buku, aktif dalam organisasi
profesi, turut memikul tanggung jawab dalam masyarakat, menonton film,
mendengarkan radio, televisi, dan lain-lain. Semua kegiatan itu sangat
berharga untuk mengembangkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan
guru sehingga kemampuan profesionalnya semakin berkembang (Hamalik,
2003: 123).
D. Pemberdayaan Guru
Konsep pemberdayaan guru bersifat humanistik. Pengakuan terhadap potensi
seorang guru untuk diaktualisasikan melalui pembinaan dan penyediaan iklim yang
kondusif, serta melakukan pekerjaan secara kreatif. Dalam konteks manajemen mutu
terpadu pendidikan, pemberdayaan guru termasuk pegawai, salah satunya melalui
pembagian tanggung jawab. Di sini jelas bahwa keberadaan guru sebagai staf dalam
proses pengajaran di lembaga pendidikan menjadi salah satu pilar kepemimpinan
pendidikan. Dengan kata lain, para guru harus diberi peluang untuk memperbaiki
pembelajaran murid dengan cara memberdayakannya dengan otonomi,
pengembangan kemampuan, serta meningkatkan penghargaan terhadap prestasi
guru.
23
Pembelajaran sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam
membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir
secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu yakni perubahan
prilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
C. Dimensi-Dimensi Perencanaan
Menurut harjanto (1997:5) pertimbangan terhadap dimensi-dimensi perencanaan
komprehensif yang efisien, yaitu :
1) Signifikasi
2) Feasibilitas
3) Relevansi
4) Kepastian
5) Ketelitian
6) Adaptabilitas
7) Waktu
8) Monitoring
9) Isi perencanaan
24
3) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
4) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
5) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
6) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur.
F. Tipe-tipe Belajar
Robert M. Gagne (1979) membedakan pola-pola belajar peserta didik ke
dalam delapan tipe, yang tiap tipe merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi
hierarkinya. Delapan tipe belajar dimaksud adalah:
1) Signal (belajar isyarat),
2) Stimulus-response learning (belajar stimupons),
3) Chaining (rantai atau rangkaian),
4) Verbal association (asosiasi verbal),
5) Discrimination learning(belajar diskriminasi),
6) Concept learning (belajar konsep),
7) Rule learning (belajar aturan),
8) Problem solving (memecahkan masalah).
25
G. RPP Berkarakter
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Kegiatan inti haruslah meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
1) Kegiatan Pendahuluan untuk RPP berkarakter Dalam kegiatan pendahuluan,
guru :
➢ Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
➢ Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
➢ Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
➢ Menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiatan Inti untuk RPP berkarakter Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi, Dalam kegiatan eksplorasi, guru harus :
➢ Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
➢ Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
➢ Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
➢ Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
26
➢ Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
A. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran (Salim, 1987:98). Silabus digunakan
untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih
lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar
kompetensi dan kemampuan dasar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
27
pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006:
14).
Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengurutan. Dalam proses pembelajaran silabus merupakan
penunjuk arah dari proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran atau mata kuliah.
Adapun model silabus terdiri dari materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, insikator dan seterusnya dapat ditetapkan oeh masing- masing satuan
pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen- komponen dalam silabus.
B. Isi Silabus
Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988: 97) bahwa dalam silabus
hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu
setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup unsur-unsur:
• Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan.
• Sasaran-sasaran mata pelajaran.
• Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut
dengan baik.
• Urutan topik-topik yang diajarkan.
• Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pangajaran.
• Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.
C. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar
kompetensi maupun satu kompetensi dasar.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan
kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara
individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem
28
penilaian, yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem
penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
pembelajaran yang terdapat di dalam silabus (Majid, 2011: 40).
E. Pengembangan/Penyusun Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Dinas Pendidikan. Dalam hal ini menyatakan:
1) Sekolah dan Komite Sekolah
Pengembang silabus adalah sekolah bersama komite sekolah.. Untuk
menghasilkan silabus yang bermutu, sekolah bersama komite sekolah dapat
meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, dan lembaga terkait
seperti Balitbang Depdiknas.
2) Kelompok Sekolah
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran
untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.
29
3) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Beberapa sekolah dan sekolah-sekolah dalam sebuah yayasan dapat
bergabung untuk menyusun silabus. Hal ini dimungkinkan sebab sekolah dan
komite sekolah karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan penyusunan
silabus. Kelompok sekolah ini juga dapat meminta bimbingan teknis dari
perguruan tinggi, LPMP, dan lembaga terkait seperti Balitbang Depdiknas dalam
menyusun silabus.
4) Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru yang berpengalaman di
bidangnya masing-masing (Mulyati, 2008: 4).
30
H. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau pada Kelompok Kerja
Guru (KKG), dan Dinas Pendidikan.
(1) Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
(2) Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
(3) Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama.
(4) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/KKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/KKG setempat.
(5) Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman dalam
bidangnya masing-masing (BSNP, 2006: 15).
31
sekolahlmadrasah mengembangkan standar kompetensi sendiri tanpa
memperhatikan standar nasional, maka pemerintah pusat akan kehilangan
sistem untuk mengontrol mutu sekolah/madrasah.
(3) Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai
dengan menggunakan in- strumen penilaian yang disusun berdasarkan
indikator pencapaian belajar.
(4) Penentuan pengalaman belajar siswa
Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu
dilakukan oleh siswa dalam mencapai kompetansi dasar dan materi pelajaran.
Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis
kompetensi serta materi yang di pelajari.
(5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah:
➢ kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional;
➢ kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar;
➢ harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran;
➢ penentuan urutan kegiatan pembelajaran;
➢ rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi
(BSNP,2006: 15).
(6) Merumuskan Indikator Pencapaian
Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi
dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
32
serta potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
(7) Penentuan Jenis Penilaian
Iskandar (2009: 158), dalam bukunya Psikologi Pendidikan (Sebuah
Orientasi Baru) menyatakan, Penilaian adalah proses untuk mengetahui
pakah pesrta didik sudah menguasai suatu kompetensi atau belum. Untuk
mengetahui penguasaan konpetensi tertentu saja dilihat dari tercapai atau
tidaknya indikator suatu kompetensi tertentu. Penilaian ini terbagi menjadi
jenis tagihan dan bnetuk penilaian. Jenis tagihan yang dapat digunakan antara
lain sebagai berikut:
• Kuis.
• Ulangan Harian/Blok.
• Pertanyaan Lisan.
• Tugas Individu.
• Tugas Kelompok.
• Ujian Praktik.
• Proyek Akhir.
(8) Menentukan Sumber Belajar/Alat
Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara
sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Langkah-langkah Pemilihan Sumber Belajar:
Untuk memilih berbagai jenis atau komponen sumber belajar seperti yang
dikemukakan Anderson (1987;27) dan AECT (1986:2 dan 73), yaitu menjadi
6 jenis sumber belajar, dapat juga digunakan sebagai langkah-langkah
pemilihan secara menyeluruh, yaitu:
(1) Merumuskan tujuan akan dicapai dengan penggunaan sumber belajar
secara jelas. Dalam contoh ini, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
adalah pembelajar dapat memahami isi pesan yang tersurat dalam bahan
bacaan media surat kabar melalui proses pembelajaran membaca
pemahaman.
(2) Menentukan isi pesan yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan
33
(3) Mencari bahan pembelajaran yang memuat isi pesan.
(4) Menentukan apakah perlu menggunakan sumber belajar orang, seperti
guru, pakar bidang ilmu tokoh masyarakat, dan sebagainya.
(5) Menentukan apakah perlu menggunakan peralatan untuk
mentrasnmisikan isi pesan.
(6) Memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menstranmisikan
isi pesan.
(7) Menentukan teknik penyajian pesan.
(8) Menentukan latar lingkungan tempat berlangsung kegiatan penggunaan
sumber belajar.
(9) Menggunakan semua sumber belajar yang telah dipilih atau ditentukan
dengan efektif efisien.
(10) Mengadakan penilaian sumber belajar.
34
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Isi Buku
1. Dilihat Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian
pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci.
2. Dari aspek layout dan tata letaknya, serta tata tulisnya, termasuk penggunaan fontnya
sudah cukup bagus dan rapi dalam penulisannya.
3. Dari aspek isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi para ahli
sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis juga
memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca
untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
4. Dari aspek tata bahasa buku tersebut sudah sesuai dengan bahasa sehari-hari.
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan proses pembuatan keputusan mengenai tujuan
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, pemilihan materi pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan rencana evaluasi pembelajaran yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Perencanaan pembelajaran juga merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru
sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir
pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan
komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan, karena itu,
pembelajaran harus dipersiapkan secara cermat dan tepat.
4.2 Saran
Dengan adanya cbr ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa agar dapat
meningkatkan pemahaman tentang perencanaan pembelajaran. standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.
Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan dalam
pembuatan makalah ini maka saya harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam penyusunan cbr selanjutnya.
36
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hj. Mukni'ah, M. (2016). Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (Ktsp) Dan Kurikulum 2013 (K-13). In M. Dr. Hj. Mukni'ah,
Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp)
Dan Kurikulum 2013 (K-13) (P. 353). Jember: Pustaka Pelajar (Anggota Ikapi).
37