Anda di halaman 1dari 40

CRITICAL BOOK

REVIEW
MK.PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
BISNIS-FE

SKOR NILAI :

PERENCANAAN PEMBELAJARAN SESUAI TINGKAT KURIKULUM SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP) DAN KURIKULUM (K-13)
(Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.i – 2019)

NAMA MAHASISWA : SRI WAHYUNI


NIM : 7212443009
DOSEN PENGAMPU : DR. THAMRIN, M.Si
MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita taufiq dan hidayah-
Nya, sehingga segala aktivitas yang kita laksanakan di jalan kebenaran akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan
akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih
mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih saya ucapan kepada Dosen Pengampu Bapak Dr Thamrin, M,Si, yang
telah memberikan dukungan serta motivasi sehingga pembuatan Critical Book Review
“Perencanaan Pembelajaran” dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Saya menyadari dalam penyusunan Critical Book Review ini masih jauh dalam
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun
penulisan serta penyampaiannya. Akhir kata saya berharap semoga tugas tentang Critical
Book Review ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 06 September 2022

Sri Wahyuni

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR .................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan CBR................................................................................................. 1

1.3 Manfaat Penulisan CBR............................................................................................... 1

1.4 Identitas Buku .............................................................................................................. 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................................ 3

2.1 Ringkasan Buku Utama ............................................................................................... 3

2.2 Ringkasan Buku Pembanding .................................................................................... 21

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 35

3.1 Kelebihan Isi Buku .................................................................................................... 35

3.2 Kelemahan Isi Buku................................................................................................... 35

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 36

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 36

4.2 Saran .......................................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 37

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis
dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis
yang dianalisis.

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis
membuat CBR Perencanaan Pembelajaran ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi terkhusus pada pokok materi Perencanaan Pembelajaran.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


1. Penyelesaian salah satu Tugas Kkni Mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
2. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
3. Meningkatkan kemampuan mereview isi buku.

1.3 Manfaat Penulisan CBR


1. Menambah wawasan pengetahuan tentang Perencanaan Pembelajaran.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah dilengkapi
dengan ringkasan isi buku, pembahasan isi buku, serta kelebihan dan kekurangan
pada buku tersebut.
3. Melatih mahasiwa untuk merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
buku yang di analisis tersebut.

1.4 Identitas Buku


1. Identitas Buku Utama
1) Judul : Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum (K-13)
2) Edisi : Pertama
3) Pengarang : Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.i
4) Penerbit : Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI)

1
5) Kota Terbit : Jember
6) Tahun Terbit : 2016
7) ISBN : 978-602-414-083-0

2. Identitas Buku Pembanding


1) Judul : Perencanaan Pembelajaran
2) Edisi : Pertama
3) Pengarang : Setiadi Cahyono Putra dan Ahmad Mursyidun Nidhom
4) Penerbit : Ahli Media Press
5) Kota Terbit : Malang
6) Tahun Terbit : 2021
7) ISBN : 978-623-6749-82-1

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama


BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN

A. Pengertian Perencanaan, Belajar dan Pembelajaran


Perencanaan merupakan hasil pengambilan keputusan dari pemikiran yang
mendalam mengenai prediksi hal-hal yang akan terjadi pada saat pelaksanaan suatu
kegiatan dengan mencari alternativ penyelesaian masalah yang efektif dan efisien.
Sedangkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Siswa dalam
belajar diharapkan mampu menyerap apa yang telah ia pelajari dari proses membaca,
melihat, mendengar, melakukan observasi, dan lain-lain, kemudian diterapkan dalam
kehidupannya.
Proses belajar, menurut Nasution , dibedakan menjadi tiga fase, yaitu:
1) Informasi
Setiap proses belajar kita akan mendapatkan sejumlah informasi untuk
menambah ilmu pengetahuan kita, informasi tersebut dapat memperluas dan
memperdalam pemahaman ilmu yang kita milik, serta dapat juga bertentangan
dari pemahaman kita mengenai suatu ilmu pengetahuan.
2) Transformasi
Informasi yang telah kita dapatkan kemudian dianalisis, diubah, atau
ditansformasikan ke dalam suatu konsep untuk dapat digunakan secara lebih luas.
3) Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk mengukur sejauh mana ilmu pengetahuan itu
dapat digunakan untuk memecahkan gejala-gejala yang terjadi di lingkup sosial.

Titiek Rohanah Hidayati mengemukakan ada beberapa ciri pembelajaran, diantaranya:

1) Pembelajaran adalah proses berfikir


Dalam belajar siswa ditekankan untuk berfikir untuk mencari dan
menemukan pengetahuanm melalui interaksi antar individu dalam
lingkungannya. Proses belajar akan membuat siswa menggunakan sebagian besar
fikirannya untuk mencari tahu dan menganalisis informasi yang ia peroleh.

3
2) Proses Pembelajaran adalah memanfaatkan Potensi Otak

Pembelajaran dengan berfikir akan memaksimalkan kerja otak. Otak


terdiri dari 2 bagian, yaitu : otak kanan dan otak kiri. Apabila keduanya
digunakan secara maksimal maka seseorang akan dapat mengembangkan bahasa,
memecahkan masalah, dan membangun kreasi dengan cerdas.

3) Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat


Konsep belajar sepanjang hayat menyatakan bahwa manusia belajar
disepanjang hidupnya selama dia masih bernafas tidak terbatas dan berhenti
dibangku sekolah saja. Belajar dilakukan agar manusia dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi sepanjang hidupnya.

Pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik


dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada dalam diri guru
dan siswa. Pembelajaran sebagai interaksi antara pengajar dengan satu atau lebih
individu untuk belajar, direncanakan sebelumnya dalam rangka untuk
menumbuh kembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar
kepada peserta didik.

B. Makna Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan proses pembuatan keputusan


mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, pemilihan materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan rencana evaluasi
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.

Sedangkan menurut Undang-undang Sistem pendidikan Nasional Nomor 20


tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai interaksi antara
pengajar dengan satu atau lebih individu untuk belajar, direncanakan sebelumnya
dalam rangka untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman belajar kepada peserta didik.

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas tersebut, maka perencanaan


pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum

4
mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir
pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi
merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat
tujuan, karena itu, pembelajaran harus dipersiapkan secara cermat dan tepat.

C. Jenis-Jenis Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan ruang lingkupnya atau besaran aspek yang direncanakan,


perencanaan pembelajaran terdiri dari perencanaan makro, meso, dan mikro.

➢ Perencanaan makro berarti perencanaan terhadap materi pelajaran secara


menyeluruh sesuai dengan ruang lingkup materi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Perencanaan makro bersifat jangka panjang atau long range plan.
Contoh untuk perencanaan ini, yaitu program tahunan (prota) dan penyususan
silabus.
➢ Perencanaan meso merupakan perencanaan terhadap satu unit kegiatan
pembelajaran dalam jangka menengah. Perencanaan meso biasa disebut dengan
middle rang plan atau unit plan. Contoh untuk perencaan meso adalah
perencanaan program semester (promes) atau satu unit materi pelajaran.
➢ Perencanaan mikro, merupakan perencanaan untuk satu kegiatan pembelajaran
atau satu tatap muka, perencanaan ini disebut short range plan atau lesson plan.
Contoh perencanaan ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

D. Prinsip-Prinsip Perencanaan pembelajaran

Prinsip perencanaan pembelajaran merupakan landasan dasar yang dijadikan


pedoman dalam membuat perencanaan pembelajaran. Menurut Nana Jumhana
prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran, yaitu :

(1) Ilmiah, yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau dirancang oleh guru
termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
(2) Relevan, yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan urutan
penyajiannya.
(3) Sistematis, yaitu unsur perencanaan harus saling terkait, mempengaruhi,
menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan atau kompetensi.

5
(4) Konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
(5) Memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
(6) Aktual dan konseptual, cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan penilaian perkembangan ilmu,
teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
(7) Fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
(8) Menyeluruh, yaitu komponen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran harus
mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

E. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Seorang guru sebelum mengajar dituntut untuk membuat perencanaan


pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar-mengajar.
Wina Sanjaya menyatakan alasan perlunya seorang guru membuat perencanaan
pembelajaran, yaitu :

➢ Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan.


Setiap proses yang memiliki tujuan, maka dituntut untuk membuat suatu
perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu pula dengan seorang guru,
dalam mencapai tujuan pembelajaran guru harus menyiapkan suatu rencana untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
➢ Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama.
Dalam proses kerjasama ini, guru berperan aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui strategi pembelajaran yang
digunakan. Strategi pembelajaran juga harus difikirkan oleh seorang guru sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran dalam kelas untuk mengkondisikan peserta didik
agar siap dalam menerima materi yang akan diajarkan.
➢ Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.
Kompleks disini berarti proses pembelajaran tidak hanya dilakukan untuk transfer
knowledge saja, tetapi juga sebagai proses pembentukan tingkah laku siswa. Siswa

6
dengan segala keunikannya akan memiliki kepribadian dan gaya yang belajar yang
berbedabeda. Oleh karena itu, guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
➢ Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana
dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Pembelajaran yang efektif tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana yang
menunjang dalam proses pembelajaran.

BAB II DESAIN DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. Hakekat Desain Pembelajaran


Menurut Herbert Simon dalam Wina Sanjaya desain diartikan sebagai proses
pemecahan masalah. Tujuan dari sebuah desain adalah untuk mencapai solusi agar
dapat memecahkan masalah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia, melalui
desain manusia mampu melakukan langkah-langkah yang sisitematis untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Wina Sanjaya menyatakan bahwa desain
pembelajaran atau desain intruksional merupakan proses yang sistematis untuk
memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan
pembelajaran serta perencanaan evaluasi keberhasilan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka desain instruksional


berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan guru untuk
mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan
yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat
dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik, strategi dan media
yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan
keberhasilan evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan.

B. Model-Model Desain Pembelajaran


Terdapat beberapa desain pembelajaran menurut para ahli, diantaranya :
1) Model Kemp
Komponen-komponen dalam desain menurut Kemp, yaitu : hasil yang ingin dicapai,
analisis tes mata pelajaran, tujuan khusus pelajaran, aktivitas belajar, sumber belajar,

7
layanan pendukung, evaluasi belajar, tes awal, dan karakteristik peserta didik. Model
pengembangan pembelajaran menurut Kemp setiap tahap selalu diikuti dengan
kegiatan revisi yang terdiri dari 8 tahapan, yaitu :
(a) Menentukan tujuan pembelajaran umum.
(b) Membuat analisis tentang karakteristik peserta didik.
(c) Menentukan tujuan pembelajaran khusus, operasional, dan terukur.
(d) Menentukan materi/bahan pelajaran.
(e) Menetapkan penjajagan awal.
(f) Menentukan strategi belajar yang sesuai.
(g) Mengkoordinasikan, yaitu menganalis fungsional komponen yang ada dalam
pembelajaran.
(h) Mengadakan evaluasi pembelajaran.

2) Model Banathy
Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran, yaitu :
a) Menganalisis dan merumuskan tujuan pengembangan sistem maupun tujuan
spesifik.
b) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
c) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar.
d) Merancang system.
e) Mengimplementasikan dan melakukan control kualitas system.
f) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.

3) Model Dick and Cery


Menurut model pembelajaran ini, sebelum memulai untuk merumuskan tujuan
khusus, perlu melakukan analisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal
siswa terlebih dahulu. Langkah-langkah desain pembelajaran menurut model ini
adalah :
• Merumuskan tujuan kurikuler
• Melakukan analisis pembelajaran dan peserta didik serta aspek terkait
• Merumuskan tujuan kinerja/pembelajaran
• Mengembangkan asesmen pembelajaran
• Mengembangkan strategi pembelajaran

8
• Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
• Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
• Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
• Merevisi pembelajaran
4) Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Konsep model PPSI adalah bahwa sistem instruksional yang menggunakan
pendekatan sistem, yaitu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran

Beberapa prinsip pengembangan desain sistem pembelajaran menurut Zainal


Arifin, yaitu :

1) Holistik
Desain pembelajaran yang bersifat holistik harus mencakup seluruh komponen-
komponen penting dalam sistem pembelajaran.
2) Sistemik dan sistematis
Sistemik yaitu bersifat sistem, yaitu perancangan komponen-komponen sistem
pembelajaran harus berbentuk sistem yang utuh dan efektif. Sedangkan sistematis
artinya mengikuti urutan kerja suatu sistem, yaitu komponen-komponen
pembelajaran harus disusun sesuai dengan urutan langkah-langkah kerja sistem.
Misalnya, penentuan tujuan pembelajaran harus mendahului penentuan materi
pembelajaran.
3) Koheren
Prinsip koheren atau kesesuaian dalamdesain pembelajaran mengandung makna
bahwa komponen-komponen suatu sistem pembelajaran yang didesain harus
memiliki kesesuaian antara satu komponen dengan komponen lainnya.
4) Akurat
Contoh akurasi dalam penentuan tujuan pembelajaran bahasa. Jika hakikat bahsan
merupakan alat komunikasi, maka tujuan pembelajaran bahasa haruslah diarahkan
untuk meningkatkan kemmapuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa
yang dipelajari.

9
5) Fleksibel
Fleksibel dalam artian mampu beradaptasi dengan perubahan situasi yang terjadi
dengan cepat, baik situasi di kelas maupun situasi pada umumnya.
6) Realistis dan aplikatif
Prinsip realistis dan aplikatif menekankan bahwa yang terpenting dari desain
pembelajaran adalah kesesuaian dengan kondisi riil dan kemungkinannya untuk bisa
diterapkan, bukan hanya kecanggihan desainnya.

D. Langkah-Langkah Pengembangan Desain Pembelajaran


Model desain pembelajaran terdiri dari desain yang sederhana dan desain
yang kompleks. Model desain pembelajaran yang paling sederhana terdiri dari empat
komponen, yaitu : tujuan, materi, strategi/metode, dan evaluasi. Empat komponen
dasar desain sistem pembelajaran tersebut dapat dikembangkan ke dalam bentuk
desain yang lebih komprehensif. Dalam mengembangkan desain pembelajaran,
berikut ada 12 langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1) Membangun asumsi-asumsi dasar mengenai pembelajaran ideal dan kreatif
2) Mengidentifikasi karakteristik peserta didik
3) Menganalisis kondisi awal sistem dan kebutuhan pembelajaran (need assesment)
4) Merumuskan tujuan umum pembelajaran
5) Merumuskan tujuan spesifik (khusus) pembelajaran dan indikator hasil belajar
6) Pemilihan dan penyusunan topik materi atau materi pokok bahasan
7) Penyiapan dan penyusunan bahan ajar
8) Menyusun dan mengembangkan instrumen evaluasi hasil belajar
9) Mengidentifikasi dan menyiapkan media pembelajaran dan sumber dalam belajar
10) Mengidentifikasi dan mengembakan strategi atau metode pembelajaran
11) Implementasi pembelajaran
12) Evaluasi sistem pembelajaran

10
BAB III KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DAN
KURIKULUM 2013 (K-13)

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan
silabus.
Menurut badan standar nasional pendidikan (BNSP), KTSP dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip berikut :
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya.
2) Beragam dan terpadu.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4) Relevan dengan kebutuhan hidup.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan.
6) Belajar sepanjang hayat.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

B. Komponen – komponen KTSP


Komponen-komponen KTSP meliputi :
➢ Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
➢ Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
➢ Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat
dalam Standar Isi.

C. Kurikulum 2013 (K-13)


Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan dari pemerintah dalam bidang
pendidikan yang diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan persoalan yang
akan dihadapi oleh bangsa Indonesia kedepan. Kurikulum 2013 diharapkan mampu
11
memberikan keseimbangan pada aspek sikap (spiritual dan sosial), aspek
pengetahuan, dan aspek ketrampilan, sehingga kurikulum 2013 dapat menjawab
permasalahan pembelajaran yang selama ini dalam prakteknya cenderung
mengutamakan aspek kognitif saja.
D. Struktur Kurikulum 2013
(a) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti harus menggambarkan keseimbangan antara pencapaian hard
skill dan soft skill.
(b) Mata Pelajaran
Mata pelajaran dalam Kurikulum 2013 melebur menjadi tematik integratif, yaitu
penggabungan mata pelajaran berdasarkan tematema tertentu. Penggabungan
tema tersebut disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kurikulum 2013.
(c) Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester.
(d) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar merupakan
kompetensi yang terdiri atas sikap, ketrampilan, dam pengetahuan yang
bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik.

BAB IV PERANGKAT PEMBELAJARAN

A. Pengertian Perangkat Pembelajaran


Pengertian Perangkat Pembelajaran Perangkat adalah sejumlah bahan, alat,
media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pencapaian
kegiatan yang diinginkan. Pembelajaran adalah sebagai proses belajar yang dibangun
oleh pendidik untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan pengetahuan.

12
B. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi (SK) dalam KTSP dan
Kompetensi Inti (KI) dalam Kurikulum 2013, Kompetensi Dasar (KD), materi
pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Selain itu, sesuai
dengan kebijakan pemerintah terbaru, silabus juga akan berisi dua hal lain, yaitu nilai
budaya & karakter bangsa, dan kewirausahaan.

C. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Kalender
akademik dibuat berdasarkan masing-masing satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik sekolah.

D. Program Tahunan
Program pembelajaran biasanya dilakukan dalam kurun waktu tertentu
seperti program tahunan dan program semester. Program Tahunan merupakan
program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis
besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, yakni program semester, mingguan
dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian komponen-komponen
program tahunan meliputi identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun
pelajaran), Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu dan keterangan.

E. Program Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyeenggaraan
program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan program
pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap

13
muka, pratikum, kerja lapangan, ujian tengah semester, ujian semester dan berbagai
kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.

F. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program pelaksanaan
perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
kali pertemuan.
G. Manfaat Perangkat Pembelajaran
Berikut ini akan dijelaskan pentingnya perangkat pembelajaran yang perlu
dipersiapkan oleh seorang guru, antara lain :
➢ Perangkat pembelajaran sebagai panduan
➢ Perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur
➢ Perangkat pembelajaran sebagai peningkatan profesionalisme
➢ Perangkat pembelajaran mempermudah seorang guru dalam membantu
proses fasilitasi pembelajaran.

BAB V PENGEMBANGAN SILABUS

A. Prinsip Pengembangan Silabus


Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan silabus, yaitu:
relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas, efisiensi, konsisten, alami, dan
memadai.

B. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Silabus merupakan representasi kurikulum di setiap mata pelajaran. Silabus harus
mampu menjabarkan standar kompetensi yang ditentukan dalam setiap komponen
silabus. Langkah-langkah pengembangan silabus meliputi :
(1) Mengkaji dan menentukan standar kompetensi,
(2) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar,
(3) Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran,
(4) Mengembangkan kegiatan pembelajaran,
(5) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi,
(6) Menentukan jenis penilaian,

14
(7) Menentukan lokasi penelitian,
(8) Menentukan sumber belajar.

C. Komponen dan Format Silabus


Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran
pada setiap tahun ajaran tertentu.

BAB VI PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Prinsip-Prinsip Menyusun RPP


Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam menyusun RPP sebagai
landasan yang harus diperhatikan oleh guru dalam menyusun RPP. Isdisusilo
mengemukaan ada 6 prinsip dalam menyusun RPP, yaitu :
(1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
(2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
(3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
(4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
15
(5) Keterkaitan dan keterpaduan
(6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

B. Komponen-Komponen RPP
Komponen RPP Kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses, yaitu:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8. Materi pembelajaran
9. Metode pembelajaran
10. Media pembelajaran
11. Sumber belajar
12. Langkah-langkah pembelajaran
13. Penilaian hasil pembelajaran

C. Langkah – Langkah Pengembangan RPP


Imas Kurniasih dan Berlin Sani dalam bukunya menjelaskan, langkah – langkah
pengembangan RPP, sebagai berikut :
(1) Mengkaji Silabus
(2) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
(3) Menentukan Tujuan Pembelajaran
(4) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
(5) Menentukan Model, Metode, dan Strategi Pembelajaran
(6) Penjabaran Jenis Penilaian
(7) Menentukan alokasi waktu
(8) Menentukan sumber belajar, media, dan alat peraga

16
D. Format RPP KTSP dan K-13

17
18
BAB VII PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Prinsip Dasar Pengembangan Penilaian


Berikut ini merupakan prinsip-prinsip penilaian :
1. Sahih (Valid) Yaitu penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur. Dengan kata lain penilaian harus dapat memberikan
informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta didik.
2. Objektif Yaitu penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak terpengaruhi subjektifitas penilai.
3. Adil Yaitu penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan
tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, ras, suku
bangsa, dan gender.
4. Terpadu Yaitu penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan sari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka Yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan tanpa ada rekayasa
yang dapat merugikan semua pihak.
6. Menyeluruh dan Berkesinambungan Yaitu penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik yang dilakukan bertahap dan terus
menerus dari waktu ke waktu.
7. Sistematis Yaitu penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang berlaku.
8. Menggunakan Acuan Kriteria Yaitu penilaian didasarkan pada ukuran
kompetensi yang ditetapkan. Dalam hal ini acuan kriteria penilaian adalah
kompetensi yang dijadikan tujuan pembelajaran dalam kurikulum.
9. Akuntabel Yaitu penilaian dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
10. Edukatif Yaitu penilaian dilakukan untuk kepentingan yang pendidikan dan
kemajuan peserta didik.

19
B. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik penilaian penilaian digunakan untuk menilai kompetensi afektif, kognitif,
dan psikomotor. Adapun teknik penilaian adalah sebagai berikut :
1. Penilaian kompetensi sikap
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik,
antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang
menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal
uraian.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan: Unjuk kerja/kinerja/praktik, Skala Penilaian (rating scale),
Proyek, Penilaian Produk
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil
karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri.
5. Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tulis juga digunakan untuk
menilai kompetensi ketrampilan, seperti menulis karangan, menulis laporan, dan
menulis surat.

C. Aspek yang Dinilai


Penilaian mencakup keseluruhan aspek kompetensi capaian, yang meliputi
kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam KTSP aspek yang utama
menjadi capaian adalah kompetensi kognitif yang lebih menekankan pada
kemmapuan berfikir peserta didik. Sedangkan dalam K-13 yang ditekankan adalah
kompetensi afektif yang berhubungan dengan sikap, minat, dan nilai-nilai.

20
D. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
Kelompok mata Paliparan dalam KTSP ada 5, yaitu : Agama dan Ahklak
Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan teknologi,
Estetika, Jasmani, olahraga, dan kesehatan.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding


BAB 1 GURU YANG KOMPETEN

A. Pengertian Kompetensi Guru


Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dijadikan
syarat dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berprilaku layaknya seorang guru
untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang
pendidikan. Sedangkan tujuan dari standar kompetensi guru adalah untuk
memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan
kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 3
“Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Standar kompetensi
guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional”.

B. Lingkup Standar Kompetensi Guru


Ruang lingkup dari standar kompetensi guru menurut Abdul Majid meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran
b. Komponen kompetensi pengembangan potensi
c. Komponen kompetensi penguasaan akademik

C. Pengembangan Kompetensi Guru


Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru
(pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih lagi apabila kita melihat kondisi
objektif saat ini berkaitan dengan berbagai hal yang ditemui dalam melaksanakan
pendidikan, yaitu: (1) perkembangan Iptek, (2) persaingan global bagi lulusan

21
pendidikan, (3) otonomi daerah, dan (4) implementasi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP).
Proses pengembangan standar kompetensi guru dilakukan dengan cara:
1) Penelitian
Dalam rangka melakukan pengembangan mutu guru dilakukan 3 jenis
penelitian, yaitu:
(a) Guru harus mengidentifikasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama
tentang mutu kinerja guru,
(b) Guru harus mengkaji kondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan
suatu standar kompetensi guru dalam sistem yang ada,
(c) Melakukan penelitian dalam mengembangkan standar untuk mengetahui
keefektifitasan standar kompetensi guru.
2) Pengembangan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan standar
kompetensi guru antara lain:
a. Kejelasan dari permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai
dari pengembangan kompetensi guru.
b. Spesifiknya masalah dan tujuan yang ada.
c. Antisipasi dari kendala yang muncul.
d. Identifikasi dan seleksi beberapa alternatif yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada.
e. Melakukan uji coba standar kompetensi apakah ada kelemahan dalam upaya
pengembangan.
3) Manajemen Guru
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen guru adalah: upaya
melibatkan berbagai pihak terkait dalam pengembangan standar kompetensi
guru, dan penerapan yang dilakukan secara lengkap.
a) Tujuan peningkatan mutu
b) Kompetensi
c) Pengembangan kompetensi guru
Kompetensi dalam profesi guru, pada awalnya dipersiapkan atau
diperoleh melalui lembaga pendidikan formal keguruan, sebelum seseorang
memangku jabatan (tugas dan tanggung jawab) sebagai guru. Tetapi untuk

22
menuju ke arah pelaksanaan tugas dan tanggungjawab secara profesional,
tidaklah cukup dengan berbekal dengan kemampuan yang diperoleh melalui
jalur pendidikan formal tersebut.
Pada dasarnya pendidikan guru itu bukan berlangsung 3 atau 5 tahun
saja, melainkan berlangsung seumur hidup (life long teacher education).
Pendidikan yang 3 atau 5 tahun itu adalah pendidikan yang wajib dialami
oleh seorang calon guru secara formal. Sedangkan pendidikan sesudah ia
bekerja dalam bidang pengajaran, seperti: belajar sendiri, mengikuti
penataran, mengadakan penelitian, mengarang buku, aktif dalam organisasi
profesi, turut memikul tanggung jawab dalam masyarakat, menonton film,
mendengarkan radio, televisi, dan lain-lain. Semua kegiatan itu sangat
berharga untuk mengembangkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan
guru sehingga kemampuan profesionalnya semakin berkembang (Hamalik,
2003: 123).

D. Pemberdayaan Guru
Konsep pemberdayaan guru bersifat humanistik. Pengakuan terhadap potensi
seorang guru untuk diaktualisasikan melalui pembinaan dan penyediaan iklim yang
kondusif, serta melakukan pekerjaan secara kreatif. Dalam konteks manajemen mutu
terpadu pendidikan, pemberdayaan guru termasuk pegawai, salah satunya melalui
pembagian tanggung jawab. Di sini jelas bahwa keberadaan guru sebagai staf dalam
proses pengajaran di lembaga pendidikan menjadi salah satu pilar kepemimpinan
pendidikan. Dengan kata lain, para guru harus diberi peluang untuk memperbaiki
pembelajaran murid dengan cara memberdayakannya dengan otonomi,
pengembangan kemampuan, serta meningkatkan penghargaan terhadap prestasi
guru.

BAB 2 KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Definisi Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses
mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

23
Pembelajaran sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam
membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir
secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu yakni perubahan
prilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.

B. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran


Pembelajaran perlu ditingkatkan karena :
1) Pembelajaran harus sesuai dan konsisten dengan tuntutan kurikulum
2) Pembelajaran merupakan upaya yang kompleks

C. Dimensi-Dimensi Perencanaan
Menurut harjanto (1997:5) pertimbangan terhadap dimensi-dimensi perencanaan
komprehensif yang efisien, yaitu :
1) Signifikasi
2) Feasibilitas
3) Relevansi
4) Kepastian
5) Ketelitian
6) Adaptabilitas
7) Waktu
8) Monitoring
9) Isi perencanaan

D. Manfaat Perencanaan Pengajaran


Menurut Majid (2006:22) terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam
proses belajar mengajar yaitu;
1) sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan.

24
3) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
4) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
5) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
6) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur.

E. Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi


Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengemba- ngan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan
standar performansi yang telah ditetapkan. Rumusan ini menunjukkan bahwa
pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu agar mampu melakukan
perangkat kompetensi yang diperlukan. Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu:
1) Pemilihan kompetensi yang sesuai.
2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi.
3) Pengembangan sistem pengajaran.
4) Penilaian.

F. Tipe-tipe Belajar
Robert M. Gagne (1979) membedakan pola-pola belajar peserta didik ke
dalam delapan tipe, yang tiap tipe merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi
hierarkinya. Delapan tipe belajar dimaksud adalah:
1) Signal (belajar isyarat),
2) Stimulus-response learning (belajar stimupons),
3) Chaining (rantai atau rangkaian),
4) Verbal association (asosiasi verbal),
5) Discrimination learning(belajar diskriminasi),
6) Concept learning (belajar konsep),
7) Rule learning (belajar aturan),
8) Problem solving (memecahkan masalah).

25
G. RPP Berkarakter
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Kegiatan inti haruslah meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
1) Kegiatan Pendahuluan untuk RPP berkarakter Dalam kegiatan pendahuluan,
guru :
➢ Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
➢ Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
➢ Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
➢ Menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiatan Inti untuk RPP berkarakter Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi, Dalam kegiatan eksplorasi, guru harus :
➢ Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
➢ Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
➢ Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
➢ Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.

26
➢ Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.

b) Elaborasi, Dalam kegiatan elaborasi, guru harus :


➢ Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
➢ Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis.
➢ Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

c) Konfirmasi, Dalam kegiatan konfirmasi, guru harus :


➢ Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
➢ Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
➢ Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
➢ Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

BAB 3 PENGEMBANGAN SILABUS

A. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran (Salim, 1987:98). Silabus digunakan
untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih
lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar
kompetensi dan kemampuan dasar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan

27
pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006:
14).

Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengurutan. Dalam proses pembelajaran silabus merupakan
penunjuk arah dari proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran atau mata kuliah.
Adapun model silabus terdiri dari materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, insikator dan seterusnya dapat ditetapkan oeh masing- masing satuan
pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen- komponen dalam silabus.

B. Isi Silabus
Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988: 97) bahwa dalam silabus
hanya tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu
setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus
mencakup unsur-unsur:
• Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan.
• Sasaran-sasaran mata pelajaran.
• Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut
dengan baik.
• Urutan topik-topik yang diajarkan.
• Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pangajaran.
• Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

C. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam
penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar
kompetensi maupun satu kompetensi dasar.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan
kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara
individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem

28
penilaian, yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem
penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
pembelajaran yang terdapat di dalam silabus (Majid, 2011: 40).

D. Landasan Pengembangan Silabus


1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 17 Ayat (2): "Sekolah dan komite sekolah, atau
madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standard
kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK, dan departemen
yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTS, MA, dan
MAK".
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 20: "Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar".

E. Pengembangan/Penyusun Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Dinas Pendidikan. Dalam hal ini menyatakan:
1) Sekolah dan Komite Sekolah
Pengembang silabus adalah sekolah bersama komite sekolah.. Untuk
menghasilkan silabus yang bermutu, sekolah bersama komite sekolah dapat
meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, dan lembaga terkait
seperti Balitbang Depdiknas.
2) Kelompok Sekolah
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran
untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.

29
3) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Beberapa sekolah dan sekolah-sekolah dalam sebuah yayasan dapat
bergabung untuk menyusun silabus. Hal ini dimungkinkan sebab sekolah dan
komite sekolah karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan penyusunan
silabus. Kelompok sekolah ini juga dapat meminta bimbingan teknis dari
perguruan tinggi, LPMP, dan lembaga terkait seperti Balitbang Depdiknas dalam
menyusun silabus.
4) Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru yang berpengalaman di
bidangnya masing-masing (Mulyati, 2008: 4).

F. Prinsip Pengembangan Silabus


(1) Ilmiah
(2) Relevan
(3) Sistematis
(4) Konsisten
(5) Memadai
(6) Aktual dan Kontekstual
(7) Fleksibel
(8) Menyeluruh

G. Unit Waktu Silabus


1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat
satuan pendidikan.
2) Penyusun silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan persemester,
pertahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3) Implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan
alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum (BSNP, 2006: 15).

30
H. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau pada Kelompok Kerja
Guru (KKG), dan Dinas Pendidikan.
(1) Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
(2) Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
(3) Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama.
(4) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/KKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/KKG setempat.
(5) Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman dalam
bidangnya masing-masing (BSNP, 2006: 15).

I. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Secara terinci langkah-langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut:
(1) Penulisan Identitas Mata Pelajaran
Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas
nama mata pelajaran, jenjang sekolah/madrasah, kelas, dan semester. Dengan
informasi tersebut guru akan mendapatkan kejelasan ten tang tingkat
pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan
diberi pelajaran (Majid, 2011: 42).
(2) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Penentuan standar kompetensi hendaknya dilakukan dengan cermat
dan hati-hati, karena jika setiap sekolah/madrasah atau setiap kelompok

31
sekolahlmadrasah mengembangkan standar kompetensi sendiri tanpa
memperhatikan standar nasional, maka pemerintah pusat akan kehilangan
sistem untuk mengontrol mutu sekolah/madrasah.
(3) Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran
Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai
dengan menggunakan in- strumen penilaian yang disusun berdasarkan
indikator pencapaian belajar.
(4) Penentuan pengalaman belajar siswa
Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu
dilakukan oleh siswa dalam mencapai kompetansi dasar dan materi pelajaran.
Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan jenis
kompetensi serta materi yang di pelajari.
(5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah:
➢ kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional;
➢ kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar;
➢ harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran;
➢ penentuan urutan kegiatan pembelajaran;
➢ rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi
(BSNP,2006: 15).
(6) Merumuskan Indikator Pencapaian
Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi
dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,

32
serta potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
(7) Penentuan Jenis Penilaian
Iskandar (2009: 158), dalam bukunya Psikologi Pendidikan (Sebuah
Orientasi Baru) menyatakan, Penilaian adalah proses untuk mengetahui
pakah pesrta didik sudah menguasai suatu kompetensi atau belum. Untuk
mengetahui penguasaan konpetensi tertentu saja dilihat dari tercapai atau
tidaknya indikator suatu kompetensi tertentu. Penilaian ini terbagi menjadi
jenis tagihan dan bnetuk penilaian. Jenis tagihan yang dapat digunakan antara
lain sebagai berikut:
• Kuis.
• Ulangan Harian/Blok.
• Pertanyaan Lisan.
• Tugas Individu.
• Tugas Kelompok.
• Ujian Praktik.
• Proyek Akhir.
(8) Menentukan Sumber Belajar/Alat
Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara
sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Langkah-langkah Pemilihan Sumber Belajar:
Untuk memilih berbagai jenis atau komponen sumber belajar seperti yang
dikemukakan Anderson (1987;27) dan AECT (1986:2 dan 73), yaitu menjadi
6 jenis sumber belajar, dapat juga digunakan sebagai langkah-langkah
pemilihan secara menyeluruh, yaitu:
(1) Merumuskan tujuan akan dicapai dengan penggunaan sumber belajar
secara jelas. Dalam contoh ini, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
adalah pembelajar dapat memahami isi pesan yang tersurat dalam bahan
bacaan media surat kabar melalui proses pembelajaran membaca
pemahaman.
(2) Menentukan isi pesan yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan

33
(3) Mencari bahan pembelajaran yang memuat isi pesan.
(4) Menentukan apakah perlu menggunakan sumber belajar orang, seperti
guru, pakar bidang ilmu tokoh masyarakat, dan sebagainya.
(5) Menentukan apakah perlu menggunakan peralatan untuk
mentrasnmisikan isi pesan.
(6) Memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menstranmisikan
isi pesan.
(7) Menentukan teknik penyajian pesan.
(8) Menentukan latar lingkungan tempat berlangsung kegiatan penggunaan
sumber belajar.
(9) Menggunakan semua sumber belajar yang telah dipilih atau ditentukan
dengan efektif efisien.
(10) Mengadakan penilaian sumber belajar.

J. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masingmasing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
masukan hasil evaluasi belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan
evaluasi rencana pembelajaran (Supinah, 2008: 12).

K. Contoh Model Silabus


Contoh model silabus yang diberikan BSNP pada dasarnya ada dua, yaitu
model kolom/matrik (format-1) dan model uraian (format-2) (BSNP, 2006: 19).
Dalam menyusun silabus, masing-masing satuan pendidikan dapat menggunakan
salah satu format sesuai dengan kebutuhan. Dalam menyusun urutan KD, urutan
penempatan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, dan
seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sejauh tidak
mengurangi komponen-komponen silabus.

34
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan Isi Buku
1. Dilihat Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitasnya sehingga
tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini, isi dan penyampaian
pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci.
2. Dari aspek layout dan tata letaknya, serta tata tulisnya, termasuk penggunaan fontnya
sudah cukup bagus dan rapi dalam penulisannya.
3. Dari aspek isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi para ahli
sehingga menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis juga
memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca
untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya.
4. Dari aspek tata bahasa buku tersebut sudah sesuai dengan bahasa sehari-hari.

3.2 Kelemahan Isi Buku


1. Pada buku utama pembahasan terlalu padat.
2. Pada buku pembanding banyak kalimat yang disajikan tidak langsung pada intinya
dan berbelit-belit.
3. Cover pada buku pembanding tidak menarik.

35
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan proses pembuatan keputusan mengenai tujuan
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, pemilihan materi pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan rencana evaluasi pembelajaran yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Perencanaan pembelajaran juga merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru
sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir
pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan
komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan, karena itu,
pembelajaran harus dipersiapkan secara cermat dan tepat.

4.2 Saran
Dengan adanya cbr ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa agar dapat
meningkatkan pemahaman tentang perencanaan pembelajaran. standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.

Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan dalam
pembuatan makalah ini maka saya harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam penyusunan cbr selanjutnya.

36
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Mukni'ah, M. (2016). Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (Ktsp) Dan Kurikulum 2013 (K-13). In M. Dr. Hj. Mukni'ah,
Perencanaan Pembelajaran Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp)
Dan Kurikulum 2013 (K-13) (P. 353). Jember: Pustaka Pelajar (Anggota Ikapi).

Dr. Setiadi Cahyono Putra, M. M. (2021). Perencanaan Pembelajaran. In M. M. Dr. Setiadi


Cahyono Putra, Perencanaan Pembelajaran (P. 120). Malang: Ahlimedia Press.

37

Anda mungkin juga menyukai