MK. DESAIN
PEMBELAJARAN
PRODI SI PTB-B
Skor Nilai :
DESAIN PEMBELAJARAN
Di Susun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga Critical Book Riport ‘’ Desain Pembelajaran” ini dapat tersususn hingga
selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pengetahuannya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENGDAHULUAN
C.Manfaat CBR..................................................................................................5
C.Kemutahiran Masalah...................................................................................13
ii
B.Originalitas Temuan ...............................................................................15
C.Kemutahiran Masalah..............................................................................15
A.Teori .......................................................................................................16
A.Kesimpulan.............................................................................................18
B.Saran .......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih
belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh
karena itu penulis membuat CBR Estimasi Biaya Konstruksi Properti ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasa tentang Sejarah Pancasila.
1
1.4. Identitas Buku
Identitas buku utama
1. Judul buku : Desain Pembelajaran
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang :Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd.
Drs. Sempurna perangin-angin, M.Pd
Drs. Nono Sebayang, S.T.,M.Pd.
Enny Keristina Sinaga, S.pd., M.Si.
Suhairiani, S.T., M.T.
4. Kota terbit : Medan
5. Tahun terbit : 2017
6. Penerbit : Yayasan Al-Hayat
7. Tebal buku : 236 halaman
8. ISBN : 978-603-51026-9-1
2
BAB II
A. Teori Belajar
(1) Hakikat Belajar dan Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh
pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan
alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi
berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a bodey of knoweledge
(Suyono dan Hariyanto, 2012:9). Sejalan dengan konsep diatas Mulyati (2005:5)
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli tentang belajar tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses aktivitas yang
dilakukan individu secara sadar dan sengaja untuk mendapatkan suatu
pengalaman atau perubahan tingkah laku dalam bentuk pemahaman, sikap, dan
keterampilan. Sehingga pada hakikatnya belajar merupakan sebuah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar semua orang. Belajar dapat
dipandang sebagai proses aktif dengan melibatkan fisik dan psikis yang bertujuan
untuk mengubah sikap dan tingkah laku ke arah yang lebih baik akibat
pengalaman yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup.
Dari pengertian para ahli tentang belajar tersebut di atas terdapat tiga unsur
pokok dalam belajar, yakni proses, perubahan tingkah laku, dan pengalaman.
Pertama, belajar terjadi akibat adanya proses. Belajar adalah proses
berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan
perasaannya aktif. Aktifitas dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang
lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri.
Kedua, hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku berkat
pengalaman dan pelatihan. Artinya, tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi.
Ketiga, pengalaman belajar adalah mengalami. Belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap individu,
sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
berjalan menjadi bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa membaca dan
sebagainya
3
klasifikasi hasil belajar terdiri dari :
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek meliputi
penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan
dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni gerakan reflex,
keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interptretatif.
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas
dari ciri-ciri tertentu, menurut Edi Suardi kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut :
4
dikemukakan oleh suherman dkk (2001), adalah teori yang mempelajari
perkembangan intelektual (mental) individu yang didalamnya terdapat dua hal,
yang pertama tentang apa yang terjadi dan diharapkan terjadi pada intelektual dan
yang kedua tingkah laku dinyatakan oleh Orton (1987: 38) sebagai suatu
keyakinan bahwa pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus (rangsangan)
dan respon (response).
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dalam teori behavioristik yang terpenting adalah masukan (input) yang
berupa stimulus, keluaran (output) yang berupa respons dan penguatan yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Karena apa yang terjadi diantara stimulus dan
respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak
dapat diukur, sebab yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon, oleh sebab
itu apa yang diberikan dosen (stimulus) dan apa yang dihasilkanpeserta didik
(respons), semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur, serta apabila unsur
penguatan ditambah maka respon akan semakin kuat begitu juga apabila respon
dikurangi respon pun akan tetap dikuatkan
Edward Lee Thorndike (1874-1949) mengemukakan beberapa hukum
belajar yang dikenal dengan sebutan Law of effect. Menurut Thorndike, belajar
adalah interaksi antara stimuls dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat
merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal yang
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari defenisi belajar tersebut maka menurut
Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud
kongkrit yaitu dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu tidak dapat diamati.
Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak
dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah lakutingkah yang tidak
dapat diamati.
Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini
disebut juga teori belajar koneksionisme. Pada hakikatnya belajar merupakan
proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Terdapat beberapa
dalil atau hukum yang terkait dengan teori koneksionisme yaitu hukum kesiapan
(law of readiness), hukum latihan (law of exercise) dan hukum akibat (law of
effect).
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristikpeserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
5
ii. Teori Belajar Kognif
1. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Model Belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering disebut
dengan model perceptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi
dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlibat sebagai tingkah laku yang
nampak.
6
e. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan
alat komunikasi antar manusia
f. Kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternative secar simultan,
memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan
dalam berbagai situasi.
7
2. Tokoh Teori Konstruktivisme
• Teori Belajar Jean Piaget
Teori belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget dikenal
dengan nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya berisi
konsep-konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan
pertumbuhan intelegensi, yang untuk Piaget, berarti kemampuan untuk secara
lebih akurat merepresentasikan dunia, dan dan mengerjakan operasi-operasi logis
dari representasi-representasi konsep realitas dunia. Teori ini memiliki fokus
perhatian pada bangkitnya dan dimilikinya schemata—skema bagaimana
seseorang mengenal dunia—dalam saat "tingkatan-tingkatan perkembangan",
ketika anak-anak menerima cara baru bagaimana secara mental merepresentasikan
informasi.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh
secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
8
e. Pengukuran proses dan hasil belajarpeserta didik terjalin didalam kesatuan
kegiatan pembelajaran, dengan cara dosen mengamati hal – hal yang
dilakukanpeserta didik serta melalui tugas tugas pekerjaan
f. Peserta didik banyak belajar dan berkerja didalam grup proses
b. Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Pendidik tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak
lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu
yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus
memahami perilaku peserta didik dengan mencoba memahami dunia
persepsi peserta didik tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya,
9
guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan peserta didik yang
ada.
B. Teori Pembelajaran
(1) Hakikat Pembelajaran
pengertian pembelajaran tidak terlepas dari pengertian belajar, belajar dan
pembelajaran menjadi satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Hasil
dari belajar menjadi model dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran juga terdapat komponen– komponen pembelajaran
yang saling berhubungan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan
10
pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang
kegiatan belajar secara optimal.
Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran
yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi
dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dapat dicapai oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut
secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik
saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan
besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik
tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.
11
dijadikan indicator sikap. Sikap hanya nampak apabila ada perilaku yang
konsisten dalam berbagai situasi yang serupa.
e) Keterampilan motorik Peserta didik telah mengembangkan
keterampilan motorik apabila ia telah menampilkan gerakangerakan fisik dalam
menggunakan bahan-bahan atau peralatan-peralatan menurut prosedur yang
semestinya. Lebih umum, apabila ia mampu melakukan gerakan dalam berbagai
tindakan motorik yang terorganisasi. Mengendarai mobil, melempar bola, menulis
surat, merupakan contohcontoh keterampilan motorik.
Kondisi Belajar Salah satu alasan yang kuat sekali mengapa kategorisasi
kapabilitas ini penting bagi desain pembelajaran adalah bahwa setiap kapabilitas
memperlihatkan unjuk kerja yang berbeda (seperti yang dirangkum dalam tabel
1.1). Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar peserta didik. Lebih lanjut, Gagne dan Brigss mendeskripsikan
kondisi belajar yang berbeda untuk setiap kategori kapabilitas. Mereka
membedakan 2 jenis kondisi belajar, yaitu kondisi belajar internal dan kondisi
belajar eksternal.
Peristiwa Pembelajaran Teori belajar pengolahan informasi
mendiskripsikan bahwa tindakan belajar merupakan proses intenal yang
mencakup beberapa tahapan. Gagne (1985) mengemukakan bahwa tahapan-
tahapan ini dapat dimudahkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang
mengikuti urutan tertentu, yang disebut dengan "peristiwa pembelajaran" (the
event of instruction). Peristiwa-peristiwa pembelajaran ini mempereskripsikan
kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk kapabilitas apapun yang
dipelajari.
12
peserta didik setelah mengikuti pelajaran, dan (2) proses-proses kognitif, yaitu
bagaimana peserta didik melakukan tugas berhubungan dengan tujuan pendidikan.
Prototype proses kognitif pada dasarnya menunjukkan apa yang harus dikuasai
peserta didik untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.
B. BUKU PEMBANDING
BAB I : Hakikat Belajar dan Pembelajaran
13
diinternalisasikan dalam proses belajar. Proses belajar setiap orang akan menghasilkan
hasil belajar yang berbedabeda untuk itu perlunya reinforcement yang terus menerus
hingga mengalami perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh
setiap individu, sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa membaca
dan sebagainya. Belajar adalah suatu proses perubahan individu yang berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya ke arah yang baik maupun tidak baik.
Belajar merupakan aktivitas menuju kehidupan yang lebih baik secara sistematis.
Proses belajar terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi dan evaluasi.
Yang dimaksud dengan tahap informasi adalah proses penjelasan, penguraian atau
pengarahan mengenai struktur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tahap
transformasi adalah proses peralihan atau pemindahan struktur tadi ke dalam diri
peserta didik. Proses transformasi dilakukan melalui informasi. Sedangkan,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada beberapa hal
yang menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom
(Nana Sudjana, 2010: 22-23)6, yaitu:
1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajara intelektual yang terdiri dari enam
aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi,analisi, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yang meliputi
penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa ketrampilan dan
kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerak
dasar, kemampuan perceptual,ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-
ciri tertentu, menurut Edi Suardi kegiatan belajar mengajar sebagai berikut :
a). Belajar mengajar memiliki tujuan
b). Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan,
c). Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang
khusus.
d). Ditandai dengan aktivitas anak didik.
e). Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
f). Dalam belajar mengajar membutuhkan disiplin.
g). Ada batas waktu
h). Evaluasi
Dari beberapa definisi-defenisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal yang
menyangkut pengertian belajar sebagai berikut:
a) Belajar merupakan proses perubahan dalam setiap individu ke arah yang lebih
menguatkan dan ke arah yang baik.
14
b) Belajar merupakan suatu proses perubahan pertumbuhan dan perkembangan
setiap individu dengan lingkungannya baik secara fisik maupun kognitifnya.
c) Belajar adalah interaksi individu dengan lingkungannya sehingga membentuk
kepribadian baik emosional, kecakapan, keterampilan dan sikap.
d) belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk
suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
e) Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun
merevisi hasil
15
prakteknya, desain sistem pembelajaran dapat diimplemntasikan pada semua jenjang
dan satuan pendidikan, baik formal dan formal.Pada skala mikro, prosedur desain sistem
pembelajaran dilakukan dalam waktu yang relatif pendek misalnya rancangan kegiatan
pembelajaran yang bersifat harian.
Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi desain
dan pengembangan adalah sebagai berikut.
Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi.
Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan
hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa
16
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut: keberagaman kemampuan intelektual siswa
jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus
dicapai siswa
tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran
bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
fasilitas fisik yang tersedia
6. Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium,
dan lainlain.
17
Guru perlu berpedoman atau mengambil rumusan SK dan KD yang
telah disusun oleh BSNP berdasarkan mata pelajaran yang diampu
Guru memilih SK dan KD yang telah dirumuskan oleh BSNP
untuk setiap mata pelajaran. Pemilihan SK dan KD harus
disesuaikan dengan jenjang pendidikan, mata pelajaran, dan
semester. SK dan KD yang diambil menjadi pedoman dalam
mengembangkan komponen-komponen silabus berikutnya.
Setelah SK dan KD dipilih, selanjutnya dilakukan analisis dengan
mengajukan pertanyaan dasar yakni ; Pengetahuan apa sajakah
yang harus dikuasai siswa-siswi. Jawaban terhadap pertanyaan ini
dapat berupa konsep, fakta, prosedur, prinsip, atau rumus dari body
of knowledge ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mata
pelajaran. Keterampilan apa sajakah yang harus dapat ditampilkan
siswa. Jawaban terhadap pertanyaan ini adalaha semua bentuk
keterampilan yang harus diperagakan siswa, sehubungan dengan
kompetensi yang sedang kita analisis. Sikap atau perilaku apa
sajakah yang dibatinkan dan diterapkan siswa. Jawaban terhadap
pertanyaan ini berupa rumusan perilaku atau kebiasaan yang
berkaitan dengan penerapan sikap nilai dalam kehidupan siswa
sehari-hari. Karena indikator yang hendak kita kembangkan
bertumpu pada kompetensi dasar dari mata pelajaran tertentu,
Cara Mengembangkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator
Dalam perumusan indikator, perlu adanya pengembangan pada kompetensi dasar.
Adapun cara menjabarkan atau mengembangkan kompetensi dasar ke dalam indikator,
ada dua yaitu :
18
BAB III
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Belajar dan pembelajaran mempunyai teori-teori yang penting untuk dipahami untuk
praktik-praktik pendidian dan pembelajaran. Teori-teori itu adalah teori behaviouristik,
kognitif, konstruktivitas, dan humanistik. Teori-teori itu penting untuk dimengerti dan
diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi. Selain
memahami teoriteori pembelajaran, perlu diketahui pula peranan dan implementasi
pengajaran supaya tercipta pengajaran yang efektif.
B.Originalitas Temuan
19
pembahasan Buku yang saya baca, penulis membuat buku tersebut sesuai
dengan perkembangan yang ada disekitar, hal ini dikarenakan dalam melakukan
penelitian dan pegembagan tentang belajar dan pembelajaran yang menjadi dsar
untuk pegembagan dalam Desain pembelajaran yang akan di kebangkan menjadi
landasan dalam pembuatan desain pembelajaran.
C.Kemutahiran Masalah
Dari buku yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup
singkat. Karena pembahasan ini berbentuk e-book. Jadi penulis memaparkan dengan
jelas isi pembahasan dan mengembangkan point-point kecil yang penting untuk dikaji.
Materi yang dibahas dalam buku mudah dipahami karena penulis langsung menuliskan
isi dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).
BAB III
PEMBAHASAN
20
Dari tata bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini
menggunakan bahasa yang baku dan tidak berbelit-belit sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami penyampaian-penyampaian
materinya, ukuran tulisan yang digunakan sudah tepat dan bisa dibaca jelas
oleh pembacanya. Tanda-tanda bacanya sudah dibubuhkan sesuai dengan
yang diharapkan.
Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-
identitasnya sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi
buku ini, isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan jelas dan
rinci . isi dari buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi sehingga
menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis juga
memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak
pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Kesimpulan dari
keseluruhan disampaikan pada pembahasan di bab terakhir .
2. Kekurangan Buku
Kekurangan pada buku utama tampilan depannya (cover) tidak
memiliki kekurangan semua sudah jelas dipaparkan pada covernya, ada
judul, nama pengarang serta penerbitnya sehingga pembaca tidak perlu
membuka halaman lainnya untuk mencari identitas buku tersebut hanya saja
no. ISBN buku tersebut tidak ada.
Dari tata bahasa dan letaknya juga pas dan tidak memiliki kekurangan
yang dapat menyulitkan pembaca dalam memahaminya. Semua isinya juga
sudah jelas.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
• Analisis jaringan kerja guna menyusun jadwal sejauh ini memakai
asumsi bahwa sumber daya selalu tersedia dengan jumlah yang cukup,
sehingga tidak menjadi faktor yang harus diperhitungkan. Namun,
21
kenyataan sesungguhnya bukanlah demikian, sehingga harus dikaji
dampaknya bila ingin memperoleh jadwal yang realistis.
• Tiga hal yang hendaknya diperhatikan mengenai hubungan antara
jadwal dan sumber daya, yaitu menyusun jadwal yang paling
ekonomis, keterbatasan sumber daya, dan pemerataan penggunaan
sumber daya.
• Menyusun jadwal yang ekonomis didekati dengan metode cost and
schedule trade off, yang menganalisis sejauh mana jadwal dapat
diperpendek dengan menambahkan biaya (langsung) terhadap
kegiatan yang masih bisa dipercepat kurun waktu pelaksanaannya dari
segi teknis.
• Usaha mempercepat kurun waktu proyek dimulai dari kegiatan yang
terletak di jalur kritis dan slope terendah. Setiap kali mempercepat
penyelesaian komponen kegiatan harus dianalisis dampaknya terhadap
biaya, yang dengan demikian dapat ditemukan TOP. Melewati titik ini
tidak akan diperoleh pengurangan waktu lagi meskipun biaya
ditambah.
• Salah satu cara menentukan total biaya proyek yang optimal adalah
dengan menjumlahkan kurva biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa bisa memahami
materi diatas, selain itu, kita juga diminta untuk lebih menambah ilmu
menganalisis sebuah buku.
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian belajar
22