Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL JOURNAL REVIEW CJR

DESAIN PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

Disusun oleh
Nama Mahasiswa : Lidia febriyanti Br Sinurat
Kelas : PTB Reg B 2019

Mata Kuliah : Desain Pemelaran


Dosen Pengampu : Sempurna Perangin-angin
Enny Keristiana Sinaga , S,pd,. M.Si.
Prof. Dr.Abdul Hamid K, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
bantuan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Penulis memohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
dosen Desain Pembelajaran Enny Keristiana Sinaga , S,pd,. M.Si. yang memberi arahan dalam
mengerjakan tugas Critical Journal Review dengan Judul jurnal PENGARUH STRATEGI
PEMBELAJARAN DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR dan
MENYIAPKAN BAHAN AJAR SEKOLAH RAMAH ANAK
Penulis berharap tugas ini dapat menambah wawasan penulis mengenai materi yang
diangkat menjadi topik utama dalam tugas Critical Journal Review serta dapat menjadi referensi
yang bermanfaat bagi para pembaca. 

Dengan ini penulis mempersembahkan tugas ini dengan penuh rasa terima kasih dan
harapan semoga tugas penulis bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. 

Kabanjahe, 18 oktober 2020

Lidia Febryanti Br Sinurat

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ………………………………………………………………3

1.2 Manfaat ………………………………………………………………4

1.3. Tujuan ………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Jurnal Utama ………………………………………………………5

2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding………………………………………………………12

BAB III PENUTUP

4.1. Kesimpulan ………………………………………………………………25

4.2 Saran ………………………………………………………………25

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu tugas mata Kuliah Desain Pembelajaran yang diberikan adalah journal review.
Journal review adalah tugas mereview secara kritis seluruh komponen dari suatu hasil
penelitian dalam jurnal dengan cara menganalisis temuan utama, keunggulan dan kelemahan
yang ada dalam penelitian tersebut dan membandingkannya dengan jurnal lainnya. Untuk
melengkapi tugas yang diberikan penulis mencoba mereview jurnal dengan identitas sebagai
berikut:

Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul Jurnal : PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN SELF
REGULATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
Penulis : Yevina Maha Reni, Dedi Kuswandi, Sihkabuden
Penerbit : Universitas Negeri Malang
Indentitas :  JINOTEP, Volume 4, Nomor 1,
Tahun : Oktober 2017

2. Jurnal Pembanding
Judul Jurnal : MENYIAPKAN BAHAN AJAR SEKOLAH RAMAH ANAK
Penulis : Hernawaty Damanik, Sondang P. Pakpahan
Penerbit : Universitas Terbuka UPBJJ-UT
Indentitas :  J 2107-5043-1-SM
Tahun : November 2014

4
1.1. Tujuan
Journal review ini bertujuan untuk:
1. Mengulas isi jurnal yang akan direview.
2. Mencari dan mengetahui informasi Desain Pembelajaran yang ada dalam jurnal
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal.

1.2. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Desain Pembelajaran

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Jurnal Utama

PENDAHULUAN

Pembelajar maupun teknolog pembelajaran memiliki tanggung jawab profesi


untuk memecahkan permasalahpermasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Kenyataan tersebut sesuai dengan pendapat Miarso (2011:2) yang menegaskan bahwa
“teknologi pembelajaran merupakan bidang garapan yang
(1) mengutamakan proses pengalaman yang dapat diterima oleh peserta didik,
(2) berperan dalam mengatur proses terjadinya tindak belajar dalam situasi yang tidak
sengaja dirancang dan dikelola di dalam kelas,
(3) berperan dalam proses yang berhubungan dengan pengolahan kegiatan
pembelajaran“. Pembelajar maupun teknolog pembelajaran semestinya mampu
mengatur berbagai macam unsur dalam pembelajaran, khususnya dalam bentuk
model, pendekatan, strategi, metode maupun teknik agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Moedjiono
& Dimyati (1992) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan
pembelajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara
aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, oleh karena itu
pembelajar menggunakan siasat tertentu.
sat tertentu. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya maupun sumber belajar
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran
Rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks memberi ruang pada
pebelajar untuk mengembangkan berbagai jenis struktur bepikir, karena setiap teks
memiliki struktur berpikir yang berbeda. Mahsun (2014:109-110) berpendapat

6
tentang beberapa prinsip yang digunakan dalam penataan materi pada pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis teks (tematik terpadu), diantaranya :
(1) menetapkan jenis teks (melalui pemilihan KD Bahasa Indonesia) yang akan
menjadi materi penghela antara satu kompetensi dasar ke kompetensi dasar lainnya,
(2) menempatkan materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang berupa teks tertentu
(sesuai KD) yang dipilih sebagai materi pemula. Tujuan akhir dari pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis teks adalah menjadikan pebelajar memahami serta mampu
menggunakan teks sesuai dengan tujuan sosial teks-teks yang dipelajarinya. Teks
merupakan satuan bahasa terkecil dengan struktur berpikir (makna) yang lengkap,
maka pembelajaran teks dilaksanakan dengan tahapan yang kompleks. Mulai dari
memberi contoh dan menguraikan struktur serta satuan-satuan kebahasaan yang
menjadi penanda keberadaan teks itu (pemodelan) sampai pada upaya menciptakan
kemampuan siswa untuk memproduksi secara mandiri teks yang diajarkan. Kegiatan
secara berkelompok diperlukan, hal tersebut berguna sebagai perantara menghasilkan
teks secara mandiri (Mahsun, 2014:112).
Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan
(emosional) dan belahan otak kiri (logika). Dalam hal ini yang merupakan bagian
logika adalah perencanaan, tata bahasa, penyuntingan, penelitian kembali, penelitian,
dan tanda baca. Bagian emosional dalam menulis adalah semangat, spontanitas,
emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru dan kegembiraan (DePorter dan
Hernacki, 2006). Byrne (1998) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis pada
hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga
berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat menurut peraturan
tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimatkalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada
pembaca dengan berhasil.
Saukah (2000) berpendapat bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang memegang peranan yang penting. Pentingnya keterampilan menulis,
menyebabkan pembelajaran bahasa mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi diisi dengan keterampilan menulis. Pembelajaran menulis bagi pebelajar

7
memberikan banyak manfaat, seperti mengembangkan kreatifitas, cara berpikir,
kecerdasan dan kepekaan emosi. Pembelajaran menulis juga diarahkan untuk
membantu pebelajar dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman dan
perasaan mereka dalam bentuk tulisan.
Peneliti dengan berbagai pertimbangan dan saran, terfokus untuk menggunakan
strategi menulis terbimbing (SMT) sebagai perlakuan yang diterapkan untuk subyek
penelitian pada kelas eksperimen. Strategi ini dipilih berdasarkan efektivitasnya
dalam melibatkan pebelajar secara penuh dalam proses menulis sejak awal hingga
akhir proses. SMT memiliki banyak manfaat dalam membantu pebelajar menulis
tulisannya. Brown (2004) menyebutkan beberapa manfaat dari SMT yaitu : fokus
pada proses penulisan yang mengarah ke produk akhir, membantu pebelajar untuk
memahami proses penyusunan tulisan mereka, memberikan waktu kepada pebelajar
untuk dapat menulis ulang tulisannya, menempatkan fokus utama pada proses
penulisan. SMT dapat diterapkan pada materi menulis teks laporan hasil observasi
dengan mengikuti lima tahapan penulisan yaitu : pramenulis, penyusunan draf awal,
merevisi, mengedit, dan menerbitkan di depan kelas
Selain penggunaan strategi dan situasi pembelajaran secara kolaboratif, aspek lain
yang sama penting adalah self regulated learning. Self regulated learning merupakan
faktor kognitif, motivasi dan faktor-faktor kontekstual yang mempengaruhi proses
pembelajaran. Karakteristik pebelajar memberi kontribusi terhadap hasil belajar.
Salah satu yang termasuk dalam karakteristik tersebut adalah self regulated learning
pebelajar. Interaksi yang baik dan kontrol aktif dapat mewujudkan pembelajaran yang
sukses. Self regulated learning merupakan aktifitas belajar yang banyak dikendalikan
oleh pebelajar sendiri, contohnya dalam membuat perencanaan dan melakukan
pemantauan dalam menyelesaikan tugas-tugas secara baik.
Self regulated learning merupakan karakterisktik pebelajar yang telah diyakini
para ahli psikologi, yang telah mengakomodasi pandangan tentang pebelajar yang
bertanggung jawab terhadap belajar, aktif dalam belajar dalam upaya meningkatkan
prestasi belajarnya. Zimmerman (2010), dalam penelitiannya membuktikan bahwa
kelompok pebelajar yang memiliki self regulated learning tinggi menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan di bidang keterampilan manajemen

8
waktu dan reaksi diri, dibandingkan dengan kelompokan pebelajar yang memiliki self
regulated learning rendah
Self regulated learning merupakan faktor internal pebelajar yang pasif, artinya
akan muncul dari akibat dampak langsung terciptanya kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Hal tersebut sesuai dengan paradigma yang
menerangkan bahwa bentuk pengkondisian melalui desain pembelajaran yang
berpusat pada pebelajar (learned centered instruction). Santrock (2008) berpendapat
bahwa prinsip learned centered instruction adalah instruksi dan perencanaan pada
pebelajar, bukan pada pembelajar. Dalam hal ini pembelajar memiliki karakteristik
sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka kerja tersebut, rumusan
masalah penelitian dikemukakan sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi yang diajar dengan
menggunakan strategi menulis terbimbing (SMT) berbeda secara signifikan, bila
dibandingkan dengan pebelajar yang diajar dengan strategi pembelajaran
langsung (SPL)?
2. langsung (SPL)? 2. Apakah hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi
yang ditunjukkan kelompok subjek yang memiliki Self Regulated Learning (SRL)
tinggi berbeda secara signifikan, bila dibandingkan dengan kelompok subjek yang
memiliki Self Regulated Learning (SRL) rendah?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan strategi menulis
terbimbing (SMT) dan strategi pembelajaran langsung (SPL) dengan Self
Regulated Learning (SRL) subjek terhadap hasil belajar menulis teks laporan hasil
observasi?

Sesuai dengan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis-hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi yang diajar
dengan menggunakan strategi menulis terbimbing (SMT) dengan pebelajar
yang diajar dengan strategi pembelajaran langsung (SPL).

9
2. Ada perbedaan hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi yang
ditunjukkan kelompok subjek yang memiliki self regulated learning (SRL)
tinggi dengan kelompok subjek yang memiliki self regulated learning (SRL)
rendah.
3. Ada interaksi antara penggunaan strategi menulis terbimbing (SMT) dan
strategi pembelajaran langsung (SPL) dengan self regulated learning (SRL)
pebelajar terhadap hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi.

METODE

Pengujian keefektifan penggunaan strategi menulis terbimbing (SMT) dibandingkan dengan strategi
pembelajaran langsung (SPL), dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimen “the
pretest-posttest control group design” (Emzir,2008:98). Rancangan ini digunakan karena dianggap
efektif untuk menguji pengaruh suatu variabel yang dimanipulasi terhadap variabel terikat.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X A dan X B SMK Pemuda 1 Kesamben tahun ajaran
2016/2017. Dipilih siswa kelas X A dan X B sebagai subjek penelitian ini adalah karena genre,
kemampuan dan latar belakang pendidikan siswa pada kelas tersebut homogen. Latar belakang
pendidikan siswa pada umumnya berasal dari SMP dan MTs yang lulus tahun 2016.

Variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian ini, yaitu :

(1) variabel bebas, yang dimanipulasi dan diprediksi sebagai sebab, dan

(2) variabel terikat, yang diprediksi akan muncul sebagai akibat dari variabel bebas,

(3) variabel moderator, yang diprediksi memiliki potensi untuk memodifikasi hubungan kausal
antara variabel bebas dan variabel terikat, dan

(4) variabel kontrol, yang diprediksi ikut memberi pengaruh tetapi diupayakan konstan. Berikut
Penjelasannya :

(1) Variabel bebas. Variabel yang dimanipulasi dan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat
adalah penggunaan strategi pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Variabel ini dibedakan
menjadi dua tingkat, yaitu : (a) Pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi (melalui mata

10
pelajaran Bahasa Indonesia) yang diajarkan dengan menggunakan SMT. (b) Pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi (melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia) yang diajarkan dengan menggunakan
SPL.

(2) Variabel terikat. Variabel yang ditetapkan sebagai variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi.

(3) Variabel moderator. Variabel yang ditetapkan sebagai variabel moderator adalah SRL.
Variabel ini dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu SRL tinggi dan SRL rendah.

(4) Variabel kontrol. Variabel yang ditetapkan sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah variabelvariabel lain yang tidak dimanipulasi, tetapi diduga ikut mempengaruhi kesahihan
internal eksperimen ini, diupayakan konstan. Variabel-variabel yang diidentifikasikan termasuk dalam
kelompok ini adalah cakupan isi materi pelajaran, guru pengajar, waktu eksperimen, serta tes alat ukur
yang digunakan.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk peneliti ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
(1) instrumen menulis teks laporan hasil observasi untuk mengukur kemampuan menulis teks laporan
hasil observasi, (2) instrumen untuk mengukur SRL.

HASIL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pada kelompok siswa dengan perlakuan strategi pembelajaran
langsung (SPL) diperoleh nilai mean sebesar 92,63 dan standar deviasi sebesar 1,765 dengan jumlah
total sebanyak 24 siswa. Apabila dirinci dengan memperharikan nilai Self Regulated Learning (SRL) yang
diperoleh siswa, maka siswa dengan SRL rendah berjumlah 18 siswa, dengan memperoleh mean sebesar
93,00 dengan standar deviasi sebesar 1,715. Sedangkan pada siswa dengan SRL tinggi berjumlah 6 siswa,
yang dipeorleh mean sebesar 91,50 dengan standar deviasi sebesar 1,517. (2) Pada kelompok siswa
dengan perlakuan strategi menulis terbimbing (SMT) diperoleh nilai mean sebesar 97,48 dan standar
deviasi sebesar 2,020 dengan jumlah total sebanyak 23 siswa. Apabila dirinci dengan memperhatikan
nilai Self Regulated Learning (SRL) yang diperoleh siswa, maka siswa dengan SRL rendah berjumlah 13
siswa, dengan memperoleh mean sebesar 96,77 dengan standar deviasi sebesar 2,088. Sedangkan pada
siswa dengan SRL tinggi berjumlah 10 siswa, yang dipeorleh mean sebesar 98,40 dengan standar deviasi
sebesar 1,578. (3) Apabila siswa dikelompokkan berdasarkan nilai Selft Regulated Learning (SRL) yang

11
diperoleh secara keseluruhan, maka pada kelompok siswa dengan SRL rendan memperoleh nilai mean
sebesar 94,58 dengan standar deviasi 2,643 dengan jumlah siswa 31 anak. Sedangkan pada kelompok
siswa dengan nilai SRL tinggi diperoleh nilai mean sebesar 95,81 dengan standar deviasi sebesar 3,763
dengan jumlah siswa sebanyak 16 anak.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian, diperoleh bahwa hipotesis 1 diterima. Hal ini
berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi yang diajar dengan
menggunakan strategi menulis terbimbing (SMT) dengan pebelajar yang diajar dengan strategi
pembelajaran langsung (SPL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi mengajar berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi. Hal ini berarti pemilihan strategi
mengajar dalam menulis teks laporan hasil observasi sangatlah penting karena mempunyai pengaruh
yang signifikan. Pada penelitian ini strategi mengajar yang digunakan ada dua, yaitu strategi menulis
terbimbing dan strategi pembelajaran langsung. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata (mean) dari
masing-masing kelompok sebesar 92,250 untuk strategi pembelajaran langsung dan 97,585 untuk
strategi menulis terbimbing. Pembelajaran dengan strategi menulis terbimbing terbukti lebih efektif
dalam memperoleh hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi pada siswa karena memperoleh
nilai yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran langsung. Hal ini
dikarenakan strategi menulis terbimbing lebih baik dalam hal pendekatan yang berpusat pada siswa,
selain itu didalam strategi menulis terbimbing juga menerapkan metode pembahasan secara
berkelompok yang dipandu oleh guru, sehingga mengutamakan keaktifan siswa dalam menyusun teks
laporan hasil observasi dan melatih kemampuan analisis siswa dalam menyunting teks laporan hasil
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self Regulated Learing (SRL) tidak berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi. Hal ini berarti nilai SRL dari masing-
masing siswa tidak mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada
perbedaan hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi yang diajar dengan menggunakan strategi
menulis terbimbing (SMT) dengan pebelajar yang diajar dengan strategi pembelajaran langsung (SPL).
(2) Tidak ada perbedaan hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi yang ditunjukkan kelompok

12
subjek yang memiliki self regulated learning (SRL) tinggi dengan kelompok subjek yang memiliki self
regulated learning (SRL) rendah. (3) Ada interaksi antara penggunaan strategi menulis terbimbing (SMT)
dan strategi pembelajaran langsung (SPL) dengan self regulated learning (SRL) pebelajar terhadap hasil
belajar menulis teks laporan hasil observasi. Berdasarkan kesimpulan maka disarankan: (1) Bagi guru,
agar memilih strategi menulis terbimbing dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. (2)
Bagi sekolah, agar memperhatikan nilai SRL agar dapat memilih siswa siswa dengan SRL tinggi yang
kemudian diberikan pelatihan khusus guna keperluan perlombaan khususnya yang berkaitan dengan
keterampilan menulis yang ajar dengan menggunakan strategi menulis terbimbing. (3) Bagi siswa, agar
lebih memperhatikan ketika guru menyampaikan isi pembelajaran dan agar siswa lebih serius serta
antusias dalam melatih kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Selain itu, siswa diharapkan
lebih analitis dalam menyunting hasil menulis teks laporan hasil observasi dengan mempertimbangkan
rubrik rubrik penilaian dalam menulis teks laporan hasil observasi.

2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding

PENDAHULUAN

Kekerasan di sekolah selama ini menduduki peringkat kedua setelah kekerasan di rumah yakni
sekitar 25% dari semua kasus-kasus kekerasan yg dilaporkan ke KPAI. Sekolah yang seyogianya berfungsi
sebagai lembaga pendidikan untuk mendidik anak agar memiliki budi pekerti yang baik serta tumbuh
sehat secara mental-spiritual, ternyata juga memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap praktek
kekerasan, terutama dalam penegakan disiplin. Guru kerap kali menggunakan cara-cara kekerasan
dalam mendidik anak dengan dalih disiplin. Untuk itu, diperlukan pendekatan baru, yakni perlu
menempuh pendekatan kelembutan, baik untuk menghindari maupun untuk mengurangi tindakan
kekerasan terhadap peserta didik.

Saat ini sudah waktunya mempersiapkan mahasiswa program pendidikan guru untuk
mengantisipasi perilaku anak (peserta didik) melalui pengembangan Mata Kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dengan frame baru yaitu Manajemen Berbasis Sekolah Ramah Anak (ManbeSRA). Mata
kuliah ini merupakan gabungan konsep Manajemen Berbasis Sekolah dengan Sekolah Ramah Anak.
Permasalahan kekerasan di sekolah merupakan permasalahan signifikan yang harus dihadapi dan dicari
solusi bersama, baik masyarakat, kepala sekolah, guru, dan orang tua. Sinergitas dimaksud sangat

13
diperlukan untuk menjaga stabilitas keamanan, kenyamanan, dan keramahan sekolah agar siswa senang
belajar di sekolah.

Astor dan Benbenishty (2007) mengemukakan bahwa beberapa teori dan hasil penelitian
mengindikasikan angka kekerasan siswa di sekolah cenderung merefleksikan angka kriminalitas dan
demografi komunitas atau lingkungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, sekolah yang berada di dalam
konteks komunitas dengan level kriminalitas yang tinggi dan dengan status sosial ekonomi yang rendah
seringkali dikorelasikan dengan kecenderungan tingginya angka kekerasan di sekolah jika dibandingkan
dengan level kriminalitas yang lebih rendah dan komunitas status sosial-ekonomi yang lebih tinggi.
Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk perlakuan salah secara fisik dan/atau emosional,
penganiayaan seksual, penelantaran, atau eksploitasi secara komersial yang mengakibatkan gangguan
nyata atau potensial terhadap perkembangan, kesehatan, dan kelangsungan hidup anak atauterhadap
martabatnya dalam konteks hubungan yang bertanggung jawab, kepercayaan, atau kekuasaan (UNICEF
dalam Damanik, 2008).

Kekerasan sangat dekat dengan kehidupan anak. Sejak usia sangat dini anak-anak sudah
dikenalkan pada bentuk-bentuk kekerasan mulai dari yang verbal, fisikal, hingga seksual. Dalam
pandangan sebagian besar guru, mendidik dengan menggunakan tindak kekerasan dapat mengubah
perilaku dan prestasi anak menjadi lebih baik. Padahal, mendidik dengan menggunakan tindak
kekerasan, justru merupakan bentuk tindakan yang tidak terdidik. Ini merupakan bukti bahwa banyak
guru yang tidak memahami batasan kekerasan terhadap anak.

para guru perlu dibekali dengan pengetahuan akan pentingnya kenyamanan dan keramahan
sekolah. Untuk itu bahan ajar Manajemen Berbasis Sekolah bagi mahasiswa S1 PGSD UT yang
merupakan para guru di pendidikan dasar perlu dikembangkan dengan memasukkan materi hak anak,
perlindungan anak, kekerasan terhadap anak, dan sekolah ramah anak. Artikel ini bertujuan untuk
menjelaskan: (a) hasil akhir bahan ajar MBSRA, dan (b) hasil belajar dan penilaian mahasiswa terhadap
bahan ajar MBSRA

Pembelajaran Berbasis Bahan Ajar

Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
dan kompetensi mahasiswa yang dicerminkan dalam tujuan instruksional khusus dalam bahan ajar.
Pengajaran modul disamping meningkatkan kemampuan dan kompetensi, pembelajaran melalui bahan

14
ajar juga menekankan pada keterlibatan mahasiswa secara aktif dan partisipasif, menyediakan waktu
yang cukup kepada mereka dan sesuai dengan kecepatan mereka masing-masing

Berdasarkan pengamatan peneliti, bahan ajar Manajemen Berbasis Sekolah yang ada saat ini isi
dan cakupan tersebut belum menggambarkan MBS sebagaimana yang diinginkan UNICEF yang sejak
tahun 2004 telah mengimplementasikan Program Mendorong Masyarakat Peduli Pendidikan dengan
tiga pilar utama, yaitu Manajemen dengan MBS, pembelajaran dengan PAKEM, dan upaya mendorong
partisipasi masyarakat dengan PSM. Isi dan cakupan mata kuliah MBS tersebut juga belum memasukkan
konsep Sekolah Ramah Anak. Dalam kaitan dengan model pembelajaran mata kuliah MBS selama ini,
para mahasiswa tidak dilibatkan dalam praktek lapangan untuk membuat perencanaan pengembangan
sekolah (RPS) sesuai kondisi sekolah yang ada, padahal pelibatan mahasiswa dalam praktek
perencanaan pengembangan sekolah sangat berarti bagi mahasiswa kelak. alam penelitian yang
berbeda menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar yang dirancang khusus mampu meningkatkan
kemampuan mahasiswa secara signifikan dan strategi penerapan bahan ajar juga lebih efektif dan
efisien dari pada tanpa menggunakan bahan ajar.

Bahan ajar merupakan suatu perangkat yang harus ada dan dibuat sistematis yang berisi tiga
point utama yaitu tujuan, materi, dan evaluasi.

Pembelajaran melalui bahan ajar sesungguhnya mempunyai beberapa kelebihan antara lain

(1) pengajaran tertuju pada individu sehingga mereka dapat bekerja sendiri dan atau bersama-sama,

(2) kualitas pengajaran terjamin karena ada patokan yang telah ditetapkan secara detail,

(3) mempunyai relevansi yang sangat tinggi dengan kurikulum, silabus mata pelajaran, dan

(4) membuat mahasiswa berpikir kritis, kreatif, menantang, analitik dan beran mengutarakan pendapat
mengenai apa yang mereka pahami atau tidak pahami bila bahan ajar tersebut disajikan melalui model
self-correction Frinch dan Crunkilton, (1979), Richard (1984), Nasution (2003).

Kekerasan Terhadap Anak

Kasus kekerasan anak di Indonesia sudah masuk kategori darurat nasional, sebab setiap tahun angka
kekerasan terhadap sangat tinggi Kekerasan di sekolah selama ini menduduki peringkat kedua setelah

15
kekerasan di rumah yakni sekitar 25% dari semua kasus-kasus kekerasan yang dilaporkan ke KPAI selama
tahun 2008 dan 2009. Kekerasan di sekolah yang marak terjadi seringkali dibenarkan oleh masyarakat
bahkan orang tua dari peserta didik karena tindak kekerasan tersebut merupakan bagian dari proses
mendidik anak. Padahal hukuman apapun bentuknya bagi peserta didik, dalam jangka pendek, akan
mempengaruhi konsentrasi, persepsi dan perilakunya, hingga tidak tertutup kemungkinan anak menjadi
malas belajar atau bahkan sekolah. Oleh karena tindakan kekerasan terhadap anak makin meningkat
dan situasi kekerasan terhadap anak membutuhkan perhatian serius, maka studi tentang kekerasan
terhadap anak dilakukan untuk mengakselerasikan gerakan penghapusan kekerasan terhadap anak (fisik
dan non fisik) karena hal itu melanggar hak anak dan mengancam martabat kemanusiaan.

Manajemen Berbasis Sekolah Ramah Anak

Manajemen dapat diartikan sebagai administrasi, dan pengelolaan. Di berbagai lieteratur dalam
fungsi pokoknya acap kali keduanya (manajemen dan administrasi) mempunyai fungsi yang sama.
Manajemen berbasis sekolah adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
sekolah melalui fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan. Keseluruhan fungsi manajemen tersebut diarahkan pada kesuksesan pelayanan sekolah
seperti pelayanan peserta didik, kurikulum dan pembelajaran, sarana dan prasarana, dan tenaga
kependidikan.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini adalah Universitas Terbuka UPBJJ Medan. Waktu penelitian ini mulai dari
bulan April sampai dengan November 2014. Penelitian yang digunakan adalah penelitian
pengembangan. Ujicoba dilaksanakan terhadap mahasiswa UT UPBJJ Medan, pada tanggal 26 Oktober, 2
November, dan 9 November 2014. Mahasiswa yang dilibatkan dalam uji coba ini berjumlah 30 orang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
dengan materi hak anak, perlindungan anak, kekerasan terhadap anak, dan sekolah ramah anak.
Penelitian ini juga akan menghasilkan hasil belajar mahasiswa dan penilaian mahasiswa UT UPBJJ Medan
terhadap bahan ajar Manajemen Berbasis Sekolah dengan konsep Sekolah Ramah Anak (child friendly

16
school). Data penelitian dikumpulkan melalui instrumen penilaian bahan ajar dan evaluasi hasil belajar
mahasiswa terhadap MBSRA. Data penilaian mahasiswa dan hasil belajar mereka terhadap bahan ajar
MBSRA dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Data yang diperoleh disajikan baik
dalam bentuk tabel dan persentase maupun dalam wujud deskripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan ajar merupakan komponen isi dalam kurikulum yang harus disajikan kepada mahaswa.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan. Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya
peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen
pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11).
Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau
situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang
lebih baik. Pengembangan disini artinya diarahkan pada suatu program yang telah atau sedang
dilaksanakan menjadi program yang lebih baik. Pengembangan model baru disusun berdasarkan
pengalaman pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau kelompok, dan
disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan belajar warga belajar.

Bahar ajar MBS ini penting dikembangkan karena berbagai alasan. Mata kuliah Manajemen
Berbasis Sekolah di Universitas Terbuka merupakan mata kuliah fokus pada manajemen sekolah yang
diperuntukkan bagi mahasiswa calon guru Sekolah Dasar. Mata kuliah MBS ini perlu dikembangkan
sebaik mungkin, dengan alasan sebagai berikut. Pertama, para mahasiswa perlu dibekali pengetahuan
tentang kekerasan terhadap anak (child abuse), pelayanan perlindungan anak dan hak anak (child right)
sesuai dengan Konvensi PBB. Kedua, UNICEF sejak tahun 2004 telah mengimplementasikan program
Creating Learning Communities for Children (CLCC) atau Program Mendorong Masyarakat Peduli
Pendidikan dengan tiga pilar utama, yaitu Manajemen dengan MBS, pembelajaran dengan PAKEM, dan
upaya mendorong partisipasi masyarakat dengan PSM. Ketiga, sekolah merupakan satu tempat bagi
anakanak untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi kehidupan masa depan, maka sekolah yang
tepat bagi mereka adalah konsep sekolah ramah anak (child friendly school).

Evaluasi Pakar dan Mahasiswa Terhadap Bahan Ajar MBSRA

17
Hasil evaluasi tim pakar (subtansi, bahasa dan tataletak) terhadap bahan ajar MBSRA yang
terdiri Modul 1 – 6, sesuai dengan langkah kesembilan dalam pengembangan modul MBSRA ini dapat
dilihat pada tabel 1

18
Dari penilaian tim pakar menunjukkan bahwa bahan ajar MBSRA telah memenuhi kelayakan,
dengan memberikan baik dan sangat baik. Sementara itu, penilaian mahasiswa diperoleh hasil sebagai
berikut : dari 54 soal yang diujikan kepada 30 mahasiswa diperoleh data bahwa rata-rata 27 orang
mahasiswa sudah dapat menjawab soal yang ditanyakan dalam modul dengan “benar”. Dengan kata lain
nilai yang diperoleh mahasiswa adalah 90,14 atau nilai A. Sementara itu, hasil penilaian mahasiswa
terhadap bahan ajar Manajemen Berbasis Sekolah Ramah diperoleh hasil 94,91% mahasiswa menilai
bahan ajar MBSRA dengan kategori baiksampai dengan sangat baik (baik: 40,53%; sangat baik 54,38%)

19
20
21
Gambar 1. Hasil penilaian mahasiswa terhadap bahan ajar MBSRA

KESIMPULAN

Bahan ajar modul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang digunakan selama ini di Universitas
Terbuka sudah dapat dimodifikasi dengan menambahkan bahan ajar yang berkaian dengan hak anak,
tindakan kekerasan terhadap anak, perlindungan anak, dan manajemen sekolah ramah anak. Namun
demikian, disarankan agar dalam mengunakan modul revisi MBS menjadi MBSRA ini agar digunakan
tutor dengan mempedomani petunjuk penggunaan modul MBSRA.

22
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

 Kelebihan Jurnal Utama

Kelebihan Jurnal ini jika dibandingkan dengan jurnal pembanding 1 Dan


pembanding 2 memiliki beberapa kelebihan. Adapun beberapa point yang menunjang
kelebihan jurnal utama ini adalah antara lain:
1. Jurnal ini berisi Strategi pembelajaran mencakup penggunakan pendekatan, metode
dan teknik, bentuk media, sumber belajar, pengelompokan peserta didik
2. Di lengkapi dengan pendapat para ahli yang sesuai dengan desain pemebalajaran.
3. Metode penelitan yang di dasari teori yang berlandasan kuat
4. Memuat secara detil mengenai strategi pegembangain desain pendidikan dengan cara
belajar sendiri

 Kelebihan Jurnal Pembanding

Jurnal Pembanding 1 Jurnal Pembanding 2

1. Di lengkapi dengan pendapat para ahli Di lengkapi dengan pendapat para ahli
yang sesuai dengan desain pemebalajaran. yang sesuai dengan desain pemebalajaran.

1. Memuat secara spesifik data tentang mengenai


2. Memuat secara detil mengenai strategi

23
metode belajer yang ramah anak
pegembangain desain pendidikan dengan
cara belajar sendiri

3. Dalam jurnal ini juga menyertakan contoh 2. Dalan isi jurnal ini juga membahas bagaimana
Dan Sejumlah testimoni tentang pentingnya cara mengguanakan desain pendidikan ramah
desain pembelajaran dan cara belajar anak

4. Jurnal ini juga mengenai saluran dalam junal 3. Dalam jurnal di lengkapi dengan hasil
di lengkapi dengan hasil penelitan dengan penelitan denmgan menggunakan tabel
berupa hasil perhitungan sehingga mudah di pahami

 Kekurangan Jurnal

Secara garis besar Jurnal ini sudah bagus, namun ada beberapa hal juga yang kadang luput
dari perhatian penulis. Berikut kami memaparkan kekurangan Jurnal ini menurut kami:

1. Jurnal utama tidak menggunkan tabel untuk mempermudah pembacaan atau untuk
mempermudah pemahaman tentang hasil jurnal yang akan dibaca
2.

24
Bab IV
Penutup
4.1. Kesimpulan

Dari hasil kritikan diatas dapat kita simpulkan bahwa Jurnal ini sudah masuk dalam
kategori Jurnal yang baik. Semua orang dapat memahaminya karena memang jurnal ini
ditujukan kepada orang orang yang mengerti ataupun mau mempelajari mengenai desain
pendidkan . Jurnal ini layak untuk dipelajari dan memang penyampaiannya baik, namun
setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan sama halnya seperti Jurnal ini, dalam setiap
pekerjaan pasti ada satu atau dua kesalahan yang perlu di telah lebih dalam lagi sehingga
dapat menjadi lebih baik lagi.

4.2. Saran
Jurnal ini sudah cukup bangus dengan penyampainnya namun masih terdapat beberapa kat
yang sulit di pahami yang nantinya dapat meyebabkan kita menjadi salah paham dalam
memahami jurnal ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Reni,Yevina Maha, Dedi Kuswandi, Sihkabuden, 2017 Pengaruh Strategi Pembelajaran


Dan Self Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar. Malang, JINOTEP.

Damanik ,Hernawaty, dan Sondang P. Pakpahan, 2014, Menyiapkan Bahan Ajar Sekolah
Ramah Anak , Medan , Universitas Terbuka UPBJJ-UT

26

Anda mungkin juga menyukai