PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd
Disusun Oleh:
DODI SEVENT SITUMORANG (5203121030)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas matakuliah Perencanaan Pembelajaran yaitu Critical Book Report (CBR). Tugas ini adalah
tugas individu yang mengkaji sebuah buku Pserencaan Pembelajaran yang bertujuan meringkas
isi dan membandingkan dengan dua buku lainnya secara relevan.
Kami berterima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas Critical Book
Report ini kepada kami yaitu Prof. Dr.Siman,M.Pd.
Kami berharap semoga tugas Critical Book Report ini dapat bermanfaat dan memberikan
inspirasi kepada kita untuk senantiasa membaca. Kami menyadari bahwa tugas ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang tepat
dalam pembahasan.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 MANFAAT.........................................................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN ...................................................................................................................... 22
B. KELEMAHAN .................................................................................................................... 22
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun latar belakang penulis dalam mengkritik buku Perencanaan Pembelajaran ini ialah
untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, serta sebagai acuan
penambah wawasan tentang bagaimana mengulas sebuah buku serta membandingkannya dengan
buku lain secara relevan.
1
BAB II
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
2
JUDUL BUKU : Perencanaan Pembelajaran
ISBN :-
BUKU PEMBANDING
BAB I
3
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan mampu memprediksi seberapa
besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.
Sebagai alat untuk memecahkan masalah, sehingga kita akan dengan mudah
4
mengantisipasinya sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya.
Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Melalui perencanaan, guru
dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang dianggap tepat untuk
mempelajari suatu bahan pembelajaran.
Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya,
proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung
secara terarah dan terorganisir.
5
BAB II
PENDEKATAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. FUNGSI SISTEM
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan, berbagai fungsi yang
beraktivitas.
4. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
Bagian suatu system yang melaksanakan untuk menunjang usaha mencapai tujuan system
disebut komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa system itu terdiri atas komponen-
komponen dan masing-masing komponen itu mempunyai fungsi khusus.
Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsistem, karena masing- masing
bagian atau komponen itu sesungguhnya adalah suatu system pula. Sebagai system tersendiri,
masing-masing komponen itu juga mempunyai tujuan dan terdiri atas komponen- komponen
6
yang lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi yang mendukung pencapaian tujuan itu.
7
5. INTERAKSI ATAU SALING HUBUNGAN
Semua komponen dalam system pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain.
Misalnya, dalam proses pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui infocus, maka
diperlukan adanya aliran listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan infocus.
Jika aliaran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan bagi guru dalam
melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah, pendekatan system dalam pembelajaran
memerlukan keterhubungan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.
6. PROSES TRANSFORMASI
Semua system mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk
itu diperlukan suatu proses yang mengubah input menjadi hasil. Hasil yang dikeluarkan oleh
suatu system kepada sebuah atau beberapa system lainnya sebagai masukan yang akan diproses
lebih lanjut. Pemrosesan kedua akan menghasilkan sesuatu yang akan dikeluarkan oleh system
pemrosesan dan ditampung lagi oleh system lain lagi. Demikian seterusnya sampai input yang
masuk ini di proses menjadi output yang siap setelah melalui beberapa tahapan transformasi.
BAB III
DESAIN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
8
pembelajaran.
b) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
c) Tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesain system pembelajaran.
d) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan
kualitas pembelajaran.
BAB IV
DESAIN MATERI PEMBELAJARAN
10
c) Materi ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik.
Pelayanan individual dapat terjadi dengan materi ajar. Peserta didik berhadapan dengan
bahan terdokumentasi.
11
b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Kriteria materi ajar yang baik yaitu efektif, efisien dan menarik. Berdasarkan terkonoligi
yang digunakan, materi ajar dibagi menjadi dalam bentuk:
a) Cetak : handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket.
12
b) Non Cetak : audio seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio;
audio visual seperti video compact disk, film; multimedia interaktif, (CD) multimedia
pembelajaran interaktif, dan berbasis web.
BAB V
Pendekatan digunakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984) menyebutkan
pendekatan yang berorientasi pada lembaga atau guru dan pendekatan yang berorientasi pada
peserta didik.
Strategi menurut T. Raka Joni (1991), adalah ilmu dan kiat dalam menempatkan segala
sumber yang dimiliki atau dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen yang dumaksud meliputi kegiatan pra-intruksional, penyajian informasi, partisipasi
peserta didik, tes dan tindak lanjut. Ketetapan dalam memilih strategi sangat memungkinkan
keterlaksanaan metode-metode terpilih dapat mewujudkan terciptanya kondisi yang kondusif,
menyenangkan, sehingga peserta didik merasa dipermudah dalam mewujudkan hasil belajar yang
diharpkan.
Metode menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah cara yang umum untuk
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau mempraktikan teori yang telah dipelajari dalam
rangka mencapai tujuan belajar. Ketepatgunaan dalam memilih metode sangat berpeluang
terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, sehingga kegiatan pembelajaran
adapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi peserta didik untuk dapat meraih
hasil belajar sesuia dengan yang diharapkan.
Taktik pengertiannya sama dengan teknik. Istilah ini digunakan apabila metode
sebagaimana diuraikan diatas berdasarkan pendapat dari para ahli yang intinya, yaitu cara yang
memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan dalam rangka mempelajari bahan ajar yang
disampaikan oleh guru.
13
Menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil, dimana siswa belajar dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang lebih optimal. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
sekadar belajar dalam kelompok, unsur-unsur pembelajaran kooperatif yang membedakannnya
dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
3. Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pemebelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajran inovatif. Kreatif
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandangkan fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian
menarik kesimpulan secara keseluruhan. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian
aktifitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data,
menganalis, memformulasi, dan menguji hipotesis.
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV, proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. Mengamati;
b. Menanya;
c. Mengumpulkan informasi;
14
d. Megasosiasi;
e. Mengkomunikasikan.
Dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dengan peserta didik. Sifat
ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran.
Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dengan pembelajaran
kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan,
pengalaman, personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori,
serta menautkan kondisi sosio budaya dengan situasi pembelajaran.
5. Model-Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
1. Konsep atau Defenisi Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/
kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan ekplorasi, penilaian,
interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan hasil belajar.
2. Peran Guru dan Peserta Didik
Peran guru dalam pembelajaran berbasis proyek meliputi: a) merencanakan dan
medesain pembelajaran, b) membuat strategi pembelajaran, c) membayangkan
interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa, d) mencari keunikan siswa, e) menilai
siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian, dan f) membuat
portofolio pekerjaan siswa.
Peran peserta didik dalam pembelajaran berbasir proyek meliputi: a) menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, b) melakukan riset sederhana, c) mempelajari ide
dan konsep baru, d) belajar mengatur waktu dengan baik, e) melaukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, f) mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan, dan g) melakukan
interaksi sosial.
3. Sistem Penilaian
Pemilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan
tertulis.
b. Model Pembelajaran Penemuan
1. Defenisi dan Konsep
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan problem solving.
Discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya belum diketahui, maslah yang diperadapkan pada siswa semacam masalah
yang direkayasa oleh guru.
2. Langkah-Langkah Operasional Implementasi dalam proses Pemebelajaran
Langkah-langkah dalam pengaplikasikan model discovery learning dikelas adalah
perencanaan dan pelaksanaan.
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
15
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model pembelajaran sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim.
BAB VI
1. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal
(KKM). KKM merupakan ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung dan
karakteristik.
16
3. Berkesinambungan
4. Berdasarkan acuan kriteria
5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
e. Kriteria Penilaian
Kriteria yang harus dipenuhi dalam melakukan penilaian yang baik adalah:
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Terfokus pada kompetensi
4. Keseluruhan/Komprehensif
5. Objektivitas
6. Mendidik
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi
program, dan proses.
Teknik dan intrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:
Penilaian Sikap
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
17
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. Substansi yang mempresentasikan kompetensi yang dinilai;
2. Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk intrumen yang
digunakan; dan
3. Penggunaan bahsa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Bab VII
Program tahunan ( prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun untuk
mencapai tujuan ( SK atau KI dan KD) yang telah ditetapkan. Program tahunan merupakan
program umum setiap mata pelajaran yang bersangkutan ( Mulyana, 2004:95). Prota disusun oleh
guru mata pelajaran yang bersangkutan sebelum pembelajaran dimulai.Dalam menentukan skuensi
bahan ajar guru dapat mempedomani pendapat yang dikemukakan sukmadinata ( dalam Trimo,
2008) berikut :
18
dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, praktikum, kerja lapangan, ujian dan berbagai
kegiatan lainnya yang diberi penilaian keberhasilan.
BAB VIII
SILABUS PEMBELAJARAN
1. Pengertian silabus
a. Ilmiah
b. Relevan
c. Sistematis
d. Konsisten
e. Memadai/adequate
f. Aktual/kontekstual
g. Fleksibel
h. Menyeluruh
3. Prosedur Pengembangan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana telah
diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan
silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan: perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi,
pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB IX
1. Pengertian RPP
Salah satu bagian perencanaan pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). (RPP) menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang proses pendiddikan adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Yang
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
19
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Pendidikam berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, motivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
20
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut.
f. Penekan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Pelaksanaan pembelajaran
Tahap penting dalam pembelajaran adalah tahap pelaksanaan di kelas. Pelaksanaan
pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Dalam kegiatan inti pembelajaran kurikulum 2013 sebaiknya harus tergambar pendekatan
saintifik yang ditandai dengan 5 M iaitu mengamati, menanya, mencari
informasi,mengasosiasikan mengkomunikasikan.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan atau pelayanan konseling.
BAB X
PENGEMBANGAN BLENDEN LEARNING
1. Pengertian Blended Learning
Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata iaitu blender yang berapi
campuran yang learning yang berarti pembelajaran. Benteng yang mengandung makna pola
pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran atau penggabungan antara satu pulau
dengan pulau yang lainnya dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan cara
belajar yang murah dan efektif. Model pembelajaran ini bisa diterapkan kepada siapa saja
terutama untuk mereka yang mempunyai mobilitas tinggi dan sulit untuk terus bertatap muka
secara langsung dengan guru atau dosen. Jadi blended learning dapat disimpulkan sebagai
pembelajaran yang memerlukan pembelajaran konvensional di mana pendidik dan peserta
didik bertemu langsung atau Tatap muka dengan pembelajaran secara online.
21
Kemajuan information and communications Technology (ICT) saat ini harus dimanfaatkan
dalam pembelajaran. Pada pembelajaran berbasis ICT,Pembelajaran dapat memilih materi
pembelajaran berdasarkan minat sendiri, sehingga belajar menjadi menyenangka, tiidak
membosankan, penuh motivasi, semangat, menarik perhatian dan sebagainya. John ungkapkan
bahwa ICT dalam waktu yang sangat singkat telah menjadi satu bahan bangunan penting dalam
perkembangan kehidupan masyarakat modern.
BAB IV PEMBAHASAN
KELEBIHAN BUKU 1
22
1. Dari segi bahasa : bahasa mudah dimengerti sehingga pembaca mudah memahami dan
paham dari buku ini
2. Dari segi cover : cover dari buku ini menarik dan sesuai judul dari buku ini
3. Buku ini simple dan tidak berat sehingga mahasiswa maupun mahasiswi tidak terlalu berat
dalam membawa buku ini
4. Buku ini disertai dengan contoh sehingga pembaca lebih mengerti
5. Buku ini terdapat evaluasi
KELEMAHAN BUKU 1
1. Didalam buku ini terdapat gambar tetapi penjelasan dari buku ini kabur sehingga pembaca
kurang memahami dari penjelasan gambar tersebut
KELEBIHAN BUKU 2
1. Terdapat silabus dari setiap kelas di semeter ganjil sehingga pembaca lebih paham contoh
dari silabus
2. Didalam buku ini terdapat peta konsep yang menarik
3. Dari segi cover : covernya sepadan dengan judul pembahasan
KEKURANGAN BUKU 2
23